Anda di halaman 1dari 31

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

DEXTRA REPONIBILIS

Oleh :
UMMA T.M SUWENI, S. Ked.

PEMBIMBING :
dr. Theo A, R, SpB (K)KI(K) Trauma Fics
LAPORAN KASUS

 IDENTITAS PENDERITA
 Nama : Tn Kuleti Boleba
 Umur : 50 tahun
 Jenis Kelamin : laki-laki
 Alamat : Jl. Yoka
 Agama : Kristen Protestan
 Suku bangsa : Baudi, Waropen, Papua
 Tanggal MRS : 31 Oktober 2016
 Tanggal KRS : 6 november 2016
 No. DM : 425582
ANAMNESIS

Keluhan Utama
keluar benjolan di buah zakar kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan kurang lebih 2 tahun yang lalu muncul
benjolan dari lipatan paha kanannya, awalnya benjolan tersebut
kecil. Jika pasien berdiri dan mengejan benjolan tersebut keluar,
namun saat berbaring dapat masuk lagi.. Benjolan tidak nyeri.
Hingga 1 tahun belakangan pasien mengaku merasa benjolan
bertambah besar dan agak nyeri,. Akhir-akhir ini pasien merasa
terganggu dan memutuskan untuk berobat Nafsu makan pasien
baik, berat badan tidak pernah menurun. Pasien sering mengejan
saat BAB, karena konsistensi yang keras. BAB biasanya 2 hari
sekali. Pasien tidak merasa mual, tidak muntah, dan masih bisa
kentut.
• Pasien menyangkal mempunyai riwayat batuk lama, DM,
Riwavat
Penyakit tumor/kanker. Pasien tidak mempunyai riwayat hipertensi.
Dahulu

• tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti


Riwayat
Penyakit pasien.
Keluarga

• Pasien adalah seorang Petani terkadang pasien sering berburu


Riwayat di hutan, pasien juga sering mengangkat beban berat.
Sosial
PEMERIKSAAN FISIK

 Status generalis :
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : kompos mentis
 Vital sign : Tekanan Darah = 130/90 mmhg
 Nadi : 88 x/menit
 Pernafasan :20x/menit
 Suhu badan : 36,5 ºC
PEMERIKSAAN FISIK (cont,,)

 Kepala : konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik


 Leher : tidak ada pembesaran KGB, JVP tidak meningkat.
 Thorax : Pergerakan dada dan bentuk dada simetris
▪ Paru : sonor, VSB normal kanan=kiri, wheezing -/-,
ronchi -/-
▪ Jantung: Bunyi jantung S1 dan S2 regular, murmur (-)
 Abdomen :
 Inspeksi : datar, jejas (-)
 Aulkultas : BU (+) normal.
 Palpasi : Supel , nyeri tekan (-), Hepar tidak
terdapat pembesaran, Lien tidak teraba
pembesaran
 Perkusi : Timpany.
Status Lokalis

Regio inguinalis Dextra


Inspeksi:
terdapat benjolan di lipat paha kanan, sebesar , permukaan rata,
warna sesuai warna kulit, tidak kemerahan.
Palpasi:
tidak teraba hangat, kenyal, batas jelas, dapat dimasukkan,
nyeri.(+)
Finger test (+) lateralis reponibilis
Auskultasi :
bising usus (+)
DIAGNOSIS BANDING

 Hidrokel
 Terkumpulnya cairan di sekeliling testis (buah zakar) di dalam
skrotum, yang umumnya tidak sakit dan tidak berbahaya.
Hidrokel umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir. Mempunyai
batas atas tegas dan tidak dapat dimasukkan kembali. Testis
pada pasien hidrokel tidak dapat diraba. Pada hidrokel
pemeriksaan transluminasi akan memberikan hasil positif.
 Limfadenopati Inguinal.
 Perhatikan apakah ada infeksi pada kaki sesisi.
 Orkitis
 Peradangan pada salah satu atau kedua testis, yang disebabkan
oleh bakteri atau virus
Pemeriksaan tambahan

Hematologi
• Hb : 11,8 gr/dl
• Lekosit : 6,5 x 106 /L
• Hematokrit : 49,4%
• Trombosit : 138.000
PLANNING

 -Infus RL 500 cc/8 jam


 -injeksi Cefotaxime 1x2 gr
 -injeksi Metronidazole 3x500 mg
 -pro hernioraphy
DIAGNOSA KERJA

 Hernia Inguinalis Lateralis Dextra


Reponibilis
LAPORAN OPERASI HERNIORAPHY
(2 NOVEMBER 2016)

• Pasien dengan posisi supine di meja operasi


• Dilakukan spinal anastesi blok
• Desinfeksi lapangan operasi
• Tutup dengan duk steril
• Insisi inguinal sinistra sedalam ± 10 cm perdalam lapis demi lapis
• Insisi kutis, subkutis, fascia, aponeurosis M. Oblikus abdominis
eksternus
• Cari funiculus spermaticus, M cremaster dipisahkan
• Bebaskan funiculus spermaticus lalu buka funiculus spermaticus,
cari kantung hernia. Dengan pinset, gunting sedikit lalu lebarkan.
Tampak kantung hernia, lalu bebaskan dari funiculus. Kantung
proksimal dipisahkan dari kantung distal, diklem lalu digunting dan
dijahit. Kantung distal dibiarkan
INSTRUKSI POST OPERASI

 IVFD: RL 25 tpm
 -injeksi cefotaxime 2x1 gr
 -injeksi ketorolac 3x1 ampul
 -injeksi ranitidin 3x1 ampul
 Sadar baik boleh minum
Prognosis

 Ad vitam : ad bonam
 Ad sanatioanam : ad bonam
 Ad fungsionam : ad bonam
PENDAHULUAN

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu


rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari
dinding rongga bersangkutan.
KLASIFIKASI

Berdasarkan • Hernia kongenital


• Hernia akuisita
terjadinya
• reponibilis
Berdasarkan • Irreponibilis

klinis •

Strangulata
inkarserata
• Eksterna
Berdasarka • Hernia yang penonjolannya dapat dilihat
dari luar karena menonjolnya ke arah luar,
n arah misalnya:
• Hernia inguinalis medialis (15%) dan
hernia lateralis (60%)
• Hernia femoralis
• Hernia umbilicalis
• Hernia epigastrika
• Hernia lumbalis
• Interna
• Jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain,
misalnya ke cavum thorax, bursa omentalis,
atau masuk ke dalam recessus dalam cavum
abdomen.
DEFINISI

Hernia inguinalis adalah hernia yang


paling sering kita temui. Menurut
patogenesisnya hernia ini dibagi
menjadi dua, yaitu hernia inguinalis
lateralis (HIL) dan hernia inguinalis
medialis (HIM).

Hernia inguinalis lateralis/ indirek timbul karena adanya kelemahan


anulus internus sehingga organ-organ dalam rongga perut
(omentum, usus) masuk ke dalam kanalis inguinalis dan
menimbulkan benjolan di lipat paha sampai skrotum. Sedangkan
hernia ingunalis medialis/direk timbul karena adanya kelemahan
dinding perut karena suatu sebab tertentu.
 Pasien seorang pria 20 tahun datang ke RSUD abepura dengan
keluhan terdapat benjolan pada buah zakar kiri. Dari anamnesis
didapatkan bahwa Pasien mengatakan kurang lebih 2 tahun yang
lalu muncul benjolan dari lipatan paha kanannya, awalnya
benjolan tersebut kecil. Jika pasien berdiri dan mengejan benjolan
tersebut keluar, namun saat berbaring dapat masuk lag.. Benjolan
tidak nyeri. Hingga 1 tahun belakangan pasien merasa buah zakar
sebelah kiripun terdapat benjolan dan agak nyeri, benjolan dapat
dimasukkan kembali oleh pasien.

 Hal ini sesuai dengan teori tentang hernia inguinalis lateralis timbul karena adanya
kelemahan anulus intrnus sehingga organ-organ dalam rongga perut (omentum, usus)
masuk ke dalam kanalis inguinalis dan menimbulkan benjolan di lipat paha sampai skrotum
Etiologi
• Secara fisiologis, kanalis inguinalis merupakan kanal atau saluran yang
normal. Pada fetus, bulan kedelapan dari kehamilan terjadi descensus
testiculorum.

• Setelah dewasa kanal tersebut telah menutup. Namun karena daerah


tersebut ialah titik lemah, maka pada keadaan yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraabdomen kanal itu dapat terbuka kembali dan
timbul hernia inguinalis akuisita. Sementara di usia ini seseorang lebih
produktif dan melakukan banyak aktivitas. Sehingga penyebab hernia pada
orang dewasa ialah sering mengangkat barang berat, juga bisa oleh karena
kegemukan, atau karena pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat
sehingga sering mengedan pada saat BAB.

• Hernia pada orang tua terjadi karena faktor usia yang mengakibatkan
semakin lemahnya tempat defek. Biasanya pada orang tua terjadi hernia
medialis karena kelemahan trigonum Hesselbach. Namun dapat juga
disebabkan karena penyakit-penyakit seperti batuk kronis atau hipertrofi
prostat.
DIAGNOSIS

 1. Anamnesis
 Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat
paha yang hilang timbul, muncul terutama
pada waktu melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan tekanan intra-abdomen seperti
mengangkat barang atau batuk, benjolan ini
hilang pada waktu berbaring atau dimasukkan
dengan tangan (manual). Terdapat faktor-
faktor yang berperan untuk terjadinya hernia.
 2. Pemeriksaan Fisik
 Ditemukan benjolan lunak di lipat paha atau scrotum dengan batas atas
tidak jelas, bising usus (+), transluminasi (-).
 Teknik pemeriksaan
 Pemeriksaan Finger Test :
 Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
 Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.

 Penderita disuruh batuk:


 Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
 Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.
 Pemeriksaan Ziemen Test :
 Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan
dulu (biasanya oleh penderita).
 Hernia kanan diperiksa dengan tangan
kanan.
 Penderita disuruh batuk bila rangsangan
pada :
 jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
 jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
 jari ke 4 : Hernia Femoralis.
 Pemeriksaan Thumb Test :
 Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan
penderita disuruh mengejan
 Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis
medialis.
 Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia
Inguinalis Lateralis.
 3. Diagnosis Banding

• Hidrokel
• Limfadenopati inguinal
• Orkitis
Untuk membedakannya perlu diketahui bahwa munculnya hernia erat
hubungannya dengan aktivitas seperti mengedan, batuk, dan gerak lain yang
disertai dengan peninggian tekanan intra-abdomen, sedangkan penyakit lain
seperti limfadenitis femoralis tidak berhubungan dengan aktivitas demikian.
 4. Penatalaksanaan

 Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia


inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah hernioraphy, yang
terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
 Herniotomi
 Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
 Indikasi :
 Hernia Inkarserata / Strangulasi (cito)
 Hernia Irreponabilis ( urgen, 2 x 24 jam)
 Hernia Reponabilis dilakukan atas indikasi sosial : pekerjaan (elektif)
 Hernia Reponabilis yang mengalami incarserasi (HIL,Femoralis)
 Hernioplasty
 Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus
inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah
terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.
Pasa pasien dilaksanakan herniorepair karena pasien menolak dilakukan
pemasangan mesh
 Ferguson
Funiculus spermaticus ditaruh disebelah dorsal MOE dan MOI
abdominis. MOI & transversus dijahitkan pada ligamentum
inguinale dan meletakkan funiculus di dorsalnya. kemudian
aponeurosis MOE dijahit kembali, sehingga tidak ada lagi
canalis inguinalis.

Bassini
 MOI dan transversus abdominis dijahitkan
pada ligamentum inguinal, Funiculus
diletakkan disebelah ventral, aponeurosis MOE
tidak dijahit, sehingga canalis inguinalis tetap
ada. Kedua musculus berfungsi memperkuat
dinding belakang canalis,sehingga LMR hilang
6. komplikasi Obstruksi usus

perforasi

peritonitis
 7. Prognosis
 Prognosis biasanya cukup baik bila hernia diterapi
dengan baik. Angka kekambuhan setelah
pembedahan kurang dari 3%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai