Anda di halaman 1dari 36

SOP INTALASI BEDAH SENTRAL

PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
ALUR
H. L. Manabmabi
LOGISTIK KAMAR OPERASI
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir

PENGERTIAN prosedur permintaan obat dan alat di kamar operasi


TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan logistik ruangan yang diperlukan dalam
satu minggu.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Order logistik
1. order dilakukan sesuai jadwal dan form order di serahkan
sebelum jam 13.00. jadwal order :
- linen : setiap hari
- ATK : setiap hari rabu
- Obat/ alkes : setiap hari selasa dan jum’at
- Cetakan : setiap hari rabu
- Kebutuhan rumah tangga : setiap hari senin
2. order dilakukan dengan menggunakan form order yang telah
disediakan.
3. form order harus di tandatangani oleh kepala ruangan.
4. serah terima orderan dilakukan oleh petugas logistik dengan
petugas ruangan dengan menggunakan form order.
5. bila ada barang yang belum terpenuhi dalam 2 hari petugas
ruangan akan konfirmasi dengan petugas logistik.
UNIT TERKAIT OK,logistik
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PEMBAGIAN KAMAR OPERASI
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir

PENGERTIAN Pembagian dan pembatasan ruangan OK yang harus diketahui oleh


semua petugas OK, untuk menjaga agar ruangan aseptik terhindar dari
kontaminasi.

TUJUAN 1. Petugas mampu membedakan perlakuan terhadap masing - masing


bagian dalam ruangan kamar operasi.
2.Mencegah terjadinya kontaminasi di kamar operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Daerah Publik :
Daerah yang dapat dimasuki oleh semua orang tanpa ada
syarat khusus, daerah ini misalnya; kamar tunggu, counter,
gang di depan ruang pathologi klinik.
2. Daerah Semi Publik :
Daerah ini hanya dapat di masuki oleh orang-orang tertentu
saja, dengan beberapa persyaratan khusus, antara lain harus
memakai scort dan sandal khusus. Daerah ini misalnya, RR,
ruang transit RR, dirty area, ruang ganti.
3. Daerah Aseptik :
Kamar bedah, ruangan ini hanya boleh di masuki oleh
perawat, dokter serta pasien yang akan di operasi, dengan
terlebih dahulu memakai baju khusus, topi, masker serta
sandal khusus yang telah disediakan.

UNIT TERKAIT -
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PERSIAPAN RUANGAN
H. L. Manabmabi
PRO OPERASI
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir

PENGERTIAN Prosedur persiapan kamar operasi yang diperlukan untuk memperlancar


kegiatan operasi.
TUJUAN 1. Menjaga kelancaran operasional kamar operasi
2. Menjaga sterilitas kamar operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Petugas kamar operasi datang 2 – 1 jam sebelum operasi.
2. Petugas menyiapkan ruangan untuk tindakan operasi :
- lampu seluruh ruangan dinyalakan
- re-cek jadwal operasi
- re-cek kebersihan seluruh ruangan kamar operasi.
- mematikan lampu UV (lampu UV dimatikan minimal 2 jam
sebelum operasi )
- menyiapkan mesin anestesi unit dan peralatan anestesi
yang lain.
- Membuka tabung O2 dan N2O yang ada di dirty area.
- Menyiapkan mesin diatermi
- Menyiapkan suction
- Cek persiapan tempat sampah dan tempat linen kotor
3. Menyiapkan instrument steril untuk tindakan operasi
4. Menyiapkan obat anestesi
5. Re-cek status, hasil pemeriksaan dan disiapkan dimeja ruang
administrasi.
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
JOB DESKRIPSI
H. L. Manabmabi
PERAWAT KAMAR OPERASI
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur H. L. Manambai Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Uraian tugas yang menjadi pedoman petugas dalam melaksanakan


kegiatan pelayanan
TUJUAN 1. kegiatan pelayanan berjalan sesuai prosedur
2. pembagian tugas tiap karyawan jelas
KEBIJAKAN
PROSEDUR I. Perawat Instrument
1. Membaca buku laporan dan jadwal operasi
2. Operan pagi
3. Cek ruang sterilan
4. Cek instrument sebelum operasi
5. Menyiapkan instrument operasi
6. Perawat instrument pada waktu operasi
7. Cek instrument sesudah operasi
8. Menyiapkan instrument dan linen untuk disteril

II. Perawat Asistant


1. Membaca buku laporan dan jadwal operasi
2. Operan pagi
3. Cek kelengkapan alat OK
4. Mematikan lampu UV
5. Menyalakan lampu ruangan
6. Cek AC
7. Meja operasi, lampu operasi
8. menyiapkan Suction
9. Tempat sampah basah & kering
10. Membuka tabung O2 & N2O
11. Perawat asistant pada waktu operasi
12. Cek dan menyiapkan alat & obat untuk besok

III. Perawat Onloop :


1. Menyiapkan status dan hasil pemeriksaan
2. Menyiapkan lembar operasi, PA, resep, lembar obat dan alat
habis pakai
3. Menunjukkan jaringan PA pada pasien + keluarga
4. Perawat omloop pada waktu operasi
5. Menyiapkan obat anestesi
6. Merapikan peralatan setelah operasi
7. Menyiapkan baju petugas untuk besok
8. Menulis laporan operasi + pethidine di buku dan komputer
9. Operan dengan petugas RR
IV. Perawat Administrasi
1. Membaca buku laporan dan jadwal operasi
2. Operan
3. Cek dan menulis jadwal operasi dipapan whiteboard, buku,
komputer
4. Penjadwalan operasi pertelpon
5. Konfirmasi petugas SC tentang : jadwal praktek, acara lain
dokter bedah.
6. Konfirmasi dokter operator untuk jam operasi
7. Konfirmasi OK RS. luar untuk jadwal operasi
8. Konfirmasi IRNA RS. luar : jadwal operasi, no kamar
9. Konfirmasi dokter operator bila pasien sudah mrs di RS. luar
10. Konfirmasi petugas PA (FNA, IOC, VC)
11. Konfirmasi petugas radiologi (USG marker, MM, lokalisasi
prosedur)
12. Konfirmasi petugas SC tentang jadwal operasi (jam operasi)
13. Konfirmasi jadwal operasi ke dr. anestesi
14. Ada pambatalan operasi konfirmasi ke : dokter operator,
anestesi, petugas PA, petugas SC.

UNIT TERKAIT IBS


PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
JOB DESKRIPSI
H. L. Manabmabi
HELPER KAMAR OPERASI
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Uraian tugas yang menjadi pedoman petugas dalam melaksanakan


kegiatan pelayanan
TUJUAN 1. kegiatan pelayanan berjalan sesuai prosedur
2. pembagian tugas tiap karyawan jelas
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Membaca buku laporan & jadwal operasi
2. Operan
3. Cek kebersihan & kelengkapan peralatan seluruh ruangan OK
4. Membersihkan OK setelah operasi selesai
5. Mencuci instrument OK
6. Mengisi air autoclave
7. Order linen
8. Order ATK & rumah tangga
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
JADWAL DINAS PETUGAS
H. L. Manabmabi
KAMAR OPERASI
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Jadwal dinas yang harus diikuti oleh semua petugas yang bertugas di
unit kerja OK, RR dan CSSD
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Jadwal jaga perawat
 Hari senin – minggu :

 Pagi : jam 07.30 – 14.00 WITA


 Cito : jam 14.00 – 07.30 WITA
 Jika ada operasi sifatnya emergency on call (di luar jam kerja)
 Libur petugas mengikuti jadwal libur piket.
2. Jadwal jaga Helper
 Mengikuti jadwal dinas pagi petugas
 Libur petugas setiap hari minggu atau hari libur nasional.

UNIT TERKAIT IBS


PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
INFORM CONCERN
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Surat pernyataan persetujuan yang diberikan oleh pasien dan keluarga
atas dilakukannya suatu tindakan yang diberikan kepada penderita.
Tanda tangan persetujuan ini harus dilakukan sebelum tindakan di
berikan.

TUJUAN 1. tindakan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara


hokum
KEBIJAKAN 1. tanda tangan persetujuan dilakukan oleh penderita dan salah
satu keluarga sebagai saksi
2. penderita dengan usia di atas 21 tahun dapat mewakili dirinya
sendiri, kecuali untuk operasi dengan resiko yang besar.
PROSEDUR
I. Isi inform concern :
1. Identitas dari keluarga pasien yang memberikan persetujuan.
2. Pernyataan persetujuan dari pihak keluarga.
3. Identitas pasien yang akan dilakukan tindakan.
4. Penjelasan tentang tindakan & kemungkinan resiko yang akan di
hadapi.
5. Tanda tangan dan nama terang pasien dan keluarga yang
menyetujui dilakukannya tindakan.
6. Pernyataan bahwa dokter yang merawat telah menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan dan kemungkinan resiko yang
akan di hadapi.
7. Tanda tangan dan nama terang dari dokter yang merawat &
yang akan melakukan tindakan.
II. Inform concern dilakukan pada :
1. Pasien pro operasi
2. Pasien pro chemotherapy
3. Pasien yang dilakukan tindakan invasive dengan kemungkinan
resiko.
III. Yang berhak tanda tangan di inform concern :
1. Pasien sendiri bila usia 16 tahun ke atas, terutama untuk
tindakan operasi dengan lokal anesthesi.
2. Bila pasien kurang dari 16 tahun harus ada pihak keluarga yang
mewakili.
3. Bila pasien dengan keterbatasan fisik sehingga tidak bisa tanda
tangan, bisa menggunakan cap jempol ibu jari kanan.
4. Keluarga pasien yang bisa memberikan persetujuan operasi
adalah :
 Bila pasien belum menikah : Ayah, ibu yang di beri kuasa.

 Bila pasien sudah menikah : Suami


 Bila pasien sudah tidak punya orang tua dan belum minikah
maka yang berhak tanda tangan adalah saudara terdekat
atau wali yang di beri kuasa.
5. Dokter yang memberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
UNIT TERKAIT IGD, VK, Poli, Ruang perawatan
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
TATA TERTIB
H. L. Manabmabi
PETUGAS KAMAR OPERASI
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Tatacara dan perlakuan yang diterapkan bagi petugas yang masuk
kamar operasi bersih
TUJUAN 1. Menjaga kelancaran operasional kamar operasi
2. Menjaga sterilitas kamar operasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Wajib memakai baju, topi dan sandal khusus yang telah
disediakan
2. Wajib menjaga personal hygiene masing-masing (badan,
rambut & kuku harus pendek)
3. Cuci tangan dan kaki pada saat akan masuk ruang kamar
operasi (saat akan mulai dan sesudah kerja)
4. Tidak boleh memakai perhiasan selama sedang bertugas di
kamar operasi.
5. Dilarang membawa makanan atau minuman di kamar operasi
6. Dilarang memasukkan benda yang berasal dari luar (tas,laptop
dll)
7. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
8. Sebelum dan sesudah kegiatan operasi, semua petugas harus
mengikuti briefing yang dipimpin oleh chief ruangan OK.
9. Untuk petugas lain yang akan memasuki daerah kamar operasi
:
a. Memakai scort atau baju khusus yang telah disediakan.
b. Cuci tangan dan kaki saat akan masuk ruang kamar
operasi
UNIT TERKAIT IBS, NICU
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PENGGUNAAN ELEKTROKNIFE
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Tatacara penggunaan alat elektroknife dalam pembedahan dan


perawatannya.
TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dan perawatannya yang benar.
2. Menjaga sterilitas alat elektroknife
3. Menjaga kondisi alat elektroknife siap pakai.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Kabel elektroknife dalam keadaan steril di buka. Blade di masukkan
kedalam lubang hand set, pastikan blade tertancap pasti dan arah
sisi blade yang tajam sesuai dengan tombol hand set.
2. Sebagian dari kabel steril ditaruh di meja operasi dalam keadaan
steril dan di klem dengan doek klem.
3. Ujung pangkal yang tidak steril di pasang di lubang elektrotome
yang terdapat gambar elektroknife.
4. Putar panel cutting pada angka 2½ - 3 & koagulasi sesuai
kebutuhan.
5. Pastikan plat (di atas plat diberi jelly) sudah terpasang di tubuh
(kaki) pasien sebelum dipakai.
6. Sebelummnya lakukan tes dengan cara menekan tombol kuning
(cutting) dan tombol biru (Koagulasi) pada hand set.
7. Setelah selesai pemakaian, hand set – kabel dan kepala
dibersihkan dari kotoran selanjutnya dibilas dengan cairan
desinfectan (Resiguard 2 %)
8. Hand set disimpan dalam tempat tertutup dengan desinfectan
formalin tablet.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PENGGUNAAN MEJA OPERASI
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Tatacara penggunaan meja operasi dan fungsi-fungsi bagian dari meja
operasi.
TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dan perawatan yang benar.
2. Menghindari kesalahan perlakuan yang mungkin terjadi

KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Tinggi meja operasi diatur sejajar dengan siku operator.
2. Meja operasi harus di kunci untuk menghindari pergerakan meja
yang tidak perlu.
3. Meja operasi di alasi dengan perlak besar dilapisi dengan kain
penutup, menutupi semua permukaan meja operasi.
4. Bantal kecil di pasang di bagian kepala dialasi dengan perlak dan
kain penutup.
5. Selimut pasien dilipat di taruh di bawah bagian kaki pasien
6. Panjatan kaki di pasang sebelah kanan untuk memudahkan pasien
naik ke meja operasi.
7. Tali tangan disiapkan di bawah tempat lengan pasien dan tali kaki
disiapkan di sebelah kiri meja operasi.
8. Standart infuse di taruh di bagian lengan pasien yang di pasang
infuse.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat, segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PENGGUNAAN LAMPU HALOGEN
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Tata cara pemakaian lampu halogen untuk tindakan pembedahan.


TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dengan benar.
2. Membantu kelancaran tindakan yang sedang berlangsung.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Arahkan lampu halogen disisi lateral lokasi operasi dengan
membentuk sudut ke belakang pada siku lengan lampu
halogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata operator, fokus
dan pasti ( tidak bergoyang )
3. Untuk keperluan stiril, pasang tutup stiril lampu pada bagian
tengah lampu, dan bila ingin melepas kap lampu yang telah
terpakai tekan panel pembuka kemudian kap di tarik keluar.
4. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk mematikan
tekan tombol OFF.
5. Kekuatan sinar lampu dapat di atur dengan meningkatkan
derajat sinar lampu yang tertera pada panel pengatur yang
bergambar arah panah.

NB :
1. * Setiap ada keluhan atau kerusakan alat ,segera lapor bagian
IPS.
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
Lampu Operasi Satelit
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Tata cara pemakaian lampu satelit untuk tindakan pembedahan,


terutama pembedahan di Kamar Operasi Poli

TUJUAN 1. Memberikan petunjuk penggunaan dengan benar.


2. Membantu kelancaran tindakan yang sedang berlangsung.
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Arahkan lampu Satelit disisi lateral lokasi operasi dengan
membentuk sudut ke belakang pada siku lengan lampu
halogen.
2. Arah sinar sejajar dengan sudut pandang mata operator, fokus
dan pasti ( tidak bergoyang )
3. Untuk menyalakan tekan tombol ON dan untuk mematikan
tekan tombol OFF.
4. Untuk mengatur fokus lampu putar swicht yang terletak pada
samping lampu.
5. Lampu satelit cenderung susah untuk di atur karena posisinya
tidak seflexible lampu operasi lainnya. Jadi untuk mengatur
posisi arah sinar maka semua bagian lampu harus di gerakan
mendekati obyek yang akan disinari tanpa meninggalkan prinsip
arah sinar lampu. Hati-hati dalam memindahkan lampu satelit,
karena lampu satelit cenderung rawan roboh jika tidak
menggunakan cara-cara yang benar dalam memindahkan.
NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat, segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
Penggunaan Suction Unit
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Tatacara menggunakan alat suction.


TUJUAN 1. Memberikan tuntunan pemakaian alat suction dengan benar.
2. Menghindari kesalahan pemakaian yang dapat mengakibatkan
kerusakan.
3. Memperlancar tindakan
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Sambungkan selang panjang dengan kanule suction, kemudian
sambungkan dengan konektor pada tutup tabung.
2. Sambungkan konektor satunya dengan selang yang
menghubungkan dengan box suction.
3. Sambungkan kabel power ke switch.
4. Untuk menyalakan tekan panel ON dan untuk mematikan tekan
panel OFF
5. Untuk Mem-vacum botol redon, sambungkan konektor botol dengan
selang konektor suction.
6. Untuk tekanan diatur dengan memutar kearah kanan sesuai dengan
ukuran yang tercantum dalam box suction.

NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat , segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT Kamar Operasi & Seluruh Unit
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PENGGUNAAN ALAT FOGGING
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Tata cara menggunakan alat fogging untuk sterilisasi ruangan.


TUJUAN 1. Memperlancar proses fogging
2. Memberikan petunjuk cara fogging yang baik & merata
3. Menjaga keamanan dan keselamatan petugas
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. Isi tabung alat fogging dengan cairan desinfectan ( Contoh :
Neo-Resiguard 1: 80 ) sebanyak 3-4 liter (minimal ujung selang
filter terendam)
2. Pastikan semua peralatan yang ada di ruangan ditutup dengan
kain.
3. Petugas memakai pelindung ( scort lengan panjang, kaca mata
khusus,masker )
4. Sambungkan kabel power ke sumber listrik / stop kontak (
sebelumnya pastikan alat dalam posisi Off)
5. Angkat alat fogging dengan dua tangan,tekan tombol On dan
arahkan merata ke seluruh ruangan ( ke arah atas dan
dilanjutkan ke arah bawah )
6. Setiap ruangan diperlukan fogging selama 2-3 menit.
7. Setelah proses fogging selesai, matikan tombol On-Off dan
cabut kabel power.

NB :
* Setiap ada keluhan atau kerusakan alat ,segera lapor bagian IPS.
UNIT TERKAIT Kamar Operasi & Seluruh Unit
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
TRANSPORT PASIEN ANTAR RUANGAN DENGAN KAMAR BEDAH
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Tata cara transport pasien yang akan dan telah dioperasi oleh perawat
ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.
TUJUAN 1. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi
oleh petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan
operasi bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan
keselamatan pasien.
2. Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan
khusus lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang
pelaksanaan operasi tersebut.
KEBIJAKAN Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab atas
persiapan pasien calon operasi ini.
PROSEDUR 1. Peugas ruangan mengetahui jadwal operasi
2. Petugas ruangan mempersiapkan area operasi sesuai prosedur
yang berlaku.
3. Petugas ruangan mengisi berita acara.
4. Petugas ruangan mempersiapkan semua catatan medik pasien
termasuk surat izin operasi untuk dibawa bersama pasien ke
ruang operasi.
5. Petugas ruangan mengalungkan label identitas yang meliputi:
nama, umur, no. RM, alamat, dokter operator, diagnosis, rencana
jenis operasi pasien pada pergelangan tangan kanan pasien atau
bila tidak memungkinkan pada pergelangan tangan kiri, kemudian
pergelangan kaki kanan, kemudian kiri, kemudian leher.
6. Petugas ruangan menyertakan perlengkapan penunjang operasi
misalnya : persediaan obat-obatan atau persediaan darah yang
diperlukan saat operasi dilakukan yang akan dibawa bersama
pasien ke kamar operasi.
7. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada panggilan
dari petugas kamar operasi, pasien dibawa ke kamar operasi
dengan memakai tempat tidur yang dipakai di ruangan.
8. Serah terima pasien pra operasi dilakukan di ruang transfer.
9. Petugas ruangan menyerahkan pasien disertai berita acara serah
terima yang ditanda tangani oleh petugas ruangan dan petugas
kamar operasi dan ditulis dalam buku register kamar operasi.
10. Petugas kamar operasi memeriksa kelengkapan berita acara,
kelengkapan identitas, catatan medik pasien, keadaan umum
pasien, surat izin tindakan dan kelengkapan penunjang lainnya
seperti obat-obatan dan persediaan darah.
11. Kejadian khusus dan pengobatan selama operasi berlangsung
dicatat dalam berita acara oleh asisten operasi / omloop.
12. Setelah operasi selesai, asisten menyiapkan berita acara, catatan
medik pasien.
13. Pasien dipersiapkan untuk serah terima dengan petugas ruangan.
14. Serah terima dilakukan di ruang transfer, petugas kamar operasi
menyerahkan pasien beserta semua kelengkapannya yang ditandai
dengan penandatanganan berita acara serah terima pasien pasca
operasi.
UNIT TERKAIT IBS, IGD, IRJ, Bangsal Perawatan
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PENGAMBILAN PASIEN POST OPERASI DI RUANGAN RCOVERY
H. L. Manabmabi
ROOM (RR)
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Suatu Kegiatan Mengambil Dan Memindahkan Pasien Post Operasi


Dari Ruang RR(Recovers Room) ke ruang rawat inap.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pengambilan pasien dari ruang RR ke ruang rawat inap.
KEBIJAKAN Setiap tindakan keperawatan harus di lakukan oleh seorang
perawat (perawat rawat inap/ perawat anatesi dan perawat penanggung
jawab operasi (supervisor nurse).
PROSEDUR 1. Perawat ruangan operan pasien dengan perawat anastesi.
2. Perawat ruangan memastikan pasien sesuai parameter pasien di
ambil dari RR dengan sekala maksimal 2 (parameter nilai 0-2).
(Parameter terlampir)
3. Perawat memastikan pasien bias
bernafas pasien sepontan dan tekanan darah normal.
4. Oksigen dilepas, jika ada irigasi usahakan jangan di klem (di
jalankan/dialirkan) dan jika ada cairan di pindahkan dengan posisi
lebih rendah dari luka operasi, NGT lebih rendah dari kepala.
5. Pasien dipindahkan dari ruang RR ke tempat tidur/ brangkar,
pasien untuk selanjutnya di bawa ke ruang rawat inap
6. Monitor TTV post operasi
UNIT TERKAIT IBS, Bangsal Perawatan, Instalasi Perawatan Intensiv
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PERSIAPAN PASIEN OPERASI
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Suatu tindakan atau kegiatan untuk mempersiapkan pasien yang akan
menjalani tindakan operasi baik kesiapan jasmani maupun rohani serta
peralatan yang akan dipergunakan selama tindakan pembedahan
TUJUAN 1. Menyiapkan pasien agar kooperatif
2. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
3. Membantu kelancaran pembedahan
4. Mengurangi resiko cedera atau terjadinya kejadian yang tidak
diinginkan
KEBIJAKAN Semua pasien dengan kasus gawat darurat dan pasien rawat inap yang
membutuhkan tindakan pembedahan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :
1. Alat pencukur rambut dan gunting rambut
2. Bengkok
3. Sabun
4. Waslap
5. Handuk
6. Alat kesehatan dan obat-obatan sesuai program dokter dan
jenis tindakan pembedahan
7. Baju khusus
8. Formulir Izin operasi dan Pemeriksaan penunjang
9. Stok darah

B. Penatalaksanaan :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Memberitahu pasien untuk puasakan
3. Mencukur daerah yang akan diopaerasi
4. Memasang NGT, kateter sesuai program
5. Pasien/keluarga menyetujui dan menandatangani surat izin
operasi
6. Mengecek kelengkapan dokumen medis/perawatan, hasil
pemeriksaan penunjang, surat izin operasi
7. Mengganti baju pasien dan memasang mitella / tutup kepala
8. Mengukur : Tensi, Nadi, Suhu, Pernafasan, Tingkat kesadaran,
Cairan yang masuk/keluar.
9. Mengecek kelengkapan alat kesehatan dan obat-obatan serta
darah yang diperlukan untuk tindakan pembedahan
10. Mengantar pasien ke kamar bedah bila perlengkapan, petugas
dan kamar bedah siap.
11. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


 Selama menunggu tindakan pembedahan, lakukan observasi dan
catat hasilnya : Tanda-tanda vital, Tingkat kesadaran, Jumlah cairan
yang masuk dan keluar, Perkembangan pasien.
 Segera lapor ke dokter bila timbul kelainan
 Hindari pasien jatuh
UNIT TERKAIT IBS, IGD, Bangsal Perawatan, IRJ
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PROSEDUR TINDAKAN OPERASI
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN 1. Penderita Tindakan Operasi adalah pasien yang dinyatakan oleh


Operator harus dilakukan tindakan operasi;
2. Keluarga Penderita adalah Keluarga atau orang yang bertanggung
jawab atas keberadaan Pasien;
3. Setengah (½) waktu dari Ketentuan adalah toleransi waktu operasi
dari jadwal semula selama 1 jam, apabila penderita tidak ada
keluarganya;
4. Lembar persetujuan tindakan operasi adalah pernyataan persetujuan
dari pasien dan atau keluarganya untuk dilakukan tindakan operasi
setelah mendapat penjelasan dari Operator dan atau pihak rumah
sakit;
5. Petugas Pengirim Instalasi Terkait adalah Petugas Instalasi terkait
yang mendaftarkan pasien ke Instalasi Kamar Operasi untuk
tindakan operasi;
6. Tim Operasi adalah tim yang akan melakukan Tindakan Operasi
yang terdiri-dari: Operator, Asisten, Dokter anestesi, Petugas
Instrument dan Perawat Sirkulasi;
7. Operator adalah Dokter penanggung jawab dari Pasien yang akan
dioperasi;
8. Asisten adalah petugas yang membantu operator dalam
melaksanakan tindakan operasi
9. Petugas Instrument adalah Petugas yang menyiapkan peralatan
operasi sebelum dan selama proses operasi;
10. Dokter Anestesi adalah Dokter yang melakukan pembiusan
terhadap pasien sebelum dan selama dilakukan tindakan operasi,
serta pengawasan sesudah operasi;
11. Perawat Sirkulasi adalah orang yang bisa keluar dan masuk ruang
operasi untuk mengambilkan peralatan, obat dan membantu
kelancaran didalam kamar operasi;
12. Ruang Pulih atau Recovery Room adalah ruang perlakuan pasien
setelah operasi (post operasi)
13. Gangguan vital adalah gangguan pasien selain kriteria Skor Lock
Hart yang membahayakan hidup pasien setelah proses operasi;
14. Skor Lock Hart adalah kriteria-kriteria yang mana pasien pindah
dari ruang pulih sadar (antara lain: kesadaran, pernafasan, tekanan
darah, pergerakan dan warna kulit).
TUJUAN Prosedur Pelayanan Bedah Sentral ini bertujuan untuk menetapkan
tata cara pelaksanaan Proses Operasi. Diharapkan dengan
prosedur ini dapat menjamin pelayanan yang cepat dan tepat dalam
upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat
KEBIJAKAN Pedoman Teknis Ruang Operasi Rumah Sakit Kemenkes Republik
Indonesia Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan 2012.

PROSEDUR A. Pendaftaran Tindakan Operasi.


1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi, oleh
operator harus dinyatakan sebagai penderita tindakan operasi di
dalam Status Pasien oleh Dokter Penanggung Jawab;
2. Operator memberikan penjelasan kepada pasien dan atau
keluarganya tentang permasalahan operasi yang akan dijalani;
3. Pasien dan atau pihak keluarga harus membuat persetujuan
tindakan operasi yang akan dilakukan, di Lembar Persetujuan
Tindakan Medis;
4. Lembar Persetujuan Tindakan Medis ditandatangi oleh
Operator, pasien dan atau keluarganya, satu saksi dari pihak
keluarga, dan satu saksi dari pihak Rumah Sakit;
5. Lembar Persetujuan Tindakan Medis dapat ditandatangani
Kepala Rumah Sakit apabila pasien dalam kondisi emergency
dan pihak keluarga tidak ada sampai batas waktu ½ jam dari
jadwal operasi dan juga untuk pasien yang tidak mampu;
6. Apabila keluarga tidak setuju dengan tindakan operasi yang akan
dilaksanakan setelah mendapat penjelasan dari Operator dan
atau pihak rumah sakit, maka pasien dan atau keluarganya
melakukan penolakan tindakan operasi dengan Lembar
Penolakan Tindakan Medis;
7. Apabila pasien telah dirawat maka petugas terkait dimana pasien
dirawat, mendaftarkan pasien tersebut ke Petugas Kamar
Operasi untuk pelaksanaan operasi termasuk hari dan jam
operasi;
8. Apabila pasien rujukan, maka petugas PAT mendaftarkan pasien
tersebut ke Petugas I untuk pelaksanaan operasi termasuk hari
dan jam operasi;
9. Demikian juga apabila pasien Rawat Jalan (ODC “One Day
Care”), maka petugas PAT mendaftarkan pasien tersebut ke
Petugas Kamar Operasi untuk pelaksanaan operasi termasuk
hari dan jam operasi;
10. Petugas Kamar Operasi menulis pendaftaran operasi di Buku
Register Operasi sesuai tanggal dan jam operasi;
11. Petugas Pengirim pasien dari Instalasi terkait melengkapi
persyaratan administrasi dari pasien antara lain:
a. Status Lengkap Pasien atau Rekam Medis pasien;
b. Lembar Persetujuan Operasi dari Operator;
c. Data Pemeriksaan Penunjang;
d. Blangko Pendaftaran Operasi.
B. Pelaksanaan Operasi.
1. Di Instalasi asal, Petugas instalasi terkait memberikan perlakuan
pra operasi terhadap pasien antara lain:
a. Pasien yang akan dioperasi, daerah yang berambut harus
diskiren (dicukur);
b. Gigi palsu harus dilepas;
c. Pasien tidak boleh memakai lipstik, cat kuku, dan perhiasan;
d. Pasien harus memakai baju dan topi (mitela) khusus operasi;
e. Pasien keadaan puasa sekitar 6 jam, (kecuali kasus
emergency tergantung kebijakan operator);
2. Petugas Instrument mempersiapkan peralatan untuk proses
operasi pada saat persiapan dan pada pelaksanaan operasi;
3. Semua Team yang akan melakukan operasi berganti pakaian
dengan Seragam Operasi di kamar ganti, setelah itu memasuki
Kamar Operasi dan tidak boleh keluar sampai proses operasi
selesai;
4. Pembiusan pasien oleh Dokter Anastesi dilakukan
sebelum Team Operasi memulai operasi dan hasilnya dicatat di
Status Anastesi;
5. Selanjutnya tindakan operasi dilaksanakan dengan dipimpin oleh
Operator, dan untuk peralatan operasi yang tempatnya berada
diluar kamar operasi maka diambilkan oleh Perawat Sirkulasi;
6. Tindakan medis operasi dicatat pada lembar Laporan Operasi.

C. Perlakuan Pasca Operasi


1. Setelah operasi selesai dilakukan, pasien dibawa ke Ruang Pulih
untuk perlakuan Post Operasi menunggu kesadaran pasien,
keadaan pasien selama post operasi dicatat dalam Lembar Pasca
Bedah di Ruang Pemulihan dan Lembar Observasi Ruang Pulih;
2. Pasien yang sudah dioperasi, setelah sadar di Ruang Pulih maka
pasien keluar dari Instalasi Kamar Operasi, sedangkan untuk
pasien yang kondisinya gawat darurat setelah pelaksanaan
operasi maka dipindahkan ke kamar ICU untuk perawatan
intensif.
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PEMBAGIAN TUGAS PERSONEL OK
H. L. Manabmabi
(ASISTEN 1 DAN 2)
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Petugas yang membantu operator melaksanakan operasi


TUJUAN Sebagai acuan pembagian tugas menjadi asisten agar terlaksananya
operasi dengan baik dan aman
KEBIJAKAN Kriteria / syarat menjadi asisten :
1. Dokter/Paramedik terlatih secara intern RS
2. Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptic
3. Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan
kemungkinan kegawatan
4. Mampu mengelola pasien gawat
5. Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan
6. Mengenal karakteristik operator
7. Teliti dan cekatan
8. Diutamakan berpengalaman
PROSEDUR 1. Asisten utama (asisten satu)
Tugas:
1. Sebelum operasi
a. Berkomunikasi dengan operator mengenai rencana
tindakan operasi dan kemungkinan komplikasi
b. Memastikan identitas pasien dan kelengkapan administrasi
c. Memeriksa pasien yang akan di operas
d. Memastikan kelengkapan instrumen dan peralatan
e. Memastikan kesiapan kegawatan
f. Memastikan kesiapan anestesi
g. Memastikan kesiapan fasilitas ruangan operasi
h. Membantu memposisikan pasien
i. Membantu operator melakukan antiseptik
j. Membantu operator menutupi pasien dengan duk steril
k. Berkomunikasi dengan anestesi tentang kesiapan tindakan
operasi dan kondisi pasien
 Cuci tangan bedah dan mengenakan jas operasi

2. Selama Operasi :
a. Membantu operator dalam setiap tindakan yang dilakukan
b. Memberikan lapang pandang yang baik pada area operasi
dan bersih sepanjang operasi
c. Memantau dan meminimalisir perdarahan
d. Mengawasi kondisi pasien dan berkomunikasi dengan
anestesi
e. Mengawasi kinerja instrumenter dan asisten dua
f. Mengantisipasi kebutuhan operator baik kebutuhan
personal maupun kebutuhan tindakan operasi selangkah di
depan operator
g. Bertindak sebagai manajer dari tim pendukung operasi

3. Sesudah operasi
a. Membantu menutup luka, membersihkan pasien
b. Membantu anestesi mengamankan pasien
c. Membantu transport pasien
d. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien
e. Berkomunikasi dengan operator tentang follow up pasien

2. Asisten madya (asisten dua)


Tugas:
1. Sebelum Operasi
a. Bersama omloop menyiapkan instrumen dan alat-alat
termasuk benang jahit, jarum, juga ketersediaan obat-
obatan anestesi, dan cairan
b. Melakukan cuci tangan bedah,memakai jas operasi dan
sarung tangan steril dengan teknik yang benar
c. Bila tersedia meja mayo, maka siapkan meja mayo
d. Membantu dokter atau asisten satu dalam tindakan
antiseptik kulit. Berdiri pada disisi operator / asisten satu
saat melakukan antiseptik kulit.
e. Membantu menutup pasien dengan duk steril
2. Selama Operasi
a. Memperhatikan jalannya operasi dan mencoba membaca
keperluan operator satu langkah lebih dahulu.
b. Menghitung selalu kasa yang tersedia di area operasi dan
kasa yang sudah terpakai. Buang Kasa yang sudah terpakai
pada tempat sampah infeksius
c. Menjaga agar daerah operasi selalu rapi dan kering
d. Membantu sehingga Instrumen tidak boleh menumpuk tapi
harus tersusun.
e. Sebelum menutup luka, hitung kembali kasa ,instrumen,
jarum.
3. Pasca Operasi
a. Membersihkan luka operasi dengan Na Cl 0,9% steril ,
keringkan dengan kasa kering
b. Luka operasi ditutup dengan kompres betadine dan kasa
steril dan difixir dengan plester / Hypafix Lepaskan duk,
periksa duk klem jangan sampai tertinggal
c. Rendam instrumen dalam waskom plastik berisi larutan
chlorine 0,5%, biarkan selama10 menit. Rendam secara
sekaligus jangan menambah sedikit-sedikit instrumen yang
direndam.
d. Bisturi di buang di tempat sampah benda tajam
e. Membantu melakukan spooling / bilas kanul dan selang
dengan air chlorine 0,5% dan air bersih
f. Cuci handschoen dengan chlorine 0,5% sebelum
dilepaskan. Jangan lepas handschoen sebelum semua
pekerjaan selesai.
g. Membantu kegiatan omloop dan instrumenter
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PEMBAGIAN TUGAS PERSONEL OK
H. L. Manabmabi
CIRCULER (Onloop)
Abdul Kadir
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Petugas kamar operasi yang tidak steril ( tidak memakai jas operasi
tidak memakai handschoen steril)
TUJUAN Sebagai acuan pembagian tugas menjadi circuler / omloop yaitu
membantu memenuhi seluruh kebutuhan kamar operasi, operator,
anestesi, instrumenter dan pasien sebelum, selama dan sesudah
operasi. Membantu team yang steril dengan supply yang steril agar
terlaksananya operasi dengan baik dan aman
KEBIJAKAN Kriteria / syarat menjadi circuler / omloop :
1. Paramedik / bidan terlatih secara intern RS
2. Menguasai betul / fasih teknik aseptik antiseptic
3. Mengenal dengan baik teknik operasi yang dilakukan dan
kemungkinan kegawatan
4. Mengenal dengan baik instrumentasi yang diperlukan dan letak
penyimpanan instrumen dan bahan medik lain dalam kompleks OK
5. Cekatan dan inisisatif
PROSEDUR Tugas :
1. Sebelum Operasi
a. Cuci tangan bedah tapi tidak memakai jas dan handschoen
steril. Handschoen dapat yang steril tapi tidak dijaga
sterilitasnya.
b. Memeriksa kebersihan ruangan , membersihkan ruangan jika
belum dibersihkan
c. Membantu mempersiapkan instrumen bersama instrumenter
d. Identifikasi pasien dan serah terima pasien, memastikn
kelengkapan administrasi
e. Membantu transport pasien senyaman mungkin
f. Mengganti pakaian pasien
g. Membantu memposisikan pasien di meja operasi
h. Menyambungkan alat-alat ke supply listrik, menyambungkan
selang dan kabel steril dengan alat yang non steril seperti
suction atau diatermi
i. Membantu team steril mengenakan apron, jas operasi, sepatu
goggle
j. Mengisi buku catatan operasi, catatan pasien, formulir
pemeriksaan, dsb.
2. Selama Operasi
a. Melihat jalannya operasi dan selalu memenuhi alat, supply
atau instrumen yang dibutuhkan team
b. Menghitung kasa yang dipakai
c. Memperhatikan kebutuhan pasien semisal pasien kedinginan,
infus habis, posisi dsb
d. Selalu berkomunikasi dengan seluruh tim . Bila keluar ruangan
agar memberitahukan instrumenter
e. Menerima spesimen dengan baik dan mengelolanya dengan
benar
f. Membantu kebutuhan personal tim steril seperti menghapus
keringat, menghapus cipratan darah, membenahi pakaian ,
menyediakan alas kain pada lantai dsb
g. Menjaga agar ruang operasi selalu bersih , rapi, dan nyaman
3. Setelah Operasi
a. Menyediakan waskom chlorine 0,5% untuk cuci handschoen
operator, melepaskan jas operasi
b. Memasangkan plester pada kasa
c. Membersihkan pasien dari darah dan kotoran lainnya dari
tubuh.
d. Memakaikan pakaian pasien dengan baik
e. Transport pasien ke ruang pemulihan bersama penata
anestesi atau serah terima pasien dengan petugas rawat
inap.
f. Menyiapkan laporan operasi, formulir pemeriksaan, atau resep
, serta konsumsi untuk operator
g. Membantu instrumenter membersihkan alat dan instrumen
h. Membersihkan ruangan operasi dan menyiapkan ruangan
operasi
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PROSEDUR TINDAKAN CUCI TANGAN BEDAH
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Surabaya
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Suatu prosedur untuk menghilangkan mikroorganisme dan kotoran


pada kulit dari jari-jari tangan sampai lengan dan mengurangi
penyebaran bakteri yang ada pada kulit.
TUJUAN 1. Mengurangi resiko terjadinya infeksi pada pasien
1. Mengurangi penyebaran bakteri yang ada pada kulit.
KEBIJAKAN
PERALATAN a. Cairan/sabun antimikroba (clorhexidine 4%)
b. Sikat steril (tediri dari spon dan sikat kuku)
c. Pembersih kuku
d. Sandal tertutup
e. Masker
f. Penutup kepala/cap
g. google

PROSEDUR 4. Melepaskan perhiasan mulai dari cincin , jam tangan dan gelang
serta memastikan kuku pendek, bersih, tidak memakai cat kuku
atau memakai kuku palsu.
5. Menutup kulit yang tergores/luka mulai dari jari-jari tangan sampai
lengan dengan pembalut yang kedap air
6. Memastikan bahwa penutup kepala, masker dan google telah
terpasang dengan baik.
7. Waktu yang di perlukan untuk scrub pertama 5 menit , scrub
berikutnya 3 menit apabila langsung operasi lagi.
8. Membuka sikat scrub
9. Membasahi dan menggosok kedua tangan sampai siku dengan
cairan antiseptic/antimikroba ( chlorheksidin 4%)
10. Membersihkan kuku dari kotoran yang ada dibawah kuku, dengan
menggunakan alat pembersih kuku yang tersedia di bawah air
mengalir setelah dipakai langsung buang alat tersebut di di tempat
sampah non medis
11. Memberi cairan antiseptik/antimikroba chlorhexidine 4 %
secukupnya ratakan pada kedua tangan hingga berbusa /
menggunakan spon yang sudah ada antiseptiknya dengan gerakan
memutar dari jari-jari tangan sampai ke atas siku
12. Membersihkan kuku dengan sikat kuku pada tangan kanan dan kiri
masing- masing 1 menit ( hanya kuku ) , setelah selesai sikat kuku
di buang (tinggal sponnya).
13. Membilas tangan dan lengan mulai jari-jari sampai siku dengan
sekali bilas dan pastikan sudah bersih dengan posisi tangan lebih
tinggi dari siku
14. Memberi cairan antiseptik/antimikroba (chlorhexidine 4%)
secukupnya pada spon kemudian gosok-gosok sampai berbusa
pada jari tangan sampai ¾ siku dengan gerakan memutar pada
kedua tangan.
15. Menggosok tangan dengan menggunakan spon mulai antara jari-
jari ,telapak tangan ,punggung tangan,pada kedua tangan masing-
masing tangan 1 menit
16. Membuang spon dan membilasnya mulai dari jari-jari sampai ¾
siku sampai bersih dengan posisi tangan selalu lebih tinggi dari
siku.
17. Memberi cairan antiseptik /antimikroba (chlorhexidine 4%) pada
telapak tangan kemudian usapkan cairan antiseptik tersebut pada
jari-jari tangan sampai pergelangan tangan masing- masing 30
detik.
18. Membilas sampai bersih pada masing-masing tangan dengan
posisi tangan lebih tinggi dari siku.
19. Mengeringkan kedua tangan dengan handuk steril sampai kering
,dimulai dari mengeringkan ujung jari sampai ke siku dan
memastikan handuk steril yang sudah di pakai tidak dipakai lagi,
yaitu dengan cara di balik untuk mengeringkan tangan yang
satunya.
UNIT TERKAIT
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
MEMAKAI GAUN STERIL UNTUK OPERASI
H. L. Manabmabi
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Adalah suatu aktivitas memakai gaun steril untuk pembedahan di kamar
operasi.
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah dalam memakai gaun steril untuk
operasi.
KEBIJAKAN 1. Memakai gaun steril dilakukan setelah melakukan prosedur cuci
tangan bedahmelakukan
2. Prosedur dilakukan dengan prinsip steril
3. Gaun steril khusus untuk operasi ( lengan panjang, kaus elastik
pada ujung lengan ).
4. Model overlapping yaitu sisi kanan bagian belakang menutup
semua bagian belakang
PROSEDUR Persiapan alat :
Jas steril yang ditempatkan di menja yang sudah ditutup dengan
kain alas steril

Persiapan personel
Perawat instrument sudah melakukan cuci tangan bedah

Langkah-langkah pelaksanaan :
1. Perawat sirkuler membuka set jas steril,
2. Waktu memasuki kamar operasi ke dua tangan selalu lebih
tinggi daripada siku menuju ke meja jas
3. Angkat handuk yang terlipat dari kemasannya tanpa menyentuh
sarung tangan atau pembungkus kertas yang steril.
4. Menjauhlah dari kemasan, buka handuk seluruhnya, pegang
handuk agak menjauh sehingga tidak terkontaminasi oleh
sentuhan baju atau pakaian yang tidak steril lalu keringkan
kedua telapak dan punggung tangan.
5. Dengan hati-hatu lipat handuk bentuk segitiga teruskan
keringkan ke atas lengan sampai siku, jangan kembali ke daerah
yang sudah dikeringkan
6. Setelah lengan pertama kering, balikkan handuk dan gunakan
bagian sisanya untuk mengeringkan tangan yang lain.
7. Jatuhkan handuk kedalam keranjang sampah atau keranjang
untuk pakaian kotor.
8. Angkat jas yang terlipat dari kemasan steril tanpa menyentuh
bungkus sarung tangan atau pembungkus yang steril.
9. Pegang tepi lipatan jas yang ada, buka jas di depan anda tetapi
hanya menyentuh bagian dalam jas.
10. Pastikan bahwa anda berada dalam ruangan yang cukup luas
untuk membuka jas tanpa menyentuh peralatan.
11. Temukan lubang dengan lengan jas dan masukkan ke dua
lengggan ke dalamnya, jangan biarkan tangan melewati manset
jas ketika melakukan teknik sarung tangan tertutup.
12. Perawat sirkuler yang ada dalam ruang operasi akan memegang
bagian jas ke atas, kemudian mengikat tali leher dan tali
pinggang di belakang. Hanya boleh menyentuh bagian dalan jas
yang terkontaminasi.
13. Lakukan teknik memakai sarung tangan tertutup.
14. Setelah memakai sarung tangan berikan pelindung yang
membungkus tali pengikat dari panel belakang perawat sirkulasi.
15. Selama perawat sirkulasi memegang kertas pelindung,
berputrlah 360° kemudian tali dari bungkus pelindung dan ikat
tali pinggang di depan.
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
PEMBERSIHAN KAMAR OPEASI
H. L. Manabmabi
(Cleanig Of Operating Room)
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

PENGERTIAN Persiapan Kamar Operasi meliputi pembersihan ruangan secara


berkala.
TUJUAN Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam
melaksanakan jadwal membersihkan kamar operasi
KEBIJAKAN 1. Pembersihan kamar operasi dilakukan oleh petugas kamar operasi.
2. Pembersihan kamar operasi dibagi dalam tiga tahapan, yaitu :
a. Pembersihan harian
Dilaksanakan setiap hari terutama setelah tindakan operasi
selesai.
b. Pembersihan mingguan
Dilaksanakan setiap hari sabtu setelah operasi selesai
c. Pembersihan bulanan
Dilaksanakan setiap akhir bulan
PROSEDUR 1. Pembersihan Harian
a. Setiap hari seluruh permukaan lantai ruangan OK di bersihkan
dan di desinfeksi
b. Meja Operasi dibersihkan dan didesinfeksi. Bebaskan pengunci
roda, lantai dibawah meja operasi dibersihkan dan didesinfeksi.
Roda meja operasi digelindingkan ke atas cairan desinfektan
bolak balik. Setelah selesai semua,kembalikan meja operasi ke
posisi semula dan kunci rodanya.
c. Semua kabel dan selang alat yang beada di dalam ruangan
bedah dibersihkan
d. Alat-alat penunjang seperti suction, cauter meja instrumen bila
terkontaminasi cairan tubuh pasien dibersihkan dan dibawa
keluar OK. Hati hati kontaminasi roda. Bila perlu roda
dibersihkan
UNIT TERKAIT IBS
PROSEDUR TETAP
Rumah Sakit
UNIVERSAL PRECAUTION
H. L. Manabmabi
(KEWASPADAAN UMUM)
Abdul Kadir
Nomor Revisi Halaman
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
a.n Direktur Rumah Sakit
H. L. Manabmabi Abdul Kadir
Direktur Pelayanan Medis

Dr. Wiwien Ristanto


PENGERTIAN Kewaspadaan dini adalah suatu keadaan yang harus dilakukan
secepatnya tentang adanya kasus/tersangka agar dapat segera
dilakukan tindakan atau langkah untuk membatasi kasus
kejadian/penyakit yang terkait.
TUJUAN 1. Mencegahan infeksi di rumah sakit
2. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua
kondisi
3. Salah satu bagian inti dari teknik isolasi
4. Suatu bentuk upaya pencegahan penularan atau meningkatnya
angka penyakit di rumah sakit terkait
KEBIJAKAN 1. Standart rumah sakit yang tidak punya pengelolaan kewaspadaan
dini akan diturunkan levelnya.
2. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan
paramedic
3. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan
dilakukan strilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur
sterilisasi alat penanganan jenazah
4. Petugas Rumah Sakit melakukan untuk penanganan yang
dilakukan oleh rs dibawah tanggung jawab RS yang bersangkutan
penyakit –penyakit dalam tingkatan ini adalah HIV-AIDS dan FLU
burung tetapi tidak menutup penyakit lain yang punya kategori
hampir sama.
PROSEDUR 1. Disiapkan alat :
 Antiseptik : alkohol 60- 90%,klorheksidin 2-4 %, povidon iodin +
alkohol 3 %
 Air dari kran yang mengalir
 Alat pelindung diri diantaranya : sarung tangan, kaca mata,
pelindung muka (masker dan kaca mata), gaun/jubah/apron
dan pelindung kaki

2. Penatalaksanaan
 Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan
antiseptik bisa pilih salah satu antiseptik dan dilanjutkan
dengan mencuci tangan kembali dengan air mengalir selam 2-5
menit
 Semua petugas memakai alat pelindung semua alat haru
dipakai pada saat menangani jenazah penyakit dalam
kewaspadaan dini untuk mengurangi pejanan darah dan cairan
tubuh jenazah
 Setelah proses penatalaksanaan jenazah (sesuai protap
penalaksanaan jenazah) petugas melepasakan semua
peralatan.
 Pengelolaan alkes bekas pakai (dekoytaminasi, streilisasi ,
diinfeksi sesuia protap penatalaksanaan pengelolaan alkes
bekas pakai
 Pengelolaan benda tajam : untuk benda habi paki yang berupa
benda tajam pengelolaan sampah dengan dibakar di incinerator
 Selanjutnya pengelaolaan limbah ruangan di RS sesuai
prosedur di Rumah Sakit masing-masing
UNIT TERKAIT RS Bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai