Anda di halaman 1dari 15

Modul 5.

Pemodelan Sistem Informasi Geografis (Site Suitability)


 Tujuan Pelatihan
o Mengetahui manfaat analisis spasial
o Mengetahui dan memahami tahapan-tahapan dalam melakukan proses site suitability.
mulai dari mempersiapkan data-data yang berhubungan dengan kegiatan Site
Suitability, menentukan kriteria-kriteria dan bobot yang mempengaruhi untuk mas
ing- masing tipe data, melakukan proses analisis spasial berdasarkan data dan
kriteria yang sudah dipersiapkan dengan menggunakan ArcGIS hingga menemukan
lokasi yang sesuai dengan kondisi yang diinginkan
 Definisi Singkat
o Analisis Spasial
Analisis spasial adalah sekumpulan teknik yang digunakan dalam pengolahan data
SIG. Hasil analisis tersebut sangat bergantung pada lokasi objek yang sedang di
analisis. Dalam pengolahan data SIG, analisis spasial digunakan untuk menyelesaikan
masalah keruangan. Misalnya untuk mencari daerah kesesuaian untuk membuat
perumahan, perkantoran, atau ruang terbuka hijau. Analisis spasial memiliki manfaat
seperti :
1. Membuat, memilih, memetakan, dan menganalisis data raster berbasis sel
2. Melaksanakan analisis data vektor atau raster yang teritegrasi
3. Mendapatkan informasi baru dari data yang sudah ada
4. Memilih informasi dari beberapa layer data
5. Mengintegrasikan sumber data raster dengan data vektor

 Jenis Analisis Spasial


Dalam melakukan analisis spasial terdapat beberapa metode yang dapat digunakan,
diantaranya adalah :
1. Query Basis Data
Analisis spasial ini digunakan untuk memanggil atau mendapatkan kembali atribut data
tanpa mengganggu atau mengubah data yang sudah ada. Query ini dilakukan dengan
melakukan pernyataan kondisional yang melibatkan operasi logis seperti AND, OR,
NOT, ataupun XOR. Pada analisis ini, pengguna dimungkinkan untuk memilih dan
mengambil data yang ingin digunakan saja tanpa mengganggu data yang lain.
2. Pengukuran
Analisis spasial dengan menggunakan fungsi pengukuran seperti :
a. Jarak, digunakan untuk menghitung jarak antar dua titik.
b. Panjang, pengukuran panjang segmen garis dalam berbagai satuan
c. Luas, digunakan untuk menghitung luas suatu wilayah unsur spasial. Wilayah tersebut
dapat berjenis vektor ataupun raster.
d. Keliling, digunakan untuk menghitung keliling perimeter unsur spasial.
e. Centroid, digunakan untuk menentukan koordinat titik pusat dari unsur spasial yang
bersifat poligon.
3. Fungsi Kedekatan
Fungsi kedeketan adalah sebuah fungsi yang digunakan untuk menghitung jarak dari
suatu titik, garis, ataupun batas poligon. Salah satu fungsi yang sering digunakan adalah
buffer.
4. Overlay
Overlay adalah kegiatan menggabungkan beberapa unsur spasial yang berbeda menjadi
unsur spasial yang baru agar didapatkan informasi baru. Overlay dapat dilakukan pada
data vektor dan raster. Contoh overlay tersebut adalah :
a. Intersect, fungsi yang akan menghasilkan unsur spasial baru dari irisan dua atau lebih
unsur spasial sebelumnya
b. Union
c. Dan operasi aritmatika untuk jenis data raster.
5. Model Permukaan Digital
Beberapa funsi analisis spasial pada umumnya adalah :
a. Gridding, fungsi ini dapat mengubah interpolasi data permukaan digital format acak
ke dalam format grid
b. Filtering, fungsi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas, menyederhanakan detil
spasial yang dianggap terlalu kompleks atau bahkan mempertahankan detil spasial
tertentu yang terdapat di dalamnya.
c. Countouring, fungsi ini ditujukan untuk mengubah data ketinggian suatu titik dalam
format grid menjadi data ketinggian dalam bentuk garis dengan menggunakan interval
tertentu.
d. Gradien/Slope, fungsi ini dilakukan dengan memasukan data ketinggian dengan
format raster untuk menghasilkan layer baru sebagai representasi dari nilai-nilai
kemiringan.

2
 Site Suitability
Biasa disebut juga site selection atau site sensitivity analysis. Site Suitability adalah
proses generik dalam menemukan lokasi atau unsur-unsur yang sesuai dengan kondisi
yang diinginkan atau kriteria tertentu. Umumnya lokasi yang dicari tersebut terbagi atas
tiga kriteria yaitu cocok, cukup cocok atau tidak cocok. Ilustrasi kegiatan Site Suitability
dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar I. Proses site suitability

 LANGKAH KERJA
o Analisis Buffering
1. Buka data modul 5 sesuai dengan penyimpanan di masing-masing PC dan hubungkan
ke ArcMap melalui connect to folder.

3
2. Buka data di folder analisis buffering. Pada folder buffering terdapat data rumah sakit
(RS_A, RS_B, RS_C), data administrasi (Adm.Shp) dan unit rumah. Lalu masukkan
semua shp tersebut ke layer

3. Lakukan analisis buffering, tujuannya untuk mengetahui dari satu rumah sakit (contoh
RS_A) berapa banyak unit rumah yang tercover dengan jarak tertentu dari rumah sakit
tersebut. Yang dilakukan adalah buka tools geoprocessing, lalu pilih menu buffer
4. Lalu simpan di folder yang anda inginkan

4
5. Saya memberi buffer RS_A sebesar 7 km

6. Berikut adalah hasil buffer dengan jarak sebesar 7 km pada RS_A

5
o Analisis Overlay
 Analisis overlay yaitu menumpangkan layer dengan layer lain. Pada kasus ini analisis
overlay yang digunakan adalah intersect. Intersect pada kasus ini digunakan untuk
mengetahui seberapa banyak jumlah unit rumah yang tercover oleh RS_A pada jarak 7
km.
 Buka tools geoprocessing. Lalu pilih intersect

6
 Masukkan atau input data unit rumah dan data RS_A yang telah diberi buffer dengan jarak
sebesar 7 km.

 Lalu save pekerjaan yang anda buat di folder yang anda inginkan

7
 Berikut adalah hasil dari intersect sesuai dengan ketentuan sebelumnya. Pada tabel terdapat
33 rumah yang tercakup rumah sakit A dengan jarak 7 km.

 Analisis Permodelan Wilayah Rawan Malaria


o Analisis permodelan wilayah rawan malaria dilakukan dengan menggunakan
pedoman yang telah ditentukan. Pedoman tersebut sudah mempunyai parameter
berikut variabelnya
o Pada analisis ini digunakan data-data yang tersedia pada folder analisis overlay
o Analisis ini melakukan intersect dari 6 jenis data
o Koneksikan folder tersebut dengan ArcMap melalui ArcCatalog
o Lalu masukan shp yang ada di folder tersebut ke Arc Map

8
o Lalu lakukan skoring dengan memberikan skor pada setiap entitas sesuai pedoman
skoring yang telah diberikan.
o Misal pada entitas penggunaan lahan, kita memberikan nilai 3 untuk sungai mangrove
sawah dan tambak, nilai 2 pada semak, belukar, lahan kosong dan hutan. Nilai 1 pada
pemukiman dan kebun.
o Kita coba memberikan skoring pada parameter hutan
o Buka tabel penggunaan lahan, klik kanan pada layer penggunaan lahan, lalu open
atribut table

9
o Pilih atribut yang ingin dipilih pada entitas penggunaan lahan. Pada kasus ini kita pilih
atribut hutan.
o Caranya setelah membuka tabel, klik kanan pada table options. Lalu klik select
atributes

o Pilih atribut hutan, dengan cara klik dua kali pada entitas land_use. Lalu klik tanda
sama dengan (=), setelah itu klik get unique values dan pilih hutan. Sehingga
rumusnya menjadi "Land_Use" = 'Hutan', dan klik apply maka akan terpilih atribut
hutan. Bisa di cek di tabel di bagian bawah ada show selected records.

10
o Berikan nilai 2 untuk atribut hutan. Caranya adalah klik kanan pada kolom skoring
dan pilih field calculator. Setelah itu berikan nilai 2

o Maka akan terisi nilai 2 pada atribut hutan. Lakukan berikan skoring pada entitas dan
atribut yang lain seperti entitas curah hujan, suhu dll.
o Untuk kolom skoring jika belum ada, maka tambahkan field skoring dengan cara
klik kanan di table options lalu pilih add field
o Berikan nama field skoring, type short integer, precision 5. Klik ok maka kolom
yang telah dibuat akan muncul

11
o Lakukan analisis overlay (intersect) untuk mengetahui tingkat kerawanan malaria
di daerah tersebut.. Buka tools geoprocessing. Lalu pilih intersect. Masukkan shp
yang dibutuhkan untuk analisis. Simpan hasil file di folder yang diinginkan. Klik
ok, maka akan muncul hasil nya.

o Buat field baru untuk menghitung total skor. Field baru tersebut berikan nama total
skor. Cara untuk membuat field baru sama dengan yang telah dijelaskan sebelum
ini.
o Setelah field total skor jadi, lalu hitung total skor untuk masing-masing paramater
(terdapat 6 paramater). = (suhu + penggunaan lahan + ketinggian + jarak dari
sungai + curah hujan + Kemiringan)
o Klik kanan pada tabel total skor, lalu klik field calculator.

12
o Pada bagian field calculator tambahkan setiap skor pada setiap field.

o Setelah mendapat total skor, maka di reklasifikasi lagi menjadi 3 kelas sesuai kelas
awal. Kelasnya dibagi menjadi aman, sedang, rawan. Nilainya sesuai hasil nya saja
(default)
o Caranya klik kanan pada layer INTERSECT, lalu klik properties, dan pilih
symbology
o Setelah itu pilih quantities dan pilih graduated colors.
o Di graduated symbols pilih value. Di value pilih total skor

13
o Pilih kelas nya menjadi 3, dan atur label nya menjadi aman, sedang, rawan sesuai
dengan nilai yang didapat (default). Lalu klik apply
o Didapatlah hasil pemodelan kerawanan malaria di daerah semarang

 Pembuatan DEM menjadi contour


o Buka data DEM pada file DEM, dan koneksikan dengan ArcMap melalui arc catalog
o Ubah DEM menjadi kontur, klik search dan ketik contour
o Untuk pilihan interval kontur rumus yang digunakan adalah faktor skala/2000. Jika
skala yang digunakan adalah 1000, maka interval nya adalah 1000/2000 = 0.5 m

14
 Maka akan keluar hasil konturnya. Hasil kontur tersebut di edit di bagian symbology dengan
cara yang sama seperti sebelumnya
 Pada bagian syombology klik quantities, lalu pilih graduated colors dan value pilih contour
 Untuk kelas pilih 5 kelas dan nilainya default saja
 Berikut adalah hasil kontur nya

15

Anda mungkin juga menyukai