Anda di halaman 1dari 42

ASPAL

MODIFIKASI

Oleh :
Karina H Ananta
1115011051
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Lampung
ASPAL MODIFIKASI

Aspal modifikasi mulai diperkenalkan di luar negeri lebih


dari 15 tahun lalu (Caribit, Cariphalt, Mexphalt,
Superphalt dsb) dengan maksud: mencegah retak pada
waktu musim dingin, mencegah deformasi plastis pada
beban berat di musim panas , dan diharapkan akan lebih
awet terhadap oksidasi terik matahari
Di Indonesia diperkenalkan pada tahun 1995 (KRTJ di
Padang) oleh Shell, dan produksi lokal digelar tahun
1996 di Jalan Tol Simatupang berupa lapis tipis diatas
perkerasan beton semen dengan hasil mencapai umur
lebih dari 12 tahun(aspal + latex + selulosa)
ASPAL MODIFIKASI

Aspal modifikasi yang sama digunakan untuk melapis sirkuit


Sentul, leleh pada waktu dipakai balap motor GP 500 (1997)
dengan temperatur lapangan 73 ^ C, terpaksa disiram dengan
air sebelum lomba dibuka lagi
Ditetapkan sebagai spesifikasi Bina marga pada tahun 2003 ,
dibawa sebagai bahan presentasi pada Seminar Bitumen in
Asia 2003di Singapura, muncul sebagai satu satunya
spesifikasi ilmiah untuk aspal modifikasi dibanding produsen
lain dari negara negara lain yang masih bersifat spesifikasi
resep
TUJUAN ASPAL MODIFIKASI

Sifat-sifat aspal alami yang kurang tahan terhadap keadaan


iklim sekitar yang sering membuat aspal lembab dan mudah
rusak
Aspal pada temperatur rendah tidak rapuh/getas sehingga
mengurangi potensi terjadinya retak (cracking).
Tidak tahan terhadap genangan air sehingga memerlukan
drainase yang baik untuk mempercepat proses pengurangan
jumlah genangan di aspal.
Mencari sifat aspal yang baru, contohnya aspal yang fleksibel
(untuk jalan-jalan yang memiliki tanah yang labil dan selalu
bergerak)
Aspal pada temperatur tinggi lebih stabil sehingga potensi
terjadinya alur (rutting) pada perkerasan beraspal dapat
dikurangi.
TUJUAN ASPAL MODIFIKASI

Mengurangi viskositas pada temperature penghamparan


sehingga dicapai kemudahan pelaksanaan penghamparan
sekaligus pemadatannya.
Meningkatkan stabilitas dan kekuatan campuran beraspal.
Meningkatkan ketahanan terhadap abrasi dan lelah (fatique)
campuran beraspal.
Meningkatkan ketahanan campuran beraspal dari penuaan
dini (ageing).
Mengurangi ketebalan lapisan dan menurunkan biaya sistem
pelapisan.
Karena kendaraan yang makin bertambah banyak sehingga di
butuhkan aspal yang mampu menahan beban besar.
SIFAT ASPAL MODIFIKASI

Sifat dari campuran dengan modifikasi aspal diharapkan


dapat :
1 . Meningkatkan kemudahan dalam pelaksanaan (workability )
2. Menurunkan permanent deformasi
3. Meningkatkan kemampuan penyaluran beban
4. Menurunkan kegetasan.
ADITIF ASPAL MODIFIKASI

Aditif untuk meningkatkan titik lembek


Asphalten, Asbuton, Plastomer, SBS Copolymer dsb.

Aditif untuk menaikkan penetrasi


Malten, Bottom residu, kerosen, solar dsb

Aditif untuk meningkatkan kelengketan


Elastomer, SBR, Recycled TyreRubber, Latex dsb
SIFAT ASPAL YANG DICAMPUR ADITIF

Sifat sifat aspal setelah dicampur Aditif :


TL naik, Pen turun
Pen naik, TL turun
TL naik tinggi, kelengketan hilang
Semakin tinggi TL harga semakin mahal

TL = tinggi panas permukaan jalan


SPESIFIKASI TEKNIS BINA MARGA

Dalam spesifikasi teknis Bina Marga 2010 ada 3 jenis aspal


modifikasi yang dapat digunakan, yakni Asbuton yang
diproses, Elastomer Alam dan Elastomer Sintetis .
Karena aspal modifikasi bergeser kelazimannya dari aspal
biasa maka temperature pencampuran dan temperature
pemadatan harus dicari lagi berdasarkan nilai viskositas
yangsesuai untuk pencampuran dan pemadatan, yang dicatat
sebagai sifat-sifat aspal modifikasi dalam format BTDC
(Bitumen Test Data Chart)
ASBUTON YANG DIPROSES

asbuton (aspal batu buton) adalah aspal alam yang ada di


pulau Buton (Indonesia), berbentuk serbuk sampai bongkahan
yang
terdiri atas campuran antara mineral dan bitumen
Merupakan aspal keras yang dimodifikasi dengan
penambahan asbuton olahan dengan cara ekstraksi
Persyaratan aspal yang dimodifikasi dengan asbuton
ASBUTON
ASBUTON CAMPURAN PANAS

1) Campuran beraspal panas dari aspal minyak dengan


bahan tambah atau bahan substitusi asbutob BGA (sesuai
spesifikasi khusus Asbuton campuran panas Bina Marga
2006). Prinsip penggunanaannya adalah campuran beraspal
panas minyak pen 60/70 ditingkatkan kualitasnya serta
dikurangi jumlah penggunaan aspal minyak dengan
menambahkan BGA . Ada beberapa tipe BGA yang dapat
digunakan, yaitu tipe BGA 5/20 (nilai penetrasi bitumen
sekitar 5 dmm dan kadar bitumen sekitar 20%)
ASBUTON CAMPURAN PANAS

2) Asbuton campuran panas dengan bahan pengikat asbuton


BGA yang diremajakan (sesuai Pd T-07-2004-B Asbuton
Campuran Panas). Keunggulan dari asbuton jenis ini adalah
dapat menggunakan bahan peremaja berupa minyak berat
yang relative lebih murah atau bahkan limbah. Limbah yang
terkontaminasi mineral agregat atau sendimen tanah lainnya
tetap dapat digunakan karena minyak tersebut dapat
diperhitungkan sebagai filter atau bagian dari agregat pada
perkerasan jalan.
ASBUTON CAMPURAN PANAS

3) Campuran beraspal panas Asbuton Lawele berupa


campuran beraspal panas aspal minyak pen 60 dengan
substitusi Asbuton Lawele. Substitusi relative tinggi yaitu di
atas 50% dari kebutuhan bahan pengikat aspal, sedangkan
sisanya tetap dari aspal minyak pen 60. Keuntungan dari
penggunaan campuran ini adalah pemrosesan Asbuton Lawale
yang banyak mengandung minyak ringan (sekitar 7% dan
bitumen sekitar 183) relative lebih mudah disbanding
memprosesnya menjadi BGA . Pada pemrosesan Asbuton
Lawale ini, dilakukan penguapan air dan minyak ringan
sehingga di peroleh nilai penetrasi bitumen 60 -80 dmm. Ini
lebih mudah disbanding harus menjadikannya BGA dengan
nilai penetrasi di bawah 20 dmm dan kadar minyak ringan
dibawah 1%
ASBUTON CAMPURAN HANGAT

Campuran beraspal hangat adalah campuran yang dengan


berbagai cara dilakukan pencampuran dengan suhu 30 o C
dibawah pencampuran beraspal panas. Tujuan utamanya
adalah mengurangi emisi gas CO 2 (ramah lingkungan,
mengurangi penyebab Global Warming).
ASBUTON CAMPURAN HANGAT

Cara yang ada pada campuran beraspal hangat saat ini


adalah:
1) Dengan cara mekanis yaitu dengan memodifikasi alat
pencampur (Asphalt Mixing
Plan) agar pencampuran dapat dilakukan pada dua batch
. Batch pertama untuk agregat halus dengan 2/3 aspal.
Selanjutnya ke dua campuran tersebut digabung Temperatur
pencampuran sekitar 120 C sedangkan temperature
pemadatan sama dengan campuran beraspal panas.
Kendala pada campuran ini jarak
tempuh darilokasi pencampuran dengan lokasi penghampa
ran pendek karena rentang dari temperature pencampuran
dengan temperatur pemadatan juga pendek.
ASBUTON CAMPURAN HANGAT

2) Dengan cara membusakan aspal menggunakan alat


khusus. Aspal panas dibusakn dengan disemburkan
bersamaan dengan air. Dalam kondisi membusa ini volume
aspal menjadi 20 kali lebih besar sehungga dapat dicampur
dengan agregatpada temperature sekitar 120 o c. cara
pembusaan lainnya adalah dengan menambahkan 2% zeolit.
Pada keaadaan panas, zeolit melepaskan air sehingga terjadi
pembusaan aspal. Temperature pamadatan relative sama
dengan campuran beraspal panas.
ASBUTON CAMPURAN HANGAT

3) Dengan cara penambahan additive yaitu wax sekitar 2%


atau gabungan dari keduanya. Dengan penambahan ini
temperature percampuran dan juga temperature pemadatan
menjadi lebih rendah sekitar 30 0 C dari campuran beraspal
panas. Jarak tempuh dari lokasi penghamparan relative sama
dengan jarak tempuh campuran beraspal panas. Namun
kendalanya additive wax dapat menurunkan kualitas aspal
sedangkan additive wax dapat menurunkan kualitas aspal
sedangkan additive
ASBUTON CAMPURAN DINGIN

1) Asbuton campuran dingin aspal emulsi


Merupakan campuran dingin aspal emulsi bergradasi rapat
(DEGEM) yang diberi bahan tambah asbuton BGA (sesuai
spesifikasi khusus Asbuton campuran dingin aspal emulsi
Bina Marga 2006). Kualitas relative sama dengan campuran
dingin aspal emulsi. Pengerjaan tidak harus menggunakan
AMP melainkan dengan Pan Mixer atau Beton Molen sehingga
cocok untuk daerah terpancil/ pulau -pulau kecil yang tidak
terjangklau AMP. Untuk lalu lintas ringan. Uji coba lapangan
oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan di Muna tahun 2006.
ASBUTON CAMPURAN DINGIN

2) Asbuton campuran dingin aspal cair (Lasbutag versi baru)


Merupakan campuran dingin aspal cair (Cut Back Asphalt/MC -
800) yang diberi bahan tambah asbuton BGA (sesuai
spesifikasi khusus Lastubag Bina Marga 2006). Kualitas
relative lebih tinggi dari campuiran dingin aspal cair darin
aspal minyak. Pengerjaan tidak harus menggunakan AMP
melainkan dengan Pan Miser atau Beton Molen sehingga
cocok untuk daersah terpencil/pulau -pulau kecil yang tidak
terjangkau AMP. Untuk Lalu lintas ringan. Uji coba lapangan
dilakukan oleh Peslitbang Jalan dan Jembatan yang didanai
oleh Kementrian Riset dan teknologi melalui program Riset
Unggulan terpadu di jalan Lingkungan di Cisaranten kulon
bandung pada tahun 2006.
ASPAL POLIMER

Aspal polimer adalah suatu material yang dihasilkan dari


modifikasi antara polimer alam atau polimer sintetis dengan
aspal. Modifikasi aspal polimer (atau biasa disingkat dengan
PMA) telah dikembangkan selama beberapa dekade terakhir.
Umumnya dengan sedikit penambahan bahan polimer
(biasanyasekitar 2-6%) sudah dapat meningkatkan hasil
ketahanan yang lebih baik terhadap deformasi, mengatasi
keretakan-keretakan dan meningkatkan ketahanan yang
tinggi dari kerusakan akibat umur sehingga dihasilkan
pembangunan jalan lebih tahan lama serta dapat mengurangi
biaya perawatan atau perbaikan jalan.
ASPAL POLIMER

Modifikasi polimer aspal yang diperoleh dari interaksi antara


komponen aspal dengan bahan aditif polimer dapat
meningkatkan sifat-sifat dari aspal tersebut. Dalam hal ini
terlihat bahwa keterpaduan aditif polimer yang sesuai dengan
campuran aspal. Penggunaan polimer sebagai bahan untuk
memodifikasi aspal terus berkembang di dalam dekade
terakhir.
ASPAL POLIMER

Kelebihan aspal modifikasi polimer :


Meningkatkan ketahanan terhadap suhu
Meningkatkan ketahanan terhada pretak
Meningkatkan ketahanan terhadap deformasi plastis
Meningkatkan nilai elastis recovery
Meningkatkan nilai ketahanan terhadap air
Meningkatkan nilai adhesi dan kohesi
Meningkatkan ketahanan terhadap oksidasi uv
Kelemahan :
Temperatur pecampuran tinggi
Temperatur penggelaran cukup tinggi
ELASTOMER ALAM

Elastomer yaitu polimer yang memiliki sifat elastic. Berupa


kumpulan benda yg mempunyai sifat karet asli, karet
vulkanisasi, karet olahan ulang, atau karet tiruan yg
meregang apabila dl tegangan (berkekuatan meregang)
mengerut secara cepat dan pulih ke dimensi semula secara
penuh
Contoh : karet alam, getah asli, silikon, poliuretan, nesprene,
dan lain-lainnya. SBS (Styrene Butadine Styrene), SBR
(Styrene Butadine Rubber), SIS (Styrene Isoprene Styrene),
dan karet adalah jenis -jenis polymer elastromer yg biasanya
digunakan sebagai bahan pencampur aspal keras .
ELASTOMER ALAM

Kegunaan elastomer:
Untuk permukaan yang bergesekan tinggi atau tidak licin
Melindungi daripada kakisan dan lelasan
Isolator elektrik
Isolator kejutan dan getaran
ELASTOMER ALAM
ELASTOMER SINTETIS/PLASTOMER

Salah satu teknologi dalam aspal adalah penambahan bahan


polymer plastomer dimaksudkan untuk meningkatkan sifat
rheologi baik pada aspal keras dan sifat sifik campuran
beraspal.
Jenis polymer plastomer yang telah banyak digunakan antara
lain adalah EVA ( EthyleneVinyle Acetate), Polypropilene, dan
Polyethilene. Presentase penambahan polymer ini ke dalam
aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan pengujian
labolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai
dengan batas tertentu penambahan ini dapat memperbaiki
sifat-sifat Rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan
yang berlebihan justru akan memberikan pengaruh yang
negatif.
PERSYARATAN ASPAL POLIMER
PEMECAHAN DARI ASPAL MODIFIKASI

Selain tiga aspal modifikasi utama di atas, contoh beberapa


pemecahan dari aspal modifikasi diantaranya :
ASPAL MODIFIKASI SULFUR

Semakin banyak kadar sulfur yang dicampurkan ke dalam


aspal cenderung meningkatkan nilai penetrasinya yang berarti
aspal semakin lunak.
Semakin banyak kadar sulfur yang dicampurkan ke dalam
aspal cenderung meningkatkan nilai Berat jenis aspal yang
berarti kemungkinan panjang rantai molekul asphaltenes
menjadi lebih panjang sehingga diharapkan aspal akan
mempunyai ketahanan terhadap pengaruh lingkungan seperti
temperatur, air dan beban lalu -lintas.
Pada kadar sulfur 6,0% sampai 10,0% yang dicampurkan ke
dalam aspal cenderung menghasilkan nilai Indeks Penetrasi
aspal bernilai positif (PI>0) sehingga pada rentang kadar
sulfur tersebut diperkirakan aspal akan kurang peka dengan
temperatur meskipun nlai titik lembeknya kecil .
ASPAL MODIFIKASI SULFUR

Semakin banyak kadar sulfur yang dicampurkan ke dalam


aspal cenderung memperkecil nilai daktilitasnya walaupun
aspal kelihatannya semakin lunak bila dilihat dari penetrasi
dan titik lembeknya.
ASPAL CARIPHALT

Aspal cariphalt merupakan teknologi yang telah ada dan


berkembang selama 30 tahun sejak digunakan untuk
meningkatkan performa kualitas jalan. Pelapisan cariphalt
bermanfaat untuk mencegah rutting ( bekas roda kendaraan)
dan Cracking.
Pemanfaatan aspalt cariphalt itu sendiri dimanfaatkan pada
jalan yang membutuhkan kualitas bahan yang tinggi, seperti
jalan tol, landasan pesawat dll .
ASPAL KARBIT

Aspal karbit merupakan teknologi aspal yang memanfaatkan


sisa penggunaan carbit pada pemakaian las carbit.
Pemanfaatan pada pemaikaian limbah las carbit memberi
keunggulan yaitu terkait dengan ketahanan terhadap
deformasi dan pada persen rongga.
ASPAL BETON

Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari


campuran agregat degan aspal, dengan atau tanpa bahan
tambahan, yang dicampur, dihamparkan dan dipadatkan pada
suhu tertentu. Campuran beraspal menggunakan aspal
cemen/aspal keras yang dicampur pada suhu 140 0 160 0 C
dan dihampar dan dipadatkan dalam kondisi panas disebut
aspal campuran panas (Hot mix Asphalt) Campuran beraspal
yang menggunakan aspal cair dan dicampur pada suhu ruang
dikenal sebagai aspal campuran dingin (Cold Mix Asphalt ).
ASPAL BETON

Karateristik beton aspal :


1. Stabilitas, adalah kemampuan perkerasan aspal menerima
baban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk tetap, seperti
gelombang, alur dan bleeding .
2. Keawetan/durabilitas, adalah kemampuan beton aspal
menerima repetisi beban lalu lintas seperti berat kendaraan
dan gesekan antara roda kendaraan dgn permukaan jalan,
serta menahan keausan akibat pengaruh suhu dan iklim
3. Kelenturan/fleksibilitas adalah kemampuanbeonaspal untuk
menyesusikan diri akibat penurunan danpergerakan dari
pondasi atau tanah dasar, tanpa terjadinya retak
4. Ketahan terhadap kelelahan/Fatique reistance, adalah
kemampuan beton aspal menerima lendutan berulang akibat
repetisi beban, tanpa terjadinya kelelahan berupa alur dan
retak
ASPAL BETON

5. Kekesatan/tahanan geser /Skid resistance, adalah


kemampuan permukaan beton aspal terutama kondisi basah,
memebrikan gaya gesk pada roda kendaraan sehinga
kendaraan tidak tergelincir atau slip
6. Kedap air/impermeabilitas, adalah kemapuan beton aspal
untuk tidak dapat dimasuki air ataupun udara kedalam lapisan
beton aspal.
7. Mudah dilaksanakan/Workability, adalah kemampuan
campuran beton aspal untuk mudah dihamparkan dan
dipadatkan. Tingkat workability menentukan tingkat efisiensi
pekerjaan.
ASPAL BETON
GLASSPHALT

Glassphalt merupakan hasil dari sebuah teknologi yang


memanfaatkan bahan dari limbah kaca yang sudah tidak
dimanfaatkan lagi. Banyak perusahaan perusahaan besar di
Amerika berlomba lomba mengumpulkan limbah kaca yang
digunakan sebagai bahan pelapis jalan, kemudian memproses
limbah tersebut dengan bahan alam.
Setelah glashpalt dimodifikasi menjadi bahan pengeras jalan
yang sudah siap digunakan, sifat dari glasphalt ini hampir
tidak dapat dibedakan
GLASSPHALT

Setelah di tempat, glassphalt sulit untuk dikenali dengan


orang biasa kecuali partikel kaca besar yang hadir di lapisan
permukaan. Bila dipasang, glassphalt tidak menyajikan
bahaya bagi manusia, juga tidak merusak ban kendaraan.
Karena konten kaca, glassphalt akan menahan panas lebih
lama dari aspal konvensional. Karakteristik ini mungkin dapat
berguna dalam situasi di mana perbaikan jalan dilakukan
dalam cuaca dingin, atau saat waktu lama pasca -campuran
transportasi yang diperlukan. Selain itu, permukaan
glassphalt tampaknya lebih cepat kering dibandingkan
tradisional paving setelah hujan karena partikel kaca tidak
menyerap air. Permukaan Glassphalt juga lebih reflektif dari
aspal konvensional, dan dapat meningkatkan visibilitas jalan
malam hari.
GLASSPHALT
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Suhartono, 2010, Aspal Modifikasi Ditinjau Dari Kebutuhan


Produksi, Penggunaan Dan Pengalaman Pemakaiannya,
Jakarta
Blackborrot, 12 Juli 2003, Sedikit Info Tentang Aspal,
Diperoleh 12 November 2013, dari
http://blackborrot.wordpress.com
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai