Anda di halaman 1dari 18

JARINGAN KOMPUTER 3

KONFIGURASI WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM


PADA KOMUNIKASI WDS DENGAN MENGGUNAKAN
MIKROTIK RB941-2nd-TC

Disusun Oleh :

Ilyas Fahru Riza 4.31.14.0.10

Isna Cahya Inayanti 4.31.14.0.11

Khalimatus Sa’diyah 4.31.14.0.12

Nanda Dwike Sunandari 4.31.14.0.16

Kelas : TE-4A

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2017
WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM ( WDS )

1. Dasar Teori

Wireless Distribution System (WDS) yang disebut juga sebagai Wireless Repeater
merupakan sistem untuk mengembangkan jaringan nirkabel tanpa harus menggunakan
kabel sebagai media transfer data, melainkan memanfaaatkan jalur nirkabel dari setiap
perangkat AP. WDS memungkinkan interconnection pada setiap perangkat AP dalam
satu environment pada jaringan wireless. Dengan menggunakan WDS memungkinkan
koneksi wireless network dapat dikembangkan dengan beberapa AP atau back station
tanpa harus menggunakan backbone pada jaringan kabel agar dapat terhubung dengan
AP. Semua base station dalam WDS harus dikonfigurasi dengan menggunakan channel
radio yang sama, method inkripsi (tanpa inkripsi, WEP, atau WAP) dan juga pada kunci
inkripsi yang sama. Dimana koneksi berupa konfigurasi dengan menggunakan SSID
(Service Set Identifiers) yang berbeda pada setiap pengguna.
Keuntungan yang dapat dilihat dari teknologi WDS jika dibanding dengan solusi
lainnya adalah bahwa teknologi WDS ini dapat mengintegrasikan semua AP menjadi
satu kesatuan serta memiliki mobilitas dan reabilitas tinggi. Pada setiap AP yang
terkoneksi dengan perangkat AP lainnya disebut dengan repeater, kekurangan repeater
pada setiap AP yang terkoneksi dapat mengurangi kinerja jaringan wireless LAN.
Repeater harus menerima dan mengirim setiap frame pada kanal radio yang sama.
Mengakibatkan terjadinya penggandaan jumlah traffic pada jaringan.
(http://if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-jurnal%20riko.pdf)
Macam-macam mode para wireless distribution system(WDS) dapat dibagi menjadi
2 jenis, yaitu mode bridge dan mode repeater:
1. Mode Bridge point to point
Yang ditinjau pada mode ini adalah komunikasi antar dua access point.

Gambar 1.1 Point to Point Bridge


Gambar 1.1 menjelaskan topologi jaringan Bridge point to point atau komunikasi
dua arah yang menghubungkan antara AP 1 dan AP 2.

2. Bridge Point to Multi point


Pada mode WDS ini access point berkomunikasi dengan satu atau lebih dengan
access point lainnya.

Gambar 1.2 Point to Multi Point Bridge


Gambar 1.2 menjelaskan topologi jaringan bridge point to multi point atau
komunikasi dengan banyak Access Point.

3. WDS with repeater


Pada mode WDS ini, lebih dari satu access point saling berkomunikasi satu dengan
lainnya juga klien dapat terhubung pada AP manapun.

Gambar 1.3 Repeater

Gambar 1.3 menjelaskan topologi jaringan WDS dengan tambahan repeater


sehingga satu AP dapat saling berkomunikasi dengan AP lainnya, serta klien
juga dapat terhubung dengan AP manapun.
(https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/105563/jurnal_eproc/implementasi-
dan-analisis-wds-mode-bridge-untuk-mendukung-layanan-data-pada-mobile-node.pdf)

2. Langkah-langkah Konfigurasi WDS


2.1 Topologi Jaringan WDS

Gambar 2.1 Topologi Jaringan WDS


Gambar 2.1 menjelaskan topologi jaringan WDS dengan 2 Access Point, AP 1
difungsikan sebagai server dan terdapat 2 client yang tersambung ke wireless AP
1.

AP 1 : Server
IP : 192.168.0.1/28
AP 2
IP : 192.168.0.2/28

2.2 Langkah Konfigurasi WDS


1) Siapkan aplikasi winbox versi 3.0 dan pahami terlebih dahulu konsep awal
setting AP pada umumnya.
2) Siapkan kabel UTP, kemudian koneksikan dengan perangkat RB941 default port
1 (setiap seri Mikrotik memiliki default port yang berbeda).
3) Untuk pengaturan awal biarkan IP pada laptop Dynamic.
4) Pada AP1 Server buka aplikasi winbox.
Gambar 2.2 Tampilan Awal Winbox
Gambar 2.2 merupakan tampilan awal saat membuka Aplikasi Winbox. Jika telah
berhasil instalasi winbox, maka tampilan akan seperti yang diatas. Aplikasi
winbox pada awal akan menggunakan mac-address dari perangkat dengan IP
default berupa 192.168.88.1, biarkan password kosong dan kemudian pilih
tombol Connect.

5) Jika benar maka akan muncul tampilan seperti berikut.

Gambar 2.3 Tampilan Halaman Menu Winbox


Gambar 2.3 merupakan tampilan saat berhasil masuk ke dalam konfigurasi AP
mikrotik. Bisa dilihat pada sisi kiri adalah menu yang tersedia pada perangkat
RB941 (Letak tiap menu belum tentu sama)
6) Pilih menu Wireless.

Gambar 2.4 Tampilan pada menu Wireless


Gambar 2.4 merupakan tampilan daftar wireless yang akan ditambahkan dan
dikonfigurasi. Pada bagian interface, klik 2 kali pada wlan1. Pada wireless pilih
mode ap bridge

Gambar 2.5 Tampilan Menu Interface pada wlan1


Gambar 2.5 merupakan tampilan menu konfigurasi pada wlan1 untuk mengatur
mode AP, frequency, SSID dan sebagainya.
Ubah SSID dengan Tes_WDS (silahkan disesuaikan), biarkan settingan yang lain
secara default. Klik Apply trus Enable dan OK (Enable berfungsi untuk
broadcast SSID kita tadi agar bisa dilihat/deteksi oleh perangkat lain)

Gambar 2.6 Konfigurasi wlan pada AP1


Gambar 2.6 merupakan konfigurasi akhir wireless pada interface wlan 1 AP 1.

Kemudian pada menu WDS pilih mode static mesh.

Gambar 2.7 Konfigurasi wlan pada AP1


Gambar 2.7 merupakan konfigurasi WDS mode yang diatur sebagai static mesh.
7) Kemudian dilanjutkan dengan membuat interface WDS. Pada menu interfaces
pilih WDS

Gambar 2.8 Konfigurasi WDS pada AP1


Gambar 2.8 merupakan tampilan saat akan melakukan konfigurasi WDS untuk
memasukkan MAC Address AP 2.

Selanjutnya memasukkan MAC address AP 2 = 6C:3B:6B:14:C0:5F. Kemudian


klik OK

Gambar 2.9 Konfigurasi WDS pada AP1


Gambar 2.9 merupakan tampilan saat melakukan konfigurasi WDS untuk
memasukkan MAC Address AP 2.

8) Kemudian dilanjutkan dengan setting IP. Pilih menu IP klik Addresses, pada
kotak Address List klik pada tanda + (Plus). Masukkan IP dan Subnetmask,
serta pada interface pilih wlan1 (karena IP ini diperuntukan untuk wireless). Klik
Apply dan OK

Gambar 2.10 Setting IP wlan pada AP1


Gambar 2.10 merupakan tampilan saat memasukkan IP Address untuk wlan 1.

Gambar 2.11 Tampilan IP wlan pada AP1


Gambar 2.11 merupakan tampilan saat berhasil memasukkan IP Address untuk
wlan 1.

9) Kemudian konfigurasi WDS pada AP2, sambungkan kabel UTP ke AP2 dengan
laptop. Pilih mode Station Bridge. Biarkan settingan yang lain secara default,
kemudian klik Apply > OK.

Gambar 2.12 Konfigurasi wlan pada AP2


Gambar 2.12 merupakan tampilan saat melakukan konfigurasi wireless pada
interface wlan 1 pada AP 2.

10) Selanjutnya mengkonfigurasi WDS mode. Pilih mode static mesh, lalu klik OK
Gambar 2.13 Konfigurasi wlan pada AP2
Gambar 2.13 merupakan konfigurasi WDS mode yang diatur sebagai static mesh.

11) Kemudian membuat interface WDS

Gambar 2.14 Konfigurasi WDS pada AP2

Selanjutnya memasukkan MAC address AP 1 = 6C:3B:6B:14:C0:64. Klik OK


Gambar 2.15 Konfigurasi WDS pada AP2
Gambar 2.15 merupakan tampilan saat melakukan konfigurasi WDS untuk
memasukkan MAC Address AP 1.

12) Kemudian dilanjutkan dengan setting IP. Pilih menu IP klik Addresses, pada
kotak Address List klik pada tanda + (Plus). Masukkan IP dan Subnetmask, serta
pada interface pilih wlan1 (karena IP ini diperuntukan untuk wireless). Klik
Apply dan OK.

Gambar 2.16 Setting IP wlan AP2


Gambar 2.16 merupakan tampilan saat memasukkan IP Address untuk wlan 1
pada AP 2.

3. Hasil Konfigurasi WDS


3.1 Wireless yang dibuat pada AP1 sudah bisa dideteksi.

Gambar 3.1 SSID terdeteksi


Gambar 3.1 merupakan tampilan saat wireless yang sudah dibuat pada AP 1
(server) sudah terdeteksi di sisi client.

3.2 WDS sudah berhasil dibuat


a. AP1

Gambar 3.2 WDS AP1 running


Gambar 3.2 merupakan tampilan saat WDS pada AP 1 sudah berhasil dibuat dan
sudah berjalan (running).

b. AP2

Gambar 3.3 WDS AP2 running


Gambar 3.3 merupakan tampilan saat WDS pada AP 2 sudah berhasil dibuat dan
sudah berjalan (running).

3.3 WDS sudah saling terhubung


a. AP1

Gambar 3.4 WDS AP2 terkoneksi dengan AP1


Gambar 3.4 merupakan tampilan saat WDS AP 2 berhasil terkoneksi dengan
WDS AP 1 ditandai dengan munculnya Radio Name milik AP 2.
b. AP2

Gambar 3.5 WDS AP1 terkoneksi dengan AP2


Gambar 3.5 merupakan tampilan saat WDS AP 1 berhasil terkoneksi dengan
WDS AP 2 ditandai dengan munculnya Radio Name milik AP 1.

3.4 Client sudah mendapatkan IP


a. Client 1

Gambar IP Address pada client 1


Penjelasan Gambar merupakan Network Connection Details dari client 1 yang
mendapatkan ip address dari server yaitu 192.168.0.14.
b. Client 2

Gambar IP Addresss pada client 2


Penjelasan Gambar merupakan Network Connection Details dari client 2 yang
mendapatkan ip address dari server yaitu 192.168.0.13.
c. Client 3

Gambar IP Address pada client 3


Penjelasan Gambar merupakan Network Connection Details dari client 3 yang
mendapatkan ip address dari server yaitu 192.168.0.12.
4. Pengujian Koneksi WDS
4.1 Ping AP 1 ke AP 2

Gambar 4.1 Hasil pengujian dari AP 1 ke AP 2


Gambar diatas merupakan hasil pengujian dari Access Point 1 ke Access Point 2
yang menandakan bahwa pengujian telah berhasil.
4.2 Ping AP 2 ke AP 1

Gambar 4.2 Hasil pengujian dari AP 2 ke AP 1


Gambar diatas merupakan hasil pengujian dari Access Point 2 ke Access Point 1
yang menandakan bahwa pengujian telah berhasil.
4.3 Ping Server ke client

Gambar 4.3 Hasil pengujian dari server ke client 1, client 2, client 3


Gambar diatas merupakan hasil pengujian yang dilakukan dari server ke masing-
masing client. Pada gambar diatas menunjukkan bahwa server terkoneksi dengan
client.
4.4 Ping Client ke client
a. Ping dari Client 1 ke Client 2

Gambar 4.4 Pengujian koneksi dari Client 1 ke Client 2


b. Ping dari Client 1 ke Client 3

Gambar 4.5 Pengujian koneksi dari Client 1 ke Client 3

Jika ping IP bisa dilakukan antara AP1 dan AP2, antara AP1 ke Client, dan antara Client
ke Client maka konfigurasi WDS telah berhasil.

Anda mungkin juga menyukai