Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KONVERSI ENERGI

Nama Anggota:
Adetta Pratiwi 121120070

Melinda Dwi Putri 121120071

Ivan Adisetya 121120076

Geogri Dwi Putra 121120079

Nurul Islamy Putra 121120081

LISTRIK DARI TENAGA BIODIESEL

1. Latar Belakang
Di Indonesia penggunaan energi sebagian besar bergantung pada minyak bumi.
Namun cadangan energi di Indonesia maupun dunia sangatlah terbatas,sedangkan
kebutuhan manusia akan energi semakin lama semakin meningkat.Dari sisi lain
pemerintah mengeksporkan minyak mentah keluar negeri. Hal ini akan mempercepat
terjadinya kelangkaan BBM. Namun demikian untuk mengatasi kelangkaan BBM di
Indonesia perlu dilakukan alternatif lain untuk mencari sumber energi.Telah kita ketahui
Negara Indonesia merupakan Negara Agraris, sekitar 70% penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Dengan keadaan yang telah kita miliki ini, banyak penelitian
dilakukan untuk membuat bahan bakar minyak yang bersumber dari minyak nabati atau
yang dikenal dengan Biodiesel. Biodiesel adalah energi yang terbarukan, yang tidak
pernah habis selagi masih tersedia bahan bakunya dan merupakan energi yang ramah
lingkungan, karena tidak mengandung SO2 dan PbO2 sehingga mampu mengeliminasi
emisi gas buang. Biodiesel sudah banyak dikenal di Negara asing khususnya negara-
negara bukan pengimpor minyak. Pada negara tersebut biodiesel sudah diproduksi dan
digunakan dalam skala komersial. Namun di Indonesia belum terdorong
untuk memanfaatkan biodiesel untuk skala komersial. Salah satu pemanfaatan bahan
dari minyak nabati di Indonesia sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel adalah
tanaman jarak Pagar. Jarak pagar merupakan tanaman yang dapat tumbuh di lahan
kritis dan tidak perlu menggunakan perawatan.Dalam waktu lima bulan, tumbuhan yang
tahan kekeringan ini mulai berbuah, hal ini dimulai pada saat berumur 5 tahun, dan usia
pembuahannya mencapai 50 tahun. Selain itu tanaman jarak memiliki kadar minyak
(trigliserida) dalam inti biji ekuivalen sebesar 55% atau 33% dari total biji.

2. Tinjauan Pustaka

Nama biodiesel telah disetujui oleh Department of Energi (DOE), Environmental


Protection Agency (EPA) dan American Society of Testing Material (ASTM), biodiesel
merupakan bahan bakar alternatif yang menjanjikan yang dapat diperoleh dari minyak
tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui esterifikasi dengan alkohol (zgul
dan Trkay 1993; Pamuji, dkk. 2004; Gerpen 2004). Biodiesel dapat digunakan tanpa
modifikasi ulang mesin diesel. Biodiesel juga dapat ditulis dengan B100, yang
menunjukkan bahwa biodiesel tersebut murni 100 % monoalkil ester. Biodiesel
campuran ditandai dengan BXX, yang mana XX menyatakan persentase komposisi
biodiesel yang terdapat dalam campuran. B20 berarti terdapat biodiesel 20% dan
minyak solar 80 % (Zuhdi, 2002).
Karena bahan bakunya berasal dari minyak tumbuhan atau lemak hewan,
biodiesel digolongkan sebagai bahan bakar yang dapat diperbarui (Knothe 2005). Pada
dasarnya semua minyak nabati atau lemak hewan dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mendapatkan
bahan baku alternatif yang dapat dikembangkan secara luas sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel. Biodiesel berasal minyak sawit, minyak jelantah, minyak jarak,
dan minyak kedelai (Zuhdi, 2002). Namun terjadi perdebatan karena bahan bakar ini
terutama minyak kedelai termasuk dalam pangan sehingga hal ini tidak wajar mengingat
semakin meningkatnya populasi manusia.
3. Mekanisme Proses
Bahan bakar diesel, selain berasal dari petrokimia juga dapat disintesis dari ester
asam lemak yang berasal dari minyak nabati. Bahan bakar dari minyak nabati (biodiesel)
dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan, tidak mencemari udara, mudah
terbiodegradasi, dan berasal dari bahan baku yang dapat diperbaharui. Pada umumnya
biodiesel disintesis dari ester asam lemak dengan rantai karbon antara C6-C22. Minyak
sawit merupakan salah satu jenis minyak nabati yang mengandung asam lemak dengan
rantai karbon C14-C20, sehingga mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai
bahan baku biodiesel. Pembuatan biodiesel melalui proses transesterifikasi dua tahap,
dilanjutkan dengan pencucian, pengeringan dan terakhir filtrasi, tetapi jika bahan baku
dari CPO maka sebelumnya perlu dilakukan esterifikasi.
Transesterifikasi
Proses transesterifikasi meliputi dua tahap. Transesterifikasi I yaitu pencampuran antara
kalium hidroksida (KOH) dan metanol (CH30H) dengan minyak sawit. Reaksi
transesterifikasi I berlangsung sekitar 2 jam pada suhu 58-65C. Bahan yang pertama kali
dimasukkan ke dalam reaktor adalah asam lemak yang selanjutnya dipanaskan hingga
suhu yang telah ditentukan. Reaktor transesterifikasi dilengkapi dengan pemanas dan
pengaduk. Selama proses pemanasan, pengaduk dijalankan. Tepat pada suhu reactor
63C, campuran metanol dan KOH dimasukkan ke dalam reactor dan waktu reaksi mulai
dihitung pada saat itu. Pada akhir reaksi akan terbentuk metil ester dengan konversi
sekitar 94%.
Selanjutnya produk ini diendapkan selama waktu tertentu untuk memisahkan gliserol
dan metil ester. Gliserol yang terbentuk berada di lapisan bawah karena berat jenisnya
lebih besar daripada metil ester. Gliserol kemudian dikeluarkan dari reaktor agar tidak
mengganggu proses transesterifikasi II. Selanjutnya dilakukan transesterifikasi II pada
metil ester. Setelah proses transesterifikasi II selesai, dilakukan pengendapan selama
waktu tertentu agar gliserol terpisah dari metil ester. Pengendapan II memerlukan
waktu lebih pendek daripada pengendapan I karena gliserol yang terbentuk relatif
sedikit dan akan larut melalui proses pencucian.
Pencucian
Pencucian hasil pengendapan pada transesterifikasi II bertujuan untuk menghilangkan
senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol dan metanol. Pencucian dilakukan
pada suhu sekitar 55C. Pencucian dilakukan tiga kali sampai pH campuran menjadi
normal (pH 6,8-7,2).
Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil ester.
Pengeringan dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130C. Pengeringan dilakukan
dengan cara memberikan panas pada produk dengan suhu sekitar 95C secara sirkulasi.
Ujung pipa sirkulasi ditempatkan di tengah permukaan cairan pada alat pengering.

Filtrasi
Tahap akhir dari proses pembuatan biodiesel adalah filtrasi. Filtrasi bertujuan untuk
menghilangkan partikel-partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama proses
berlangsung, seperti karat (kerak besi) yang berasal dari dinding reactor atau dinding
pipa atau kotoran dari bahan baku. Filter yang dianjurkan berukuran sama atau lebih
kecil dari 10 mikron.

Pembangkit Listrik tenaga diesel adalah pembangkit tenaga listrik dengan


penggerak utama (prime mover) mesin diesel, untuk memutar generator.

Bahan bakar (sumber energi primer) yang digunakan :

- High speed diesel (HSD/ Solar).


- MFO (lagi populer-populernya di Indonesia, karena harganya yg relatif murah).
- Gas.
Catatan : Pada umunya PLTD di Indonesia menggunakan bahan bakar
HSD/ Solar atau MFO.
Berikut ini adalah skema dasar dalam pembangkit listrik tenaga diesel.
Secara umum, skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Untuk melakukan pembakaran opmimal pada diesel engine, maka diperlukan Oksigen
dari udara di sekitar. Disinilah peran air filter yang fungsinya untuk menyaring udara
yang masuk ke turbocharger dan enginer.

- Di dalam diesel engine, solar yang dipakai sebagai bahan bakar, menghasilkan energi
untuk memutar generator yang kemudian menghasilkan listrik yang dihubungkan ke
trafo dan gardu listrik.

- Pada proses PLTD satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah sistem pendingin
pada minyak pelumasan mesin (sistem yang sama dipakai pada kendaraan bermotor).
Sistem pendingin yang dipakai biasanya adalah sistem heat exchanger dan sistem
radiator atau kedua sistem ini digabungkan.

- Heat exchanger adalah sistem pendingin minyak pelumas, dimana air digunakan
sebagai sarana pendingin. Proses heat exchanger ini memiliki konsep yaitu, air
pendingin dialirkan terus dari sumber air terdekat seperti danau, sungai ataupun kolam
buatan. Air terus dialirkan secara konstan melalui pipa-pipa yang kemudian
dihubungkan dengan pipa minyak pelumas. Pada aplikasi tertentu, pipa air pendingin ini
akan menyelimuti pipa minyak pelumas, sehingga terjadi perpindahan suhu tinggi dari
minyak ke suhu rendah (heat exchanging) dari air, yang menyebabkan suhu minyak
menjadi berkurang. Sedangkan air yang memiliki suhu yang lebih tinggi akan dialirkan
kembali menuju sumber air. Berikut seterusnya sistem ini bekerja.

- Sedangkan untuk sistem pendingin radiator (aplikasi yang sama pada kendaraan
bermotor), minyak pelumas didinginkan dengan menggunakan kipas radiator. Yang
dimana pada sistem ini mengaplikasikan konsep perpindahan suhu melalui radiasi, kipas
radiator yang terus berputar akan menghasilkan angin untuk mendinginkan minyak
pelumas.

4. Manfaat
Biodiesel memiliki tingkat polusi yang lebih rendah dari pada solar dan dapat
digunakan pada motor diesel tanpa modifikasi sedikitpun (Briggs, 2004). Biodiesel
dianggap tidak menyumbang pemanasan global sebanyak bahan bakar fosil. Mesin
diesel yang beroperasi dengan menggunakan biodiesel menghasilkan emisi karbon
monoksida, hidrokarbon yang tidak terbakar, partikulat, dan udara beracun yang lebih
rendah dibandingkan dengan mesin diesel yang menggunakan bahan bakar petroleum
(Gerpen, 2004).
Penggunaan biodiesel mempunyai beberapa keuntungan, menurut studi yang
dilakukan National Biodiesel Board beberapa keuntungan penggunaan biodiesel antara
lain :
1. Biodiesel mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan minyak diesel, sehingga
dapat langsung dipakai pada motor diesel tanpa melakukan modifikasi yang signifikan
dengan resiko kerusakan yang sangat kecil.

2. Biodiesel memberikan efek pelumasan yang lebih baik daripada minyak diesel
konvensional. Bahkan satu persen penambahan biodiesel dapat meningkatkan
pelumasan hampir 30 persen.
3. Hasil percobaan membuktikan bahwa jarak tempuh 15.000.000 mil, biodiesel
memberikan konsumsi bahan bakar, HP, dan torsi yang hampir sama dengan minyak
diesel konvensional.

4. Biodiesel dapat diperbarui dan siklus karbonnya yang tertutup tidak menyebabkan
pemanasan global (Dunn, 2005). Analisa siklus kehidupan memperlihatkan bahwa emisi
CO2 secara keseluruhan berkurang sebesar 78% dibandingkan dengan mesin diesel yang
menggunakan bahan bakar petroleum.

Anda mungkin juga menyukai