Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

A. Definisi Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standart pelayanan antenatal. Pelayanan
antenatal yang lengkap mencakup banyak hal, seperti anamnesis, pemeriksaan fisik
umum dankebidanan, pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, serta intervensi dasar
dan khusus, (sesuai resiko yang ada). Penerapan operasionalnya dikenal standart,
minimal “5T” untuk pelayanan antenatal (timbang berat badan, tinggi badan, ukur
tekanan darah, pemberian tetanus toksoid secara lengkap, pengukuran tinggi fundus
uteri, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan) (Syafrudin,
2009).
Pelayanan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
kepada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Pemeriksaan antenatal
adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik
ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan
ASI dan kembalinya kesehatan produksi secara wajar (Manuaba, 2008).

B. Tanda dan Gejala Kehamilan


Tanda dan gejala kehamilan telah digolongkan sesuai dengan signifikansi
dalam menetapkan diagnosis positif kehamilan. Tanda-tanda tersebut dibagi menjadi,
subjektif, objektif, dan bukti absolut kehamilan, yaitu sebagai berikut :
1. Tanda presumtif (tanda dan gejala subjektif dini yang membuat kehamilan
menjadi mungkin)
a. Amenore
b. Perubahan payudara
c. Mual muntah
d. Perubahan frekuensi berkemih
e. Leukorea
f. Tanda chadwick’s (bercak keunguan pada vagina)
g. Perasaan letih, pusing
h. Quickening
2. Tanda probabilitas (tanda dan gejala objektif )
a. Perubahan abdomen karena uterus membesar
b. Striae gravidarum
c. Pigmentasi
d. Linea nigrae
e. Tanda goodell’s (melunaknya servik)
f. Tanda hegar’s
g. Ballotemen (positif)
h. Perubahan pada servik
i. Kontraksi braxtonhicks
j. Uterina soufle (desiran)
k. Pemeriksaan laboratorium
3. Bukti positif ( absolut )
a. Mendengarkan bunyi jantung janin dan desiran (dorongan darah janin melalui
tali pusat)
b. Merasakan bagian-bagian janin
c. Melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skleton janin pada gambaran
X-ray
d. Merasakan gerakan janin
e. Mencatat elektrokardiogram janin (Hamilton, 2007)

C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada Masa Kehamilan


Perubahan dan respon fisiologi pada ibu hamil dapat dilihat dari trimester I – III
(Mitayani, 2009). Perubahan dan adaptasi fisiologi yang terjadi pada masa kehamilan
sebagai berikut :
1. Trimester I (0 - 12 minggu)
Seorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkan gejala-gejala yang
berasal dari buah kehamilan yaitu dari janin dan plasenta. Adanya human chorionik
gonado tropik (HCG) dalam air kemih.
a. Masalah gastrointestinal
1) Mual muntah (4-6 minggu)
2) Morning sickness
3) Anoreksia
4) Saliva berlebihan
5) Tak tahan terhadap bau-bau tertentu
b. Pengaruh hormon eterogen
Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan konstipasi.
c. Pengaruh perubahan janin
1) Pada kehamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
2) Pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok
3) Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan tangan.
d. Tanta-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi.
e. Tanda-tanda hebat
Pada pemeriksaan dalam secara bimanual seolah-olah jari-jari yang diluar
bertemu dengan jari-jari yang ada di dalam, hal ini di sebabkan oleh
bertambahnya jumlah pembuluh darah pada rahim.
f. Traktus urinarius
Kehamilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung kemih
sehingga di dapatkan ibu sering kencing.
g. Kardiovaskuler
1) Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus, posisi
jantung pada bagian kiri atas.
2) Cardiac output
3) Denyut jantung meningkat
4) Nadi meningkat ± 10-15 x/menit
5) Filtrasi ginjal mneingkat
6) Transportasi oksigen meningkat
h. Uterus
1) Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram,volumenya 10 cc
2) Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5 -10 liter
3) Ismus hipertropi, panjang, lunak
i. Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan
progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara.
j. Vagina
Peningkatan vaskularisasi, peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
k. Respirasi
1) Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
2) Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan relaksasi,
penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya karbondioksida dari
janin ke ibu.
3) Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
l. Muskuloskeletal
1) Relaksasi persendian
2) Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
3) Perubahan postural
4) Saat pinggang untuk mengimbangi lordosis dan tarikan tulang belakang
5) Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada terdorong kedepan.
m. Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi,
kloasma, linianigra dan strie gravidarum.
2. Trimester II (12 - 28 minggu)
Perubahan fisiologis yang terjadi pada trimester II yaitu:
a. Uterus
1) Uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
2) Dinding uterus tipis dan lunak
3) Fetus dapat di palpasi pada abdomen
4) Uterus jadi bentuk ovale
5) Adanya kontraksi “braxson his”
b. Servik
1) Terus memanjang
2) Adanya mucous plag
3) Sel otot hipertropi
4) Kelenjar serviks aktif
c. Vagina
1) Sel otot hipertropi
2) Mukosa tebal
3) Adanya lorchea
4) PH asam : 3,5-6,0
d. Payudara
1) Duktus dan alveoli hipertropi
2) Aerola dan puting membesar
3) Mulai ada kolostrum
e. Sistem kardiovaskuler
1) Volume darah meluas
2) Hb menurun akibat ekspirasi plasma lebih besar daripada sel darah merah
3) Output meningkat 30-50 %
4) Stroke volume meningkat
5) Tekanan darah sama dan sedikit menurun
6) Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimester kedua akhir.
f. Sistem respiratorik
1) Oksigen dalam darah meningkat
2) Pernafasan lebih dalam
3) Volume darah stabil
4) Kebutuhan oksigen meningkat
5) Uterus membesar dan menekan diafragma menyebebkan sulit/sesak nafas
g. Sistem urinari
1) Perubahan ukuran pada kandung kemih
2) Udema fisiologis pada kandung kemih
3) Frekuensi berkemih menurun
4) Dilatasi ginjal dan ureter
5) Ibu rentan terhadap terhadap traktus urinarius
6) Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
7) Ekskresi glukosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam air
meningkat.
h. Sistem muskuloskeletal
1) Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnay uterus, lordosis, fisiologis
2) Kram pada kaki
i. Sistem integumen
1) Hiperpigmentasi terutama pada puting dan perinium
2) Ada linianigra
3) Vaskuler adanya palmar eritema
4) Rambut menjadi lebih halus
5) Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
j. Sistem gastrointestinal
1) Mulut dan gigi
Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
2) Esofagus dan gaster
a) Kapasitas lambung menurun
b) Sekresi asam hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun
3) Liver
Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan globulin
4) Pankreas
a) Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjasi pada sel-sel beta
b) Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus gestasional
5) Intestinal
a) Pengosongan lambung meningkat
b) Absorbsi nutrien dan air meningkat
k. Sistem endokrin
1) Pituitary
Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon plrolaktin
meningkat
2) Tiroid
a) Vaskularisasi meningkat
b) Meningkatnya T3 dan T4
c) BMR meningkat
3) Paratiroid
Hiperplasia, sekresi hormon meningkat
4) Adrenal
a) Sekresi ACTH meningkat
b) Level kortisol meningkat
c) Level aldosteron meningkat
5) Plasenta
Fungsi utuh dan kompleks
3. Trimester III ( 28 minggu – kehamilan terakhir 38 – 42 minggu )
Perubahan fisiologis trimester III dapat ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus : ukuran bertambah membesar, distensi miometrium, dinding
menipis, kontraksi smakin jelas.
2) Serviks : effacement, pengeluaran mukosa
3) Vagina : hiperemia, pertumbuhan lactobacil, leukhoren
4) Payudara : membesar, tegang, kolostrum keluar.
b. Sistem kardiovaskuler
1) COP meningkat 40 %
2) Volume darah ibu meningkat 30-50 %
3) HR meningkat15 x/menit
4) Stroke volume meningkat
5) Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan masalah
jantung.
c. Sistem pernafasan
1) Diafragma tertekan pembesaran uterus ke atas
2) Iga-iga ekspansi
3) Konsumsi oksigen meningkat
d. Sistem perkemihan
1) Dilatasi koks renal, filtrasi glomerulus meningkat
2) Frekuensi miksi meningkat
3) Konsentrasi albumin plasma menurun
e. Sistem muskuloskeletal
Lordosis, sulit berjalan, terasa kebas pada ekstremitas
f. Sistem integumen
1) Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
2) Rambut tipis dan rontok
3) Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
g. Sistem gastrointestinal
1) Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
2) Gastrik refluxs, kapasitas gaster menurun
3) Mobilitas intestinal menurun, predisposisi konstipasi
h. Sistem endokrin
1) Pituitary : prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
2) Tiroid : BMR meningkat
3) Plasenta : fungsi maksimal.
D. Patofisiologi dan Pathway
Tiap bulan wanita melepaskan satu atau dua sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam sel telur,
waktu persetubuhan cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel sperma
bergerak melalui rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh
sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba valopi. Disekitar sel telur
banyak berkumpul sel sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah
satu sel sperma yang kemudian bersatu dengansel telur. Peristiwa ini disebut dengan
pembuahan (kosepsi atau fertilitas). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri
sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut
nidas (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 sampai 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan baik mudligah dan janin, dipersiapkan
plasenta jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa, pembuahan (vertilitas), nidasi dan plasenta. (henderson, 2006).
Pathway
Sel telur (ovum) sel sperma (spermatozoa)

Fertilisasi

Perkembangan blasofit

Sitotrofoblas

Menghasilkan hormon HCG (Human Chorinonic Gonadotropin)

Korpus luteum

Estrogen dan progesteron

Pertahanan integritas desidula oleh progesteron

Penekanan proses menstruasi

Perkembangan trofoblas

Janin + amnion + tali pusat


Rahim mengembang

Perut membesar

Sistem pernafasan sistem perkemihan sitem gastrointestinal

Uterus membesar uterus membesar progesteron naik

Terdesaknya diafragma desakan pembesaran rahim sekresi saliva menjadi asam lebih
banyak
bentuk dan rongga dada berubah kapasitas bladder mual muntah

bernafas cepat inkontinensia resiko tinggi perubahan nutrisi


sesak
perubahan
Pola nafas eliminasi
tidak efektif
E. Komplikasi Kehamilan
Berikut ini beberapa komplikasi kehamilan yang biasa terjadi menurut Hadi
(2009), yaitu :
1. Hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil
karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama kehamilan
trimester pertama.
2. Preeklamsia
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
protein urea yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya timbul pada
trimester ke-3 kehamilan.
3. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kondisi kehamilan diama sel telur yang sudah
dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat pada
tempat lain atau berbeda yaitu ditempat yang dikenal dengan nama tuba falopi atau
saluran telur, dileher rahim, dalam rongga perut atau di indung telur. Atau dengan
kata lain kehamilan ektopik merupakan suatu kondisi dimana sel telur yang sudah
dibuahi mengalami implantasi pada tempat selain tempat yang seharusnya yaitu
uterus.
F. Penatalaksaan Medis dan Keperawatan
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen
(Manuaba, 2008 ) sebagai berikut :
1. Informasi yang dapat diberikan
a. Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
b. Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia harus lebih dijaga karena selama
kehamilan terjadi peningkata sekret vagina.
c. Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan memiliki serat tinggi.
d. Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga medis
lain.
e. Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami
perlu diberikan pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.
2. Anamnesis
a. Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil, ditanyakan hari pertama
haid terakhir. Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus
haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.
b. Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk
primigravida 16 gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14
minggu.
c. Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi
yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita
seperti penyakit jantung, paru ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan
riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor
resiko yang mungkin ada pada ibu.
3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum,
status gizi dan tanda vital mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik,
edema kelopak mata, dan ploasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya
infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara
legkap.
4. Pemeriksaan obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan
kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang dan
pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.
5. Pemeriksaan luar
a. Lihat apakah uterus brkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu
sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi
kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum
palpasi kedua tangan pemeriksa digosok-gosokkan terlebih dahulu.
b. Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara leopold yang dibagi dalam 4 tahap.
Pada pemeriksaan leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap kearah muka ibu,
sedangkanpada leopold ke IV kearah kaki. Pemeriksaan leopold I untuk
menetahui tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain
cara anatomi, tinggi fundus uteri dapat diketahui dengan pita pengukur.
Bandingkan usia kehamilan yang didapat denga hari pertama haid terakhir. Selain
itu, tentukan pula bagian janin pada fundus uteri : kepala teraba seperti benda
keras dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.
c. Dengan pemeriksaan leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi
punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala.
Pemeriksaan leopold III menentukan bagian janin yang berada dibawah.
d. Leopold IV selain menetukan bagian janin berada dibawah, juga bagian kepala
yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bial kepala belum masuk PAP teraba
balotemen kepala.
e. Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural dan
doppler. Dengan stetoskop monoaural DJJ terdengar pada kehamilan 18-20
minggu, sedangkan dengan doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
f. Dari pemeriksaan luar diperoleh data-data berupa usia kehamilan, letak janin,
presentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.
g. Taksiran berat janin ditentukan berdaskan rumus Johnson Toshack. Perhitungan
penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervagina secara
spontal. Rumus tersebut: taksiran berat janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam
cm) – N) X 155.
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala masih berada diatas spina iskiadika
N = 11 bila kepala masih berada dibawah spina iskiadika
6. Pemeriksaan dalam
a. Siapkan ibu dalam posisi litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perinium
dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises,
radang atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo lihat ukuran dan
warna portio, dinding dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina
dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah.raba adanya tumor atau
pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa adanya masa di agneksa dan
parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan ukuran uterus serta periksa
konsistensi, arah, panjang, porsio, dan pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini
harus dilakukan dengan cara palpasi bimanual.
b. Ukuran uterus yang tidak hamil kira kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan 8
minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu
sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.
7. Pemeriksaan panggul
Lakukan pemeriksaan akomodasi panggul bila usia kehamilan 3 minggu
karena jaringan pada rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa
sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah kedalam liang vagina. Arahkan ujung kedua
jari ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata
diagonalis. Dengan ujung jari menelusurin linea inominata kiri dan kanan sejauh
mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah
spina ispiadika kiri dan kanan menjonjol kedalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh
atau konvergen kebawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan
bagian palmar jari-jari tangan kedalam simphisis dan tentukan besar sudut yang
dibentuk antasa os pubis kiri dan kanan.
8. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar HB darah, hemtokrit, dan hitung
leukosit. Dari urin diperiksa beta-Hcg, protein, dan glukosa.
G. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
Wiknjosastro (2005), menerangkan bahwa asuhan keperawatan pada ibu hamil
sebagai berikut:
1. Pengkajian Ibu Hamil
Riwayat Keperawatan
a. Aktifitas atau istirahat
Tekanan darah sedikat lebih rendah daripada normal (8-12 minggu),
kembali pada tingkat prakehamilan selama setengah kehamilan terakhir. Denyut
nadi meningkat 10-15 x/menit, murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan
dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema ekstremitas bawah atau
tangan mungkin ada (terutama pada trimester terakhir).
b. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri.
c. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi atau frekuensi defekasi peningkatan frekuensi
perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid.
d. Makanan atau cairan
Mual dan muntah terutama pada trimester pertama: nyeri uluh hati umum
terjadi, penambahan BB 2-4 kg trimester pertama.
e. Nyeri atau ketidaknyamanan
Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi braxton hicks
terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
f. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, RR dapat
meningkat relatif terhadap ukuran atau tinggi uterus, pernafasan torakal.
g. Keamanan
Suhu 90-99,6 f (36.1-37.6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone
(mulai 10-12 minggu) atau fetoskop (17-20 minggu), gerakan janin terasa pada
pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen pada 16-20
minggu, ballottemen ada pada bulan ke empat dan ke lima.
h. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon atau aktifitas seksual, leukorea
mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan payudara:
pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi,
kolustrum dapat keluar setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi: kloasma,
linianigra, striae gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar, chadwick positif.
i. Interaksi sosial
Bingung atau meragukan perubahan yang ada diantisipasi, tahap maturasi
atau perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor kehamilan.
Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
j. Penyuluhan atau pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan atau melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak,
stabilitas ekonomi.
2. Diagnosa Keperawatan yang Muncul
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan perubahan nafsu makan, mual dan muntah.
b. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan nafsu makan,
mual dan muntah.
c. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan
GFR, peningkatan sensitifitas vesika urinaria.
3. Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) dan Intervensi Keperawatan (NIC)
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan perubahan nafsu makan, mual dan muntah.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
(NOC)
Tujuan: pasien menunjukkan 1. Pengelolaan nutrisi
asupan nutrisi adekuat  Ketahui makanan kesukaan
Kriteria Hasil: pasien
 Pasien mempertahankan atau  Tentukan kemampuan pasien
meningkatkan BB untuk memenuhi kebutuhan
 Menyatakan peningkatan pasien
keinginan untuk mengikuti  Pantau kandungan nutrisi dan
diet kalori
 Mampu menjelaskan  Timbang pasien pada interval
komponen keadekuatan diet yang tepat
bergizi  Berikan informasi yang tepat
 Nilai laboratorium (HB, tentang kebutuhan nutrisi dan
albumin, elektrolit dalam bagaimana memenuhinya
batas normal)  Berikan makanan yang
 Masa tubuh dan tonus otot bergizi,tinggi kalori dan
dapat dipertahankan bervariasi yang dapat dipilih
2. Kolaborasi untuk menaikkan berat
badan
 Rujuk ke ahli gizi untuk
penentuan diet
 Kolaborasi medis dalam
pemberian stimuli nafsu makan,
pemberian nafsu makan selang,
nutrisi parenteral total.
3. Pengelolaan gangguan makan
 Identifikasi
pemeriksaan/pencetus mual dan
muntah
 Bantu makan sesuai kebutuhan

b. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan nafsu makan,
mual dan muntah.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
(NOC)
Tujuan: pasien dapat 1. Pengelolaan elektrolit
mempertahankan keseimbangan cairan  Cek ulang elektrolit:
dan elektrolit Natruim, kalium, clorida dan
Kriteria Hasil: kreatinin
 Pasien tidak mengalami 2. Pengelolaan cairan
kehausan yang berlebihan  Pantau kelembaban mukosa
 Tanda vital dalam batas normal dan turgor kulit
 Berat badan tetap/stabil  Pantau tanda-tanda vital
 Nilai hematokrit dan  Tingkatkan asupan cairan
hemoglobin dalam batas normal peroral
 Nilai elektrolit dalam batas  Berikan cairan sesuai dengan
normal program terapi
 Timban BB
 Catat dan laporkan bila
keluaran kurang dari 25 cc
3. Pemantauan cairan
 Pantau jumlah dan frekuensi
kehilangan cairan
 Observasi terhadap
kehilangan cairan
 Identifikasi terhadap faktor-
faktor yang dapat menambah
dehidrasi (demam, stress,
obat-obatan)
 Catat intake dan output cairan

c. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus, peningkatan


GFR, peningkatan sensitifitas vesika urinaria.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
(NOC)
Tujuan: pasien dapat mengendalikan 1. Pengelolaan elektrolit
eliminasi urine  Tentukan interval jadwal
Kriteria Hasil: berkemih berdasarkan pola
 Mengenali urgenci berkemih berkemih
 Keadekuatan waktu untuk  Ingatkan pasien untuk
mencapai kamar kecil antara berkemih pada interval yang
urgensi dan pengeluaran urine dianjurkan
 Pakaian dalam tetap kering  Gunakan kekuatan sugesti
sepanjang hari (dengan air mengalir
 Pakaian dalam atau tempat tidur /mengguyur toilet) untuk
tetap kering sepanjang malam membantu pasien berkemih
 Mampu berkemih secara 2. Perawatan inkontinensia urine
mandiri  Bantu pasien untuk
 Mampu memperkirakan cara mempertahankan rasa ingin
untuk mengeluarkan urine berkemih
 Modifiksi pakaian dan
lingkungan untuk
memudahkan akses ke toilet
 Bersihkan area kulit genitalia
dengan interval yang teratur.

d. Evaluasi

S : Kata-kata yang diungkapkan oleh pasien langsung, misalnya pasien sudah bisa
melakukan mobilisasi atau perpindahan
O: Data yang didapatkan saat melakukan pemeriksaan, misalnya kondisi umum
pasien, tanda-tanda vital, hasil laboratorium, dan hasil pemeriksaan lainnya.
A: diagnosa keperawatan yang muncul.
P: intervensi yang akan dilanjutkan maupun yang dipertahankan.
Daftar Pustaka

Hadi, RA,2009. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran : Vivo


Publiser

Hamilton, Persis Mary, 2007. Dasar – dasar Keperawatan Maternitas .Edisi 6.


Jakarta : EGC

Handerson, C 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta :EGC

Manuaba, 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
EGC

Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

Myles, 2009. Buku Ajar Bidan Edisi 14. Jakarta : EGC

Syarifudin dan Hamidah, 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Wiknjosastro, H 2005. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka

Anda mungkin juga menyukai