Anda di halaman 1dari 24

LEARNING TASK IV

KEPERAWATAN GERONTIK

POSYANDU LANSIA

OLEH : SGD 4

Ni Made Dety Astrini 1402105002


Eny Marsita Dewi 1402105008
Ni Kadek Novi Anggraeni 1402105023
Ni Putu Riskia Narayani 1402105024
I Gusti Ayu Indri Wahyuni 1402105030
Ni Made Desiana S.S 1402105035
I Made Cahyadi Agastiya 1402105037
Ni Made Umala Antari 1402105054
Putu Dicky Heryawan 1402105057
Ni Putu Pande Ririn Adnyawati 1402105062

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
LEARNING TASK POSYANDU LANSIA

1. Apakah beda posyandu lansia dengan posbindu?


Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu
lansia juga merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya (Maryam
dkk,2008). Sedangkan Posbindu merupakan peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama
yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit
tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola
makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi,
hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko
yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus
(DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan. (Depkes RI,2012) Jadi perbedaan yang dapat dilihat dari posyandu
lansia dan posbindu adalah pada sasarannya yaitu posyandu lansia
dikhususkan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia sedangkan posbindu
mencakup pada kelompok masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM
atau orang dewasa yang berumur 15 tahun keatas.
2. Apakah kegiatan yang dilakukan dalam posbindu?
Menurut Kemenkes RI (2012) Posbindu meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu:
1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara
sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta,
aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi
terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi
lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan
berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama
kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh
(IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah
sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya
dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk anak, pengukuran
tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan
atas.
3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun
sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan
penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan
Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter pada anak dimulai usia
13 tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang telah terlatih.
4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor
risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun
sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga
kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu
sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor
risiko PTM 6 bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak
dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah
dan Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di
lingkungan kelompok masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil
IVA positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah
6 bulan, jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun,
namun bila hasil IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi
kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah
terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di
Puskesmas.
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin
bagi kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lain nya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap
pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena
pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu
cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak
hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu
dilakukan rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya
dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon
cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.
3. Bagaimana mekanisme 5 meja posyandu lansia?
Mekanisme pelayanan posyandu lansia, disusun mengikuti mekanisme
pelaksanaan kegiatan Posyandu pada umumnya yaitu dengan lima tahap
kegiatan/lima meja. Penyusunan ini antara lain bertujuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang prima terhadap lansia. Adapun mekanisme
Posyandu Lansia lima meja menurut Indoesian Public Health (2013) yaitu
sebagai berikut.
1. Meja satu
Pada meja satu, dilakukan pendaftaran anggota kelompok lansia sebelum
pelaksanaan pelayanan yang dilakukan oleh kader lansia di banjar atau
RT/RW suatu wilayah
2. Meja dua
Pada meja dua, dilakukan pencatatan kegiatan sehari-hari yang
dilakukan lansia, serta penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan lansia yang sepenuhnya dapat dilakukan oleh kader lansia.
Selain itu, pada meja dua juga terdapat penghitungan Indeks Massa
Tubuh (IMT) lansia sesuai dengan tinggi badan dan berat badan lansia.
Penghitungan IMT lansia dapat dilakukan oleh kader lansia yang dibantu
oleh petugas kesehatan.
3. Meja tiga
Pada meja tiga, dilakukan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan
kesehatan dan pemeriksaan status mental lansia yang dilakukan oleh
petugas kesehatan dan dapat dibantu oleh kader lansia.
4. Meja empat
Pada meja empat, dilakukan pemeriksaan air seni dan kadar darah
lansia (laboratorium sederhana) yang sepenuhnya dilakukan oleh petugas
kesehatan. Pemeriksaan laboratorium sederhana ini dilakukan sebagai
pemeriksaan penunjang pada Posyandu lansia.
5. Meja lima
Pada meja lima, dilakukan pemberian penyuluhan dan konseling
kesehatan serta pemberian makanan tambahan (PMT). Penyuluhan
dan konseling ini dilakukan oleh petugas kesehatan sesuai dengan kondisi
hasil pemeriksaan dari meja satu sampai meja empat atau keluhan lain dari
lansia.
4. Jelaskan alasan kelompok tentang adanya mekanisme posyandu lansia dengan
sistem 3 meja? Jelaskan peran kader dan petugas kesehatan dari masing-
masing meja!
Pada umunya, Posyandu lansia menggunakan system lima meja. Akan tetapi,
terdapat juga mekanisme Posyandu lansia dengan menggunakan tiga meja.
Dengan alasan tertentu, Posyandu lansia dengan system tiga meja dapat
dilaksanakan. Menurut alasan kelompok, alasan penggunaan mekanisme tiga
meja disebabkan oleh dua hal yaitu :
1. Kondisi lansia yang kemungkinan mengalami gangguan mobilitas seperti
nyeri pada sendi sehingga akan memperberat keadaan lansia apabila
digunakan system lima meja karena lansia harus berpindah sebanyak lima
kali. Berdasarkan hal tersebut dapat dipertimbangkan untuk menggunakan
mekanisme tiga meja
2. Kondisi sumber daya dari Posyandu lansia yang mungkin saja kurang dari
ideal sehingga tidak dapat untuk menggunakan mekanisme lima meja dan
dapat digantikan dengan mekanisme tiga meja dengan tetap menggunakan
atau menerapkan pelayanan kesehatan mulai dari pendaftaran hingga
penyuluhan dan konseling
Penggunaan mekanisme tiga meja pada dasarnya sama dengan mekanisme
lima meja jika dilihat dari pelayanan kesehatan yang diberikan. Pada
mekanisme tiga meja, meja satu akan dilaksanakan pendaftaran, pengukuran
tinggi dan berat badan serta menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) yang
dilakukan oleh kader lansia. Pada meja dua akan dilaksanakan pengukuran
tekanan darah, cek kesehatan dan status mental lansia serta pemeriksaan
laboratorium sederhana yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Pada meja
tiga dilakukan penyuluhan dan konseling kesehatan lansia yang dilakukan oleh
petugas kesehatan,
5. Apakah kendala dalam pelaksanaan posyandu lansia?
Dalam pelaksanaan posyandu lansia dijumpai beberapa kendala menurut
Maryati dan Hexawan (2013) dan Mengko, Kandou, & Massie (2015) antara
lain:
Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu,
Dukungan keluarga yang kurang,
Lokasi posyandu yang jauh dari rumah,
Kurang siapnya kader dalam melaksanakan posyandu dan sikap kader
yang kurang baik dalam pelaksana, serta
Kebosanan lansia terhadap kegiatan posyandu yang monoton atau kurang
menarik.
Ketersediaan dana, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan
posyandu
6. Bagaimana upaya tenaga kesehatan untuk mengatasi kendala tersebut?
Upaya yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mengatasi kendala
dalam pelaksanaan posyandu lansia antara lain:
Melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi mengenai kegiatan
posyandu lansia tidak hanya kepada lansia tetapi kepada keluarga lansia
juga sehingga lansia dan keluarga dapat mengetahui manfaat dari
posyandu lansia dan dapat memberikan dukungan serta motivasi kepada
lansia untuk datang dan mengikuti kegiatan posyandu lansia. Dalam
pemanfaatan pelayanan posyandu lansia dukungan instrumental dengan
mengantarkan lansia ke posyandu sangat dibutuhkan, karena lansia tidak
bisa lagi berjalan jauh (Sulistyorini, 2010). Bila diperlukan, petugas
kesehatan bisa berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat untuk
ikut berpartisipasi dalam kegiatan sehingga lansia lebih termotivasi.
Dalam pemilihan tempat untuk melaksanakan kegiatan posyandu lansia
bisa dilakukan pemetaan terlebih dahulu sehingga tempat pelaksanaan
posyandu lansia tidak terlalu terpencil dan diusahakan posisinya berada
setidaknya di tengah-tengah wilayah cakupan. Sehingga memudahkan
lansia untuk menjangkau tempat posyandu lansia. Zulkarnain (2013)
menyatakan bahwa jarak dari rumah ke posyandu lansia berpengaruh
secara signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia.
Melalukan pelatihan kepada kader posyandu lansia. Salah satu strategi
upaya peningkatan cakupan kunjungan lanjut usia (lansia) ke posyandu
lansia (Posbindu) adalah membekali keterampilan kader melalui pelatihan.
Pelatihan ini bisa mencakup mulai dari peningkatan pengetahuan
mengenai pencegahan penyakit, keterampilan pemeriksaan fisik,
pemanfaatan TOGA, dan komunikasi. (Fatmah & Nasution, 2012)
Dalam pelaksanaan posyandu lansia juga bisa ditambahkan dengan
kegiatan-kegiatan yang menarik untuk menghindari kebosanan pada
lansia. Misalnya kegiatan olahraga bersama atau senam, melakukan
rekreasi atau tirta yatra, demontrasi terapi komplementer oleh petugas
kesehatan, serta penambahan media penyuluhan yang menarik seperti
leaflet, flip chart, atau yang lainnya.
Petugas kesehatan bersama kader dan pihak banjar tempat posyandu bisa
berkoordinasi terkait pengadaan dana, sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu lansia. Posyandu
kelompok usia lanjut adalah suatu bentuk usaha pelayanan pemantauan
kesehatan khusus untuk lansia yang bersumber daya dari masyarakat
(UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati (Maryam dkk, 2008). Sehingga
disini sudah merupakan tugas masyarakat setempat untuk berpartisipasi
dalam peningkatan posyandu lansia.
7. Jelaskan cara pengisian KMS lansia!
Berikut merupakan cara pengisian KMS lansia.
1. Melakukan pengisian identitas KMS

Mengisi No KMS sesuai dengan no daftar keanggotaan posyandu


Menuliskan nama lansia kemudian lingkari jenis kelamin lansia
(L/P)
Menanyakan umur lansia
Menanyakan alamat, pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan
lansia
Menanyakan dengan siapa lansia tinggal di rumah
2. Pengisian catatan pemantauan
Menuliskan tanggal kunjungan lansia
Kaji kemandirian lansia terkait makan/minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, BAB/BAK, kegiatan di luar
rumah seperti ke pasar, arisan, ambil uang pensiun, dll.
Tuliskan kategori kemandirian lansia
- Kategori A : Apabila usia lanjut sama sekali tidak mampu
melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga sangat tergantung
dengan orang lain (ketergantungan).
- Kategori B : Apabila ada gangguan dalam melakukan sendiri,
sehingga kadang memerlukan bantuan (ada gangguan).
- Kategori C : Apabila usia lanjut masih mampu melakukan
kegiatan hidup sehari-hari tanpa bantuan sama sekali (mandiri).
Melakukan pengkajian status mental masalah emosional lansia
Pertanyaan tahap 1:
- Apakah anda mengalami susah tidur?
- Apakah anda sering merasa gelisah?
- Apakah anda sering murung dan atau menangis sendiri?
- Apakah anda sering merasa was-was atau khawatir?
Bila ada 1 atau lebih jawaban ya lanjutkan pada tahap 2
Pertanyaan tahap 2:
- Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1
kali dalam sebulan?
- Apakah anda mempunyai masalah atau banyak pikiran?
- Apakah anda mempunyai gangguan atau masalah dengan
keluarga atau orang lain?
- Apakah anda menggunakan obat tidur atau penenang atas
anjuran dokter?
- Apakah anda cenderung mengurung diri dalam kamar?
Bila 1 atau lebih jawaban ya maka usia lanjut mempunyai
masalah emosional.
Mengukur Status Gizi Lansia
- Mengukur BB dan TB lansia terlebih dahulu
- Kemudian tulis hasil pengukuran di bagian kolom BB dan
TB
- Cek hasil titik temu BB dan TB tersebut di grafik IMT
IMT normal pada lansia : 18,5-25
Jika hasil titik temu BB dan TB berada di warna merah artinya
status gizi lansia lebih
Jika hasil titik temu BB dan TB berada di warna hijau artinya
status gizi lansia normal
Jika hasil titik temu BB dan TB berada di warna kuning artinya
status gizi lansia kurang.
Mengukur Tekanan Darah dan Nadi

- Lakukan pengukuran TD pada lansia


- Tuliskan hasil pengukuran sistole dan diastole
- Lakukan pengukuran denyut nadi
Tentukan kategori berdasarkan :
Tinggi : bila salah satu dari sistole atau diastole atau keduanya
diatas normal
Normal : bila sistole antara 120-160 mmHg dan diastole <90
mmHg
Rendah : bila sistole dan diastole dibawah normal.
Pemeriksaan Lab Sederhana

- Periksa Hb dengan salah satu cara, yaitu talquist, sahli, atau cupri
sulfat Catatlah hasilnya pada kolom yang tersedia. Tanda %
apabila memakai cara talquist, 13 g% untuk pria dan 12 g% untuk
wanita bila menggunakan cara sahli atau cupri sulafat. Berikan
tanda (V) pada kolom yang sesuai (kurang atau normal).
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan tiap tiga bulan sekali atau bila
ada indikasi.
- Periksalah kadar gula melalui pemeriksaan reduksi urine, dan
hasilnya dicatat dengan menandai tanda (V) pada kolom yang
tersedia. Positif apabila terdapat gula dalam urine, dan tulis
jumlah positifnya pada kolom yang tersedia. Normal bila tidak
terdapat gula dalam urine (hasil pemeriksaan kadar gula dalam
urine negatif). Tanyakan waktu itu apakah sedang minum obat
untuk kencing manis, jika ya beri tanda (V) pada kolom yang
tersedia. Pemeriksaan kadar gula urine dilakukan tiap tiga bulan
sekali atau bila ada indikasi.
- Periksalah kadar protein urine melalui pemeriksaan dalam urine
dan hasilnya dicacat dengan memberi tanda (V) pada kolom yang
sesuai. Positif bila terdapat protein dalam urine dan tulis jumlah
positifnya pada kolom yang tersedia. Normal bila tidak terdapat
protein dalam urine (hasil pemeriksaan urine protein negatif).
Tanyakan pada waktu itu apakah sedang minum obat, misalnya
untuk gangguan ginjal, jika ya beri tanda pada kolom yang
tersedia. Pemeriksaan portein dalam urine dilakukan tiap tiga
bulan sekali atau bila ada indikasi.
3. Melakukan pencatatan keluhan dan tindakan
Menuliskan tanggal dan bulan, kemudian mencatat keluhan yang
dirasakan lansia.
Tuliskan tindakan yang dilakukan petugas kesehatan
Lakukan rujukan dan pengobatan bila perlu.
8. Bagaimana cara pengukuran lab sederhana di posyandu lansia?
Pemeriksaan lab sederhana pada pelaksanaan posyandu lansia meliputi
(Depkes RI, 2003):
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist, Sahli atau Cuprisulfat.
Periksa Hb dengan salah satu cara, yaitu talquist, sahli, atau cupri sulfat.
Tanda % apabila memakai cara talquist, 13 g% untuk pria dan 12 g%
untuk wanita bila menggunakan cara sahli atau cupri sulafat. Pemeriksaan
hemoglobin dilakukan tiap tiga bulan sekali atau bila ada indikasi.
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus). Periksalah kadar gula melalui
pemeriksaan reduksi urine. Positif apabila terdapat gula dalam urine,
Normal bila tidak terdapat gula dalam urine (hasil pemeriksaan kadar gula
dalam urine negatif). Pemeriksaan kadar gula urine dilakukan tiap tiga
bulan sekali atau bila ada indikasi.
Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal. Positif bila terdapat protein dalam urine,
Normal bila tidak terdapat protein dalam urine (hasil pemeriksaan urine
protein negatif). Pemeriksaan portein dalam urine dilakukan tiap tiga bulan
sekali atau bila ada indikasi.
9. Lakukan role play mekanisme posyandu lansia dan cara pengisian KMS.
Peragakan role play saat pleno.
Daftar Pustaka

Depkes RI. (2003). Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia


Lanjut. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat DEPKES RI. Jakarta.
Fatmah, F.& Nasution, Y. (2012). Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
Kader Posbindu dalam Pengukuran Tinggi Badan Prediksi Lansia,
Penyuluhan Gizi Seimbang dan Hipertensi Studi di Kecamatan Grogol
Petamburan, Jakarta Barat. Media Medika Indonesia Volume 46 Issue 2,
2012.
Indonesian Public Health. (2013). Posyandu Lansia : Tujuan, Sasaran dan Jenis
Pelayanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia. Diakses dari :
http://www.indonesian-publichealth.com/posyandu-lansia/
Kemenkes RI (2012). Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM).
Maryam, R. Siti,dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika
Maryati, H. F. A & Hexawan, T. (2013). Gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi Lansia tidak mengikuti posynadu lansia di Posyandu
Dahlia di 2 Dusun Ngabar Desa Sumberteguh kecamatan Kudu Kabupaten
Jombang tahun 2013. Jurnal Metabolisme , Vo.2 No.3. 2013 ISSN 2338-
0438
Mengko, V.V., Kandou, G.D., & Massie, R.G.A.. (2015). Pemanfaatan Posyandu
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado. Jurnal
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Vol.5
No.2b.April 2015. ISSN: 2088-3552
Sulistyorini, C. I. (2010). Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Desa Siaga,
Yogyakarta: Nuha Medika
Zulkarnain. (2013). Pengaruh Pengetahuan Sikap dan Dukungan Keluarga
terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di wilayah Kerja Puskesmas
Bandar Dolok Kec.Pagar Merbau Kab.Deli serdang
PEMERAN ROLE PLAY POSYANDU LANSIA

NARATOR : RISKIA

KADER 1 : CAHYADI

KADER 2 : DESIANA

KADER 3 : NOVI

KADER 4 : ENY

PETUGAS KESEHATAN 1 : INDRI

PETUGAS KESEHATAN 2 : DETY

PETUGAS KESEHATAN 3 : RIRIN

LANSIA : DICKY

KELUARGA LANSIA : UMALA


ROLE PLAY

Di Banjar Duri terdapat Program Posyandu lansia yang sudah berjalan setiap
bulannya. Posyandu lansia di Desa Mawar dilaksanakan di balai Banjar Duri
pada tanggal 22 tiap bulannya, namun tetap menyesuaikan dengan jadwal dari
pihak puskesmas. Pada suatu hari, kader posyandu lansia melakukan rapat
koordinasi untuk melakukan persiapan posyandu lansia pada tanggal 22 Oktober
2017 yang dilaksanakan di balai Banjar Duri.

Tahap persiapan

Kader 1 : Selamat sore ibu-ibu kader, jadi pada sore hari ini kita akan melakukan
rapat koordinasi terkait dengan persiapan pelaksanaan Posyandu lansia
pada tanggal 22 Oktober 2017 kira-kira pukul 08.00 sudah mulai
melakukan persiapan. Beberapa persiapan yang harus kita laksanakan
sebelum pelaksanaan yaitu menginfokan ke lansia untuk kegiatan
Posyandu lansia, pembagian tugas, melakukan koordinasi dengan pihak
puskesmas dan buku catatan kegiatan.

Kader 2 : Mungkin sedikit saran untuk menginfokan ke lansia mengenai posyandu


bisa di bagi per wilayah untuk lebih mengefisienkan waktu. Kebetulan
saya besok ada ke puskesmas mungkin saya bisa sekalian melakukan
koordinasi dengan pihak puskesmas mengenai kegiatan Posyandu
lansianya dan untuk info selanjutnya akan saya kabarkan lagi.

Kader 1 : Terima kasih sarannya, mungkin nanti saya sendiri akan menginfokan di
Banjar Melati, kader 2 di Banjar Mawar, kader 3 di Banjar Kamboja
dan Sandat dan kader 4 di Banjar Pucuk.

Kader 3 : Bagaimana untuk pembagian tugas pada saat Posyandunya ?

Kader 1 : Kader 2 akan bertugas pada meja 1 yaitu pendaftaran dan kader 4 akan
bertugas di meja 2 mencatat kegiatan sehari-hari lansia, tinggi badan
dan berat badan sekaligus IMT sedangkan kader 1 dan 3 akan bertugas
menemani lansia saat akan datang sampai pada akhir meja 5.
Kader 4 : Apakah untuk bahan penyuluhan dan buku catatan kegiatan pada saat
hari pelaksanaan Posyandunya sudah disiapkan ?

Kader 3 : Untuk buku catatan kegiatannya nanti saya yang akan menyiapkannya

Kader 1 : Untuk bahan penyuluhannya mungkin nanti kader 2 yang akan


mengkordinasikannya dengan pihak puskesmas

Kader 2 : Baik nanti akan saya koordinasikan lebih lanjut mengenai hal tersebut

Kader 1 : Baik karena persiapan untuk hari pelaksanaan Posyandu lansia sudah
cukup, rapat koordinasi pada sore hari ini saya akhiri. Terima kasih
sudah menyempatkan waktunya untuk hadir. Selanjutnya adalah acara
bebas.

Kader 2,3,4 : Baik terima kasih

Keesokan harinya kader 2 melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas terkait


dengan pelaksanaan Posyandu lansia. Di sepakati bahwa posyandu dilaksanakan
pada tanggal 22 Oktober 2017 pukul 08.30. Selain itu, di hari yang sama, semua
kader melaksanakan persiapan yaitu dengan menyebarkan informasi mengenai
pelaksanaan Posyandu lansia pada tanggal 22 Oktober 2017. Kader 4
mengunjungi salah satu rumah lansia untuk memberikan informasi mengenai
jadwal Posyandu lansia

Kader 4 : Selamat sore,

Keluarga lansia : Selamat sore, ada apa Bu ?

Kader 4 : Maaf sebelumnya, Kakeknya ada di rumah bu ?

Keluarga lansia : Oh kakeknya lagi di dalam tadi, ada perlu apa ya Bu ?

Kader 4 : Saya datang kesini untuk memberitahukan bahwa pada tanggal


22 Oktober 2017 pukul 08.30 akan dilaksanakan Posyandu lansia
bertemtempat di balai banjar Duri. Nanti bisa minta tolong
diingatkan kakeknya ya Bu untuk datang dan ibu mungkin juga
bisa mengantar kakeknya.
Lansia : Halo, ada tamu ternyata. Ada keperluan apa ?

Keluarga lansia : Ini kek, ada Kader Posyandu lansianya datang, memberi
informasi ada Posyandu lansia tanggal 22 Oktober 2017 jam
08.30.

Lansia : Oh Posyandu ? Hampir aja lupa ada Posyandu lansia tanggal 22


Oktober. Baik terima kasih bu sudah mengingatkan. Nanti saya
usahakan datang ke Balai Banjar Duri.

Kader 4 : Baik kek terima kasih. Nanti kami tunggu di Balai Banjar Duri.

Kader 4 meninggalkan rumah lansia tersebut. Pada hari tersebut kader lain juga
melakukan kunjungan rumah ke lansia untuk memberikan informasi mengenai
pelaksanaan Posyandu lansia pada tanggal 22 Oktober 2017 pukul 08.30.

Tahap pelaksanaan posyandu lansia

Pada tanggal 22 Oktober 2017, mulai dari pukul 08.00 kader lansia sudah mulai
mempersipkan tempat dan alat-alat yang diperlukan untuk kegiatan Posyandu
lansia. Pihak puskesmas pun juga sudah berada di Balai Banjar Duri. Kader dan
petugas kesehatan dari puskesmas sudah mulai untuk menempati meja 1 sampai 5
dan 2 kader standy by di pintu masuk untuk menemani lansia yang baru datang

Lansia : Posyandunya sudah buka ?

Kader 1 : Selamat pagi kek. Posyandunya sudah buka kek. Mari saya
antar ke dalam kek untuk pendaftaran dulu

Lansia : Baik terima kasih

Kader 1 mengantarkan Lansia ke meja 1 untuk melakukan pendaftaran terlebih


dahulu. Di mulainya proses Posyandu lansia system 5 meja.

Kader 2 : Selamat pagi kek. Boleh saya pinjam buku KMS yang kakek
bawa ya? Saya catet dulu ya kek (Kader 2 mencatat nama, umur,
dan pekerjaan lansia)
Lansia : Oh iya boleh Bu (lansia menyerahkan KMS)

Kader 2 : Baik dengan Kakek A, silahkan ke meja selanjutnya ya kek, ini


buku KMS nya saya kembalikan (mengembalikan KMS).

Lansia : Baik terimakasih Bu

Lansia menuju meja 2 didampingi Kader 1, sesampainya di meja 2

Kader 4 : Selamat pagi kek..

Lansia : Selamat pagi Bu..

Kader 4 : Bagaiman kabarnya hari ini kek?

Lansia : Begini-begini saja Bu, namanya juga orang tua.. ya masih bisa
dibilang sehat lah Bu..

Kader 4 : Syukurlah kakek dalam keadaan sehat.. kakek sebelumnya sudah


makan?

Lansia : sudah tadi sama anak-anak, biasa makan pagi

Kader 4 : Kalau boleh tahu, kakek sendiri ambil makanannya atau dibantu
sama keluarga

Lansia : Saya sendiri ambil, kalau anak saya ngambil makanannya buat
cucu,

Kader 4 : Kalau untuk aktivitas sehari-hari lainnya seperti ke kamar mandi,


pakai baju, berjalan itu biasa kakek sendiri atau dibantu?

Lansia : ya untuk aktivitas sehari-hari saya bisa sendiri tapi kalau sakit
dibantu sama anak

Kader 4 : Masih kuat ya kakek, jadi kalau sakit saja baru dibantu ya. Kalau
kakek keluar rumah misalnya ke warung berarti kakek bisa sendiri
juga ya atau sama anak?
Lansia : Bisa, saya biasa sendiri kalau keluar rumah dekat-dekat sini. Tapi
kalau jauh ya diantar sama anak

Kader 4 : Oh begitu ya kek, Kakek dirumah biasanya ngapain aja kek untuk
mengisi waktu luang? Apakah kakek masih bekerja ?

Lansia : Saya sudah tidak bekerja lagi Bu.. Saya memelihara ayam di
rumah, jadi saya tiap pagi suka merawat ayam saya seperti
menjemurnya di bawah sinar matahari pagi, memberi ayam-ayam
saya makan dan minum ya seperti itu saja kegiatan saya.. saya
juga biasanya suka nonton televisi saat siang hari menemani cucu
saya

Kader 4 : Wah bagus sekali ya kek, kakek mengisi waktu luang dengan
kegiatan yang positif.. berapa ayam yang kakek punya saat ini ?

Lansia : Hanya 5 saja Bu..

Kader 4 : Cukup banyak ya kek.

Klien mempunyai tingkat kemandirian pada kategori B

Kader 4 : Baik kek, sekarang kita timbang berat badan kakek dan ukur
tinggi badan kakek yaa.. silahkan berdiri disini kek (menunjuk
tempat pengukuran dan berat badan)

Lansia sedang diukur berat badan dan tinggi badannya

Lansia : Gimana hasil pengukurannya Bu ?

Kader 4 : Baik kek, jadi dari hasil pengukurannya berat badan kakek 60 kg
dan tinggi badan kakek 165 cm.. jadi kalo dihitung indeks massa
tubuh kakek, kakek masih dalam rentang berat badan normal ya
kek.. sangat bagus kek..

Lansia : Syukurlah Bu.. semoga saya selalu sehat..


Kader 4 : Iya kek.. sekarang kakek silahkan menuju meja selanjutnya ya
untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan..

Lansia : Baik bu, terimakasih..

Lansia menuju meja 3 ditemani oleh Kader 3. Kader 1 mendampingi lansia


selanjutnya untuk menuju meja 1.

Perawat 1 : Selamat pagi kakek,

Lansia : Selamat pagi

Perawat 1 : Bagaimana kabarnya hari ini kek?

Lansia : Baik

Perawat 1 : Baik kakek, bisa lihat buku KMS nya ?

Lansia : Oh iya, ini (sambil memberikan buku KMS)

Perawat 1 : (melihat KMS) tekanan darah sebelumnya normal ya kek,


kemarin-kemarin pernah cek tensi kek?

Lansia : Tidak, Cuma saat posyandu saja

Perawat 1 : O iya, baik kek sekarang saya cek tensinya dulu ya

Perawat melakukan pengukuran tekanan darah

Perawat 1 : Baik kakek, ini tensinya normal ya 130/80, selanjutnya saat


periksa nadinya ya kek (melakukan pemeriksaan nadi sekaligus
dengan pernapasan)

Perawat 1 : Nadinya juga normal

Mencatat hasil pemeriksaan di KMS, selanjutnya perawat melakukan pengkajian


status mental

Perawat 1 : Kakek kalau malamnya susah tidur atau gelisa tidak kek?
Lansia : Tidak, saya kalau sudah mau tidur langsung bisa tidur, apalagi
kalau lagi capek pasti langsung tidur

Perawat 1 : Kakek pernah menyendiri, murung atau tiba-tiba menangis


sendiri?

Lansia : Kebetulan ada cucu jadi saya tidak pernah murung atau menangis
sendiri itu tidak pernah

Perawat 1 : kakek pernah tidak, merasa was-was atau khawatir terhadap


sesuatu, misalkan pada anak atau cucu ada rasa khawatir tidak kek?

Lansia : Tidak pernah dek, saya selalu merasa senang karena ada cucu dan
anak saya sering mengajak bercerita jadi hal-hal seperti itu
syukurnya saya tidak pernah mengalami.

Klien tidak mempunyai masalah emosional

Perawat 1 : Baik kek, sudah bagus kakek tidak mempunyai masalah


emosional, yang terpenting dijaga terus kesehatannya ya kek.
Karena disini sudah selesai kakek bisa ke meja sebelah.

Lansia menuju meja 4 didampingi oleh kader 4

Perawat 2 : Halo kakek, selamat pagi

Lansia : Selamat pagi dik

Perawat 2 : Boleh saya lihat Buku KMS nya kek?

Lansia : Ini dik

Perawat 2 : Jadi kek, disini kita akan melakukan pemeriksaan air kencing,
gula darah dan asam urat ya kek. Silahkan kakek ke belakang
dulu untuk buang air kecil kek.

Lansia : Ini dik, saya sudah bawa langsung

Perawat 2 : Oh bagus kakek jadi kita bisa langsung cek menggunakan alat ini
ya kek
Lansia : Hasilnya kencingnya normal ya kek, dari warnanya juga normal
dan kandungannya juga normal

Perawat 2 : Nah, selanjutnya kita akan cek gula darah dan kadar asam urat
kakek ya

Lansia : iya dik, boleh saya juga ingin tau

Aperawat 2 : kakek tadi sudah makan?

Lansia : belum dik, tadi saya habis mandi langsung diajak kesini jadi saya
tidak sempat makan

Perawat 2 : Iya kek saya tusuk ya

Setelah kakek memberikan persetujuan, perawat lalu menusukkan jarumke tangan


kakek lalu memasukkan darah dalam stik gula darah dan asam urat

Perawat 2 : Sakit kek? Sudah selesai ya kek, kita tunggu sebentar hasilnya

Kakek : Iya dik semoga tidak ada masalah

Perawat 2 : Nah kek jadi hasilnya sudah keluar gula darahnya ini normal 110
mg/dL dan untuk kadar asam uratnya ini agak tinggi kek 7,7
normalnya 3.47.0 kek

Lansia : Tinggi ya dik? Apakah bisa saya turunkan?

Perawat 2 : Bisa kek, nanti di meja selanjutnya akan diberi tahu kek caranya
agar kadar asam urat kakek membaik ya

Lansia : iya dik, saya akan lanjutkan ke meja selanjutnya jika begitu

Perawat 2 : Baik kek, silahkan

Lanjut ke Meja 5

Perawat 3 : Selamat pagi Kakek, silahkan duduk nggih. Bagaimana kabar kakek
hari ini? Apa kakek ada keluhan ?
Lansia : Kabar saya hari ini baik dik, tidak ada keluhan tapi tadi saya
diperiksa dan hasilnya asam urat saya tinggi 7,7 mg/dL.
Perawat 3 : Ya kek, kadar asam urat kakek termasuk tinggi, apakah sebelumnya
kakek sudah pernah melakukan pemeriksaan asam urat juga?
Lansia : Tidak dik, ini baru pertama kali, kenapa ya bisa tinggi kadar asam
uratnya?
Perawat 3 : Jadi begini kek, kadar asam urat bisa tinggi karena penumpukan zat-
zat dalam tubuh kita yang berasal dari makanan yang di konsumsi.
Zat tersebut namanya purin kek itulah yang jika berlebih kadarnya
bisa menyebabkan gangguan pada sendi dan tulang disebut penyakit
asam urat .Selain karena penumpukan purin, pengaruh berat badan
serta jarang olahraga juga menyebabkan munculnya penyakit asam
urat kek.
Lansia : Oh begitu ya dik, lalu apakah penyakit asam urat itu berbahaya?
Petugas 3 : Penyakit asam urat itu cukup menggaggu penderitanya kek, karena
biasanya menimbulkan tanda dan gejala seperti kesemutan, nyeri
sendi yang disertai bengkak dan kemerahan. Penyakit asam urat yang
idiamkan saja cukup berbahaya kek, karena nyeri yang hebat bisa
mengganggu aktivitas sehari-hari dan kerusakan tulang dan sendi bisa
menjadi parah. Apakah kakek mengalami tanda dan gejala yang
disebutkan tadi kek?
Lansia : Ya saya pernah merasakan nyeri pada lutut saya kalau pagi hari baru
bangun, biasanya diam dulu smpai nyerinya mereda baru saya lanjut
berdiri. Tapi tidak sering, kadang-kadang saja nyerinya muncul. Oh
iya dik Apakah kadar asam urat bisa diturunkan dik?
Perawat 3 : Kadar asam urat bisa diturunkan kek, apabila penderitanya
melakukan gaya hidup yang sehat seperti mengurangi konsumsi
makanan yang tinggi kadar purinnya seperti mengurangi daging
jeroan kek, mengurangi makan kacang-kacangan, mengurangi
minuman bersoda, kopi dan alkohol, serta makan sayur bayam, kol itu
jangan berlebihan karena pada sayur tersebut kadar purinnya tinggi.
Selain dengan pengaturan jenis dan pola makan, kakek juga bisa
melakukan aktivitas fisik yang rutin kek olahraga kecil seperti joging
dan senam.
Lansia : Wah saya sering makan jeroan dik, terimakasih informasinya akan
saya kurangi. Kalau olahraga biasanya saya ikut senam lansia diantar
cucu tapi jarang-jarang karena saya juga sedikit malas.
Perawat 3 : Iya kek, aktivitas fisik itu penting bagi lansia untu menjaga
kesehatan dan mencegah penyakit muncul. Selain itu, kakek juga
dianjurkan untuk memeriksakan kadar asam uratnya di pelayanan
kesehatan ya kek. Supaya kakek tau apakah kadar asam uratnya dalam
batasan normal 3.47.0 mg/dL atau tidak.
Lansia : Nggih dik, terimakasih ya informasinya.
Perawat 3 : Sama-sama kek, bagaimana kek apakah dapat dipahami ?
Lansia : Ya dik, saya cukup paham sekarang mengenai asam urat.
Perawat 3 : (setelah memberikan penyuluhan dan konseling perawat melakukan
evaluasi materi yang diberikan)
Lansia : (lansia menyebutkan kembali materi asam urat saat evaluasi )
Perawat 3 : Baik kakek, jaga kesehatannya ya kek dan rutin datang ke Posyandu
Lansia selanjutya.
Lansia : Iya dik terimakasih ya, saya pamit nggih mau pulang dulu.
Perawat 3 : Iya kakek, hati-hati ya.

Anda mungkin juga menyukai