Anda di halaman 1dari 93

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

PANDAS Periode 5 November 2012 1 Desember 2012


RSAL MINTOHARDJO
ANAMNESIS

Proses pengumpulan
informasi dari pasien
berupa tanya jawab yg
bersifat sistematis
KELUHAN RIWAYAT
IDENTIFIKASI
UTAMA + PENYAKIT
PASIEN
TAMBAHAN SEKARANG

RIWAYAT SOSIAL, RIWAYAT RIWAYAT


EKONOMI, PENYAKIT PENYAKIT
LINGKUNGAN KELUARGA DAHULU

60%!!
KELUHAN
UTAMA +
TAMBAHAN

keluhan yang membuat


seseorang datang dan
penyertanya
RIWAYAT
Faktor-faktor PENYAKIT
Kualitas yang
keluhan (rasa meringankan SEKARANG
seperti apa ?), keluhan,
Kuantitas analisis sistem
keluhan (ringan faktor-faktor
yang yang
atau berat, menyertai
Onset / seberapa sering memperberat
keluhan keluhan
awitan dan terjadi ?) utama
kronologis
(kapan
Lokasi terjadinya?
(dimana ? berapa
menyebar lama?)
atau tidak ?)
Pernah sakit serupa
sebelumnya atau penyakit
lain

RIWAYAT
PENYAKIT
DAHULU

RIWAYAT
PENYAKIT
KELUARGA

Penyakit keturunan (DM,


hipertensi, tumor, dll)
atau riwayat penyakit
menular
Mengetahui
status sosial
Riwayat pasien, yang
sosial, meliputi
ekonomi, pendidikan,
lingkungan pekerjaan
pernikahan,
kebiasaan yang
sering dilakukan
KETERAMPILAN Memberi kesempatan pada pasien untuk menceritakan
MENGEKSPLORASI Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup secara tepat
MASALAH PASIEN Dengarkan dengan penuh perhatian

Berilah kesempatan pada pasien untuk memberikan


respons baik secara verbal maupun nonverbal
Mengenali isyarat verbal dan non verbal yang ditunjukkan
oleh pasien
Mengklarifikasi pernyataan pasien yang kurang jelas

Secara berkala buatlah ringkasan dari pernyataan


Gunakan pertanyaan yang ringkas dan mudah dipahami
Buatlah urutan waktu suatu kejadian
Sebuah proses
PEMERIKSAAN memeriksa tubuh
FISIK pasien untuk
menemukan tanda
klinis penyakit

TINJAUAN
KEADAAN
TANDA VITAL MENURUT
UMUM
ORGAN

INSPEKSI PALPASI PERKUSI AUSKULTASI


Pemeriksaan ini untuk
Keadaan mengetahui keadaan
Umum umum kesehatan
pasien

Pada pasien normal : pasien kooperatif,


gerakannya terarah dan hanya merasa sedikit
tegang atau cemas.
Tingkat Kesadaran
compos mentis

somnolen

sopor

koma ringan

koma dalam
GLASGOW COMA SCALE

GCS : 14-15 = CKR


(cedera kepala ringan)
GCS : 9-13 =
CKS (cedera kepala
sedang)
GCS : 3-8 = CKB
(cedera kepala berat)
Kesan Sakit
Ringan
Sedang
Berat
Status Gizi
Cara Berjalan
Keadaan umum yang lain

Sikap dan
watak
Cara berbaring/duduk
Cara berbicara dan
penderita
Kooperatif
suara
Non kooperatif
Ada tidaknya
Negativistik
dypsnoe,oedema,deh
Pasif
idrasi,kejang,chorea,a Apatis
thetosis,tremor Waspada
Hiperaktif
SUHU

PERNAPASAN
TANDA NADI
VITAL

TEKANAN
DARAH
TANDA VITAL
INDIKATOR :
PERADANGAN
normal : 36,5
SUHU 37,2C

- Jumlah : 60
100 per menit
- Irama teratur
NADI - Kekuatan
denyut sama
secara bilateral
TANDA VITAL
JNC VII
NORMAL,
PREHIPERTENSI,
TEKANAN HIPERTENSI
GRADE 1 DAN 2
DARAH

Jumlah : 8 20
/min
Irama: teratur
Kedalaman :
PERNAPASAN pergerakan dada
seimbang kiri
kanan dengan
ukuran sekitar 1-2
inci
KEPALA
Palpasi :
Rambut (tekstur rambut
dan mudah rontok atau
Inspeksi: tidak)
Bentuk kepala dan turgor kulit.
Ukuran kepala. Semua kelainan yang
Penonjolan tulang terlihat.
Rambut Bila indikasi , arteri
Ciri- ciri kulit temporalis, kelenjar parotis
Ekspresi muka dan submandibularis, dan
sinus-sinus
Mata
Inspeksi :
Alis mata
Kelopak
Konjunctiva
Kornea
Sklera
Iris
Palpasi
Tekanan intraokuler
Pemeriksaan organ mata
Fungsi otot ekstraokuler

Refleks cahaya langsung dan tidak


langsung
Ketajaman penglihatan
Pemeriksaan funduskopi :
Kornea
Kamera okuli anterior
Korpus vitreus
Retina
Telinga
Inspeksi Palpasi

Ukurantelinga Tulang rawan


Tulang rawan telinga (
telinga seharusnya keras
Prosesus tetapi tidak kaku)
mastoideus Prosesus
mastoideus
Apa ada nyeri
tekan
Pemeriksaan otoskopik
Kanalis eksternus
Membran timpani

Pemeriksaan fungsi pendengaran


Rinne
Weber
Schwabach
Hidung
Inspeksi Bentuk hidung Palpasi Sinus paranasal
( ada tidaknya
deformitas )
Pemeriksaan dengan speculum
hidung
- Konka
- Meatus
- Sekret
- septum
Bibir
Bentuk, warna, kelainan bibir dan kulit di
sekitarnya.
labioscizis (bibir terbelah, biasanya congenital)
bibir bengkak (trauma, oedemaangioneurotik, alergi)
bibir kering (dehidrasi, DM, demam)
bibir pucat (shock, anemia)
sianotik (decompensatio cordis, kelainan jantung kongenital,
pneumonia/bronchopneumonia ,asthma bronchial berat,
kedinginan)
Gigi, Gusi dan Lidah

Pada gigi dan gusi perlu


diperiksa kebersihan
(hygiene), jumlah dan
kelainan pada gigi,
warna mukosa, dan
pembengkakan gusi.
Lidah perlu diperiksa :
ukuran, bentuk, bercak-
bercak lidah dan papil,
warna.
Mukosa mulut dan Palatum
Warna yang normal adalah pink.
Terlihat pucat pada anemia dan terlihat merah padaradang.
Selain itu dapat terlihat sianotik pada kelainan jantung dan
saluran pernafasan.
Uvula

Hal yang diperiksa adalah


warna, ukuran, dan
gerak/pulsasi.
Pada peradangan
terlihat berwarna merah
dan memanjang.
Pulsasi uvula yang sinkron
dengan denyut jantung
(Mullers sign) dapat
ditemui pada Aorta
Insufisiensi (AI).
Laring dan Pharynx
Hal yang diperiksa
adalah warna dan
kelainan-kelainan
lain.
Untuk memeriksa
faring dengan jelas,
tekan lidah kebawah
dengan spatel tongue
sehingga faring akan
tampak.
Tonsil
Bentuk leher

Gerak dan
kekakuan pada
leher

Pembesaran
kalenjar getah
bening (KGB

Leher Kelenjar thyroid

Arteri carotis

Vena jugularis
externa

Trachea
Gerak dan tanda
rangsang meningeal
Brudzinky 1
Brudzinky 2
Kelenjar getah bening

Hal-hal yang
diperiksa adalah :
1.lokasi
2.ukuran
3.nyeri tekan
4.konsistensi
5.melekat pada
dasar atau pada kulit
6.permukaan kulit
diatasnya
Tiroid

Penbesaran thyroid
Konsistensi normalnya disebut struma (goiter)
Nyeri tekan adaatau
adalah seperti yang mungkin bersifat Dapat terdengar bruit
positif bila infeksi akut
jaringanotot, bila lunak toksik (hyperthyroidisme) thyroid sistolik pada
kelenjar, perdarahan
terdapat goiter toksika, atau non toksik goiter toksika
kedalam kelenjar.-
noduler atau difus. (euthyroid atau
hypothyroidisme).
V. jugularis ekstrerna menentukan
tingginya tekanan di atrium kanan yangdapat
ditetapkan dengan melihat tingginya kolom
pengisian darah di vena jugularis.
Trachea
Normalnya trachea berada di tengah leher/ incisura jugularis
sterni.
Thorax
Inspeksi
Bentuk thorax
simetris.
Tidak ada kelainan
seperti barrel chest
(dada tong) seperti
pada emfisema atau
penyakit
paruobstruktif kronis.
Dari lateral: gibbus,
kifosis, lordosis.
Dinding posterior
adanya skoliosis.
Dinding thorax dan
mammae.
PECTUS CARINATUM PECTUS EXCAVATUM
Kelainan kulit spider
nevi pada sirosis
hati dan
kehamilan, roseola
pada demam
tifoid.

Vena kulit normal


tidak
melebar/menonjol

Pulsasi pada dinding


thorax

Gerak dinding thorax


pada saat
pernafasan
Palpasi
Memeriksa dengan perabaan
kelainan pada dinding toraks
Membandingkan pergerakan
dinding dada kanan-kiri
Memeriksa vocal fremitus
Meraba ictus cordis
Meraba thrill
Menilai sudut angulus sub
costae
Tympani

Pekak Hipersonor

Perkusi

Redup Sonor
Perkusi dada depan
Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah,
membandingkan hemitoraks kanandan kiri sonor
Melakukan perkusi untuk mencari batas paru dan hati pada garis
midklavikula kanan dan memberi tanda ICS V midclav dextra,
melakukan perkusi untuk meletakkan peranjakan hati.
Mencari batas paru dan jantung kanan.
(ICS IV parasternal dextra)
Mencari batas bawah paru dan lambung.
(ICS VIII axillaris ant sin)
Mencari batas paru dan jantung kiri.
(ICS V midclav dext 1 cm medial)

Mencari batas atas jantung


dengan paru (ICS III
sternalis sin
Perkusi punggung
Meminta pasien untuk duduk
Melakukan perkusi dari atas ke bawah,
membandingkan kanan dan kiri (sonor, redup ,
pekak.Garis Ellis-Damoisseau)
Tentukan batas paru bawah kanan (Th X) dan kiri
(Th XI)
Auskultasi Suara Nafas Normal
Suara napas tracheal
didaerah leher Fase
inspirasi:fase ekspirasi=1:3
Suara napas bronchial
bronchus besar 1:2
Suara napas bronkovesikuler
bronchus sedang 1:1
Suara napas vesikuler
bronchioles 3:1
Ronchi Wheezing

Suara nafas
tambahan

Stridor Krepitasi
Auskultasi jantung

Yang kita periksa


adalah bunyi
jantung I dan II

Katup AV BJ I > BJ II
Katup Aorta Pulmonal BJ II > BJ I
Bunyijantung
III

Bunyijantung
Murmur
1V

Bunyi
Jantung
Gallop
Tambahan Opening snap

Ejection
Sistolic click
sound
Pasien dalam
keadaan rileks,
untuk memudahkan
keadaan tersebut
antara lain
Daerah abdomen
ABDOMEN mulai dari prosesus
xiphoideus sampai
simfisis pubis harus
terbuka
Pemeriksa disebelah
kanan pasien
Inspeksi
Simetris,Bentuk / kontur, ukuran, kondisi dinding perut, pergerakan
dinding perut
ASCITES
DILATASI VENA
Palpasi
Palpasi Superfisial
Palpasi Dalam

Secara umum
Nyeri tekan
Nyeri lepas

Hepar,
vesica felea
Lien
Ginjal
Digunakan ujung jari
Digunakan patokan 2 garis, yaitu :
1) Garis yang menghubungkan pusar dengan titik potong garis mid
calvicula kanan dengan arcus aorta
2) Garis yang menghubungkan pusar dengan processus kifoideus
Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua garis ini dinyatakan dengan
beberapa bagian dari kedua garis tersebut. ( 1/3 ). Harus pula
dicatat : Konsistensi, tepi, permukaan dan terdapatnya nyeri tekan
MURPHYS SIGN
Besarnya limpa diukur menurut
SCHUFFNER, yaitu : untuk Jarak
maximal dari pusar ke garis singgung
pada arcus costae kiri dibagi 4 bagian
yang sama. Garis ini diteruskan
kebawah sehingga memotong lipat
paha. Garis dari pusat kelipat paha
pun dibagi 4 bagian yang sama,
menggunakan teknik palpasi yang
sama dengan hepar.
Klasifikasi Hackett

Teknik palpasi lien dimana


ditarik garis lurus dari lokasi
lien ke arah ipsilateral kiri

Klasifikasi ini untuk menilai


pembesaran lien yang telah
diterima WHO untuk survei
malaria dan juga
pemeriksaan fisik rutin.
Hackett
H.0 Limpa tidak teraba pada inspirasi
maksimal

H.1 Limpa teraba pada inspirasi


maksimal

H.2 Limpa teraba tapi proyeksi tidak


melebihi garis horizontak yang
ditarik melalui pertengahan arcus
costae dan umbilicus pada garis
mamilaris kiri

H.3 Limpa teraba dibawah garis


horizontal melalui umbilicus

H.4 Limpa teraba dibawah garis


horizontal pertengahan umbilicus
dan symphisis pubis

H.5 Limpa teraba dibawah garis H.4


H.3
Splenomegali
sedang
H.1 H.2 H.4 H.5
Splenomegali Splenomegali
ringan masif

Hackett
Dapat diraba dengan cara
Ballotement meletakkan tangan
kiri pemeriksa dibagian posterior
tubuh pasien sedemikian rupa,
sehingga jari telunjuk berada di
angulus costovertebralis. Kemudian
jari telunjuk ini menekanorgan
keatas. Sementara itu tangan kanan
melakukan palpasi secara dalam dari
anterior dan akan merasakan organ
tersebut menyentuh.
Cara pemeriksaan asites:
Undulasi
Shifting dullness
Knee-chest position
KNEE CHEST POSITION
Perkusi
Untuk konfirmasi pembesaran hati
dan limpa, untuk menentukan ada
tidaknya nyeri ketok, untuk diagnosis
adanya cairan atau masa padat

Perkusi secara umum tymphani


Auskultasi
Bising usus (bunyi peristaltik)
normal 1-3 x/menit
Suara dari pembuluh darah
(arterial bruit daerah epigastrium cm diatas umbilikus)
(venous hum umbilikalis/hipokondrium kanan
Bunyi gesek (friction rub)
Inspeksi
Palpasi

Sesuai
indikasi

Genitalia
Pada Pria Ukuran, bentuk penis dan testis
Apakah ada: Hipospadia, epispodia,
pseudohermaphrodit
Pada Wanita Bayi kurang bulan labium minora &
klitoris lebih menonjol
Anus dan Rektum

SESUAI INDIKASI; HEMORRHOID,


HERNIA, TUMOR dan lainnya
Extremitas

Kuku halus
warna merah
Inspeksi muda
Jar kulit utuh
kulit dan pengisisna
kapiler < 3 detik
dan Cembung dan
sudut antara
kuku kuku dan dasar
160 derajat
Proporsi ukuran
Kulit
terhadap tubuh
Akromegali Pucat, eritema,
sianosis
Palmar eritema
Efloresensi
lainnya dan
luka
PEMBAGIAN JENIS LUKA
LUKA ABRASI / BABRAS /
LECET TAK DALAM
(SUPERFISIAL). MENGENAI
SEBAGIAN/ SELURUH KULIT.
TAK SAMPAI JARINGAN
SUBCUTIS. SANGAT NYERI
KARENA BANYAK UJUNG-
UJUNG SYARAF YANG
TERLUKA
LUKA ROBEK( LACERASI) BANYAK TERJADI KARENA BENDA
TAJAM ATAU TUMPUL. BENDA TAJAM: TEPI LUKA RATA,
TERATUR. BENDA TUMPUL: TEPI LUKA TAK RATA DAN TAK
TERATUR. BENTUK LUKA ROBEK : LURUS, LENGKUNG,PATAH
ATAU BERBENTUK BINTANG(STELAT)
LUKA TUSUK
PENYEBAB: BENDA
TAJAM DAN RUNCING.
CIRI LUKA: LEBAR
LUKA LEBIH KECIL
DIBANDINGKAN
DALAMNYA.
PERHATIKAN LUKA
TUSUK PADA THORAX
DAN ABDOMEN,
APAKAH MENGENAI
ORGAN DALAMNYA
LUKA TEMBAK MUDAH TERJADI
PENYEBAB: PELURU. INFEKSI OLEH BAKTERI
CIRI LUKA: LUKA ANAEROB- TETANUS
TEMBAK MASUK DAN
LUKA TEMBAK
KELUAR. KADANG 2
HANYA LUKA TEMBAK
MASUK . LUKA
STERIL KERENA
PELURU PANAS
LUKA GIGITAN GIGITAN
BINATANG BERBISA ATAU
TIDAK BERBISA. CIRI
LUKA: KECIL TAPI DALAM.
GIGITAN ULAR BERBISA,
SERUM ANTI BISA
ULAR(SABU). GIGITAN
MANUSIA : BERBAHAYA,
KOMPLIKASI INFEKSI BERAT
LUKA AVULSI KULIT DAN JARINGAN BAWAH KULIT
TERKELUPAS, TAPI SEBAGIAN MASIH ADA HUBUNGAN
DENGAN TUBUH. PERLU PENANGANAN KHUSUS
Irama teratur
Kekuatan
denyut sama
Palpasi disetiap
denyutan
brachialis
Denyutan
dan terasa penuh
radial dan mudah di
palpasi
pulsasi Frekuensi
dalam batas
normal
Evaluasi Bergerak bebas tanpa nyeri / spasme
otot / sendi bengkak / kontraktur

range of
motion
Terdapat kontraksi otot

Kekuatan Rentang gerak penuh dengan


melawan gravitasi
Kekuatan otot secara bilateral simetris
otot terhadap tahanan tenaga dorongan
Refleks Gerekan respon singkat
(tidak berlebihan atau
otot sangat lambat)
Reflek berupa flexi
biceps (biceps) dan ekstensi
(triceps)
dan Hipo/hiper refleks
patologis
triceps
Gerakan respon singkat (tidak berlebihan
Tes refleks atau sangat lambat)
Refleks berupa ekstensi tungkai kaki
patella dan (patela)
Reflek di ketuk pada tendon achilles
plantar fleksi
achilles
REFLEKS REFLEKS PATOLOGIS
Hoffman Trommer
Goresan pada Colekan ujung
kuku jari tengah jari tengah
Refleks jari- Refleks
jari lainnya fleksi seperti hoffman
Brudzinski I Brudzinski II Laseque Kernig

Leher di Fleksi Positif Positif


fleksikan tungkai range of ekstensi
maksimal maksimal motion hip sendi lutut
Refleks Refleks joint pada < 180
fleksi fleksi fleksi < 70 derajat
tungkai tungkai derajat
lainnya
Gores telapak kaki lateral dari posterior ke anterior
Refleks ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan
Babinski jari-jari lainnya

Gores dorsum pedis lateral sekitar maleolus lateral


dari posterior ke anterior
Chaddock Refleks seperti babinski

Urut krista anterior tibia dari proksimal ke distal


Refleks seperti babinski
Oppenheim
Tekan betis secara keras
Gordon Refleks seperti babinski

Pencet tendon achilles


Schaefer secara keras
Refleks seperti babinski
THANKYOU DOCTORS

Anda mungkin juga menyukai