Anda di halaman 1dari 8

Nama : Putu Riesma Ovilya Putri

NIM : 1706511102
Kelas : Agribisnis B

BAB 5. BARIS DAN DERET

5.1 PENGERTIAN BARIS DAN DERET

Baris (sequence) adalah suatu susunan bilangan dengan urutan tertentu. Bilangan-
bilangan yang tersusun tersebut disebut suku. Perubahan di antara suku suku yang
berurutan ditentukan oleh suatu kelipatan atau pertumbuhan bilangan tertentu. Johannes dn
Budiono (1994) menyebut baris sebagai banjar yang lebih lanjut didefinisikan sebagai
suatu fungsi yang wilayahnya ialah set bilangan alam, atau secara sederhana disebut
sebagai suatu set bilangan bernomor satu, dua tiga, dan seterusnya yaitu

S1, S2, S3, S4, S5, ., Sn,

Sn = dinamakan suku umum baris

Contoh ;

2,4,6,8,10,12,

Sementara yang dimaksud dengan deret (series) adalah jumlah dari bilangan suatu baris.

Contoh: 2, 6, 12, 30, 42,

Dimana, deret bilangan tersebut tersusun dengan aturan dimana suku pertamanya
sama dengan suku pertama baris hitungnya, suku kedua merupakan penjumlahan suku
pertama baris hitungnya, suku ketiga merupakan penjumlahan tiga suku pertama baris
hitungnya, dan seterusnya.

Atau secara matematis :

d1 = S1 = 2

dn = Sn-1 + S1 x n

Sehingga,

d1= 2
d2= S1 + S1 x 2 = 2+ 2x2 = 6

d3= S2 + S1 x 3 = 6 + 2x3, dan seterusnya

Namun, karena pola perubahan suku pada baris berbeda beda, maka baris dan
deret pun kembali dibedakan menjadi dua yaitu secara aritmatika dan geometri.

5.2 BARIS DAN DERET ARITMATIKA

5.2.1 Baris Aritmatika ( Baris Hitung)

Baris aritmatika (arithmetic sequence) atau selanjutnya akan disebut sebagai baris hitung
adalah baris suku berurutannya mempunyai pertambahan bilangan yang konstan atau
memiliki beda yang sama dan pada umumnya dilambangkan dengan huruf b.

Suatu baris aritmatika dapat ditentukan jika suku pertama (a 1) dan beda yang sama
(b) diketahui. Maka secara umum suku barisan aritmatika adalah

S1, S2, S3, S4, S5, ., Sn,

Keterangan :

S2 = S1 + b

S3 = S2 + b = ( S1 + b) + b = S1 + 2b

S4 = S3 + b = ( S1 + 2b) + b = S1 + 3b

S5 = S4 + b = ( S1 + 3b) + b = S1 + 4b

dengan koefisien dari b > 1. Sehingga, untuk mencari suku ke-n dalam barisan aritmatika
dapat digunakan rumus :

Sn = Sa1 + (n 1) b

Keterangan :

S1 = suku pertama

b = beda

n = banyaknya suku
Contoh :

Carilah suku ke 8 dari baris berikut ini

2,4,6,8,10

Jawaban :

S1 =2

b =2

n =8

Sn = Sa1 + (n 1) b
Sn = 2 + (8-1) 2

= 16

5.2.2 Deret Aritmatika (Deret Hitung)

Imbas dari adanya baris aritmatika adalah munculnya deret aritmatika yang
selanjutnya akan disebut sebagai deret hitung. Deret hitung adalah jumlah dari suku
suku dalam suatu baris hitung.

Deret hitung : 2, 6, 12, 20, 30, 42,

Keterangan :

S1 = a = 2

S2 = 2 + 4 = 6

S3 = 2 + 4 + 6 = 12

S4 = 2 + 4 + 6 + 8 = 20

Atau untuk menghitung jumlah dari suku suku dalam suatu baris hitung dapat
diterapkan rumus :

Dn = {2. S1 + (n 1) b}
Keteranga :

S1 = suku pertama

b = pembeda

n = indeks suku

Contoh :

Sutau baris hitung mempunyai suku pertama yang bernilai 140. Perbedaan antar
suku adalah 5. Hitunglah suku ke 10 nya dan berapakan jumlah lima suku pertamanya.

Jawaban :

Dik : S1=a =140


b =5

Dit : S10
D5 = ?
Jawab :

Sn = S1 + (n 1) b

S10 = 140 + (10 1) 5 = 185

Jadi, suku ke 10 adalah 185

Sementara, jumlah dari lima suku pertama adalah :

Dn = n/2 {2.S1 + (n 1)b}

D5 = n/2{2.140 + (5 1)5}

= 5/2 (280 + 20)

= 5/2.300

= 750

Jadi, jumlah dari lima suku pertamanya adalah 750


5.3 BARIS DAN DERET GEOMETRI

5.3.1 Baris Geometri (Baris Ukur)

Baris geometri atau selanjutnya disebut sebagai baris ukur adalah susunan bilangan yang
pola perubahan dari satu suku berikutnya memiliki besaran yang tetap dengan pola
perubahan diperoleh dari perbandingan antara satu suku dengan suku sebelumnya.
Perbandingan antarsuku dengan suku sebelumnya disebut sebagai rasio tetap yang
dilambangkan dengan r.

Contoh ;

2,6,18,54,162,

Jawaban :

r = = 3

S1 (suku pertama) = S1 = 2

S2 (suku kedua) = S1.r = 2.3 = 6

S3 (suku ketiga) = S1.r2 = 2.32 = 2.9 = 18

S4 (suku keempat) = S1.r3 = 2.33 = 2.27 = 54

S5 (suku kelima) = S1.r4 = 2.34 = 2.81 = 162

Sehingga disimpulkan untuk menentukan suku ke-n diperoleh dengan menerapkan rumus

Sn = S1. r n -1

Keterangan :

Sn = suku ke-n

r = rasio pengganda

Contoh :

Tentukan suku ke 8 dari baris ukur jika diketahui suku pertama dari baris tersebut adalah
16 dengan rasio sebesar 2
Jawaban :

S1 = 16

r =2

n =8

Sn = S1. r n -1
S8 = 16. 27
S8 = 2048
Contoh :
Carilah suku ke-11 dalam suatu baris ukur dimana suku ke-4 adalah 24 dan suku ke-9
adalah 768

Jawaban :

S 4 = S 1 . r3 Karena S1.r3 = 24 dan r = 2, maka S1 = 3

S 9 = S 1 . r8 Sehingga

= S11 = S1.r10

r5 = 32 = 3. 210

r =2 = 2.072

5.3.2 Deret Geometri (Deret Ukur)

Deret Geometri atau selanjutnya disebut deret ukur adalah jumlah dari suku suku
atau bilangan bilangan dalam suatu baris ukur atau dapat juga dikatakan bahwa deret
ukur terdiri dari suku pertama yang sama dengan suku pertama baris ukurnya, suku kedua
merupakan penjumlahan dua suku pertama baris ukurnya, suku ketiga merupakan
penjumlahan tiga suku pertama baris ukurnya, dan seterusnya.

Contoh :

Baris ukur : 2,6,18,54,162,


Deret ukur : 2,8,26,80,242,

Jawaban :

D1 = 2

D2 = 2 + 6 =

D3 = 2 + 6 + 18 = 26; dan seterusnya

Jadi untuk memperoleh jumlah suku ke-n dari suatu baris ukur dengan a 1 sebagai suku
pertama dan r adalah sebagai rasio yang tetap, sehingga diperoleh rumus :

Dn dengan r 1
atau

atau

Dn dengan r 1

dan

Dn = n.a1 dengan r 1

Daftar Pustaka
1. Wijaya, Andi dkk 2014 .Matematika Ekonomi I. Mitra Wacana Media,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai