Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN MATERNITAS

KEPERAWATANDASAR PROFESI

PADA CA SERVIKS

Di Susun Oleh :

Zeni Dwi Setyowati

SN171231

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2017
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Kanker leher rahim (serviks) adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan
serviks. Kanker serviks merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel
epithelial yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan menimbulkan
metastasis. Kanker serviks merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah
mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal di sekitarnya ( Nurarif, A.H, 2015).

B. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Nurarif, A.H (2015), tanda-tanda dini kanker servik kebanyakan tidak
menimbulkan gejala. Akan tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala
seperti :
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama ( tingkat II dan III )
3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75-80 % )
4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervaginam
Pada tahap lanjut keluhan berupa :
a. Cairan pervaginam yang berbau busuk
b. Nyeri panggul
c. Nyeri pinggang dan pinggul
d. Sering berkemih
e. Buang air kecil atau besar yang sakit
f. Anemia akibat perdarahan yang berulang
g. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf

Klasifikasi
Stadium Karakteristik
0 Lesi belum menembus membrane basalis
I Lesi tumor masih terbatas di serviks
IA1 Lesi telah menembus membrane basalis kurang
dari 3 mm dengan diameter permukaan tumor < 7
mm
IA2 Lesi telah menembus membrane basalis > 3 mm
tetapi < 5 mm dengan diameter permukaan tumor
< 7 mm
IB1 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer
< 4 cm

2
IB2 Lesi terbatas di serviks dengan ukuran lesi primer
> 4 cm
II Lesi telah keluar dari serviks (meluas ke
parametrium dan sepertiga proksimal vagina)
II A Lesi telah meluas ke sepertiga proksimal vagina
II B Lesi telah meluas ke parametrium tetapi tidak
mencapai dinding panggul
III Lesi telah keluar dari serviks (menyebar ke
parametrium dan atau sepertiga vagina distal)
III A Lesi menyebar ke sepertiga vagina distal
III B Lesi menyebar ke parametrium sampai dinding
panggul
IV Lesi menyebar keluar organ genitalia
IV A Lesi meluas ke rongga panggul, dan atau menyebar
ke mukosa vesika urinaria
IV B Lesi meluas ke mukosa rectum dan atau meluas ke
organ jauh

C. PATOFISIOLOGI
Kanker insitu pada serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terjadi pada
seluruh lapisan epitel disebut displasia. Displasia merupakan neoplasia serviks
intraepithelial (CNI). CNI terbagi menjadi tiga tingkat yaitu tingkat I ringan, tingkat
II sedang, tingkat III berat. Tidak ada gejala spesifik untuk kanker serviks
perdarahan merupakan satu-satunya gejala yang nyata. Tetapi gejala ini hanya
ditemukan pada tahap lanjut. Sedang untuk tahap awal tidak. CNI biasanya terjadi
disambungan epitel skuamosa dengan epitel kolumnar dan mukosa endoserviks.
Keadaan ini tidak dapat diketahui dengan cara panggul rutin, pap smear
dilaksanakan untuk mendeteksi perubahan. Neoplastik hasil apusan abnormal
dilanjutkan dengan biopsy untuk memperoleh jaringan guna memperoleh jaringan
guna pemeriksaan sitologik. Sedang alat biopsy yang digunakan dalam biopsy
kolposkop fungsinya mengarahkan tindakan biopsy dengan mengambil sample,
biopsy kerucut juga harus dilakukan.
Stadium dini CNI dapat diangkat seluruhnya dengan biopsy kerucut atau
dibersihkan dengan laser kanker atau bedah beku. Atau biasa juga dengan
histerektomi bila klien merencanakan untuk tidak punya anak. Kanker invasive
dapat meluas sampai ke jaringan ikat, pembuluh limfe dan vena. Vagina ligamentum
kardinale. Endometrium penanganan yang dapat dilaksanakan yaitu radioterapi atau

3
histerektum radiakl dengan mengangkat uterus atu ovarium jika terkena kelenjar
limfe aorta diperlukan kemoterapi.

4
Pathway

D. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor resiko dan faktor predisposisi yang menonjol yaitu:
1. Umur
Umur pertama kali melakukan hubungan seksual. penelitian menunjukkan
bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual maka semakin besar
kemungkinan mendapat kanker servik. Menikah pada usia 20 tahun dianggap
masih terlalu muda
2. Jumlah Kehamilan dan Partus
Kanker servik dijumpai pada wanita yang sering partus. Kehamilan yang
optimal adalah kehamilan anak lebih dari tiga. Kehamilan setelah tiga
mempunyai resiko yang meningkat.
3. Jumlah Perkawinan

5
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang sangat besar terhadap kanker serviks.
4. Infeksi Virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus human papiloma (HPV) diduga
sebagai faktor penyebab kanker serviks
5. Sosial ekonomi
Kanker servik banyak dijumpai pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini
disebabkan faktor social ekonomi erat kaitannnya dengan gizi, imunitas, dan
kebersihan perorangan. Pada golongan social ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang, sehingga mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Merokok dan AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker. Wanita perokok memiliki
resiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan wanita
tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok
mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat
tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan ko-
karsinogen infeksi virus. Sedangkan pemakaian AKDR akan terpengaruh
terhadap servik yaitu bermula dari adanya erosi servik yang kemudian menjadi
infeksi yang berupa radang yang terus menerus. Hal ini dapat sebagai pencetus
terbentuknya kanker serviks.
7. Riwayat kanker serviks pada keluarga
Bila seorang wanita mempunyai saudara kandung atau ibu yang mempunyai
kanker serviks, maka ia mempunyai kemungkinan 2-3 kali lebih besar untuk
juga mempunyai kanker serviks dibandingkan dengan orang normal. Beberapa
peneliti menduga hal ini berhubungan dengan berkurangnya kemampuan untuk
melawan infeksi HPV.

E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan
Pembedahan merupakan salah satu terapi yang bersifat kuratif
maupun paliatif. Kuratif adalah tindakan yang langsung menghilangkan
penyebabnya sehingga manifestasi klinik yang ditimbulkan dapat
dihilangkan. Sedangkan tindakan paliatif adalah tindakan yang berarti
memperbaiki keadaan penderita. Histerektomi adalah suatu tindakan
pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat uterus dan serviks (total)
ataupun salah satunya (subtotal). Biasanya dilakukan pada stadium klinik

6
IA sampai IIA (klasifikasi FIGO). Umur pasien sebaiknya sebelum
menopause, atau bila keadaan umum baik, dapat juga pada pasien yang
berumur kurang dari 65 tahun. Pasien juga harus bebas dari penyakit
umum (resiko tinggi) seperti penyakit jantung, ginjal dan hepar.
b. Terapi penyinaran (radioterapi)
Terapi radiasi bertujuan untuk merusak sel tumor pada serviks serta
mematikan parametrial dan nodus limpa pada pelvik. Kanker serviks
stadium II B, III, IV sebaiknya diobati dengan radiasi. Metoda radioterapi
disesuaikan dengan tujuannya yaitu tujuan pengobatan kuratif atau
paliatif. Pengobatan kuratif ialah mematikan sel kanker serta sel yang
telah menjalar ke sekitarnya atau bermetastasis ke kelenjar getah bening
panggul, dengan tetap mempertahankan sebanyak mungkin kebutuhan
jaringan sehat di sekitar seperti rektum, vesika urinaria, usus halus, ureter.
Radioterapi dengan dosis kuratif hanya akan diberikan pada stadium
I sampai III B. Apabila sel kanker sudah keluar ke rongga panggul, maka
radioterapi hanya bersifat paliatif yang diberikan secara selektif pada
stadium IV A. Terapi penyinaran efektif untuk mengobati kanker invasif
yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan
sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan
pertumbuhannya.
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penatalaksanaan kanker dengan pemberian obat
melalui infus, tablet, atau intramuskuler. Obat kemoterapi digunakan
utamanya untuk membunuh sel kanker dan menghambat
perkembangannya. Tujuan pengobatan kemoterapi tegantung pada jenis
kanker dan fasenya saat didiag nosis. Beberapa kanker mempunyai
penyembuhan yang dapat diperkirakan atau dapat sembuh dengan
pengobatan kemoterapi. Dalam hal lain, pengobatan mungkin hanya
diberikan untuk mencegah kanker yang kambuh, ini disebut pengobatan
adjuvant.
Dalam beberapa kasus, kemoterapi diberikan untuk mengontrol
penyakit dalam periode waktu yang lama walaupun tidak mungkin
sembuh. Jika kanker menyebar luas dan dalam fase akhir, kemoterapi
digunakan sebagai paliatif untuk memberikan kualitas hidup yang lebih

7
baik. Kemoterapi secara kombinasi telah digunakan untuk penyakit
metastase karena terapi dengan agen-agen dosis tunggal belum
memberikan keuntungan yang memuaskan. Contoh obat yang digunakan
pada kasus kanker serviks antara lain CAP (Cyclophopamide Adrem ycin
Platamin), PVB (Platamin Veble Bleomycin) dan lain lain.

2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Menjaga nutrisi supaya tetap adekuat selama menjalani terapi
biasanya akan kehilangan nafsu makan.
b. Melakukan aktivitas fisik. Di sarankan aktivitas sedang yang
menyenangkan tetapi tidak menyebabkan kelelahan.
c. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup.
d. Hindarkan klien dari asap rokok.
e. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi obat secara teratur dan
terkontrol.
f. Bersihkan area genitalia klien secara teratur dengan teknik anti
septic.
g. Berikan lingkungan yang baik dan bersih.

F. KOMPLIKASI
1. Fistula uretra
2. Disfungsi kandung kemih
3. Anemia trombositopenis
4. Mual, muntah, anoreksia
5. Infeksi pelvis
6. Sistisis dan kulit kering
7. Fistula rektovaginal

G. PENGKAJIAN
1. Data pasien
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama, alamat
jenis kelamin dan pendidikan terakhir.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang sebelumnya mengalami kanker
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Apakah klien mengeluh nyeri, perdarahan yang berlebihan dan apakah
mengeluarkan cairan putih dari vagina (keputihan). Pada umumnya klien
pada stadium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada
stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti : perdarahan,
keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu

8
Wanita dengan kehamilan dini, pemberian estrogen, atau steroid lainnya
dapat menimbulkan berkembangnya masalah fungsional genital pada
keturunannya. Data yang perlu dikaji antara lain: Riwayat abortus, infeksi
pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat operasi kandungan, serta adanya
tumor, riwayat keluarga yang menderita kanker.
3. Pola kesehatan Fungsional
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan/keletihan, anemia, Perubahan pada pola istirahat dan
kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur seperti nyeri, ansietas, keringat malam. Pekerjaan/profesi dengan
pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.
b. Integritas Ego
Gejala : faktor stress, merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/spiritual, masalah tentang lesi cacat,
pembedahan, menyangkal diagnosis, perasaan putus asa.
c. Eliminasi
Gejala : Pada kanker servik, perubahan pada pola devekasi, perubahan
eliminasi urinarius misalnya : nyeri.
d. Makanan dan Minuman
Gejala : Pada kanker servik : kebiasaan diet buruk (ex : rendah serat, tinggi
lemak, aditif, bahan pengawet, rasa).
e. Neurosensori
Gejala : pusing, sinkope
f. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : adanya nyeri, derajat bervariasi misalnya : ketidaknyamanan ringan
sampai nyeri hebat (dihubungkan dengan proses penyakit)
g. Pernafasan
Gejala : Merokok, Pemajanan abses
h. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada zat kimia toksik, karsinogen
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi
i. Seksualitas
Gejala : Perubahan pola respon seksual, keputihan (jumlah, karakteristik,
bau), perdarahan sehabis senggama (pada kanker serviks), Nullgravida lebih
besar dari usia 30 tahun multigravida pasangan seks multiple, aktivitas
seksual dini.
j. Interaksi sosial
Gejala : Ketidak nyamanan/kelemahan sistem pendukung, Riwayat
perkawinan (berkenaan dengan kepuasan), dukungan, bantuan, masalah
tentang fungsi/tanggung jawab peran.

9
k. Penyuluhan
Gejala : Riwayat kanker pada keluarga, sisi primer : penyakit primer, riwayat
pengobatan sebelumnya
4. Pengkajian Fisik
a. Rambut : Rontok karena efek dari kemoterapi
b. Conjungtiva : Anemis
c. Wajah : Pucat
d. Abdomen : Distensi abdomen
e. Vagina : Keputihan berbau, warna merah, perdarahan merah tua, berbau
dan kental
f. Serviks : Terdapat nodul
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
HB menurun, Leukosit meningkat, Trombosit meningkat
b. Pemeriksaan Diagnostik
Pap smear, kalposkopi, biopsy, MRI atau CT-Scan abdomen ataupun pelvis

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri,
kehilangan femininitas dan perubahan bentuk tubuh.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan status hipermetabolik : kanker dan konsekuensi kemoterapi, radiasi dan
pembedahan.
3. Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik : pembedahan
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif,
interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari
informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan dan


Intervensi
O Keperawatan Kriteria Hasil
1. Ansietas NOC : NIC :
berhubungan - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan
dengan - Koping kecemasan)
diagnosis Kriteria Hasil:
Gunakan pendekatan yang menenangkan
kanker, takut Klien mampu
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
akan rasa nyeri, mengidentifikasi
pelaku pasien
kehilangan dan
Jelaskan semua prosedur dan apa yang

10
femininitas dan mengungkapkan dirasakan selama prosedur
perubahan gejala cemas Temani pasien untuk memberikan
bentuk tubuh. Mengidentifikasi, keamanan dan mengurangi takut
mengungkapkan Berikan informasi faktual mengenai
dan menunjukkan diagnosis, tindakan prognosis
tehnik untuk Libatkan keluarga untuk mendampingi
mengontol cemas klien
Vital sign dalam Instruksikan pada pasien untuk
batas normal menggunakan tehnik relaksasi
Postur tubuh, Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi wajah, Identifikasi tingkat kecemasan
bahasa tubuh dan
Bantu pasien mengenal situasi yang
tingkat aktivitas
menimbulkan kecemasan
menunjukkan
Dorong pasien untuk mengungkapkan
berkurangnya
perasaan, ketakutan, persepsi
kecemasan
Kelola pemberian obat anti cemas:........

2. Ketidakseimban NOC : NIC :


gan nutrisi Nutritional Nutrition Managemen
kurang dari Status : food and - Kaji adanya alergi makanan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
kebutuhan Fluid Intake
Nutritional menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
tubuh
Status : nutrient dibutuhkan pasien.
berhubungan
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan
dengan status Intake
Weight control intake Fe
hipermetabolik : - Anjurkan pasien untuk meningkatkan
Kriteria Hasil :
kanker dan protein dan vitamin
- Adanya - Berikan substansi gula
konsekuensi
peningkatan berat - Yakinkan diet yang dimakan mengandung
kemoterapi,
badan sesuai tinggi serat untuk mencegah konstipasi
radiasi dan - Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dengan tujuan
pembedahan - Berat badan ideal dikonsultasikan dengan ahli gizi)
- Ajarkan pasien bagaimana membuat
sesuai dengan
catatan makanan harian.
tinggi badan - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
- Mampumengident
kalori
ifikasi kebutuhan - Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi nutrisi

11
- Tidak ada tanda - Kaji kemampuan pasien untuk
tanda malnutrisi mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
- Menunjukkan
Nutrition Monitoring
peningkatan
- BB pasien dalam batas normal
fungsi pengecapan - Monitor adanya penurunan berat badan
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang
dari menelan
- Tidak terjadi biasa dilakukan
- Monitor interaksi anak atau orangtua
penurunan berat
selama makan
badan yang berarti
- Monitor lingkungan selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan
- Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
- Monitor turgor kulit
- Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
- Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht
- Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
- Monitor kalori dan intake nuntrisi
- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oral.
3. Nyeri NOC : NIC :
berhubungan Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan agen pain control, komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
cidera fisik : comfort level durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
pembedahan Kriteria Hasil : presipitasi
Mampu mengontrol Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
menggunakan tehnik dan menemukan dukungan
nonfarmakologi untuk Kontrol lingkungan yang dapat
mengurangi nyeri, mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
mencari bantuan) pencahayaan dan kebisingan
Melaporkan bahwa Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri berkurang Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

12
dengan menggunakan menentukan intervensi
manajemen nyeri Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
Mampu mengenali napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
nyeri (skala, intensitas, hangat/ dingin
frekuensi dan tanda Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:
nyeri) ...
Menyatakan rasa Tingkatkan istirahat
nyaman setelah nyeri Berikan informasi tentang nyeri seperti
berkurang penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
Tanda vital dalam berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan
rentang normal dari prosedur

Tidak mengalami
gangguan tidur Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali

4. Kurangnya NOC: NIC :


pengetahuan Knowledge : disease Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
berhubungan process keluarga
dengan Knowledge : health Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
keterbatasan Behavior bagaimana hal ini berhubungan dengan
kognitif, Kriteria Hasil : anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
interpretasi Pasien dan keluarga tepat.
terhadap menyatakan Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
informasi yang pemahaman tentang muncul pada penyakit, dengan cara yang
salah, penyakit, kondisi, tepat
kurangnya prognosis dan Gambarkan proses penyakit, dengan cara
keinginan untuk program pengobatan yang tepat
mencari Pasien dan keluarga
Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
informasi, tidak mampu melaksanakan
cara yang tepat
mengetahui prosedur yang
Sediakan informasi pada pasien tentang
sumber-sumber dijelaskan secara
kondisi, dengan cara yang tepat
informasi benar
Sediakan bagi keluarga informasi tentang
Pasien dan keluarga
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
mampu menjelaskan
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
kembali apa yang
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau

13
dijelaskan mendapatkan second opinion dengan cara
perawat/tim yang tepat atau diindikasikan
kesehatan lainnya Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat

14
DAFTAR PUSTAKA

Emilia, Ova, dkk, 2010. Bebas Ancaman Kanker Serviks. Yogyakarta: MedPress.
Gralla, J. R., Grunberg, M. S., Messner, C.2008. Coping with Nausea aVomiting from
Chemotheraphy.www.cancercare.com
Hawkins, R., & Grunberg, S. 2009.Chemotherapy Induced Nausea
andVomiting:Challenges andOpportunities for Improved PatientsOutcomes.
Journal of Oncology Nursing or the Oncology NursingSociety. Vol. 13, No. 1.
Nurwijaya, Hartati, dkk. 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Nurarif, A.H, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction.
Smeltzer C. Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC
Sutandyo, Noorwati. 2007. Nutrisi pada Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi.
Indonesian Journal of Cancer (4); 144-148.
Wijaya, Delia, 2010. Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Sinar
Kejora.

15

Anda mungkin juga menyukai