Anda di halaman 1dari 1

Wahyu Makuta Rama

20 November 2009

Prabu Suyudana mengutus Adipati Karna, Patih Sengkuni dan para Kurawa
pergi ke Gunung Kutarunggu atau Pertapaan Swelagiri, karena dewa
memberikan penjelasan bahwa barang siapa memiliki makuta Sri Batararama
akan menjadi sakti, serta akan menurunkan raja-raja di Tanah Jawa.

Dalam perjalanannya Adipati Karna pergi ke Pertapaan Duryapura Dimana Anoman,


saudaranya Kesaswasidi bertempat di situ yang ditemani raksasa Gajah. Wreksa, Garuda
Mahambira, Naga Kuwara dan Liman Situbanda. Karma mengutarakan maksudnya tetapi di
tolak Anoman sehingga terjadi peperangan. Karena terdesak Karna melepaskan panah
Wijayadanu tetapi dapat ditangkap Anoman dan dibawa ke Swelagiri.

Pihak Pandawa sang Arjuna juga mencari Makutarama, ia dating di Gunung Swelagiri
bertemu dengan Kesaswidi menerangkan maksudnya dan oleh sang Begawan dijelaskan
bahwa Makutarama itu sebenarnya bukan barang kebendaan, tetapi merupakan pengetahuan
budi pekerti bagi raja yang sempurna atau ajaran yang disebut Astabrata. Lebih jauh
Begawan Kesaswidi menjelaskan bahwa kelak cucunya yang bernama Parikesit akan
berkuasa sebagai raja besar di Jawa dan ia akan menjelma kepadanya. Sedangkan Anoman
diperintah untuk meneruskan bertapa di Kendalisada dan kelak pada pemerintahan Prabu
Jaya Purusa dari kediri ia akan naik surga.

Arjuna kembali dengan membawa panah Wijayadanu untuk diserahkan Adipati Karna.

Dewi Subadra yang sangat khawatir kepergian suaminya lalu mengembara mencari Arjuna,
dan diperjalanan bertemu Batara Narada yang memberikan busana pria, maka Dewi Subadra
berubah ujud pria bernama Bambang Sintawaka kemudian ia pergi ke pesanggrahan Kurawa
dan sanggup membantu melawan Ajuna.

Bima dan Gatotkaca juga mencari Ajuna di perjalanan mereka dihadang Kumbakarna.
Menurut nasihat Wibisana Kumbakarna harus menjelma pada Bima maka terjadi perkelahian
yang seharusnya Kumbakarna merasuk pada paha kiri Bima.

Kurawa yang dibantu Sintawaka menentang Arjuna dan peperangan terjadi. Arjuna dapat
mengenali musuhnya itu adalah istrinya dan akhirnya kembali ke ujud semula, Dewi Subadra.
Para Kurawa menyerang tetapi dapat dihalau Gatotkaca.

Lakon ini termasuk lakon pakem yang sangat popular dan sering dipentaskan.

Sumber: bharatayudha.multiply.com.

Iklan

Anda mungkin juga menyukai