Anda di halaman 1dari 16

291

PENGELOLAAN BENGKEL PRAKTIK SMK TEKNIK


PEMESINAN DI KABUPATEN PURWOREJO

Purwanto 1) dan Thomas Sukardi 2)


1) 2)
SM K YEPEKA Purworejo; Universitas Negeri Yogyakarta
pur24_pur24@yahoo.co.id; thomkar234@yahoo.co.id

ABSTRACT
This study aims to know the quality of: (1) planning, (2) organizing, (3) actuating, and (4) controlling of
mechanical engineering workshop management at SMK in Purworejo Regency. This study is a quantitative study
with survey method. The respondents of this study were the practical lesson teachers of mechanical engineering
SMK in Purworejo Regency. The data collection techniques were questionnaire, interview, and observation. The
data analysis technique used was descriptive statistics. The results showed that: (1) the planning has a good
quality with a mean of 2.961; (2) the organizing has a good quality with a mean of 2.947; (3) the actuating has a
good quality with a mean of 3.207; and (4) the controlling has a good quality with a mean of 2.874.

Keywords: Management, Mechanical Engineering Workshop

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas: (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3)
pelaksanaan, dan (4) pengawasan pada pengelolaan bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
Purworejo. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei. Responden pada
penelitian ini adalah guru praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah: kuesioner, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan mempunyai kualitas baik dengan mean
2,961; (2) pengorganisasian mempunyai kualitas baik dengan mean 2,947; (3) pelaksanaan mempunyai kualitas
baik dengan mean 3,207; dan (4) pengawasan mempunyai kualitas baik dengan mean 2,874.

Kata Kunci: Pengelolaan, Bengkel Praktik Teknik Pemesinan.

2008 tentang standar sarana dan prasarana


PENDAHULUAN
untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Aliyah Kejuruan. Bengkel praktik pemesinan
merupakan lembaga pendidikan untuk sebagai ruang pembelajaran praktik kompetensi
menciptakan sumber daya manusia yang keahlian Teknik Pemesinan yang terdiri dari:
memiliki keterampilan sesuai dengan bidang area kerja bangku berkapasitas 8 siswa, ruang
keahlian tertentu. Jenjang pendidikan SMK pengukuran dan pengujian logam berkapasitas
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan 4 siswa, area kerja mesin bubut berkapasitas
siswa menjadi calon tenaga kerja siap kerja. 8 siswa, area kerja mesin frais berkapasitas
Mengacu pada hal tersebut, maka kegiatan 4 siswa, area kerja mesin gerinda berkapasitas
praktik di bengkel praktik mempunyai peranan 4 siswa, dan ruang kerja pengepasan
yang sangat penting dalam mengembangkan berkapasitas 4 siswa. Sarana dan prasarana
keterampilan siswa sebagai bekal untuk bekerja bengkel praktik Teknik Pemesinan harus
di dunia industri. dikelola dengan baik untuk memfasilitasi
Bengkel praktik SMK khususnya pada kebutuhan siswa secara maksimal dalam
kompetensi keahlian Teknik Pemesinan mengembangkan keterampilan di bidang
tertuang dalam Permendiknas Nomor 40 Tahun pemesinan.
292 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015

Terry (1974:4) menyatakan bahwa proses SMK tidak mempunyai alat pengujian logam,
manajemen tercermin pada gambar berikut: mesin bubut seharusnya berjumlah 8 mesin
masih ditemukan yang jumlahnya kurang dari
8 mesin, mesin frais seharusnya berjumlah
4 mesin masih ditemukan yang jumlahnya
kurang dari 4 mesin, mesin gerinda seharusnya
berjumlah 4 mesin masih ditemukan yang
jumlahnya kurang dari 4 mesin, ruang
pengepasan seharusnya berkapasitas 4 siswa
tetapi tidak ada bengkel praktik teknik
Gambar 1. Proses Manajemen pemesinan yang dilengkapi dengan ruang
pengepasan.
Berdasarkan hasil observasi menunjuk-
Manajemen merupakan suatu proses yang kan bahwa tidak semua mesin dalam kondisi
terdiri dari perencanaan (planning), baik, akan tetapi masih ditemukan mesin dalam
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan kondisi kurang presisi dan rusak sedang. Mesin
(actuating), dan pengawasan (controlling) yang kurang presisi dan rusak sedang adalah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. mesin bubut. Kondisi mesin yang kurang presisi
Purworejo dideklarasikan sebagai dan rusak sedang terjadi karena pemeliharaan
kabupaten vokasi pada tanggal 26 Juni 2012. mesin tidak dilaksanakan secara teratur dan
Predikat sebagai kabupaten vokasi diharapkan tindakan pemeliharaan hanya dilaksanakan
dapat menciptakan sumber daya manusia ketika terjadi kelainan ataupun kerusakan pada
lulusan SMK yang lebih kompetitif, akuntabel, mesin. Fenomena pengelolaan bengkel praktik
terampil, dan siap memasuki dunia kerja SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
sehingga dapat menekan angka kemiskinan di Purworejo belum maksimal untuk memfasilitasi
Kabupaten Purworejo (http://purworejokab.go kegiatan praktik siswa.
.id/news/seputarpendidikan/1791-purworejo Dengan adanya permasalahan penge-
deklarasikan-sebagai-kabupaten-vokasi). lolaan bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan
Dengan demikian, predikat sebagai kabupaten di Kabupaten Purworejo, maka peneliti akan
vokasi yang disandang oleh Purworejo melakukan penelitian mengenai pengelolaan
membuat SMK di Kabupaten Purworejo bengkel praktik yang meliputi: (1) perencanaan,
dituntut untuk meningkatkan kualitas lulusan (2) pengorganisasian,(3) pelaksanaan, dan (4)
SMK dalam rangka menekan angka pengawasan pada SMK Teknik Pemesinan di
pengangguran. Kabupaten Purworejo untuk memaparkan
SMK kompetensi keahlian Teknik kondisi pengelolaan bengkel praktik SMK
Pemesinan di Kabupaten Purworejo terdapat Teknik Pemesinan. Hasil penelitian diharapkan
tujuh sekolah yaitu: SMK N 1 Purworejo, SMK dapat memberikan kontribusi dalam
Pembaharuan Purworejo, SMK TKM Teknik meningkatkan kualitas pengelolaan bengkel
Purworejo, SMK Pancasila 1 Kutoarjo, SMK praktik SMK Teknik Pemesinan. Dengan
PN 2 Purworejo, SMK YPT Purworejo, dan pengelolaan bengkel praktik yang baik, maka
SMK Institut Indonesia Kutoarjo. Hasil bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di
observasi menunjukkan bahwa: area kerja Kabupaten Purworejo dapat memfasilitasi
bangku seharusnya berkapasitas 8 siswa masih kebutuhan siswa secara maksimal untuk
ditemukan kapasitas kurang dari 8 siswa, ruang mengembangkan keterampilan sebagai bekal
pengukuran dan pengujian logam seharusnya bekerja di dunia industri.
berkapasitas 4 siswa masih ditemukan kapasitas
kurang dari 4 siswa bahkan enam dari tujuh
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 293

Pendidikan Kejuruan ruang kelas sedangkan pembelajaran praktik


Pendidikan kejuruan merupakan diselenggarakan di bengkel praktik.
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik Aurigemma, dkk (2013: 138) mengatakan
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Hal bahwa: “if we can better understand how
ini sesuai dengan pernyataan Pavlova knowledge and skills are deployed in realworld
(2009:7) yang menyatakan bahwa: “...direct engineering problem solving, we can better
preparation for work was the main goal of identify design principles to assist us in
vocational education”. Tujuan utama pendidi- developing educational models that achieve
kan kejuruan adalah mempersiapkan peserta fidelity between the two sites of the classroom
didik secara langsung untuk bekerja. and the work place whether it be a lab or
Pendidikan kejuruan tidak hanya membekali industry”. Pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dengan pengetahuan, akan tetapi teknik lebih mudah dipahami dengan
juga keterampilan dalam bidang keahlian mengembangkan model pendidikan yang
tertentu. memadukan antara dua lokasi yaitu kelas dan
Pendidikan kejuruan membekali siswa tempat kerja baik itu bengkel praktik atau
dengan keterampilan sebagai bekal untuk industri.
bekerja pada bidang tertentu. Wilson Rochadi (2011: 2-3) menyampaikan
(2010: 90) mengatakan bahwa: “...vocational bahwa bengkel sekolah berfungsi sebagai
education students view their classroom as tempat untuk alih kompetensi (transfering
beneficial. They felt that this type of education competense). Proses alih kompetensi dapat
was particularly helpful in gaining real job digambarkan sebagai berikut:
skills needed to support themselves after high
school”. Pendidikan kejuruan mempunyai
keunggulan yaitu siswa mendapatkan
keterampilan kerja nyata yang diperlukan untuk
mendukung siswa setelah lulus dari jenjang
pendidikan kejuruan.
Firdausi dan Barnawi (2012: 22) Gambar 2. Fungsi Bengkel Sekolah
mengatakan bahwa tujuan SMK adalah (1) siswa sebagai input merupakan pelanggan
menyiapkan siswa sesuai dengan bidang yang harus dilayani sedemikian rupa sehingga
keahlian tertentu untuk: (1) memasuki lapangan apa yang menjadi harapan memperoleh
kerja serta dapat mengembangkan sikap kompetensi dari bidangnya dapat terpenuhi;
profesional dalam lingkup keahliannya; (2) untuk dapat memperoleh kompetensi yang
(2) mampu memilih karier, mampu ber- diharapkan, siswa dikembangkan di bengkel
kompetisi dan mampu mengembangkan diri sekolah. Keberhasilan alih kompetensi siswa
dalam lingkup keahlian yang dipilih dan sangat ditentukan oleh bagaimana cara
ditekuni; (3) menjadi tenaga kerja tingkat pengelolaan bengkel sekolah; (3) sasaran akhir
menengah untuk mengisi kebutuhan dunia dari pengembangan siswa adalah untuk
usaha dan industri. SMK hendaknya mem- mencapai kompetensi yaitu terdiri dari:
punyai acuan yang jelas dalam menye- keilmuan (knowledge), keterampilan (skills),
lenggarakan pendidikan kejuruan, sehingga maupun mental kepribadian (attitude).
lulusan SMK mudah diserap oleh pasar untuk Sedemikian pentingnya peranan bengkel praktik
mengisi kekosongan lowongan kerja di dunia yang digunakan sebagai tempat alih kompetensi
industri. (transfering competense), maka fasilitas
Pembelajaran di SMK terdiri dari dua bengkel praktik harus dikelola dengan baik
jenis yaitu pembelajaran teori dan pembelajaran dalam rangka pengembangan siswa untuk
praktik. Pembelajaran teori diselenggarakan di mencapai kompetensi yang diharapkan.
294 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015

Bengkel Praktik Bengkel praktik Teknik Pemesinan harus


SMK identik dengan laboratorium mempunyai fasilitas yang lengkap untuk
ataupun bengkel praktik yang digunakan mendukung secara optimal kegiatan pem-
sebagai sarana dan tempat pelatihan belajaran praktik. Pada Permendiknas Nomor
keterampilan siswa. Singer, dkk (2006: 31) 40 Tahun 2008 dijelaskan bahwa ruang praktik
mengatakan bahwa: “laboratory experiences kompetensi keahlian Teknik Pemesinan ber-
provide opportunities for students to interact fungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
directly with the material world (or with data pembelajaran: pekerjaan logam dasar; peng-
drawn from the material world), using the tools, ukuran dan pengujian logam; membubut lurus,
data collection techniques, models, and theories bertingkat, tirus, ulir luar dan dalam; memfrais
of science”. Laboratorium digunakan sebagai lurus, bertingkat, roda gigi; menggerinda alat;
tempat untuk memberikan kesempatan bagi dan pengepasan atau pemasangan komponen.
siswa berinteraksi langsung dengan dunia Bengkel pemesinan yang mempunyai fasilitas
material, menggunakan alat, teknik pengum- lengkap dengan kondisi baik, maka dapat
pulan data, model, dan teori-teori ilmu memberikan pelayanan maksimal dalam rangka
pengetahuan. pencapaian kompetensi siswa di bidang
Laboratorium sebagai tempat kegiatan pemesinan.
pada pendidikan kejuruan terbagi dalam
Pengelolaan Bengkel Praktik
beberapa jenis menurut spesifikasinya. Brown
Istilah pengelolaan merupakan sinonim
(1979: 17-18) membagi laboratorium teknik
dari manajemen. Manajemen menurut Terry
kejuruan menjadi tiga jenis yakni:
(1974: 4) adalah: “management is a distinct
(1) laboratorium unit (unit laboratory) di-
process consisting of planning, organizing,
gunakan untuk kegiatan praktik yang spesifik
actuating, and controlling, performed to
atau kegiatan praktik khusus; (2) laboratorium
determine and accomplish stated objectives by
unit umum (general unit laboratory) digunakan
the use of human beings and other resources”.
untuk kegiatan praktik yang lebih besar dan
Manajemen merupakan suatu proses yang
lebih komprehensif dibandingkan laboratorium
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
unit; dan (3) laboratorium umum (general
pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan
laboratory) didesain untuk pekerjaan yang lebih
untuk menentukan dan mencapai sasaran yang
luas.
telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
Bengkel berfungsi sebagai ruang
daya manusia dan sumber daya lainnya.
pembelajaran praktik di SMK. Hal ini sesuai
Handoko (2003: 79-80) mengatakan bahwa
dengan pernyataan CEFP (1969: 79) yang
kegiatan perencanaan pada dasarnya terdiri dari
menyatakan bahwa: “several related kinds of
empat tahap. Adapun mekanisme proses
learning spaces that are often referred to as
perencanaan tertuang pada gambar berikut ini:
shops are found in comprehencive secondary
schools, vocational high schools, technical
schools and some institutions of higher
education. these are generally used for the
action learning activities associated with
certain kinds of general education curriculums
and particular vocational preparation
programs”. Ruang pembelajaran yang disebut
sebagai bengkel sering dijumpai di Sekolah
Menengah Kejuruan. Bengkel digunakan untuk
kegiatan pembelajaran praktik berdasarkan Gambar 3. Tahapan Proses Perencanaan
kurikulum pendidikan umum dan kejuruan.
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 295

Proses perencanaan terdiri dari empat laksanakan pekerjaan. Pengorganisasian


tahap yaitu: menetapkan tujuan atau merupakan faktor penting dalam merancang
serangkaian kegiatan, merumusan keadaan saat struktur formal, mengelompokkan, mengatur,
ini, mengidentifikasi segala kemudahan dan dan membagi tugas atau pekerjaan anggota
hambatan, serta mengembangkan rencana atau organisasi. Handoko (2003: 168-169) mengata-
serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan. kan bahwa prosedur proses pengorganisasian
Suatu perencanaan yang baik terdiri dari enam dapat dilakukan dengan tiga langkah yaitu: (1)
unsur pertanyaan yaitu apa, mengapa, dimana, perincian seluruh pekerjaan yang harus
kapan, siapa, dan bagaimana. Manullang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi; (2)
(2006: 41) menyatakan bahwa suatu pe- pembagian beban pekerjaan total menjadi
rencanaan berisi penjelasan tentang: (1) kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh
perincian kegiatan yang dibutuhkan dalam satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak
kaitannya dengan faktor produksi yakni sarana terlalu berat dan jangan terlalu ringan; (3)
dan prasarana yang diperlukan untuk pengadaan dan pengembangan suatu
melaksanakan kegiatan dapat terpenuhi; mekanismedilakukan untuk mengkoordinasikan
(2) alasan kegiatan tersebut harus dilaksanakan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
dan tujuan yang telah ditentukan harus dicapai; kesatuan yang terpadu dan harmonis. Proses
(3) lokasi fisik setiap kegiatan harus mem- pengorganisasian berfungsi untuk merinci
punyai segala fasilitas yang dibutuhkan untuk seluruh pekerjaan, membagi beban pekerjaan,
mengerjakan suatu pekerjaan; (4) waktu dan mengembangkan mekanisme kerja untuk
pelaksanaan pekerjaan baik untuk tiap-tiap mempermudah koordinasi antar anggota
bagian pekerjaan maupun seluruh pekerjaan; organisasi.
(5) petugas yang akan mengerjakan baik Pelaksanaan merupakan tahapan ketiga
mengenai kuantitas maupun kualitas yakni pada proses manajemen. Terry (1974: 435)
kualifikasi pegawai, keahlian, dan pengalaman; mengatakan bahwa: “actuating is getting all the
(6) teknik atau prosedur mengerjakan suatu members of the group to want to achieve and
pekerjaan. Unsur perencanaan pada proses strive to achieve mutual objectives because they
manajemen terdiri dari rincian kegiatan, alasan want to achieve them”. Pelaksanaan merupakan
pelaksanaan kegiatan, lokasi kegiatan beserta upaya mempengaruhi semua anggota kelompok
fasilitas yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan, untuk ingin mencapai tujuan organisasi dan
petugas, dan prosedur pengerjaan. berusaha untuk mencapai tujuan bersama
Suatu organisasi harus mempunyai karena mereka ingin mencapainya. Proses
pembagian tugas yang jelas untuk mencapai pelaksanaan (actuating) pada manajemen
tujuan. Terry (1986: 234) mengatakan bahwa mencakup: komunikasi, pemberian motivasi,
sebuah organisasi formal mempunyai empat dan kepemimpinan. Komunikasi mempunyai
komponen dasar yaitu: (1) pekerjaan yang peranan penting pada suatu organisasi dalam
dibagi-bagi; (2) orang-orang yang ditugaskan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
untuk melaksanakan pekerjaan yang dibagi-bagi Hasibuan (2007:193) mengatakan fungsi
tersebut; (3) lingkungan dimana pekerjaan komunikasi antara lain: (1) instructive, artinya
dilaksanakan; (4) hubungan antara orang-orang komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk
didalam kelompok kerja dan begitu pula memberikan perintah dari atasan kepada
hubungan kelompok kerja satu dengan yang bawahannya; (2) evaluative, artinya komunikasi
lain. Proses pengorganisasian pada suatu berfungsi untuk menyampaikan laporan dari
organisasi formal berisi tentang pembagian bawahan kepada atasannya; (3) informative,
beban kerja, susunan personel organisasi yang adalah komunikasi dalam hal ini berfungsi
melaksanakan pekerjaan, lingkungan dan untuk menyampaikan informasi, berita, dan
hubungan personel organisasi dalam me- pesan-pesan lainnya; (4) influencing, artinya
296 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015

komunikasi dalam hal ini berfungsi untuk lisan, laporan tertulis, dan laporan khusus.
memberikan saran-saran, nasihat-nasihat dari Proses pengawasan kegiatan pada suatu
seseorang kepada orang lain. Handoko (2003: organisasi dilaksanakan dalam berbagai tahap.
252-255) mengungkapkan bahwa motivasi Handoko (2003:363-365) mengemukakan
dalam organisasi mencakup model sebagai tahapan proses pengawasan sebagai berikut:
berikut: (1) model tradisional yaitu upaya
motivasi kepada para anggota organisasi
dengan penghargaan dalam bentuk uang; (2)
model hubungan manusiawi yaitu upaya
motivasi kepada anggota organisasi dengan
memberi perhatian, memberi kebebasan untuk
membuat keputusan dalam pekerjaan, dan
membuat anggota organisasi merasa berguna Gambar 4. Proses Pengawasan
dan penting; (3) model sumber daya manusia
yaitu upaya motivasi kepada anggota organisasi Proses pengawasan terdiri dari: penetapan
dengan memberi tanggung jawab yang lebih standar pelaksanaan, penentuan pengukuran
besar untuk membuat keputusan dan pelaksanaan kegiatan, pengukuran pelaksanaan
pelaksanaan tugas untuk meraih prestasi kerja kegiatan, pembandingan pelaksanaan dengan
yang baik. Menurut Terry (1974: 459) seorang standar dan analisa penyimpangan, serta
pemimpin harus mampu menerapkan jiwa pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.
kepemimpinan berikut: “(1) inspires the
employee;(2) accomplishes work and develops METODE
the employee; (3) shows employee how to do
his job; (4) assumes obligations; (5) fixes the Penelitian ini dimaksudkan untuk
breakdown for loss in production or sales”. memotret kondisi pengelolaan bengkel praktik
Seorang pemimpin harus dapat memberikan SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
Purworejo, sehingga menggunakan jenis
inspirasi kepada bawahan, menyelesaikan
pekerjaan dan mengembangkan bawahan, penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
menunjukkan bagaimana cara melaksanakan survei. Penelitian survei ini menggunakan
pekerjaan, bertangung jawab, dan memperbaiki pendekatan deskriptif kuantitatif untuk
kegagalan dalam upaya mencapai tujuan. mengukur kualitas pengelolaan bengkel praktik
SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
Menurut Manullang (2006: 176-180)
proses pengawasan terdiri dari: (1) waktu Purworejo.
pelaksanaan pengawasan dilaksanakan melalui Penelitian ini dilaksanakan di SMK se
pengawasan preventif sebagai tindakan Kabupaten Purworejo yang mempunyai
pencegahan dan pengawasan represif yakni kompetensi keahlian Teknik Pemesinan. SMK
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
tindakan pengawasan setelah kegiatan
diselesaikan; (2) objek yang dilihat pada proses terdiri dari tujuh SMK yaitu: SMK N 1
pengawasan antara lain aspek produksi, kondisi Purworejo, SMK Pembaharuan Purworejo,
keuangan, waktu pelaksanaan kegiatan, dan SMK TKM Teknik Purworejo, SMK Pancasila
sumber daya manusia; (3) subjek yang 1 Kutoarjo, SMK PN 2 Purworejo, SMK YPT
Purworejo, dan SMK Institut Indonesia
melaksanakan pengawasan adalah pengawas
intern yakni pengawasan dari atasan dan Kutoarjo. Waktu penelitian survei ini
pengawasan ekstern yakni pengawasan dari luar dilaksanakan pada tanggal 1 April 2014 sampai
organisasi; (4) proses pengawasan kegiatan dengan 30 April 2014.
organisasi dapat dilakukan dengan cara Populasi pada penelitian ini adalah SMK
kompetensi keahlian Teknik Pemesinan di
peninjauan pribadi secara langsung, laporan
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 297

Kabupaten Purworejo. Objek pada penelitian d = 0,05 yaitu tingkat kesalahan yang
ini adalah bengkel praktik Teknik Pemesinan, diperbolehkan, dan λ 2 = 3,841 yaitu nilai dari
sedangkan subjek pada penelitian ini adalah tabel. Berdasarkan rumus tersebut, populasi
guru praktik Teknik Pemesinan, dimana guru dengan jumlah 41 responden maka besarnya
praktik Teknik Pemesinan dijadikan sebagai sampel yang diperlukan adalah 37 responden.
respoden penelitian. Alasan guru praktik Teknik pengumpulan data pada
Teknik Pemesinan dijadikan sebagai responden penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai
pada penelitian ini adalah guru praktik Teknik sumber data utama serta didukung wawancara
Pemesinan merupakan pengelola bengkel dan observasi sebagai pendukung data
praktik Teknik Pemesinan sehingga guru kuisioner. Kuisioner digunakan untuk mem-
praktik Teknik Pemesinan terlibat secara peroleh data secara obyektif yakni berupa daftar
langsung dalam pengelolaan bengkel praktik pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
Teknik Pemesinan. Daftar nama SMK Kuisioner ditujukan kepada guru praktik SMK
kompetensi keahlian Teknik Pemesinan di Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo.
Kabupaten Purworejo yang menjadi populasi Pada penelitian survei ini, wawancara
dan jumlah guru praktik Teknik Pemesinan digunakan untuk melengkapi data pembahasan
yang digunakan sebagai responden pada hasil penelitian. Wawancara ditujukan kepada
penelitian ini adalah sebagai berikut: kepala kompetensi keahlian atau kepala bengkel
Teknik Pemesinan. Wawancara dalam pene-
Tabel 1. Daftar SMK Kompetensi Keahlian
litian ini digunakan untuk mengetahui hal-hal
Teknik Pemesinan dan Jumlah Guru Praktik yang lebih mendalam tentang pengelolaan
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo bengkel praktik Teknik Pemesinan dan
Jumlah fenomena-fenomena yang terjadi. Observasi
No Nama sekolah dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan
responden
1 SMK N 1 Purworejo 11 pengamatan di bengkel praktik Teknik
2 SMK Pembaharuan 9 Pemesinan menggunakan lembar observasi.
3 SMK TKM Teknik 6 Data hasil observasi digunakan untuk meleng-
4 SMK Pancasila 1 3 kapi data pembahasan hasil penelitian. Kegiatan
5 SMK PN 2 7 observasi bertujuan untuk melihat kelengkapan
6 SMK YPT 2
mesin dan area pendukung pada bengkel praktik
7 SMK Institut Indonesia 3
Total 41 Teknik Pemesinan.
Instrumen pengumpulan data dalam
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan kuisioner, pedoman
penelitian ini menggunakan teknik random wawancara, dan lembar observasi. Kuisioner
sampling yaitu teknik penentuan sampel secara dikembangkan berdasarkan variabel penelitian
acak terhadap semua anggota populasi. Ukuran yaitu pengelolaan bengkel praktik SMK Teknik
pengambilan sampel dihitung dengan rumus Pemesinan yang meliputi: perencanaan, pengor-
Krejcie dan Morgan yaitu: ganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
Pernyataan kuisioner disusun dan dikem-
bangkan berdasarkan indikator pada variabel
penelitian dengan empat pilihan jawaban yang
disediakan. Jenis kuisioner yang digunakan
dimana S = banyaknya sampel, N = jumlah adalah kuisioner tertutup, dimana responden
tinggal memberikan tanda check list (√) pada
anggota populasi yakni 41 guru praktik Teknik
Pemesinan, P dan Q = 0,5 sebagai konstanta lembar kuisioner. Pedoman wawancara disusun
untuk mempermudah peneliti dalam melakukan
untuk menghasilkan ukuran sampel maksimum,
tanya jawab mengenai pendapat dan tanggapan
298 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015

dari kepala kompetensi keahlian atau kepala dianalisis secara deskriptif yang berisi tentang
bengkel Teknik Pemesinan. Pedoman wawan- kelengkapan mesin dan area pendukung
cara yang digunakan berisi tentang proses bengkel praktik Teknik Pemesinan. Hasil
pengelolaan bengkel praktik Teknik Pemesinan observasi berfungsi sebagai pelengkap data
yang mencakup: perencanaan, pengorgani- penelitian sehingga dapat memperkuat hasil
sasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Lembar penelitian.
observasi digunakan untuk melakukan
pengamatan di bengkel praktik Teknik HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemesinan. Lembar observasi disusun ber-
Pengelolaan bengkel praktik SMK
dasarkan aspek kelengkapan mesin dan area
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
pendukung pada bengkel praktik Teknik
termasuk dalam kategori baik. Proses
Pemesinan. Lembar observasi yang digunakan
pengelolaan bengkel praktik terdiri dari empat
berisi tentang: (1) kelengkapan mesin pada
tahapan yakni perencanaan, pengorganisasian,
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan; (2)
pelaksanaan, dan pengawasan. Adapun hasil
area pendukung bengkel praktik Teknik
survei pengelolaan bengkel praktik SMK
Pemesinan.
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
Teknik analisis data hasil kuisioner
tercermin pada gambar berikut:
pengelolaan bengkel praktik SMK Teknik
Pemesinan di Kabupaten Purworejo meng-
gunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif
yang digunakan untuk menggambarkan kondisi Bai
Bai Bai Bai
variabel yang diteliti yakni pengelolaan bengkel k
k k k
Series1;
praktik SMK Teknik Pemesinan yang meliputi: Series1; Series1; Series1;
Perenca Pengorg Pelaksan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, Pengaw
naan; anisasia aan;
asan;
dan pengawasan dengan menggunakan grafik 3,207
2,961 n; 2,947 2,874
dan tabel yang menampilkan mean pada setiap
indikator. Hasil rerata skor kuisioner ditafsirkan
untuk mengetahui kualitas indikator yang Gambar 5. Hasil Survei Pengelolaan Bengkel
diukur. Penafsiran skor kuisioner pada Berdasarkan gambar 5 dapat diketahui
penelitian ini berdasarkan daftar distribusi skor bahwa pengelolaan bengkel praktik Teknik
berikut: Pemesinan di Kabupaten Purworejo
Tabel 2. Rambu-Rambu Penafsiran Skor mempunyai: kualitas perencanaan yang baik
Kuisioner dengan mean 2,961, kualitas pengorganisasian
Mean Interpretasi yang baik dengan mean 2,947, kualitas
3,41 - 4,00 Sangat baik pelaksanaan yang baik dengan mean 3,207, dan
2,81 - 3,40 Baik kualitas pengawasan yang baik dengan mean
2,21 - 2,80 Kurang baik 2,874.
1,61 - 2,20 Tidak baik
Pengelolaan bengkel praktik Teknik
1,00 - 1,60 Sangat tidak baik
Firdausi dan Barnawi (2012: 113) Pemesinan di Kabupaten Purworejo mem-
punyai kualitas yang baik, akan tetapi terdapat
Hasil wawancara dianalisis secara deskriptif indikator yang termasuk dalam kategori kurang
untuk melengkapi data penelitian. Data hasil baik. Indikator-indikator yang kurang baik
wawancara digunakan pada pembahasan hasil dapat menjadi kelemahan dalam pengelolaan
penelitian untuk lebih memperkuat dan bengkel praktik Teknik Pemesinan. Berikut ini
memperdalam data hasil penelitian yang rincian pembahasan pengelolaan bengkel
didapat melalui kuisioner. Data hasil observasi praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
Purworejo:
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 299

Perencanaan Pengelolaan Bengkel Praktik Teknik Pemesinan mempunyai visi dan misi
Teknik Pemesinan secara mandiri; (2) bengkel praktik Teknik
Perencanaan (planning) pengelolaan Pemesinan mengikuti visi dan misi sekolah.
bengkel praktik ditinjau dari empat indikator Pendayagunaan sumber daya bengkel praktik
yakni: penetapan tujuan, perumusan keadaan akan efektif dan efisien apabila bengkel praktik
saat ini, pengidentifikasian kemudahan dan mempunyai visi dan misi secara mandiri karena
hambatan, serta pengembangan serangkaian dapat disesuaikan dengan karakteristik sumber
kegiatan. Hasil survei perencanaan pengelolaan daya yang dimiliki oleh bengkel praktik,
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di sedangkan bengkel praktik mengikuti visi dan
Kabupaten Purworejo tercermin pada gambar misi sekolah kurang efektif dan efisien karena
berikut ini: masih bersifat umum dari berbagai kompetensi
keahlian di sekolah, sehingga belum tentu
sesuai apabila diterapkan di bengkel praktik
Bai Bai Teknik Pemesinan.
Bai
k k Perumusan keadaan saat ini pada
Kurang k
Series1; Series1; baik perencanaan bengkel praktik Teknik Pemesinan
Series1;
Penetap Perumus Series1; Pengem di Kabupaten Purworejo termasuk dalam
an an Pengide bangan kategori baik. Berdasarkan hasil wawancara:
tujuan;… keadaa… ntifikasi serang… (1) fasilitas bengkel praktik Teknik Pemesinan
an…
pada umumnya diinventaris setiap tahun
Gambar 6. Perencanaan Pengelolaan pelajaran yakni awal tahun pelajaran; (2) data
Bengkel Praktik hasil inventaris alat atau mesin dan job sheet
dari guru praktik pemesinan pada umumnya
Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa digunakan untuk pedoman dalam pengadaan
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di alat atau mesin; (3) berdasarkan data kebutuhan
Kabupaten Purworejo menetapkan tujuan alat dan bahan praktik disusun perencanaan
termasuk dalam kategori baik dengan mean anggaran belanja kebutuhan bengkel praktik.
3,216, merumuskan keadaan saat ini termasuk Kelemahan bengkel praktik SMK Teknik
dalam kategori baik dengan mean 3,198, Pemesinan di Kabupaten Purworejo adalah
mengidentifikasi kemudahan dan hambatan bengkel praktik Teknik Pemesinan tidak
termasuk dalam kategori kurang baik dengan mempunyai badan keuangan secara mandiri dan
mean 2,486, serta mengembangkan serangkaian menginduk badan keuangan sekolah, sehingga
kegiatan termasuk dalam kategori baik dengan realisasi pengadaan kebutuhan bengkel praktik
mean 2,945. Teknik Pemesinan tidak sesuai dengan proposal
Penetapan tujuan pada perencanaan yang diajukan. Perumusan keadaan bengkel
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di praktik lebih maksimal apabila bengkel praktik
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori mempunyai badan keuangan secara mandiri,
baik. Bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan karena penyusunan rancangan anggaran belanja
di Kabupaten Purworejo pada umumnya kebutuhan bengkel praktik dapat disesuaikan
mempunyai visi dan misi yang digunakan dengan dana yang dimiliki oleh bengkel praktik.
sebagai pedoman untuk mencapai tujuan. Pengidentifikasian kemudahan dan
Rumusan visi dan misi bengkel praktik Teknik hambatan pada perencanaan bengkel praktik
Pemesinan pada umumnya terpasang di area SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
bengkel praktik. Berdasarkan hasil wawancara, Purworejo termasuk dalam kategori kurang
rumusan visi dan misi yang digunakan oleh baik. Permasalahan bengkel praktik Teknik
organisasi bengkel praktik Teknik Pemesinan Pemesinan yang kemungkinan dapat terjadi,
terdapat dua jenis yakni: (1) bengkel praktik tidak diidentifikasi untuk mencari solusi
300 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015

masalah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, seluruh pekerjaan, pembagian beban kerja, dan
sistem yang diterapkan adalah ketika terjadi koordinasi. Hasil survei pengorganisasian pe-
permasalahan baru dicarikan solusi untuk ngelolaan bengkel praktik SMK Teknik
mengatasi masalah tersebut. Masalah yang Pemesinan di Kabupaten Purworejo tercermin
timbul di bengkel praktik Teknik Pemesinan pada gambar berikut ini:
seperti: jumlah mesin yang tidak seimbang
dengan jumlah siswa, kerusakan mesin, dan
daya listrik bengkel praktik akan mengganggu
Bai
pelayanan bengkel praktik terhadap pengguna Bai
k Kurang
bengkel praktik. Oleh karena itu, bengkel k Kurang
Series1; baik Series1;
praktik Teknik Pemesinan sebaiknya Series1; baik
Struktur Pembagi Series1;
menerapkan analisis SWOT untuk organisa Perincia Koordin
an
mengidentifikasi potensi masalah yang akan si; 3,311 n asi;
beban …
terjadi dan berupaya mencari alternatif solusi seluru… 2,577
pemecahan masalah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan bengkel praktik. Gambar 7. Pengorganisasian Pengelolaan
Pengembangan kegiatan bengkel praktik Bengkel Praktik
SMK Teknik Pemesinan termasuk dalam
Berdasarkan gambar 7 dapat diketahui bahwa
kategori baik. Pengembangan serangkaian pada umumnya bengkel praktik SMK Teknik
kegiatan terdiri dari enam aspek yaitu: (1)
Pemesinan di Kabupaten Purworejo mem-
perincian kegiatan; (2) lokasi fisik bengkel
punyai struktur organisasi termasuk dalam
praktik; (3) fasilitas yang mencakup alat/mesin,
kategori baik dengan mean 3,311, perincian
bahan praktik, pemeliharaan alat/ mesin, dan
seluruh pekerjaan termasuk dalam kategori
keselamatan kerja; (4) sumber daya manusia;
kurang baik dengan mean 2,757, pembagian
(5) jadwal; dan (6) penganggaran. Perincian
beban kerja termasuk dalam kategori baik
kegiatan pada perencanaan bengkel praktik
dengan mean 3,144, dan koordinasi termasuk
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
dalam kategori kurang baik dengan mean 2,577.
termasuk dalam kategori baik, lokasi fisik
Struktur organisasi pada pengorga-
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di
nisasian bengkel praktik SMK Teknik Peme-
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori
sinan di Kabupaten Purworejo termasuk dalam
baik, fasilitas bengkel praktik SMK Teknik
kategori baik. Berdasarkan hasil wawancara: (1)
Pemesinan di Kabupaten Purworejo termasuk
bagan struktur organisasi terpasang di area
dalam kategori baik, sumber daya manusia pada
bengkel praktik Teknik Pemesinan; (2)
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di
penetapan struktur organisasi bengkel praktik
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori
Teknik Pemesinan sebagian besar ditunjuk
kurang baik, jadwal kegiatan di bengkel praktik
secara langsung oleh pimpinan sekolah dan
SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
tidak didasarkan oleh pertimbangan rapat
Purworejo termasuk dalam kategori baik, dan
anggota organisasi bengkel praktik Teknik
penganggaran bengkel praktik SMK Teknik
Pemesinan. Struktur organisasi bengkel praktik
Pemesinan di Kabupaten Purworejo termasuk
dapat bekerja secara maksimal apabila susunan
dalam kategori baik.
personel tepat sesuai kompetensi yang dimiliki
serta disetujui oleh seluruh anggota organisasi
Pengorganisasian Pengelolaan Bengkel untuk menciptakan kinerja organisasi yang
Praktik Teknik Pemesinan efektif dan efisien.
Pengorganisasian (organizing) penge-
Perincian pekerjaan pada pengorgani-
lolaan bengkel praktik ditinjau dari empat
sasian bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan
indikator yakni struktur organisasi, perincian
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 301

di Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori kurang baik. Berdasarkan hasil


kategori kurang baik. Struktur organisasi wawancara: (1) intensitas pertemuan formal
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di masih kurang pertemuan formal hanya
Kabupaten Purworejo sebagian besar tidak dilaksanakan pada awal tahun pelajaran dan
dilengkapi dengan perincian tugas pada setiap sebelum pelaksanaan ujian kompetensi
jabatan organisasi. Berdasarkan hasil wawan- keahlian, bahkan tidak dilakukan koordinasi
cara, tugas masing-masing personel organisasi melalui pertemuan formal; (2) pertemuan non
bengkel praktik sebagian besar kurang formal organisasi bengkel praktik Teknik
disosialisasikan dengan baik. Perincian seluruh Pemesinan dilakukan melalui komunikasi lisan
pekerjaan pada struktur organisasi bengkel antar anggota organisasi terkait dengan program
praktik bertujuan untuk mempermudah pe- bengkel praktik; (3) sebagian besar organisasi
ngawasan kinerja anggota organisasi baik bengkel praktik Teknik Pemesinan tidak
dilihat dari segi wewenang dan tanggung jawab mempunyai buku pedoman organisasi yang
sesuai jabatan pada struktur organisasi. Apabila dapat mempermudah dalam koordinasi.
struktur organisasi tidak dilengkapi dengan Koordinasi yang baik seharusnya organisasi
perincian pekerjaan, maka pengawasan kinerja bengkel praktik secara rutin dan terjadwal
organisasi tidak dapat dilakukan secara mengadakan pertemuan resmi untuk membahas
maksimal karena wewenang dan tanggung program kerja atau pengembangan bengkel
jawab jabatan struktural organisasi tidak praktik, mengadakan pertemuan informal untuk
tertuang secara jelas. menjalin hubungan baik antar anggota
Pembagian beban kerja pada peng- organisasi, dan mempunyai buku pedoman
organisasian bengkel praktik SMK Teknik organisasi yang berisi program kerja dan uraian
Pemesinan di Kabupaten Purworejo termasuk tugas untuk mempermudah koordinasi.
dalam kategori baik. Pembagian beban kerja
yang baik karena penempatan personel pada Pelaksanaan Pengelolaan Bengkel Praktik
struktur organisasi bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo Pelaksanaan (actuating) pengelolaan
mempertimbangkan faktor kemampuan yang bengkel praktik ditinjau dari tiga indikator
dimiliki oleh masing-masing anggota yaitu: komunikasi organisasi, pemberian
organisasi, pembagian beban kerja dilakukan motivasi, dan kepemimpinan organisasi. Hasil
secara proporsional yakni tidak terlalu berat dan survei pelaksanaan pengelolaan bengkel praktik
tidak terlalu ringan, serta dapat mempermudah SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
proses pengawasan. Berdasarkan hasil Purworejo tercermin pada gambar berikut ini:
wawancara, strategi pembagian beban kerja
pada organisasi bengkel praktik adalah dalam
bentuk surat tugas dan dilampiri uraian Bai
Bai Bai
pembagian tugas yang ditandatangani oleh k
k k Series1;
kepala sekolah pada awal tahun pelajaran. Series1; Series1;
Komunik Pemberi Kepemi
Diharapkan pembagian tugas melalui surat
asi an mpinan
tugas di awal tahun pelajaran dapat membagi organis…
organis… motiva…
pekerjaan organisasi bengkel praktik secara
adil, proporsional, dan dapat memenuhi
tuntutan beban jam mengajar terutama untuk Berdasarkan gambar 8 dapat
Gambar 8. Pelaksanaan diketahui
Pengelolaan bahwa
Bengkel
kepentingan sertifikasi guru. komunikasi organisasi pada bengkel praktik
Praktik
Kegiatan koordinasi pada pengorgani- SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
sasian bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan Purworejo termasuk dalam kategori baik
di Kabupaten Purworejo termasuk dalam dengan mean 3,108, pemberian motivasi kepada
302 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015

seluruh anggota organisasi termasuk dalam nisasi bermusyawarah untuk mengatasi


kategori baik dengan mean 3,189, dan permasalahan; (3) ketua organisasi membuat
kepemimpinan organisasi pada bengkel praktik keputusan berdasarkan pertimbangan rapat,
SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten saling membantu, dan menumbuhkan kesadaran
Purworejo termasuk dalam kategori baik unutk bekerja dengan baik; (4) ketua organisasi
dengan mean 3,324. merangkul semua anggota organisasi sehingga
Komunikasi pada pelaksanaan pe- tercipta hubungan kekeluargaan yang baik.
ngelolaan organisasi bengkel praktik SMK Kepemimpinan yang baik dapat dicapai melalui
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo upaya ketua organisasi bengkel praktik Teknik
termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan Pemesinan dapat mengambil keputusan secara
hasil wawancara, komunikasi antar anggota bijak, menempatkan seseorang pada struktur
organisasi dapat berjalan dengan baik tanpa organisasi dengan tepat, menjaga suasana
adanya permasalahan. Komunikasi organisasi keharmonisan, selalu menyampaikan informasi
meliputi: komunikasi pimpinan memberikan tentang program kerja dengan baik, ketua
perintah kepada anggota organisasi, komunikasi organisasi lebih memahami permasalahan
anggota organisasi menyampaikan laporan bengkel praktik dibandingkan anggota
kepada pimpinan, komunikasi seluruh anggota organisasi yang lain, memberikan saran dalam
organisasi untuk saling menyampaikan infor- penyelesaian pekerjaan apabila ada yang
masi, dan komunikasi pimpinan memberikan mengalami kesulitan, dan melibatkan anggota
saran kepada anggota organisasi sebagian besar organisasi dalam membuat keputusan.
dapat berjalan dengan baik.
Pemberian motivasi pada pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan Bengkel Praktik
pengelolaan organisasi bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo Pengawasan (controlling) pengelolaan
termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan bengkel praktik ditinjau dari sembilan indikator
hasil wawancara pemberian motivasi berupa: yaitu: waktu pengawasan, objek pengawasan,
(1) seluruh anggota organisasi mendapatkan subjek pengawasan, peninjauan, pelaporan,
perhatian dengan baik; (2) menumbuhkan rasa penetapan standar pelaksanaan, pengukuran
kebersamaan dan membina hubungan baik antar pelaksanaan kegiatan, pembandingan
anggota organisasi; (3) menggunakan pendekat- pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
an untuk menciptakan suasana harmonis. analisa penyimpangan, serta pengambilan
Pemberian motivasi yang baik dilakukan oleh tindakan koreksi bila diperlukan. Hasil survei
ketua organisasi bengkel praktik yakni pengawasan pengelolaan bengkel praktik SMK
memberikan perhatian pada anggota organisasi Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
bengkel praktik, sehingga anggota organisasi tercermin pada gambar berikut ini:
bengkel praktik Teknik Pemesinan merasa
berguna dan penting karena diberikan tanggung
jawab penuh untuk melaksanakan tugas demi
tercapainya prestasi kerja yang baik. Bai Bai
Bai Bai Bai Bai Kurang
Kepemimpinan organisasi pada pelak- k k
k k Kurang k
k Kurang
baik
sanaan pengelolaan organisasi bengkel praktik Series1; baik baik
Series1;
Series1;
Series1; Series1;
Series1;
SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten A; 3,243
B; 3,106
C; 3,027 Series1; Series1;
Series1;
D; 2,892 F;
E; 2,617 2,892
G; 2,845 I; 2,64
Purworejo termasuk dalam kategori baik. H; 2,608
Berdasarkan hasil wawancara: (1) ketua
organisasi memberikan kepercayaan dan
menghargai seluruh anggota organisasi; Gambar 9. Pengawasan Pengelolaan
(2) ketua organisasi mengajak anggota orga- Bengkel Praktik
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 303

Berdasarkan gambar 9 dapat diketahui Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori


bahwa waktu pengawasan termasuk dalam baik. Bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan
kategori baik dengan mean 3,243, objek diawasi oleh pengawas intern dan pengawas
pengawasan termasuk dalam kategori baik ekstern. Berdasarkan hasil wawancara:
dengan mean 3,106, subjek pengawasan (1) kegiatan bengkel praktik diawasi secara
termasuk dalam kategori baik dengan mean periodik oleh pengawas intern seperti: ketua
3,027, peninjauan termasuk dalam kategori baik kompetensi keahlian, kepala bengkel, dan
dengan mean 2,892, pelaporan termasuk dalam kepala sekolah; (2) pengawasan ekstern bengkel
kategori kurang baik dengan mean 2,617, praktik Teknik Pemesinan yakni oleh pengawas
penetapan standar pelaksanaan termasuk dalam sekolah. Pengawasan bengkel praktik bertujuan
kategori baik dengan mean 2,892, pengukuran untuk memastikan bahwa organisasi bengkel
pelaksanaan kegiatan termasuk dalam kategori praktik dapat menjalankan fungsinya dengan
baik dengan mean 2,845, pembandingan baik sebagai tempat mengembangkan
pelaksanaan kegiatan dengan standar dan keterampilan siswa.
analisa penyimpangan termasuk dalam kategori Kegiatan peninjauan pada pengawasan
kurang baik dengan mean 2,608, serta bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di
pengambilan tindakan koreksi termasuk dalam Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori
kategori kurang baik dengan mean 2,640. baik. Peninjauan bengkel praktik Teknik
Waktu pengawasan pada pengawasan Pemesinan dilakukan oleh ketua organisasi
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di bengkel praktik. Berdasarkan hasil wawancara:
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori (1) ketua kompetensi keahlian atau kepala
baik. Pada umumnya kegiatan bengkel praktik bengkel melakukan peninjauan langsung
diawasi secara preventif yaitu pada saat mengenai kondisi bengkel praktik Teknik
kegiatan sedang dilaksanakan. Berdasarkan Pemesinan secara berkala; (2) peninjauan
hasil wawancara, pengawasan dilakukan oleh langsung juga dilakukan oleh pengawas sekolah
guru dan teknisi kepada siswa pada saat pada saat verifikasi alat/mesin sebelum
pembelajaran praktik dilihat dari prosedur kerja pelaksanaan ujian kompetensi keahlian, akan
dan keselamatan kerja. Tujuan pengawasan tetapi intensitasnya masih kurang yakni satu
secara preventif adalah untuk mencegah tahun pelajaran sekali. Oleh karena itu, kegiatan
terjadinya kesalahan, sehingga pekerjaan yang peninjauan mempunyai peranan yang sangat
dilaksanakan dapat berhasil sesuai dengan penting untuk mengetahui permasalahan yang
rencana. ada di lapangan dengan harapan dapat mencari
Pengawasan terhadap objek yang harus solusi untuk mengatasi permasalahan yang
diawasi pada bengkel praktik SMK Teknik terjadi di bengkel praktik.
Pemesinan di Kabupaten Purworejo termasuk Pelaporan pada pengawasan bengkel
dalam kategori baik. Objek pengawasan dilihat praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
dari: pengawasan alat/mesin, pengawasan Purworejo termasuk dalam kategori kurang
bahan praktik, pengawasan kinerja organisasi, baik. Sistem pelaporan tentang kegiatan atau
dan pengawasan penggunaan bengkel praktik. kondisi bengkel praktik SMK Teknik
Pengawasan alat/mesin termasuk dalam Pemesinan di Kabupaten Purworejo kurang
kategori baik, pengawasan bahan praktik berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil
termasuk dalam kategori baik, pengawasan wawancara, pelaporan pada bengkel praktik
kinerja anggota organisasi termasuk dalam meliputi: laporan hasil belajar siswa, laporan
kategori baik, dan pengawasan penggunaan perawatan atau perbaikan mesin, dan laporan
bengkel praktik termasuk dalam kategori baik. pengadaan alat atau bahan. Sebagian besar
Subjek pengawasan pada pengawasan anggota organisasi melaporkan hasil pekerjaan
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di secara lisan kepada ketua organisasi berjalan
304 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015

dengan baik. Laporan tertulis tentang: laporan dengan baik kepada seluruh anggota organisasi
informatif untuk melaporkan kondisi fasilitas bengkel praktik Teknik Pemesinan.
bengkel, laporan pertanggungjawaban untuk Berdasarkan hasil wawancara pengukuran
melaporkan pekerjaan yang telah dilaksanakan, pelaksanaan kegiatan dilakukan menggunakan:
dan laporan kelayakan untuk menilai kondisi (1) observasi proses pekerjaan; (2) pengujian
alat/mesin sebagian besar kurang berjalan hasil kerja; (3) laporan hasil pekerjaan. Metode
dengan baik, sedangkan laporan rekomendasi pengukuran pelaksanaan kegiatan bengkel
apabila terjadi kerusakan alat/mesin untuk praktik harus mengkombinasikan antara metode
dilakukan perbaikan sudah berjalan dengan observasi proses pekerjaan, pengujian hasil
baik. Sistem pelaporan pada bengkel praktik kerja, dan laporan hasil pekerjaan untuk
harus berjalan dengan baik yakni laporan lisan memastikan bahwa keseluruhan pekerjaan
atau laporan tertulis yang meliputi laporan dilakukan dengan prosedur yang benar.
informatif, laporan rekomendasi, laporan Pembandingan pelaksanaan kegiatan
pertanggungjawaban, dan laporan kelayakan bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di
supaya kondisi fasilitas bengkel dapat Kabupaten Purworejo dengan standar dan
dievaluasi untuk meningkatkan kualitas analisis penyimpangan termasuk dalam kategori
pengelolaan bengkel paktik. kurang baik. Berdasarkan hasil wawancara,
Penetapan standar pelaksanaan kegiatan penilaian hasil pekerjaan berhubungan dengan
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di waktu penyelesaian pekerjaan dan
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori penyimpangan ukuran pada hasil kerja. Analisis
baik. Sebagian besar bengkel praktik hasil pekerjaan untuk mengetahui tingkat
mempunyai standar atau kriteria keberhasilan keberhasilan pelaksanaan kegiatan bengkel
yang berfungsi sebagai patokan penilaian praktik belum dilakukan dengan baik dan hasil
kegiatan bengkel praktik dengan baik. analisis yang belum mencapai standar belum
Berdasarkan hasil wawanacara kriteria dikaji untuk mengetahui penyebab
keberhasilan bengkel praktik yang digunakan ketidakberhasilan pelaksanaan kegiatan.
adalah: (1) kriteria ketuntasan minimal sesuai Keberhasilan pengelolaan bengkel praktik
dengan kebijakan sekolah untuk menilai hasil belum diupayakan secara maksimal untuk
belajar siswa; (2) menetapkan persentase memperoleh hasil analisis yang dapat dijadikan
jumlah siswa dapat lulus uji kompetensi; acuan pengelolaan pada tahun pelajaran
(3) menetapkan persentase jumlah siswa dapat berikutnya.
menyelesaikan job praktik tepat waktu. Pengambilan tindakan koreksi pada
Kelemahan dari penetapan standar pelaksanaan pelaksanaan kegiatan bengkel praktik SMK
adalah kriteria keberhasilan kegiatan bengkel Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
praktik sebagian besar ditetapkan oleh ketua termasuk dalam kategori kurang baik.
organisasi secara langsung dan tidak melalui Berdasarkan hasil wawancara, tindakan koreksi
pertimbangan rapat antar anggota organisasi dilakukan dengan memperbaiki proses
bengkel praktik Teknik Pemesinan. Kriteria pekerjaan melalui kegiatan remidi. Metode
keberhasilan digunakan untuk memotivasi pengambilan tindakan koreksi baik itu
seluruh anggota organisasi untuk bekerja memperbaiki pelaksanaan kegiatan ataupun
dengan baik dalam rangka mencapai kriteria kombinasi merubah kriteria keberhasilan dan
keberhasilan yang telah ditetapkan. memperbaiki pelaksanaan kurang berjalan
Pengukuran pelaksanaan kegiatan dengan baik. Sebagian besar kegiatan tindak
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di lanjut berdasarkan hasil evaluasi kurang
Kabupaten Purworejo termasuk dalam kategori berjalan dengan baik dan tindakan koreksi
baik. Sebagian besar metode pengawasan hanya dituangkan dalam administrasi evaluasi
kegiatan bengkel praktik disosialisasikan program bengkel praktik Teknik Pemesinan,
Purwanto dan Thomas Sukardi, Pengelolaan Bengkel Praktik SMK Teknik Permesinan di Kabupaten Purworejo 305

akan tetapi proses tindak lanjut belum pelaksanaan kegiatan, pembandingan


dilakukan secara maksimal. pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
analisa penyimpangan, serta pengambilan
SIMPULAN tindakan koreksi.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
DAFTAR RUJUKAN
ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1)
perencanaan (planning) pengelolaan bengkel Aurigemma, J., et.al, 2013. Turning
praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten experiments objects: the cognitive
Purworejo mempunyai kualitas yang baik processes involved in the design of a lab-
dengan mean 2,961; (2) pengorganisasian on-a-chip device. Journal of Engineering
(organizing) pengelolaan bengkel praktik SMK Education, 102, 117-140
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo
mempunyai kualitas yang baik dengan mean Brown, R.D. 1979. Industrial education
2,947; (3) pelaksanaan (actuating) pengelolaan facilities: a handbook for organization
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di and management. Boston: Allyn and
Kabupaten Purworejo mempunyai kualitas yang Bacon
baik dengan mean 3,207; (4) pengawasan
(controlling) pengelolaan bengkel praktik SMK CEFP. 1969. Guide for planning educational
Teknik Pemesinan di Kabupaten Purworejo fasilities. Columbus: The Council of
mempunyai kualitas yang baik dengan mean Educational Facility Planners
2,874.
Depdiknas. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian
Nasional Republik Indonesia Nomor 40,
ini, peneliti bermaksud memberikan saran
Tahun 2008, tentang Standar Sarana dan
kepada pengelola bengkel praktik SMK Teknik
Prasarana Sekolah Menengah
Pemesinan di Kabupaten Purworejo yaitu
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan
sebagai berikut: (1) perencanaan (planning)
(SMK / MAK)
pengelolaan bengkel praktik SMK Teknik
Pemesinan di Kabupaten Purworejo sebaiknya Firdausi, Arif., & Barnawi. 2012. Profil guru
lebih ditingkatkan terutama terkait dengan SMK profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz
pengidentifikasian kemudahan dan hambatan, Media
serta pengembangan serangkaian kegiatan; (2)
pengorganisasian (organizing) pengelolaan Handoko, T.H. 2003. Manajemen (Edisi 2).
bengkel praktik SMK Teknik Pemesinan di Yogyakarta: BPFE
Kabupaten Purworejo sebaiknya lebih
ditingkatkan terutama terkait dengan perincian Hasibuan, M.S.P. 2007. Manajemen dasar,
seluruh pekerjaan dan koordinasi; (3) pengertian, dan masalah (edisi revisi).
pelaksanaan (actuating) pengelolaan bengkel Jakarta: PT. Bumi Aksara
praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
Purworejo sebaiknya dipertahankan dan lebih Manullang, Marihot. 2006. Dasar-dasar
ditingkatkan baik mengenai komunikasi, manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada
pemberian motivasi, dan kepemimpinan; (4) University Press
pengawasan (controlling) pengelolaan bengkel
Pavlova, M. 2009. Technology and vocational
praktik SMK Teknik Pemesinan di Kabupaten
education for sustainable development.
Purworejo sebaiknya lebih ditingkatkan
Mt Gravatt: Griffith University.
terutama terkait dengan peninjauan, pelaporan,
penetapan standar pelaksanaan, pengukuran
306 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3, Mei 2015

Pemkab Purworejo. 2012. Purworejo investigations in high school science.


deklarasikan sebagai kabupaten vokasi. Washington DC: The National
Diakses tanggal 3 Juni 2014 Academies Press
http://purworejokab.go.id/news/seputar-
pendidikan/1791-purworejo- Terry, G.R. 1986. Asas-asas manajemen.
deklarasikan-sebagai-kabupaten-vokasi (Terjemahan Winardi). Homewood:
Richard D. Irwin
Rochadi, L.H. 2011. Pengelolaan workshop
praktek jurusan bangunan di SMK yang Terry, G.R. 1974. Principle of management (6 th
efektif dan efisien menuju standar ed.). Homewood: Richard D. Irwin
bengkel di industri. Makalah disajikan
dalam Workshop Pengelolaan Bengkel Wilson, D.H. 2010. Vocational education in
SMK Jawa Tengah Tahun 2011, di high school: a future outlook. Diakses
Semarang tanggal 5 Desember 2013, dari
http://search.proquest.com/
Singer, S.R., Hilton, M.L., & Schweingruber, docview/305244953/fulltextPDF/1422A3
H.A. 2006. America's lab report 54C2C3BEC5F57/1?accountid=31324

Anda mungkin juga menyukai