Anda di halaman 1dari 4

Abstrak

Trichophyton violaceum jarang menyebabkan tinea pedis. Dilaporkan kasus tinea pedis bulosa
disebabkan T. violaceum pada anak sehat berusia 7 tahun yang tinggal di Amerika Serikat. Gadis
tersebut mencapai pemulihan klinis dengan pilihan terapi terbinafine oral selama 1 bulan.

Pendahuluan

Tinea pedis adalah infeksi dermatofita superfisial pada plantar dan sela interdigital kaki. Ada empat
presentasi klinis tinea pedis dengan jenis interdigital yang menjadi varian paling umum: 1) jenis
Moccasin tampak sebagai kerak/sisik difus dan plak hiperkeratosis pada permukaan plantar kaki; 2)
jenis Interdigital yang tampak sebagai kerak/sisik dan maserasi antara sela-sela kaki; 3) jenis Bullous
yang tampak sebagai vesikel dan bula di kaki medial; dan 4) jenis ulseratif yang dipresentasi sebagai
ulserasi atau erosi sebagai eksaserbasi dari varian interdigital. Tinea pedis bulosa disebabkan oleh
Trichophyton mentagrophytes var. interdigitale dan var. mentagrophytes, Epidermophyton floccosum,
dan Trichophyton rubrum. Jenis tinea pedis jarang terjadi tetapi dapat ditemui pada orang dewasa dan
anak-anak. Penyebab lain umum yang jarang ditemui dari tinea pedis termasuk Trichophyton
violaceum, spesies yang endemik ke Afrika dan Eropa. Dilaporkan kasus tinea pedis bulosa disebabkan
oleh T. violaceum pada anak yang tinggal di Amerika Serikat.

Laporan Kasus

Seorang gadis Kaukasia berusia 7 tahun dirujuk ke klinik dermatologi dengan keluhan plak bersisik
yang terasa gatal di kaki kirinya selama tiga bulan. Daerah tersebut kemudian berkembang menjadi
vesikel (Gambar 1), dan dalam beberapa bulan, ruam dari morfologi yang berbeda dari papula dan plak
eritematosa menyebar sampai ke pantat, tubuh, dan siku. Demam, menggigil, malaise, sakit
tenggorokan, lesi oral, mual, atau diare disangkal. Tidak ada riwayat perjalanan di luar Amerika Serikat
atau kontak dengan siapa pun yang baru saja melakukan perjalanan di luar AS. Pada pemeriksaan fisik,
keadaan umum tampak baik, perkembangan tubuh baik, dan tampak ceria. Tidak ada limfadenopati
servikal. Temuan pada pemeriksaan kulit menunjukan sisik/kerak yang besar dan konsisten, plak krusta
yang tipis dengan batas tidak jelas (???) pada bagian plantar kaki kiri. Hasil laboratorium menunjukkan
CBC, panel kimia, ESR, dan ANA yang normal. Antistreptolisin O titer positif pada 734 dengan swab
radang tenggorokan yang negatif menunjukan infeksi streptokokus sebelumnya. Gadis tersebut diberi
pilihan terapi prednison oral dan trimetoprim-sulfametoksazol selama 7 hari karena dianggap eksema
impetiginized (???) dengan resolusi reaksi ID pada tubuh dan lengannya. Namun, meskipun dengan
penggunaan tacrolimus 0,03% salep, krim triamsinolon topikal, dan klobetasol salep, ruam gatal pada
kaki kirinya terus menyebar (Gambar 2). Kultur jamur sewaktu diperoleh dari lesi kaki dan hasilnya
konsisten dengan T. violaceum. Oleh permintaan keluarga, x-ray kaki dilakukan untuk menyingkirkan
adanya benda asing, dan hasil dari studi pencitraan tampak normal. Gadis tersebut kemudian
diinstruksikan untuk menghentikan semua krim steroid topikal dan untuk memulai terbinafine oral 125
mg sehari-hari bersama dengan aplikasi topikal krim Ciclopirox ke daerah lesi selama 30 hari. Setelah
4 minggu ditindaklanjuti, pemulihan klinis dikonfirmasi tanpa ditemui adanya bukti infeksi aktif
(Gambar 3).
Pembahasan

T. violaceum adalah dermatofita anthrophilic yang dapat menyebabkan endothrix jenis infeksi capitis
tinea pada anak-anak dan remaja. Hal ini endemik bagian Eropa, Asia, dan Afrika Utara dengan
Ethiopia memiliki prevalensi tertinggi. Namun, organisme ini muncul sebagai penyebab sering tinea
kapitis pada populasi pediatrik di Milan, Italia sekunder untuk populasi imigran dari Afrika. Sebuah
studi epidemiologi baru-baru ini meninjau kasus tinea antara anak-anak di Columbus, Ohio dari 2001-
2006 mengungkapkan delapan dari 189 (4,2%) kasus positif untuk T. violaceum. Temuan ini juga
menegaskan kecenderungan meningkatnya jumlah T. violaceum di kota non-Afrika. T. violaceum juga
dapat menyebabkan tinea corporis, tinea pedis, tinea manuum, dan onikomikosis. Namun, dibandingkan
dengan tinea capitis, tinea pedis yang disebabkan oleh T. violaceum tetap sangat jarang/langka dengan
hanya satu laporan kasus dari seorang imigran Asia Tenggara dengan tinea pedis yang disebabkan oleh
T. violaceum di AS. Aktivitas penyakit cenderung malas (???) seperti dilansir dari kasus seorang wanita
Cina yang menderita tinea kapitis, tinea corporis, dan onikomikosis selama lebih dari 40 tahun yang
disebabkan oleh T. violaceum. Sumber infeksi pasien tersebut masih tampak tidak jelas. Gadis tersebut
tampak sebagai anak imunokompeten sehat yang mungkin telah mendapat paparan organisme menular
dari seorang carrier. Suatu studi yang menekankan pada carrier kulit kepala dermatofit yang
asimtomatik di Yunani mengungkapkan bahwa T. violaceum adalah organisme yang paling umum
ditemukan.

Mengenai terapi, sebuah penelitian baru-baru ini yang menguji kerentanan antijamur in vitro dari T.
violaceum menunjukkan bahwa posaconazole, terbinafine, dan vorikonazol adalah agen antijamur yang
paling ampuh. Pasien tersebut merespon dengan baik terhadap terbinafine oral dan memperoleh
kesembuhan klinis dengan pengobatan. Ketika menangani pasien dengan inflamasi dan erupsi vesicular
kutaneus pada kaki, perlu dipertimbangkan diagnosis diferensial termasuk eksema dyshidrotic,
psoriasis plantar palmaris, sifilis sekunder, juvenille plantar dermatosis, infeksi bakteri, dan erythrasma.
Selain dari evaluasi klinis, pemeriksaan mikologi dengan KOH dan kultur jamur harus dipertimbangkan
pada pasien dengan erupsi inflamasi vesicular pada kaki. Sesuai dengan pengetahuan kami, ini adalah
kasus kedua tinea pedis yang dilaporkan disebabkan oleh T. violaceum di Amerika Serikat.

Gambar 1: Vesikel yang berkelompok ke dalam bula pada telapak kaki kiri gadis Kaukasia berusia 7
tahun.

Gambar 2: Penyakit berkembangan menjadi kering, erosi berkerak pada telapak kaki dengan
pengobatan steroid topikal.
Gambar 3: Daerah yang telah sembuh setelah pengobatan dengan pilihan terapi terbinafine oral selama
30 hari.

Anda mungkin juga menyukai