Anda di halaman 1dari 11

BAB I

KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir
(prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang
implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium
internum.
Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian
bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat
pembentukan segmen bawah rahim.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya pada segmen bawah uterus sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir ( Kapita Selekta Kedokteran Fakultas
Kedokteran UI edisi ke Tiga )
Plasenta previa adalah implantasinya tidak normal sehingga menutupi seluruh atau
sebagian ostium internum ( Obsetri Patologi Fakultas padjadjaran Bandung )
Placenta praevia adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Pada keadaan normal placenta terletak dibagian atas uterus. (Sarwono,2007)
Implantasi placenta yang normal ialah pada dinding depan atau belakang rahim di
daerah fundus uteri. Kita membagi membagi placenta praevia menjadi tiga tingkat :
1. Placenta praevia totalis
Seluruh ostium internum tertutup oleh placenta
2. Placenta praevia lateralis
Hanya sebagian dari ostium tertutup oleh placenta
3. Placenta praevia marginalis
Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan placenta
B. Etiologi
Placenta praevia mungkin terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik
misalnya karena atrofi endometrium.
Keadaan ini misalnya terdapat pada :
Multiparae, terutama kalau jarak antara kehamilan kehamilan pendek

1
Pada mioma uteri
Curettage yang berulang ulang
Bekas operasi rahim
Sering mengalami infeksi rahim (radang panggul)
Kelainan bawaan rahim

Keadaan endokrin yang kurang baik menyebabkan bahwa placenta harus tumbuh
menjadi luas untuk mencukupi kebutuhan janin karena luasnya mendekati atau menutup
ostium internum.
Menurut Kloosterman (1973), frekuensi placenta praevia pada primigravida yang
berumur lebih dari 35 th kira kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan
primigravida yang berumur kurang dari 25 th, pada grande multiparae yang berumur >
35 th kira kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multiparae yang
berumur < 25 th.
C. Manifestasi klinis
P erdarahan tanpa nyeri
Kepala anak sangat tinggi : karena placenta pada kutup bawah rahim, kepala tidak
dapat mendekati PAP
Ukuran panjang rahim berkurang, maka pada placenta praevia lebih sering terdapat
kelainan letak
Terjadi perdarahan post partum, karena :
- Kadang kadang placenta lebih erat melekat pada dinding rahim (placenta
accereta)
- Daerah perlekatan luas
- Daya berkontraksi segmen bawah rahim berkurang
D. Patofisiologi
Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu
saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis. Umumnya terjadi
pada trimester ke tiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan. Pelebaran sekmen bawah uterus dan pembukaan
servik menyababkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus
atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tak dapat

2
dihindarkankarena adanya ketidakmampuan selaput otot segmen bawah uterus
untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
E. Komplikasi
1. Perdarahan dan syok
2. Infeksi
3. Laserasi serviks
4. Plancenta accereta
5. Prematuritas atau lahir mati
6. Prolaps tali pusar
7. Prolaps placenta
F. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan radio isotop
USG
pemeriksaan dalam
pemeriksaan darah
G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Episode pendarahan significan yang pertama biasanya terjadi di rumah pasien,
dan biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat dirumah sakit dan tidak dilakukan
pemeriksaan vagina, karena akan mencetuskan perdarahan yang sangat berat.
Dirumah sakit TTV pasien diperiksa, dinilai jumlah darah yang keluar, dandilakukan
close match. Kehilangan darah yang banyak memerlukan transfusi. Dilakukan
palpasi abdomen untuk menentukan umur kehamilan janin, presentasi,dan posisinya.
Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan segara setelah masuk, untuk
mengkonfirmasi diagnosis Penatalaksanaan selajutnya tergantung pada perdarahan
dan umur kehamilan janin. Dalam kasus perdarahan hebat, diperlukan tindakan
darurat untuk melahirkan bayi (dan plasenta) tanpa memperhitungkan umur
kehamilan janin. Jika perdarahan tidak hebat, perawatan kehamilan dapat dibenarkan
jika umur kehamilan janin kurang dari 36 minggu. Karena perdarahan ini cenderung
berulang,ibu harus tetap dirawat di RS. Episode perdarahan berat mungkin
mengharuskan pengeluaran janin darurat, namum pada kebanyakan kasus kehamilan
dapat dilanjutkan hingga 36 minggu ; kemudian pilihan melahirkan bergantung

3
padaapakah derajat plasenta previanya minor atau mayor. Wanita yag memiliki
derajat plasenta previa minor dapat memilih menunggu kelahiran sampai term atau
denganinduksi persalinan, asalkan kondisinya sesuai. Plasenta previa derajat
mayor ditangani dengan seksio seksarae pada waktu yang ditentukan oleh pasien
ataudokter, meskipun biasanya dilakukan sebelum tanggal yang disepakati,
karena perdarahan berat dapat terjadi setiap saat.
b. Penatalaksanaan keperawatan
Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap
ke kiri, tidak melakukan senggama, menghidari peningkatan tekanan rongga perut
(misal batuk, mengedan karena sulit buang air besar). Pasang infus NaCl fisiologis.
Bila tidak memungkinkan, beri cairal peroral, pantau tekanan darah dan frekuensi
nadi pasien secara teratur tiap 15 manit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok
akibat perdarahan. Pantau pula BJJ dan pergerakan janin.Bila terjadi renjatan, segera
lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah bila tidakteratasi, upaya penyelamatan
optimal, bila teratasi, perhatikan usia kehamilan.Penanganan di RS dilakukan
berdasarkan usia kehamilan. Bila terdapatrenjatan, usia gestasi kurang dari 37
minggu, taksiran Berat Janin kurang dari 2500g, maka :
Bila perdarahan sedikit, rawat sampai sia kehamilan 37 minggu,lalu lakukan
mobilisasi bertahap, beri kortikosteroid 12 mg IV/hari selama 3hari.
Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO kolaborasi (PemeriksaanDalam Di
atas Meja Operasi), bila ada kontraksi tangani seperti kehamilan preterm. Bila
tidak ada renjatan usia gestaji 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500g
atau lebih lakukan PDMO, bila ternyata plasenta previa lakukan persalinan
perabdominam, bila bukan usahakan partus pervaginam.

4
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA
A. Pengkajian
Adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi,
mengenal masalah , kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik , mental,
social, dan lingkungan.
1. Pengumpulan Data
1) Identifikasi pasien
Meliputi nama pasien dan suami, usia, jenis kelamin, alamat, agama, status
pernikahan, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan suku bangsa. Pada kasus ini
biasanya didapatkan primigravida dimana usia atau umur lebih 35 th atau usia
masih muda, dimana endometrium masih belum matang, pendidikan biasanya
rendah sehingga tidak mengetahui pentingnya ANC (antenatal care). Untuk
mengetahui bagaimana kesehatan diri dan janinnya.
2) Keluhan utama
Terjadi perdarahan tanpa nyeri
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat dari pasien saat masuk rumah sakit dimana pada kasus ini terjadi
perdarahan berulang.
4) Riwayat kesehatan yang lalu
Merupakan keadaan yang ada hubungannya dengan kesehatan sekarang
untuk mengetahui dan mencegah terjadinya hal hal yang tidak diinginkan bagi
ibu dan bayi.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah didalam keluarga pernah menderita sakit seperti ini penyakit
keturunan, penyakit menular yang kronis karena pasien yang terjadi pendarahan
akan rentan terhadap penyakit Karena daya tahan tubuh yang lemah
6) Riwayat haid
Berisi menarche lama, jumlah, warna, nyeri, atau tidak siklus menstruasi
7) Riwayat obsetri
Riwayat kehamilan atau persalinan yang keberapa pernah abortus atau tidak
pernah oprasi apa tidak pada kasus ini biasanya ANC (Antenatal Care) kurang
diperhatikan dan apakah pernah curettage
5
8) Riwayat Psikososial
Pasien akan merasa cemas oleh karena kawatir akan kehamilan ibu dan
bayinya takut akan dioprasi takut apabila gambaran dirinya berubah serta biaya
oprasi dan perawatannya
9) Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari akan terganggu karena pendarahan pasien harus
bedrest dan setelah operasi masih terdapat efek anastesi serta adanya perlukaan
operasi yang menimbulkan nyeri
2. Pemeriksaan Fisik
Merupakan pemeriksaan anggota tubuh pasien dimana terdiri dari dua macam
yaitu pemeriksaan umum yang meliputi : keadaan umum, kesehatan, tanda-tanda
vital serta keadaan dari sistem tubuh pada tanda vital akan didapatkan denyut nadi
antara 90-120 kali/menit, meningkatnya kerja jantung sebagai kompensasi unuk
memenuhi kebutuhan cairan yang menurun akibat perdarahan yang memungkinkan
dapat terjadi syok hipovolemik serta kerja jantung menjadi cepat dengan daya
pompa kecil sedangkan suhu tubuh dalam batas normal.
Selain pemeriksaan umum dilakukan pula pemeriksaan status yaitu :
1) Inspeksi
Akan didapatkan mata terlihat konjungtiva pucat (anemis), mukosa bibir kering,
vagina terdapat perdarahan sedikit atau banyak
2) Palpasi
Pasien dengan placenta praevia akan didapatkan abdomen yang lembut akan
teraba janin dimana bagian bawah janin akan teraba belum masuk PAP karena
terhalang adanya placenta di uterus bagian bawah apabila janin dalam presentasi
kepala akan didapatkan belum masuk PAP
3) Auskultasi
Pada pemeriksaan auskultasi ini akan didapatkan denyut jantung terdengan lebih
cepat karena kerja jantung meningkat dan denyut jantung janin masih terdengar
jelas.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan inspekula
Hati hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal perdarahan
apakah dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina varices yang pecah dan
lain lain.
6
Pemeriksaan radio isotop
macam macam pemeriksaan ini antara lain:
a) plasentografi jaringan lunak
b) sitografi
c) plasentografi inderek
d) anterigrafi
e) amnigrafi
f) radio isotopik plasentografi
Ultrasonografi
Penentuan lokasi plasenta secara ultrasonografi sangat tepat dan tidak
menimbulkan bahaya radiasi terhadap janin.
Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh dibidang obstetric
untuk diagnostic plasenta previa namun harus hati hati karena bahayanya
sangat besar.
Pemeriksaan darah
Yaitu golongan darah, hemoglobin , hematokrit serta darah lengkap dan
kimia darah untuk menunjang persiapan operasi
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d hilangnya cairan yang berlebih
2. Gangguan perfusi jaringan pada janin b/d adanya perdarahan
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi uterus
4. Gangguan Psikologis (cemas) b/d kurangnya pengetahuan tentang perdarahan
C. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d hilangnya cairan yang berlebih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan volume cairan terpenuhi.
Kriteria hasil : Terpeliharanya kardiak output maksimal tanda tanda vital dalam
batas normal, mukosa bibir tidak kering, keadaan tidak menurun.
Intervensi :
Anjurkan bedrest jika pasien dirawat dirumah
Rasional : pedarahan
Kaji adanya syok, cek vital sign, warna membran mukosa dan kulit

7
Rasional : membantu menentukan banyaknya darah yang hilang cyanosis dan
perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
Monitoring intake dan out put kaji berat jenis urine tiap jam
Rasional : menentukan besarnya kehilangan darah dan menggambarkan
terjadinya perfusi ginjal.
Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena plasma darah atas dan pocked sel.
Rasional : meningkatkan sirkulasi volume darah dan mengatasi gejala gejala
syok.
Hindarkan pemeriksaan rectal atau vagina.
Rasional : pemeriksaan rektal atau vagina dapat meningkatan perdarahan.

2. Gangguan perfusi jaringan pada janin b/d adanya perdarahan


Tujuan : perdarahan maternal dapat diatasi sehingga tidak terjadi hipoxia janin.
Kriteria hasil : tidak terjadi hipoxia pada janin, detak jantung janin dalam batas
normal.
Intervensi :
Kaji dan catat DJJ catat bradikardi atau takikardi
Rasional : dicatat perubahan aktifitas janin
Catat perdarahan ibu dan kontraksi uterus, umur kehamilan dan tinggi fundus
Rasional : jika kontraksi uterus disertai dilatasi serviks bedrest dan pengobatan
tidak efektif.
Anjurkan bedrest dengan posisi lateral kiri
Rasional : posisi lateral kiri meringankan tekanan inferior dan meningkatkan
sirkulasi gas janin dengan placenta.
Kolaborasi pemberian suplemen oksigen pada ibu
Rasional : peningkatan oksigen dapat mensuplai pada janin.
Kolaborasi dalam penggantian cairan yang hilang
Rasional : memelihara volume sirkulasi yang adekuat untuk transfor oksigen.
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d kontraksi uterus
Tujuan : mengurangi rasa nyeri
Kriteria hasil : nyeri berkurang
Intervensi :
Kaji skala nyeri pada pasien

8
Rasional : Mengetahui derajat nyeri dan tindakan terapi
Catat petunjuk nonverbal fisiologi dan psikologi
Rasional : Mengidentifikasi luas beratnya masalah
Kaji ulang faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri
Rasional : Membantu membuat diagnosa
Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi
Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas
Rasional : Mengurangi kontraksi uteri

4. Gangguan Psikologis (cemas) b/d kurangnya pengetahuan tentang perdarahan


Tujuan : secara verbal pasien ( sederhana ) menyebabkan patofisiologi dan tindakan
dari situasi klinik.
Kriteria Standard : pasien tampak tenang, pasien mampu melakukan tindakan
situasi klinik
Intervensi :
Jelaskan perawatan dan kondisi perdarahan secara rasional
Rasional : pemberian informasi menjernihkan kesalah pahaman.
Beri kesempatan pasien untuk bertanya
Rasional : Pemberian klarifikasi dari kesalahpahaman, identifikasi masalah dan
kesempatan untuk memulai membangun.
D. Implementasi

Tindakan keperawatan (implementasi) adalah diskripsi untuk perilaku yang


diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat sesuai dengan apa
yang direncanakan (Merilynn E. Doenges, 2000).

E. Evaluasi

Evaluasi adalah hasil yang didapatkan dengan menyebutkan item-item atau


perilaku yang diamati dan dipantau, untuk menentukan pencapaian hasil dalam jangka
waktu yang telah ditentukan (Merilynn E. doenges, 2000).

Evaluasi bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh intervensi keperawatan
yang telah dilakukan, dengan cara yang berkesinambungan dengan melibatkan klien

9
dan tenaga kesehatan lainnya, dituliskan dalam catatan perkembangan yang berfungsi
untuk mendokumentasian keadaan klien, baik berupa keberhasilan maupun
ketidakberhasilan berdasarkan masalah yang ada.

Evaluasi ini dapat bersifat formatif yaitu evaluasi yang dilakukan secara terus
menerus, untuk menilai hasil tindakan yang dilakukan, yang juga disebut tujuan
jangka pendek. Dan dapat pula bersifat sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan
sekaligus pada akhir dari semua tindakan keperawatan, yang disebut dengan
mengevaluasi pencapaian tujuan jangka panjang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, 2001, Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI .
Jakarta.
Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan Maternal/Bayi,
edisi kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Murah Manoe dkk, 1999, Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi. Bagian
/SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.
Sandra M. Nettina, 2001, Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.
Sarwono, 1997, Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
FKUI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Media Aesculapius. Jakarta.
Cunningham, FG, Norman, F, Kenneth, J, Larry, C & Katharine, D 2006, Obstetri williams,
Edisi ke 21, EGC, Jakarta.
Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian pasien, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Manuaba, IBG 2003, Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan, EGC, Jakarta.
McCloskey & Bulechek. 2000. Nursing interventions classification (NIC), United States of
America, Mosby.
Meidean, JM. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC),United States of America.
Mosby.
Mochtar, R 1998, Sinopsis obstetri: Obstetri fisiologi, obstetri patologi, Edisi ke 2, EGC,
Jakarta.
NANDA 2005. Nursing diagnosis definitions & classification. Philadelphia. Locust Street.

11

Anda mungkin juga menyukai