Anda di halaman 1dari 16

Tgl Praktikum : 5 Oktober 2016

Tgl Pengumpulan : 17 Oktober 2016


Nama Asisten : Vania Dianti

PRAKTIKUM EVALUASI SENSORI PANGAN


Cara Mengenali Sifat-Sifat Inderawi Makanan

Disusun Oleh :
Agung Chakra Perdana 240210140062

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKONOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2016
Agung Chakra Perdana
240210140062

I. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui kemampuan seseorang untuk


menggunakan inderanya dalam menilai suatu produk, mengenal bermacam-
macam reaksi penginderaan dari suatu produk, dan menilai benda atau komoditi
yang diuji berdasarkan sikap dan kesan yang diperoleh.

II. TEORI DASAR

Indera manusia merupakan organ tubuh yang dapat digunakan sebagai alat
untuk mengetahui dan menilai sifat-sifat dan karakteristik suatu produk/makanan.
Alat indera tersebut adalah mata sebagai indera penglihatan, hidung sebagai
indera pembauan/penciuman, mulut/lidah sebagai indera pengecapan/pencicip dan
perabaan, telinga sebagai indera pendengaran, dan kulit sebagai indera perabaan.
Pengujian terhadap suatu bahan makanan dengan menggunakan alat indera
mausia dinamakan penilaian indera atau pengujian organoleptik.
Penilaian dengan indera banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi
hasil pertanian dan makanan. Penilaian cara ini banyak disenangi karena dapat
dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Kadang-kadang penilaian ini dapat
memberikan hasil penilaian yang sangat teliti. Dalam beberapa hal, penilaian
dengan indera bahkan melebihi ketelitian alat yang paling sensitif (Sofiah, 2008).
Uji organoleptik atau sering disebut juga sebagai uji sensori merupakan
tahapan uji yang sangat vital dan menentukan gambaran akhir kinerja produk
pangan dipasaran, yaitu menentukan apakah produk tersebut akan sukses
(diterima) atau gagal. Suatu produk pangan dapat memiliki penampilan, kinerja,
mutu fisiko-kimia, dan biokimia gizi yang baik. Namun, jika secara sensori
rasanya tidak enak atau tidak dapat diterima oleh konsumen, maka nilai komersial
produk pangan tersebut dapat jatuh atau bahkan tidak akan laku di pasaran.
Setiap jenis makanan mempunyai beberapa karakteristik yang dapat diuji
secara organoleptik. Sifat-sifat inderawi tersebut sangat spesifik untuk setiap jenis
produk. Praktikum ini bertujuan untuk membedakan bermacam-macam
karakteristik suatu produk makanan.
Agung Chakra Perdana
240210140062

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
1. Gelas
2. Piring
3. Pisau
4. Sendok

3.2 Bahan
1. Apel
2. Dodol
3. Jelly
4. Kerupuk
5. Kopi hitam
6. Saus tomat
7. Teh

IV. PROSEDUR

1. Karakteristik Makanan Padat/Setengah Padat


Pengamatan contoh bahan pangan yang telah disediakan dengan
menggunakan indera sebagai berikut:
a. Penglihatan
b. Penciuman/pembauan
c. Perabaan:
- Menggunakan jari tangan (ditekan/dipijitbdiantara jari tangan)
- Menggunakan indera mulut/bibir, langit-langit, gigi, dinding mulut, dan
lidah (digigit sedikit kemudian dikunyah perlahan-lahan).
d. Pencicipan: contoh yang disajikan dicicipi sambil menggerak-gerakkan lidah.

2. Karakteristik Makanan Cair


Pengamatan makanan cair yang disediakan dengan menggunakan indera:
Agung Chakra Perdana
240210140062

a. Penglihatan
b. Pembauan
c. Perabaan:
- Menggunakan jari tangan
- Menggunakan indera mulut
d. Pencicipan
Agung Chakra Perdana
240210140062

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Penilaian dengan indera merupakan pengujian yang dilakukan untuk


menilai sifat organoleptik suatu produk. Penilaian ini dilakukan tanpa
menggunakan alat bantu ukur, tetapi menggunakan indera atau organ yang
terdapat pada manusia. Oleh sebab itu, penilaian ini dapat dikatakan bersifat
subjektif karena produk yang diamati dinilai berdasarkan tingkat kesukaan dan
persepsi masing-masing individu dalam menilai suatu produk pangan (Potter,
1986).
Setiap produk pangan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Berdasarkan bentuknya, makanan dibagi ke dalam makanan padat/semi padat dan
makanan cair. Makanan padat/semi padat yang diamati pada praktikum ini antara
lain, apel, kerupuk, dodol, dan jelly. Sedangkan makanan cair yang diamati pada
praktikum ini terdiri dari saus tomat, air kopi, dan air teh. Keseluruhan produk
tersebut diamati sifat organoleptiknya sehingga karakteristik dari masing-masing
produk tersebut dapat diketahui dengan baik.
Berikut merupakan hasil pengamatan dan pembahasan dari masing-masing
sampel yang diamati:
5.1 Karakteristik Makanan Padat
Tabel 1. Karakteristik Makanan Padat Berdasarkan Penglihatan
Karakteristik Kenampakan
Contoh
Bentuk Ukuran Warna Keseragaman Warna
Kulit: merah
Apel Oblate 4,5 cm Isi: putih Tidak seragam
kecoklatan
Kerupuk Bulat 9,5 cm Putih Seragam
Dodol Kubus 3 cm Hitam Seragam
Jelly Mangkuk 3,7 cm Oranye Seragam
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
Tabel 2. Karakteristik Makanan Padat Berdasarkan Penciuman/Pembauan
Karakteristik Bau Tingkat Kenampakan
Contoh Tak Agak Sangat Sangat Agak
Biasa
Berbau Tajam Tajam Suka Suka
Apel
Kerupuk
Dodol
Jelly
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
Agung Chakra Perdana
240210140062

Tabel 3. Karakteristik Makanan Padat Berdasarkan Perabaan Jari Tangan


Karakteristik Perabaan
Contoh
Lembut Keras Elastis Kenyal
Apel
Kerupuk
Dodol
Jelly
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
Tabel 4. Karakteristik Makanan Padat Menggunakan Indera Mulut
Karakteristik Perabaan
Contoh
Keras Rapuh Renyah Lembut Kenyal Halus Kasar
Apel
Kerupuk
Dodol
Jelly
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Tabel 5. Karakteristik Makanan Padat Berdasarkan Pencicipan


Karakteristik Cicip
Contoh
Manis Asam Asin Pahit Lainnya
Apel
Kerupuk
Dodol
Jelly
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
5.1.1 Apel
Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik buah apel dengan indera
penglihatan diketahui bahwa apel memiliki bentuk oblate yaitu mendekati bundar
namun agak pipih/datar di bagian pangkal dan pucuknya (Mohsenin, 1980).
Ukuran (diameter) apel diukur menggunakan mistar dan didapatkan diameternya
sebesar 4,5 cm. Warna apel adalah merah di bagian kulit dan putih kecoklatan di
bagian daging (isi). Berdasarkan literatur, warna buah apel adalah hijau kemerah-
merahan, hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua dan
sebagainya sesuai dengan varietas dari apel itu sendiri (Tawali dkk., 2004). Warna
kecoklatan yang terdapat pada daging buah apel kemungkinan timbul akibat
proses oksidasi karena apel sudah terlalu lama dibiarkan di udara terbuka. Untuk
keseragaman warna pada apel tidak seragam karena antara bagian kulit da nisi
berbeda warna. Selain itu, antara apel yang satu dengan yang lainnya juga berbeda
tingkat kemerahannya.
Agung Chakra Perdana
240210140062

Selanjutnya, karakteristik apel berdasarkan indera penciuman diketahui


bahwa apel mempunyai aroma khas apel yang cukup tajam, terutama apabila apel
tersebut dalam keadaan telah dikupas. Untuk tingkat kenampakan, panelis menilai
tingkat kenampakan apel dalam level biasa saja.
Sementara itu, karakteristik apel berdasarkan indera perabaan
menggunakan jari tangan diketahui bahwa apel mempunyai tekstur yang keras,
sedangkan ketika diuji menggunakan indera mulut juga diketahui bahwa apel
mempunyai tekstur yang cukup keras ketika digigit namun renyah serta berair
ketika dikunyah. Hal ini disebabkan karena apel mempunyai kadar air yang cukup
tinggi yaitu hingga mencapai 80% (Winarno, 1997). Terakhir, karakteristik apel
berdasarkan pencicipan diketahui bahwa apel yang dijadikan sampel mempunyai
cicip yang dominan asam dan sedikit manis dengan citarasa khas buah apel.
5.1.2 Kerupuk
Berdasarkan hasil pengamatan dengan indera penglihatan, diketahui
bahwa kerupuk mempunyai bentuk yang bulat dan berlubang-lubang karena
kerupuk tersusun seperti bentuk jarring-jaring. Diameter kerupuk hasil
pengukuran adalah 9,5 cm dengan warna putih dan keseragaman warna putih yang
cukup seragam.
Karakteristik kerupuk berdasarkan indera pembauan diketahui bahwa
kerupuk mempunyai aroma yang agak tajam, yaitu aroma khas tepung tapioka
yang merupakan bahan utama pembuatan kerupuk. Untuk tingkat kenampakan,
panelis menilai tingkat kenampakan kerupuk pada level agak suka.
Selanjutnya, karakteristik kerupuk berdasarkan indera perabaan
menggunakan jari tangan diketahui bahwa kerupuk mempunyai tekstur yang keras.
Sedangkan ketika pengujian melalui indera mulut diketahui kerupuk memiliki
tektur yang keras ketika digigit namun renyah ketika dikunyah dan lama-
kelamaan terasa sedikit liat di dalam mulut. Hal ini merupakan karakteristik
bawaan dari bahan pembuatannya yaitu tepung tapioka. Sementara itu, untuk
karakteristik cicipnya, kerupuk memiliki cicip yang agak asin dengan citarasa
khas kerupuk.
5.1.3 Dodol
Agung Chakra Perdana
240210140062

Berdasarkan hasil pengamatan melalui indera penglihatan, dodol


mempunyai bentuk menyerupai kubus atau balok (balok ketika dalam keadaan
utuh dan kubus adalah keadaan sebenarnya ketika disajikan karena telah dibagi
dua). Ukuran dodol hasil pengukuran adalah 3 cm. Warna dodol yang disajikan
adalah dominan hitam dengan sedikit warna kecoklatan di beberapa bagian.
Karakteristik warna dodol dapat dikatakan hampir seragam.
Karakteristik dodol berdasarkan indera penciuman yaitu dodol mempunyai
aroma khas dodol yang cukup tajam yang berasal dari aroma tepung ketan dan
campuran bahan-bahan lainnya. Untuk tingkat kenampakan, panelis memberikan
nilai di level biasa.
Selanjutnya, karakteristik dodol berdasarkan indera perabaan melalui jari
tangan diketahui bahwa dodol mempunyai tekstur yang kenyal, tidak terlalu keras
tetapi juga tidak lembut dan ketika ditekan tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Sementara itu, karakteristik perabaan dodol melalui indera mulut diketahui bahwa
dodol mempunyai tekstur yang lembut ketika digigit dan kenyal, halus, serta
lengket ketika dikunyah. Tekstur kenyal pada dodol ini berasal dari tekstur tepung
ketan sebagai bahan dasar pembuatannya.
Terakhir, untuk karakteristik dodol berdasarkan pencicipan diketahui
bahwa dodol mempunyai rasa yang manis dengan citarasa perpaduan antara
tepung ketan dan gula merah. Rasa manis pada dodol karena adanya penambahan
gula dalam pembuatan dodol. Selain itu, gula juga dapat dikatakan sebagai bahan
pengisi, bahan pengawet untuk dodol karena penggunaan gula pada konsentrasi
tinggi, dan memberikan rasa manis dan cita rasa yang khas (Tjahjadi, 2008).
5.1.4 Jelly
Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik jelly menggunakan indera
penglihatan diketahui bahwa jelly mempunyai bentuk menyerupai mangkuk kecil
karena mengikuti bentuk kemasannya. Diameter jelly sebesar 3,7 cm. Warna jelly
adalah kuning-oranye karena jelly yang diamati adalah jelly rasa jeruk.
Keseragaman warna pada jelly tergolong seragam.
Karakteristik jelly berdasarkan indra penciuman diketahui bahwa jelly
memiliki aroma yang sangat tajam karena ketika kemasan tutupnya dibuka dapat
langsung tercium aroma jelly yang sesuai dengan rasa yang dikandungnya. Untuk
Agung Chakra Perdana
240210140062

tingkat kenampakan panelis memberikan nilai di level sangat suka karena jelly
yang disajikan memiliki kenampakan yang menarik.
Karakteristik jelly berdasarkan perabaan dengan jari tangan diketahui
bahwa jelly memiliki sifat yang cukup elastis karena ketika sedikit ditekan dapat
kembali ke bentuk semula, namun jika ditekan/ditarik terlalu keras dapat
menyebabkan jelly rusak/patah sehingga dapat dikatakan jelly tersebut bersifat
plastis. Sedangkan jika berdasarkan perabaan dengan indera mulut diketahui
bahwa jelly bertekstur rapuh atau mudah hancur ketika digigit serta bertekstur
kenyal, halus dan berair saat dikunyah. Hal ini disebabkan karena jelly
mengandung air yang cukup banyak.
Selanjutnya, karakteristik pencicipan jelly diketahui bahwa jelly memiliki
cicip antara manis dan asam dan bercitarasa jeruk. Citarasa jeruk yang asam ini
kemungkinan didapatkan dari penambahan perisa makanan yang ditambahkan ke
dalam produk jelly, sedangkan rasa manis timbul karena adanya penambahan gula
pada jelly. Penambahan gula harus ada pada jelly dengan tujuan agar pektin dapat
terbentuk dan membentuk gumpalan. Selain itu, kadar gula yang tinggi dalam
jelly juga akan menambah stabilitas terhadap mikroorganisme karena gula dapat
menurunkan ERH, sehingga umur simpan dari jelly akan lebih lama (Buckle,
1987).
5.2 Karakteristik Makanan Cair
Tabel 6. Karakteristik Makanan Cair Berdasarkan Penglihatan
Karakteristik Kenampakan
Contoh
Warna Jenih Keruh Kental Encer
Saus Tomat Merah-oranye
Air Kopi Hitam
Air Teh Kemerahan
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Tabel 7. Karakteristik Makanan Cair Berdasarkan Penciuman/Pembauan


Karakteristik Bau Tingkat Kesukaan
Contoh Tak Agak Sangat Sangat Agak
Biasa
berbau tajam tajam suka suka
Saus Tomat
Air Kopi
Air Teh
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Tabel 8. Karakteristik Makanan Cair Berdasarkan Perabaan Jari Tangan


Agung Chakra Perdana
240210140062

Karakteristik Perabaan
Contoh
Halus Berbutir Lengket Kental Encer
Saus Tomat
Air Kopi
Air Teh
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Tabel 9. Karakteristik Makanan Cair Menggunakan Indera Mulut


Karakteristik Perabaan
Contoh
Halus Berpasir Lengket Kental Encer
Saus Tomat
Air Kopi
Air Teh
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Tabel 10. Karakteristik Makanan Cair Berdasarkan Pencicipan


Karakteristik Cicip
Contoh
Manis Asam Asin Pahit Lainnya
Saus Tomat
Air Kopi
Air Teh
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

5.2.1 Saus Tomat


Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik kenampakan menggunakan
penglihatan diketahui bahwa saus tomat memiliki warna merah tua-oranye, keruh,
dan kental. Warna merah tua ini berasal dari warna tomat yang menjadi bahan
baku utamanya sedangkan kekentalan pada saus tomat disebabkan karena kadar
air yang terkandung di dalamnya sangat sedikit.
Sementara itu, karakteristik saus tomat berdasarkan hasil penciuman
diketahui bahwa saus tomat memiliki aroma yang sangat tajam, yaitu aroma khas
saus tomat. Aroma ini dapat disebabkan karena adanya bahan tambahan pangan
pemberi serta penguat citarasa dan aroma. Tekstur saus tomat berdasarkan
perabaan dengan jari tangan adalah halus, lengket, dan kental. Karakteristik saus
tomat yang kental ini juga dapat dirasakan melalui indera mulut. Sementara itu,
untuk karakteristik pencicipan saus tomat memiliki cicip asam dengan rasa khas
saus tomat. Terakhir, tingkat kesukaan panelis terhadap saus tomat adalah biasa.
5.2.2 Air Kopi
Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik kenampakan melalui indera
penglihatan, air kopi memiliki warna hitam, keruh, dan encer. Warna hitam ini
Agung Chakra Perdana
240210140062

berasal dari warna alami serbuk kopi yang berwarna hitam, kekeruhan disebabkan
karena adanya ampas kopi yang mengendap, sedangkan kopi yang encer
diesebabkan karena volume air yang dicampurkan cukup banyak.
Selanjutnya, karakteristik air kopi berdasarkan indera penciuman diketahui
bahwa air kopi memiliki aroma khas kopi yang sangat kuat. Karakteristik
perabaan menggunakan jari tangan juga membuktikan bahwa air kopi terasa encer,
begitu pula dengan menggunakan indera mulut. Sementara itu, untuk karakteristik
pencicipan, air kopi memiliki cicip pahit dengan citarasa khas kopi. Hal ini dapat
disebabkan karena tidak adanya penambahan gula pada air kopi. Rasa pahit pada
kopi karena senyawa kafein yang terkandung dalam kopi, sedangkan unutk aroma
khas kopi adalah karena proses penyangraian (roasting) yang membuat aroma
kopi keluar. Kemudian untuk tingkat kesukaan panelis terhadap air kopi yang
disajikan adalah biasa.
5.2.3 Air Teh
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan indera penglihatan, dapat
diketahui air teh berwarna coklat kemerahan, jernih, dan encer. Warna ini
merupakan warna khas dari teh ketika diseduh dengan air. Warna cokelat
kemerahan dari teh terjadi karena proses oksidasi enzimatis pada saat pengolahan
yang reaksinya menyebabkan warna tersebut.
Kemudian, karakteristik air teh berdasarkan indera penciuman diketahui
bahwa air the memiliki aroma khas teh tidak terlalu tajam. Karakteristik perabaan
menggunakan jari tangan dan mulut diketahui bahwa air the bertekstur encer. Hal
ini disebabkan karena adanya penambahan air dengan volume yang cukup banyak
ketika teh diseduh. Selanjutnya, untuk karakteristik pencicipan, air teh memiliki
cicip yang tawar dengan citarasa teh yang khas dan sepat. Rasa tawar ini
disebabkan karena tidak adanya penambahan gula saat penyeduhan sedangkan
rasa khas pada teh tersebut karena senyawa tanin yang terkandung dalam teh.
Terakhir, untuk tingkat kesukaan panelis terhadap air teh yang disajikan adalah
biasa.
Agung Chakra Perdana
240210140062

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah :
Setiap jenis makanan mempunyai karakteristik yang dapat diuji secara
organoleptik menggunakan indera pencicip, pencium, pendengaran,
perabaan, dan penglihatan.
Setiap jenis makanan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan
komposisi bahan yang digunakan serta proses pengolahan yang dilakukan.
Apel merupakan makanan padat yang mempunyai warna merah, bentuk
oblate, tekstur keras dan berair, rasa manis-asam, dan aroma khas apel.
Kerupuk merupakan makanan padat yang mempunyai warna putih, bentuk
mendekati bulat, tekstur keras dan renyah, rasa asin, serta aroma khas
tepung tapioka.
Dodol merupakan makanan semi-padat yang mempunyai warna hitam-
coklat, bentuk kubus, tekstur agak keras, empuk, dan lengket, rasa manis,
serta aroma khas tepung ketan.
Jelly merupakan makanan semi-padat yang mempunyai warna oranye,
bentuk menyerupai mangkuk, tekstur rapuh, lembut, dan berair, rasa asam-
manis, dan aroma/flavor jeruk.
Saus tomat merupakan makanan cair yang berwarna merah tua-oranye dan
keruh, tekstur kental dan lengket, rasa asam, dan aroma khas tomat yang
menyengat.
Air kopi merupakan makanan cair yang berwarna hitam keruh, tekstur
encer, rasa pahit, dan aroma khas kopi.
Air teh merupakan makanan cair yang berwarna coklat kemerahan jernih,
tekstur encer, rasa tawar, dan aroma khas teh.

6.2 Saran
Untuk pengukuran diameter bahan sebaiknya menggunakan pengukuran
abc agar hasil yang didapatkan lebih akurat.
Agung Chakra Perdana
240210140062

Panelis harus memahami terlebih dahulu cara pengisian tabel pengamatan


agar tidak bingung ketika melakukan pengisian saat pengujian.
Agung Chakra Perdana
240210140062

DAFTAR PUSTAKA

Buckle KA, Edward RA, Fleet GH, Wooton M. 1987. Ilmu Pangan. Purnomo
H,Adiono, penerjemah. UI Press. Jakarta. Terjemahan dari: Food Science.
Mohsenin, N.N. 1980. Physical Properties of Plant and Animal Materials. Gordon
and Breach Science Publishers, New York.
Potter, Norman N. 1986. Food Science. Publisher: Chapman & Hall. Ithaca, New
York.
Sofiah, Betty D., Tjutju S. Achyar. 2008. Penilaian Indera. Universitas Padjajaran.
Jatinangor.
Tawali, Abu Bakar, dkk. 2004. Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu
Buah-Buahan Impor Yang Dipasarkan Di Sulawesi Selatan. Universitas
Hassanudin. Makassar.
Tjahjadi, C., S. Rahimah, dan H. Marta. 2008. Teknologi Pengolahan Cokelat Dan
Kembang Gula. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Agung Chakra Perdana
240210140062

JAWABAN PERTANYAAN

1. Bagaimana cara menerangkan karakteristik jambu biji, dodol, dan kerupuk


kepada seseorang yang belum pernah melihat ataupun mencicipi makanan
tersebut. Terangkan dengan jelas sehingga orang tersebut dapat mengerti dan
membayangkan seperti apa makanan tersebut sekaligus menunjukkan sikap.
Jawab:
Jambu biji mempunyai bentuk bulat, jika belum matang rasanya agak hambar,
berwarna hijau tua, teksturnya keras, dan bagian dalamnya mengandung biji yang
tersebar di dalam daging buah yang berwarna putih agak merah muda. Sedangkan
jika sudah matang, rasanya manis, warnanya hijau muda dengan tekstur yang
lebih lunak dan warna daging buah merah muda. Jika digigit dan dikunyah akan
menghasilkan tekstur yang berair dan berpasir.
Dodol mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket ketika dikunyah, berwarna
coklat kehitaman, rasa manis.
Kerupuk berwarna macam-macam, umumnya putih, rasa asin dan gurih,
tekstur renyah, tapi bila disimpan lama teksturnya akan menjadi alot.

2. Apakah sifat organoleptik untuk setiap jenis makanan itu harus sama?
Bandingkan karakteristik kerupuk dan dodol!
Jawab:
Sifat organoleptik tiap bahan tidak harus sama, karena tiap bahan memiliki
komposisi yang berbeda-beda. Dan bahan baku yang berbeda. Perbedaan
karakteristik dodol dengan kerupuk:
Sampel Tekstur Bentuk Rasa Aroma
Dodol Kenyal, Kubus Manis Khas tepung
lengket ketan
Kerupuk Keras, Bulat Asin Khas tepung
renyah tapioka

3. Mengapa perbedaan atau persamaan karakteristik suatu bahan itu penting kita
ketahui?
Agung Chakra Perdana
240210140062

Jawab:
Karena dapat berguna untuk mengetahui tingkat kerusakan bahan makanan,
penting dalam proses penyimpanan dan proses pengolahan serta mengetahui
tingkat mutu suatu bahan pangan.

4. Sifat atau karakteristik yang mana dari makanan yang diuji itu yang benar-
benar Saudara sukai? Mengapa? Bandingkan dengan pendapat teman
Saudara!
Jawab:
Jelly, karena mempunyai bentuk dan warna yang menarik, tekstur yang
lembut, serta rasa yang manis.

Anda mungkin juga menyukai