Anda di halaman 1dari 14

BAB I

KONSEP DASAR

1.1 Definisi Post Partum Blues

Post partum blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan

kecemasan, labilitas perasaan dan depresi pada ibu. Biasanya terjadi secara teori terjadi pada

minggu ke empat.

1.2 Klasifikasi

Ringan : post partum blues atau sering juga maternity blues atau ssindroma ibu baru

dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek dengan yang sering tampak pada minggu

pertama setelah persalinan ditandai dengan gejala –gejala : reaksi depresi/sedih/disporia,

sering menagis, mudah tersinggung,cemas, labilitas perasaan.

Berat : depresi berat dikenal sebagai sindroma depresi nan psikotik pada kehamilan namun

umumnya terjadi dalam beberapa minggu sampai bulan setelah kelahiran.

Gejala – gejala depresi berat : perubahan pada mood, gangguan pada pola tidur, perubahan

mental dan libido, dapat pula muncul phobia, ketakutan akan menyakiti diri sendiri atau

bayinya, depresi berat akan memiliki resiko tinggi pada wanita atau keluarga yang pernah

mengalami kelainan psikiatrik atau pernah mengalami premenstrual sindrom. Kemungkinan

rekuren pada kehamilan berikutnya.

Penatalaksanaan depresi berat : dukungan keluarga dan lingkungan sekitar, terapi psikologis

dari psikiater dan psikolog, kolaborasi dengan dokter untukpemberian anti depresan ( hati –

hati pemberian depresan pada wanita hamil dan menyusui ), pasien dengan percobaan bunuh

diri sebaiknya tidak ditinggalkan sendirian dirumah, jika diperlukan lakukan perawatan di

RS, tidak dianjurkan untuk rooming atau rawat gabung dengan bayinya.

1.3 Dampak Post Partum Blues


Penderita mungkin merasa bersalah dan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri

sebagai seorang ibu. Perasaan ini bisa membuat depresi Anda lebih parah. Para peneliti

percaya depresi postpartum pada ibu sangat memengaruhi bayinya.

Dalam hal ini bayi akan :

1.3.1 Mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa

1.3.2 Masalah dengan ikatan ibu-anak

1.3.3 Bermasalah dalam perilaku.

1.3.4 Menangis lebih sering

Akan sangat membantu jika suami atau pengasuh dapat membantu memenuhi kebutuhan

bayi disaat Anda mengalami depresi. Semua anak berhak mendapat kesempatan untuk

memiliki ibu yang sehat. Dan semua ibu layak mendapatkan kesempatan untuk menikmati

hidup bersama anak-anak mereka.

Jika ibu merasa mengalami depresi selama kehamilan atau setelah melahirkan, jangan

sampai menderita sendirian. Segeralah beritahu suami atau orang terdekat dan hubungi

dokter!

1.4 Faktor – faktor Penyebab Post Partum Blues

Faktor yang menyebabkan terjadinya post partum blues bisa terjadi dari luar dan dalam

individu, misalnya:

1.4.1 Ibu belum siap menghadapi persalinan

1.4.2 Adanya perubahan hormonal yang cepat (hormone prolactin, steroid,

progesterone, dan estrogen), payudara membengkak dan menyebabkan rasa

sakit atau jahitan yang belum sembuh

1.4.3 Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan

pada emosi
1.4.4 Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional yang

kompleks

1.4.5 Marital dysfunction atau ketidakmampuan membina hubungan dengan orang

lain, merasa terisolasi

1.4.6 Masalah medis dalam kehamilan (PIH, diabetes melitus, disfungsi tiroid)

1.4.7 Pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilan

1.4.8 Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga,

kelahiran anak dengan kecacatan/penyakit

1.4.9 Riwayat depresi, penyakit mental dan alkoholik

1.4.10 Karakter pribadi (harga diri, ketidakdewasaan)

Latar belakang psikososisal wanita yang bersangkutan seperti tingkat pendidikan,

status perkawinan, kehamilan yangtidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya,

sosial ekonomi

Kecukupan dukungan dari lingkungan ( suami, keluarga,dan teman ) apabila suami

mendukung kehamilan ini, apakah suami mengerti perasaan istri, apakah suami, keluarga dan

teman memberikan dukungan fisik dan moral, misalnya dengan membantu pekerjaanruma

tangga, membantu mengurus bayi, mendengarkan keluh kesah ibu

Stress dalam keluarga, misalnya : Faktor ekonomi memburuk, persoalan dengan suami,

problem dengan mertua.stress yang dialami wanita itu sendiri misalnya ASItidak

keluar,frustasi karena bayi tidak mau tidur, stress melihat bayi sakit,rasa bosan dengan hidup

yang dijalani.

Kelelahan pasca persalinan, perubahan yang peran dialami oleh ibu, rasa memiliki bayi yang

terlalu dalam sehingga timbul rasa takut kehilangan bayinya problem anak, setelah kelahiran

bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup

mengganggu emosional ibu.


1.5 Gejala – gejala Post Partum Blues

Post partum blues atau sering juga materity blues atau syndroma ibu baru dimengerti

sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak pada minggu pertama

setelah persalinan ditandai dengan gejala – gejala :

1.5.1 Reaksi depresi/sedih/disporia

1.5.2 Sering menangis, Mudah tersinggung, Cemas, Sangat pelupa

1.5.3 Labilitas perasaan, Cenderung menyalahkan diri sendiri

1.5.4 Gangguan tidur, Kelelahan, Gangguan nafsu makan

1.5.5 Mudah sedih, Cepat marah, Mood mudah berubah

1.5.6 Cepat menjadi sedih dan cepat pula gembira, Perasaan terjebak

1.5.7 Marah pada pasangan dan bayinya

1.5.8 Pikiran menakutkan mengenai bayi

1.5.9 Perasaan tidak berdaya atau hilang control

1.5.10 Perasaan bersalah, dan putus harapan (hopeless)

Gejala fisik seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar – debar. Adapun gejala baby

blues antara lain : menangis, perubahan perasaan, cemas, kesepian, khawatir dengan bayi

nya, penurunan libido, kurang percaya diri.

1.6 Pengawasan Tanda-tanda Selama dan Setelah Melahirkan

Ketika ibu hamil, atau setelah melahirkan, mungkin saja ibu mengalami depresi tapi

tidak menyadarinya. Beberapa perubahan normal selama dan setelah melahirkan dapat

menunjukkan gejala yang mirip dengan depresi. Namun jika mengalami gejala berikut lebih

dari 2 minggu, bergegas hubungi dokter untuk penanganan segera.

Dokter akan mengetahui apakah gejalanya disebabkan oleh depresi atau sesuatu yang

lain. Dokter akan mengajukan pertanyaan untuk menguji tingkat depresi. Dokter akan
merekomendasikan penderita untuk mendapatkan penanganan dari dokter spesialis kejiwaan

yang mengkhususkan diri dalam mengobati depresi.

Beberapa wanita tidak memberitahu siapa pun tentang gejala-gejala mereka. Mereka

merasa malu atau bersalah karena merasa tertekan ketika mereka seharusnya bahagia. Mereka

khawatir akan dipandang sebagai orang tua tidak layak.

1.7 Pencegahan Terjadinya Post Partum Blues :

1.7.1 Persiapan diri yang baik, artinya persiapan diri yang baik padasaat kehamilan

sangat diperlukan sehingga saat kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik

dan mengurangi terjadinya resiko depresi post partum. Kegiatan yang dapat

ibu lakukan adalah dengan membaca artikel atau buku yang ada

kaitannyadengan kelahiran, mengikuti kelas prenatal, bergabung dengan

kelompok senam hamil. Ibu dapat memperoleh banyak informasi yang

diperlukan sehingga pada saat kelahiran ibu sudah siap dalam hal traumatis

yang mungkin mengejutkan dapat dihindari

1.7.2 Olahraga dan nutrisi yang cukup, dengan olahraga dapat menjaga kondisi dan

stamina sehingga dapat membuat kedaan emosi juga lebih baik. Nutrisi yang

baik, baik asupan makanan maupun minum sangat penting pada periode post

partum. Usahakan mendapatkan keseimbangan dari kedua hal ini.

1.7.3 Support mental dan lingkungan sekitar, support mental sangat diperlukan pada

periode post partum. Dukungan ini tidak hanya dari suami tapi dari keluarga,

teman dan lingkungan sekitar. Jika ingi bercerita ungkapkan perasaan emosi

dan perubahan hidup yang dialami kepada orang yang dipercaya dapat

menjadi penggemar yang baik. Ibu post partum harus punya keyakinan bahwa

lingkungan akan mendukung dan selalu siap membantu jika mengalami


kesulitan. Hal tersebut akan membuat ibu merasa lebih baik dan mengurangi

resiko terjadinya depresi post partum

1.7.4 Ungkapkan apa yang dirasakan, ibu post partum jangan memendam perasaan

sendiri. Jika mempunyai masalah harus segera dibicarakan baik dengan suami

maupun teman terdekat. Petugas kesehatan dapat membantu ibu untuk

mengungkapkan perasaan dan emosi ibu agar lebih nyaman.

1.7.5 Mencari informasi tentang depresi post partum, informasi tentang depresi post

partum yang kita berikan akan sangabermanfaat sehingga ibu mengetahui

faktor – faktor pemicu sehingga dapat mengantisipikasi atau mencari bantuan

jika menghadapi kondisi tersebut. Ibu juga harus mempelajari keadaan

dirinyasehingga ketika sdar terhadap kondisi ini akan mendapat bantuan

secepatnya. Bergabung dengan orang yang pernah mengalami depresi post

partum dapat membantuibu memperoleh informasi terhadap gejala dan hal

nyata yang dialami.

1.7.6 Menghindari perubahan hidup yang drastis, maksudnya perubahan hidup yang

drastis sesudah kelahiran aka berpengaruh terhadap emosional ibu sehingga

sebisa mungkin sebaiknya dihindari misalnya pindah kerja, pindah kerumah

yang baru. Hiduplah dengan wajarseperti sebelum melahirkan

1.7.7 Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah,

merawat tanaman dan pekerjaan rumah tangga lainnya yang dapat membantu

melupakan gejolak emosi yang timbul pada periode post partum. Saat kondisi

ibu masih labil bisa dilampiaskan dengan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Ibu dapat meminta dukungan dari keluarga dan lingkungan meski mempunyai

pembantu rumah tangga ibu dapat melakukan aktivitas tersebut.


1.8 Penanganan Post Partum Blues
Post partum blues atau gangguan mental pasca salin seringkali terabaikan dan tidakdi

tangani dengan baik. Banyak ibu yang berjuang sendiri dalam beberapa saat

melahirkan.mereka merasakan ada satu hal yang salah namun mereka sendiri tidak benar –

benar mengetahui apa yang sedang terjadi. Apabila mereka pergi mengunjungi dokter dan

sumber – sumber lainnya. Penanganan gangguan mental pascca salin pada prinsipnya tidak

berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen – momen lainnya. Para ibu yang

mengalami post partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini

membutuhkan dukungan pertolongan yang sesungguhnya.para ibu ini membutuhkan

pertolongan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus dipenuhi.

Cara mengatasinya antara lain : komunikasikan segala permasalahan atau hal lain yang

ingin diungkapkan, bicarakan rasa cemas yang dialami, sikap tulus ikhlas dalam menerima

aktivitas dan peran baru setelah melahirkan, bersikap fleksibel dan tidal terlau perfeksionis

dalam mengurus bayi dan rumah tangga, belajar tenang dan menarik nafas panjang dan

meditasi, kebutuhan istirahat yang cukup, tidurlah ketika bayi sedang tidur, berolahraga

ringan, bergabung dengan kelompok ibu - ibu baru, dukungan tenaga kesehatan, dukungan

suami, keluarga teman sesama ibu, konsultasikan kepada dokter atau orang yang profesional

agar dapat meminimalisir faktor resiko lainnya dan melakukan pengawasan.

Hal – hal yang disarankan pada ibu adalah sebagai berikut : minta bantuan suami atau

keluarga jika ibu ingin istirahat, beritahu suami tentang apa yangdirasakan oleh ibu, buang

rasa cemas dan khawatir akan kemampuan merawat bayi, meluangkan waktu dan cari hiburan

untuk diri sendiri, biasanya ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi, interaksi

sosial, kurang kemandirian.

1.9 Pengobatan Depresi

Secara umum ada dua jenis pengobatan untuk depresi:

1.9.1 Talk Therapy


Melibatkan pembicaraan dengan seorang psikolog, terapis, atau pekerja social

untuk belajar mengubah cara pasien depresi dalam berpikir, merasa, dan

bertindak.

1.9.2 Medis

Dokter akan memberikan resep obat antidepresan. Obat-obatan ini dapat

membantu meredakan gejala depresi.

Metoda-metoda pengobatan dapat digunakan sendiri atau secara bersamaan. Jika ibu

mengalami depresi, akan sangat memengaruhi bayinya. Pengobatan yang ditangani dengan

segera sangat penting bagi diri ibu sendiri maupun bayinya. Bicarakan dengan dokter tentang

manfaat serta risiko dari obat antidepresan tersebut di saat ibu dalam kondisi hamil maupun

menyusui.

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian Data Dasar

2.2.1.1 Keluhan utama: sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut
bergerak
2.2.1.2 Riwayat kehamilan: umur kehamilan, serta riwayat penyakit menyertai
2.2.1.3 Riwayat persalinan: tempat persalinan, bormal atau terdapat komplikasi,
keadaan bayi, keadaan ibu.
2.2.1.4 Riwayat nifas masa lalu: pengeluaran air susu ibu lancar atau tidak, berat
badan bayi, riwayat keluarga berencana atau tidak
2.2.1.5 Pemeriksaan fisik: keadaan umum pasien, abdomen, saluran cerna, alat

kemih,
lochea, vagina, perinium dan rektum, ekstrimitas kemampuan perawatan diri
2.2.1.6 Pemeriksaan psikososial: respon dan persepsi keluarga, status psikologis ayah,
respon keluarga terhadap bayi.

2.2.2 Diagnosa keperawatan

2.2.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, pembesaran jaringan atau
distensi efek-efek hormonal
2.2.2.2 Ketidak efektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
pengalaman sebelumnya, tingkat dukungan, karaktristik payudara
2.2.2.3 Resiko tinggib terhadap cedera berhubungan dengan biokimia efek anastesi,
profil darah abnormal
2.2.2.4 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
penurunan hemoglobin, prosedur invasive, pecah ketuban, malnutrisi
2.2.2.5 Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek hormonal, trauma
mekanis, edema jaringan, efek anastesiditandai dengan distensi kandung
kemih
2.2.2.6 Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
penurunan masukan atau penggantian tidak adekuat kehilangan cairan berlebih
2.2.2.7 Kontipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek progesteron,
dehidrasi, nyeri perical ditandai dengan perubahan bising usus, feses kurang
dari biasanya.
2.2.2.8 Kurang pengetahuan atau kebutuhan belajar mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang pemahaman, salah intervensi, tidak tau sumber-
sumber
2.2.2.9 Keterbatasan gerak dan aktifitas berhubungan dengan nyeri luka jahitan
perineum.

2.2.3 Rencana Keperawatan

No Diagnosa Rencana tindakan Rasional


Tujuan/kreteria Intervensi
Keperawatan
hasil
1 Nyeri akut Setelah diberikan  Kaji ulang skala  Mengidentifikasi

berhubungan asuhan keperawatan nyeri kebutuhan dan


 Anjurkan ibu agar
dengan trauma diharapkan nyeri ibu intervensi yang tepat
menggunakan  Untuk mengalihkan
mekanis, berkurang dengan
tekhnik relaksasi dan perhatian dan rasa
pembesaran menunjukkan skla
distraksi rasa nyeri nyeri yang dirasakan
jaringan atau nyeri 0-1, ibu  Motivasi untuk  Memperlancar

distensi efek-efek mengatakan nyerinya mobilisasi sesuai pengeluaran lochea,

hormonal berkurang atau indikasi mempercepat


 Berikan kompres
hilang, tidak merasa involusi, dan
hangat
nyeri saat mobilisasi  Celegasi pemberian mengurangi nyeri

dan TTV dalam batas analgetik secara bertahap


 Meningkatkan
normal
sirkulasi pada

perineum
 Melonggarkan

sistem saraf perifer

sehingga rasa nyeri

berkurang.
2 Ketidak efektifan Setelah diberikan  Kaji ulang tingkat  Membantu dalam

menyusui asuhan keperawatan, pengetahuan dan mengidentifikasi

berhubungan diharapkan ibu dapat pengalaman ibu kebutuhan saat ini

dengan tingkat mencapai kepuasan tentang menyusui agar memberikan

pengetahuan, menyusui dengan ibu sebelumnya intervensi yang tepat.


 Demonstrasikan dan  Posisi yang tepat
pengalaman mengungkapakan
tinjau ulang teknik biasanya mencegah
sebelumnya, proses situasi
menyusui luka atau pecah
tingkat dukungan, menyusui, bayi  Anjurkan ibu
puting yang dapat
karaktristik mendapat air susu ibu mengeringkan puting
merusak dan
payudara yang cukup setelah menyusui
mengganggu
 Agar kelembaban

pada patudara tetap

dalam batas normal


3 Resiko tinggi Setelah diberikan  Tinjau ulang kadar  Dapat mengetahui

terhadap cedera asuhan keperawatan hemoglobin serta kesengjangan kondisi

berhubungan diharapkan cedera kehilangan darah ibu dan intervensi

dengan biokimia pada ibu tidak terjadi sewaktu melahirkan, yang cepat dan tepat
 Meningkatkan
efek anastesi, dengan menunjukkan observasi dan catat
sirkulasi dan aliran
profil darah ibu dapat tanda anemia
 Anjurkan mobilisasi darah ke ekstremitas
abnormal mendemonstrasikan
dan latihan dini bawah
prilaku unsur untuk  Bahaya eklamsi ada
secara bertahap
menurunkan faktor  Kaji ada hiperfleksia diatas 72 jam post
resiko, melindungi sakit kepala atau partum sehingga

harga diri bebas dari gangguan dapat diketahui dan

komplikasi penglihatan diintraksikan


4 Resiko tinggi Setelah diberikan  Kaji lochea kontraksi  Untuk dapat

terhadap infeksi asuhan keperawatan uterus, dan kondisi mendeteksi tanda

berhubungan diharapkan infeksi jahitan episiotomi infeksi lebih dini dan


 Sarankan pada ibu
dengan trauma pada ibu tidak terjadi mengintervensi
agar mengganti
jaringan, ditandai dengan ibu dengan tepat
pembalut tiap 4 jam  Pembalut yang
penurunan dapat  Pantau tanda-tanda
lembab dan banyak
hemoglobin, mendemonstrasikan vital
 Lakukan rendam darah merupakan
prosedur invasive, teknik untuk
bokong media yang menjadi
pecah ketuban, menurunkan resiko  Sarankan ibu
tempat
malnutrisi infeksi, dan tidak membersihkan perine
perkembangbiakan
terdapat tanda-tanda al dari depan ke
kuman.
infeksi belakang.  Peningkatan suhu

lebih dari 38 ° C

menandakan infeksi
 Untuk memperlancar

sirkulasi ke perineum

dan mengurangi

edema
 Membantu mencegah

kontaminasi rektal

melalui vagina
5 Perubahan Setelah diberikan  Kaji dan catat  Mengetahui balance

eliminasi urin asuhan keperawatan cairan masuk dan cairan pasien

berhubungan diharapkan ibu tidak keluar tiap 24 jam sehingga diintervensi


dengan efek mengalami gangguan  Anjurkan dengan tepat
 Melatih otot-otot
hormonal, trauma eliminasi/ buang air berkemih 6-8 jam
perkemihan
mekanis, edema kecil ditandai dengan post partum  Agar kencing yang
 Berikan teknik
jaringan, efek Ibu dapat berkemih tidak dapat keluar,
merangsang
anastesiditandai sendiri dalam 6 – 8 bisa dikeluarkan
berkemih seperti
dengan distensi jam post pasrtum, sehingga tidak ada
rendam duduk,
kandung kemih tidak merasa sakit retensi
aliran air keran  Mengurangi distensi
saat buang air kecil,  Kolaborasi
kandung kemih
jumlah urine 1,5 – 2 pemasangan kateter

liter/hari
6 Resiko tinggi Setelah diberikan  Ajarkan ibu agar  Memberi rangsangan

terhadap asuhan keperawatan massage sendiri pada uterus agar

kekurangan ibu diharapkan tidak fundus uteri berkontraksi kuat dan


 Pertahankan cairan
volume cairan kekurangan volume mengontrol
peroral 1,5-2
berhubungan cairan ditandai perdarahan.
liter/hari  Mencegah terjadinya
dengan penurunan dengan cairan masuk  Observasi
dehidrasi
masukan atau dan keluar seimbang, perubahan  Peningkatan suhu

penggantian tidak hemoglobin dalam suhu,nadi,tekanan dapat memperhebat

adekuat kehilangan batas normal (12,0 darah dehidrasi


 Periksa ulang  Penurunan
cairan berlebih sampai 16,0 gr/dl)
kadar hemoglobin hemoglobin tidak

boleh melebihi 2

gram% /100dl
7 Kontipasi Setelah diberikan  Anjurkan pasien  Membantu

berhubungan asuhan keperawatan untuk melakukan meningkatkan

dengan penurunan diharapkan konstipasi ambulasi sesuai prestaltik

tonus otot, efek tidak terjadi pada ibu toleransi dan gastrointestinal
progesteron, ditandai dengan ibu meningkatkan  Makanan seperti

dehidrasi, nyeri dapat buang air besar secara progresif buah dan sayuran
 Pertahankan diet
perical ditandai maksimal hari ketiga membantu
reguler dengan
dengan perubahan post partum, feces meningkatkan
kudapan diantara
bising usus, feses lembek pristaltik usus
makanan, tingkata  Mengurangi rasa
kurang dari
n makan buah dan nyeri
biasanya  Untuk mencegah dan
sayuran
 Anjurkan ibu BAB stres perineal

pada Wc duduk
 Kolaborasi

pemberian

laksantia

supositoria
8 Kurang Setelah diberikan  Berikan informasi  Membantu mencegah

pengetahuan atau asuhan keperawatan tentang perwatan infeksi, mempercepat

kebutuhan belajar diharapkan dini (perawatan penyembuhan dan

mengenai pengetahuan ibu perineal) perubahan berperan pada

perawatan diri dan tentang perawatan fisiologi, lochea, adaptasi yang positif

bayi berhubungan dini dan bayi perubahan peran, dari perubahan fisik

dengan kurang bertambah, dengan istirahat, keluarga dan mental


 Menambah
pemahaman, salah kreteria ibu dapat berencana
 Berikan informasi pengetahuan ibu
intervensi, tidak mengungkapkan
tentang perawatan tentang perawatan
tau sumber-sumber kebutuhan ibu pada
bayi yaitu bayi
masa post partum dan  Memperjelas
perawatan tali
dapat melakukan pemahaman ibu
pusat, ari,
aktivitas yang perlu tentang apa yang
memandikan dan
dilakukan dan imunisasi sudah dipelajari
 Sarankan agar
alasannya seperti
mendemonstrasika
perawatan bayi,
n apa yang sudah
menyusui, perawatan
diperlajari
perineum
9 Hambatan Setelah diberikan  Anjurkan  Meningkatkan

immobilitas fisik asuhan keperawatan mobilisasi dan sirkulasi dan aliran

berhubungan diharapkan gerak dan latihan dini secara darah ke ekstremitas

dengan nyeri luka aktifitas terkoordinasi bertahap bawah


 KIE perawatan luka  Mempercepat
jahitan perineum dengan kreteria :
jahitan perinium kesembuhan luka
sudah tidak nyeri
sehingga
pada luka jahitan
memudahkan gerak
pada saat duduk skla
aktivitas
2, luka jahitan

perinium sudah tidak

sakit atau nyeri

berkurang skala 2

http://mpeeeg04.blogspot.co.id/2013/12/askep-post-partum-blues.html

Anda mungkin juga menyukai