Seorang laki-laki pekerja furniture artisan berusia 46 tahun dengan keluhan Low Back Pain (LBP).
Keluhan rasa nyeri ini menjalar kebagian belakang kedua pahanya. Ia mengalami LBP khronik
selama 2 tahun dengan simptom intermitten. Keluhan sakit belakang dipacu dengan posisi
membungkuk, dan diikuti dengan kesulitan dalam meluruskan punggung sesudahnya. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan spasme otot-otot spinal dan keterbatasan pergerakan spinal.
Pemeriksaan neurologis pada ekstremitas bagian bawah adalah normal. Pemeriksaan radiologis
Lumbosacral juga normal. Dengan pemberian analgetik dan cuti kerja karena sakit disertai
fisioterapi, pekerja ini mengalami perbaikan yang cepat.
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
No. CM : 051003-2014
Keluhan Utama:
Nyeri pinggang bawah
Riwayat Penyakit Sekarang:
Nyeri pinggang bawah menjalar dari pangkal paha ke ujung tungkai kiri dan kanan.
Nyeri petama kali dirasakan lebih kurang 2 tahun yang lalu pada pinggang kiri
menjalar sampai ke ujung kaki kiri. lebih kurang 2 minggu sebelum masuk rumah
sakit, muncul keluhan yang sama pada pinggang kanan menjalar ke ujung kaki
kanan, nyeri dirasakan seperti diris-iris dan ditusuk-tusuk, skala nyeri menurut
pasien adalah 7. Nyeri dirasakan terus menerus dan sedikit berkurang dengan
berbaring serta bertambah berat jika pasien duduk dan berdiri sehingga
menyebabkan pasien sulit untuk duduk dan berjalan. Menurut pengakuan pasien,
keluhan ini belum diobati sama sekali, pasien hanya berbaring untuk mengurangi
nyeri
Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit keluhan semakin memberat, pasien
tidak bisa duduk sama sekali apalagi berjalan karena nyeri, sehingga pasien hanya
berbaring, BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur dengan menggunakan pispot.
Nafsu makan pasien berkurang tetapi tidak terjadi penurunan berat badan yang
bermakna, gejala tidak didahului dengan demam, mual, muntah, batuk, kelemahan
anggota gerak serta baal. Tidak ada keluhan pada BAB dan BAK.
Pasien sekarang bekerja sebagai ibu rumah tangga sejak lebih kurang 14
tahun yang lalu, sebelumnya pasien adalah pedagang keliling, pasien juga
mengaku tidak mengangkat beban berat akhir-akhir ini.
Anamnesis Sistem:
Sistem serebrospinal : tidak ada keluhan
Resume Anamnesis:
Seorang pasien usia 48 tahun, datang ke IGD RSUD ambarawa dengan keluhan
nyeri pinggang kanan menjalar sampai ke ujung kaki sejak 2 minggu yll dan
memberat sejak 1 hari yll yang mengakibatkan pasien tidak bisa duduk dan berjalan.
Sebelumnya pasien juga pernah mengalami hal serupa sejak 2 tahun yang lalu,
nyeri pada pinggang kiri menjalar sampai ke ujung kaki, tetapi sekarang keluhan
pada pinggang kiri sudah banyak berkurang. Keluhan belum diobati sama sekali,
pasien hanya berbaring untuk mengurangi nyeri.
DISKUSI I
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau
berpotensi terjadi atau digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (International
Association for the Study of Pain, 1994).
Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi satu,
namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebra
dibagian bawah karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal dengan
Spina Bifida. Penyakit spina bifida dapat menyebabkan gejala-
gejala berat sepert club foot, rudimentair foof, kelayuan pada kaki, dan
sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan menimbulkan keluhan.
Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir adalah:
1. Penyakit Spondylisthesis
Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae, dimana
arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae (Bimariotejo, 2009).
Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun ketika berumur 35 tahun baru
menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan degeneratif. Nyeri pinggang ini berkurang
atau hilang bila penderita duduk atau tidur dan akan bertambah, bila penderita itu
berdiri atau berjalan (Bimariotejo, 2009).
1). Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara dada dan
panggul terlihat pendek.
3). Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah.
4). Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara ujung spina dan
garis depan corpus pada vertebra yang mengalami kelainan lebih panjang dari garis
spina corpus vertebrae yang terletak diatasnya.
1. Penyakit Kissing Spine
Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus
bersentuhan. Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang
ditimbulkan adalah low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan
pemeriksaan X-ray dengan posisi lateral (Soeharso, 1978).
Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low back pain yang
disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan, seperti:
1. Penyakit Fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai dengan
nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat
beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan (Dieppe,1995 dalam Idyan, 2008).
1. Penyakit Infeksi
Menurut Diepee (1995) dalam Idyan (2008), infeksi pada sendi terbagi atas dua
jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi
kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai dengan
pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.
DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis Klinik : Low back pain kronis
Diagnosis etiologik :
Tumor spinal
Osteoartritis
N : 90x/mnt S : 37,0C
Mata : Edema palpebra -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil
isokor diameter 3/3 mm, reflek cahaya Normal/Normal, reflek kornea Normal/Normal
Dada :
Pulmo :
I : Normochest, dinding dada simetris
Cor :
P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra Batas kiri ICS V linea midklavicula
sinistra Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra
Abdomen :
I : Datar, supel
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba membesar, tidak
ada nyeri tekan abdomen
P : Timpani
Ekstremitas : Edema (-), sianosis (-), atrofi otot (-), capillary refill
<2detik, akral hangat (+)
Status Psikiatrik
Tingkah Laku : Normal
Orientasi : Normal
Kecerdasan : Normal
Kepala : Normocephal
Saraf otak :
Tabel Pemeriksaan Nervus Kranialis
Ptosis -/-
+/+
Gerakan mata ke lateral bawah
Menggigit Normal/Normal
Reflek kornea + +
Meringis Normal/Normal
Normal/Normal
Daya kecap lidah 2/3 depan
Reflek muntah +
Sengau
N.IX Tersedak
Bersuara Normal/Normal
Artikulasi Normal/Normal
Sensibilitas : normal
Refleks Patologis : Babinsky (-/-), Chaddock (-/-), Gordon (-/-), Oppenheim (-/-),
PEMERIKSAAN KHUSUS
Posisi terlentang :
Lasegue : (+/+)
Braggard : (+/+)
Patrick : (+/+)
Kontra patrick : (+/+)
Valsava : (+)
Nafziger : (+)
Posisi telungkup
Pasien sulit melakukan posisi telungkup
Gibbus : (-)
Posisi tegak
Pasien tidak bisa melakukan posisi tegak.
Deformitas : sdn
Pelvis : sdn
Pemeriksaan Labolatorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Rutin
Kimia Klinik
SEROLOGI
Positioning
Alih baring
TENS
Pemasangan korset
Edukasi pasien dan Keluarga
DISKUSI II
Hasil pemeriksaan fisik neurologis tidak didapatkan adanya kelemahan motorik.
Berbagai pemeriksaan khusus yang dapat membangkitkan nyeri menunjukkan hasil
positif, dijumpai pula adanya spasme otot yang jelas.
Pada kasus ini pemeriksaan golden diagnosis untuk HNP yaitu MRI dan CT
Myelogram tidak dikerjakan. Dibandingkan dengan CT myelogram, MRI memiliki
beberapa keuntungan, yaitu : informasi yang jelas pada potongan sagital, mampu
mengevaluasi cauda equina, informasi yang lebih jelas tehadap jaringan di luar
canalis, dan non invasif (Greenberg, 2001).
Pada kasus ini, dari hasil rontgen vertebrae lumbosakral ditemukan adanya kelainan
pada L2-S1(spondilosis lumbalis ringan, kompresi ringan korpus vertebralis L5
bagian posterior dan terdapat penyempitan discus intervertebralis pada L2-L3, L5-
S1), sehingga menimbulkan kelainan berdasarkan dermatomal persarafannya. Pada
kasus ini nyeri dirasakan menjalar sampai ke ujung kaki, sesuai dengan dermatom
persarafannya.
DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis Klinik : Low back pain kronis menjalar sampai ke ujung kaki
TERAPI
Pada penderita ini diberikan terapi :
1. Farmakologis
Inj. Ketorolac 230 mg
Tramadol 21
Amitryptyline 2 x tab
2. Non Farmakologis
Tirah baring
Fisioterapi
DISKUSI III
Sebagian besar penderita nyeri punggung bawah akut hanya memerlukan terapi
simptomatis saja. Lebih dari 60% penderita nyeri punggung bawah akut akan
menunjukkan perbaikan yang nyata pada minggu pertama terapi (Bratton,
Pada penderita ini didapatkan gejala yang mengarah pada nyeri nosiseptif dan nyeri
neuropati. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bangkitan nyeri pada prasat
pemeriksaan fisik dan spasme otot yang jelas. Sehingga, pada penderita ini terapi
yang digunakan adalah kombinasi analgesia dan muscle relaxant agent.
Pada penderita ini didapatkan adanya spasme otot paraspinal yang jelas. Spasme
otot paraspinal pada HNP terjadi sebagai akibat refleks pertahanan tubuh untuk
mengurangi gerakan tubuh.
Sohobion merupakan vitamin neurotropik atau B complex terdiri dari vitamin B1 100
mg, B6 100 mg, B12 5000 mcg. Indikasi pemberian adalah untuk defisiensi vitamin
B1,B6,B12 seperti pada neuralgia dan neuritis perifer.
Diazepam 2x2mg
Tramadol 21
Amitryptyline 2 x tab
Edukasi tentang perubahan pola hidup, faktor risiko dan biomekanikal tubuh juga
sangat diperlukan. Semua penderita nyeri
pinggang bawah akut dianjurkan untuk memulai aktivitas kehidupan sehari-
harinya seawal mungkin. Meta analisayang dilakukan olah Hagen, dkk (2002)
menyimpulkan bahwa tidak ada beda bermakna antara bed rest dan advice to stay
active terhadap outcome NPB akut. Saran untuk beraktivitas dan menjalankan
aktivitas hidup sehari-hari akan lebih meningkatkan kepuasan pasien (NHS, 2000).
Fisioterapi
Tindakan fisioterapi meliputi TENS, alih baring dan pemasangan korset. TENS
(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) bekerja dengan rangsangan balik
(counter iritation) dari impuls-impuls nyeri yang timbul dari sumsung tulang (Gate
Control Theory). Selain itu dapat pula
mengaktivasi proses antinociceptive endogen seperti endorphin (NHS,2000).
FOLLOW UP
Tabel Follow Up Tanda Vital
Tanda
Vital 15/01/14 16/01/14 17/01/14
N 90 84 72
R 24 20 20
Nyeri pinggang
bawah +++ / + ++ / + +/+
Naffziger test + + +
+
Valsava test + +
Tabel Follow Up Assessment (A)
A 15/01/14 16/01/14 17/01/14
LBP AKUT
LBP
Tabel. Follow Up Planing (P)
P 15 16 17
Inf RL 20 tpm
Diazepam 22 mg
Tramadol 21
Amitryptylin 2 x 1/2
PROGNOSIS
Lebih dari 85% penderita dengan HNP akan membaik tanpa operasi dalam jangka
waktu rerata 6 minggu, dan 70% dalam 4 minggu (Greenberg, 2002). Sebagian
besar penderita NPB akut (60%) akan dapat bekerja kembali dalam waktu 1 bulan
dan 90% dapat bekerja kembali dalam 3 bulan (Bratton, 1999). Pada penderita HNP
tanpa komplikasi, sebagian besar akan membaik secara nyata dalam 4 minggu
(Humprhey, 1999).
DAFTAR PUSTAKA
(2009). Low Back Pain (LBP). Diambil 22 Januari 2014 dari www.backpainfor
um.com.
Cadwell, E & Hegner, B R. (2003). Asisten Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan Edisi 6. Jakarta: EGC.
(2006). OAINS Konvensional Masih Jadi Pilihan. Diambil 22 Januari 2014
dari http://www.majalah.farmacia.com/default.asp.
Ester, M. (2005). Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Guyton, A C & Hall, J E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor Bahasa
Indonesia : Irawati Setiawan Edisi 9. Jakarta: EGC.
(1990). Nyeri Pinggang Bawah. Diambil 22 Januari 2014
dari http://www.emidicine.com.
Ismiyati, S W & Cit, C R. (1997). Latihan Dengan Metode William Dan
Mc Kenzie Pada Nyeri Pinggang Bawah. Jakarta: TITAFI XIII.
Idyan, Z. (2008). Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan Keluhan Low
Back Pain. Diambil 22 Januari 2014dari http://inna-ppni.or.id.
Kenworthy, Snowley, Gilling. (2002). Common Foundation Studies in Nursing, Third
Edition. USA: Churchill Livingstone.
Kozier, B; Glenora, E; Audrey, B; Shirlee, J S. (2004). Fundamental Nursing:
Concept and Procedures. 8th edition. USA: Pearson Prentice Hall.
Long, B (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan). Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran.
Maher, S & Pellino. (2002). Aktivitas Tubuh penyebab LBP. Diambil 22 Januari 2014
dari healtcare.uiowa.edu.
Mook, E & Chin, P W. (2004). The Effects of Slow-Stroke Back Massage on Anxiety
and Shoulder Pain in Elderly Stroke Patients. Diambil 22 Januari 2014
dari http://www.scincedirect.com/science.
Potter, P A & Perry, A (2005) . Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Priharjo, R. (1993). Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Jakarta:
EGC.
(2002). Nyeri Pinggang Bagian Bawah. Diambil 22 Januari 2014
dari http://www.nyeripunggungbawah.com.
(2008). Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain). Diambil 22 Januari 2014
dari http://www.artikel_nyeri.com.
Setyohadi, B. (2005). Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Temu Ilmiah Rematologi Dan
Kursus Nyeri. Jakarta: IRA.
(1978). Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica.
Shocker, M. (2008). Pengaruh Stimulus Kutaneus: Slow-Stroke Back Massage
terhadap Intensitas Nyeri Osteoarthritis. Diambil 22 Januari 2014
dari http://www.scribd.com.
(2002). Metode Statistika, Ed. Revisi Cetakan 6. Bandung: Tursita.