Anda di halaman 1dari 1

Yusuf.

Perkawinan KH Hasyim Asyari dengan Nafiqah juga berhenti di tengah


jalan, karena Nafiqah meninggal dunia pada tahun 1920 M.

Sepeninggal Nafiqah, KH Hasyim Asyari memutuskaan menikah dengan


Masruroh, putri KH Hasan yang juga pengasuh pesantren Kapurejo, pagu
(Kediri). Dari hasil perkawinan ke empatnya ini, KH Hasyim memiliki empat
orang anak diantaranya Abdul Qadir, Fatimah, Khodijah dan Muhammad
Yakub. Perkawinan dengan masruroh ini merupakan perkawinan terakhir bagi
KH Hasyim Asyari hingga akhir hayatnya.

Menurut berbagai sumber, KH Hasyim meninggal dunia pada pukul 03.00


bertepatan pada tanggal 25 juli 1947 atau 7 Ramadhan 1336 H, akibat penyakit
darah tinggi atau stroke setelah menerima kabar kondisi Republik saat itu.
Komplek pesantren Tebuireng menjadi tempat peristirahatan terkahir bagi KH
Hasyim. Karena keteguhannya dalam membela NKRI semasa hidupnya itulah,
KH Hasyim mendapat gelar sebagai Pahlawan nasional dari Presiden Soekarno
lewat keputusan presiden (Kepres) No. 249/1946.1

B. Riwayat Pendidikan

Kemauan keras dalam diri KH. Hasyim Asyari untuk selalu belajar telah
membentuk kebesaran namanya. Hal ini di tunjang dengan pola pengasuhan dari
lingkungan keluarga yang sangat kental dengan nuansa pesantren. Sampai
dengan umur lima tahun, KH Hasyim Asyari di besarkan oleh pola pendidikan
dan lingkungan di rumah kakeknya di pesantren Gedang.

Setelah itu hingga berumur 15 tahun, KH Hasyim Asyari belajar ilmu


agama kepada ayahnya sendiri di pesantren Keras. Didorong semangat mudanya
untuk selalu mencari ilmu, KH Hasyim Asyari muda kemudian melanjutkan
pendidikan ke beberapa pesantren di pulau jawa.2

1
Ahmad Muhibin Zuhri. Pemikiran KH. Hasyim Asyari tentang Ahl-Sunnah Wa Al-Jamaah.
(Surabaya: Khalista. 2010). Hlm. 67-73
2
Mukani. Biografi dan Nasehat Hadratussyaikh KH. Hasyim Asyari . (Jombang: Pustaka
Tebuireng. 2015). hlm. 9

Anda mungkin juga menyukai