Anda di halaman 1dari 5

E-ISSN : 2407 – 3911

P-ISSN : 2686 - 0333

Pelatihan Manajemen Bengkel/Laboratorium Bagi Guru Mata


Pelajaran Praktik di SMK Wilayah Kabupaten Pandeglang

Iik Nurulpaik1, Hasbullah2, Wawan Purmana3, Neris Peri Ardiansyah4


Departemen Administrasi Pendidikan1, Departemen Pendidikan Teknik Elektro2,3,4
Universitas Pendidikan Indonesia
Jalan Setiabudhi No. 229, Bandung
iik.nurulpaik@upi.edu 1, hasbullah-elektro@upi.edu 2, wawan_purnama@upi.edu 3, nerisperia@upi.edu 4

Abstrak understand theoretical mastery but must also have


theoretical and practical competence in meeting
Manajemen bengkel/laboratorium di Sekolah performance criteria. Thus the teacher has a very
Menengah Kejuruan secara fungsinya belum important role in mastering and managing the
dimanfaatkan secara maksimal, hanya terpaku sebatas workshop. Workshop/Laboratory Management
penggunaan tempat praktikum siswa dan belum Training for Practical Subject Teachers at SMK
banyak dimanfaatkan oleh para pengelola dalam Pandeglang Regency is carried out to improve
meningkatkan kulitas bengkel/laboratorium di teacher management in managing
sekolah. Manajemen fasilitas bengkel/laboratorium workshop/laboratory facilities at SMK.
sangat penting dalam peningkatan kulitas guru dan
siswa dalam memenuhi mutu pembelajaran dan hasil Keywords :
dari kulitas pembelajaran guna meningkatkan kualitas Workshop Management, Practice Subject, SMK.
lulusan. Sekolah Menengah Kejuruan pada dasarnya
tidak hanya diperuntukkan untuk memahami
penguasaan teori saja, namun harus juga memiliki
kompetensi teori dan praktik dalam memenuhi kriteria
I. PENDAHULUAN
unjuk kerja. Dengan demikian guru memiliki peranan
sangat penting dalam penguasaan dan pengeloaan
bengkel. Pelatihan Manajemen Bengkel/Laboratorium Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang
Bagi Guru Mata Pelajaran Praktik di SMK Wilayah berbeda dengan pendidikan umum ditinjau dari
Kabupaten Pandeglang dilakukan untuk kriteria pendidikan, substansi pelajaran, dan
meningkatkan manajemen guru dalam melakukan lulusannya. Kriteria yang harus dimiliki oleh
pengelolaan fasilitas bengkel/laboratorium di SMK. pendidikan kejuruan menurut Finch & Crunkilton
(1984) dan Singh & Sudarshan (2015) adalah: (1)
Kata kunci : orientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja; (2)
justifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan;
Manajemen Bengkel, Mata Pelajaran Praktik, SMK.
(3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik,
Abstract afektif, dan kognitif; (4) kepekaan terhadap dunia
kerja; dan (5) memerlukan sarana dan prasarana yang
The function of the workshop/laboratory management memadai, dan adanya dukungan masyarakat. Menurut
in Vocational High Schools has not been fully utilized, Miller (1985:51) pendidikan kejuruan dirancang
it is only limited to the use of student practicum sebagai hubungan antara sekolah dengan pekerjaan,
places and has not been widely used by managers in asumsi yang ada bahwa orang-orang yang disiapkan
improving the quality of workshops/laboratories in melalui pendidikan kejuruan akan menemukan
schools. The management of workshop/laboratory pekerjaan dan bahwa ini bisa terjadi karena
facilities is very important in improving the quality of persyaratan bagian dari pendidikan tersebut
teachers and students in meeting the quality of berlangsung dalam suasana produktif dan praktis.
learning and the results of the quality of learning in Pendidikan Menengah kejuruan mempunyai tujuan
order to improve the quality of graduates. Vocational yang terfokus pada: persiapan untuk masuk kerja,
High Schools are basically not only intended to

59
Iik Nurulpaik, Hasbullah, Wawan Purmana, Neris Peri Ardiansyah
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 7, No 1, 15 Desember 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333

pemilihan karir, dan mengembangkan kompetensi II. KAJIAN LITERATUR


tertentu sesuai bidang keahliannya (Billett, 2011;
Rivai & Sagala, 2010). Terry (1974:4) menyatakan bahwa proses
manajemen tercermin pada gambar berikut:
Mengingat tujuan dan pentingnya peran
pendidikan kejuruan sebagaimana disebutkan oleh
para pakar tersebut, maka peran bengkel pada sekolah
menengah kejuruan (SMK) menjadi kebutuhan dan
sarana yang harus ada untuk fasilitas praktik dalam
penyiapan tenaga terampil di SMK.
Bengkel/laboratorium di SMK merupakan sarana
belajar untuk mensimulasikan pekerjaan sebagaimana
kegiatan yang dilakukan oleh karyawan di industri
(Yoto, 2015). Intitusi SMK di wilayah Kabupaten
Pandeglang saat ini belum semuanya menerapkan
penggunaan sistem manajemen bengkel yang Gambar 1. Proses Manajemen
terstandar pada kegiatan belajar mengajarnya
mengingat keterbatasan sarana dan prasarana yang Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri
ada. Di sisi lain, bagi yang sudah menerapkan model dari perencanaan (planning), pengorganisasian
sistem manajemen bengkel dalam pembelajaran, (organizing), pelaksanaan (actuating), dan
masih belum didukung dengan kemampuan dan pengawasan (controlling) untuk mencapai tujuan yang
keterampilan guru dalam penerapan di laboratorium telah ditetapkan.
atau bengkel agar terjaga kondisi fasilitas pendukung Pembelajaran di SMK terdiri dari dua jenis yaitu
yang dapat membuat pembelajaran lebih tertata dan pembelajaran teori dan pembelajaran praktik.
tercatat dalam administrasi kelengkapan bengkel, Pembelajaran teori diselenggarakan di ruang kelas
antara lain penggunaan fasilitas peralatan, bahan dan sedangkan pembelajaran praktik diselenggarakan di
perlengkapan pendukung keselamatan dan kesehatan bengkel praktik. Aurigemma, dkk (2013: 138)
kerja. mengatakan bahwa: “if we can better understand how
Penelitian yang dilakukan Kustono, dkk Tahun knowledge and skills are deployed in realworld
2008 ditemukan bahwa para guru SMK memerlukan engineering problem solving, we can better identify
ketrampilan manajemen bengkel untuk pembelajaran design principles to assist us in developing
di SMK serta memerlukan pelatihan manajemen educational models that achieve fidelity between the
untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi di two sites of the classroom and the work place whether
sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan informasi it be a lab or industry”. Pengetahuan dan
masing-masing ketua bengkel/laboratorium SMK, keterampilan teknik lebih mudah dipahami dengan
diketahui bahwa bengkel/laboratorium sangat riskan mengembangkan model pendidikan yang memadukan
terhadap bahaya kecelakaan kerja maupun kebakaran; antara dua lokasi yaitu kelas dan tempat kerja baik itu
sebab setiap kegiatan praktikum siswa akan bengkel praktik atau industri.
menggunakan sarana yang ada disemua bengkel/ Rochadi (2011: 2-3) menyampaikan bahwa
laboratorium dan terpakai secara maksimal serta bengkel sekolah berfungsi sebagai tempat untuk alih
selalu menggunakan aliran listrik yang berbahaya kompetensi (transfering competense). Proses alih
dengan sengatan listrik, utamanya praktikum otomotif kompetensi dapat digambarkan sebagai berikut:
selalu berhubungan dengan bahan bakar yang mudah
terbakar dan gas buang merupakan gas racun bagi
kesehatan, serta praktikum gas karbit bersinggungan
dengan gas bertekanan tinggi yang mudah meledak,
juga laboratorium memasak untuk siswa tata boga
selalu berhubungan dengan api yang bersumber dari Gambar 2. Fungsi Bengkel Sekolah
tabung elpiji yang semuanya sangat mudah meledak
(1) siswa sebagai input merupakan pelanggan
dan terbakar (flameable).
yang harus dilayani sedemikian rupa sehingga apa
yang menjadi harapan memperoleh kompetensi dari

60
Iik Nurulpaik, Hasbullah, Wawan Purmana, Neris Peri Ardiansyah
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 7, No 1, 15 Desember 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333

bidangnya dapat terpenuhi; (2) untuk dapat Secara umum tahapan kegiatan program
memperoleh kompetensi yang diharapkan, siswa pengabdian kepada masyarakat berbasis kepakaran
dikembangkan di bengkel sekolah. Keberhasilan alih bidang ilmu ini meliputi: perencanaan, pelaksanaan,
kompetensi siswa sangat ditentukan oleh bagaimana dan evaluasi program.
cara pengelolaan bengkel sekolah; (3) sasaran akhir
a. Tahap Perencanaan: Need Assesstment (NA),
dari pengembangan siswa adalah untuk mencapai
studi pendahuluan oleh tim PKM Bidang Ilmu ini
kompetensi yaitu terdiri dari: keilmuan (knowledge),
telah teridentifikasi bahwa problem yang dihadapi
keterampilan (skills), maupun mental kepribadian
oleh Guru mata pelajaran Praktikum dalam
(attitude). Sedemikian pentingnya peranan bengkel
mengembangkan menajemen
praktik yang digunakan sebagai tempat alih
bengkel/laboratorium smk di bidang mata
kompetensi (transfering competense), maka fasilitas
pelajaran praktik masih belum dan sosialisasi
bengkel praktik harus dikelola dengan baik dalam
tentang bagaimana memanfaatkan keahlian/
rangka pengembangan siswa untuk mencapai
didiplin ilmu yang dimilikinya untuk manajemen
kompetensi yang diharapkan.
bekel/laboratorium pada mata pelajaran
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang praktikum. Disamping itu guru mata pelajaran
Teknologi dan Rekayasa memiliki beberapa praktik di SMK masih kurang melakukan
Bengkel/laboratorium antara lain: manajemen pada pembelajaran praktik
Bengkel/laboratorium mesin produksi, berdasarkan fasilitas yang telah tersedia.
Bengkel/laboratorium pengecoran logam,
b. Tahap Pelaksanaan: adapun kegiatan utama
Bengkel/laboratorium pengelasan, laboratorium
yang dilaksanakan pada tahapan pelaksanaan atau
komputer, Bengkel/laboratorium mesin otomotif,
implementasi ini meliputi antara lain: (1)
Bengkel/laboratorium kerja kayu, laboratorium
Penguatan sosialisasi dan komunikasi kepada para
pengujian logam, laboratorium elektro, laboratorium
guru SMK, (2) Pelatihan manajemen
elektronika, Bengkel/Laboratorium kerja bangku, dan
bengkel/laboratorium bagi guru mata pelajaran
lain sebagainya.
praktik di SMK (3) Pengorganisasian
bengkel/laboratorium dengan pembelajaran
praktik (4) Penguatan dan pendampingan kegiatan
III. METODE dalam upaya menjaga kesinambungan program.
Metode dan tahapan yang digunakan dalam c. Tahap Evaluasi: tim pelaksana PKM Bidang
kegiatan Pelatihan Manajemen Bengkel/Laboratorium Ilmu dari LPPM UPI bersama tim peneliti
Bagi Guru Mata Pelajaran Praktik di SMK Wilayah melakukan pengawasan langsung di lapangan
Kabupaten Pandeglang dapat dijelaskan pada gambar terkait dengan progress report program dalam
3 berikut. melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dengan menjadikan indikator input,
proses dan output. Indikator proses adalah sejauh
mana guru mata pelajaran praktik mampu
mengembangkan kegiatan dalam program dan
target-taget kerja yang akan dicapai bersama
pemegang kebijakan atau kelompok sasaran.
Indikator output adalah sejauhmana kinerja guru
bisa memahami dan menerapkan manajemen
bengkel/laboratorium di mata pelajaran praktik
untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta
manfaatnya bagi dunia SMK dalam memanfaatkan
dan melakukan efisiensi penggunaan
bengkel/laboratorium di SMK. Diamping itu
terwujudnya tujuan PKM yakni mendorong
efisiensi bengkel/laboratorium di SMK di wilayah
Gambar 3. Metode Kegiatan Pengembangan PKM kabupaten Padeglang guna mencapai standar
Bidang Ilmu 2020 kompetensi lulusan guna mencapai peningkatan

61
Iik Nurulpaik, Hasbullah, Wawan Purmana, Neris Peri Ardiansyah
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 7, No 1, 15 Desember 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333

kulitas SDM dalam pemenuhan tuntutan lapangan 1. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Bidang
kerja di dunia usaha dan dunia Industri. Ilmu dalam pelatihan manajemen
bengkel/laboratorium dapat meningkatkan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN kualitas sumber daya tenaga pengajar di SMK
PKM Bidang Ilmu melakukan pembinaan terutama bagi guru mata pelajaran praktik, hal
terhadap peserta atau guru SMK yang mengikuti ini terlihat dari model dan metode pembelajaran
kegiatan Pelatihan Manajemen bengkel/laboratorium praktik yang dengan baik dan dapat
yang mana setiap peserta berpartisipasi aktiv dalam dikembangkan lebih lanjut dengan bekerjasama
pelatihan secara daring. Sebagai rangkaian dalam dengan pihak institusi pendidikan tinggi.
pelatihan ini peserta kegiatan pelatihan manajemen 2. Model pelatihan dan dan pengembangan,
bengkel diberikan soal pretes sebagai ukuran dari Kegitan PKM ini dapat memberikan informasi
pengetahuan awal guru SKM dalam memahami dan dan transformasi pengetahuan guru mata
menerapkan pengajaran dalam mata pelajaran praktik. pelajaran praktik di SMK mengenai manajemen
Kemudian dari hasil pretes tersebut dilakukan bengkel/laboratorium pada mata pealajaran
perlakukan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan praktik dan aplikasinya yang dapat dimanfaatkan
dalam meningkatkan pengetahuan dan pola metode sebagai sarana model dan metode pembelajaran
pengajaran dalam melaksanakan manajemen yang berguna di Sekolah Menengah Kejuruan.
bengkel/laboratorium di Sekolah Menengah Kejuruan.
Dalam proses pelatihan pemateri memberikan 3. Model pelatihan manajemen
gambaran dan metode terkait bagaimana manajemen bengkel/laboratorium pada mata pelajaran
bengkel/laboratorium yang dapat di terapkan dalam praktik di SMK yang telah disusun didasarkan
mata pelajaran praktik di SMK. Setelah pemberian kepada kebutuhan Sekolah Menengah Kejuruan,
materi selesai dilanjutkan pada tahap selanjutnya observasi lapangan, hasil studi komparasi yang
yaitu post test terhadap peserta kegiatan PKM Bidang telah mengembangkan dan mengaplikasikan
Ilmu sebagai pengukuran hasil pencapaian selama berbagai model dan metode pembelajaran pada
proses kegiatan berlangsung. mata pelajaran praktikum yang tedapat di SMK.
Sebagai tindak lanjut dari tahapan sebelumnya,
maka proses pendampingan pasca pelatihan terus
diberikan hinga saat ini. Para peserta terus dipantau
REFERENSI
perkembangnnya dan tim PKM Bidang ilmu secara
instensif memberikan layanan pendampingan dan
Finch, C.R. dan Crunkilton, J.R. 1984. Curriculum
bantuan teknis yang diperlukan oleh para peserta.
Development In Vocational and Technical
Dalam perkembanganya positif karena perserta atau
guru dalam pelatihan dapat mengembangkan dan Education. London: Allyn and Bacon, Inc.
menerapkan manajemen bengkel/laboratorium di Singh, U.K & Sudarshan, K.N. 2015. Vocational
SMK sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran praktik Education. New Delhi (India): Discovery
yang terdapat di SMK. Adapun tahapan kegiatan Publishing House PVT. LTD.
selanjutnya adalah membuat model pembelajaran
manajemen bengkel/laboratorium yang lebih khusus
dalam setiap mata pelajaran praktik yang ada di Miller, Melvin D. 1985. Principles and a Philosophy
berbagai jurusan yang terdapat di SMK agar setiap for Vocational Education. Coloumbus: The
mata pelajaran praktik dapat memiliki niai efisiensi Ohio State University.
dan efektifitas guna menunjang pembelajaran praktik.
Billett, Stehen. 2011. Vocational Education
V. KESIMPULAN DAN SARAN (Purposes, Trsditions and Prospects). Griffith
University, QLD, Australia: Springer.
Berdasarkan hasil pelaksanaan Kegiatan
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Bidang Ilmu Rivai, Veithzal dan Sagala, Jauvani E. 2010.
dalam pelatihan manajemen bengkel/laboratorium Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
dalam mata pelajaran praktik di SMK maka diperoleh Perusahaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
kesimpulan sebagai berikut:

62
Iik Nurulpaik, Hasbullah, Wawan Purmana, Neris Peri Ardiansyah
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 7, No 1, 15 Desember 2020
E-ISSN : 2407 – 3911
P-ISSN : 2686 - 0333

Yoto. 2015. Manajemen Bengkel Teknik Mesin.


Malang: Aditya Media Publishing.
Terry, G.R. 1974. Principle of management (6thed.).
Homewood: Richard D. Irwin
Aurigemma, J., et.al, 2013. Turning experiments
objects: the cognitive processes involved in
the design of a labon- a-chip device. Journal
of Engineering Education, 102, 117-140
Rochadi, L.H. 2011. Pengelolaan workshop praktek
jurusan bangunan di SMK yang efektif dan
efisien menuju standar bengkel di industri.
Makalah disajikan dalam Workshop
Pengelolaan Bengkel SMK Jawa Tengah
Tahun 2011, di Semarang.

63
Iik Nurulpaik, Hasbullah, Wawan Purmana, Neris Peri Ardiansyah
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume 7, No 1, 15 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai