Anda di halaman 1dari 6

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KUE SATRU DARI KACANG HIJAU (Vigna

radiata)
Muhammad Abdan Dannial Huda, Muhammad Yunus, Muhammad Rizky Dwi
Ihsan, Qriyasa Etik Juwita, dan Siti Syamsiyah
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jalan Kalimantan No.37, Kampus Tegalboto 68121, Jember
Email: usdi@ftp.unej.ac.id, Website: www.ftp.unej.ac.id

Abstrak
Kacang hijau merupakan produk lokal Indonesia yang mengandung banyak
nutrisi. Selain itu kacang hijau termasuk ke dalam salah satu program diversifikasi
pangan lokal. Salah satu bentuk diversifikasi dari kacang hijau adalah tepung kacang
hijau. Tepung kacang hijau ini dapat dibuat berbagai macam produk, salah satunya adalah
kue kering lokal, kue satru. Kue satru dibuat melalui proses penepungan dan pengovenan.
Tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui proses pengolahan kue satru dan sifat
fisik dari kue satru. Penelitian di lakukan di Laboratorium Kmia dan Biokimia Hasil
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember pada bulan Maret 2017.
Hasil uji organoleptik panelis diperoleh rata-rata kesukaan nilai warna (2,47); aroma
( 2,6); tekstur (1,46) dan rasa (2,6). Uji fisik tekstur dan warna menggunakan Rheotex
dan Color reader masing-masing (296,7) dan (42,53). Secara keseluruhan tingkat
penerimaan panelis terhadap kue satru cenderung rendah.

Kata kunci: Kue Satru, Kacang Hijau, sifat fisik, tepung kacang hijau.

PENDAHULUAN Indonesia. Indonesia yang terdiri atas


banyak suku dan budaya tentu memiliki
Kacang hijau di Indonesia bentuk pangan lokal yang berbeda pula.
menempati urutan ketiga terpenting Potensi wilayah dan keanekaragaman
sebagai tanaman pangan legum, setelah hayati turut menambah kekayaan
kedelai dan kacang tanah. Penggunaan sumber pangan lokal di Indonesia.
kacang hijau sangat beragam, dari Kacang hijau sebagai bentuk
olahan sederhana hingga produk olahan keanekaragaman hayati dapat
teknologi industri (Mustakim, 2012). dimanfaatkan dan berpotensi untuk
Kacang hijau merupakan sumber protein diolah menjadi pangan lokal, salah
yang tinggi (22,9 g%) setelah kacang satunya ialah kue satru. Kue satru
kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau merupakan kue kering yang terbuat dari
(Vigna radiata L.) merupakan salah satu tepung kacang hijau. Tepung kacang
komoditas tanaman kacang-kacangan hijau ini diharapkan dapat mengurangi
yang banyak dikonsumsi rakyat konsumsi tepung terigu serta
Indonesia, seperti: bubur kacang hijau mengoptimalkan pemanfaatan pangan
dan isi onde-onde. Tanaman Kacang lokal di Indonesia. Pembuatan ku satru
hijau mengandung zat-zat gizi, antara ini cukup mudah karena tidak
lain: amylum, protein, besi, belerang, memerlukan pengembang, namun harus
kalsium, minyak lemak, mangan, renyah, tidak cepat menyerap air, tidak
magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan keras dan tidak mudah hancur.
E). Kandungan nutrisi dari kue satru
Pangan lokal merupakan suatu ini diantaranya protein 13,2 %,
bentuk kearifan lokal atau khas yang karbohidrat 75,34% dan lemak 0,72%
dimiliki oleh masing-masing daerah di (Winarti dan Purnomo, 2006).
Pembuatan kue satru tidak memerlukan Gambar 1. Skema Pembuatan Tepung
banyak biaya, namun membutuhkan Kacang Hijau
formulasi yang tepat agar kue yang Prosedur penepungan kacang
dihasilkan renyah dan tidak keras. Oleh hijau diawali dengan menimbang kacang
karena itu, dilakukanlah penelitian ini hijau sebanyak 700 gram dan direndam
untuk mengetahui cara pengolahan di dalam air sampai seluruh kacang hijau
tepung kacang hijau menjadi kue satru terendam seluruhnya. Perendaman
dan mengetahui tingkat penerimaan dilakukan selama satu malam untuk
konsumen berdasarkan uji organoleptik mempermudah pelepasan kulit kacang
serta penilaian fisik melalui uji fisik hijau serta mengurangi bau langu dari
kacang hijau.
RANCANGAN PENELITIAN Setelah dilakukan perendaman,
Penelitian dilaksanakan di kulit kacang hijau di lepaskan dari biji
Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil kacang hijau. Kacang hijau kupas di
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, keringkan sampai tidak tersisa airnya.
Universitas Jember Kacang hijau kering kemudian di
Bahan yang digunakan dalam sangrai. Penyangraian berguna untuk
penelitian ini antara lain kacang hijau, memunculkan aroma gurih pada kacang
gula halus dan air. Alat yang digunakan hijau serta mengurangi air yang masih
dalam peneltiian antara lain baskom 2 tersisa saat perendaman.
buah, kompor, centong, blender, sendok, Proses selanjutnya kacang hijau di
perret, cetakan kue satru, oven, wajan, blender atau dihaluskan. Pada saat
spatula, loyang, ayakan, timbangan, penghalusan dihindari kacang hijau yang
Rheotex, dan Color Reader. tidak terlalu kering dan adanya kulit
Metode yang dilakukan untuk sebab dapat mengganggu proses
menguji kue satru ialah menggunakan penghalusan. Kacang hijau halus atau
uji organoleptik menggunakan panelis tepung kacang hijau di ayak
semi terlatih sebanyak 15 orang dan uji menggunakan ayakan 60 mesh untuk
fisik menggunakan alat pengukur tekstur mengurangi kulit, serat maupun kotoran
berupa Rheotex dan alat pengukur warna lainnya yang mungkin terikut serta
berupa Color Reader berfungsi untuk menyeragamkan ukuran
butir tepung kacang hijau.
1. Penepungan Kacang Hijau
2. Pembuatan Kue Satru
Kacang hijau 700g
Tepung kacang hijau 600g
Perendaman 1 malam + 400g gula halus

Penyangraian 15 menit Pencampuran

Pengupasan Pencetakan
kulit
Peletakan di loyang
Penepungan

Pengovenan 15 menit suhu 150oC


Pengayakan 80 mesh

Pendinginan
Tepung Kacang hijau
Pengemasan
Warna adalah salah satu penentu
Gambar 2. Skema Pembuatan Kue mutu bahan pangan secara visual, karena
Satru warna adalah faktor paling menentukan
Prosedur pembuatan kue satru menarik atau tidaknya suatu produk
diawalid engan mencampurkan Tepung makanan (Winarno, 2004). Warna dari
kacang hijau sebanyak 400 gram dan kue satru yang telah diproduksi agak
gula halus sebanyak 320 gram. tidak disukai oleh panelis. Panelis lebih
Formulasi ini merupakan hasil dari studi menyukai warna kue satru yang hijau
literatur. Tepung kacang hijau dan gula sedangkan produk yang telah dibuat
halus dicampur sampai merata. Bahan memiliki warna agak gelap. Hal ini
yang telah tercampur di cetak dapat terjadi karena gula yang diberikan
menggunakan cetakan kue satru sambil terlalu banyak. Menurut Ekafitri et all
di tekan-tekan untuk memadatkan (2011) Warna dari kue satru dipengaruhi
adonan. Kue satru selanjutnya di oleh pengunaan gula. Semakin banyak
letakkan di loyang untuk dioven. penambahan gula maka akan
Pengovenan di lakukan selama 15 menit menghasilkan produk yang lebih gelap
150oC. Kue satru yang matang ditandai (coklat) sehingga menurunkan
dengan bagian dalam dan luarnya kecerahan produk. Faktor lain yang
kering. mempengaruhi warna cookies yaitu
proses pemanggangan, pada saat
Paramter yang diuji ialah warna, pemanggangan warna cookies menjadi
aroma, tekstur dan rasa melalui uji gelap (Novita, 2011).
organoleptik dengan menggunakan 2. Aroma
panelis semi terlatih sebanyak 15 orang Pada hasil uji organoleptik aroma, kue
dan uji fisik meliputi warna dan tekstur satru memiliki sedikit aroma dari kacang
berdasarka nilai yang tertera pada Color hijau dan aroma manis yang lebih
Reader dan Rheotex. banyak. Hal ini dimungkinkan karena
tepung kacang hijau mempunyai
PEMBAHASAN karakteristik aroma yang langu sehingga
penggunaan persentase tepung kacang
1. Uji Organoleptik hijau yang banyak dapat mempengaruhi
Pengamatan dilakukan pada atribut terhadap aroma yang
warna, aroma, tekstur dan rasa. dihasilkan(Astawan,2009). Faktor lain
Penilaian panelis di konversi ke dalam yang diduga mempengaruhi aroma
nilai 1 sampai 5 dimana nilai 1 cookies adalah proses pemanggangan ,
menunjukkan sangat tidak suka, nilai 2 dimana pemanggangan bertujuan untuk
tidak suka, nilai 3 agak suka, nilai 4 mendapatkan cita rasa yang menarik dan
suka dan nilai 5 sangat suka. Hasil uji aroma yang khas(Habsari,2010).
organoleptik ditunjukkan pada Tabel 1.
3. Tekstur
Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik Kue Tekstur yang keras dikarenakan
Satru perbandingan komposisi antara gula dan
No Parameter Nilai Rata- kacang hijau dan penekanan pada saat
rata pencetakan. Kandungan serat pangan
1 Warna 37 2,47 yang tinggi bermanfaat untuk kesehatan,
2 Aroma 39 2,6 tetapi dari segi kualitas fisik
3 Tekstur 22 1,46 berpengaruh terhadap tingkat kehalusan
4 Rasa 40 2,6 tepung. Penambahan gula dapat
1. Warna mempengaruhi tekstur kue satru, hal ini
disebabkan gula mempunyai sifat dapat
mengikat air,sehingga semakin banyak Berdasarkan hasil pengamatan yang
penambahan gula maka semakin kuat telah dilakukan dapat disimpulkan
daya ikat atau serap air pada bahan. Hal sebagai berikut :
lain yang mempengaruhi tekstur cookies 1. Pengolahan kue satru diawali dengan
adalah pemanggangan adonan yang penepungan, kemudian dilanjutkan
bertujuan untuk mengurangi kadar air pencetakan dan pengovenan
cookies sehingga tekstur menjadi 2. Sifat fisik kue satru yang diuji
renyah. Kadar air yang rendah akan melalui uji organoleptik diantaranya
menunjukkan tekstur cookies yang warna dengan rata-rata nilai 2,47,
renyah karena hilangnya kandungan air aroma rata-rata nilai 2,6, tekstur
selama proses dengan rata-rata nilai 1,46 dan rasa
pemanggangan(Hastuti,2012). dengan rata-rata nilai 2,6. Sedangkan
Tektsur yang dihasilkan kue satru pengujian tekstur dan warna
tergolong keras sebab angkanya sangat menggunakan Rheotex dan Color
besar yaitu rata-rata 296,7 gram/2,5 mm reader masing-masing 296,7 dan
pada pengukuran menggunakan 42,53.
Rheotex. Tekstur kue satru dipengaruhi
oleh gula yang digunakan dan Saran
kandungan serat kacang hijau yang
terikut saat pengolahan. Faktor lain yang Saran yang dapat disampaikan untuk
dapat mempengaruhi tekstur dari kue praktikum selanjutnya adalah proses
satru yaitu pada saat pencetakan. pengolalahan diperbaiki agar hasil dari
4. Rasa segi fisik bernilai baik. Formula dapat
Berdasarkan penelitian yang telah divariasikan agar uji lebih meyakinkan
dilakukan menjelaskan olahan kue satru
yang telah diproduksi cenderung DAFTAR PUSTAKA
memiliki rasa manis. Menurut Subagjo
(2007) fungsi gula dalam produk yaitu Astawan, M. 2009. Sehat Dengan
sebagai bahan penambah cita rasa. Hidangan Kacang Dengan Biji-
Presentase gula yang diberikan dengan bijian. Cetakan pertama.
tepung kacang hijau juga tidak sesuai Penebar Swadaya. Jakarta.
sehingga kue satru memiliki rasa yang Ekafitri, R. Kurnalasari, R.dan Indrianti,
sedikit lebih manis. Rasa kue satru yang N. 2011. Karakteristik Tepung
dihasilkan yaitu khas kacang hijau hal Jagung dan Tepung Tapioka
ini disebabkan kacang hijau memiliki Serta Mie Instan Jaggung yang
kandungan enzim lipokgenase yang Dihasilkan. Prosiding Seminar
bereaksi dengan rantai asam lemak Nasional Sains dan Teknologi
sehingga menghasilkan senyawa aldehid IV Tanggal 29-30 November
dan keton yang menyebabkan rasa 2011.
langu. Semakin besar konsentrasi Habsari, R., 2010. Cookies Fans
kacang hijau yang ditambahkan maka Bekukan Sekarang-Panggang
semakin dominan rasa langu pula pada Nanti. Gramedia Pustaka
rasa kue satru (Komah, 2013). Utama, Jakarta.
Hastuti, A. Y. 2012. Aneka Cookies
PENUTUP
Paling Favorit, Populer,
Istimewa. Cetakan Pertama.
Kesimpulan
Dunia Kreasi, Jakarta.
Novita, D. 2011. Evaluasi Mutu Gizi
dan Pendugaan Umur Simpan
Cookies Tepung Komposit
Berbasis Talas Banten
(Xanthosoma undipes K.Koch) Komah, RI. 2013. Pengaruh Subtitusi
Sebagai Makanan Tambahan Ibu Tepung Kacang Hijau Terhadap
Hamil. Skripsi. Bogor: IPB Tingkat Kesukaan Kue
Jongkong. Jurnal Pangan.
Mustakim, M. 2012. Budidaya Kacang Vol.2:1824
Hijau Secara Intensif. Yogyakarta:
Pustaka Baru
Press.
Subagjo,A. 2007. Manajemen
PengolahanRotidanKue.
Yogyakarta: GrahaIlmu

Winarno, F. G.2004. Kimia Pangan dan


Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Lampiran 1
Tabel.1. Hasil uji organoleptik
No Panelis Parameter
Warna Aroma Tekstur Rasa
1 Ilham setiawan 3 3 2 3
2 Yandra riski 3 2 1 2
3 Rina kartika 2 3 2 3
4 Lufi wirantika 2 2 1 3
5 Jusy septiano 3 3 1 2
6 Ririn Rofi M. 2 3 2 3
7 Sakina 2 2 1 2
8 Viola 3 3 1 3
9 Afina Desi 2 3 2 2
10 Dwi cahya putra 3 3 1 3
11 Muhammad Haikal 2 2 2 3
12 Fina Faradilah 2 3 2 3
13 Lutfi putri 3 2 1 3
14 Dinda Aulia 2 2 1 3
15 Sri Wulan 3 3 2 2
Jumlah 37 39 22 40
Rata-rata 2.47 2.6 1.46 2.6

Lampiran 2.
Tabel 2. Hasil Uji Fisik
Ulangan Rheotex (tekstur) (g/2,5 mm) Color Reader
1 302 42,2
2 299 39,6
3 289 45,8
Jumlah 890 127,6
Rata-rata 296,7 42,53

Anda mungkin juga menyukai