Anda di halaman 1dari 3

Alginat adalah polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari monomer α-L asam

guluronat (G) dan β-D asam manuronat (M), atau dapat berupa kombinasi dari kedua
monomer tersebut.[1] Alginat dapat diperoleh dari ganggang coklat yang berasal dari genus
Ascophyllum, Ecklonia, Durvillaea, Laminaria, Lessonia, Macrocystis, Sargassum, dan
Turbinaria.[1]

Struktur dasar dari monomer alginat adalah cincin tetrahydopyran dan dapat membentuk 2
konfigurasi, yaitu C1 dan 1C seperti gambar di atas.[2] β -D-manuronat di alam terdapat
dalam konfigurasi C1.[2] Pada konfigurasi 1C α-D-manuronat, interaksi -COOH pada C-5 dan
-OH pada C-3 akan kaku, sedangkan pada C1 gugus-gugus ini berada pada posisi ekuatorial
sehingga lebih stabil.[2] Sebaliknya, untuk alasan yang sama, α -L-guluronat terdapat dalam
konfigurasi 1C dibandingkan C1 [2].

Polimer alginat dibentuk dari hubungan antara C-1 dan C-4 tiap monomer dan dihubungkan
oleh ikatan eter oksigen.[2] Polimer alginat terdiri dari 3 jenis, yaitu polimer M (manuronat),
polimer G (guluronat), dan polimer MG.[3] Polimer M dibentuk dari struktur ekuatorial gugus
C-1 dan C-4 dan membentuk polimer lurus, sedangkan polimer G dibentuk dari struktur
aksial.[3] Perbedaan struktur polimer ini menyebabkan polimer G lebih banyak digunakan
untuk proses pembentukan gel alginat dengan penambahan ion Ca2+.[3] Ion tesebut akan
menggantikan ion H+ pada gugus karboksilat dan membentuk jembatan ion penghubung
antara polimer G yang satu dengan yang lainnya.[3] Hubungan antar polimer G ini akan
membentuk struktur egg-box.
Polimer alginat dibentuk dari hubungan antara C-1 dan C-4 tiap dan dihubungkan oleh ikatan
eter oksigen. Polimer alginat terdiri dari 3 jenis, yaitu polimer M (manuronat), polimer G
(guluronat), dan polimer MG Polimer M dibentuk dari struktur ekuatorial gugus C-1 dan C-4
dan membentuk polimer lurus, sedangkan polimer G dibentuk dari struktur aksial Perbedaan
struktur polimer ini menyebabkan polimer G lebih banyak digunakan untuk proses
pembentukan gel alginat dengan penambahan ion Ca2+. Ion tesebut akan menggantikan ion
H+ pada gugus karboksilat dan membentuk jembatan ion penghubung antara polimer G yang
satu dengan yang lainnya. Hubungan antar polimer G ini akan membentuk struktur egg-box
(FAO, 2009)

Molekul asam alginat berbentuk polimer linier tak bercabang dan disusun oleh kurang lebih
700-1000 residu asam ß-D- manuronat (M) dan α-L- guluronat (G). Asam D-manuronat
memiliki ikatan diekuatorial 4 C1 sedangkan asam guluronat memiliki ikatan diaksial 1 C4
(Wandrey, 2005). Rantai yang terdiri atas 3 segmen polimer yang berbeda terlihat pada
gambar 1 berikut ini :

Viskositas Na-alginat dikelompokkan kedalam lima kelompok, yaitu ekstra tinggi 100 cps,
tinggi 500 cps, medium 300 cps, ekstra rendah 20-30 cps. Pengukuran dilakukan terhadap 1%
larutan alginat pada suhu 20oC. Menurut Rahardian (2009), faktor-faktor fisika yang
mempegaruhi sifat-sifat larutan alginat adalah suhu, konsentrasi dan ukuran polimer.
Karakeristik fisik garam alginat yaitu berupa tepung atau serat, berwarna putih sampai
dengan kekuningan, hampir tidak berbau, dan berasa. Sedangkan faktor-faktor kimia yang
berpengaruh adalah pH dan adanya pengikat logam, serta garam monovalen dan kation
polivalen. Asam alginat tidak larut dalam air dingin, namun sedikit larut dalam air panas,
larut dalam alkohol, eter dan gliserol. Garam-garam (K, Na, NH4+, dn Ca2-) dan propilen
glikol alginat larut dalam air dingin maupun panas, tapi garam kalsiumnya tidak dapat larut
dalam kondisi pH>7. Larutan garam alginat yang larut dalam air akan membentuk gel pada
larutan asam atau karena adanya ion kalsium dan kation logam plovalen lainnya (Rahardian
2009).

K-alginat dipakai dalam obat-obatan cair karena bisa meningkatkan viskositas dan dan
pensuspensi bahan padat sehingga digunakan sebagai koloid pelindung. Aplikasi K-alginat
misalnya sebagai pengisi obat penicillin dan obat-obat sulfa. K-alginat juga efektif sebagai
tablet binder, pengemulsi yang digunakan dalam pembuatan kapsul. Selain itu, alginate juga
bisa digunakan sebagai pengental yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan shampoo cair
serta sebagai bahan sediaan untuk minyak rambut dan larutan pencuci rambut (Anggadiredja
2008).

Menurut Food Chemical Codex (1981) diacu dalam Yunizal (2004), rumus molekul dari
asam alginat adalah (C6H706Na)n. Garam natrium dari asam alginat berwarna putih samai
kekuningan, berbentuk tepung atau serat, hampir tidak berbau dan berasa, larut dalam air dan
mengental (larutan koloid), tidak larut dalam larutan hidrokoloid dengan kandungan alkohol
lebih dari 20%, dan tidak larut dalam kloroform, eter, dan asam dengan pH kurang dari 3.
Standar mutu internasional untuk asam alginat dan garam alginat sesuai dengan Food
Chemical Codex (1981) diacu dalam Yunizal (2004) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2.
Standar mutu asam alginat dan garam alginat

Karakteristik Asam alginat Garam alginat Kemurnian (% berat kering) 91-104% 90.8-106%
Rendemen >20% >18% Kadar CO2 <23% <21% Kadar As <3 ppm <3 ppm Kadar Pb
<0.004% <0.004% Kadar Abu <4% 18-27% Susut pengeringan <15% <15%

Anda mungkin juga menyukai