Radioaktifitas 1
Radioaktifitas 1
RADIOAKTIFITAS
B (medan magnetik
keluar bidang)
Kotak timbal
. Radium
RADIOAKTIFITAS 1
Adapun sifat-sifat ketiga sinar radioaktif tersebut adalah sebagai berikut.
RADIOAKTIFITAS 2
papan aluminium timbal
Gambar 1.2 Daya tembus sinar alfa, beta dan gamma pada bahan
Dalam
Kelajuan
Diserap medan
Jenis Identik dengan Muatan sampai
oleh magnetik
dengan
dan listrik
3. Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif. adalah suatu proses dimana inti mengemisikan atau
memancarkan partikel dan , sinar dan partikel lainnya atau suatu proses
dimana inti menangkap elektron dari kulit terluarnya disebut peluruhan radioaktif.
Dalam satu gram zat radioaktif terdapat miliaran atom radioaktif. Atom-atom
tersebut akan memancarkan sinar radioaktif (, , atau ) untuk menjadi inti stabil
maupun inti yang baru yang belum stabil.
A N ............................................................................................... 1
.......................................................................................... 2
dN
A
dt
tanda negatif menyatakan bahwa N berkurang terhadap
bertambahnya waktu. Berdasarkan persamaan (1) dan (2) didapatkan:
dN
A N
dt
dN
N
dt
dN
dt 3
N
persamaan (3) dapat diintegralkan secara langsung dalam bentuk
integral tentu dengan batas N dari No N dan t dari 0 t, maka didapatkan:
N t
dN
N N 0 dt
o
ln N NN o
t 0
t
ln N ln N o t 0
N
ln t
No
N
e t 4
No
RADIOAKTIFITAS 4
3.2. Waktu Paro
Waktu paro dari suatu unsur radioaktif adalah selang waktu yang
dibutuhkan agar aktivitas radiasi berkurang setengah dari aktivitas semula,
(dilambangkan t). Hubungan antara konstan peluruhan dan umur paro t1 /
2 dapat ditentukan dengan mudah. Dan untuk waktu-paro akan berlaku, yaitu
apabila t = t1 / 2, dan aktivitas N telah menurun menjadi N0. jadi,
t1 dN1 t 2 dN 2 t 3 dN 3 .....
dN1 dN 2 dN 3 ..... ..........(6)
Bila persamaan (6) ditulis kembali dalam bentuk integral maka diperoleh:
N0 N0
t dN t dN
0
0
No
No ..(7)
dN
0
dengan N 0 dN 1 dN 2 dN 3 .....
RADIOAKTIFITAS 5
N0 N0
t dN t Nt
0
0
No No
0
t N o e t dt
1
t e t dt
No 0
1
Sehingga dieroleh ...................................... (8)
Berdasarkan persamaan (8) maka dapat dinyatakan bahwa besarnya
waktu hidup rata-rata suatu unsur radioaktif berbanding terbalik dengan nilai
tetapan peluruhannya.
4. Peluruhan Radioaktif Berurutan
Peluruhan radioaktif berurutan dapat menghasilkan inti anak yang sama
dengan unsur radioaktif alami maupun buatan. Peluruhan radioaktif berurutan
dapat diibaratkan sebagai berikut: suatu inti induk dari unsur radioaktif meluruh
menghasilkan inti anak kemudian inti anak tersebut meluruh lagi menghasilkan
inti cucunya dan begitu seterusnya berlangsung hingga dihasilkan inti anak yang
stabil maupun belum stabil tergantung dari proses peluruhan yang dialaminya.
Namun yang menjadi permasalahan adalah bagaimana dengan jumlah atom pada
masing-masing inti selama proses peluruhan berlangsung. Adapun untuk
mencapai solusinya dapat dilakukan melalui perhitungan berikut ini.
Contoh skema peluruhan:
1 2
N1 N2 N3 (stabil)
N1
1
N2
2
N3 (stabil)
RADIOAKTIFITAS 6
Berdasarkan persamaan (2) dinyatakan bahwa:
dN dN
dt dN
N dt
Dengan: dN menyatakan jumlah atom yang meluruh dalam waktu yang
dN
sangat singkat (dt) sedangkan merupakan laju peluruhan inti.
dt
Dari diagram yang ditunjukkan pada gambar (2), dapat dibuatkan
persamaan peluruhannya yaitu sebagai berikut.
Untuk peluruhan berurutan:
dN1
N1
1dt
ln N1 t ln C
Syarat t = 0, N1 =N10:
ln N10 = 0 + ln C
C = N1
Sehingga:
ln N1 t ln N10
ln N1 ln N10 t
N
ln 1 t
N10
N 1 N 10 e 1t
.........................................................................(9)
dN 2
1 N1 2 N 2
dt
dN 2
2 N 2 1 N1
dt
RADIOAKTIFITAS 7
dN 2
2 N 2 1 N10 e 1t
dt ...........................................................(10)
2 t
Kalikan persamaan (10) dengan e , diperoleh:
dN 2
e 2t 2 N 2 e 2t 1 N10 e 1t .e 2t
dt
atau
d
N 2 e 2t 1 N 10 e 2 1 t
dt ..........................................................(11)
1
N 2 e 2t N10 e 2 1 t C
2 1 ................................................(12)
2t
Dimana C adalah konstanta integrasi, dengan mengalikan e
menghasilkan persamaan:
1
N 2t N10 e 1t C.e 2t
2 1 ...............................................(13)
1
C N10
2 1
2 t
Substitusi nilai C ke persamaan (12), dan membagi kedua sisi dengan e ,
diperoleh:
1
N2
2 1
N10 e 1t e 2t
....................................................(14)
1 1 2 1 12
3 = [( 10 1 ) + ( 2 )] +
1 2 1 2 2 1 10
2 1
3 = 10 1 + 10 2 + . . . . (14 )
2 1 2 1
3 = 30 = 0, = 0,
2 1
3 = 10 1 + 2 +
2 1 2 1 10
2 1
3 = 10 0 + 0 +
2 1 2 1 10
2 1
= 3 + 10
2 1 2 1 10
2 1
= 3 + 10
2 1 2 1 10
2 1
=0+ 10
2 1 2 1 10
2 1
= 10
2 1 2 1 10
2 1
= 10 ( )
2 1 2 1
2 1
= 10 ( )
2 1
. 14 ,
2 1
3 = 10 1 + 2 +
2 1 2 1 10
2 1
= 10 1 + 10 2 + 0
2 1 2 1
1
= 10 +10 ( 2 ) 10 ( 1 1 )
2 1 2 1
RADIOAKTIFITAS 9
1 1
= 10 [1 + 2 1 ] . . . . (17 )
2 1 2 1
3 = 30 0, = 0,
3
= 2 2
3 1
= 2 [ ( 1 2 )]
2 1 10
3 1
= 2 [ ( 1 2 )
2 1 10
1
3 = 2 10 (1 1 + 2 2 ) +
2 1
3 = 30
1
30 = 2 (1 1 + 2 2 ) +
2 1 10
1 2
30 = 10 ( )+
2 1 2 1
1 1
3 = 10 (1 + 2 1 )
2 1 2 1
1 2
3 = 10 (1 + 2 1 )
2 1 2 1
1 2
N 3 N10 1 e 2t e 1t
2 1 2 1 ..................................(15)
Karena persamaan (9), (12), dan (15) secara lengkap menguraikan jumlah
atom pada keadaan t. Penyamaan dapat dilakukan untuk keadaan khusus di
mana N1 = N10, dan N20 = N30 = 0, pada t = 0. Persamaannya menjadi:
N 1 N 10 e 1t
...........................................................................(16.a)
1
N2
2 1
N10 e 1t e 2t N 20 e 2t
.........................................(16.b)
1 2
N 3 N 30 N 20 1 e 2t N10 1 e 2t e 1t
2 1 2 1 .......(16c)
1
RADIOAKTIFITAS 0
5. Kesetimbangan Radioaktivitas
8.1. Keseimbangan Transien
5.1.1. 1 2
1
N2
2 1
N10 e 1t e 2t .....................................................(17)
1
dN 2
dt
0
2 1
N10 1e 1tm 2 e 2t
1 2
tm log ......................................................................(18)
2 1 1
t
Jika 1 2 maka 1> 2, hal ini menandakan bahwa e 2 pada persamaan
t
(17) akan mendekati nol lebih cepat dari e 1 dan diabaikan. Maka
diperoleh:
1
N2
2 1
N 10 e 1t .............................................................(19a)
1
N1 ...................................................................(19b)
2 1
N2 1
.= konstan..............................................................(20)
N1 2 1
1
RADIOAKTIFITAS 1
Gambar 5.1 grafik kesetimbangan transien 1 2
5.1.2. 2 1
t
Jika 1 2 , maka 1 lebih cepat mencapai nol sehingga e 1 menjadi
hilang. Persamaan (20) menjadi:
1
N2 N10 e 2t .........................................................(21)
2 1
Hal ini berarti bahwa setelah tm, inti atom induk akan habis dan inti atom
anak meluruh dengan tetapan peluruhannya sendiri seperti grafik
dibawah ini
1
RADIOAKTIFITAS 2
Pada grafik diatas sama dengan grafik sebelumnya yaitu fungsi
eksponensial tetapi yang membedakan dengan grafik sebelumnya
adalah, diamana setelah tm, N1 menjadi habis = 0 sehingga setelah tm
yang melaju hanyala inti atom anak yaitu N2 dengan konstanta
peluruhan 2.
berubah menjadi
2 = 1 10 (1 2 ).................................................................(23)
2
2 = (1 2 )10 ..............................................................(24)
2 = (1 2 )1
sehingga kondisi untuk "keseimbangan permanen atau sekuler" adalah
1 1 = 2 2 .......................................................(25)
atau
1 2 = 2 1 = 1 2 ......................................(26)
atau jumlah dua zat yang hadir pada waktu tertentu berbanding terbalik
dengan konstanta peluruhan mereka, atau berbanding lurus dengan waktu
paruh mereka.
1 1 = 2 2
1
RADIOAKTIFITAS 3
Ini juga menyiratkan bahwa 2 = 0 = 1 1 yang hampir mendekati
tepat, karena 1 sangat kecil, dan karenanya 1 1 0.
1 1 = 2 2 = 3 3 = =
atau
1 1 = 2 2 = 3 3 =
Sebagai contoh keseimbangan sekuler, berdasarkan peluruhan Ra
1/2 = 1620 menjadi elemen anak radon Rn 1/2 = 3.82 . Setelah
lama waktu t sebanding dengan waktu paruh Rn, jumlah Rn menjadi konstan.
Ini terbukti dari gambar di bawah ini, di mana jumlah dari koordinat dari
peluruhan dan kurva pertumbuhan menjadi konstan setelah waktu tertentu.
Ketika kondisi tersebut tercapai, anak Rn dikatakan dalam keseimbangan
permanen atau sekuler dengan induknya Ra.
Grafik tersebut menjelaskan tentang peluruhan unsure Ra, dimana besar nilai
eksponennya adalah e-t karena itu grafiknya semakin lama akan semakin
menurun. Sedangkan untuk peluruhan anak (N2) akan mencapai
1
RADIOAKTIFITAS 4
kesetimbangan sekuler dengan jumlah N yag sama besar dengan N1 , geafiknya
melengkung keatas karena besar eksponennya adalah positif yaitu et.
1
RADIOAKTIFITAS 5
Karena itu nomor massa A dari isotop-isotop anggota peluruhan berantai, pasti
meluruh dengan kelipatan 4. Dengan demikian ada empat deret yang mungkin
dengan nomor massa A, yang dapat dinyatakan dengan rumus 4n, 4n + 1, 4n + 2,
4n +3, dengan n adalah bilangan bulat.
Masing-masing deret radioaktif diberi nama dengan inti induknya. Deret
4n diberi nama deret Thorium, deret 4n + 1 diberi nama deret Neptunium, deret
radioaktif 4n + 2 diberi nama deret Uranium dan deret radioaktif 4n + 3 diberi nama
deret Aktinium.
Tabel 6.1. Deret Radioaktif Alam
1
RADIOAKTIFITAS 6
Gambar 6.1. Deret peluruhan Thorium (A = 4n), Peluruhan 83Bi212 dapat
berlangsung melalui pemancaran sinar alfa, kemudian pemancaran beta dalam
urutan terbalik.
1
RADIOAKTIFITAS 7
Gambar 6.3. Deret peluruhan Uranium (A= 4n + 2), Peluruhan 214
83
dapat berlangsung dengan pemancaran sinar alfa kemudian beta atau dengan
urutan yang terbalik.
7. Satuan Radioaktivitas
Seperti yang sudah dibahas, maka lebih penting untuk mengetahui
jumlah atom yang meluruh per detik daripada jumlah absolut atom radioaktif
yang ada dalam sampel yang diberikan. Oleh karena itu, satuan dari
radioaktivitas dalam hal ini ditunjukkan dalam peluruhan per satuan waktu. Ada
dua satuan yang berbeda. Secara historis, satuan lama dari radioaktivitas adalah
curie, yang didefinisikan sebagai jumlah aktivitas radon yang berada dalam
kesetimbangan dengan satu gram radium. Nilai curie dapat dihitung dengan cara
1
RADIOAKTIFITAS 8
yang sederhana. Waktu paruh radium adalah 1620 tahun dan konstanta
peluruhannya adalah
0,693
= 1,62 . 103
= 13,8 . 1012 /detik
Massa radium adalah 226 sma dan ada 6,02. 1023 atom dalam satu gram atom
radium, oleh karena itu, satu gram radium mengandung:
6,02 . 1023
= 2,66 . 1021
2,26 . 102
Oleh karena itu, tingkat peluruhannya adalah
= || = 13,8 . 1012 . 2,66 . 1021 3,7 . 1010 /
Dengan menggunakan nilai yang berbeda dari t radium yang
ditentukan oleh berbagai peneliti, jumlah peluruhan per detik yang diperoleh
bervariasi antara 3,4 . 1010 sampai 3,7 . 1010 . Curie, bagaimanapun, telah
ditetapkan setara dengan 3,7 . 1010 peluruhan per detik. Sub unit dari curie
adalah mili curie dilambangkan dengan mc dan mikro curie, c, yang sesuai
dengan 3,7 . 107 dan 3,7 . 104 peluruhan per detik, secara berturut-turut..
Karena kebingungan dalam definisi curie, The American National Bureau
of Standard telah mengusulkan satuan baru, yang disebut Rutherford (rd), yang
setara dengan 106 peluruhan per detik. Sub unit rd adalah mili Rutherford (mrd)
= 103 peluruhan per detik dan mikro Rutherford (rd) = 1 peluruhan per detik.
8. Penentuan Waktu Paro
Sebagian besar metode yang digunakan untuk menentukan waktu paro
berlaku untuk semua ketiga jenis peluruhan, , , dan . Karena ketiga konstanta
karakteristik , dan t isotop radioaktif terkait satu sama lain, penentuan satu
memberikan ketiganya. Biasanya waktu paruh t ditentukan secara eksperimen,
sementara yang lain dapat dihitung dari hal itu.
= 0
ln = ln 0
Atau
=
1
RADIOAKTIFITAS 9
Di mana
= ln , ln 0 = ()
| | = =
Untuk penentuan yang lebih akurat dari waktu paruh yang pendek, perlu
untuk membuat kuadrat terkecil yang pas dari data, yaitu dari tingkat
perhitungan terhadap waktu. Jika umur paruh sampel radioaktif adalah
beberapa detik, sulit untuk menggunakan metode ini. Metode lain telah
dikembangkan.
1
=( )
Metode ini berlaku untuk isotop dengan umur paruh besar seperti 1010 tahun
atau lebih.
1 1 = 2 2
Kemudian mengetahui 1, 1 dan 2 perhitungan 2 dapat dibuat. Sebuah
contoh penggunaan persamaan kesetimbangan sekuler adalah penentuan
waktu paruh uranium dari umur paruh radium yang diketahui.
2
RADIOAKTIFITAS 0
Gambar 8.1 . penentuan umur paruh dari komponen yang berbeda dalam
suatu campuran. Lingkaran hitam menunjukkan jumlah dari aktivitas yang
tidak terkait terhadap waktu berdasarkan penentuan eksperimental.
Melalui contoh di atas, terbatas pada campuran tiga aktivitas, maka metode
ini dapat digunakan untuk campuran sejumlah besar isotop radioaktif.
Faktor-faktor berikut memberi batasan tertentu pada penerapan metode di
atas.
Aktivitas yang berbeda harus tidak berhubungan, yaitu, mereka harus
tidak sesuai dengan peluruhan berantai.
2
RADIOAKTIFITAS 1
Umur paruh dari isotop yang berbeda harus berjauhan.
Sampel harus kuat, atau panas, cukup (kuat dalam arti bahwa tingkat
peluruhan tinggi), sehingga jika ada aktivitas hidup yang sangat pendek,
itu akan memberikan kontribusi pada tingkat penghitungan untuk
interval waktu yang cukup untuk membuat penentuan waktu paruh
pendek menjadi cukup akurat.
2
RADIOAKTIFITAS 2
DAFTAR PUSTAKA
Muljono.2003.Fisika Modern.Yogyakarta:Andi
2
RADIOAKTIFITAS 3