Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Adalah syarat atau tata cara yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh
semua petugas yang akan masuk kamar operasi .
Prosedur 1. Persiapan
a. Baju khusus kamar operasi.
b. Topi.
c. Masker
d. Sandal khusus kamar operasi.
2. Pelaksanaan
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Prosedur yang mengatur pengelolaan dan pelayanan kamar operasi agar
dapat berjalan dengan lancar dan baik sehingga pasien yang akan menjalani
operasi mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat, cepat dan bermutu.
Unit Terkait Agar semua pelayanan kamar operasi berjalan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
Penampilan
Periksa kerapian pakaian seragam.
Alat-alat
a. Form sign in,time out dan sign out.
b. Form penjadwalan operasi .
c. Form kejadian khusus
2. Pelaksanaan
a. Petugas IGD, VK ,Rawat inap dan ICU/ICCU mengirim penjadwalan
operasi.
b. Lakukan proses sign in, time out dan sign out dengan pemeriksaan
identitas pasien, nama dokter, pemastian teknik serta lokasi operasi
bagi semua pasien yang akan dioperasi , menghitung kasa, instrumen
bedah, jarum, big gaas sebelum dan sesudah operasi dan mengisi ijin
operasi.
c. Laporkan kepada kepala IBS apabila terjadi kecelakaan atau kegagalan
operasi atau prosedur lainnya
d. Hubungi perawat kamar bedah untuk penjadwalan operasi yang
dilakukan oleh dokter yang bersangkutan dan petugas ruangan.
e. Lakukan penanganan dan prosedur khusus pada pelayanan kamar
operasi bagi pasien - pasien dengan infeksi untuk mencegah terjadinya
nosokomial infeksi.
f. Tangani keidaksesuaian perhitungan kasa atau instrumen dalam
proses operasi dengan prosedur yang telah ditentukan.
g. Semua tindakan operasi yang telah dilakukan akan dibuat laporan
operasi oleh Dokter Bedah dan Dokter Anestesi.
3. Hal yang perlu diperhatikan
a. Pelayanan kamar operasi disiapkan 24 jam perhari dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Pelayanan operasi elektif jam 08.00 -14.30 WITA
2) Pelayanan operasi emergensi 24 jam penuh
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN PELAYANAN KAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 2/2
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Tujuan Agar perawat, dokter dan petugas lain mengetahui daerah mana yang mereka
lalui dalam upaya mempertahankan kesterilan udara, peralatan / insrumentasi
ruangan operasi .
Kebijakan
Prosedur a. Persiapan
Penampilan
Periksa kerapian pakaian seragam.
Alat-alat
a. Plester warna hijau, kuning dan merah.
b. Sandal khusus kamar operasi.
b. Pelaksanaan
a. Langsung buka alas kaki dari luar ruang operasi sebelum masuk ke
area bebas yang ditandai dengan plester warna hijau
b. Mengganti pakaian luar dengan pakaian khusus kamar operasi
c. Langsung memakai sandal khusus kamar bedah saat berada di
daerah bebas, semi ketat dan ketat
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Apabila plester lantai sudah kusam atau hilang harus diperbaharui.
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Tujuan Adanya pengawasan terhadap keadaan alat dan barang rumah sakit.
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
Penampilan
Periksa kerapian pakaian seragam.
Alat-alat
a. buku permintaan barang
b. buku inventaris alat
c. alat tulis
2. pelaksanaan
a. pengecekan alat tenun setiap bulan pada hari sabtu minggu ke 4 oleh
prakarya
b. pengecekan alat rumah tangga setiap bulan pada hari sabtu minggu
ke 4 oleh petugas cleaning service
c. pengecekan alat medis dan non medis setiap bulan pada hari sabtu
minggu ke 4 oleh supervisor keperawatan
d. pengecekan ATK setiap bulan pada hari sabtu minggu ke 4 oleh
tenaga administrasi
e. pengecekan bahan habis pakai setiap bulan pada hari sabtu minggu
ke 4 oleh staf perawat bedah
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
Semua inventarisasi yang dilakukan harus dibuat dalam buku laporan.
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
Penampilan
Pakaian kamar operasi.
Alat-alat
a. Alat tulis
b. ALat-alat kesehatan.
2. pelaksanaan
a. Lakukan tindakan pertolongan.
b. Laporkan kepada kepala Instalasi dan unit K3 RS untuk penelitian
faktor penyebab dan pendataan.
c. Lakukan perbaikan atau perubahan supaya dapat meminimalkan
kecelakaan dikamar bedah.
d. Dalam hal kecelakaan terhadap pasien, perlakukan sesuai dengan
prosedur pertolongan pasien darurat dan pelaporan dilakukan kepada
panitia patient safety
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Setiap terjadi kecelakaan harus cepat dilakukan pertolongan.
b. Peralatan untuk pertolongan harus siap pakai.
Unit terkait 1. Intalasi Bedah Sentral.
2. K3 RS
3. Patia patient safety
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERSIHAN RUANGAN DIKAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 1/1
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
a. Sapu.
b. Sikat lantai.
c. Kain pel dan gangangnya.
d. Kain lap
e. Cairan desinfektan lantai, dinding dan alat.
f. Ember.
g. Sapu lawa-lawa.
h. Sarung tangan.
2. pelaksanaan
a. pembersihan rutin harian.
Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah
penggunaan kamar operasi agar siap pakai, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Semua permukaan peralatan yang terdapat dalam kamar operasi
dibersihkan dengan menggunakan cairan desinfektan.
2) Permukaan meja operasi dan matras diperiksa dan dibersihkan.
3) Ember/tempat sampah dibersihkan setiap selesai dipakai
kemudian dipasang kantong plastik yang baru.
4) Semua peralatan yang digunakan untuk pembedahan dibersihkan
5) noda – noda yang ada pada dinding harus dibersihkan.
6) Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan menggunakan cairan
desinfektan
7) Lubang angin, kaca jendela dan kusen dibersihkan.
8) Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari kamar operasi,jika alat
tenun tersebut bekas pasien infeksi,maka penanganannya sesuai
prosedur yang berlaku.
9) Lampu operasi dibersihkan setiap hari, pada waktu
membersihkan, lampu harus dalam keadaan dingin.
10) Alas kaki (sandal) khusus kamar operasi dibersihkan setiap
minggu.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERSIHKAN RUANGAN DIKAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 1/1
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
b. pembersihan mingguan.
Pembersihan mingguan dilakukan setiap minggu pada kamar
operasi secara keseluruhan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dilakukan setiap hari minggu oleh petugas kebersihan.
2) Semua peralatan yang ada di dalam kamar bedah di dikeluarkan
dan diletakan dikoridor/didepan kamar bedah.
3) Peralatan kamar bedah harus dibersihkan atau dicuci dengan
memakai cairan desinfektan.
4) Permukaan diding dibersikan memakai waslap dengan
desinfektan.
5) Lantai disemprot dengan menggunakan diterjen, kemudian
permukaan lantai disikat, setelah bersih dikeringkan.
6) Setelah lantai bersih dan kering peralatan yang sudah dibersihkan
dapat dipindahkan kembali dan diatur kedalam kamar operasi.
e. Pembersihan sewaktu
Pembersihan sewaktu dilakukan bila kamar operasi digunakan untuk
tindakan pembedahan pada kasus infeksi besar dan spesifik, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh, meliputi dinding,
meja operasi, meja interument, dan semua peralatan yang ad
dikamar operasi.
2) Instrument dan alat bekas pakai harus dipindahkan atau tidak
boleh dicampur dengan alat yang lain sebelum didisinfektan.
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
Pembersihan harian dilakukan oleh tenaga cleaning service
Pembersihan mingguan dan sewaktu dilakukan oleh semua petugas kamar
operasi.
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Adalah suatu proses penanganan alat medis yang mengalami gangguan atau
kerusakan
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
a. Alat medis yang rusak
b. Buku laporan perbaikan alat
c. Form perbaikan alat
d. Alat tulis
2. Pelaksanaan
a. cek alat medis yang rusak untuk menentukan jenis kerusakan alat
medis.
b. dilaporkan kerusakan alat/mesin kepada IPRS dengan diketahui oleh
Kepala perawat kamar operasi
c. Catat pada buku laporan perbaikan alat.
d. Perbaikan dapat dilakukan di kamar operasi atau menyerahkan alat
medis yang bermasalah untuk diperbaiki pada sarana IPRS.
e. Bersama petugas IPRS tentukan estimasi waktu penyelesaian
kerusakan alat medis.
f. Pantau perkembangan perbaikan alat medis yang dikirim pada sarana
IPRS
g. Setelah alat selesai diperbaiki alat diterima kembali dan ditulis pada
buku perbaikan alat.
h. Melengkapi form perbaikan alat dari IPRS dan ditandatangani oleh
kepala perawat kamar operasi.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Saat alat medis yang rusak diperbaiki, apabila saat itu menganggu
pelayanan bedah maka harus ada pemberitahuan kesemua tim bedah
bahwa pelayanan bedah dikamar operasi ditunda atau dipindah kekamar
operasi lain.
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
OPERASIONAL
Pengertian Adalah permintaan, merencanakan pengantian alat medis dan penambahan
alat medis baru tahunan di instalasi bedah sentral.
Tujuan 1. Untuk melengkapi kebutuhan alat medis baru /tahun di Instalasi Bedah
Sentral sebagai penunjang pelayanan bedah dan anestesi.
2. Untuk menganti alat medis yang rusak ( tidak dapat diperbaiki ) agar
pelayanan bedah dan anestesi tetap yang baik.
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
a. Form permintaan perencanaan alat medis baru.
b. Alat tulis.
2. pelaksanaan
a. Lakukan pendataan/inventrisir alat medis yang rusak yang akan di
ganti.
b. Lakukan pendataan/inventarisir alat medis baru untuk kebutuhan
pengembangan pelayanan bedah dan anestesi/tahun
c. Membuat telaahan dan atau mengisi daftar permintaan alat medis
yang dibagikan bidang pelayanan pada perencanaan belanja tahunan
rumah sakit.
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Penyusunan urutan atau prioritas permintaan alat medis harus
disesuaikan dengan tingkat urgency alat tersebut.
b. Pemilihan alat medis harus mengutamakan alat yang terdapat dalam
daftar alat pada e-catalogue
Unit Terkait 1. Unit logistik.
2. Instalasi Bedah Sentral.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN SAMPAH DI INSTALASI BEDAH
SENTRAL
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Pelaksanaan pengelolan sampah di instalasi bedah sentral dengan tepat dan
ketat, yaitu :
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Tujuan Agar keadaan darurat pelayanan kamar bedah siap setiap saat dalam
menangani atau menghadap keadaan darurat benana.
Kebijakan
Prosedur a. Laporkan keadaan siaga kepada kepala Instalasi jika menerima laporan
siaga atau keadaan darurat bencana dari tim bencana/disarster Rumah
Sakit.
b. Cek kembali keadaan siaga.
c. Kepala Instalasi Bedah Sentral meninstruksikan persiapan kamar
operasi.
d. Pertugas jaga kamar operasi mengubungi semua tim yang bertugas (
Dokter ahli bedah, dokter anestesi, perawat anestesi, asisten dan petugas
penunjang ).
e. Laksanakan tindakan kooordinasi dan tindakan pembedahan.
f. Penerimaan laporan keadaan siaga selesai.
Unit Terkait
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGENDALIAN INFEKSI DAN PERLINDUNGAN DARI
PENULARAN PENYAKIT HIV/HEPATITIS
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Tujuan agar ada pencegahan atau pengendalian dari penyakit hepatitis dan HIV
menjamin keselamatan petugas dan pasien
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
a. Periksa kerapian pakaian seraam
b. Apron
c. Sarung tangan
2. Pelaksanaan
a. Terima pasien di kamar bedah dengan memperhatikan penyakit yang
ada pada pasien dengan penyakit menular seperti hepatitis atau HIV
b. Gunakan sarung tangan ganda
c. Gunakan apron sekali pakai
d. Gunakan linen bedah sekali pakai
e. Beri keterangan tertulis HEPATITIS atau HIV pada kontainer
instrumen bedah
f. Lakukan pembersihan ruangan dan alat medis setelah operasi seperti
biasa
3. Hal- hal yang perlu diperhatikan
a. Apabila menggunakan linen daur ulang maka dimasukkan ke dalam
kontainen linen tersendiri dengan diberi keterangan tertulis seperti
pada kontainer instrumen bedah
b. Apabila ada petugas yang terpapar darah atau cairan langsung
secepatnya dibilas dan dicuci dengan bahan desinfektan dan laporkan
kejadian kepada unit K3
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. Laundry
3. K3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENYIMPANAN BAJU BERSIH, LINEN DAN ALAT
STERIL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Adalah proses dan usaha penimpanan linen berih dari laundry dan
penyimpana alat linen ang sudah isterlkan sebelum dipakai.
Prosedur 1. Persiapan
Penampilan
Periksa kerapian pakaian seragam
Alat –alat
a. Bak linen bersih
b. Trolli
c. Buku ekspedisi linen
d. Alat tulis
e. rak
2. Pelaksanaan beju bersih
a. terima dan cek lnen dari loundry yang telah sudah bersih
b. cek jumlah linen pada buku eksedisi apakah sesuai dngan jumlah sat
mengirim ke loaundry.
c. Linen bersih dibawa menggunakan kontainer baju bersih dan trolli dan
disusun di rak baju petugas dan baju pasien, pisahkan sesuai ukuran
pakaian
d. Pisahkan baju celana panjang topi sesuai dengan tempatnya.
3. Pelaksanaan linen dan alat steril
a. Ambil alat steril dari CSSD dan masukkan ke dalam kontainer alat
steril
b. Lakukan pengecekan dan sesuaikan dengan buku ekspedisi alat steril
c. Bawa ke kamar operasi dengan trolli melalui jalur bersih
d. Masukkan linen dan alat steril ke ruang penyimpanan alat steril dan
susun pada rak
e. Atur posisi penyusunan agar linen dan alat berada pada rak yang
terpisah
4. perhatian
a. susun semua baju, linen dan alat dengan rapi sesuai tempat
b. suhu ruang penyimpanan linen dan alat steril harus selalu dingin
dengan kelembaban maksimal 60°
c. pintu ruang penyimpanan alat steril harus selalu dalam keadaan
tertutup
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENYIMPANAN BAJU BERSIH, LINEN DAN ALAT
STERIL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Tata cara penggunaan alat pengisap cairan di Instalasi Bedah Sentral
Kebijakan
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Suatu kegiatan sterilisasi ruangan yang dilakukan secara menyeluruh pada
setiap kamar bedah
Prosedur 1. Persiapan
Heva filter
2. Pelaksanaan
a. Hidupkan hevafilter 30 minimal 30 menit sebelum operasi dimulai
b. Atur suhu pendingin kamar minimal 20° celcius
c. Pertahankan penggunaan hevafilter selama operasi sampai dengan
semua kegiatan operasi selesai dilaksanakan
d. Pertahankan kelembaban udara kamar operasi maksimal 60%
e. Lakukan pembersihan ruang pembedahan dan alat kesehatan
sebelum dan setelah operasi
f. Pertahankan suhu ruang pembedahan minimal 22° celcius selama
ruang pembedahan tidak digunakan dengan menyalakan pendingin
ruangan atau AC.
g. Untuk kamar operasi tanpa fasilitas hevafilter bersihkan kamar operasi
sebelum dan setelah kegiatan operasi
h. Setelah selesai dibersihkan dan kamar operasi tidak digunakan
hidupkan alat sterilitas ruangan (lampu UV atau portable ozon)
i. Gunakan air sterillisator selam kegiatan operasi berlangsung
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Tata kelola seluruh douk dan jas operasi setelah digunakan pada tindakan
pembedahan
Prosedur 1. Persiapan
a. Sarung tangan non steril
b. apron
c. Topi
d. Masker
e. Kontainer linen infeksius
f. Kantong plastik infeksius (kuning)
2. Pelaksanaan
a. Pakai APD
b. Lepas douk dan jas operasi didalam ruangan pembedahan setelah
melakukan tindakan operasi sesuai prosedur.
c. Tempatkan douk dan jas operasi daur ulang ke dalam kontainer linen
infeksius
d. Untuk douk dan jas operasi sekali pakai langsung masukkan ke dalam
tempat sampah infeksius
e. Apabila douk dan jas operasi bekas terindikasi menularkan penyakit
hepatitis dan atau HIV maka harus diberi keterangan tertulis pada
kontainer linen infeksius tersebut.
f. Kontainer linen infeksisus dikirim ke bagian loundry melalui jalur kotor
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. Instalasi sanitasi
3. Loundry
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGOPERASIAN MEJA OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Prosedur 1. Persiapan
Meja operasi
Sumber listrik
2. Pelaksanaan
a. Untuk meja elektrik, hubungkan meja dengan sumber listrik dan
hidupkan tombol power apabila terdapat fasilitas batree gunakan
tenaga batree saja
b. Lepaskan pengunci meja operasi
c. Tempatkan meja operasi pada posisi sesuai kebutuhan
d. Pasang pengunci meja operasi
e. Uji fungsi pergerakan meja operasi
f. Setelah selesai digunakan kembalikan meja operasi ke posisi sentral
g. Lepaskan pengunci meja, kembalikan ke posisi meja operasi saat
kamar operasi tidak digunakan
h. Pasang kembali pengunci meja
i. Pasang perlak, alas meja dan under pad
j. Untuk meja elektrik matikan power dan lepas kabel power listrik
k. Untuk meja operasi dengan fasilitas batree lakukan pengisian batree
setiap hari sabtu dengan menghubungkan meja operasi dengan
sumber listrik selama minimal 10 jam
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN MESIN ELEKTROCAUTER
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Prosedur 1. Persiapan
Alat-alat
a. mesin elektrocauter dan peralatan pendukung
b. Sumber listrik
2. Pelaksanaan
a. Hubungkan kabel power mesin eletrokauter pada arus listrik
b. Hidupkan mesin cauter dengan menekan tombol power
c. Pasang arda cauter pada pasien (pada daerah otot besar).
d. Pilih penggunaan monopolar atau bipolar atau keduanya sekaligus
e. Atur tegangan pada tombol koagualan, cutting dan bipolar sesuai
kebutuhan pembedahan
f. Sambungkan pensil cauter pada mesin.
g. Lakukan tes fungsi lampu indikator elektrocauter
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Cek tombol ALARM apabila menyala dan berbunyi berati terdapat
pemasangan yang tidak tepat pada mesin.
b. Apabila pensil cauter tidak dilengkapi koagulan dan catting , gunakan
pedal mesin cauter , untuk koagulan warna biru dan cutting warna
kuning.
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SISTEM PEMBUANGAN GAS MEDIS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Pembuangan gas medis dari mesin anestesi selama operasi dengan general
anestesi
Tujuan 1. Agar gas buang anestesi tidak terhirup kembali oleh petugas
2. Mengurangi resiko cedera petugas
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
a. Outlet gas buang
b. Selang scapenging
2. Pelaksanaan
a. Kontrol mesin anestesi apakah selang ada bocor ataupun terlipat.
b. Pastikan selang scapenging sudah dalam keadaan disalurkan pada
outlet gas buang
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Pastika sambungan selang dan outlet terpasang rapat
b. Ganti bahan saring gas anestesi apabila telah berubah warna
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGATURAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN
KAMAR OPERASI
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Tujuan 1. Agar suhu dan kelembaban dan kamar operasi terjaga dengan baik
2. Mengurangi resiko tumbuhnya jamur daladm kamar operasi
3. Mengurangi resiko infeksi pada pasien
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
a. Alat termoregolator (pengukur suhu dan kelembaban).
b. Air Conditioner
2. Pelaksanaan
a. Pastikan pengukur suhu berada disetiap kamar operasi.
b. cek pengukur suhu dan kelembaban setiap pada pagi hari kerja
c. Jika tidak sesuai dengan suhu yang diinginkan/sesuai dengan standar
19-24°C degan kelembaban maksimal 60 % segera laporkan kepada
kepala perawat kamar bedah
d. Bila perlu perbaikan AC laporkan dengan IPRS
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Suhu udara ruang pembedahan dan ruang penyimpanan alat steril
harus berada pada 19-24°C
b. Kelembaban udara ruang pembedahan tidak boleh lebih dari 60%
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. IPRS
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
CADANGAN GAS MEDIS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Penyediaan gas medis cadangan untuk kebutuhan pembiusan (O2 dan N2O)
di kamar operasi
Tujuan 1. agar persediaan gas medis cadangan selalu ada untuk pelayanan
pembiusan dan pembedahan.
2. Menghindari cedera pada pasien karena permasalahan suplai gas medis
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
a. O2 dalam tabung terisi penuh
b. N2o dalam tabung terisi penuh
c. Troli tabung O2
2. Pelaksanaan
a. Siapkan O2 cadangan minimal 1 tabung pada setiap ruang
pembedahan dengan general anestesi dan ruang pulih sadar
b. Sediakan 1 tabung oksigen di atas troli
c. Sediakan minimal 1 N2o yang tersimpan di ruang khusus
d. Pantau keadaan gas medis yang tersambung dengan mesin anestesi
setiap sebelum digunakan
e. Pada penggunaan gas medis sentral apabila terjadi permasalahan
suplai segera lapor dengan petugas IPRS
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Perhatikan setiap warna dan keterangan pada tabung gas medis
cadangan yang berbeda , tidak boleh tertukar.
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. IPRS
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PELAYANAN TENAGA KAMAR OPERASI PASCA
TINDAKAN PEMBEDAHAN
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Suatu kegiatan terstruktur yang diberikan oleh tenaga kamar operasi sesuai
dengan kompentesi yang dimiliki terhadap semua pasien yang telah dilakukan
operasi
Tujuan 1. Tidak terjadi kecelakaan , trauma abnormal dan kejadian yag tidak
diinginkan selama pemulihan kesadaran.
2. Proses pemulihan kondisi pasien berjalan dengan baik dan lancar
Kebijakan
Prosedur 1. Operaor atau asisten operator membuka doek penutup pasien setelah
operasi selesai dan luka tertutup dengan kasa steril terfiksasi dengan
dengan plester.
2. Asisten ,intrumen mengumplkan kembali alat yang dipakai dan
menghitung di bantu oleh perawat sirkuler (onlop), apabila sudah sesuai
dimasukan dalam kontainer alat kotor untuk selanjutnya dikirim ke CSSD.
3. Pasien dibersihkan oleh petugas kamar operasi dan memasang pakaian
pasien.
4. Petugas kebersihan kamar operasi atau perawat membersihkan kamar
operasi.
5. Pasien diawasi oleh penata anestesi dan dibawa keruangan pulih sadar.
6. Diruang pulih sadar diawasi oleh petugas ruang pulih sadar.
7. Petugas di ruang pulih sadar melakukan monitoring kondisi sesuai
standar skorring pasien
8. Petugas ruang pulih sadar menghubungi ruangan dimana pasien dirawat
setelah pasien memenuhi kriteria pindah ruangan sesuai perhitungan
skorring pasien pasca operasi
9. Apabila pasien menjalani operasi dengan lokal anestesi maka tidak
dilakukan penghitungan skor, hanya monitoring keadaan umum pasien
dan apabila dinilai baik dapat langsung di kembalikan kepada petugas
rawat jalan
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PELAYANAN TENAGA KAMAR OPERASI DURANTE
TINDAKAN PEMBEDAHAN
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Suatu kegiatan terstruktur yang diberikan oleh tenaga kamar operasi sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki terhadap semua pasien Saat dilakukan
operasi.
Tujuan 1. Tidak terjadi kecelakaan ,trauma abnormal dan kejadian yang tidak
diinginkan selama tindakan operasi.
2. Proses operasi berjalan dengan baik dan lancar.
Kebijakan
Prosedur 1. Pasien berada dimeja operasi , atur posisi dan fiksasi sesuai dengan
kebutuhan.
2. Dilakukan desinfeksi area operasi oleh asisten operasi
3. Dilakukan penutupan seluruh bagian tubuh dengan duk steril kecuala
area operasi dengan duk berlubang sesuai dengan kebutuhan (drapping).
4. semua petugas pembedahan telah bersiap dan berada dikamar operasi.
5. Petugas anestesi melakukan pembiusan sesuai dengan kebutuhan.
(pembiusan dapat dilakukan sebelum tindakan desinfeksi)
6. Time out
7. Sign out
8. Selama pembedahan dilakukan monitoring secara ketat terhadap kondisi
pasien oleh petugas anestesi dan perawat sirkuler.
9. Perawat sirkuler juga melakukan pengawasan terhadap tingkat sterilitas
petugas pelaksana, alat dan lingkungan serta ketepatan jumlah bahan
operasi
Unit Terkait Instalasi Bedah sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MONITORING FISILOGIS PASIEN SELAMA DAN PASCA
PEMBEDAHAN
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Kebijakan
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Pembagian area di IBS yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan
pelayanan di IBS
Tujuan Adanya pengawasan terhadap inventarisasi alat dan barang rumah sakit .
Kebijakan
Prosedur 1. Persiapan
Alat-alat
a. Plester lantai (hijau, kuning dan merah
b. Denah kamar operasi
2. pelaksanaan
a. Memasang plester pada lantai sebagai pembatasi area di IBS
b. Area umum ke area bebas ditandai dengan plester warna hijau
c. Area bebas ke area semi ketat dibatasi dengan plester warna kuning
d. Area semi ketat ke area ketat dibatasi dengan plester warna merah
e. Meletakkan denah IBS yang dilengkapi pembagian area berdasarkan
warna di area umum
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
Plester yang terpasang harus selalu diperhatikan kondisinya, apabila ada
kerusakan harus segera diganti
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Tata cara serah terima alat bedah antara petugas kamar operasi dan petugas
CSSD
Tujuan 1. Agar alat bedah yang diserahkan dan diterima sesuai baik dalam jumlah
maupun kedaan/fungsi.
2. Agar terdapat perencaan yang baik dalam pengelolaan alat bedah
Kebijakan
2. Pelaksanaan
a. alat bedah dalam kontainer dibawa oleh pekarya IBS ke ruang CSSD
b. Serahkan instrumen bedah kepada petugas CSSD melalui loket
penyerahan alat
c. Isi formulir serah terima instrumen bedah sesuai data instrumen yang
diserahkan
d. Petugas CSSD melakukan pengecekan jumlah instrumen bedah yang
diserahkan
e. Apabila tidak ada permasalahan jumlah dan kondisi alat bedah maka
disepakati kapan alat steril dapat diambil kembali
f. Apabila ada permasalahan jumlah dan kondisi alat bedah maka
permasalahan harus diselesaikan terlebih dahulu, baik dengan
mengganti atau menambahkan instrumen sesuai standar alat.
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. CSSD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SERAH TERIMA LINEN BEDAH DENGAN UNIT
LOUNDRY
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Tata cara serah terima linen bedah antara petugas kamar operasi dan
petugas loundry
Tujuan 1. Agar linen bedah yang diserahkan dan diterima sesuai baik dalam jumlah
maupun kedaan
2. Agar terdapat perencaan yang baik dalam pengelolaan linen bedah
Kebijakan
2. Pelaksanaan
a. linen bedah dalam kontainer dibawa oleh pekarya IBS ke unit loundry
b. Serahkan linen bedah kepada petugas loundry
c. Isi formulir serah terima linen bedah sesuai data linen yang diserahkan
d. Petugas loundry melakukan pengecekan jumlah linen bedah yang
diserahkan
e. Apabila tidak ada permasalahan jumlah dan kondisi linen bedah maka
disepakati kapan linen steril dapat diambil kembali
f. Apabila ada permasalahan jumlah dan kondisi linen bedah maka
permasalahan harus diselesaikan terlebih dahulu, baik dengan
mengganti atau menambahkan linen sesuai standar alat.
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. loundry
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGISIAN FORM SERAH TERIMA ALAT DAN LINEN
BEDAH
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Tata cara pengisian formulir serah terima alat dan linen bedah
Tujuan 1. Agar alat dan linen bedah yang diserahkan dan diterima sesuai baik
dalam jumlah maupun kedaan
2. Agar dapat dipertanggung jawabkan petugas pelaksana dalam
menjalankan kegiatannya
3. Agar terdapat perencaan yang baik dalam pengelolaan alat dan linen
bedah
Kebijakan
2. Pelaksanaan
a. Isi tanggal barang diserahkan
b. Untuk alat bedah tetapkan kode barang dengan membuat singkatan
no urut alat diterima CSSD pada hari tersebut/tanggal/bulan
c. Isi nama alat atau linen yang diserahkan
d. Tuliskan jam barang diserahkan
e. Bubuhkan nama dan paraf pekarya IBS
f. Petugas CSSD/loundry melakukan pengecekan barang dan mengisi
ceklis kelengkapan barang pada form kemudian membubuhkan nama
dan paraf\
g. Disepakati kapan waktu barang akan selesai dibersihkan dan di
sterilkan sehingga dapat diambil kembali
h. Masukkan semua rencana perkiraan pengambilan alat pada kolom
form yang tersedia
i. Apabila telah disepakati maka kedua petugas membubuhkan nama
dan paraf pada kolom petugas masing-masing
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. Loundry
3. CSSD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGEOLAAN INSTRUMEN BEDAH DI IBS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Tujuan 1. Agar alat intrument bersih dari mikroorganisme dan aman bagi pasien
operasi.
2. Agar alat intrument dapat langsung disterlkan sehingga dalam keadaan
siap pakai.
Kebijakan
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Cara penjadwalan pasien untuk operasi baik yang elektif ataupun yang
darurat dan prosedur untuk menunda atau menambahkan pasien pada waktu
jadwal operasi yang telah ada
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
Pengertian Suatu kegiatan operasi yang terjadwal sesuai dengan rangkaian kegiatan
pembedahan
Prosedur 1. Rencana kegiatan oerasi elektif untuk esok hari, dikirim kekamar operasi
paling lambat jam 14.00 WITA hari sekarang
2. Operasi elektif dilakukan sesuai hari kerja
a. Senin s/d sabtu pukul 08:30-14:00 Wita
b. Jumat pukul 08:30-11:30 Wita
c. Sabtu Pukul 08:30-12:30 Wita
3. Setelah pedaftaran rencana operasi sudah masuk, maka pada jam 14.00
WITA petugas kamar operasi (Operator, Anestesi dan pengelola kamar
operasi) meyusun penempatan dan urutan dari pasien yang akan di
operasi esok hari sesuai dengan kondisi pasien dan jumlah kamar
operasi.
4. Jadwal operasi yang sudah buat agar dipatuhi dengan cara operasi
dimulai tepat waktuya (operator dan anestesi sudah ada di tempat ).
Dengan demikian pasien, tim anestesi (operator anestesi dan perawat ok
)harus sudah siap pada minimal 30 menit sebelumnya .
5. Apabila terjadi suatu keterlambatan salah satu dari tim operasi (operator
anestesi dan perawat ok) maka yang bersangkutan segera
memberitahuakan ketelambatan nya kepada petugas kamar operasi
sebelum jam operasi yang telah ditentukan. Apabila ditunggu sampai 30
menit setelah jam operasi yang ditentukan tidak ada
pemberitahuan/kabar maka akan dirundingkan atau diambil langkah –
langkah antara lain:
a. Pasien diundur jadwalnya ,maka jadwal operasi pasien berikutnya
dimajukan dengan sepengetahunan tim operasi berikutnya.
b. Operasi dibatalkan, dijadwalkan ulang sesuai dengan kesepakatan
operator , anestesi dan perawat ok.
c. Untuk operator yang jam operasinya tertunda , maka petugas
kamar operasi akan melaporkan penundaan tersebut keruangan
asal pasien dirawat dan selanjutnya ruangan/petugas kamar
operasi melaporkan penundaan tersebut kepada operator yang
bersangkutan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PROGRAM OPERASI ELEKTIF
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 2/2
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin
Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort