Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN JIWA PERILAKU KEKERASAN

A. MASALAH UTAMA
Perilaku Kekerasan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Defenisi
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini, perilaku kekerasan dapat
dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku
kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu perilaku kekerasan saat sedang berlangsung
atau perilaku kekerasan terdahulu (Keliat & Akemat 2009).

2. Tanda & gejala :


a. Subjektif
Keluarga klien mengatakan Sdr. S hanya melamun dan menyendiri dikamar.
b. Objektif
Klien terlihat sesekali tangan dan kaki klien menggenggam erat dan melakukan gerakan
seperti mau memukul.
Klien tidak sabar.
Mata melotot.
Suara tinggi.

3. Jenis dari masalah utama


 Pasif
Suatu keadaan dimana individu tidak dapat mampu untuk mengungkapkan perasaan
yang sedang di alami untuk menghindari suatu tuntutan nyata.
 Agresif
Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan individu untuk menuntut
suatu yang dianggapnya benar dalam bentuk destruktif tapi masih terkontrol.
 Amuk dan kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilang kontrol, dimana individu
dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

4. Penyebab terjadinya masalah


Pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga
diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri
merasa gagal mencapai keinginan. Gejala klinis yang muncul dapat berupa :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Rasa bermasalah terhadap diri sendiri, menghukum diri sendiri, menolak diri sendiri.
c. Menejek dan mengkritik diri sendiri.
d. Merendahkan martabat.
e. Gangguan hubungan social, seperti menarik diri, ingin bertemu dengan oran lain,
lebih suka menyendiri, sulit bergaul dengan orang lain.
f. Percaya diri kurang, emas, panik, cemburu, curiga, halusinasi.
g. Mencederai diri sendiri, harga diri yang rendahmenyoong untuk mengakhiri hidup.
h. Klien sukar mengambil keputusan.

5. Faktor Predisposisi
1. Faktor Biologis
1) Instinctual Drive Theory (Teori Dorongan Naluri)
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan
kebutuhan dasar yang sangat kuat.
2) Physchosommatic Theory (Teori Psikosomatik)
Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap stimulus
eksternal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini sistem limbik berperan
sebagai pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rassa marah.
2. Faktor Psikologis
1) Frustasion Aggresion Theory (Teori Agresif Frustasi)
Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumlasi frustasi.
Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal atau
menghambat. Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku agresif
karena perasaan prustasi akan berkurang melalui perilaku kekerasan.
2) Behavior Theory (Teori Perilaku)
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia
fasilitas/situasi yyang mendukung.
3) Eksistensial Theory (Teori Eksistensi)
Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila keutuhan tersebut tidak
dapat terpenuhi melalui berperilaku konstruktif, maka individu akan
memenuhinya melalui berperilaku destruktif.
3. Faktor Sosiokultural
1) Social Environtment Theory ( Teori Lingkungan Sosial)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan
marah. Norma budaya dapat mendukung individu untuk merespon asertif atau
agresif.
2) Social Learning Theory (Teori Belajar Sosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses
sosialisasi.

6. Faktor Prepitasi
Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat unik.
Stressor tersebut disebabkan dari luar (serangan fisik, kehilangan, kematian dan lain-lain)
maupun dalam (putus hubungan dengan orang yang berarti, kehilangan rasa cinta, takut
terhadap penyakit fisik dan lain-lain). Selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikam
yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku kekerasaan.

7. Akibat terjadinya masalah


Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya bagi
dirinya, oran lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan
perabot, membakar rumah dll. Jadi, klien dengan perilaku kekerasan /amuk beresiko untuk
mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Gejala klinis yang muncul antara lain:
a. Memperlihatkan permusuhan.
b. Keras dan menuntut.
c. Mendekati orang lain dengan ancaman.
d. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan.
e. Memberi kata-kata ancaman.
f. Rencana melukai diri sendiri dan orang lain.

C. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan/amuk
Core Problem

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko perilaku mencederai diri berhubungan dengan perilaku kekerasan.
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah kronis.

E. RENCANA KEPERAWATAN

F. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai