Indonesia
A. Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme
Kolonialisme berakar pada kata “Colony” yang berasal dari bahasa Latin yaitu Colon dan
ditujukan untuk petani, penanam, pekebun di daerah baru. Kolonialisme merupakan
kegiatan pengembangan kekuasaan suatu negara atas wilayah yang berasal dari batas
wilayah yang di identik dengan penjajahan dan suatu eksploitasi tanah, harta, serta sumber
daya alam.
Agar dapat mendominasi ekonomi sumber daya, tenaga kerja dan pasar wilayah. Sedangkan
imperialisme (berasal dari kata bahasa Latin “imperium” yang berarti mengomandani atau
kekuasaan tertinggi) adalah kebijakan dan praktek perluasan suatu negara melalui
pencaplokan atau penaklukan terhadap wilayah lain. Sehingga secara garis besar perbedaan
kolonialisme dan imperialisme terletak pada fokus kegiatannya masing-masing.
Kolonialisme lebih berfokus pada penguasaan wilayah yang kaya akan sumber daya alam sedangkan
imperialisme berfokus pada penguasaan politik dan memperluas pengaruh di suatu negara.
Perlawanan rakyat Banten dan juga Belanda telah terjadi pada masa awal kedatangan Cornelis de
Houtman di Banten, pada tahun 1680 Sultan Ageng menyatakan perang terhadap VOC karena telah
penganiayaan terhadap pedagang Banten. Saat itu terjadi perselisihan antara Sultan Ageng dan
putra mahkota Sultan Haji karena perebutan tahta. Belanda memanfaatkan situasi tersebut hingga
akhirnya kekuasaan Sultan Ageng digulingkan dari kekuasaannya. Sultan Haji dan Belanda pun
membuat perjanjian yang mana perjanjian tersebut berisikan tentang hak Belanda dalam monopoli
perdagangan, hak kekuasaan Belanda atas Cirebon dan ganti rugi perang.
2. Perdagangan di Nusantara
Menurut Poesponegoro dan Notosusanto adalah penduduk Indonesia yang dikenal sebagai pelayar-
pelayar yang tangguh dan sanggup mengarungi lautan lepas untuk melakukan perdaganan pada
tahun 1993. Pusat-pusat perdagangan tumbuh dengan pesat di pesisir Sumatera dan Jawa. Pada
masa kerajaan Hindu-Budha semakin berkembang dan makin berkembang lagi pada era kerajaan-
kerajaan Islam. Pada masa ini, kerajaan-kerajaan
Nusantara banyak berhubungan dengan India, Cina, Tanah Genting Kra, Pahang, Vientam, dan
Thailand. Rempah-rempah dari Kepulauan Maluku banyak dijual ke kerajaan-kerajaan di Sumatera
ataupun saudagar-saudagar asing dari Cina, India, dan Arab.