KONSEP DASAR
Post partum blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan
kecemasan, labilitas perasaan dan depresi pada ibu. Biasanya terjadi secara teori terjadi pada
minggu ke empat.
1.2 Klasifikasi
Ringan : post partum blues atau sering juga maternity blues atau ssindroma ibu baru
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek dengan yang sering tampak pada minggu
Berat : depresi berat dikenal sebagai sindroma depresi nan psikotik pada kehamilan namun
Gejala – gejala depresi berat : perubahan pada mood, gangguan pada pola tidur, perubahan
mental dan libido, dapat pula muncul phobia, ketakutan akan menyakiti diri sendiri atau
bayinya, depresi berat akan memiliki resiko tinggi pada wanita atau keluarga yang pernah
Penatalaksanaan depresi berat : dukungan keluarga dan lingkungan sekitar, terapi psikologis
dari psikiater dan psikolog, kolaborasi dengan dokter untukpemberian anti depresan ( hati –
hati pemberian depresan pada wanita hamil dan menyusui ), pasien dengan percobaan bunuh
diri sebaiknya tidak ditinggalkan sendirian dirumah, jika diperlukan lakukan perawatan di
RS, tidak dianjurkan untuk rooming atau rawat gabung dengan bayinya.
sebagai seorang ibu. Perasaan ini bisa membuat depresi Anda lebih parah. Para peneliti
Akan sangat membantu jika suami atau pengasuh dapat membantu memenuhi kebutuhan
bayi disaat Anda mengalami depresi. Semua anak berhak mendapat kesempatan untuk
memiliki ibu yang sehat. Dan semua ibu layak mendapatkan kesempatan untuk menikmati
Jika ibu merasa mengalami depresi selama kehamilan atau setelah melahirkan, jangan
sampai menderita sendirian. Segeralah beritahu suami atau orang terdekat dan hubungi
dokter!
Faktor yang menyebabkan terjadinya post partum blues bisa terjadi dari luar dan dalam
individu, misalnya:
pada emosi
1.4.4 Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional yang
kompleks
1.4.6 Masalah medis dalam kehamilan (PIH, diabetes melitus, disfungsi tiroid)
sosial ekonomi
mendukung kehamilan ini, apakah suami mengerti perasaan istri, apakah suami, keluarga dan
teman memberikan dukungan fisik dan moral, misalnya dengan membantu pekerjaanruma
Stress dalam keluarga, misalnya : Faktor ekonomi memburuk, persoalan dengan suami,
problem dengan mertua.stress yang dialami wanita itu sendiri misalnya ASItidak
keluar,frustasi karena bayi tidak mau tidur, stress melihat bayi sakit,rasa bosan dengan hidup
yang dijalani.
Kelelahan pasca persalinan, perubahan yang peran dialami oleh ibu, rasa memiliki bayi yang
terlalu dalam sehingga timbul rasa takut kehilangan bayinya problem anak, setelah kelahiran
bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup
Post partum blues atau sering juga materity blues atau syndroma ibu baru dimengerti
sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak pada minggu pertama
1.5.6 Cepat menjadi sedih dan cepat pula gembira, Perasaan terjebak
Gejala fisik seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar – debar. Adapun gejala baby
blues antara lain : menangis, perubahan perasaan, cemas, kesepian, khawatir dengan bayi
Ketika ibu hamil, atau setelah melahirkan, mungkin saja ibu mengalami depresi tapi
tidak menyadarinya. Beberapa perubahan normal selama dan setelah melahirkan dapat
menunjukkan gejala yang mirip dengan depresi. Namun jika mengalami gejala berikut lebih
Dokter akan mengetahui apakah gejalanya disebabkan oleh depresi atau sesuatu yang
lain. Dokter akan mengajukan pertanyaan untuk menguji tingkat depresi. Dokter akan
merekomendasikan penderita untuk mendapatkan penanganan dari dokter spesialis kejiwaan
Beberapa wanita tidak memberitahu siapa pun tentang gejala-gejala mereka. Mereka
merasa malu atau bersalah karena merasa tertekan ketika mereka seharusnya bahagia. Mereka
1.7.1 Persiapan diri yang baik, artinya persiapan diri yang baik padasaat kehamilan
sangat diperlukan sehingga saat kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik
dan mengurangi terjadinya resiko depresi post partum. Kegiatan yang dapat
ibu lakukan adalah dengan membaca artikel atau buku yang ada
diperlukan sehingga pada saat kelahiran ibu sudah siap dalam hal traumatis
1.7.2 Olahraga dan nutrisi yang cukup, dengan olahraga dapat menjaga kondisi dan
stamina sehingga dapat membuat kedaan emosi juga lebih baik. Nutrisi yang
baik, baik asupan makanan maupun minum sangat penting pada periode post
1.7.3 Support mental dan lingkungan sekitar, support mental sangat diperlukan pada
periode post partum. Dukungan ini tidak hanya dari suami tapi dari keluarga,
teman dan lingkungan sekitar. Jika ingi bercerita ungkapkan perasaan emosi
dan perubahan hidup yang dialami kepada orang yang dipercaya dapat
menjadi penggemar yang baik. Ibu post partum harus punya keyakinan bahwa
1.7.4 Ungkapkan apa yang dirasakan, ibu post partum jangan memendam perasaan
sendiri. Jika mempunyai masalah harus segera dibicarakan baik dengan suami
1.7.5 Mencari informasi tentang depresi post partum, informasi tentang depresi post
1.7.6 Menghindari perubahan hidup yang drastis, maksudnya perubahan hidup yang
merawat tanaman dan pekerjaan rumah tangga lainnya yang dapat membantu
melupakan gejolak emosi yang timbul pada periode post partum. Saat kondisi
ibu masih labil bisa dilampiaskan dengan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Ibu dapat meminta dukungan dari keluarga dan lingkungan meski mempunyai
tangani dengan baik. Banyak ibu yang berjuang sendiri dalam beberapa saat
melahirkan.mereka merasakan ada satu hal yang salah namun mereka sendiri tidak benar –
benar mengetahui apa yang sedang terjadi. Apabila mereka pergi mengunjungi dokter dan
sumber – sumber lainnya. Penanganan gangguan mental pascca salin pada prinsipnya tidak
berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen – momen lainnya. Para ibu yang
mengalami post partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini
pertolongan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus dipenuhi.
Cara mengatasinya antara lain : komunikasikan segala permasalahan atau hal lain yang
ingin diungkapkan, bicarakan rasa cemas yang dialami, sikap tulus ikhlas dalam menerima
aktivitas dan peran baru setelah melahirkan, bersikap fleksibel dan tidal terlau perfeksionis
dalam mengurus bayi dan rumah tangga, belajar tenang dan menarik nafas panjang dan
meditasi, kebutuhan istirahat yang cukup, tidurlah ketika bayi sedang tidur, berolahraga
ringan, bergabung dengan kelompok ibu - ibu baru, dukungan tenaga kesehatan, dukungan
suami, keluarga teman sesama ibu, konsultasikan kepada dokter atau orang yang profesional
Hal – hal yang disarankan pada ibu adalah sebagai berikut : minta bantuan suami atau
keluarga jika ibu ingin istirahat, beritahu suami tentang apa yangdirasakan oleh ibu, buang
rasa cemas dan khawatir akan kemampuan merawat bayi, meluangkan waktu dan cari hiburan
untuk diri sendiri, biasanya ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi, interaksi
untuk belajar mengubah cara pasien depresi dalam berpikir, merasa, dan
bertindak.
1.9.2 Medis
Metoda-metoda pengobatan dapat digunakan sendiri atau secara bersamaan. Jika ibu
mengalami depresi, akan sangat memengaruhi bayinya. Pengobatan yang ditangani dengan
segera sangat penting bagi diri ibu sendiri maupun bayinya. Bicarakan dengan dokter tentang
manfaat serta risiko dari obat antidepresan tersebut di saat ibu dalam kondisi hamil maupun
menyusui.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1.1 Keluhan utama: sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut
bergerak
2.2.1.2 Riwayat kehamilan: umur kehamilan, serta riwayat penyakit menyertai
2.2.1.3 Riwayat persalinan: tempat persalinan, bormal atau terdapat komplikasi,
keadaan bayi, keadaan ibu.
2.2.1.4 Riwayat nifas masa lalu: pengeluaran air susu ibu lancar atau tidak, berat
badan bayi, riwayat keluarga berencana atau tidak
2.2.1.5 Pemeriksaan fisik: keadaan umum pasien, abdomen, saluran cerna, alat
kemih,
lochea, vagina, perinium dan rektum, ekstrimitas kemampuan perawatan diri
2.2.1.6 Pemeriksaan psikososial: respon dan persepsi keluarga, status psikologis ayah,
respon keluarga terhadap bayi.
2.2.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, pembesaran jaringan atau
distensi efek-efek hormonal
2.2.2.2 Ketidak efektifan menyusui berhubungan dengan tingkat pengetahuan,
pengalaman sebelumnya, tingkat dukungan, karaktristik payudara
2.2.2.3 Resiko tinggib terhadap cedera berhubungan dengan biokimia efek anastesi,
profil darah abnormal
2.2.2.4 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan,
penurunan hemoglobin, prosedur invasive, pecah ketuban, malnutrisi
2.2.2.5 Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek hormonal, trauma
mekanis, edema jaringan, efek anastesiditandai dengan distensi kandung
kemih
2.2.2.6 Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
penurunan masukan atau penggantian tidak adekuat kehilangan cairan berlebih
2.2.2.7 Kontipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek progesteron,
dehidrasi, nyeri perical ditandai dengan perubahan bising usus, feses kurang
dari biasanya.
2.2.2.8 Kurang pengetahuan atau kebutuhan belajar mengenai perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan kurang pemahaman, salah intervensi, tidak tau sumber-
sumber
2.2.2.9 Keterbatasan gerak dan aktifitas berhubungan dengan nyeri luka jahitan
perineum.
perineum
Melonggarkan
berkurang.
2 Ketidak efektifan Setelah diberikan Kaji ulang tingkat Membantu dalam
dengan biokimia pada ibu tidak terjadi sewaktu melahirkan, yang cepat dan tepat
Meningkatkan
efek anastesi, dengan menunjukkan observasi dan catat
sirkulasi dan aliran
profil darah ibu dapat tanda anemia
Anjurkan mobilisasi darah ke ekstremitas
abnormal mendemonstrasikan
dan latihan dini bawah
prilaku unsur untuk Bahaya eklamsi ada
secara bertahap
menurunkan faktor Kaji ada hiperfleksia diatas 72 jam post
resiko, melindungi sakit kepala atau partum sehingga
lebih dari 38 ° C
menandakan infeksi
Untuk memperlancar
sirkulasi ke perineum
dan mengurangi
edema
Membantu mencegah
kontaminasi rektal
melalui vagina
5 Perubahan Setelah diberikan Kaji dan catat Mengetahui balance
liter/hari
6 Resiko tinggi Setelah diberikan Ajarkan ibu agar Memberi rangsangan
boleh melebihi 2
gram% /100dl
7 Kontipasi Setelah diberikan Anjurkan pasien Membantu
tonus otot, efek tidak terjadi pada ibu toleransi dan gastrointestinal
progesteron, ditandai dengan ibu meningkatkan Makanan seperti
dehidrasi, nyeri dapat buang air besar secara progresif buah dan sayuran
Pertahankan diet
perical ditandai maksimal hari ketiga membantu
reguler dengan
dengan perubahan post partum, feces meningkatkan
kudapan diantara
bising usus, feses lembek pristaltik usus
makanan, tingkata Mengurangi rasa
kurang dari
n makan buah dan nyeri
biasanya Untuk mencegah dan
sayuran
Anjurkan ibu BAB stres perineal
pada Wc duduk
Kolaborasi
pemberian
laksantia
supositoria
8 Kurang Setelah diberikan Berikan informasi Membantu mencegah
perawatan diri dan tentang perawatan fisiologi, lochea, adaptasi yang positif
bayi berhubungan dini dan bayi perubahan peran, dari perubahan fisik
berkurang skala 2
http://mpeeeg04.blogspot.co.id/2013/12/askep-post-partum-blues.html