Pedoman Pelayanan Kamar Operasi
Pedoman Pelayanan Kamar Operasi
PELAYANAN KAMAR
OPERASI]
Disusun oleh : dr. H. Hakiki Akbari
SURAT KEPUTUSAN
Lampiran :
Menetapkan :
Memberikan pelayanan Kamar Operasi kepada pasien, keluarga pasien dan masyarakat
secara profesional dan holistik, dengan mengedepankan nilai nilai kemanusiaan dan
solusi tanpa membeda bedakan bangsa, suku, agama, dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat RSU. Budi Luhur secara cepat, ramah, dan ilmiah
Memberikan Pelayanan kamar Operasi yang bermutu tinggi, efektif dan efisien kepada
pasien, keluarga pasien dan masyarakat di RSU Budi Luhur Cirebon
Ditetapkan di Cirebon
Pada tanggal 04/03/2009
· BENTUK
○ Sudut-sudutnya todak bolehtajam, baik sudut lantai, dinding maupun langit –
langit
○ Dinding, lantai dan langit-langit terbuat dari bahan yang keras, tidak berpori,
tahan api, kedap air tidak mudah kotor, tidak licin, tidak mempunyai
sambungan, warna terang.\, mudah dibersihkan dan tidak ada tempat
menampung debu
· UKURAN
○ Ukuran minimal 30 – 40 m2, maksimal 55 – 60 m2 tinggi plafon minimal 2,5
m, maksimal 3,65 m
· PINTU
○ Sebaiknya bentuk pintu sliding, namun bila pintu swing, maka pintu harus
selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatis
○ Ukuran pintu minimal 1,2 X 2,10 m
○ Pintu harus selalu terawat, dan tidak boleh mengeluarkan suara
· JENDELA
○ Harus ada kaca tembus pandang agar orang dari luar dapat melihat
keadaan di dalam kamar bedah tanpa harus masuk
· VENTILASI
○ Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow
○ Suhu diatur antara 19 – 22 oC dan kelembaban udara 50 – 60 %
· SISTEM PENERANGAN
○ Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit
sehingga tidak menampung debu dan mudah dibersihkan
○ Pencahayan ruangan sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini
○ Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu
yang fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak
menimbulkan bayangan
· SISTEM GAS
○ Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa
○ Sistem pipa melalui bawah lantai atau diatas langit-langit
○ Dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida
· SISTEM LISTRIK
○ Harus ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan
○ Bila dalam kamar bedah ada beberapa titik penyambungan aliran listrik,
maka sebaiknya dibedakan sirkuitnya sehingga bila terjadi gangguan listrik
pada satu titik, maka bisa dipindahkan ke titik lainnya
· SISTEM KOMUNIKASI
○ Harus ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam RS dan ke luar
RS
· INTRUMENTASI
○ Semua peralatan harus mobile, mempunyai roda atau diletakkan diatas
trolley beroda
○ Semua alat sebaiknya terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan
A. SISTEM ZONASI DI KOMPLEKS OK-VK
KM Sphk
VK RR R inst OK 1
HW
Koridor R. Sterilisasi
OK 2 RGP
R. Duduk RG
R. Istirahat Dpr
KM
2 Alas Kaki -Alas Kaki luar Alas kaki OK Alas Kaki Alas Kaki
OK masih bisa harus mulai Khusus OK khusus OK
di pakai. Tidak dipakai saja saja
boleh lebih
dalam dari zona
ini, pergantian
alas kaki luar-
OK disini
-Alas Kaki OK
dari Zona /
ruangan lain
A. ORGANISASI KAMAR OPERASI
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT BUDI LUHUR
Direktur Rumah Sakit
Dr. H. Hakiki Akbari
Keperawatan Unit Rawat Inap Unit Rawat Jalan Kebersihan Keindahan Keuangan Pendidikan & Pelatihan Komite Rekam Medik
Rawat Inap Zr. Inyanah Zr. Inyanah Tosin Supardi Ny. Hj. Kuraesin Dr. H. Hakiki Akbari Dr. H. Hakiki Akbari
Zr. Inyanah
Unit UGD Unit HCU Kesling Laundry Rekam Medik Kendali Mutu
Keperawatan OK
Zr. Yulia Bd. Supardi Zr. Inyanah Ny. Hj. Kuraesin
Zr. Onih F
Kepegawaian
Keperawatan UGD Muh. Fajar, SE
Zr. Yulia
Keperawatan HCU
Bd. Onih F
Kepala Unit
Kamar
UNIT DIKLAT RSBL
ADMINISTRASI FARMASI/PENGADAAN
LINEN
PERALATAN DAN
INSTRUMENTASI
KOMITE MEDIK
LINEN
PENGENDALIAN
INFEKSI NOSOKOMIAL
ANESTESI
Personnel
Spesialis Bedah
· Dr. H. Soebarno Kartawinata, SpB
· Dr. H. Eddy Suhardi Sarim, SpB, Finacs
· Dr. Hj. Tresnawaty, SpB, Mkes
Spesialis Urologi
· Dr. H. M. Tauchid, SpU
· Dr. Galuh A, SpU
Spesialis Mata
· Dr. Hj. Fayca Aryono, SpM
Spesialis Anestesi
· Dr. H. Eman Kuswandi, SpAn
· Dr. Hj. Iranima Hermawan, SpAn
Dokter Umum
· Dr. H. Hakiki Akbari
· Dr. Finalia Nurhidayati
Paramedik
· Zr. Onih Fathonih
· Bd. Ratih Am Keb
· Zr. Yulia
· Zr. Dewi
· Zr. Enok
· Bd. Sherly
· Bd. Fitri
· Zr. Eka
A. TATA KERJA KAMAR OPERASI
Direktur
Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara
perawat ruangan dan staf kamar operasi.
Tujuan :
– Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh
petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan
operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan
keselamatan pasien.
– Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan
khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
Kebijakan pelaksanaan operasi tersebut.
: Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung
jawab atas persiapan pasien calon operasi ini.
Prosedur :
10.Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung dicatat dalam berita
acara oleh asisten operasi / omloop.
11.Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan medik pasien.
A. Persiapan fisik
Pasien harus dalam kondisi aman untuk dilakukan operasi yang
ditandai oleh
○ Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil
pemeriksaan fisik oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulen RSBL
menunjukkan kondisi dalam batas toleransi
○ Dilakukan pemeriksaan penunjang yang lengkap, meliputi pemeriksaan
laboratorium hematologi, kimia klinik, dan lainnya, pemeriksaan radiologi,
pemeriksaan EKG, dan pemeriksaan lain yang diperlukan dengan hasil
pemeriksaan penunjang dalam batas normal atau dalam batas toleransi /
aman
○ Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen penyakit dalam dan atau
dokter konsulen anestesi dan atau dokter konsulen lainnya menyatakan
pasien dapat dioperasi
○ Bila diperlukan dilakukan persiapan terhadap pasien untuk menunjang
kelancaran operasi, seperti pemasangan infus, lavement, puasa, istirahat
total, pemasangan Supportif seperti O2, Foley catheter, NGT , dll.
○ Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi, pakaian dari RS,
bersih.
○ Diberikan antibiotik perioperatif sesuai petunjuk dokter
A. Persiapan mental
○ Pasien harus memahami maksud dan tujuan operasi serta resiko yang
harus dihadapi dalam menjalani operasi ini. Lakukan Informed Consent
sesuai prosedur.
○ Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar
menghadapi tindakan operasi yang akna dijalaninya. Pasien diminta untuk
berdoa menurut keyakinannya masing-masing.
○ Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara
moril.
Pengertian : Tata cara mempersiapkan area pada tubuh pasien yang akan
dilakukan operasi.
Tujuan : Menyiapkan area operasi untuk menghindari dari infeksi nosokomial.
Kebijakan :
Pembersihan Rutin
Pembersihan Harian
· Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks OK – VK di
bersihkan dan di desinfeksi
· Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti penyediaan
air bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dsb
Pembersihan Mingguan
· Seluruh permukaan dinding Kamar Operasi dibersihkan
dengan air mengalir dan didesinfeksi
· Lantai dibersihkan dengan air mengalir / disemprot , dicuci dengan
detergent, di keringkan dan didesinfeksi
· Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu operasi, trolley
anestesi, Kabel-kabel dan selang , cuff, Tabung O2,
Tabung N2O, meja obat, kursi, AC dll dibersihkan dan
didesinfeksi
· Kamar mandi dibersihkan
· Semua peralatan sterilisasi dibersihkan
· Dilakukan rutin dan teratur seminggu sekali .
· Pelaksana adalah tim pemeliharaan dan penanggung jawab
adalah kepala OK dan Kepala VK
Pembersihan Bulanan
Persiapan Instrumen
· Persiapan instrumen dilakukan oleh instrumenter dibantu oleh Omloop dan
Asisten dua. Bila Operasi cito, maka persiapan dapat dilakukan oleh paramedik
jaga rawat inap
· Instrumenter mengetahui rencana tindakan operasi.
· Bila diperlukan instrumenter bisa melihat langsung pasien sehingga
mendapatkan gambaran tentang segala kebutuhan di ruang operasi
· Instrumen , dan omloop berbagi tugas mempersiapkan instrumen, alat dan
ruangan
· Instrumen yang akan dipakai dikeluarkan dan disusun pada trolley.
· Jenis instrumen dan jumlah disesuaikan standar .
· Instrumen diperiksa kelayakan pakainya. Pastikan kebersihannya.
· Instrumen dikelompokkan per jenis instrumen.
· Pastikan semua kunci instrumen terbuka.
· Lakukan sterilisasi
· Sterilisasi dapat dilakukan dengan steam pressure (autoclave) atau dry heat
( UV+panas) sesuai prosedur.
· Siapkan nampan yang sudah dialasi duk steril, Siapkan Trolley yang sudah
dialasi Duk steril berlapis
· Keluarkan instrumen, letakkan pada nampan kemudian pindahkan pada trolley.
Teknik dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga jarak antara bahan medik
atau instrumen yang keluar dari sterilisator dengan trolley sependek mungkin
dan setertutup mungkin dari kemungkinan kontaminasi pasca sterilisasi
TINDAKAN
Instrumen pasca
tindakan
DEKONTAMIN
ASI
PENGERINGAN
STERILISASI DI
PUSAT STERILISASI
DISTRIBUSI
PENYIMPANAN
Skema pengelolaan Linen
SKEMA ALUR PENGELOLAAN LINEN KOTOR
LINEN KOTOR
DEKONTAMINAS
I
DESINFEKSI
Linen Tindakan
Linen Non Tindakan
STERILISASI DI
PUSAT STERILISASI
DISTRIBUSI
PENYIMPANAN
Persiapan Personil Kamar Operasi
Syarat :
– Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
– Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
– Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan
kemungkinan kegawatan
– Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
– Mengenal karakteristik operator
Tugas :
Sebelum Operasi
Selama Operasi
– Memperhatikan jalannya operasi dan mencoba
membaca keperluan operator satu langkah lebih
dahulu.
– Selalu tersedia kasa di daerah operasi. Sediakan pada
wadah tertentu seperti nerbekken.
– Ingat! Kelompokkan kasa dalam satu ikatan dengan jumlah
yang tertentu. Buka lah bundel satu persatu bila diperlukan
agar tidak tercampur satu sama lain. Hitung selalu kasa yang
tersedia di area operasi dan kasa yang sudah terpakai. Buang
Kasa yang sudah terpakai pada tempat sampah infeksius
Syarat :
– Dokter/Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
– Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
– Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan
kemungkinan kegawatan
– Mampu mengelola pasien gawat
– Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
– Mengenal karakteristik operator
– Teliti dan cekatan
– Diutamakan berpengalaman
Tugas :
Sebelum operasi
– Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana tindakan
operasi dan kemungkinan komplikasi
– Memastikan identitas pasien dan kelengkapan administrasi
Selama Operasi
Sesudah operasi
Syarat :
– Paramedik/bidan terlatih secara intern RS
– Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptik
Tugas :
Sebelum Operasi
Selama Operasi
Pasca Operasi
1. Circuler (Omloop)
Syarat :
Tugas :
Sebelum Operasi
Setelah Operasi
– Menyediakan waskom chlorine 0,5% untuk cuci handschoen
operator, melepaskan jas operasi
– Memasangkan plester pada kasa/dressing
– Membersihkan pasien dari darah dan kotoran lainnya dari
tubuh.
– Memakaikan pakaian pasien dengan baik
– Transport pasien ke ruang pemulihan bersama penata anestesi
atau serah terima pasien dengan petugas rawat inap.
A. Transport Pasien
Pengertian :
Adalah cara cuci tangan bedah yang dilakukan sebelum operasi
Tujuan :
Kebijakan :
Handgloving
· Posisi Anestesi
○ Anestesi Umum
Bila dilakukan anestesi umum, maka sebelum anestesi umum pasien
sudah diposisikan terlentang. Posisikan senyaman
mungkin. Ikat tungkai pada bagian atas lutut. Posisi lengan terlentang dan
terikat pada penyanggah.
○ Anestesi spinal
Bila dilakukan anestesi spinal, maka posisi anestesi spinal adalah duduk
dengan tungkai lurus ke depan atau uncang-uncang pada kedua sisi bed
operasi, tangan diletakkan pada bed atau tungkai dengan posisi palmar
diatas, lemas, kepala tertunduk.
○ Posisikan pasien sesuai kebutuhan operasi setelah anestesi selesai.
· Posisi Terlentang
○ Setelah proses anestesi selesai, maka posisi lengan disesuaikan
kebutuhan apakah akan terlentang dan terikat pada
penyanggah, atau terlipat dibawah kepala, atau lurus disamping tubuh
pasien, Tungkai biasanya lurus dan terikat pada bagian atas lutut,
tambahan-tambahan lain semisal penyanggah bahu, penyanggah panggul
dsb disesuaikan kebutuhan
· Posisi Litothomi
○ Posisi bokong pasien pada batas bagian badan dan tungkai bed operasi.
Siapkan penyanggah tungkai di sisi kiri dan kanan batas tersebut.
· Posisi miring
○ Posisi pasien miring kiri atau kanan sedemikian rupa sehingga area
operasi terekspos dengan baik, jalan nafas dan anestesi tidak terganggu,
dan posisi pasien stabil tidak dapat jatuh ke posisi depan atau belakang.
· Posisi tengkurap
○ Idem posisi miring.
Antiseptik area operasi
· Balurkan mulai titik tengah area operasi berputar kekiri atau ke kanan
terus makin luas sedemikian rupa sehingga area yang terbalur
betadine cukup luas dan jauh dari area operasi.
· Bila terpaksa membalur dengan arah lurus, maka balurkan menjauh
area operasi.
· Betadine yang dibalurkan harus cukup banyak, tidak tipis-tipis. Pada
area operasi pembaluran dapat dilakukan berkali-kali disertai sedikit
tekanan agar kasa sekaligus berfungsi membersihkan kulit juga.
· Lapisi bagian bawah dengan duk satu lagi sehingga bila bagian bawah
dipakai menyimpan instrumen tidak mudah melorot atau basah dan
terkena bed operasi.
· Menggunakan hak
○ Agar tercipta lapang pandang yang baik sisi luka perlu ditarik ke arah luar
atau atas.
○ Gunakan hak yang sesuai dengan ukuran luka operasi dan
kedalaman lapang pandang yang dibutuhkan. Contoh untuk ekstirpasi
FAM mungkin hanya dibutuhkan hak Gigi atau langenbeck kecil saja.
Untuk Hernia mungkin perlu hak Roche dan langenbeck saja, Untuk
hysterctomy pada yang kurus bisa hanya blaas hak saja atau hak
cangku / langenbeck besar pada orang gemuk dsb.
○ Selalu lepaskan hak dari area operasi bila tangan operator masuk, karena
selain bisa menghalangi tangan juga menyebabkan sakit pada tangan
operator
○ Perhatikan arah operator , gerakkan / pindahkan hak untuk memberi
lapang pandang yang lebih baik bila diperlukan
· Membersihkan darah
○ Untuk darah yang menggenang, gunakan suction dengan canul.
○ Untuk perdarahan yang banyak dan cepat dapat menggunakan suction
tanpa kanul. Hindari tangan terlalu dekat dengan area operasi /
menghalangi pandangan.
○ Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang sempit / dangkal,
gunakan kasa depper kecil / terlipat pada klem kasa
○ Untuk perdarahan yang merembes pada daerah yang dalam / luas,
gunakan kasa depper besar / tak terlipat / bendera pada
klem kasa. Gunakan hanya 1 kasa saja untuk mencegah ketinggalan.
○ Ingat usahakan selalu area operasi dalam keadaan yang kering dan
bersih.
○ Gunakan kasa untuk membersihkan area operasi dan instrumen dari
bekuan darah.
· Menghentikan perdarahan
○ Harus pro aktif dalam menghentikan perdarahan. Bedakan
perdarahan yang merembes dari jaringan, mengalir dari
pembuluh vena dan menyemprot dari pembuluh arteri
○ Perdarahan yang merembes dari jaringan yang robek / di sayat, berasal
dari pembuluh darah kecil. Coba lakukan pembersihan dengan kasa.
Biasanya lama-kelamaan berhenti sendiri.bila masih, coba lakukan
penekanan dengan kasa selema beberapa detik.
· Tentang Jarum
○ Selalu memegang benda tajam seperti bisturi atau jarum dengan alat, baik
pinset,klem atau naldfulder.
○ Jarum dapat dipakai kembali sedangkan bisturi harus dibuang ditempat
sampah benda tajam.
· Tentang benang
○ Mengambil benang dalam kaset harus menggunakan naldfulder atau klem
. tarik sebanyak 2 kali panjang naldfulder atau kira-kira 40cm. Atau
sesuaikan dengan kebutuhan / karakter operator.
· Tentang gunting
○ Semua instrumen yang memiliki bagian yang diperuntukkan jari seperti
gunting, klem, dsb di pegang dengan memasukkan ibu jari pada lubang
yang satu dan jari manis pada lubang yang lain. Jari telunjuk dan tengah
menopang instrumen dan membantu mengarahkan instrumen
○ Dalam hal gunting, untuk menjaga agar tangan tidak goyah yang bisa
berakibat fatal, maka jari pada tangan kiri ikut membantu menopang
gunting saat pengguntingan dilakukan
PASCA OPERASI
Pengelolaan Pasien
· Sambil dibersihkan, pakaian pasien diiapkan. Kenakan pakaian pada pasien, beri
sarung atau kain bersih, serta selimuti ia.
· Pasien pindah ke bed pasien dalam keadaan sadar / tidak, pakaian dan tempat
tidur rapi.
Recovery Room (RR) dan Pengawasan di ruang rawat inap
· Segera dekatkan waskom berisi Chlorine 0,5%, untuk cuci handschoen operator.
Mintalah operator melepaskan handschoen untuk direndam pada waskom tsb.
· Segera buka jas operasi operator. Letakkan didalam ember linen kotor
berpenutup.
· Semua duk dimasukkan ke ember linen kotor. Jangan biasakan menjatuhkan duk
di lantai.
· Jika ada kain alas kaki dilantai juga dimasukkan ke dalam ember tsb.
· Jika apron terbuat dari plastik saja dan tidak ada bagian yang menyerap cairan
tubuh pasien cukup dibersihkan dengan cairan chlorine saja. Tapi bila terbuat
dariparasit dan atau ada bagian yang menyerap cairan tubuh pasien, harus
diperlakukan sebagaimana linen.
· Pakaian OK setelah berganti pakaian diletakkan didalam ember. Jangan
dibiasakan berserakan dilantai
· Penutup kepala dan masker dibuang kedalam tempat sampah infeksius.
Selanjutnya Transport Linen kotor dalam ember tertutup menggunakan trolley
khusus dengan jalur yang sudah ditentukan, langsung ke ruang laundry. Jangan
berhenti atau mampir ke mana-mana.
Pengelolaan Instrumen
· Segera rendam instrumen kedalam larutan chlorine 0,5% yang terdapat dalam
wadah / ember plastik.
· Sebaiknya instrumen direndam sekaligus, jangan sedikit-sedikit.
· Rendam selama 10 menit. Bila instrumen direndam sedikit-sedikit, maka
hitungan 10 menit sejak instrumen terakhir dimasukkan.
· Rendam sampai seluruh instrumen terendam seluruhnya, jangan lupa membuka
pengunci instrumen
· Untuk selang dan atau kanul, maka sebelum direndam dilakukan spooling dulu
dengan larutan chlorine 0,5% untuk kemudian direndam selama 10 menit.
· Bed Operasi
○ Seluruh permukaan bed operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%
○ Buka kunci roda, dan pindahkan bed agar lantai dibawah bed bisa
dibersihkan. Gulirkan roda diatas genangan larutan chlorine bolak balik,
keringkan lantai, kemudian kembalikan bed ke tempat semula dan di
kunci roda
· Trolley
○ Perlakuan sama dengan bed operasi.
○ Trolley diletakkan di ruang peralatan
· Lampu Operasi
○ Seluruh permukaan lampu operasi dibersihkan dengan chlorine 0,5%
○ Periksa adakah bola lampu yang rusak. Segera laporkan kepada bagian
pemeliharaan untuk segera diganti.
· Alat anestesi
○ Permukaan trolley di bersihkan dengan chlorine 0,5%
○ Vaporizer ditutup, O2 dan N2O ditutup.
○ Facemask di bersihkan denganchlorine 0,5%
○ Selang, canule, ETT, mayo diperlakukan sebagaimana instrumen.
· Monitor EKG
○ Matikan monitor ECG, cabut kabel dari stekker
○ Gulung dengan bai semua kabel dan letakkan pada
gantungannya.
· AC
○ Matikan AC
Pengelolaan Ruangan
Pengelolaan spesimen
Hal-hal yang harus diperhatikan pada penanganan specimen adalah label yang
benar, pengawetan (preserverasi) dan pengiriman yang benar, sebab bila
pemberian label yang salah atau specimen tertukar dapat berari menentukan
diagnose yang salah untuk dua orang pasien. Hilangnya specimen dapat berarti
tidak dapat menentukan diagnose atau harus dilakukan pengambilan specimen
baru dengan kemungkinan tidak mendapatkan specimen yang sama jenisnya
dengan yang hilang.
Oleh karena itu semua specimen harus diamankan kecuali dokter memintanya
untuk membuang.
a. Prosedur penanganan specimen
1. Tangani specimen dengan hati-hati
2. Instrumenter mengkonfirmasikan lagi dengan dokter mengenai sifat
specimen dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan, kemudian
periksa ulang dengan om loop sebelum menyerahkan kepada on loop.
3. Om loop menyimpannya ke dalam tempat yang tepat, seperti kantong
plastik, stoples dan sebagainya yang steril.
4. Berikan label yang memuat :
a. Nama pasien
b. Nomor C.M. ( Catatan Medik )
c. Tanggal Operasi
d. Nama specimen
· Semua specimen harus dikirimkan dengan formulir yang tepat dan sudah
ditandatangani.
· Specimen pada bagian yang menular misalnya : Hepatitis B harus
ditangani lebih hati-hati.
· Simpan specimen ini pada stoples yang berlabel khusus, sehingga orang-
orang yang menanganinya akan lebih hati-hati.
A. DEFINISI
Pada dasarnya, ada banyak usaha kita untuk meminimalisir potensi infeksi di
RSBL dalam rangka pengendalian infeksi nosokomial.
Dari sekian banyak usaha tersebut tidak ada satupun yang bisa secara mandiri
dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada satu pun cara yang bisa digunakan
untuk semua komponen benda hidup dan benda mati. Semua merupakan suatu
kesatuan usaha yang bertujuan satu : Menghilangkan sebanyak mungkin
mikroorganisme dalam proses interaksi pasien –RS dalam proses pelayanan medis di
RS.
Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Dekontaminasi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha menghilangkan kontaminasi
suatu benda oleh benda lain yang potensial menjadi sumber infeksi yang sekaligus juga
menghilangkan sebagian mikroorganisme penting.
Desinfeksi
Adalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar
mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk hidup disebut
Antisepsis.
Sterilisasi
Adalah suatu proses yang berusaha membasmi semua mikroorganisme pada
benda mati.
B. DEKONTAMINASI
Di RSBL Proses dekontaminasi dilakukan paling awal yaitu segera setelah benda
terpapar atau potensial terpapar dengan cairan tubuh pasien yang potensial
mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Dekontaminasi dapat juga dilakukan
sebagai tindakan pencegahan .
Pelaksana:
Perlengkapan :
Pasca operasi / Pasca bersalin : masih memakai APP dan memakai sarung
tangan karet / Rumah tangga
Petugas laundry memakai APP sesuai prosedur pengelolaan linen kotor
Tahap 1 : jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam
bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya
dilakukan pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang
terkontaminasi dengan kondisi seperti diatas. Contoh : Linen
terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau sisa makanan akibat muntah.
Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang selanjutnya akan
diberikan bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan bahan2 tsb.
Cara :
Tahap 2 : Dengan merendam instrumen / alat / linen dalam larutan chlorine 0,5%
selama 10 menit.
Tahap ini dapat membasmi kuman hingga 80% termasuk Virus HIV, HBV
dan HCV
Cara membuat larutan chlorine :
a. Menggunakan Bayclin
1 bagian bayclin + 9,5 bagian air bersih
b. Menggunakan Presept
5 gram Presept setiap liter air
Cara merendam :
Catatan :Larutan chlorine 0,5% dapat juga dipakai sebagai usaha desinfeksi dengan membasuh
permukaan seperti permukaan lantai, kaca, meja , meja operasi.
A. DESINFEKSI
kuat spesimen
sangat iritatif dan
karsinogenik Desinfeksi
Bila dicampur alkohol bisa handschoen daur
sporisidal ulang
ekonomis Desinfeksi
instrumen
8 Glutaraldehyde (Cidex) antiseptik kuat dan cepat Merendam
B. STERILISASI
Cara Penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada tatakan berlubang dalam tangki sterilisasi, sisakan jarak diantara
paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik.
B. Penambahan air
Tambahkan 4 liter air bersih kedalam tanki utama. Selama proses sterilisasi, air akan
menguap secara bertahap dan level air akan menurun. Jadi air yang dimasukkan
harus cukup sedemikian sehingga menegah tabung pemanas terbakar karena air
dibawah level tabung pemanas.
C. Penyegelan
Masukkan tangki sterilisasi kedalam tanki utama. Sisipkan pipa lunak yang terdapat
pada tutup ke celah setengah lingkaran disisi tangki nsterilisasi. Kemudian tutup.
Paskan posisi antara cekungan pada tutup dengan yang pada tangki utama. Dan
kuatkan penutupan dengan kunci wing searah jarum jam sedemikian sehingga
kedap udara.
D. Pemanasan
Colokkan kabel listrik ke stekker PLN, maka tabung pemanas akan menjadi makin
panas. Selama pemanasan, katup pengeluaran dalam posisi terbuka, sampai
tampak adanya uap menyemprot keluar, maka katup pengeluaran ditutup. Indikator
tekanan akan segera bergerak searah jarum jam petanda tekanan di dalam tangki
makin naik.
E. Sterilisasi
Ketika tekanan mencapai batas yang diharapkan, mulailah hitung waktu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi. Lihatlah tabel dibawah ini. Ingat, tekanan dalam tanki
tidak boleh dibawah 0,14Mpa, dan bila kita tidak mengontrol tekanan dengan
menyesuaikan voltase listrik, katup pengaman akan membuka sendiri bila tekanan
melebihi 0,165Mpa.
F. Pengeringan
Benda-benda seperti instrumen, linen, dsb akan seger kering dengan cepat. Setelah
sterilisasi selesai, bukalah katup pemuangan. Ketika jarum indikator menunjukkan
angka 0, tunggu 1 – 2 menit lalu buka penutupnya dan teruskan pemanasan hingga
10 – 15 menit untuk menguapkan sisa air. Kemudian matikan pemanas dengan
menekan saklar ke posisi OFF.
G. Pendinginan
Jika yang disterilisasi adalah cairan, maka tidak akan cepat kering. Karenanya
jangan segera membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasi selesai, untuk
menghindari cairan yang mendidih itu tumpah atau meledakkan wadahnya. Karena
itu ketika sterilisasi selesai, matikan listriknya, dan biarkan tangki mendingin, sampai
jarum indikator tekanan menunjukkan angka 0. Tunggu beberapa menit, kemudian
buka katup pembuangan , lalu buka penutup.
H. Pemeliharaan
· Sebelum dioperasikan, periksalah apakah airnya cukup (4liter lebih) dan level air
diatas tabung pemanas
· Ketika memulai pemanasan, buka dulu katup pembuangan untuk mengeluarkan
udara dingin dalam tanki, kalau tidak, udara akan menghambat panas dan efek
sterilisasi akan terganggu.
· Jika ingin mensterilkan cairan, tempatkan cairan kedalam botol kaca tahan
panas hingga 3/4nya saja. Tutup botol dengan kain dan kasa dan ikat dengan
tali. Jangan menggunakan sumbat karet atau kayu, karena botolnya bisa
pecah. Letakkan botol diatas wadah metal yang lebih besar, sehingga bila botol
pecah pecahan tidak berhamburan.INGAT ! jngan langsung membuka katup
pembuangan ketika waktu sterilisasinya selesai.
· Jangan mecampur bahan yang akan disterilisasi yang berbeda waktu
sterilisasinya. Atau berbeda jnis seperti cairan dengan linen, misalnya.
· Setelah sterilisasi selesai dan jarum indikator tekanan menunjuk ke angka 0,
kalau tidak bisa membuka penutupnya, bukalah katup pembuangan untuk
membiarkan udara luar masuk ke dalam tanki.
· Periksa secra berkala kondisi autoclave
· Lebih bagus lagi jika air yang digunakan adalah air ion atau air suling.
· Ganti gasket / pelapis secara periodik
· Buanglah air jika autoclave tidak digunakan lagi.
· Pastikan jarum menunjuk ke angka 0 sebelum pemanasan dimulai.
a. Pintu penutup
b. Jendela
c. Pengatur Suhu
d. Timer
e. Lampu Indikator panas
f. Lampu Indikator UV
g. Tombol start UV
h. Selektor UV / Heat
i. Fuse/sikring
Cara penggunaan :
A. Pengemasan
Kemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket
tersebut pada Rak , sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat
tersebar dengan baik. Tutup pintu.
B. Sterilisasi
Aturlah panas yang ingin kita capai, Nyalakan lampu UV dengan menekan tombol
GL start. Aturlah waktu yang ingin kita pakai sesuai standar sterilisasi pada tabel.
Jika suhu yang kita inginkan tercapai, maka lampu indikator akan menyala.
Hitunglah waktunya.
C. Pemeliharaan
· Bersihkan dan keringkan bagian dalam sterilisator setelah selesai pemakaian.
· Pintu harus selalu tertutup
· Periksa kondisi sterilisator secara berkala
Cara :
· Cara ini digunakan untuk instrumen dan rubber yang berlumen seperti selang
yang perlu disimpan dlam keadaan selalu siap pakai.
· Cidex membasmi bakteri vegetatif dalam 2 menit
· Cidex membasmi kuman TBC dalam 10 menit
· Cidex membasmi spora dalam 10 jam
· Efektifitas bertahan selama 14 hari
· Iritatif thd kulit sehingga pemakaian instrumen harus memakai handschoen dan
harus dibilas dengan air steril sebelum digunakan.
1. Pelaksanaan Sterilisasi
Administrasi
Beberapa catatan administratif yang harus dilengkapi :