Efisiensi Produksi Kentang Di Provinsi Aceh PDF
Efisiensi Produksi Kentang Di Provinsi Aceh PDF
Suyanti Kasimin
Email: Suyanti Kasimin@yahoo.com
Fakultas pertanian Universitas Syiah Kuala
kenaikan hasil yang tetap; (ii) Jika jumlah kepercayaan tertentu maka Ho diterima,
berarti Qi adalah1 atau penggunaan faktor
bi 1, dikatakan skala kenaikan hasil yang
produksinya sudah efisien (optimal).
semakin bertambah; dan (iii) Jika jumlah
Sebaliknya apabila tstat ttabel , maka H0
bi 1, dikatakan skala kenaikan hasil yang
ditolak dan H1 diterima, berarti
semakin berkurang.
Qi 1 atau penggunaan faktor produksi
Kondisi optimal akan tercapai jika
penggunaan sarana produksi dilakukan belum efisien atau tidak efisien lagi.
efisien secara ekonomi. Pengukuruan efisiensi Terdapat dua keadaan apabila terjadi
bertujuan mengukur keberhasilan proses kriteria Qi ≠ 1, yaitu sebagai berikut : (i)
produksi (Mubyarto, 1977). Ada 3 bentuk Qi 1, berarti P.MP harga input, hasil
pengukuran efisiensi, yaitu efisiensi teknis, t stat akan signifikan positif (belum efisien);
efisiensi harga dan efisiensi ekonomi.
Suyanti Kasimin
185
(ii) Qi 1, berarti P.MP harga input, hasil tingkat produksi kentang di Provinsi Aceh,
yaitu: (i) Tingkat produksi kentang sangat
t stat signifikan negatif (tidak efisien lagi).
dipengaruhi oleh kualitas bibit kentang
Untuk menguji pengaruh variabel
yang dipakai, dan karena keterbatasan
bebas terhadap variabel tidak bebas secara
penyedian bibit, maka setiap penambahan
bersama-sama digunakan uji-F, dan secara
luas lahan, akan menurunkan tingkat
parsial digunakan uji-t.
produktivitas tanaman kentang, (ii) Diketahui
bahwa tanaman kentang adalah tanaman
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis regresi yang sangat sensitif terhadap kecukupan
diperoleh koefisien variabel pengaruh unsur hara dalam proses pertumbuhan
fungsi produksi kentang di Provinsi Aceh dan pembuahannya, di sisi lain penambahan
seperti tertera pada Tabel1. luas lahan akan memperbesar kebutuhan
Berdasarkan Tabel 1 di atas terlihat akan pupuk, dan karena keterbatasan
bahwa secara bersama-sama ke-11 faktor kemampuan petani menyediakan pupuk
produksi mampu menjelaskan perubahan sesuai dengan anjuran, maka penambahan
yang terjadi pada jumlah produksi luas lahan akan mengurangi penyerapan
kentang di Provinsi Aceh sebesar 98,6 hara/tanaman, sehingga akan menurunkan
persen dan sisanya sebesar 1,4 persen tingkat produktivitas tanaman kentang, (iii)
dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar kepercayaan diri petani yang tinggi terhadap
ke-11 faktor produksi yang diteliti. pemakaian pestisida yang berlebihan,
Dari hasil penjumlahan koefisien menyebabkan tanaman penganggu di
regressi diperoleh koefisien elastisitas beberapa daerah menjadi resisten terhadap
sebesar 0,957 dan lebih kecil dari 1 yang pestisida temasuk di Provinsi Aceh, sehingga
berarti terjadi penurunan skala produksi setiap penambahan luas tanam, akan
kentang di Provinsi Aceh akibat dari meningkat jumlah pemakaian pestisida,
penggunaan ke-11 faktor produksi tersebut dan karena tingkat keresistenan hama yang
secara bersama-sama. Dari 11 faktor tinggi, maka penambahan pemakaian
produksi 10 faktor bertanda positif, yaitu: fungisida secara tidak langsung justru
jumlah bibit, ke 6 jenis pupuk, insektisida, menurunkan tingkat produktivitas tanaman
tenaga kerja dan teknologi, yang berarti kentang di Provinsi Aceh.
peningkatan penggunaan sarana produksi Secara keseluruhan dimana nilai F -
tersebut akan meningkatkan produksi hitung (546.701) lebih besar dari F -tabel
kentang di Provinsi Aceh, dan sebaliknya (3,81), terlihat bahwa ke-11 variabel
1 faktor produksi bertanda negatif, yaitu : fungsi produksi secara bersama-sama
pemakaian fungisida. Artinya setiap berpengaruh signifikan terhadap jumlah
penambahan fungisida akan mengurangi produksi kentang di Provinsi Aceh.
tingkat produksi kentang di Provinsi Aceh. Secara parsial ada 9 faktor produksi yang
Ada beberapa penyebab mengapa luas berpengaruh signifikan terhadap jumlah
tanam dan fungisida tidak berpengaruh secara produksi kentang di Provinsi Aceh, yaitu:
signifikan dan berhubungan negatif dengan jumlah bibit, jumlah pupuk, penggunaan
tenaga kerja dan tingkat penerapan teknologi,
Suyanti Kasimin
186
Suyanti Kasimin
187
efisiensi ekonomi, terlihat pada Tabel 2 bibit, pupuk dan teknologi, serta penurunan
berikut ini. pestisida dan tenaga kerja.
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa
penggunaan lahan, pestisida dan tenaga Referensi
kerja pada usahatani kentang di Provinsi Adiyoga, W. Suherman, Asgar dan
Aceh memiliki nilai efisiensi lebih kecil Irfansyah.1999. The Potato Sistem in
dari 1 dan angka t-stat yang tidak signifikan, West Java, Indonesia: Production,
Marketing, Processing, and Consumer
berarti bahwa penggunaan lahan, pestisida
Preferentes for Potato Products.
dan tenaga kerja tidak efisien dan sudah Research Institute for Vegetable.
berlebih, sehingga penggunaannya perlu Lembang Indonesia.
dikurangi disesuaikan dengan kondisi di
Dasipah, Euis. 2002. Faktor-Faktor Yang
lapangan. Jika bibit kentang yang tersedia Mempengaruhi Pengembangan Usahatani
sedikit maka luas penanaman kentang Tomat Dataran Rendah di Propinsi
juga kecil, dan jika kondisi tanaman tidak Jawa Barat. Disertasi. Program Pasca
Sarjana Universitas Padjadjaran.
memerlukan penyemprotan hama dan Bandung.
penyakit, maka sebaiknya tidak dilakukan
untuk menghemat biaya. Faktor produksi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa
Barat. 2005. Peta Kawasan Sayuran
bibit dan pupuk memiliki nilai efisiensi
Profil Komoditas Kentang di Jawa
lebih besar dari 1 dan angka t-stat yang Barat. Dinas Pertanian Tanaman
signifikan berarti penggunaan bibit dan Pangan Jawa Barat. Bandung.
pupuk pada usahatani kentang di Provinsi
Doll, John P., dan Frank Orazem. 1984.
Aceh agar efisien perlu ditambah. Production Economics. Theory with
Applications. John Wiley & Sons
Kesimpulan dan Saran Inc. CaAceha.
Produktivitas dan tingkat pendapatan
tanaman kentang di Provinsi Aceh adalah Karmana, Maman H. 2005. “Peranan
Organisasi Petani Dalam Menunjang
relatif rendah (yaitu 12,59 ton/ha dan Rp Revitalisasi Pertanian”. Simposium
9.689.095,-/ha) dibandingkan dengan Model Implementasi Kebijakan
produktivitas potensil (40 ton/ha) dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan
Dan Kehutanan Dalam Rangka Dies
pendapatan potensil (Rp 25.000.000,-/ha).
Natalis Ke 48 Universitas Padjadjaran.
Faktor yang mempengaruhi tingkat Bandung.
produksi kentang di Provinsi Aceh yaitu:
jumlah bibit, jumlah pupuk, penggunaan Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi
Pertanian. Jakarta. LP3ES.
tenaga kerja dan tingkat penerapan teknologi,
dimana pemakaian faktor produksi tersebut Rahmanto, Bambang. 2004. Studi Agribisnis
belum efisien. Efisiensi produksi tercapai Kubis di Sumatera Barat. Working
Paper. Pusat Penelitian dan
jika dilakukan penambahan saprodi bibit Pengembangan Sosial Ekonomi
dan pupuk, serta penyesuaian pemakaian Pertanian. Bogor. Badan Penelitian
lahan, pestisida dan tenaga kerja. Bagi dan Pengembangan Pertanian. Dapartemen
Pertanian.
petani untuk peningkatan efisiensi produksi
dapat dilakukan peningkatan pemakaian
Suyanti Kasimin
188
Rosco, E.I. 1994. Coordinator Report. Widi Idha Arsanti, Michael H Bohme
Juli 1993-Juni 1994. SAPPRAD. dan Hans E Jahnke. 2007. Resource
September. Use Efficiency and Competitiveness
of Vegetable Farming Systems in
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi, Upland Areas of Indonesia .
dengan Pokok Bahasan Analisis Conference on International Agricultural
Produksi Cobb Douglas. CV Rajawali. Research for Development. University
Jakarta. of Kassel-Witzenhausen dan University
of Gottingen. Germany.
Van der Zag, D.E. 1990. Research and
Developments in Seed Potato Production
Suyanti Kasimin
189
Suyanti Kasimin