Anda di halaman 1dari 23

MODUL KULIAH

ILMU PERKEMBANGAN GERAK

Nama :
Nim :
Kelas :
Kelompok :

FAKULTAS FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ESA UNGGUL – JAKARTA
Tim Penyusun :

Muh. Irfan, SKM, S.Ft, M.Fis

Abdul Chalik Meidian, SAP, M.Fis

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya sehingga modul praktikum Pengukuran Fisioterapi dapat
terselesaikan. Modul ini dimaksudkan untuk dapat membantu proses perkuliahan praktikum
bagi mahasiswa sehingga dapat memperoleh pengalaman belajar yang diharapkan.

Modul praktikum ini terdiri atas topik-topik yang berhubungan dengan pengukuran
lingkup gerak sendi berdasarkan regio sendi pada tubuh manusia.

3
DAFTAR ISI

4
TEMU I
Topik : Gerak Fungsional

5
Learning Objective :

Memahami konsep dasar tentang gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dan faktor-faktor yang
terlibat didalamnya.

Setelah membahas topic ini diharapkan mampu :


1. Memahami arti gerak dalam berbagai tingkatan gerak.
2. Memahami arti fungsi dalam berbagai tingkatan fungsi.
3. Memahami hubungan antara kemampuan fungsi dan hubungannya dengan status kesehatan.

DASAR TEORI

anusia sepanjang daur hidupnya tidak terlepas dari proses gerak. Oleh sebab itu
M dalam pandangan penulis bahwa gerak berarti hidup, karena tidak ada satu
mahluk dikatakan hidup tanpa ada unsur gerak didalamnya. Gerak mulai dari tingkatan
mikroskopik atau gerak yang terjadi pada tingkatan intra sel sampai gerak aktual yang
setiap hari dilakukan oleh manusia untuk beraktivitas.
Kemampuan gerak dan keterampilan yang dimiliki merupakan hasil dari suatu proses
pembelajaran atau adaptasi terhadap lingkungannya. Kualitas dari kemampuan
fungsionalnya sangat dipengaruhi oleh perkembangan beberapa aspek antara lain :
Fisik (physical), sosial ( social ), emosi ( emotional ) dan mental (mental).
Dalam tulisan ini akan banyak mengungkapkan pemahaman tentang gerak
fungsional (functional movement) dalam perspektif secara umum. Peningkatan gerak
fungsional merupa/kan tujuan utama yang hendak dicapai oleh banyak profesi kesehatan
termasuk profesi fisioterapi dalam memberikan pelayanannya. Sebagaimana dalam defenisi
fisioterapi menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1363 tahun 2001 yang
menyatakan bahwa fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak
dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan
fungsi, komunikasi.Oleh sebab itu para profesional kesehatan termasuk fisioterapis haruslah
mengerti tentang arti dari kata fungsi (function) tersebut. Sebagai contoh seorang perawat
dalam memberikan pelayanannya fokus utamanya pada pemeliharaan kesehatan untuk
peningkatan fungsionalnya. Para pekerja sosial (social workers) lebih berfokus pada

6
kemampuan fungsional dalam sistem sosial. Terapi okupasi lebih mengarah pada akibat
yang ditimbulkan dari kemampuan fungsional terhadap pekerjaan dan aktivitas sehari-hari,
sedangkan fisioterapi sebagai bagian integral dari profesi kesehatan difokuskan pada
meningkatkan, memelihara dan memulihkan kemampuan gerak dan fungsi pasien/klien
sepanjang daur kehidupan seperti yang tercantum dalam definisi WCPT 1999 di Yokohama.
Seorang fisioterapis mempunyai tanggung jawab dalam menangani kondisi-kondisi yang
dapat menghambat aktifitas gerak dan fungsi sehari-hari.

Fungsi
Menurut webster’s Dictionary, fungsi adalah normal, karakteristik dari semua bentuk
aksi. Ketika manusia melakukan aktivitasnya, tubuh telah melakukan “fungsi” yang dapat
digunakan sebagai gambaran aksi pada bagian tubuh individu. Jantung memompa darah
keseluruh tubuh, untuk mendistribusikan nutrisi ke seluruh organ dan jaringan. Fungsi
tungkai untuk menopang tubuh saat berdiri dan berjalan yang kesemuanya merupakan
bentuk dari fungsi-fungsi yang dilakukan pada bagian tubuh manusia.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, fungsi adalah sesuatu yang sangat
kompleks dan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Umumnya fungsi berkembang menyesuaikan keadaan lingkungan dimana manusia hidup
dan melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Kemampuan fungsional setiap individu akan sangat dipengaruhi oleh proses
adaptasi terhadap lingkungan. Pada suatu lingkungan yang sama sekalipun tidak akan
menjadikan perkembangan fungsional pada setiap individu juga mengalami proses yang
sama pula, walaupun beberapa karakteristik mungkin nampak identik. Sebagai contoh
kemampuan fungsional seseorang yang tumbuh dan berkembang di lingkungan
pegunungan dengan lingkungan pantai akan mengalami perbedaan kemampuan fungsional
terhadap jenis aktivitas tertentu. Demikian pula pada mereka yang tumbuh dan berkembang
pada lingkungan yang sama akan mengalami proses perkembangan kemampuan fungsional
yang berbeda-beda karena sangat tergantung oleh kemampuan adaptasi setiap individu
terhadap lingkungan.

Fungsi Dalam Hubungannya Dengan Kesehatan


Fungsi memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan. Organisasi kesehatan
dunia (WHO) memandang kesehatan sebagai bagian yang sangat kompleks yaitu fisik,
mental dan sosial dan tidak hanya sekedar terbebas dari penyakit (WHO, 1985). Secara
defenitif angatlah sederhana akan tetapi sangat sulit untuk di terapkan secara klinis karena
memiliki ukuran-ukuran dan konsep tentang status kesehatan setiap individu. Lebih spesifik

7
lagi bahwa kesehatan merupakan refleksi dari kemampuan seseorang untuk dapat sukses
dalam hidup dilingkungan masyarakatnya.
Dari berbagai perspektif, bahwa kemampuan fungsional dapat menjadi gambaran
tentang keadaan tingkat atau derajat kesehatan. Hal ini tidaklah sulit untuk dipahami oleh
para profesional kesehatan karena tujuan utama pelayanan kesehatan adalah
meningkatkan kemampuan fungsional individu, baik itu berupa terbebasnya dari penyakit,
kecacatan atau gangguan kehidupan sosialnya.
Kebutuhan identifikasi keadaan pasien mengakibatkan seorang profesional
kesehatan harus mempunyai alur untuk mengukur status kesehatan individu. Status
kesehatan dapat diukur dengan melihat tiga hal utama yaitu :
(1). Manifestasi fisik,
(2). Gejala-gejala pasien, dan
(3) Status fungsional.
Manifestasi fisik merupakan aspek dari fungsi tubuh yang dapat diukur atau diamati,
seperti kekuatan otot, suhu tubuh, tekanan darah, atau adanya pembengkakan/oedema.
Gejala – gejala pada pasien merupakan refleksi atau pengaruh dari keadaan
kesehatan pasien seperti tercatat adanya nyeri pada lutut, kelemahan, atau kelelahan,
sedangkan status fungsional merupakan refleksi bagaimana pasien mampu untuk
melakukan aktivitas dari hari kehari. Adanya sakit dan cedera memberikan dampak pada
status kesehatan dimana dapat menghambat kemampuan fungsional individu.
Berbicara tentang status kesehatan sering kali muncul istilah “disability” dan
“handicap”. Umumnya “disability” mengarah pada kapasitas fungsional atau kapasitas fisik
sedangkan “handicap” lebih mengarah kepada hubungannya dengan lingkungan sosial.

Model-Model Status Kesehatan


Telah banyak pakar yang mengemukakan tentang status kesehatan akan tetapi ada
dua model status kesehatan yang populer yaitu model yang dilontarkan oleh International
Clasification of Impairments, Disabilities, and Handicaps (ICIDH) yang direkomendasikan
oleh World Health Organization (WHO, 1980) dan model status kesehatan yang
dikemukakan yang dikemukakan oleh seorang sosiolog Saad Nagi ( Nagi, 1991 ).

8
Pada skema diatas menunjukkan perbedaan antara model ICIDH dengan model
Nagi yaitu adanya kategori keterbatasan fungsi (functional limitation). Sudut pandang
tentang keterbatasan fungsi akan berbeda padasetiap individu tergantung pada jenis
aktivitas masing-masingi ndividu, misalnya pada gangguan keterbatasan gerak sendi siku
berupa keterbatasan gerak ekstensi maksimal akan memberikan keterbatasan fungsi
(functional limitation) yang lebih pada pemain bulutangkis dibandingkan pada seorang
pianis. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan kemampuan ekstensi maksimal siku dalam
melakukan aktivitasnya akan lebih besar seorang pemain bulutangkis dibandingkan seorang
pianis. Dengan demikian dalam kondisi patologi yang sama tidak berarti mutlak akan
mengalami keterbatasan fungsi yang sama pula.
Sistem klasifikasi menurut Nagi tersebut mendukung identifikasi tentang
keterbatasan fungsional pada individu dan digunakan sebagai pendekatan bagi para
professional bidang kesehatan untuk mengidentifikasi focus dari intervensi yang akan
diberikan.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada individu juga merupakan salah satu
pertimbangan untuk menentukan apakah individu tersebut masuk dalam kategori mengalami
keterbatasan fungsi, misalnya perubahan usia yang terjadi mengakibatkan pada usia
tertentu seseorang tidak mampu melakukan aktivitas tertentu. Seorang anak kecil pada usia
2 tahun tidak mampu untuk memakai sepatu sendiri, Pada kondisi tersebut muncul
pertanyaan apakah hal tersebut termasuk disabilitas ? maka jawabannya adalah tidak,
sebab pada usia tersebut perkembangan secara normal memang membutuhkan bantuan.
Seperti halnya juga pada usia lanjut yang mengalami keterbatasan mobilitas hip fleksi atau
jari-jari sehingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas membungkuk yang memerlukan
mobilitas hip yang luas. Hal ini juga tidak termasuk dalam kategori keterbatasan fungsi
(functional limitation). Dengan demikian keterbatasan fungsi memiliki kriteria-kriteria yang
harus dapat disesuaikan dengan kemampuan fungsional secara normatif.

9
Performa dari aktivitas fungsional tidak hanya tergantung pada kemampuan fisik
seseorang, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh keadaan status emosional, kemampuan
kognitif, ekspektasi sosial dan kultur.

PERSONAL

CHARACTERISTICS
ENVIROMENT
 Physical ability
 Emotional status  Home
INDIVIDUAL
 Cognitive ability  Community
FUNCTIONAL

PERFORMANCE

PROFILE

SOCIAL
EXPECTATION

 Family
 Community
 Culture

Gambar 1-2. Faktor-faktor yang mempengaruhi functional performance

Dari Gambar tersebut diatas menunjukkan keterkaitan yang saling mempengaruhi setiap
faktor yang membentuk performa aktivitas fungsional setiap individu.

Pertumbuhan Fisik Dan Fungsi


Kemampuan fungsional individu tergantung dari kemampuan fisik yang dimilikinya.
Perkembangan fisik tidak hanya berdampak pada kemampuan aktivitas fisik, tetapi juga
berdampak pada kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Gerak memiliki
hubungan dengan perkembangan kognitif, aktivitas sosial, dan komunikasi.
Perkembangan embriologi individu, pada awal 7 sampai 8 minggu setelah konsepsi
adalah awal dari pertumbuhan. Pada periode fetal (8 minggu setelah konsepsi sampai lahir)
sistem organ mulai mengalami perkembangan fungsi.
Ketika lahir seorang bayi harus menyatukan diri dengan lingkungan, menyesuaikan
dengan adanya gravitasi dan perubahan-perubahan lain dari lingkungan barunya untuk
peningkatan keterampilan fungsionalnya dalam suatu proses yang terjadi terus menerus
sepanjang daur hidupnya.
Pada usia 1 tahun seorang anak dimungkinkan untuk memiliki kemampuan berjalan.
Pada usia 2 sampai 3 tahun terjadi peningkatan keterampilan dari fungsi-fungsi penting
lainnya seperti kemampuan untuk makan dan berpakaian sendiri. Perkembangan fungsional

10
tersebut berjalan seiring dengan proses pertumbuhan fisik. Kemampuan fungsional individu
dapat berkembang secara optimal jika didukung oleh kesiapan kapasitas fisik yang dimiliki.
Kesiapan kapasitas fisik yang dimaksud adalah pertumbuhan secara anatomis pada diri
individu.

Hubungan Perkembangan Dan Fungsi


Perkembangan yang terjadi tidak hanya diakibatkan oleh adanya perubahan fisik dari
tubuh individu akan tetapi juga dari lingkungan individu. Interaksi individu dengan
keluarga, masyarakat, kehidupan sosial budaya dilingkungannya memiliki peran dalam
perkembangan fungsionalnya.
Secara bersama-sama fungsi fisik, fungsi psikologi, dan fungsi sosial membentuk
aktivitas fungsional . Fungsi fisik seperti keterampilan sensomotor yang berperan dalam
aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, ambulasi, perawatan diri, makan, dll. Fungsi
psikologi berperan dalam aktivitas intelektual. Motivasi, konsentrasi, problem solving, dan
perilaku adalah merupakan bagian dari fungsi psikologi.
Fungsi sosial mempengaruhi kemampuan interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya
termasuk dalam lingkungan masyarakat di tempat tinggalnya

FUNGSI FUNGSI FUNGSI


Sensorimotor PSIKOLOGIS
Kognitif, motivasi,
SOSIAL
Norma-
FISIK normasosial,
intelegensi, emosi
budaya, kaidah.

STATUS FUNGSIONAL

Gambar 1-3. Bagian-bagianfungsi

Dalam membentuk status fungsional setiap bagian-bagian fungsi terdapat


interrelationship dalam fungsi dan perkembangan. Tidak satu kategori fungsipun yang dapat
berdiri sendiri, akan tetapi ketiganya saling berhubungan dan saling ketergantungan.
Banyak fungsi-fungsi sosial yang sangat tergantung oleh kemampuan dari fungsi fisik
misalnya interaksi sosial yang memerlukan mobiltas dan fungsi psikologi misalnya interaksi
yang memerlukan tingkat intelegensi, status emosional, dan motivasi tertentu.
Kualitas fungsional individu tergantung oleh kemampuan gerak individu tersebut.
Beberapa kriteria ditinjau dari kemampuan geraknya adalah efisiensi dan efektivitas gerak

11
yang dilakukan. Untuk menilai efektivitas dan efisiensi gerak tersebut maka beberapa faktor
yang dapat dijadikan sebagai acuan antara lain ; fleksibilitas (flexibility), keseimbangan
(balance), koordinasi (coordination), kekuatan (power), dan daya tahan (endurance).

Fleksibilitas ( Flexibility )
Dalam gerak manusia fleksibilitas merupakan salah satu bagian yang berpengaruh
untuk membentuk gerakan yang dininginkan. Ada dua komponen utama yang
mempengaruhi terbentuknya gerakan yang efektif dan efisien (tepat sasaran dan tepat
waktu). Yang pertama adalah fleksibilitas otot, jaringan konektif (connective tissue), dan
kulit. Jaringan tersebut memelihara atau mengatur gerakan dengan proses pemanjangan
dan pemendekan sesuai dengan kebutuhan dari mobilitas sendi yang di inginkan saat
melakukan gerakan dalam kegiatan sehari-hari. Komponen kedua dari fleksibilitas adalah
berhubungan dengan lingkup gerak sendinya. Struktur sendi harus dapat bekerja sesuai
dengan gerakan yang akan dibutuhkan. Kemampuan struktur sendi tersebut dapat
menentukan arah dan bentuk gerakan yang dihasilkan, sehinggga dengan fleksibilitas yang
baik dari jaringan maka akan menghasilkan gerakan yang efektif dan efisien.
Dari fleksibilitas jaringan yang dijelaskan diatas maka ada 2 hal yang perlu diperiksa
yaitu fleksibilitas statis (StaticFlexibility) dan fleksibilitas dinamis (Dynamic Flexibility ).
Pemeriksaan dengan fleksibilitas statis menunjukkan jarak gerak sendi yang dimungkinkan.
Sedangkan dengan fleksibilitas dinamis menunjukkan tahanan pada sendi dari gerakan aktif
yang dilakukan. Semakin meningkat tahanan maka semakin menurun fleksibilitas dinamis
yang dimiliki.
Perkembangan fleksibilitas berjalan secara stabil pada anak laki-laki pada usia 5
sampai 8 tahun, dan mulai mengalami penurunan secara perlahan pada usia 12 sampai 13
tahun. Setelah masa tersebut akan mengalami peningkatan fleksibilitas secara perlahan
pula sampai usia 18 tahun. Pada wanita perkembangan fleksibilitas stabil pada usia 5
sampai 11 tahun dan mengalami peningkatan pada sampai pada usia 14 tahun setelah itu
cenderung mengalami perkembangan yang konstan. Untuk semua usia wanita cenderung
lebih fleksibel dibandingkan laki-laki (Malina & Bouchard, 1991). Pada usia dewasa tua,
fleksibilitas cenderung mengalami penurunan karena terjadinya perubahan pada jaringan
konektif, tingkat aktivitas, kekuatan otot, dan sendi.

Keseimbangan (Balance )
Keseimbangan merupakan komponen yang penting dalam gerak terampil.
Keseimbangan terhadap gravitasi bumi untuk mempertahankan sikap tubuh. Beberapa
faktor yang memberikan kontribusi terhadap kemampuan keseimbangan antara lain fungsi
sistem saraf yang efisien, sistem muskuloskeletal, dan sistem sensorik. Pada dasarnya

12
keseimbangan dapat diperoleh dengan adanya kerja sistem neuromuskular yang bersinergi
terhadap adanya gaya gravitasi. Kerja otot yang sinergi berdampak terhadap efisiensi
berbagai fungsi. Semakin terampil gerakan yang dapat dilakukan menunjukkan semakin
efisien pula penggunaan komponen-komponen pembentuk gerakan. Keseimbangan
dibutuhkan pada saat aktivitas statis misalnya untuk bisa tetap tegak (static balance) dan
selama melakukan gerakan (Dynamic balance).
Selama masa kanak-kanak, keseimbangan meningkat seiring dengan usia.
Keseimbangan anak-anak perempuan lebih baik jika dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada masa remaja, perkembangan keseimbangannya cenderung meningkat secara
menetap. Dan pada kelompok usia ini seorang anak laki-laki umumnya lebih baik jika
dibandingkan anak perempuan. ( Malina & Bouchard, 1991 ).

Koordinasi (Coordination )
Koordinasi merupakan implikasi dari berbagai jenis otot yang bekerja bersama-sama
dalam menghasilkan gerakan. Keteraturan gerakan merupakan hasil dari kerja otot yang
baik terhadap ketepatan waktu dan intensitasnya. Koordinasi sangat dibutuhkan dalam
beraktivitas. Sebab tanpa koordinasi yang baik maka kita tidak dapat melakukan aktivitas
yang dihasilkan dari gerakan seperti yang diinginkan. Gerakan teratur (volunter) adalah
gerakan yang terbentuk dari adanya koordinasi yang baik dalam membentuk gerakan.
Koordinasi gerak sangat dipengaruhi oleh kerja sistem ekstrapiramial pada sistem saraf
pusat. Namun demikian peran dari sistem lainnya juga memiliki kontribusi yang tidak kecil
terhadap terbentuknya koordinasi gerak.

Kekuatan (Power )
Kekuatan umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang
dihasilkan merupakan hasil dai adanya peningkatan tegangan otot dan menghasilkan
tenaga, sehingga bagian tubuh yang bergerak pada jarak tertentu. Kekuatan umumnya
dikaitkan dengan kecepatan dan kemampuan terhadap tahanan yang dihasilkan.
Pada masa kanak-kanak, kekuatan sangat tergantung pada ukuran dan maturasi
dari sistem saraf dan sistem muskuloskeletal. Setelah usia tua maka kekuatan dan
kecepatan mengalami penurunan.
Kekuatan otot berhubungan erat dengan jumlah serabut otot yang dapat teraktifasi saat otot
melakukan kontraksi. Semakin banyak jumlah serabut suatu otot yang dapat digambarkan
dari ukuran diameter otot tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwasemakin besar
diameter otot maka semakin besar pula potensi untuk menghasilkan kekuatan. Akan tetapi
tidak lepas dari kemampuan sistem saraf untuk mampu melakukan aktivasi terhadap
serabut otot tersebut.

13
DayaTahan (Endurance )
Dayatahan (endurance) lebih mengarah kepada sejauh mana kemampuan untuk
bekerja secara terus-menerus selama periode waktu tertentu. Sebagai contoh, seorang
anak-anak dapat melakukan aktivitas bermain selama berjam-jam. Daya tahan sangat
dibutuhkan manusia dalam aktivitas sehari-hari karena bagi mereka yang memiliki daya
tahan yang rendah mengakibatkan merasa cepat lelah pada setiap aktivitas yang dilakukan.
Daya tahan dapat dilihat secara per individu otot, secara grup, atau secara
keseluruhan pada tubuh. Daya tahan pada seluruh tubuh dapat juga dilihat dari sudut
pandang tentang daya tahan kardiopulmonar yang menunjukkan kemampuan jantung untuk
memberikan suplai oksigen ke otot yang digunakan untuk bekerja/berkontraksi.
Daya tahan kerja otot dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sangat ditentukan oleh
kecukupan energi. Kecukupan energi pada suatu jaringan ditentukan oleh kecukupan nutrisi
dan oksigen serta optimalisasi proses metabolisme.
Perkembangan daya tahan otot mulai menunjukkan peningkatan antara usia 5
sampai 13 tahun (Malina & Bouchard,1991). Dengan daya tahan yang baik, maka otot
sangat memungkinkan untuk dapat bekerja lebih baik sehingga dapat beraktivitas sesuai
dengan yang diharapkan.
Perkembangan fungsi yang normal menjadi salah satu tolok ukur untuk menilai
seseorang memiliki status kesehatan yang baik. Sehingga komponen-komponen yang
berperan dalam perkembangan fungsi hendaknya menjadi fokus utama dalam pelayanan
kesehatan khususnya fisioterapi kepada individu atau masyarakat. Keterkaitan antara
perkembangan fungsi dengan faktor internal dan faktor eksternal pada diri individu
hendaknya selalu menjadi dasar pencapaian status kesehatan bagi seseorang.

14
Lembar Kerja Mahasiswa

Buatlah resume singkat dari bahan ajar temu I

________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

Pertanyaan

Jelaskan perbedaan dua aktivitas dibawah ini (Pemain bola dan Pemain Biola) adalah hal

gangguan aktivitas fungsionalnya jika terdapat impairment pada lutut.

15
TEMU II

Topik : Perkembangan Fungsi

16
Learning Objective :

Memahami konsep dasar tentang perkembangan fungsi sepanjang daur kehidupan dan faktor-faktor
yang terlibat didalamnya.Setelah membahas topik ini diharapkan mampu :
1. Memahami perkembangan fungsi.
2. Memahami arti fungsi dalam berbagai tingkatan fungsi.
3. Memahami periode perkembangan fungsi.

P
erkembangan merupakan topik yang banyak di bahas dalam materi pendidikan
profesional, psikologi, dan program ilmu kesehatan. Seperti halnya pada bidang
fisioterapi, perkembangan dianggap sebagai proses yang unik dari kehidupan.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang ada maka kajian-kajian tentang
perkembangan individu juga semakin luas seperti dalam psikologi perkembangan jiwa,
fisiologi, biologi, dan sosiologi. Seseorang tidak bisa berkembang hanya di satu tempat
sepanjang waktu. Dalam keadaan normal perkembangan manusia dipengaruhi oleh
interaksi antara fisik, psikologi, dan faktor- faktor sosial yang membangun kepribadian
seseorang.

Bab ini memberikan penjelasan secara umum tentang fisik, psikologi, dan teori sosial
dari pengenalan secara umum proses perkembangan kemampuan fungsional gerak tubuh.
Salah satu contoh, seorang anak belajar makan dengan menggunakan sendok mulai dari
usia 2-3 tahun, kemampuan sosial ini tidak dapat berkembang sampai perkembangan fisik
cukup untuk menunjang aktivitas tersebut diperlukan kontrol yang baik dari gerakan lengan
dan tangan, seorang anak harus mengerti akan maksud dari hubungan antara makanan,
sendok, rasa lapar, dan kegiatan tubuh yang dilakukan untuk menghilangkan rasa lapar itu.

Proses perkembangan yang terjadi pada setiap generasi akan mengalami


perubahan, dimana perubahan aspek lingkungan sosial juga terjadi. Sebagai contoh,
perkembangan tehnologi informasi yang sangat cepat mengakibatkan perubahan aspek
sosial budaya yang mempengaruhi perkembangan fungsi individu pada setiap generasi
akan berbeda. Yang sangat dibutuhkan oleh seorang profesional bidang fisioterapi adalah
kesadaran akan adanya perubahan lingkungan yang dimungkinkan mempengaruhi

17
perkembangan fungsi individu. Mengetahui kondisi lingkungan setiap pasien/klien juga telah
menjadi bagian yang penting untuk menentukan bentuk pelayanan yang akan diberikan.

Perkembangan
Perkembangan manusia mengarah kepada perubahan yang timbul pada kehidupan
seseorang dari proses kehamilan sampai meninggal. Perubahan tersebut terjadi dalam
beberapa fase, perubahan dalam sistem tubuh membutuhkan waktu yang lama untuk dapat
bersifat progresif, reorganisasi dan regresif. Pada otot contohnya, dimana sel-sel bertambah
selama berkembang, membedakan tipe serabut atau terhentinya pertumbuhan (atropia)
karena gangguan suplai nutrisi dan innervasi. Perkembangan dapat juga disimpulkan secara
umum sebagai perubahan dalam bentuk dan fungsi, seperti sebuah pohon muda tumbuh
menjadi sebuah pohon yang besar atau ulat bulu berubah menjadi seekor kupu-kupu.
Kondisi perubahan-perubahan pada tubuh dilihat dari fungsinya, dimana hal tersebut timbul
selama proses perkembangan. Tingkah laku manusia adalah manifestasi yang nampak
pada perkembangan dan perubahan tersebut melalui 4 proses yaitu : tumbuh,
dewasa/kematangan, adaptasi, dan proses pembelajaran.

Perkembangan mahluk hidup terutama manusia sangatlah kompleks. Pertumbuhan


mengarah kepada perubahan dimensi fisik pada tubuh, misalnya seorang anak dapat
tumbuh lebih tinggi dan bertambah panjangnya kaki sehingga diikuti oleh bertambah
panjangnya otot. Lingkar kepala, tinggidan berat badan adalah contoh dimensi yang yang
digunakan untuk memeriksa grafik pertumbuhan. Perubahan didalam pertumbuhan dapat
menjadi ukuran dari perkembangan. Ponderal indek (PI) ukuran perkembangan dimana
perbandingan antara tinggi dan berat badan (berat kali 100/m). Komposisi tubuh
membuktikan hubungan antara umur yang bertambah setiap waktu, dengan terbatasnya
jumlah otot, lemak dan tulang, kadang-kadang ditambah dengan perbedaan antara tinggi
dan berat.

Kematangan memberikan kontribusi pada perkembangan yang dihasilkan dari


perubahan fisik yang menyebabkan organ-organ dan sistem tubuh mencapai kematangan
bentuk tubuh dan fungsinya. Proses ini berjalan mulai dari primer dan sekunder dalam
proses osifikasi di pusat tulang dari sistem skeletal dalam sistem genetik. Pengeluaran
kelenjar hormon untuk pertumbuhan dan perkembangan di kontrol oleh hypotalamus dan
sistem endokrin. Gerak dan reaksi timbul akibat adanya respon dilihat dari sisi kematangan
sistem saraf (nervous system) dan proses myelinasi adalah salah satu tanda dari
kematangan sistim saraf tersebut, sedangkan pubertas tanda dari kematangan sistem
endokrin.

18
Adaptasi dan belajar kadang kadang sulit untuk dipisahkan dari kematangan.
Beberapa struktur dan fungsi pada sistem organ beradaptasi terhadap lingkungan internal
dan external. Jika otot mengalami penurunan untuk menghasilkan gerakan seperti pada
arthrogryposis, sendi mengalami kelainan yang terjadi pada utero, postnatal, dimana tulang
mengalami perubahan seiring dengan proses pertumbuhan, hal tersebut merupakan salah
satu contoh dari adaptasi. Contoh lain dari proses adaptasi dari sistem imun yaitu produksi
antibody mengikuti terbentuknya penyakit cacar pada anak-anak yang dapat di lihat dari
sistim imun.
Adaptasi adalah akomodasi tubuh yang cepat terhadap lingkungan. Adaptasi dalam
perkembangan dapat bersifat positif/negatif, walaupun demikian setiap manusia memiliki
cara beradaptasi yang berbeda-beda. Kebanyakan manusia dewasa memiliki kebiasaan
yang sama tetapi memiliki pertimbangan yang berbeda.
Pengalaman bermain yang beresiko tinggi memberikan keunggulan, kecakapan, dan
keterampilan dalam kehidupan-kehidupan selanjutnya. Kecakapan dan keterampilan yang
dimiliki tersebut bukanlah suatu sifat bawaan akan tetapi merupakan proses adaptasi yang
terjadi sepanjang hidup manusia.

Hilgard dan Marguis mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang relatif
permanen dalam tingkah laku sebagai hasil latihan, karena itu belajar dapat di
pertimbangkan sebagai suatu bentuk adaptasi. Kemampuan gerak seperti mengendarai
sepeda, bermain sepak bola, membaca, menulis dan bicara sacara baik, adalah suatu
proses pembelajaran yang membutuhkan waktu tertentu untuk dapat melakukan aktivitas
tersebut.

Baltes mendefinisikan tentang daur hidup sebagai perkembangan fisik mental


psikologi mulai dari konsepsi hinggá kematian, sedangkan Erikson adalah salah satu yang
menjelaskan secara lengkap tentang perkembangan sepanjang daur kehidupan manusia.
Teori Erikson ada 8 tahapan yang menyangkut 4 asumsi penting dimana menjelaskan
bahwa perkembangan adalah :

1. Gambaran suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan manusia

2. Merupakan ekspresi dari prinsip ontogenetik dan prinsip evolusi.

3. Merupakan multikausal dan interaktif dari hubungan umur, historis kehidupan.


4. Terjadi didalam suatu konteks.

19
Geriatri dan gerontologi adalah suatu yang tidak bisa dipungkiri bagian dari
kehidupan manusia. Walaupun gorontology belum memiliki cakupan yang mendekati daur
kehidupan, itu dapat membantu kita untuk mengetahui informasi mengenai penuaan.
Penuaan merupakan suatu tahapan yang di alami dari perkembangan dan oleh karena itu
dapat menjadi hal yang betul-betul dipertimbangkan dalam perkembangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan


Proses perkembangan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: genetik, kematangan,
lingkungan dan kebudayaan. Interaksi antara kematangan dan pengalaman terhadap fisik,
psikologis, dan lingkungan sosial merupakan faktor terjadinya perbedaan perkembangan
mental seseorang. Misalnya, dua orang anak tumbuh dilingkungan yang sama: salah
satunya keluar dari lingkungannya maka proses perkembangan yang dialami oleh keduanya
akan berbeda. Perbedaan nilai yang terjadi pada dasarnya merupakan pengaruh dari
lingkungan sosial, dan kebudayaan.

Genetik dan kematangan memberi masukan terhadap kontrol lingkungan internal


tubuh. Internal tubuh yang meliputi elektrolit tubuh, hormon, sistem saraf, dan sistem imun,
yang mengontrol fisiologis hemeostatis. Sistem internal tubuh harus seimbang untuk
mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas fungsional seperti gerakan dalam
aktivitas. Hormon-hormon tidak hanya sebagai unsur utama dalam mengontrol pertumbuhan
fisik dan menandai pubertas, tetapi juga mengatur metabolisme tubuh dan mampu untuk
menggunakan sumber-sumber energi dan kimia dalam proses perkembangan,
pertumbuhan, adaptasi, dan belajar. Nutrisi bagian dari lingkungan internal dan external
serta memberi masukan untuk produktivitas dalam aktivitas tubuh.

Suplai nutrisi yang cukup sangat diperlukan untuk proses produksi energi dan
perkembangan jaringan. Sebagai contohnya, kecukupan akan nutrisi sebagai unsur yang
penting dalam perkembangan fungsi pada sistem saraf yang merupakan pelaksana dalam
kontrol gerakan dari setiap aktivitas yang dilakukan.

Dari perspektif tentang nutrisi, maka ketidakcukupan akan nutrisi memiliki pengaruh
pertumbuhan dan perkembangan, Kekurangan nutrisi menjadi penyebab gangguan
perkembangan yang terjadi pada masyarakat yang memiliki berat badan bayi lahir rendah.

Perkembangan sebagai suatu proses yang berubah, mencerminkan hubungan


alamiah pada interaksi seseorang dengan lingkunganya. Seorang anak mengalami
perkembangan sama seperti yang lain akan tetapi masing-masing memiliki pengalaman

20
berbeda beda. Perubahan dalam fisik, psikologis, dan lingkungan sosial memiliki pengaruh
terhadap perkembangan dari kemampuan fungsi. Kemampuan seseorang untuk melakukan
suatu aktivitas yang membutuhkan keterampilan tertentu dapat dilakukan melalui proses
pembelajaran yang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sosial dan budaya dimana
dia berada. Pembelajaran motorik juga timbul sebagai fungsi terhadap interaksi antara fisik
dan lingkungan.

Kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan juga merupakan


bagian dari proses perkembangan dalam membentuk prilaku motorik.

Periode Perkembangan
Daur hidup adalah sesuatu yang penting dalam tahapan tahapan sehubungan
dengan bertambahnya usia. Walaupun perkembangan mental bardasarkan tahapan-
tahapan umur itu bervariasi, akan tetapi secara umum terminologi dapat di pakai untuk
mendeskripsikan periode awal dari perkembangan yaitu pada saat konsepsi hingga remaja
dan beberapa ahli menggunakan terminologi tersebut untuk mendeskripsikan
perkembangan kedewasaan.

Prenatal Period, dimulai pada saat konsepsi sampai lahir. Hal ini dibagi dalam tiga
tahapan yaitu embryonic period merupakan periode ketika sistem organ utama terbentuk,
middle fetalperiod merupakan periode dimana sistem organ berdiferensiasi dan late
fetalperiod merupakan periode dimanapertumbuhan fisik tubuh mulai terjadi.

Post natal Period di bagi dalam berapa katagori yaitu bayi, anak-anak, remaja,
dewasa, dan usia lanjut. Masa bayi terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan manusia
setelah dilahirkan. Untuk masa kanak – kanak dan remaja terjadi perbedaan rentang waktu
perkembangan berdasarkan jenis kelaminnya. Masa kanak-kanak terjadi pada usia 2 tahun
sampai 10 tahun untuk mereka yang berjenis kelamin perempuan dan 2 tahun sampai 12
tahun untuk anak berjenis kelamin laki-laki.

Begitu pula dengan masa remaja yang terjadi antara usia 10 tahun sampai 18 tahun untuk
anak perempuan sedangkan untuk anak laki-laki masa remaja terjadi pada usia antara 12
sampai 20 tahun.Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh masa munculnya puberitas.

Pada periode Dewasa terjadi overlap antara usia pada periode remaja dengan
dewasa muda, antara dewasa muda dengan dewasa dan antara periode dewasa dengan
dewasa tua (manula). Hal tersebut terjadi karena pengelompokan periode-periode
perkembangan yang berdasarkan usia tersebut bersifat relatif yang mana perkembangan itu

21
sendiri sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain Faktor fisik seperti multilevel
nervous system, muscular system, skeletal system, cardiopulmonal system, hormonal
system, dll. Faktor psikologis seperti intelegensi, personality, Emosi, Motivasi, dll. Faktor
lingkungansosial seperti interaksi sosial, kultur dan budaya, norma dan kaidah yang berlaku,
dll. Faktor-faktor tersebut diatas dapat mempengaruhi periode perkembangan dalam daur
hidup manusia.

Berikut ini periode-periode perkembangan secara umum pada daur hidup manusia :

Masa Daur Hidup


Periode Laki-laki Perempuan

Periode Prenatal Konsepsi - lahir Konsepsi – lahir

Bayi Lahir - 2 Tahun Lahir – 2 Tahun

Anak-anak 2 - 12 Tahun 2 - 10 Tahun

Remaja 12 - 20 Tahun 10 - 18 Tahun

Dewasa muda 17 - 45 Tahun 17 - 45 Tahun

Dewasa 40 - 65 Tahun 40 - 65 Tahun

Dewasa Tua (manula) 60 Tahun - Mati 60 Tahun – Mati

Gambar 2-1.Tabel Periode Perkembangan

Pembahasan mengenai perkembangan fungsi ini akan dibahas lebih terinci pada
bab-bab selanjutnya. Dimana akan membahas satu persatu perkembangan dari komponen-
komponen yang berperan dalam menghasilkan gerak fungsional. Rangkuman dari setiap
perkembangan komponen tersebut pada dasarnya merupakan proses dari perkembangan
fungsi.

22
Lembar Kerja Mahasiswa

Buatlah resume singkat dari bahan ajar temu I

________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________

Pertanyaan

23

Anda mungkin juga menyukai