5 Bil/ 4
Lini Masa Kehidupan Masyarakat Indonesia di Bidang Ekonomi Pada Masa Kerajaan
Islam dan Penjajahan
Pada masa itu, rakyat masih menggunakan tempurung kepala untuk meminum air yang
didapat dari mata air dan rakyat biasa hidup menderita. Rakyat miskin makanan, miskin
pendidikan (rakyat miskin tidak dapat bersekolah), miskin baju, serta miskin akan hak-hak
sebagai manusia. Bahkan, ketika ekspor panen getah naik 40% pun, rakyat masih memakan
umbi batang pisang. Bisa dikatakan bahwa martabat manusia saat masa penjajahan tidaklah
lebih penting dari hasil panen kopi dan sangat mengenaskan. Bahkan, anak-anak dari
kalangan rakyat miskin pun diharuskan untuk bekerja (misalnya dengan menjual rumput liar)
agar dapat bertahan hidup.
Keadaan seperti ini menjadi pemandangan yang biasa saat masa penjajahan dulu. Bahkan
dalam berbagai bidangpun mengalami kemunduran seperti bidang ekonomi. Kehidupan sulit
yang dijalani rakyat Indonesia saat itu menjadi salah satu bentuk atau wujud yang
menggambarkan jelas keterpurukan bidang ekonomi pada saat itu.
Kedatangan penjajah yang silih berganti membuat banyak perubahan dalam bidang ekonomi
di Indonesia. Misalnya saat kedatangan Jepang dan Bansa Barat ke Indonesia.
Masa Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Pada waktu itu agama Islam
banyak dianut oleh masyarakat di bagian barat Indonesia, Sulawesi, dan Maluku Utara.
Agama Islam dengan diterima dan dianut oleh raja kerajaan-kerajaan di Indonesia. Dengan
demikian, rakyat akan mengikuti agama yang dianut oleh rajanya. Misalnya di Kerajaan
Samudra Pasai, Kerajaan Malaka, Gowa-Tallo, dan lain-lain. Agama Islam berkembang
dengan sangat pesat.
Pada masa Islam, kegiatan perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah maju
dengan pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi, bandar itu tidak
hanya disingahi oleh pedagang prbumi, tapi juga oleh pedagang mancanegara. Pedagang dari
mancanegara umumnya berasal dari arab, persia, China, bahkan dari Eropa. Derah-daerah
yang paling penting atau menjadi jalur perdagangan Intenasional meliputi pesisir-pesisir
Sumatera di selat Malaka, semenanjung Malaya, pesisir utara Jawa, Brunei, Sulu, dan
Maluku.
a. SAMUDRA PASAI
Kerajaan Islam Samudra Pasai sudah ada sejak tahun 1128 masehi dengan nama
Kerajaan Samudra karena letaknya di daerah samudra. Di dirikan oleh Nasimuddin al-Kamil
seorang Muslim dari Mesir.
Kerajaan Samudra Pasai merupakan pelabuhan penting yang banyak didatangi oleh
para pedagang dari berbagai penjuru dunia, misalnya Gujarat dan Persia.
Pengaruh India dan Persia sangat besar di Kerajaan Islam samudra pasai. Pedagang Cina juga
datang ke sana untuk memasarkan dagangannya. Barang dagangan utama adalah lada yang
menjadi bahan ekspor kerajaan. Kerajaan Samudra Pasai memanfaatkan Selat Malaka yang
menghubungkan Samudra Pasai Arab India dan Cina.
Kerajaan Samudra Pasai juga menyiapkan bandar-bandar dagang yang digunakan
untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus masalah perkapalan,
mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri, dan menyimpan barang
dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di nusantara .
Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran setelah berdirinya Kerajaan Malaka pada
abad ke-15 masehi karena para pedagang Islam mulai memusatkan perdagangan mereka di
Malaka.
b. Kerajaan Demak
Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yang berdiri
pada abad ke-16 masehi berkat perjuangan dan usaha Pangeran Jinbun atau Raden
Patah. Beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini berkembang pesat adalah letaknya
yang strategis serta terletak di tengah jalur perdagangan nasional yang menghubungkan
antara barat dan timur.
Mundurnya Kerajaan Majapahit juga menjadi penyebab para pedagang Islam masuk
ke Demak. Dari aspek politik, dapat kita ketahui bahwa Raden Patah adalah keturunan
Brawijaya, penguasa Majapahit. Setelah Raden Patah diangkat sebagai Bupati Demak
Bintoro pada tahun 1500 Masehi , ia bergelar Sultan Alam Akbar al-Fatah yang lebih dikenal
dengan Raden Patah. Kemudian setelah menjadi raja, ia memajukan perdagangan dan agama
Islam.
Kerajaan Islam Demak menjadi negara maritim yang banyak dikunjungi oleh pedagang
Islam, terlebih setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 di bawah Alvonso
dAlbuquerque.
c. Kerajaan Banten
Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini, menyebabkan VOC berkembang pesat, bahkan
Portugis mulai terdesak. Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubnur jendral
VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Pada masa gubnur jendral J.P Coen
menilai Jayakarta lebih strategis, pada tahun 1611 berhasil direbutnya dan diuabh namanya
menjadi Batavia. Kota ini lalu dijadikan pusat kekuasaan VOC di Indonesia.