Anda di halaman 1dari 24

REFARAT

ABORTUS

OLEH
JANED M SAKONA
PEMBIMBING
Dr.David
BAB I
PENDAHULUAN

Abotus dibagi kedalam


Abortus berakhirnya
abortus spontan, yaitu Penyebab abortus sendiri
kehamilan sebelum anak
abortus yang terjadi dengan multifaktorial dan masih
dapat hidup di dunia luar
sendirinya, kurang lebih 20% diperdebatkan, umumnya
tanpa mempersoalkan
dari semua abortus, terdapat lebih dari satu
penyebabnya. Anak baru
sedangkan abortus buatan penyebab. Penyebabnya
hidup di dunia luar kalau
(provocatus), yaitu abortus seperti Faktor genetik,
beratnya telah mencapai
yang terjadi disengaja, kelainan kongenital uterus,
lebih dari 500 gram atau
digugurkan, dan 80% dari autoimun, infeksi, defek
umur kehamilan lebih dari
semua abortus adalah luteal
20 minggu
abortus provocatus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Abortus : kehamilan yang berhenti prosesnya pada
umur kehamilan di bawah 20 minggu, atau berat fetus

Definisi yang lahir 500 gram atau kurang


WHO merekomendasikan viabilitas apabila masa
gestasi telah mencapai 22 minggu atau lebih dan berat
janin 500 gram atau lebih.

Menurut terjadinya abortus (abortus spontan dan


abortus provokatus)
Klasifikasi Menurut Gambaran klinis : abortus
imminens,insipiens,inkomplit,komplit,Missed abortion
,abortus habitualis ,abortus infeksius ,abortus septik .
Etiologi
Faktor ovofetal : kelainan chromosomal. Pada 20%
kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk
melakukan implantasi dengan adekuat.

Faktor maternal
adanya penyakit sistemik maternal (systemic
lupus erythematosis) dan infeksi sistemik
maternal tertentu lainnya. 8% peristiwa abortus
berkaitan dengan abnormalitas uterus ( kelainan
uterus kongenital, mioma uteri submukosa,
inkompetensia servik).
faktor penyebab lain dari kehamilan abortus
adalah :
1. Faktor genetik
Paling sering ditemukannya kromosom trisomi
dengan trisomi 16. Penyebab yang paling sering
menimbulkan abortus spontan adalah
abnormalitas kromosom pada janin
2. Faktor anatomi
Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan duktus
Mullerian (uterus bersepta). Duktus mullerian
biasanya ditemukan pada keguguran trimester
kedua.
Kelainan kogenital arteri uterina yang
membahayakan aliran darah endometrium.
Kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterin
(synechia), leimioma, dan endometriosis.
3. Faktor endokrin:
Faktor endokrin berpotensial menyebabkan
aborsi pada sekitar 10-20 % kasus.
Insufisiensi fase luteal ( fungsi corpus luteum
yang abnormal dengan tidak cukupnya produksi
progesteron).
Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan
sindrom polikistik ovarium merupakan faktor
kontribusi pada keguguran. Kenaikan insiden
abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidismus,
diabetes melitus dan defisisensi progesteron.
4. Faktor infeksi
Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh
TORC (Toksoplasma, Rubella,Cytomegalovirus)
dan malaria. Infeksi intrauterin sering
dihubungkan dengan abortus spontan
berulang
5. Faktor imunologi
Terdapat antibodi kardiolipid yang
mengakibatkan pembekuan darah dibelakang
plasenta sehingga mengakibatkan kematian
janin karena kurangnya aliran darah dari ari-ari
tersebut
6. Penyakit-penyakit kronis yang melemahkan
1. diabetes melitus
2. hipertensi kronis
3. penyakit liver/ ginjal kronis
7. Faktor Nutrisi
8. Obat-obat rekreasional dan toksin lingkungan
9. Faktor psikologis.
10. Faktor trauma
Patofisiologi
lepasnya sebagian atau seluruh embrio akibat adanya perdarahan minimal pada
desidua. Kegagalan fungsi plasenta yang terjadi akibat perdarahan subdesidua
kontraksi uterus abortus.

Pada kehamilan <8 minggu,Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan
sebagian desidua danvilli chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto, meskipun
sebagian dari hasil konsepsi masih tertahan dalam cavum uteri atau di canalis
servikalis.Perdarahan pervaginam terjadi saat proses pengeluaran hasil konsepsi

Pada kehamilan 8-14 minggu diawali pecahnya selaput ketuban diikuti


pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri.
Jenis ini sering menimbulkan perdarahan pervaginam banyak

Pada kehamilan ke 14-22 minggu :Janin dikeluarkan keluarnya plasenta. Kadang-


kadang plasenta masih tertinggal dalam uterusgangguan kontraksi uterus
perdarahan pervaginam banyak.
Gambaran Klinis
1. Amenore
2. Perdarahan pervaginam
3. Rasa mulas/kram perut di daerah simfisis,
sering disertai nyeri pinggang
4. Pemeriksaan ginekologi :
Inspeksi vulva
Inspekulo
Vagina toucher (VT)
Diagnosis

nyeri di perut bagian bawah (suprapubik), perdarahan pervaginam dan


Anamnesis demam yang tidak tinggi.
amenore pada masa reproduksi kurang 20 minggu dari HPHT

Pemeriksaan Bercak darah, Pada pemeriksaan pelvis, dengan spekulum keadaan serviks
dapat dinilai portio terbuka atau tertutup
Fisik

Pemeriksaan Tes kehamilan : (+)jika janin masih hidup , 2-3 minggu setelah abortus
Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
Penunjang Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
Diagnosis Banding
1. Kehamilan Ektopik Terganggu : nyeri hebat
dibandingkan abortus.
2. Mola Hidatidosa : uterus lebih besar dari
pada lamanya anmenore, muntah sering.
3. Kehamilan dengan kelainan serviks
karsinoma servisi uteri, polipus uteri
Penatalaksanaan
1 . Tatalaksana Umum
Nilai keadaan umum, tanda-tanda vital.
Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi,
tekanan darah sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok,
lakukan tatalaksana awal syok. Bila terdapat tanda-
tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi,berikan kombinasi antibiotika sampai ibu
bebas demam untuk 48 jam.
Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6
jam
Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
2. Metode Bedah dan medis
Dilatasi serviks diikuti oleh evakuasi uterus
Kuretase
Aspirasi vakum (kuretase isap)
Dilatasi dan evakuasi (D&E)
Dilatasi dan Curretase (D&C)
Aspirasi haid
Histerotomi
Histerektomi
3. Tatalaksana sesuai jenis abortus
Abortus imminens
Pertahankan kehamilan
Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau
berhubungan seksual
Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya
pada pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar
Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu. Lakukan
penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi.
Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan
USG. Nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau
tokolitik (salbutamol atau indometasin) karena obat ini
tidak dapat mencegah abortus.
Bila reaksi kehamilan 2 kali berturut-turut negatif, maka
sebaiknya uterus dikosongkan (kuret)
Tidak diperlukan evakuasi.
konseling memberikan dukungan
emosional, menaawarkan kontrasepsi
Abortus pasca keguguran.
Observasi keadaan ibu.
komplit Bila anemia sedang tablet sulfas
ferosus 600 mg/ hari selama 2 minggu,
anemia berat transfusi darah.
Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu
serviks inkompeten terapinya
operatif Shirodkar atau
(cervical cerclage).
Abortus Pengobatan pada kelainan
Habitualis endometrium lebih besar
hasilnya jika dilakukan sebelum
ada konsepsi dari pada
sesudahnya
perdarahan banyak transfusi darah & cairan cukup

Abortus Berikan antibiotika yang cukup dan tepat .


Berikan suntikan penisilin 1.000.000 satuan tiap 6 jam
Berikan suntikan streptomisin 500 mg setiap 12 jam

infeksius Atau antibiotika spektrum luas lainnya.


Bila tetap terjadi perdarahan banyak setelah 1-2 hari lakukan dilatasi
& kuretase hasil konsepsi

Abortus Penatalaksanaan sama abortus infeksious, dosis dan jenis


antibiotika ditinggikan

Septik observasi apakah ada tanda perforasi atau akut abdomen


Komplikasi

1. Perdarahan
2. Perforasi uterus
3. Syok
4. Emboli udara
5. Inhibisi vagus
6. Keracunan obat/ zat abortivum
7. Infeksi dan sepsis
Prognosis
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi
aborsi sebelumnya:6
1. Perbaikan endokrin abnormal pada wanita dengan
abotus yang rekuren prognosis baik sekitar >90 %.
2. Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak
diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan
sekitar 40-80 %.
3. 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan
aktivitas jantung janin pada kehamilan 5 sampai 6
minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi
spontan yang tidak jelas.
BAB III
SIMPULAN
1. Abortus kehamilan yang berhenti prosesnya pada kehamilan di
bawah 20 minggu, atau berat fetus yang lahir 500 gram,abortus
diklasifikasikan menurut terjadinya abortus spontan ,abortus
provocatus ,abortus menurut gambaran klinis abortus
imminens,abortus insipiens ,abortus inkomplit,abortus komplit ,missed
abortion ,abortus habitualis,abortus infeksius ,abortus septik.Abortus
dapat disebabkan : factor genetic,factor anatomi dan factor endokrin.
2. Penengakkan diagnosis pada abortus anamnesis,pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang pemeriksaan USG untuk menentukan
janin masih hidup atau tidak.
3. Penatalaksanaan abortus menilai secara cepat & tepat KU ibu
termasuk tanda- tanda vital, kemudian dengan berbagai metode bedah
dan medis untuk mengobati abortus spontan serta terminasi.
4. Prognosis abortus spontan bergantung pada penanganan sesuai etiolgi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai