NIM : 1706511102
Kelas : Agribisnis B
Baris (sequence) adalah suatu susunan bilangan dengan urutan tertentu. Bilangan-
bilangan yang tersusun tersebut disebut suku. Perubahan di antara suku suku yang
berurutan ditentukan oleh suatu kelipatan atau pertumbuhan bilangan tertentu. Johannes dn
Budiono (1994) menyebut baris sebagai banjar yang lebih lanjut didefinisikan sebagai
suatu fungsi yang wilayahnya ialah set bilangan alam, atau secara sederhana disebut
sebagai suatu set bilangan bernomor satu, dua tiga, dan seterusnya yaitu
Contoh ;
2,4,6,8,10,12,
Sementara yang dimaksud dengan deret (series) adalah jumlah dari bilangan suatu baris.
Dimana, deret bilangan tersebut tersusun dengan aturan dimana suku pertamanya
sama dengan suku pertama baris hitungnya, suku kedua merupakan penjumlahan suku
pertama baris hitungnya, suku ketiga merupakan penjumlahan tiga suku pertama baris
hitungnya, dan seterusnya.
d1 = S1 = 2
dn = Sn-1 + S1 x n
Sehingga,
d1= 2
d2= S1 + S1 x 2 = 2+ 2x2 = 6
Namun, karena pola perubahan suku pada baris berbeda beda, maka baris dan
deret pun kembali dibedakan menjadi dua yaitu secara aritmatika dan geometri.
Baris aritmatika (arithmetic sequence) atau selanjutnya akan disebut sebagai baris hitung
adalah baris suku berurutannya mempunyai pertambahan bilangan yang konstan atau
memiliki beda yang sama dan pada umumnya dilambangkan dengan huruf b.
Suatu baris aritmatika dapat ditentukan jika suku pertama (a 1) dan beda yang sama
(b) diketahui. Maka secara umum suku barisan aritmatika adalah
Keterangan :
S2 = S1 + b
S3 = S2 + b = ( S1 + b) + b = S1 + 2b
S4 = S3 + b = ( S1 + 2b) + b = S1 + 3b
S5 = S4 + b = ( S1 + 3b) + b = S1 + 4b
dengan koefisien dari b > 1. Sehingga, untuk mencari suku ke-n dalam barisan aritmatika
dapat digunakan rumus :
Sn = Sa1 + (n 1) b
Keterangan :
S1 = suku pertama
b = beda
n = banyaknya suku
Contoh :
2,4,6,8,10
Jawaban :
S1 =2
b =2
n =8
Sn = Sa1 + (n 1) b
Sn = 2 + (8-1) 2
= 16
Imbas dari adanya baris aritmatika adalah munculnya deret aritmatika yang
selanjutnya akan disebut sebagai deret hitung. Deret hitung adalah jumlah dari suku
suku dalam suatu baris hitung.
Keterangan :
S1 = a = 2
S2 = 2 + 4 = 6
S3 = 2 + 4 + 6 = 12
S4 = 2 + 4 + 6 + 8 = 20
Atau untuk menghitung jumlah dari suku suku dalam suatu baris hitung dapat
diterapkan rumus :
Dn = {2. S1 + (n 1) b}
Keteranga :
S1 = suku pertama
b = pembeda
n = indeks suku
Contoh :
Sutau baris hitung mempunyai suku pertama yang bernilai 140. Perbedaan antar
suku adalah 5. Hitunglah suku ke 10 nya dan berapakan jumlah lima suku pertamanya.
Jawaban :
Dit : S10
D5 = ?
Jawab :
Sn = S1 + (n 1) b
D5 = n/2{2.140 + (5 1)5}
= 5/2.300
= 750
Baris geometri atau selanjutnya disebut sebagai baris ukur adalah susunan bilangan yang
pola perubahan dari satu suku berikutnya memiliki besaran yang tetap dengan pola
perubahan diperoleh dari perbandingan antara satu suku dengan suku sebelumnya.
Perbandingan antarsuku dengan suku sebelumnya disebut sebagai rasio tetap yang
dilambangkan dengan r.
Contoh ;
2,6,18,54,162,
Jawaban :
r = = 3
S1 (suku pertama) = S1 = 2
Sehingga disimpulkan untuk menentukan suku ke-n diperoleh dengan menerapkan rumus
Sn = S1. r n -1
Keterangan :
Sn = suku ke-n
r = rasio pengganda
Contoh :
Tentukan suku ke 8 dari baris ukur jika diketahui suku pertama dari baris tersebut adalah
16 dengan rasio sebesar 2
Jawaban :
S1 = 16
r =2
n =8
Sn = S1. r n -1
S8 = 16. 27
S8 = 2048
Contoh :
Carilah suku ke-11 dalam suatu baris ukur dimana suku ke-4 adalah 24 dan suku ke-9
adalah 768
Jawaban :
S 9 = S 1 . r8 Sehingga
= S11 = S1.r10
r5 = 32 = 3. 210
r =2 = 2.072
Deret Geometri atau selanjutnya disebut deret ukur adalah jumlah dari suku suku
atau bilangan bilangan dalam suatu baris ukur atau dapat juga dikatakan bahwa deret
ukur terdiri dari suku pertama yang sama dengan suku pertama baris ukurnya, suku kedua
merupakan penjumlahan dua suku pertama baris ukurnya, suku ketiga merupakan
penjumlahan tiga suku pertama baris ukurnya, dan seterusnya.
Contoh :
Jawaban :
D1 = 2
D2 = 2 + 6 =
Jadi untuk memperoleh jumlah suku ke-n dari suatu baris ukur dengan a 1 sebagai suku
pertama dan r adalah sebagai rasio yang tetap, sehingga diperoleh rumus :
Dn dengan r 1
atau
atau
Dn dengan r 1
dan
Dn = n.a1 dengan r 1
Daftar Pustaka
1. Wijaya, Andi dkk 2014 .Matematika Ekonomi I. Mitra Wacana Media,
Jakarta.