Anda di halaman 1dari 35

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PETUGAS MASUK KAMAR OPERASI


No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 1/1
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Adalah syarat atau tata cara yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh
semua petugas yang akan masuk kamar operasi .

Unit Terkait 1. Untuk menghindari infeksi nosokomial.


2. Sebagai pertunjuk identitas petugas.
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
a. Baju khusus kamar operasi.
b. Topi.
c. Masker
d. Sandal khusus kamar operasi.

2. Pelaksanaan

a. Petugas masuk ke daerah bebas kemudian sendal dan sepatu harus


dilepas dan disusun rapi pada tempatnya.
b. Ganti pakaian dengan baju khusus kamar operasi dikamar ganti
pakaian petugas.
c. Gunakan topi/tutup kepala hingga rambut tertutup.
d. Gunakan masker.
e. Gunakan sandal khusus kamar operasi.
f. Petugas masuk ke daerah semi ketat yang diberi tanda batas garis
kuning pada lantai.
g. Petugas masuk ke daerah ketat yang diberi tanda batas garis merah
pada lantai

3. Hal – hal yang harus diperhatikan.


a. Pakaian dari luar tidak boleh dirangkap dengan pakaian kamar operasi.
b. Jilbab dan kaos kaki dari luar harus dilepas.
c. Hanya boleh menggunakan jilbab khusus kamar operasi
d. Tas yang boleh dibawa masuk hanya tas kecil.
e. Sandal khusus kamar operasi dipakai.
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN PELAYANAN KAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 1/2
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Prosedur yang mengatur pengelolaan dan pelayanan kamar operasi agar
dapat berjalan dengan lancar dan baik sehingga pasien yang akan menjalani
operasi mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat, cepat dan bermutu.

Unit Terkait Agar semua pelayanan kamar operasi berjalan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
Penampilan
Periksa kerapian pakaian seragam.
Alat-alat
a. Form sign in,time out dan sign out.
b. Form penjadwalan operasi .
c. Form kejadian khusus
2. Pelaksanaan
a. Petugas IGD, VK ,Rawat inap dan ICU/ICCU mengirim penjadwalan
operasi.
b. Lakukan proses sign in, time out dan sign out dengan pemeriksaan
identitas pasien, nama dokter, pemastian teknik serta lokasi operasi
bagi semua pasien yang akan dioperasi , menghitung kasa, instrumen
bedah, jarum, big gaas sebelum dan sesudah operasi dan mengisi ijin
operasi.
c. Laporkan kepada kepala IBS apabila terjadi kecelakaan atau kegagalan
operasi atau prosedur lainnya
d. Hubungi perawat kamar bedah untuk penjadwalan operasi yang
dilakukan oleh dokter yang bersangkutan dan petugas ruangan.
e. Lakukan penanganan dan prosedur khusus pada pelayanan kamar
operasi bagi pasien - pasien dengan infeksi untuk mencegah terjadinya
nosokomial infeksi.
f. Tangani keidaksesuaian perhitungan kasa atau instrumen dalam
proses operasi dengan prosedur yang telah ditentukan.
g. Semua tindakan operasi yang telah dilakukan akan dibuat laporan
operasi oleh Dokter Bedah dan Dokter Anestesi.
3. Hal yang perlu diperhatikan
a. Pelayanan kamar operasi disiapkan 24 jam perhari dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Pelayanan operasi elektif jam 08.00 -14.30 WITA
2) Pelayanan operasi emergensi 24 jam penuh
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN PELAYANAN KAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 2/2
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian b. Penjadwalan operasi elektif didaftarkan ke IBS 1 hari sebelum dilakukan


tindakan.

Unit Terkait 1. Instalasi Kamar Bedah.


2. Bangsal Perawatan.
3. VK/Kamar Bersalin
4. ICU/ICCU
5. IGD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DAERAH BEBAS, SEMI KETAT DAN KETAT
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 1/1
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Daerah yang memiliki batas-batas yang ditentukan dengan pemasangan


plester yang berbeda warna (hijau untuk daerah bebas, kuning untuk daerah
semi ketat dan merah untuk daerah ketat)

Tujuan Agar perawat, dokter dan petugas lain mengetahui daerah mana yang mereka
lalui dalam upaya mempertahankan kesterilan udara, peralatan / insrumentasi
ruangan operasi .

Kebijakan

Prosedur a. Persiapan
Penampilan
Periksa kerapian pakaian seragam.
Alat-alat
a. Plester warna hijau, kuning dan merah.
b. Sandal khusus kamar operasi.
b. Pelaksanaan
a. Langsung buka alas kaki dari luar ruang operasi sebelum masuk ke
area bebas yang ditandai dengan plester warna hijau
b. Mengganti pakaian luar dengan pakaian khusus kamar operasi
c. Langsung memakai sandal khusus kamar bedah saat berada di
daerah bebas, semi ketat dan ketat
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Apabila plester lantai sudah kusam atau hilang harus diperbaharui.

Unit terkait Instalasi Bedah Sentral


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
INVENTARISASI ALAT /BARANG LOGISTIK
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 1/1
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Adalah upaya pengawasan dan inventarisasi alat/barang logistik untuk


mengetahui jumlah alat/barang, mencegah kehilangan alat/barang dan
mengetahui kondisi alat /barang.

Tujuan Adanya pengawasan terhadap keadaan alat dan barang rumah sakit.

Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
Penampilan
Periksa kerapian pakaian seragam.
Alat-alat
a. buku permintaan barang
b. buku inventaris alat
c. alat tulis
2. pelaksanaan
a. pengecekan alat tenun setiap bulan pada hari sabtu minggu ke 4 oleh
prakarya
b. pengecekan alat rumah tangga setiap bulan pada hari sabtu minggu
ke 4 oleh petugas cleaning service
c. pengecekan alat medis dan non medis setiap bulan pada hari sabtu
minggu ke 4 oleh supervisor keperawatan
d. pengecekan ATK setiap bulan pada hari sabtu minggu ke 4 oleh
tenaga administrasi
e. pengecekan bahan habis pakai setiap bulan pada hari sabtu minggu
ke 4 oleh staf perawat bedah
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
Semua inventarisasi yang dilakukan harus dibuat dalam buku laporan.

Unit terkait 1. unit logistik rumah sakit


2. Intalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KECELAKAAN DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 1/1
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu kejadian kecelakaan yang terjadi di Instalasi Bedah Sentral

Tujuan Melakukan tindakan –tindakan pengendalian atau pengamatan dan


pengobatan atas kejadian kecelakaan di Instalasi Bedah Sentral.

Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
Penampilan
Pakaian kamar operasi.
Alat-alat
a. Alat tulis
b. ALat-alat kesehatan.
2. pelaksanaan
a. Lakukan tindakan pertolongan.
b. Laporkan kepada kepala Instalasi dan unit K3 RS untuk penelitian
faktor penyebab dan pendataan.
c. Lakukan perbaikan atau perubahan supaya dapat meminimalkan
kecelakaan dikamar bedah.
d. Dalam hal kecelakaan terhadap pasien, perlakukan sesuai dengan
prosedur pertolongan pasien darurat dan pelaporan dilakukan kepada
panitia patient safety
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Setiap terjadi kecelakaan harus cepat dilakukan pertolongan.
b. Peralatan untuk pertolongan harus siap pakai.
Unit terkait 1. Intalasi Bedah Sentral.
2. K3 RS
3. Patia patient safety
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERSIHAN RUANGAN DIKAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 1/1
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu kegiatanpembersihan ruangan kamar bedah rutin secara menyeluruh


yang dilakukan oleh staf kamar operasi baik pembersihan harian, mingguan
atau sewaktu.

Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan pembersihan ruangan kamar bedah.

Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
a. Sapu.
b. Sikat lantai.
c. Kain pel dan gangangnya.
d. Kain lap
e. Cairan desinfektan lantai, dinding dan alat.
f. Ember.
g. Sapu lawa-lawa.
h. Sarung tangan.
2. pelaksanaan
a. pembersihan rutin harian.
Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan sesudah
penggunaan kamar operasi agar siap pakai, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Semua permukaan peralatan yang terdapat dalam kamar operasi
dibersihkan dengan menggunakan cairan desinfektan.
2) Permukaan meja operasi dan matras diperiksa dan dibersihkan.
3) Ember/tempat sampah dibersihkan setiap selesai dipakai
kemudian dipasang kantong plastik yang baru.
4) Semua peralatan yang digunakan untuk pembedahan dibersihkan
5) noda – noda yang ada pada dinding harus dibersihkan.
6) Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan menggunakan cairan
desinfektan
7) Lubang angin, kaca jendela dan kusen dibersihkan.
8) Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari kamar operasi,jika alat
tenun tersebut bekas pasien infeksi,maka penanganannya sesuai
prosedur yang berlaku.
9) Lampu operasi dibersihkan setiap hari, pada waktu
membersihkan, lampu harus dalam keadaan dingin.
10) Alas kaki (sandal) khusus kamar operasi dibersihkan setiap
minggu.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERSIHKAN RUANGAN DIKAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 1/1
ANAK ANNISA
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

b. pembersihan mingguan.
Pembersihan mingguan dilakukan setiap minggu pada kamar
operasi secara keseluruhan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dilakukan setiap hari minggu oleh petugas kebersihan.
2) Semua peralatan yang ada di dalam kamar bedah di dikeluarkan
dan diletakan dikoridor/didepan kamar bedah.
3) Peralatan kamar bedah harus dibersihkan atau dicuci dengan
memakai cairan desinfektan.
4) Permukaan diding dibersikan memakai waslap dengan
desinfektan.
5) Lantai disemprot dengan menggunakan diterjen, kemudian
permukaan lantai disikat, setelah bersih dikeringkan.
6) Setelah lantai bersih dan kering peralatan yang sudah dibersihkan
dapat dipindahkan kembali dan diatur kedalam kamar operasi.
e. Pembersihan sewaktu
Pembersihan sewaktu dilakukan bila kamar operasi digunakan untuk
tindakan pembedahan pada kasus infeksi besar dan spesifik, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh, meliputi dinding,
meja operasi, meja interument, dan semua peralatan yang ad
dikamar operasi.
2) Instrument dan alat bekas pakai harus dipindahkan atau tidak
boleh dicampur dengan alat yang lain sebelum didisinfektan.
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
Pembersihan harian dilakukan oleh tenaga cleaning service
Pembersihan mingguan dan sewaktu dilakukan oleh semua petugas kamar
operasi.

Unit Terkait Intalasi Bedah Sentral.


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERBAIKAN ALAT MEDIS DI INSTALASI BEDAH
SENTRAL

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Adalah suatu proses penanganan alat medis yang mengalami gangguan atau
kerusakan

Tujuan Agar pelayanan pembedahan di IBS tidak mengalami gangguan

Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
a. Alat medis yang rusak
b. Buku laporan perbaikan alat
c. Form perbaikan alat
d. Alat tulis
2. Pelaksanaan
a. cek alat medis yang rusak untuk menentukan jenis kerusakan alat
medis.
b. dilaporkan kerusakan alat/mesin kepada IPRS dengan diketahui oleh
Kepala perawat kamar operasi
c. Catat pada buku laporan perbaikan alat.
d. Perbaikan dapat dilakukan di kamar operasi atau menyerahkan alat
medis yang bermasalah untuk diperbaiki pada sarana IPRS.
e. Bersama petugas IPRS tentukan estimasi waktu penyelesaian
kerusakan alat medis.
f. Pantau perkembangan perbaikan alat medis yang dikirim pada sarana
IPRS
g. Setelah alat selesai diperbaiki alat diterima kembali dan ditulis pada
buku perbaikan alat.
h. Melengkapi form perbaikan alat dari IPRS dan ditandatangani oleh
kepala perawat kamar operasi.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Saat alat medis yang rusak diperbaiki, apabila saat itu menganggu
pelayanan bedah maka harus ada pemberitahuan kesemua tim bedah
bahwa pelayanan bedah dikamar operasi ditunda atau dipindah kekamar
operasi lain.

Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Setral


2. IPRS
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERENCANAAN PERMINTAAN PENGATIAN ALAT
MEDIS / PENAMBAHAN ALAT MEDIS BARU TAHUANAN
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
ANAK ANNISA
BANJARMASIN 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :

STANDAR
PROSEDUR drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort
OPERASIONAL
Pengertian Adalah permintaan, merencanakan pengantian alat medis dan penambahan
alat medis baru tahunan di instalasi bedah sentral.

Tujuan 1. Untuk melengkapi kebutuhan alat medis baru /tahun di Instalasi Bedah
Sentral sebagai penunjang pelayanan bedah dan anestesi.
2. Untuk menganti alat medis yang rusak ( tidak dapat diperbaiki ) agar
pelayanan bedah dan anestesi tetap yang baik.
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
a. Form permintaan perencanaan alat medis baru.
b. Alat tulis.
2. pelaksanaan
a. Lakukan pendataan/inventrisir alat medis yang rusak yang akan di
ganti.
b. Lakukan pendataan/inventarisir alat medis baru untuk kebutuhan
pengembangan pelayanan bedah dan anestesi/tahun
c. Membuat telaahan dan atau mengisi daftar permintaan alat medis
yang dibagikan bidang pelayanan pada perencanaan belanja tahunan
rumah sakit.
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Penyusunan urutan atau prioritas permintaan alat medis harus
disesuaikan dengan tingkat urgency alat tersebut.
b. Pemilihan alat medis harus mengutamakan alat yang terdapat dalam
daftar alat pada e-catalogue
Unit Terkait 1. Unit logistik.
2. Instalasi Bedah Sentral.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN SAMPAH DI INSTALASI BEDAH
SENTRAL

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Pelaksanaan pengelolan sampah di instalasi bedah sentral dengan tepat dan
ketat, yaitu :

a. Sampah medis infeksius adalah sampah yang berasal dari cairan


tubuh pasien
b. Sampah medis biasa adalah sampah yang berasal dari sisa bahan
habis pakai pasien
c. Sampah non medis adalah benda tajam di instalasi bedah sentral.
d. Sampah tajam adalah sampah medis yang berujung tajam dan
beresiko menularkan penyakit.
Tujuan 1. Untuk mencegah infeksi nosokomial di instalasi bedah sentral
2. Untuk menjaga sterilitas dan kebersihan instalasi bedah sentral
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Plastik sampah besar warrna (kuning, merah, hitam).
b. Bak sampah besar turtutup.
c. Ember sampah.
d. Tempat sampah benda tajam.
2. Pelaksanaan
a. Buangah sampah
1) Medis infeksius dibuang ketempat sampah yang telah dialasi
plastik warna kuning.
2) Medis biasa ketempat sampah yang telah dialasi plastik warna
merah.
3) Non medis ketempat sampah yang telah dialasi plastik warna
hitam.
4) Benda tajam ketempat sampah/box khusus benda tajam.
b. Pertugas clining service instalasi bedah sentral mengikat dan bawa
plastik sampah medis infeksius, medis biasa dan benda tajam pada
box yang telah diisi setiap hari ke tempat incinerator (pembakaran)
melalui koridor barang kotor dan lift barang kotor.
c. Ikat dan masukan plastik sampah non medis yang telah diisi setiap
hari ke tempat pembuangan.
3. Hal – hal yang perlu di perhatikan.
a. Pembuangan sampah tidak boleh tertukar.
b. Petugas clining service yang membuang sampah harus memakai APD
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. Unit sanitasi Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERAN KAMAR BEDAH DALAM KEADAAN DARURAT
BENCANA

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Pelayanan kamar bedah berperan dal menanggulangi atau menangani


korban akibat keadaan darurat bencana

Tujuan Agar keadaan darurat pelayanan kamar bedah siap setiap saat dalam
menangani atau menghadap keadaan darurat benana.

Kebijakan

Prosedur a. Laporkan keadaan siaga kepada kepala Instalasi jika menerima laporan
siaga atau keadaan darurat bencana dari tim bencana/disarster Rumah
Sakit.
b. Cek kembali keadaan siaga.
c. Kepala Instalasi Bedah Sentral meninstruksikan persiapan kamar
operasi.
d. Pertugas jaga kamar operasi mengubungi semua tim yang bertugas (
Dokter ahli bedah, dokter anestesi, perawat anestesi, asisten dan petugas
penunjang ).
e. Laksanakan tindakan kooordinasi dan tindakan pembedahan.
f. Penerimaan laporan keadaan siaga selesai.
Unit Terkait
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGENDALIAN INFEKSI DAN PERLINDUNGAN DARI
PENULARAN PENYAKIT HIV/HEPATITIS

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Prosedur yang mengatur pengendalian dan pelindungan dari penularan


penyakit seperti hepatitis dan HIV

Tujuan agar ada pencegahan atau pengendalian dari penyakit hepatitis dan HIV
menjamin keselamatan petugas dan pasien

Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
a. Periksa kerapian pakaian seraam
b. Apron
c. Sarung tangan
2. Pelaksanaan
a. Terima pasien di kamar bedah dengan memperhatikan penyakit yang
ada pada pasien dengan penyakit menular seperti hepatitis atau HIV
b. Gunakan sarung tangan ganda
c. Gunakan apron sekali pakai
d. Gunakan linen bedah sekali pakai
e. Beri keterangan tertulis HEPATITIS atau HIV pada kontainer
instrumen bedah
f. Lakukan pembersihan ruangan dan alat medis setelah operasi seperti
biasa
3. Hal- hal yang perlu diperhatikan
a. Apabila menggunakan linen daur ulang maka dimasukkan ke dalam
kontainen linen tersendiri dengan diberi keterangan tertulis seperti
pada kontainer instrumen bedah
b. Apabila ada petugas yang terpapar darah atau cairan langsung
secepatnya dibilas dan dicuci dengan bahan desinfektan dan laporkan
kejadian kepada unit K3
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. Laundry
3. K3
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENYIMPANAN BAJU BERSIH, LINEN DAN ALAT
STERIL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/2
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Adalah proses dan usaha penimpanan linen berih dari laundry dan
penyimpana alat linen ang sudah isterlkan sebelum dipakai.

Tujuan 1. Untuk menjaga kebeersihan linen sbelum distrelikan


2. Untuk mencegah terjainya kontaminasi.
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
Penampilan
Periksa kerapian pakaian seragam
Alat –alat
a. Bak linen bersih
b. Trolli
c. Buku ekspedisi linen
d. Alat tulis
e. rak
2. Pelaksanaan beju bersih
a. terima dan cek lnen dari loundry yang telah sudah bersih
b. cek jumlah linen pada buku eksedisi apakah sesuai dngan jumlah sat
mengirim ke loaundry.
c. Linen bersih dibawa menggunakan kontainer baju bersih dan trolli dan
disusun di rak baju petugas dan baju pasien, pisahkan sesuai ukuran
pakaian
d. Pisahkan baju celana panjang topi sesuai dengan tempatnya.
3. Pelaksanaan linen dan alat steril
a. Ambil alat steril dari CSSD dan masukkan ke dalam kontainer alat
steril
b. Lakukan pengecekan dan sesuaikan dengan buku ekspedisi alat steril
c. Bawa ke kamar operasi dengan trolli melalui jalur bersih
d. Masukkan linen dan alat steril ke ruang penyimpanan alat steril dan
susun pada rak
e. Atur posisi penyusunan agar linen dan alat berada pada rak yang
terpisah
4. perhatian
a. susun semua baju, linen dan alat dengan rapi sesuai tempat
b. suhu ruang penyimpanan linen dan alat steril harus selalu dingin
dengan kelembaban maksimal 60°
c. pintu ruang penyimpanan alat steril harus selalu dalam keadaan
tertutup
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENYIMPANAN BAJU BERSIH, LINEN DAN ALAT
STERIL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
2/2
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral


2. Laundry
3. CSSD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGOPERASIAN ALAT PENGISAP CAIRAN/SUCTION
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Tata cara penggunaan alat pengisap cairan di Instalasi Bedah Sentral

Tujuan Sebagai acuan pengoperasian alat pengisap cairan


Mengurangi kesalahan cara pengoperasian
Menjaga daya tahan alat

Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan alat


a. Suction sentral
b. mesin suction portable
c. tabung suction sekali pakai
d. selang sekali pakai/daur ulang
e. selang dan konektor dindidng suction sentral
2. Pelaksanaan
a. Sambungkan tabung dengan sumber suction sentral pada dinding atau
pendant dengan menggunakan selang dan konektor
b. Pasang tabung sekali pakai pada kedua botol suction (tabung tutup
warna biru sambungkan dengan sumber suction dan tabung tutup
warna putih disambungkan dengan selang pasien)
c. Buka pengunci aliran dengan memposisikan pengunsi menjadi lurus
pada jalur
d. Cek fungsi suction
e. Untuk suction portable tabung tutup warna biru disambungkan dengan
alat suction portable
f. Hidupkan mesin suction dan cek fungsi suction
g. Buang semua tabung yang telah terisi darah atau cairan kedalam
kantong sampah infeksius
3. perhatian
a. gunakan suction sesuai kebutuhan, jangan terus menerus
b. jaga aliran cairan yang di hisap jangan sampai melewati kapasitas
tabung kedua(tutup warna biru)

Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
STERILISASI KAMAR OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu kegiatan sterilisasi ruangan yang dilakukan secara menyeluruh pada
setiap kamar bedah

Tujuan 1. Untuk menjaga sterilitas ruangan operasi


2. Untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
Heva filter

2. Pelaksanaan
a. Hidupkan hevafilter 30 minimal 30 menit sebelum operasi dimulai
b. Atur suhu pendingin kamar minimal 20° celcius
c. Pertahankan penggunaan hevafilter selama operasi sampai dengan
semua kegiatan operasi selesai dilaksanakan
d. Pertahankan kelembaban udara kamar operasi maksimal 60%
e. Lakukan pembersihan ruang pembedahan dan alat kesehatan
sebelum dan setelah operasi
f. Pertahankan suhu ruang pembedahan minimal 22° celcius selama
ruang pembedahan tidak digunakan dengan menyalakan pendingin
ruangan atau AC.
g. Untuk kamar operasi tanpa fasilitas hevafilter bersihkan kamar operasi
sebelum dan setelah kegiatan operasi
h. Setelah selesai dibersihkan dan kamar operasi tidak digunakan
hidupkan alat sterilitas ruangan (lampu UV atau portable ozon)
i. Gunakan air sterillisator selam kegiatan operasi berlangsung

3. Hal – halyang perlu diperhatikan.


a. Apabila sterilisasi ruangan menggunakan lampu UV atau portable
ozon harus dipastikan tidak ada obat dan petugasyang dapat terpapar
proses tersebut
b. Ruangan harus dalam keadaan tertutup dan beri keterangan bahwa
ruangan tersebut sedang dilakukan sterilisasi
Unit Terkait Instalas bedah sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN DOUK DAN JAS OPERASI SETELAH
DIPAKAI

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Tata kelola seluruh douk dan jas operasi setelah digunakan pada tindakan
pembedahan

Tujuan 1. Agar tidak terjadi infeks nosokomial.


2. Agar douk/ jas operasi dikelola dengan baik
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
a. Sarung tangan non steril
b. apron
c. Topi
d. Masker
e. Kontainer linen infeksius
f. Kantong plastik infeksius (kuning)
2. Pelaksanaan
a. Pakai APD
b. Lepas douk dan jas operasi didalam ruangan pembedahan setelah
melakukan tindakan operasi sesuai prosedur.
c. Tempatkan douk dan jas operasi daur ulang ke dalam kontainer linen
infeksius
d. Untuk douk dan jas operasi sekali pakai langsung masukkan ke dalam
tempat sampah infeksius
e. Apabila douk dan jas operasi bekas terindikasi menularkan penyakit
hepatitis dan atau HIV maka harus diberi keterangan tertulis pada
kontainer linen infeksius tersebut.
f. Kontainer linen infeksisus dikirim ke bagian loundry melalui jalur kotor
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. Instalasi sanitasi
3. Loundry
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGOPERASIAN MEJA OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Prosedur pengoperasian meja operasi untuk pembedahan

Tujuan 1. Untuk memeudahkan petugas dalam penggunaan alat


2. Untuk menjaga alat tetap dalam keadaan terawat baik dalam penggunaan
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
Meja operasi
Sumber listrik
2. Pelaksanaan
a. Untuk meja elektrik, hubungkan meja dengan sumber listrik dan
hidupkan tombol power apabila terdapat fasilitas batree gunakan
tenaga batree saja
b. Lepaskan pengunci meja operasi
c. Tempatkan meja operasi pada posisi sesuai kebutuhan
d. Pasang pengunci meja operasi
e. Uji fungsi pergerakan meja operasi
f. Setelah selesai digunakan kembalikan meja operasi ke posisi sentral
g. Lepaskan pengunci meja, kembalikan ke posisi meja operasi saat
kamar operasi tidak digunakan
h. Pasang kembali pengunci meja
i. Pasang perlak, alas meja dan under pad
j. Untuk meja elektrik matikan power dan lepas kabel power listrik
k. Untuk meja operasi dengan fasilitas batree lakukan pengisian batree
setiap hari sabtu dengan menghubungkan meja operasi dengan
sumber listrik selama minimal 10 jam
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGGUNAAN MESIN ELEKTROCAUTER
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Tata cara menyiapkan dan menggunakan mesin elekrocauter

Tujuan 1. untuk menghindari pemakaian yang salah


2. untuk mengurangi resiko kerusakan mesin
3. mengurangi resiko cedera pada pasien
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
Alat-alat
a. mesin elektrocauter dan peralatan pendukung
b. Sumber listrik
2. Pelaksanaan
a. Hubungkan kabel power mesin eletrokauter pada arus listrik
b. Hidupkan mesin cauter dengan menekan tombol power
c. Pasang arda cauter pada pasien (pada daerah otot besar).
d. Pilih penggunaan monopolar atau bipolar atau keduanya sekaligus
e. Atur tegangan pada tombol koagualan, cutting dan bipolar sesuai
kebutuhan pembedahan
f. Sambungkan pensil cauter pada mesin.
g. Lakukan tes fungsi lampu indikator elektrocauter
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Cek tombol ALARM apabila menyala dan berbunyi berati terdapat
pemasangan yang tidak tepat pada mesin.
b. Apabila pensil cauter tidak dilengkapi koagulan dan catting , gunakan
pedal mesin cauter , untuk koagulan warna biru dan cutting warna
kuning.
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SISTEM PEMBUANGAN GAS MEDIS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Pembuangan gas medis dari mesin anestesi selama operasi dengan general
anestesi

Tujuan 1. Agar gas buang anestesi tidak terhirup kembali oleh petugas
2. Mengurangi resiko cedera petugas
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
a. Outlet gas buang
b. Selang scapenging
2. Pelaksanaan
a. Kontrol mesin anestesi apakah selang ada bocor ataupun terlipat.
b. Pastikan selang scapenging sudah dalam keadaan disalurkan pada
outlet gas buang
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Pastika sambungan selang dan outlet terpasang rapat
b. Ganti bahan saring gas anestesi apabila telah berubah warna
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGATURAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN
KAMAR OPERASI

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian cara mengatur suhu dan kelembaban dalam kamar operasi

Tujuan 1. Agar suhu dan kelembaban dan kamar operasi terjaga dengan baik
2. Mengurangi resiko tumbuhnya jamur daladm kamar operasi
3. Mengurangi resiko infeksi pada pasien
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
a. Alat termoregolator (pengukur suhu dan kelembaban).
b. Air Conditioner
2. Pelaksanaan
a. Pastikan pengukur suhu berada disetiap kamar operasi.
b. cek pengukur suhu dan kelembaban setiap pada pagi hari kerja
c. Jika tidak sesuai dengan suhu yang diinginkan/sesuai dengan standar
19-24°C degan kelembaban maksimal 60 % segera laporkan kepada
kepala perawat kamar bedah
d. Bila perlu perbaikan AC laporkan dengan IPRS
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Suhu udara ruang pembedahan dan ruang penyimpanan alat steril
harus berada pada 19-24°C
b. Kelembaban udara ruang pembedahan tidak boleh lebih dari 60%
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. IPRS
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
CADANGAN GAS MEDIS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Penyediaan gas medis cadangan untuk kebutuhan pembiusan (O2 dan N2O)
di kamar operasi

Tujuan 1. agar persediaan gas medis cadangan selalu ada untuk pelayanan
pembiusan dan pembedahan.
2. Menghindari cedera pada pasien karena permasalahan suplai gas medis
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
a. O2 dalam tabung terisi penuh
b. N2o dalam tabung terisi penuh
c. Troli tabung O2
2. Pelaksanaan
a. Siapkan O2 cadangan minimal 1 tabung pada setiap ruang
pembedahan dengan general anestesi dan ruang pulih sadar
b. Sediakan 1 tabung oksigen di atas troli
c. Sediakan minimal 1 N2o yang tersimpan di ruang khusus
d. Pantau keadaan gas medis yang tersambung dengan mesin anestesi
setiap sebelum digunakan
e. Pada penggunaan gas medis sentral apabila terjadi permasalahan
suplai segera lapor dengan petugas IPRS
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Perhatikan setiap warna dan keterangan pada tabung gas medis
cadangan yang berbeda , tidak boleh tertukar.
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. IPRS
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PELAYANAN TENAGA KAMAR OPERASI PASCA
TINDAKAN PEMBEDAHAN

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu kegiatan terstruktur yang diberikan oleh tenaga kamar operasi sesuai
dengan kompentesi yang dimiliki terhadap semua pasien yang telah dilakukan
operasi

Tujuan 1. Tidak terjadi kecelakaan , trauma abnormal dan kejadian yag tidak
diinginkan selama pemulihan kesadaran.
2. Proses pemulihan kondisi pasien berjalan dengan baik dan lancar
Kebijakan

Prosedur 1. Operaor atau asisten operator membuka doek penutup pasien setelah
operasi selesai dan luka tertutup dengan kasa steril terfiksasi dengan
dengan plester.
2. Asisten ,intrumen mengumplkan kembali alat yang dipakai dan
menghitung di bantu oleh perawat sirkuler (onlop), apabila sudah sesuai
dimasukan dalam kontainer alat kotor untuk selanjutnya dikirim ke CSSD.
3. Pasien dibersihkan oleh petugas kamar operasi dan memasang pakaian
pasien.
4. Petugas kebersihan kamar operasi atau perawat membersihkan kamar
operasi.
5. Pasien diawasi oleh penata anestesi dan dibawa keruangan pulih sadar.
6. Diruang pulih sadar diawasi oleh petugas ruang pulih sadar.
7. Petugas di ruang pulih sadar melakukan monitoring kondisi sesuai
standar skorring pasien
8. Petugas ruang pulih sadar menghubungi ruangan dimana pasien dirawat
setelah pasien memenuhi kriteria pindah ruangan sesuai perhitungan
skorring pasien pasca operasi
9. Apabila pasien menjalani operasi dengan lokal anestesi maka tidak
dilakukan penghitungan skor, hanya monitoring keadaan umum pasien
dan apabila dinilai baik dapat langsung di kembalikan kepada petugas
rawat jalan
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PELAYANAN TENAGA KAMAR OPERASI DURANTE
TINDAKAN PEMBEDAHAN

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu kegiatan terstruktur yang diberikan oleh tenaga kamar operasi sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki terhadap semua pasien Saat dilakukan
operasi.

Tujuan 1. Tidak terjadi kecelakaan ,trauma abnormal dan kejadian yang tidak
diinginkan selama tindakan operasi.
2. Proses operasi berjalan dengan baik dan lancar.
Kebijakan

Prosedur 1. Pasien berada dimeja operasi , atur posisi dan fiksasi sesuai dengan
kebutuhan.
2. Dilakukan desinfeksi area operasi oleh asisten operasi
3. Dilakukan penutupan seluruh bagian tubuh dengan duk steril kecuala
area operasi dengan duk berlubang sesuai dengan kebutuhan (drapping).
4. semua petugas pembedahan telah bersiap dan berada dikamar operasi.
5. Petugas anestesi melakukan pembiusan sesuai dengan kebutuhan.
(pembiusan dapat dilakukan sebelum tindakan desinfeksi)
6. Time out
7. Sign out
8. Selama pembedahan dilakukan monitoring secara ketat terhadap kondisi
pasien oleh petugas anestesi dan perawat sirkuler.
9. Perawat sirkuler juga melakukan pengawasan terhadap tingkat sterilitas
petugas pelaksana, alat dan lingkungan serta ketepatan jumlah bahan
operasi
Unit Terkait Instalasi Bedah sentral
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MONITORING FISILOGIS PASIEN SELAMA DAN PASCA
PEMBEDAHAN

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Tindakan pengawasan/observasi selama pasien menjalani pembedahan dan


pasaca pebedahan

Tujuan Menjaga keselamatan pasien selama pembedahan dan pasca pembedahan

Kebijakan

Prosedur 1. Mencatat waktu mulai dan berakhirnya pembedahan


2. Menyiapkan alat cauter dan suction unit.
3. Melaksanakan sign in, time out dan sign out.
4. Melakukan monitoring tanda vital
5. Monitor balance cairan.
6. Observasi kesadaran pasien.
7. Obsevasi poduksi urine.
8. Monitor pendarahan selama pembedahan.
Unit Terkait Staf kamar operasi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBAGIAN AREA IBS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Pembagian area di IBS yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan
pelayanan di IBS

Tujuan Adanya pengawasan terhadap inventarisasi alat dan barang rumah sakit .

Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan
Alat-alat
a. Plester lantai (hijau, kuning dan merah
b. Denah kamar operasi
2. pelaksanaan
a. Memasang plester pada lantai sebagai pembatasi area di IBS
b. Area umum ke area bebas ditandai dengan plester warna hijau
c. Area bebas ke area semi ketat dibatasi dengan plester warna kuning
d. Area semi ketat ke area ketat dibatasi dengan plester warna merah
e. Meletakkan denah IBS yang dilengkapi pembagian area berdasarkan
warna di area umum
3. hal-hal yang perlu diperhatikan
Plester yang terpasang harus selalu diperhatikan kondisinya, apabila ada
kerusakan harus segera diganti

Unit Terkait Intalasi Bedah Sentral


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SERAH TERIMA ALAT BEDAH DENGAN UNIT CSSD
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Tata cara serah terima alat bedah antara petugas kamar operasi dan petugas
CSSD

Tujuan 1. Agar alat bedah yang diserahkan dan diterima sesuai baik dalam jumlah
maupun kedaan/fungsi.
2. Agar terdapat perencaan yang baik dalam pengelolaan alat bedah
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan alat


Bak/kontainer alat dan formulir serah terima instrumen bedah

2. Pelaksanaan
a. alat bedah dalam kontainer dibawa oleh pekarya IBS ke ruang CSSD
b. Serahkan instrumen bedah kepada petugas CSSD melalui loket
penyerahan alat
c. Isi formulir serah terima instrumen bedah sesuai data instrumen yang
diserahkan
d. Petugas CSSD melakukan pengecekan jumlah instrumen bedah yang
diserahkan
e. Apabila tidak ada permasalahan jumlah dan kondisi alat bedah maka
disepakati kapan alat steril dapat diambil kembali
f. Apabila ada permasalahan jumlah dan kondisi alat bedah maka
permasalahan harus diselesaikan terlebih dahulu, baik dengan
mengganti atau menambahkan instrumen sesuai standar alat.
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. CSSD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
SERAH TERIMA LINEN BEDAH DENGAN UNIT
LOUNDRY

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Tata cara serah terima linen bedah antara petugas kamar operasi dan
petugas loundry

Tujuan 1. Agar linen bedah yang diserahkan dan diterima sesuai baik dalam jumlah
maupun kedaan
2. Agar terdapat perencaan yang baik dalam pengelolaan linen bedah
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan alat


Bak/kontainer linen dan formulir serah terima linen bedah

2. Pelaksanaan
a. linen bedah dalam kontainer dibawa oleh pekarya IBS ke unit loundry
b. Serahkan linen bedah kepada petugas loundry
c. Isi formulir serah terima linen bedah sesuai data linen yang diserahkan
d. Petugas loundry melakukan pengecekan jumlah linen bedah yang
diserahkan
e. Apabila tidak ada permasalahan jumlah dan kondisi linen bedah maka
disepakati kapan linen steril dapat diambil kembali
f. Apabila ada permasalahan jumlah dan kondisi linen bedah maka
permasalahan harus diselesaikan terlebih dahulu, baik dengan
mengganti atau menambahkan linen sesuai standar alat.
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. loundry
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGISIAN FORM SERAH TERIMA ALAT DAN LINEN
BEDAH

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN
1/1
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Tata cara pengisian formulir serah terima alat dan linen bedah

Tujuan 1. Agar alat dan linen bedah yang diserahkan dan diterima sesuai baik
dalam jumlah maupun kedaan
2. Agar dapat dipertanggung jawabkan petugas pelaksana dalam
menjalankan kegiatannya
3. Agar terdapat perencaan yang baik dalam pengelolaan alat dan linen
bedah
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan alat


Form serah terima alat/linen bedah

2. Pelaksanaan
a. Isi tanggal barang diserahkan
b. Untuk alat bedah tetapkan kode barang dengan membuat singkatan
no urut alat diterima CSSD pada hari tersebut/tanggal/bulan
c. Isi nama alat atau linen yang diserahkan
d. Tuliskan jam barang diserahkan
e. Bubuhkan nama dan paraf pekarya IBS
f. Petugas CSSD/loundry melakukan pengecekan barang dan mengisi
ceklis kelengkapan barang pada form kemudian membubuhkan nama
dan paraf\
g. Disepakati kapan waktu barang akan selesai dibersihkan dan di
sterilkan sehingga dapat diambil kembali
h. Masukkan semua rencana perkiraan pengambilan alat pada kolom
form yang tersedia
i. Apabila telah disepakati maka kedua petugas membubuhkan nama
dan paraf pada kolom petugas masing-masing
Unit Terkait 1. Instalasi Bedah Sentral
2. Loundry
3. CSSD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGEOLAAN INSTRUMEN BEDAH DI IBS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/1
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Pengeolaan instrument bedah setelah dipakai untuk proses operasi


selanjutnya di instalasi bedah sentral.

Tujuan 1. Agar alat intrument bersih dari mikroorganisme dan aman bagi pasien
operasi.
2. Agar alat intrument dapat langsung disterlkan sehingga dalam keadaan
siap pakai.
Kebijakan

Prosedur 1. Persiapan alat


Pertugas
Menggunakan APD
Alat – alat
Bak/kontainer alat
2. Pelaksanaan
a. Buka semua pengunci instrumen yang terpasang
b. Siapkan kontainer alat kotor
c. Masukkan alat satu persatu ke dalam kontainer dengan perlahan
sambil melakukan penghitungan jenis dan jumlah instrumen bedah
d. Tutup bak/kontainer alat dan letakkan di koridor alat kotor IBS
e. Kirim secepatnya alat bersama bak/kontainer ke CSSD melalui akses
lift barang kotor
Unit Terkait a. Instalasi Bedah Sentral
b. CSSD
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENJADWALAN KEGIATAN OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/2
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Cara penjadwalan pasien untuk operasi baik yang elektif ataupun yang
darurat dan prosedur untuk menunda atau menambahkan pasien pada waktu
jadwal operasi yang telah ada

Tujuan 1. Agar acara operasi tercatat dengan baik.


2. Operasi berjalan dengan lancar.
3. Menghindari jadwal yang bersamaan di satu kamar operasi.
Kebijakan

Prosedur A. permintaan operasi elektif


1. Permintaan operasi elektif mulai pukul 08.00 – 14.00 wita sehari
sebelum tindakan yang dijadwalkan
2. Untuk tindakan operasi yang memerlukan layanan spesialis anestesi
harus terlebih dahulu diketahui kelayakan pembiusannya oleh dokter
anestesi.
3. Perawat kamar bedah menerima permintaan operasi dari perawat
ruangan dalam bentuk formulir pendaftaran pasien dan mengisi
catatan register pendaftaran pasien operasi.
4. Menuliskan identitas pasien daftar jadwal sesuai dengan urutan waktu
operasi pada formulir daftar kegiatan operasi harian
B. permintaan operasi cito
1. Perawat kamar bedah menerima permintaan operasi cito dari
perawat ruangan melalui alat komunikasi dengan tetap menyiapkan
form pendaftaran operasi yang menjadi kelengkapan status pasien.
2. Permintaan waktu operasi minimal 30 menit untuk persiapan.
3. Perawat anestesi menghubungi dokter anestesi melalui telepon
langsung.
4. Pasien diantar kekamar bedah oleh perawat ruangan asal pasien
setelah mendapatkan kepastian kesiapan operator bedah mengenai
jam pelaksanaan operasi.
5. Pasien diantar ke ruang OK cito 30 menit sebelum jadwal operasi
disepakati oleh operator.
6. Perawat jaga OK melakukan persiapan operasi dan mengecek
kembali kelengkapan data pasien kemudian mengkonfirmasikan
kepada perawat ruangan untuk melengkapinya.
7. Apabila operasi cito tersebut mengakibatkan penggunaan kamar
operasi dan jam operasi operator lain, maka pertugas kamar operasi
harus menghubungi ruangan dimana tempat pasien yang tertunda
tersebut bahwa operasinya tertunda/batal. Selanjutnya pertugas
ruangan tersebut yang menghubungi operatornya mengenai
keadaan tersebut.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENJADWALAN KEGIATAN OPERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 2/2
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Unit Terkait 1. kamar operasi


2. ruang rawat inap
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PROGRAM OPERASI ELEKTIF
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 1/2
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu kegiatan operasi yang terjadwal sesuai dengan rangkaian kegiatan
pembedahan

Tujuan 1. Memberikan fasilitas dangan pelayanan operasi dikamar operasi secara


optimal.
2. Memperlancar proses perencanaan operasi yang dikirim ruang rawat
inap, IGD dan PoliKlinik.
3. Memberikan pedoman program operasi pada ruang rawat inap, IGD dan
PoliKlinik yang menggunakan fasilitas kamar operasi .
Kebijakan

Prosedur 1. Rencana kegiatan oerasi elektif untuk esok hari, dikirim kekamar operasi
paling lambat jam 14.00 WITA hari sekarang
2. Operasi elektif dilakukan sesuai hari kerja
a. Senin s/d sabtu pukul 08:30-14:00 Wita
b. Jumat pukul 08:30-11:30 Wita
c. Sabtu Pukul 08:30-12:30 Wita
3. Setelah pedaftaran rencana operasi sudah masuk, maka pada jam 14.00
WITA petugas kamar operasi (Operator, Anestesi dan pengelola kamar
operasi) meyusun penempatan dan urutan dari pasien yang akan di
operasi esok hari sesuai dengan kondisi pasien dan jumlah kamar
operasi.
4. Jadwal operasi yang sudah buat agar dipatuhi dengan cara operasi
dimulai tepat waktuya (operator dan anestesi sudah ada di tempat ).
Dengan demikian pasien, tim anestesi (operator anestesi dan perawat ok
)harus sudah siap pada minimal 30 menit sebelumnya .
5. Apabila terjadi suatu keterlambatan salah satu dari tim operasi (operator
anestesi dan perawat ok) maka yang bersangkutan segera
memberitahuakan ketelambatan nya kepada petugas kamar operasi
sebelum jam operasi yang telah ditentukan. Apabila ditunggu sampai 30
menit setelah jam operasi yang ditentukan tidak ada
pemberitahuan/kabar maka akan dirundingkan atau diambil langkah –
langkah antara lain:
a. Pasien diundur jadwalnya ,maka jadwal operasi pasien berikutnya
dimajukan dengan sepengetahunan tim operasi berikutnya.
b. Operasi dibatalkan, dijadwalkan ulang sesuai dengan kesepakatan
operator , anestesi dan perawat ok.
c. Untuk operator yang jam operasinya tertunda , maka petugas
kamar operasi akan melaporkan penundaan tersebut keruangan
asal pasien dirawat dan selanjutnya ruangan/petugas kamar
operasi melaporkan penundaan tersebut kepada operator yang
bersangkutan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PROGRAM OPERASI ELEKTIF
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 2/2
KHUSUS IBU DAN
ANAK ANNISA Tanggal Terbit : Ditetapkan,
BANJARMASIN
26 Februari 2016 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

6. Apabila oleh sesuatu sebab sehingga rencana operasi dibatalkan maka


yang bersangkutan (operator dan atau anestesi) segera memberitahu
petugas kamar operasi sebelum operasi dimulai dan menyebutkan alasan
pembatalan tersebut.
Unit Terkait 1. kamar operasi
2. ruang rawat inap

Anda mungkin juga menyukai