Anda di halaman 1dari 15

Lalu Lintas Perdagangan Dunia sebelum Era Kolonialisme-

Imperialisme Eropa

Perdagangan melalui Jalan Sutra ( Silk Road)

Jauh sebelum bangsa-bangsa Barat memelopori apa yang disebabkan dengan era penjelahan samudera yang
kemudian diikuti era klonialisme-imperialisme, aktivitas perdagangan antarbangsa di dunia sudah berjalan. Aktivitas
perdagangan ini menghubungkan bangsa-bangsa di Asia timur dan Tenggara, wilayah Mediterania, serta Eropa
dengan melewati apa yang disebut Jalan Sutra (The Silk Road). Disebut "Jalan Sutra" karena pada awalnya komoditas
utama diperdagankan adalah sutra dari Cina. Dalam perkembangannya, banyak juga komoditas lain diperdagankan
sepanjang rute itu, dengan sarana pengangkut utama adalah unta. Jalan Sutra dirintis di Cina sekitar tahun 139 SM
ketika Cina bersatu di bawah Dinasti Han. Sebagian ahli berpendapat lalu lintas perdagangan itu bahkan telah dimulai
sejak 100 tahun sebelum itu. Jalan ini dikenal sebagai rute perdagangan dengan kurun waktu paling lama dan dengan
jarak paling panjang dalam sejarah manusia, yaitu digunakan selama sekitar 1500 tahun dengan panjang 6.400 km.
Selain para saudagar, rute ini digunakan juga oleh para diplomat dan penjelajah Inggris dan negara-negara
Eropa lain dalam perjalanannnya menuju Cina dan Jepang. Jalan Sutra diramaikan tidak saja karena banyak saudagar
Cina yang berdagang di sepanjang jalan itu, melainkan karena dalam kurun waktu yang sama para pedagang dari
Seleukia, Antiokia, Alexandria, dan Persepolis semuanya wilayah taklukan Romawi juga terlibat dalam kegiatan
perdaganan di sepanjang rute jalan Sutra. Perdagangan melalui Jalan Sutra dimulai di Changan (Xian) di Cina,
melewati kota-kota perdagangan di Asia Tengah seperti Samarkand (Uzbekistan) dan kota "sumber air" Kashgar di
Cina yang berbatas dengan Tajikistan Kyrgyzstan, dan berakhir di Antiokia ataupun konstantinopel (istanbul).
Antiokia dan Konstantinopel sekarang menjadi bagian dari Turki. Pada saat ini, Kashgar menjadi salah satu kota di
Cina mayoritas penduduknya beragama Islam, sebagaimana juga Ubekistan, Rajikistan, dan Kyrgyzstan.
Perjalanan yang panjang itu terkadang melawati padang rumput yang luas (steppa), yang diselingi alam yang cukup
ganas seperti padang gurun Gobi dan Takla Makan di Cina. Dengan alasan mendapatkan perbekalan, kondisi alam
yang keras, serta keamana, para kafilah-saudagar itu kerap berhenti dan beristirahat di satu kota atau tempat yang
memiliki sumber air sebelum melanjutkan perjalanan ke kota-kota lainnya

Akan tetapi, jarang sekali para kafilah ini menempuh perjalanan yang sangat jauh. Di berbagai kota yang
sudah disinggahi, sudah banyak pedagang perantara (middlemen), yang siap menjual barang-barang ke kota-kota
lainnya, Jadi, sudah ada semacam sistem perdagangan berantai. Komoditas yang diperdagangkan antara lain sutra,
emas, batu giok (jade), teh, dan rempah-rempah. Hanya barang-barang mewah semacam itu yang diperdagangkan oleh
karena jarak yang jauh, biaya tinggi, dan seringkali tidak aman. Cina, misalnya, menyuplai Asia Barat dan wilayah
Mediterania dengan sutra, sementara rempah-rempah didapatkan dari Asia Selatan. Kota-kota yang dilewati Jalan
Sutra ini berubah dengan cepat menjadi kota perdagangan yang ramai. Kota-kota itu juga menjadi pusat ilmu
pengetahuan, budaya, dan seni. Orang-orang dari berbagai latar belakang suku dan budaya dan berinteraksi, berbaur,
bertukar gagasan, pandangan, dan bahkan agama--awalnya agama Budhha dan kemudian Islam. Kondisi seperti ini
memungkinkan peradaban Eropa, Timur Tengah, dan Asia berinteraksi satu sama lain.
Dalam perkembangannya kemudian, para kafilah ini menggunakan jalur alternatif, yaitu jalur laut. Jalur laut
pertama kali digunakan ketika bangsa Romawi menguasai dunia termasuk Dunia Timur. Jalur laut ini menghubungkan
wilayah Mediterania dan India. Rute laut utama dimulai di Canton (Guangzhou), Cina, melintasi Asia tenggara,
Samudera Hindia, dan Laut Merah, kemudian mencapai Alexandria. Antara abar ke-1 dan abad ke-6 M, kapal-kapal
dagan, termasuk kapal-kapal dagan arab, lalu-lalang melintasi laut Merah dan India. Barang-barang yang
diperdagangkan dikapalkan di Kota Berenike--nama sebuah kota kuno di wilayah Epirus yaitu wilayah Yunani dan
Albania sekarang di sepanjang Laut Merah dan diangkut menggunakan unta ke daerah pedalaman sampai ke Sungai
Nil. Dari situ, perahu-perahu sungai mengangkut barang-barang tersebut ke Alexandria, dan dari Alexandria
diperdagangkan ke seluruh wilayah kekaisaran Romawi. Sejak abad ke-9 M, ketika Kekaisaran Romawi runtuh, rute
laut atau maritim dikendalikan oleh saudagar-saudagar Arab.
Perlahan-lahan, penggunaan Jalan Sutra ditinggalkan. Penggunaan rute laut lebih memungkinkan terjadinya
pengiriman dan perdagangan barang dalam jumlah besar dan beraneka ragam, sesuatu yang sulit dilakukan melalui
Jalan Sutra Jalan Sutra kembali ramai selama kejayaan Kekaisaran Mongol pada abad ke-13. Pada saat yang sama
hubungan antara Eropa dan Tiongkok semakin terbuka terutama sejak Marco Polo (1271-1292) berhasil melakukan
ekspedisi ke Asia terutama ke Tiongkok.
Ketika bangsa-bangsa Eropa berhasil mengembangkan teknologi maritim sejak Abad XV (dipelopori
Portugis), dominasi saudagar-saudagar Arab atas rute-rute perdagangan di Asia dan Afrika perlahan-lahan berkurang.
Kapal-kapal berteknologi canggih lengkap dengan persenjataan modern bangsa Eropa tidak saja meredupkan peran
Jalan Sutra dan dominasi pedagang Arab di last, tetapi juga meningkatkan transaksi perdagangan.

Peta Jalur Sutra

Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme


Siapa di antara kalian yang sering mendengar istilah kolonialisme dan imperialisme? Jadi begini,
dahulu sekitar ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, ada beberapa negara yang melakukan penjajahan terhadap
negara-negara lain. Tujuan menjajah sudah sangat jelas, yaitu ingin menguasai dan memperluas wilayah kekuasaan.
Banyak dari negara-negara jajahan yang terus dikeruk sumber dayanya, baik alam maupun manusia. Dengan begitu,
negara penjajah semakin kuat dengan menguasai tempat-tempat vital atau strategis dari suatu wilayah.

Jatuhnya Konstantinopel (Sumber: seanmunger.com)


Awal munculnya keinginan untuk menguasai daerah lain itu ketika jatuhnya Konstantinopel.  Konstantinopel
adalah tempat yang strategis untuk berdagang dan Turki Usmani ingin menaklukkannya. Akibatnya, para pedagang
dan pembeli tidak bisa lagi masuk ke kota tersebut. Turki Usmani adalah sebutan untuk para penguasa dan militer
kesultanan Turki, sedangkan Konstantinopel merupakan ibu kota Kekaisaran Romawi sekaligus kota terbesar dan
termakmur di Eropa.
Setelah ditaklukkannya Konstantinopel, bangsa Eropa menjadi bingung harus mencari ke mana untuk
memenuhi komoditas rempah-rempah, padahal di masa itu rempah-rempah sangat tinggi nilai jualnya di Eropa.
Kemudian bangsa Eropa mulai melirik Indonesia, karena keberadaan Indonesia sebagai penghasil rempah-rempah
terbaik mulai terdengar bangsa Eropa. Pada akhirnya, Indonesia menjadi rujukan orang-orang Eropa untuk membeli
rempah-rempah dan memenuhi kebutuhan mereka.
Selain Indonesia memiliki rempah-rempah yang terbaik dan melimpah, masyarakatnya juga ramah dan baik
sekali menyambut orang-orang Eropa yang berdatangan. Karena hal itu, mulai banyak armada-armada milik bangsa
Eropa yang menepi ke Indonesia. Kejadian ini erat kaitannya dengan penjelasan pengertian kolonialisme dan
imperialisme.
A. Pengertian Kolonisme dan Imperialisme Bangsa Barat
1. Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata Koloni, Colonia menurut bahasa Latin artinya pemukiman. Upaya yang
dilakukan negara-negara penguasa dalam rangka menguasai suatu daerah/wilayah untuk mendapatkan sumber
daya disebut kolonialisme. Jadi pengertian Kolonialisme adalah usaha untuk memperluas, mengembangkan,
menguasai suatu daerah dengan kekuasaan satu negara di luar lokasi atau wilayah negara tersebut. Untuk
menguasai suatu daerah biasanya dilakukan dengan cara paksa untuk mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya bagi motherland atau negara induk.
Kolonialisme umumnya dilakukan oleh negara-negara yang memiliki kekuatan militer yang kuat.
Contohnya seperti Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Negara-negara tersebut berhasil menguasai
negara-negara lainnya termasuk Indonesia. Umumnya kolonialisme mempunyai tujuan untuk mencari
dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga kerja, perdagangan di wilayah tersebut. Umumnya wilayah
koloni adalah wilayah yang mempunyai bahan mentah yang banyak untuk memenuhi keperluan negara yang
melakukan kolonialisme.
2. Macam Macam Bentuk Kolonialisme
1) Koloni Eksploitasi adalah penguasaan suatu wilayah atau daerah untuk dikuras habis tenaga penduduk
secara kerja paksa atau kerja rodi dan dikuras juga kekayaan alamnya untuk kepentingan Negara yang
melakukan koloni (Negara penguasa).
2) Koloni Penduduk adalah penguasaan daerah atau wilayah baru dengan cara mengusir atau
menghilangkan penduduk pribumi yang digantikan oleh pendatang yang menjadikan kedudukan
penduduk pribumi terabaikan.
3) Koloni Deportasi adalah daerah atau wilayah koloni yang digunakan sebagai tempat membuang para
narapidana yang tidak dapat ditangani lagi oleh perintah. Kebanyakan dari mereka adalah narapidana
yang mendapatkan hukuman seumur hidup, dimana mereka dijadikan sebagai tenaga kerja tanpa bayaran
daripada pemerintah harus memberi makan mereka seumur hidup.
3. Pengertian Imperialisme
Kata Imperialisme berasal dari bahasa Latin “imperare” yang berarti memerintah. Hak untuk imperare
atau memerintah disebut imperium. Orang yang diberi hak imperium (memerintah) disebut imperator.
Umumnya yang diberi imperium adalah raja, dan selang waktu berjalan raja disebut imperator dan daerah
dimana imperiumnya berlaku (kerajaannya) disebut imperium. Berarti Imperialisme itu adalah suatu sistem
dalam dunia politik yang bertujuan untuk menguasai negara lain dalam memperoleh kekuasaan atau
keuntungan dari negara yang dikuasainya.
Pengertian Imperialisme adalah usaha (politik) untuk menguasai negara lain atau memperluas
kerajannya dengan paksa untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. Maksud
menguasai disini yaitu tidak perlu merebut menggunakan kekuatan senjata, tetapi bisa dijalankan
menggunakan kekuatan agama, ideologi, ekonomi, kultur, asal saja dengan paksaan.
Imperialisme sudah ada sejak abad ke 19 , pada awalnya dicetuskan oleh Benjamin Disraeli yang
merupakan Perdana Menteri Inggris saat itu. Imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan waktu dan
tujuannya, yaitu:
a) Imperialisme berdasarkan waktunya
1. Imperialisme kuno, muncul sebelum revolusi industri di Inggris yang terdorong oleh 3G
yaitu Gold, Gospel dan Glory.
2. Imperialisme modern, muncul setelah revolusi industri. Terdorong karena faktor ekonomi dan
kebutuhan industri pada waktu itu.
b) Imperialisme berdasarkan tujuan
1. Imperialisme politik, untuk menguasai seluruh kehidupan politik suatu negara
2. Imperialisme ekonomi, untuk menguasai sektor perekonomian negara lain
3. Imperialisme kebudayaan, untuk menguasai nilai-nilai kebudayaan suatu negara
4. Imperialisme militer, untuk menguasai negara lain karena dianggap memiliki wilayah strategis yang
bisa memperkuat pertahanan
c) Macam-Macam Imperialisme
1) Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism) adalah imperialisme yang muncul kurang lebih dari
1500M yang berlangsung pada zaman kuno sampai zaman pertengahan. Semboyan dari imperialisme
kuno yaitu 3G (Gold, Glory, Gospel). Dimana suatu negara menjajah negara lain untuk keperluan gold
(mendapatkan kekayaan), glory (mencapai kejayaan), dan gospel (menyebarkan agama). Imperialisme
kuno ini dipelopori oleh Portugal dan Spanyol
2) Imperialisme Modern (Modern Imperialism) adalah imperialisme yang terjadi saat awal revolusi
indrustri (1500 M) sampai akhir perang dunia 2 (tahun 1942), revolusi indrustri mengakibatkan pasar
membutuhkan bahan mentah yang banyak untuk mengembangkan perekonomian. Alhasil mereka
mencari daerah yang kaya dengan bahan mentah untuk dijadikan sumber bahan mentah, penanaman
modal kapital surplus, dan pasar bagi industri. Negara pelopornya adalah inggris.
3) Imperialisme Ultramodern (Neokolonialisme) berlangsung setelah perang dunia 2 sampai sekarang,
imperialisme ultramodern lebih mengutamakan pada penguasaan ideologi, mental, dan psikologi.
B. Tujuan kolonialisme dan imperialisme
Tujuan Kolonialisme : Memperbanyak sumber daya alam dan juga sumber daya manusianya negara tersebut,
ekspansi budaya (lihat saja budaya inggris yang dahulu melancarkan kolonialisme besar-besaran, hasilnya bahasa
inggris tidak asing lagi di telinga, dan juga perluasan wilayah penduduk  martabat sebuah negara
 Tujuan Imperialisme: Penguasaan atau dominasi dunia yang teragisir secara politis
 Imperium ataupun hegemoni yang kira – kira mempunyai dimensi kontinental.
 Semata – mata pengaruh yang lebih besar dari kekuatan yang diloklisir
C. Perbedaan dan Persamaan Kolonialisme dan Imperialisme
a) Perbedaan kolonialisme & imperialisme :
 Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam atau kekayaan alam dari Negara yang
dijadikannya sebagai tempat koloni untuk diangkut ke negara induk.
 Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada seluruh bidang kehidupan Negara yang
bersangkutan.
b) Persamaan imperialisme & kolonialisme:
Persamaan kolonialisme dan imperialisme terletak di faktor yaitu membuat negara yang dijajah semakin
menderita atau terpuruk, dan membuat negara penjajah semakin makmur atau maju.

D. Faktor Pendorong Bangsa Eropa Menjelajah Samudera


Bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera pada akhir abad ke-16, hal ini dilatarbelakangi beberapa faktor
pendorong diantaranya:
1) Jatuhnya Konstatinopel
Dalam buku Sejarah Indonesia: Masuknya Islam hingga Kolonialisme (2020) karya Ahmad Fakhri
Hutauruk, kedatangan bangsa barat ke Nusantara bukan merupakan kebetulan. Kedatangan mereka adalah
akibat adanya perubahan secara struktural di kawasan Laut Tengah. Persaingaan untuk memainkan peran yang
lebih dominan di Laut Tengah mengalami pergeseran. Setelah Dinasti Ottoman berkuasa, beberapa peraturan
tentang pelayaran di kawasan tersebut diberlakukan. Itu mengakibatkan bangsa-bangsa Eropa menepi di
kawasan tersebut. Namun pada intinya kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa
jatuhnya Konstatinopel di kawasan Laut Tengah pada 1453. Jatuhnya Konstatinopel merubah peta politik
global pada abad ke-15. Sehingga mendorong bangsa-bangsa Eropa untuk mencari jalan menuju dunia lain.
Penolakan penguasa baru di Laut Tengah (Dinasti Ottoman) terhadap aktivitas barat di kawasan tersebut
mendorong mereka untuk mencari daerah baru. Konstatinopel merupakan ibukota Kekaisaran Romawi Timur
yang merupakan pelabuhan transit perdagangan antara Asia dan Eropa.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pada masa renaisans, ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa mengalami perkembangan pesat.
Periode ini juga mendorong munculnya berbagai teori yang merupakan bukti perkembangan ilmu
pengetahuan. Hal inilah yang mendorong terjadinya penjelajahan untuk membuktikan kebenaran teori-teori
dari ilmuwan Barat. Teori-teori yang dimaksud antara lain:
a) Nicolaus Copernicus Dalam bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium, Nicolaus
Copernicus menuliskan pendapat tentang perputaran planet-planet. Nicolaus Copernicus mencetuskan
Teori Heliosentris yang menyatakan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari, begitu pula dengan
planet-planet lainnya. Menurutnya, jika seseorang berjalan dari satu titik ke arah barat, maka akan kembali
ke titik semula. Teori ini kemudian dibuktikan oleh para pelaut Portugis dan Spanyol melalui penjelajahan
samudra dari rute berlawanan yang kemudian bertemu di Maluku. Galileo Galilei Galileo Galilei sepakat
dengan Teori Heliosentris milik Copernicus yang menyatakan bahwa bumi itu bulat dan mengitari
matahari.
b) Sir Isaac Newton Sir Isaac Newton menunjukkan bahwa bintang, planet, dan benda-benda antariksa
bergerak dengan ketepatan yang dapat diramalkan seperti gerak jam. Kenyataan tersebut menjadikan
pikiran manusia sanggup merangkum menjadi beberapa persamaan sederhana. Perkembangan teknologi
dalam bidang perkapalan dan astronomi semakin menambah semangat bangsa-bangsa Eropa melakukan
penjelajahan samudra. Pada masa itu, mereka mampu membuat kapal besar yang tahan terhadap ombak
besar serta dilengkapi dengan kompas sebagai sistem navigasi.

Beberapa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu antara lain:


o Pengembangan teknologi kapal untuk melakukan transportasi ke tempat yang jauh.
o Penemuan kompas yang menjadi penunjuk arah, sehingga penjelajah tidak bergantung pada keadaan
alam seperti konstelasi bintang. Sebabnya, seringkali langit tertutup awan dan pelayaran terhenti.
o Ditemukannya bahan untuk senjata yang digunakan untuk melindungi pelayaran dari ancaman bajak
laut dan ancaman lainnya.

3) Berkembangnya merkantilisme di Eropa


Merkantilisme adalah nama dari sebuah sistem ekonomi, sistem ini digunakan pada abad ke 16 hingga
abad ke 18. Sistem ekonomi ini berupaya meningkatkan kekuatan negara sendiri dengan melemahkan
kekuatan ekonomi negara lainnya. Sistem ini sangat populer saat itu karena kebanyakan kerajaan melarang
koloninya berdagang dengan koloni dari kerajaan lain. Sistem ini berjalan dengan skema dimana kerajaan
disebut dengan “Mother Country”. Mother country ini akan mengontrol semua perdagangan di koloninya.
Koloni dilarang untuk berdagang dengan koloni lain atau kerajaan lain, selain itu kerajaan akan berusaha
menekan import dan mendukung eksport.
Sistem ekonomi ini digunakan untuk memperkuat sebuah negara atau dalam kasus nyatanya sebuah
kerajaan. Jika sebuah kerajaan mempunyai kekayaan berlimpah, kerajaan tersebut bisa melakukan apa saja,
misalnya berperang dan mempertahankan daerah, riset untuk iptek, memajukan kebudayaannya, atau
membuat koloni baru di tempat lain.
Kerajaan-kerajaan Eropa yang terkenal dengan kebijakan ekonomi ini, pada abad ke 16 – 18 disebut
dengan “The Big Three”, yang terdiri dari Spanyol, Inggris, dan Perancis. Bahkan sistem ekonomi ini sampai
diajarkan kepada anak-anak sekolah di negara-negara tersebut.
Paham Merkantilisme berkembang di negara-negara Barat dari abad ke-16 sampai abad ke-18. Paham ini
dipelopori oleh beberapa tokoh, seperti Thomas Mun Sir James Stuart dari Inggris, Jean Baptiste Colbertdari
Prancis, dan Antonio Serra dari Italia. Secara umum, Merkantilisme dapat diartikan sebagai suatu
kebijaksanaan politik ekonomi dari negara-negara imperialis yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak-
banyaknya kekayaan berupa logam mulia. Logam mulia ini dijadikan sebagai ukuran terhadap kekayaan,
kesejahteraan, dan kekuasaan bagi negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, semakin banyak logam mulia
yang dimiliki oleh suatu negara imperialis maka semakin kaya dan semakin berkuasalah negara tersebut.
Mereka percaya bahwa dengan kekayaan yang melimpah maka kesejahteraan akan meningkat dan kekuasaan
pun semakin mudah untuk didapatkan.
Latar belakang Merkantilisme :
1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa (Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda).
2. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan kesejahteraan rakyatnya.
3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat sehinggan ditetapkan logam mulia sebagai standar ukuran
kekayaan suatu Negara.
4. Ditetapkannya logam mulia sebagai standar ukuran kekayaan suatu bangsa
5. Dibuka jaringan perdagangan ke luar negeri dan diadakan pelayaran serta eksploitasi ke wilayah-wilayah
baru.

Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :


1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Raja Henry VII dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis

Aspek – aspek Politik Merkantilisme :


1. Ekonomi : berupaya mendapatkan emas sebanyak – banyaknya
2. Tarif : pembatasan impor dengan tariff tinggi untuk barang dari Negara lain
3. Industri : menggalakan industri barang jadi untuk meningkatkan ekspor
4. Perkapalan : Act of Navigation sangat membantu perkapalan Inggris
5. Penduduk : meningkatkan jumlah penduduk agar bisa meningkatkan jumlah output produk industri
6. Kolonial : Negara daerah jajahan dipergunakan sebagai penjualan hasil dan leveransi bahan dasar

Kebijakan Pelaksanaan dan Perencanaan Ekonomi Merkantilisme :


1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan industri berorientasi ekspor
4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebagai tenaga kerja industry
5. Melibatkan Negara sebagai pengawas perekonomian
6. Melakukan perlindungan barang dagangan dengan menggunakan bea masuk yang sangat tinggi.
7. Meminta bayaran tunai dalam bentuk emas jika suatu Negara mengekspor lebih dari Negara lain.

Tujuan Merkantilisme adalah untuk melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan
negara yang ada di masing-masing negara. Inggris misalnya, menjadikan praktik politik ekonomi Merkantilisme
dengan tujuan untuk:
1. Mendapatkan neraca perdagangan aktif, yakni untuk memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar
negeri;
2. Melibatkan pemerintah dalam segala lapangan usaha dan perdagangan;
3. Mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah monopoli
perdagangannya.

Pada perkembangan selanjutnya, nilai uang disamakan dengan emas, masing-masing negara berusaha
untuk mendapatkan emas. Oleh karena itu, paham Merkantilisme tidak hanya menjadikan logam sebagai
sumber kemakmuran, tetapi lebih dari itu memandang pula pentingnya usaha untuk menukarkan barang-barang
lainnya dengan emas batangan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya arus masuk emas ke pasaran Eropa.
Selain itu, ditandai pula dengan semangat bangsa-bangsa Barat untuk melakukan penjelajahan atau perdagangan
dengan Dunia Timur yang kaya akan sumber daya alam bagi pemenuhan pasar Eropa. Sejak saat itu, tidak
sedikit penjelajahan dan pelayaran bangsa-bangsa Eropa yang dibiayai oleh raja atau negara
Politik Merkantilisme kemudian melahirkan terbentuknya persekutuan dagang di Eropa
seperti VOC yang dimiliki Belanda, dan EIC yang dimiliki oleh Inggris. Merkantilisme juga tidak bisa
dilepaskan dengan adanya revolusi Industri di Inggris. Pelaksanaan merkantilisme berhubungan dengan
kapitalisme dan imperialisme. Oleh karena itu dalam perkembangan politik ekonomi, Merkantilisme secara
langsung atau tidak telah menimbulkan ekses lain, yakni perebutan daerah koloni.

4) Semboyan Gold, Glory, dan Gospel


Perjalanan bangsa Eropa ke Timur juga dilandasi semboyan Gold, Glory, dan Gospel. Semboyan Gold
mendorong mereka memburu kekayaan berupa emas, perak, dan bahan tambang lain yang berharga. Sebab,
menurut paham ini, suatu negara dikatakan makmur apabila mempunyai emas yang melimpah. Semboyan Glory
berarti kejayaan, yang mendorong berkembangnya imperialisasi kuno. Berdasarkan imperialisasi kuno, kejayaan
sebuah bangsa dilihat dari banyaknya wilayah koloni yang dimiliki. Kondisi ini mendorong bangsa-bangsa Eropa
untuk memiliki daerah kekuasaan yang luas.

KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA


Latar belakang kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia adalah jatuhnya konstantinopel, revolusi industri, dan
runtuhnya kekaisaran Romawi. Menurut catatan Sadirman dan Amurwani dalam Sejarah Indonesia (2014),
Konstantinopel dikuasai Turki Usmani. Situasi ini menyebabkan akses perdagangan internasional di kawasan Laut
Tengah terhambat. Dampaknya, harga rempah-rempah di Eropa melambung tinggi sehingga bangsa-bangsa imperialis
dari Barat, termasuk Portugis dan Spanyol, mencari komoditi ke negeri-negeri di kawasan Timur jauh, hingga ke
Kepulauan Nusantara.
A. Tujuan Utama Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui betapa tersohornya Nusantara pada awal abad ke 16 dengan kekayaan rempah-
rempahnya. Kemudian nama Nusantara semakin tersohor setelah singgahnya bangsa Portugis di tanah
Nusantara yang kemudian diikuti bangsa lain dari benua Eropa. Awal mula tujuan Bangsa Barat melakukan
pelayaran ke Indonesia adalah untuk mendapatkan rempah-rempah langsung dari sumbernya. Lama-kelamaan
tujuan utama tersebut berkembang sesuai dengan keserakahan manusia.
Tujuan kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia adalah:
1. Menguasai daerah penghasil rempah-rempah seperti Maluku serta memonopoli perdagangan
2. Membangun basis militer
3. Kolonialisme dan Imperialisme
4. Ikut campur dalam urusan politik dan pemerintahan Indonesia

B. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia


Daya tarik Bangsa Barat terhadap Indonesia pada saat itu memunculkan ambisi yang menjadi latar
belakangnya ke tanah Indonesia. Ambisi tersebut dikenal dengan konsep 3G yaitu:
1. Gold (keinginan untuk memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya),
2. Glory (ambisi memperoleh kejayaan), dan
3. Gospel (keinginan untuk menyebarkan agama nasrani di Nusantara).
Adapun latar belakang kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia adalah:
1) Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan kekaisaran Turki Usmani
Konstantinopel merupakan wilayah yang sempat menjadi gerbang masuknya rempah-rempah ke Eropa.
Jatuhnya Konstantinopel yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Romawi ke tangan Turki
Usmani mengakibatkan sulitnya akses rempah-rempah ke Eropa sehingga mereka mencari rempah-
rempah langsung dari sumbernya.
2) Revolusi industry
Berkembangnya revolusi yang diawali dengan penemuan mesin uap dan teknologi baru di Eropa sangat
memudahkan Bangsa Barat dalam mencapai tujuannya. Penemuan-penemuan dalam bidang transportasi
baik darat maupun laut tentu saja sangat memudahkan mereka dalam melakukan pelayaran dan
perjalanan ke Indonesia.
3) Runtuhnya kekaisaran Romawi
Setelah runtuhnya kekaisaran Romawi pada tahun 476 M, bangsa Eropa ikut mengalami kemunduran
yang dikenal dengan istilah Zaman Kegelapan (Dark Ages) yang membuat bangsa tersebut kacau balau.

C. Bangsa Barat yang Datang ke Indonesia


Apakah Anda tahu ada lebih dari 1 bangsa yang (pernah) datang ke Indonesia? Setelah kedatangan bangsa
Portugis, secara berangsur-angsur datang bangsa Spanyol, Belanda, dan Inggris.
a. Portugis
Pada tahun 1486 portugis melakukan ekspedisi pertamanya yang dipimpin oleh Bartholomeus Diaz
dengan menyusuri pantai Barat Afrika. Tujuan sebenarnya ke India, namun gagal. Kemudian ditunjuk
Alfonso de’Albuquerque untuk melanjutkan pelayaran hingga sampai ke Malaka pada tahun 1511 dan
berhasil menjalin hubungan dagang di Maluku pada tahun 1512.
b. Spanyol
Spanyol sampai di Maluku pada tahun 1522 yang pada saat itu sedang dikuasai Portugis. Spanyol
menjalin hubungan dagang dengan Tidore sehingga mengakibatkan perselisihaan antara Portugis dan
Spanyol yang diakhiri dengan perjanjian Saragosa
c. Belanda
Belanda pertama kali singgah di pelabuhan Banten pada tahun 1596 dipimpin oleh Cornelis de Houtman
untuk melakukan perdagangan. Namun tujuan tersebut beralih menjadi untuk menguasai Nusantara
dengan mendirikan serikat dagang Belanda atau dikenal dengan VOC pada tahun 1602.
d. Inggris
Sebelum sampai ke Indonesia, pedagang dari Inggris telah mendirikan kongsi dagangnya di India
bernama East India Company (EIC) yang kemudian wilayahnya disebarluaskan hingga ke Indonesia pada
tahun 1579.

VERENIGDE OOST INDISCHE COMPAGNIE

Kongsi dagang yang lebih dikenal dengan singkatannya VOC ini merupakan gabungan perusahaan-
perusahaan dagang Belanda untuk perdagangan di Hindia Timur. Kongsi dagang ini didirikan di Amsterdam pada
tahun 1602. Tujuan pendiriannya untuk memonopoli perdagangan pada saat itu, ketika terjadi perlombaan dan
perebutan hegemoni perdagangan terutama perdagangan rempah-rempah dari Timur (termasuk Indonesia) di antara
penjajah Barat, seperti Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis, dan Belanda.
Latar Belakang Pembentukan VOC
Latar belakang pendirian VOC tidak terlepas dari perundingan alot antara Staten Generaal (Dewan
Perwakilan) yang diwakili oleh pengacara Holland yang tangguh dan terkenal, Johan van Oldenbarneveldt, dan para
pengurus perusahaan dagang Holland dan perusahaan Zeeland yang telah terbentuk antara tahun 1596 dan 1602 untuk
berdagang di Kepulauan Hindia Timur. Pada tahap genting dalam perundingan yang diselenggarakan tanggal 15
Januari 1602 itu, Oldenbarneveldt mendapat tanggapan positif dari penguasa, Pangeran Maurits. Dengan demikian
terbentuklah VOC dengan hak-hak yang dimilikinya.
Pembentukan VOC di Indonesia oleh Belanda ini tentu saja mempunyai dasar atau kehendak untuk
memonopoli Indonesia di bidang perdagangan. Dan sebenarnya bukan saja Belanda yang mempunyai kehendak untuk
menguasai perdagangan di Indonesia, Negara Inggris pun juga mempunyai niat yang serupa. Bahkan, Inggris dapaat
disebut melangkah lebih dulu daripada VOC dengan membentuk suatu perserikatan dagang untuk kawasan Asia di
tahun 1600 yang kala itu diberi nama EIC (East India Company). adanya EIC ini membuat Belanda cemas atas
dominasi perdagangan di Indonesia. Sehingga, persaingan yang ada di antara para pedagang Belanda sendiri kemudian
beralih menjadi persatuan serta kesepakatan untuk membentuk suatu persekutuan untuk menghadang gerak langkah
dari EIC.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para pedagang Belanda untuk membendung EIC ini tidak ada cara
lain kecuali dengan mempersatukan para pedagang Belanda dalam sebuah wadah atau perserikatan dagang. Dan
kemudian, salah satu orang anggota parlemen dari Belanda yang bernama Johan van Oldebanevelt mengajukan usul
atau pendapat mengenai penggabungan pedagang – pedagang Belanda menjadi serikat dagang. dan pada tanggal 20
Maret 1602 atas prakarsa dari Pangeran Maurits serta Olden Barneveld didirikanlah suatu perkumpulan kongsi
perdagangan yang bernama Verenigde Oost-Indische Compagnie – VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Untuk
menjalankan VOC ini, ada pengurus pusat yang terdiri dari 17 orang. VOC kemudian membuka kantor pertamanya di
Indonesia yang berada di Banten yang diketuai oleh Francois Wittert pada tahun 1602.
Pada awal keberadaannya di Indonesia (Hindia Belanda), VOC tidak lain adalah sebuah kongsi dagang.
Perdagangan bangsa Belanda di Indonesia dan di Asia pada umumnya tidak berbeda dari perdagangan bangsa-bangsa
lainnya. VOC merupakan kongsi dagang di antara kongsi dagang lain milik bangsa Gujarat, Iran, Turki, Tionghoa,
dan Indonesia sendiri. Sebagai serikat dagang, VOC diberi hak-hak dan kekuasaan yang istimewa oleh Pemerintah
Belanda, antara lain:
1) Mendapat hak monopoli perdagangan di daerah antara Tanjung Harapan (ujung selatan benua Afrika) dan
Selat Magelhaen (ujung selatan benua Amerika);
2) Boleh mengadakan perjanjian-perjanjian dengan raja-raja atau kepala-kepala pemerintahan negeri;
3) Boleh mempunyai serta memelihara Angkatan Perang sendiri;
4) Boleh mengumumkan perang dan mengadakan perjanjian-perjanjian perdamaian;
5) Boleh mengangkat pegawai-pegawai yang dibutuhkan;
6) Boleh membuat mata uang sendiri.
Organisasinya lebih stabil dan sesuai dengan urusan dagang, diangkat satu pembesar yang berkuasa untuk mengambil
segala keputusan di daerah yang sangat jauh, dan sumber keuangannya besar dan konstan. Faktor-faktor inilah yang
membuat VOC mampu menjegal EIC dalam memperebutkan monopoli rempah-rempah.
Tujuan Pembentukan VOC Di Indonesia
Dalam pembentukannya, VOC di Indonesia sendiri mempunyai beberapa tujuan yang spesifik. Sehingga
sesungguhnya mereka mempunyai road map yang jelas pada saat dibentuk, bukan asal serta tanpa tujuan yang jelas.
sebab pada masa itu, sesungguhnya ada banyak pedagang Belanda yang juga tengah menjalankan dagang dan
bisnisnya di Indonesia.
Berikut dibawah ini tujuan utama dari pembentukan VOC di Indonesia :
1. Menghindari persaingan dagang yang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda agar keuntungan maksimal
bisa didapat
2. memperkokoh keadaan Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya.
3. Membantu berupa dana ke pemerintah Belanda yang sedang berjuang melawan Spanyol yang masih
menduduki Belanda.

Hak Istimewa atau Hak Octroi VOC


Terdapat beberapa hak istimewa atau hak octroi yang diberikan oleh Pemerintah Belanda kepada VOC di Indonesia.
berikut di bawah point-point pentingnya.
a) Hak monopoli perdagangan
b) Hak mencetak dan mengedarkan uang
c) Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
d) Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja
e) Hak memiliki tentara sendiri
f) Hak mendirikan benteng
g) Hak menyatakan perang dan damai
h) Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa setempat.
i) Hak menjalankan kekuasaan kehakiman
j) Politik Ekonomi Yang Dilancarkan VOC
Untuk mendukung VOC dalam menjalankan misi untuk menguasai perdagangan serta memonopoli perdagangan di
Indoensia, VOC mempunyai strategi terutama dalam politik ekonominya. setiap strategi politik ekonomi yang
dijalankan VOC tersebut senantiasa menguntungkan VOC dan merugikan rakyat Indonesia. Ada beberapa politik
ekonomi yang tetapkan VOC di Indonesia contohnya seperti di bawah ini :

1. Verplichhte Leverantie
Verplichhte Leverantie adalah memaksa pribumi untuk menjual hasil bumi dengan harga yang sudah
diterakpan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk menjual hasil bumi kepada pedagang lain selain
VOC. Hasil bumi tersebut diantaranya yaitu lada, kapas, kayu manis, gula, beras dan nila binatang ternak.
2. Contingenten
Contingenten adalah kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berbentuk hasil bumi.
3. Ektripasi
Ektripasi adalah hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi
yang bisa mengakibatkan merosotnya harga.
4. Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi merupakan bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan yang dilakukan oleh VOC.
Pelayaran ini dilakukan untuk menghindari adanya penyelundupan serta perdagangan pasar gelap yang
menyalahi aturan VOC. Tindakan yang dilakukan oleh VOC untuk yang melanggar peraturan atau ketentuan
yang telah disepakati VOC yaitu penyitaan barang dagangan, dijebloskan ke penjara dan yang paling kejinya
dijual sebagai budak di pasar budak bahkan sampai pada yang terberat yakni menghabisi nyawa.

VOC didirikan karena terjadi persaingan dan permusuhan di kalangan para pedagang Belanda, sehingga
apabila tidak dilakukan pencegahan dapat membawa bencana dan malapetaka. Atas prakarsa Johan van
Oldenbarneveldt, seorang tokoh dan negarawan Belanda, para pedagang Belanda tersebut dikumpulkan dalam suatu
organisasi. VOC atau lebih dikenal dengan sebutan Kompeni, Kompania Belanda, dibentuk sebagai perusahaan yang
melakukan perdagangan secara monopoli antara Asia dan Belanda. Para pedagang Belanda yang hendak berdagang di
Asia harus bergabung dalam VOC melalui pembelian saham atau membeli barang di pusat pelelangan di negeri
Belanda, dengan komoditi utamanya rempah-rempah.
Di negeri Belanda VOC dipimpin oleh tujuh belas orang pemilik kekuasaan (bewindhebbers) yang sering
disebut "De Heren Zeventien" artinya Tuan-tuan Yang Tujuh belas orang. Bagi VOC, kedudukan Batavia semula
hanya sebagai pangkalan untuk menyuplai kapal-kapal dalam perdagangan rempah dengan makanan, air, juga
perbaikan. Loji VOC pertama kali didirikan di Banten. Karena pihak Banten dianggap terlalu sewenang-wenang
dalam memungut bea cukai maka Jaques I'Hermite (presiden perwakilan dagang Kompeni Belanda di Banten) berniat
memindahkan factorij-nya ke Jayakarta. Dalam kepemimpinan Gubernur Jenderal Coen, wilayah VOC di Jayakarta
dulu hanya meliputi kota bawah. Dari tahun 1619, VOC tetap mempertahankan dominasi atas kota ini sampai
anggaran dasarnya tidak diperpanjang lagi oleh pemerintah Belanda pada tahun 1799.
Mereka mulai membangun tembok kota lama (1620 dan 1640), kastil pertama (1619), dan mengganti kastil
dengan yang lebih besar (1627). Benteng ini menjadi pertahanan bagi Belanda dari serangan Mataram, Kesultanan
Banten, para bandit (budak pelarian), serdadu bayaran dan dari hewan liar.
VOC terus mengembangkan kongsi dagangnya. Sejak tahun 1619, VOC mendirikan tiga buah pangkalan di
Indonesia, yakni di Jayakarta, Ambon, dan Banda. Pada saat terjadi kemerosotan perdagangan di kota-kota pesisir
Jawa, VOC dengan cepat memanfaatkan kesempatan ini, VOC mengkonsentrasikan kegiatan perdagangannya di
Jayakarta, sehingga kota tersebut cepat berkembang menjadi bandar terpenting di Jawa. Dengan makin majunya
perdagangan di Jayakarta, VOC yang sebelumnya berdagang di Asia (India, Burma, Siam, dan Tiongkok) mulai
memusatkan perhatiannya ke Jawa. Meskipun demikian perdagangan di negeri-negeri lainnya di Asia masih tetap
dilakukan tapi tidak menjadi prioritas utamanya. Di Indonesia terutama di Jawa, Ambon, dan Banda dijadikan pusat
perhatian VOC. Dengan menjalankan politiknya lebih teratur terutama politik monopoli dagangnya.
Tahun 1626 ditetapkan teori perdagangan terbuka dengan Pantai Coromandel yang merupakan usul dari JP.
Coen. Tetapi untuk perdagangan yang bebas kepada swasta perseorangan di Jakarta dikeluarkan larangan pada tahun
1627. Untuk perdagangan di lingkungan sendiri yakni koloni-koloni dari Belanda ditentukan pada tahun 1630, dimana
adanya keharusan memiliki surat izin dari gubernur jenderal. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron van
Imhoff diadakan suatu pembaharuan sistem politik Kompeni yang tradisional yakni mengajukan adanya pemasukan
koloni-koloni untuk pertanian. Pada tahun 1627 sudah banyak tempat-tempat pasar terbuka disepanjang sungai-sungai.
Keberadaan orang-orang Cina pun ikut meramaikan perkembangan Jakarta sebagai pusat perdagangan dan politik
Kompeni Belanda, meskipun kunci perekonomian dan perdagangan tersebut ada pada VOC.
Pada tahun 1641, VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. Dengan direbutnya Malaka, kedudukan
VOC semakin kuat karena daerah ini dapat dijadikan pangkalan angkatan lautnya. Dari Malaka, VOC mengadakan
pengawasan terhadap jalannya perdagangan di Selat Malaka. Segala arus perdagangan Malaka disalurkan ke Batavia,
sehingga kota itu menjadi bandar yang semakin ramai. Setelah berhasil merebut Malaka tahun 1641, VOC
memusatkan perdagangannya di Indonesia.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda (VOC)


Gubernur jenderal juga bisa diangkat melalui pemilihan oleh Dewan Hindia atau Raad van Indie. Kemudian diajukan
ke Dewan Tujuh Belas atau Heeren Seventien, agar mendapat persetujuan. Pada masa penjajahan di Hindia Belanda,
banyak gubernur jenderal yang dikirim dan mereka membuat kebijakan dalam masa pemerintahannya. Berikut
merupakan beberapa Gubernur Jenderal Hindia Belanda:

Gubernur Jenderal Pieter Both (1610-1614)

Pieter Both adalah gubernur jenderal VOC yang pertama. Ia mulai menjabat pada tahun 1610 dan
berakhir di tahun 1614. Both diperkirakan lahir di tahun 1568 di kota kecil Amersfoort. Sebelum menjadi
pemimpin VOC ia berdagang di Italia dan mempunyai sebuah perusahaan di sana. Tahun 1609 ia diminta
untuk tinggal di Hindia-Belanda dan memimpin VOC oleh para pedagang yang tergabung di VOC.
Tidak ada yang mengetahui pasti alasan pedagang memilih Both namun ia menyetujuinya. Kapal
Pieter Both berlabuh di Banten pada tanggal 9 Desember 1610. Sesampainya tiba di Banten, Both segera
mencari tempat untuk dijadikan pusat perdagangan. Both memilih Maluku sebagai pusat perdagangan
namun kantor administrasi berpusat di Pulau Jawa.
Tugas yang diemban oleh Pieter Both adalah memberantas pedagang VOC yang melakukan korupsi.
Selain itu Both juga bertugas untuk menjatuhkan monopoli rempah-rempah ke tangan VOC. Untuk
merealisasikan tugas-tugasnya itu Peter Both membuat kebijakan diantaranya adalah membuat pos-pos
perdagangan di Banten dan juga membuat perjanjian dengan Maluku untuk menguasai hasil bumi mereka
yang berupa rempah-rempah.
Jan Pieterszoon Coen (Memerintah tahun 1619-1623 dan 1627-1629)

Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke 4 ini tidak kalah tenar dengan gubernur jenderal lainnya. Jan Pieterszoon
Coen atau J.P Coen, adalah orang yang memindahkan markas VOC dari Banten ke Jayakarta, kemudian nama
Jayakarta sendiri diubah menjadi Batavia. J.P Coen juga dikenal sebagai pembesar VOC yang cukup berpengaruh di
Hindia Belanda.
Kesuksesannya sebagai Gubernur Jenderal ke 4, membuat dirinya dipercaya untuk menjadi Gubernur Jenderal
ke 6. Pada masa J.P Coen, terjadi perlawanan dari Sultan Agung Hanyokrokusumo, yang lebih dikenal sebagai Sultan
Agung, dari Kerajaan Mataram Yogyakarta. Perlawanan tersebut terjadi pada tahun 1628 dan 1629, dimana Sultan
Agung dan pasukannya menyerang Batavia. 
Pasukan Mataram berhasil menyebarkan wabah kolera ke Batavia melalui Sungai Ciliwung. Banyak orang
Belanda yang terjangkit penyakit kolera dan wafat, salah satunya adalah Jan Pieterszoon Coen. Gubernur Jenderal itu
wafat di Batavia pada tahun 1629.

Kemunduran VOC di Indonesia


Di balik kemegahan kekuasaannya, VOC ternyata memikul banyak utang. Biaya untuk menumpas
pemberontakan-pemberontakan yang terjadi dan korupsi menyebabkan VOC tidak mampu lagi memikul beban utang
tersebut. Setelah sekian lama menduduki Indonesia serta menjadikan Indonesia sebagai ladang emasnya, VOC
kemudian mengalami kemunduran atau runtuh. Dan bahkan pada puncaknya VOC dibubarkan oleh Belanda sebab
beberapa penyebab utama. Berikut dibawah ini Penyebab keruntuhan VOC :
a. Banyak pegawai VOC yang korupsi
b. VOC terjerat banyak hutang
c. Pengeluaran VOC yang semakin besar akibat melakukan perang
d. Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa
e. Penggunaan tentara sewaan yang membebani kas VOC
f. Adanya perang yang terus menerus oleh VOC sehingga memakan biaya yang cukup besar terutama ketika
perang melawan Diponegoro
g. Pembagian deviden (laba dari kegiatan perdagangan) kepada pemilik saham walaupun kas VOC mengalami
deficit

Para pengkritik memperolok VOC sebagai kependekan dari Vergaan Ondeer Corruptie atau "runtuhnya
karena korupsi". Akhirnya VOC meminta bantuan kepada pemerintah Belanda. Pada akhir abad ke-18 VOC
mengalami kebangkrutan dan keruntuhan, akhirnya pada tanggal 31 Desember 1799 dibubarkan. Segala milik dan
utang VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda. VOC dibubarkan pada 31 Desember 1799. Dan kekuasan VOC
berakhir tepat pada 1 Januari 1800.
DAMPAK PENJAJAHAN DALAM BIDANG POLITIK, BUDAYA, SOSIAL,
EKONOMI DAN PENDIDIKAN
A. Dampak Kolonialisme di Bidang Politik
Pernahkah kamu membayangkan bagaimana kehidupan bangsa Indonesia pada masa penjajahan? bagaimana mereka harus
melawan para penjarah di bumi mereka? Terbayang bukan bagaimana menderitanya bangsa kita pada saat itu.
Pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat karena intervensi yang intensif dalam masalah-masalah istana, seperti
pergantian tahta, pengangkatan pejabat-pejabat kerajaan, ataupun partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah
kerajaan. Dengan demikian, dalam bidang politik penguasa-penguasa pribumi makin tergantung pada kekuasaan asing, sehingga
kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah istana makin menipis. Di samping itu, aneksasi wilayah yang
dilakukan oleh penguasa asing mengakibatkan semakin menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi. Penghasilan yang berupa
lungguh, upeti atau hasil bumi; semakin berkurang dan bahkan hilang, sebab kedudukannya telah berganti sebagai alat
pemerintah Belanda.
Dalam bidang politik, kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat di Indonesia menyebabkan semakin hilangnya
kekuasaan Politik dan para penguasa Indonesia yang beralih ke tangan Belanda. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa faktor
sebagai berikut.
1) Penerapan sistem indirect rule (sistem pemerintahan tidak langsung) yaitu dengan memanfaatkan penguasa-penguasa tradisional,
seperti bupati dan raja yang memerintah atas nama VOC.
2) Munculnya berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah Hindia Belanda.
3) Belanda sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan politik kerajaan karena intervensinya.
4) Bupati menjadi alat kekuasaaan pemerintahan kolonial. Mereka menjadi pegawai pemerintahan kolonial yang diberi gaji.
Padahal menurut adat penguasa tradisional tersebut mendapat upeti dari rakyat.
5) Semakin merosotnya dan bergantungnya kekuasaan raja kepada kekuasaan asing. Bahkan sebagian diambil alih atau di bawah
kekuasaan kolonial.

B. Dampak Kolonialisme di bidang Pemerintahan


a) Daendels atau Raffles sudah meletakkan dasar pemerintahan yang modern. Para Bupati dijadikan pegawai negeri
dan digaji, padahal menurut adat istiadat kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat.
Bupati dijadikan alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamong praja yang dahulu berdasarkan garis keturunan sekarang
menjadi sistem kepegawaian.
b) Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf.
c) Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, contohnya tentang pergantian tahta kerajaan
sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia. Yang mengakibatkan peranan elite kerajaan berkurang dalam politik, dan
kekuasaan pribumi bahkan bisa runtuh. Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum barat
modern.
d) Kebijakan yang diambil raja dicampuri Belanda
e) Perubahan dalam politik pemerintahan kembali terjadi akibat kebijakan politik Pax Nederlanica di akhir abad 19 menuju
awal abad 20.Jawa menjadi pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf
f) Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang merupakan warisan dari penerapan ajaran Trias Politica yang dijalankan
oleh pemerintah kolonial Belanda. Dalam badan yudikatif di struktur tersebut, pemerintahan kolonial Belanda membagi
badan peradilan menjadi tiga macam berdasarkan golongan masyarakat di Hindia-Belanda. Badan peradilan tersebut
terdiri dari peradilan untuk orang Eropa, peradilan orang Timur Asing, dan peradilan orang pribumi. Dalam badan
legislatif, pemerintah kolonial Belanda membentuk Volksraad atau Dewan Rakyat pada tahun 1918.
C.Dampak Kolonialisme di Bidang Budaya
Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, di sisi lain, membawa pengaruh tersendiri. Sedikit banyak kita punya
banyak bahasa serapan yang berasal dari bahasa Belanda, portugis dan inggris, misalnya :

Handuk

Handdoek

Sepatu

Sepato

Buku

Book

Selain kosa kata ternyata kedatangan Bangsa Eropa juga mengenalkan berbagai hal baru ke bangsa kita. Misalnya, kita jadi tahu
berbagai musik internasional ataupun tarian seperti dansa.
Selain itu, ada juga bangunan-bangunan yang menjadi saksi bisu terhadap segala peristiwa masa lampau. Semua bangunan
tersebut punya ciri khas yang sulit dibuat saat ini. Seperti bangunan yang bisa kita temui di Kota Tua, Lawang Sewu adalah gedung
bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta
Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Bangunannya dirancang oleh Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam dengan ciri dominan berupa
elemen lengkung dan sederhana. Bangunan di desain menyerupai huruf L serta memiliki jumlah jendela dan pintu yang banyak
sebagai sistem sirkulasi udara. Karena jumlah pintunya yang banyak maka masyarakat menamainya dengan Lawang Sewu yang
berarti seribu pintu.

D.Dampak Kolonialisme di Bidang Sosial


Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang sosial Salah satu dampak dalam bidang sosial adalah
munculnya masyarakat yang menganut agama Katolik, misionaris Gonzales Veloso, Fernao Vinagra dan Simon Vas serta pengaruh
Kristen Protestan. Kedatangan Portugis yang membawa semangat 3G (Gold, Glory dan Gospel) mempengaruhi penyebaran agama
Kristen dan Katolik di Indonesia.
Salah satu penyebar agama Katolik di Indonesia yang terkenal adalah Fransiscus Xaverius, seorang misionaris dari Portugis,
di Maluku pada tahun 1546-1547. Di samping penyebaran agama Katolik, agama Kristen Protestan juga turut tersebar di Indonesia.
Penyebaran agama Kristen Protestan mulai terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Raffles. Penyebaran agama ini
dilakukan oleh Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi yang menyebarkan agama Kristen Protestan berdasarkan
Alkitab. Beberapa tokoh yang tergabung dalam NZG yang terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen dan Sebastian Qanckaarts.
Namun penjajahan tetaplah penjajahan sehingga kedatangan penjajahan bangsa barat malah justru memperburuk sosial bangsa kita.
Dalam bidang sosial, praktik kolonialisme dan imperialisme di Indonesia, membawa dampak antara lain sebagai berikut.
Terjadinya perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, yaitu sebagai berikut.
1) Golongan timur asing yang terdiri dari orang Cina dan Timur Jauh
2) Golongan eropa yang terdiri dari orang Belanda dan orang Eropa lainnya
3) Golongan pribumi

Terjadinya mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi, terutama untuk memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan-
perkebunan yang dibuka Belanda di luar Jawa. Muncul golongan buruh dan golongan majikan yang muncul karena berdirinya
pabrik-pabirk dan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia menjadi dinamis. Munculnya elit terdidik karena tuntutan
memenuhi pegawai pemerintah sehingga menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai kota.Hal ini mendrong lahirnya elit
terdidik (priyai cendikiawan) di perkotaan. Walaupun jumlah mereka sedikit, tetapi sangat berperan dalam perkembangan
pergerakan selanjutnya. Pembentukan status sosial dimana yang tertinggi adalah Eropa lalu Asia dan Timur yang terakhir kaum
Pribumi.
Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, seperti upacara dan tata cara
yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan
digantikan oleh tradisi pemerintah Belanda.
Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman. Kemunduran perdagangan dilaut
secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk atau
patuh pada tuan tanah Barat atau Timur Asing sehingga kehidupan penduduk Indonesia mengalami kemerosotan.

E. Dampak Kolonialisme di Bidang Ekonomi


Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang, di masa Raffles menjalankan kebijakan
Sistem Sewa Tanah. Diperkenalkannya uang kertas dan logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda. Salah
satunya adalah de Javasche Bank, bank modern di Hindia-Belanda yang muncul pertama kali dan didirikan di Batavia pada tahun 1828.
Selanjutnya adalah bangkitnya kehidupan perekonomian akibat pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan. Keberadaan
infrastruktur jalan didukung oleh jaringan transportasi khususnya kereta api yang muncul dan berkembang pada masa Sistem Tanam
Paksa. Jaringan kereta api muncul dan berkembang di Hindia-Belanda sebagai sarana pengantaran hasil perkebunan yang ada di Hindia
Belanda serta transportasi masyarakat. Munculnya sistem transportasi ini merupakan dampak kedatangan Bangsa Eropa bagi
Indonesia yang masih bisa kamu gunakan hingga hari ini.
Karena tujuan Belanda di Indonesia untuk mencari rempah-rempah, mereka harus membuat infrastruktur untuk mengangkut
pasokan bahan makanan. mereka punya andil dalam pembuatan pembangunan rel kereta dan jalan raya. Bahkan mereka juga
membangun waduk dan saluran irigasi. Selain itu, mereka juga membangun industri pertambangan dengan membuka kilang minyak bumi
di Tarakan, Kalimantan Timur. Namun bukan berarti dengan pembangunan infrastuktur yang dilakukan oleh Belanda itu membawa
kemakmuran bagi rakyat Indonesia, namun sebaliknya pembangunan-pembangunan dibidang ekonomi yang dikembangkan oleh Belanda
justru membuat penderitaan rakyat Indonesia semakin dalam.
Betapa tidak, mereka memperlakukan rakyat rakyat Indonesia sangat tidak manusiawi. Kebijakan tanam paksa dan ekonomi
liberal yang mereka bentuk membuat rakyat Indonesia dipaksa menjadi penghasil bahan mentah . Alhasil, kita tidak punya jiwa
“Entrepreneur”. Karena kita hanya diperintah dan diperintah saja, monopoli dagang yang dibuat VOC juga membuat perdagangan
Nusantara di kancah internasional jadi mundur.
Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di bidang ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial bangsa Barat
terhadap rakyat di Indonesia membawa dampak, diantaranya sebagai berikut :
a) Monopoli dan penguasaan suatu daerah (koloni) oleh penjajah menyebabkan terjadinya situasi yang tidak sehat dalam
hal perdagangan.
b) Perekonomian bergeser dari pertanian pangan menjadi industry perkebunan
c) Praktik monopoli perdagangan yang diterapkan oleh VOC mengakibatkan mundurnya perdagangan di nusantara dari kancah
perdagangan internasional
d) Dalam mengeksploitasi tanah jajahan VOC memanfaatkan para penguasa tradisional (menerapkan sistem indirect rule)
dalam penyerahan wajib hasil bumi dan pemungutan (pajak hasil bumi)
e) Penerapan sistem tanam paksa menyebabkan rakyat indonesia mengenal jenis tanaman baru.
f) Munculnya pedagang-pedagang perantara dalam perdagangan internasional yang dipegang oleh orang timur asing. sedangkan
bangsa indonesia hanya sebagai pengecer
g) Munculnya kota-kota baru di sekitar perusahaan-perusahaan belanda.
h) Dikenalnya sistem ekonomi uang bagi masyarakat Indonesia. Salah satu dampaknya adalah dikenalnya sistem utang.
Sedangkan dalam pengerjaan lahan pertanian, penduduk memulai mengenal pinjaman modal. Namun mereka harus
mengembalikan uang dengan sistem bunga yang memperparah perekonomian.

F. Dampak Kolonialisme di Bidang Pendidikan

Gambar : Suasana sekolah pada jaman kolonial Belanda

Lain sekarang, lain dulu. Mari kita tengok 75 tahun lalu saat Indonesia belum merdeka dan masih berada dalam dekapan
Belanda. Pernahkah kamu berfikir bagaimanakah asal mula lahirnya pendidikan di Indonesia, munculnya pendidikan di Indonesia tidak
lepas dari dampak adalanya kolonialisme di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang
Pendidikan mulai dianggap penting saat kebijakan Politik Etis dilakukan oleh pemerintah kolonial. Perhatian pemerintah kolonial
Belanda terhadap pendidikan dikarenakan guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor swasta dan pemerintahan. Sekolah-
sekolah yang didirikan pemerintah menganut sistem pendidikan barat dan hanya bisa dimasuki oleh kalangan bangsawan.
Usaha –usaha yang dilakukan oleh kolonial Belanda dalam bidang pendidikan tidak lain adalah untuk keuntungan
pemerintahan Belanda, yaitu menghasilkan pegawai administrasi Belanda yang murah, terampil, dan terdidik. Selain itu Pemerintah
Belanda menyusun kurikulum pendidikannya sendiri, akibatnya perkembangan pendidikan dan pengajaran di Indonesia sampai abad
ke–19 menunjukkan kecenderungan Politik dan Kebudayaan. Tidak semua masyarakat mendapatkan pendidikan, masyarakat yang
mempunyai jabatan lah yang dapat merasakan pendidikan, seperti keturunan raja, keturunan bangsawan, pengusaha kaya, dan yang
lainnya. Beberapa contoh sekolah yang didirikan pada masa awal pemerintah kolonial Belanda, antara lain:

Dampak penjajahan bangsa Barat di bidang pendidikan, antara lain:


a) Munculnya golongan -golongan terpelajar di Indonesia.
b) Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi tenaga –tenaga kerja di perusahaan Belanda.
c) Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar.

Anda mungkin juga menyukai