Anda di halaman 1dari 15

PELATIHAN DIAGNOSA KENDARAAN EFI MENGGUNAKAN ENGINE SCANNER

BAGI GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN


TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SMKN 7 PALEMBANG

H.Ali Fikri Asri


Farhan Yadi; M.Amri Santosa; Nurul Khotimah
Pengabdian Pada Masyarakat
FKIP Universitas Sriwijaya

Kegiatan “Pelatihan Diagnosa Kendaraan EFI menggunakan Engine Scanner bagi Guru
SMK Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif di SMKN 7 Palembang” ini dilatarbelakangi
oleh masih banyaknya guru SMK otomotif di kota Palembang yang belum mengetahui dan
menguasai cara mendiagnosa kendaraan berbasis teknologi EFI (Engine Fuel Injection),
sedangkan dengan cepatnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pendidikan
dituntut untuk dapat menyelaraskan kemampuan dalam mencetak lulusan yang kompeten.
Bentuk kegiatan ini berupa pembinaan dan pelatihan, dengan metode paparan, diskusi serta
praktik terbimbing dan mandiri. Kegiatan ini telah berdampak positif terhadap guru-guru SMK
Teknik Mekanik Otomotif di kota Palembang, baik dari sisi proses maupun hasil. Dari Proses,
seluruh peserta (21 orang guru) antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir pelatihan,
sedangkan dari sisi hasil, seluruh peserta telah berhasil meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan dalam mendiagnosa kendaraan EFI menggunakan engine scanner. Dengan kata lain
100% dari guru yang telah mengikuti pelatihan, kemampuan dan pemahaman tentang teknik
mendiagnosa kendaraan EFI telah meningkat.

Kata Kunci: Pelatihan, Diagnosa kendaraan EFI, dan Engine Scanner

PENDAHULUAN kerja sebagai kunci sukses pendidikan


Harapan pendidikan menengah kejuruan. 6). Pendidikan kejuruan yang baik
kejuruan untuk mewujudkan lulusannya adalah  responsif  dan antisipatif terhadap
bekerja, melanjutkan, atau berwirausaha kemajuan  teknologi. 7). Pendidikan
masih dihadapkan pada banyak kendala.  kejuruan lebih ditekankan pada “learning by
Untuk memahami kendala, harapan, dan doing”  dan ”hands-on experience”. 8).
bagaimana pendidikan kejuruan dikelola Pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas
menurut Wardiman (1998) perlu mutakhir untuk praktek. 9). Pendidikan
memperhatikan sembilan karakteristik kejuruan memerlukan biaya investasi dan
pokok pendidikan kejuruan sebagai berikut, operasional yang lebih besar daripada
1). Pendidikan kejuruan diarahkan untuk pendidikan umum.
mempersiapkan peserta didik memasuki Kesenjangan antara konten dengan
lapangan kerja. 2). Pendidikan kejuruan konteks pada pendidikan kejuruan sangat
didasarkan atas “demand-driven” yaitu merugikan, karena pendidikan menjadi
kebutuhan dunia kerja. 3). Fokus isi kurang bermakna bagi siswa (Chadd &
pendidikan kejuruan ditekankan pada Anderson: 2005). Pembelajaran  harus
penguasaan kompetensi yang dibutuhkan membekali siswa dalam menghadapi
oleh dunia kerja. 4). Penilaian yang permasalahan kehidupan sehari-hari. Siswa
sesungguhnya terhadap kesuksesan siswa tidak diperlakukan sebagai objek keranjang
harus pada “hand-on” atau performa dalam kosong tempat menjejalkan informasi.
dunia kerja. 5). Hubungan erat dengan dunia
1
Sebaliknya potensi siswa harus multi media. Guru tidak bisa menjabarkan
diberdayakan secara aktif kreatif. kompetensi kunci, standar kompetensi,
Banyak permasalahan yang ada di kompetensi dasar, menjadi kegiatan
SMK yang harus diperbaiki. Permasalahan pembelajaran.
pembelajaran menyangkut pendidikan dan SMK kurang memiliki wawasan
latihan (diklat) dasar kompetensi kejuruan ekonomi. Mesin rendah waktu
tidak diajarkan secara mendasar. Kesalahan pemakaiannya. Kurang peduli membentuk
dalam proses diklat diterima dan dimaafkan etos kerja. Tidak ada modul belajar secara
sebagai suatu kewajaran. Mutu hasil kerja lengkap sesuai standar kompetensi atau
dibiarkan apa adanya tanpa standar mutu. tidak mampu mengembangkan bahan
Pada tingkat awal mutu dianggap tidak ajar/modul.Sulit mendapatkan institusi
penting. Padahal untuk mendapat hasil pasangan untuk menyelenggarakan dual
pendidikan yang bermutu harus diawali system. Sekolah tidak memahami standar isi
dengan dasar yang kuat dan benar. Siswa SMK Negeri 7 Palembang merupakan
dibiarkan bekerja dengan mutu hasil kerja sekolah menengah kejuruan yang
asal jadi. Hanya formalitas telah mempunyai bidang kompetensi keahlian
mengerjakan tanpa standar mutu. Guru teknik kendaraan yang mempunyai ingin
memberi angka ”angka guru” tidak ada mengembangkan kompetensi kurikulum
hubungannya dengan standar mutu dunia pada model kendaraan berbasis EFI. Hal ini
kerja. Siswa dibiarkan bekerja dengan cara diwacanakan mengingat SMKN 7
yang salah, bekerja di lantai bukan di tempat Palembang telah menerima bantuan dari
kerja,  menggunakan peralatan tidak sesuai pemerintah alat dan sarana prasarana yang
dengan fungsi dan tempatnya, tidak peduli menunjang pencapaian kompetensi diagnosa
dengan “sense of quality” dan “sense of kendaraan berupa mesin EFI dan alat
added value”, motivasi siswa rendah. Tidak pendiagnosa (engine scanner). Namun
mengikuti langkah, posisi tubuh dan gerak sesuai dengan permasalahan yang
yang benar. Padahal kualitas teknis dan diungkapkan di atas bahwa sumber daya
produktivitas kerja  sangat ditentukan oleh manusia belum mampu untuk mendukung
cara kerja yang benar. Kegiatan praktek ketercapaian program kurikulum tersebut
tidak mengikuti prinsip belajar tuntas dikarenakan belum adanya suatu pelatihan
“mastery learning” berbasis kompetensi. yang dapat membantu para guru-guru
Siswa bekerja tanpa bimbingan dan tersebut dalam mencapai kompetensi
pengawasan guru, tanpa persyaratan tersebut.
keselamatan kerja, tidak bertanggung jawab, Kompetensi profesional yang dalam
tanpa lembar kerja. UUGD mengisyaratkan seorang guru harus
Menjadi “guru provinsi atau guru kompeten dalam proses pembelajaran. Lebih
kabupaten” karena harus mengajar di spesifik lagi menurut Chadd & Anderson
banyak sekolah lintas kabupaten/kota. (2005) guru produktif dituntut mampu:(a)
Menggunakan waktu belajar hanya untuk memberi instruksi kepada siswa bagaimana
catat mencatat. Guru memahami Kurikulum melakukan tugas; (b) mendemonstrasikan
(KTSP) hanya sebagai produk/naskah tidak bagaimana tugas dilakukan; (c) melatih
memahami kurikulum sebagai program, siswa seperti apa tugas dilakukan; (d)
kurikulum sebagai hasil yang diinginkan, menjelaskan mengapa sebuah tugas
dan kurikulum sebagai pengalaman belajar. dikerjakan dengan cara khusus; (f)
Guru tidak mampu menggunakan multi memprakarsai siswa masuk dalam budaya
media atau sekolah tidak memiliki perangkat tempat kerja; (g) memperkokoh nilai-nilai

2
siswa sebagai pribadi yang memiliki bakat Sehingga ditekankan bahwa kompetensi
sebagai pekerja. Oleh karena itu peningkatan yang dipelajari pada pelatihan merupakan
kualitas pembelajaran yang dibarengi kompetensi yang sangat berhubungan
dengan peningkatan penguasaan substansi dengan keberhasilan pegawai dalam
pembelajaran menjadi satu hal yang penting melaksanakan tugas-tugas sebagai bagian
dan mendasar. dari tanggung jawab pada pekerjaannya.
Hal yang dijelaskan diatas merupakan
landasan untuk mengadakan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat berupa
Berdasarkan beberapa pendapat
pelatihan dapat meningkatkan pencapaian
mengenai pelatihan yang telah diuraikan di
kompetensi pemeriksaan atau diagnosa
atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan
kendaraan EFI menggunakan Engine
adalah suatu kegiatan terencana dan
Scanner pada guru-guru SMK di kota
sistematis yang bertujuan agar peserta
Palembang.
pelatihan dapat menguasai atau
PELATIHAN meningkatkan pengetahuan (knowledge),
Lynton & Pareek (1984: 26) keterampilan (skill), dan sikap (attitude)
menyatakan bahwa pelatihan merupakan dalam bidang kerja tertentu yang saat ini
suatu upaya sistematis dalam sedang dilakukan atau akan dilakukan di
mengembangkan sumber daya manusia masa datang, serta memberi kesempatan
(SDM) untuk melaksanakan tugas serta individu agar mampu menggali potensi
menanggulangi permasalahan saat ini dan di dirinya sehingga memiliki performa yang
masa depan. Pelaksanaan pelatihan ini harus optimal dalam melaksanakan pekerjaan.
sistematis, hal ini diungkapkan oleh
PENDIDIKAN KEJURUAN
Goldstein & Ford (2002:1) bahwa pelatihan
Pendidikan kejuruan berlandaskan
merupakan pemberian keterampilan, aturan,
filsafat ”matching the man to the job”
konsep atau perilaku secara sistematis yang
(Thompson, 1973). Pandangan ini bermakna
menghasilkan peningkatan performa pada
what job was needed and what was needed
lingkungan pekerjaan.
to do the job.   Pekerjaan atau jabatan apa
Sebagai sebuah usaha terencana dan
yang dibutuhkan di lapangan dan
sistematis, pelatihan tentu saja harus dapat
kompetensi apa harus dikuasai oleh lulusan
memberikan kompetensi yang dibutuhkan
SMK untuk mendapatkan atau melakukan
oleh pegawai. Penjelasan mengenai
pekerjaan itu. Pendidikan kejuruan sebagai
kompetensi ini diungkapkan oleh Noe
pendidikan orang dewasa (adult education)
(2002: 4): “training refers to a planned
di disain menyiapkan siswa untuk memasuki
effort by a company to facilitate employees’
dunia kerja. Dalam konteks ini pendidikan
learning of job-related competencies. These
kejuruan adalah pendidikan untuk bekerja
competencies include knowledge skills, or
(education for work) (Finch &
behaviours that are critical for successful
Crunkilton,1999).
job performance.” Pelatihan merupakan
Pendidikan kejuruan memiliki
sebuah usaha terencana oleh sebuah
hubungan erat dengan Dunia usaha – Dunia
perusahaan dengan memfasilitasi
Industri (DU-DI). Sistem ganda di Jerman
pegawainya untuk mempelajari kompetensi
telah membuat negara itu memiliki
yang berkaitan dengan pekerjaanya.
keunggulan kompetitif dari negara-negara
Kompetensi ini berupa pengetahuan,
lainnya.
keterampilan, atau perilaku yang penting
terhadap keberhasilan pekerjaannya.

3
Pendidikan kejuruan di Indonesia Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
sangat besar sumbangannya pada ekonomi kejuruan adalah pendidikan dunia kerja
nasional. Ada kurang lebih 128 program sebagai penyedia tenaga
keahlian yang dilaksanakan di SMK-SMK terampil/professional yang memiliki peran
di seluruh Indonesia. Penyelenggaraan kunci untuk berjalannya suatu industri (baca
program-program keahlian ini disesuaikan DU-DI) yang efektif dan efisien dalam
dengan kebutuhan lapangan kerja baik untuk kerangka kerja  peningkatan kemajuan
sektor formal maupun sektor non formal perekonomian bangsa. Pendidikan kejuruan
pada bidang pertanian, peternakan, merupakan ujung tombak karena peran dan
perikanan, industri, perdagangan, jasa, fungsinya sebagai penyedia manusia sumber
pertambangan, manufaktur, listrik, gas, air, yang berdaya.  Karenanya pendidikan
konstruksi, transportasi, komunikasi, bank, kejuruan harus memberdayakan manusia.
finansial, perhotelan, restaurant, dan jasa
masyarakat lainnya. Pendidikan dan Latihan Kejuruan
Menurut Wardiman alasan pentingnya Pendidikan dan latihan (diklat)
tenaga terampil yaitu: (1) tenaga kerja kejuruan harus melayani pengembangan
terampil memegang peranan penting dalam ketrampilan dasar dan ketrampilan
menentukan tingkat mutu dan biaya khusus/lanjut pada setiap individu untuk
produksi; (2) tenaga kerja terampil sangat mendapatkan pekerjaan atau mengelola
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis agar bisa bekerja lebih produktif,
industrialisasi suatu negara; (3) tenaga kerja beradaptasi dengan teknologi baru,
terampil merupakan faktor keunggulan  pekerjaan baru, atau lingkungan baru
menghadapi persaingan global; (4) (Gasskov,2000). Inovasi teknologi dan
penerapan teknologi agar berperan menjadi penemuan berjalan terus menghasilkan
faktor keunggulan tergantung tenaga kerja perangkat baru, metoda baru, proses baru.
terampil yang menguasai dan mampu Secara pragmatis misi pokok pengembangan
mengaplikasikannya; (5) orang yang teknologi antara lain: membuat lebih
memiliki keterampilan memiliki peluang nyaman, lebih aman, lebih murah, lebih
tinggi untuk bekerja dan produktif. Semakin mudah, lebih hemat, lebih cermat, proses
banyak warga suatu bangsa yang terampil lebih cepat, lebih efektif-efisien-produktif.
dan produktif maka semakin kuat Ini menunjukkan diklat kejuruan
kemampuan ekonomi negara  tersebut; (6) membutuhkan adaptasi dan readaptasi serta
semakin banyak warga suatu bangsa yang difusi teknologi.
tidak terampil, maka semakin tinggi Diklat kejuruan seharusnya
kemungkinan pengangguran yang akan diorientasikan pada kebutuhan tenaga kerja
menjadi beban ekonomi negara di masyarakat. Perlu penetapan/setting
(Wardiman,1998). orientasi program apakah untuk skala lokal,
Keuntungan pendidikan kejuruan nasional, regional, atau internasional
adalah: (1) meningkatkan pendapatan (Thompson,1973). Diklat kejuruan
nasional, (2) menyediakan barang dan menggunakan pendekatan pembelajaran
layanan yang lebih efisien,(3) meningkatkan berbasis kompetensi mencakup prinsip-
standar kehidupan, (4) mentraining kembali prinsip: (1) terpusat pada peserta didik; (2)
para pekerja, (5)meningkatkan martabat berfokus pada penguasaan kompetensi; (3)
pekerja, (6)meningkatkan kesejahteraan tujuan pembelajaran spesifik; (4) penekanan
nasional. pembelajaran pada unjuk kerja/kinerja; (5)
pembelajaran lebih bersifat individual; (6) 
interaksi menggunakan multi metoda: aktif,

4
pemecahan masalah dan kontekstual; (7) pada mesin sepedamotor, perlahan tapi pasti
Pengajar lebih berfungsi sebagai fasilitator; akan menggantikan sistem yang sudah lama
(8) berorientasi pada kebutuhan individu; (9) bertahan yaitu karburator.
umpan balik langsung; (10) menggunakan Produsen kendaraan di Amerika dan
modul, (11) belajar di lapangan (praktek), Eropa dan Jepang telah lama
(12) kriteria penilaian menggunakan patokan mengaplikasikan Mesin EFI (Electronic
(PAP). Fuel Injection) pada produknya dan di
Prinsip dasar pendekatan berbasis indonesia dimulai pada produk mobil era
kompetensi terfokus pada penjaminan tahun 2000 namun kita yang masih awam
perolehan tenaga kerja yang benar, dengan barangkali hanya sedikit tahu tentang apa itu
ketrampilan yang benar/cocok, pada waktu EFI, apa kelebihannya. Mesin EFI adalah
dan tempat yang benar untuk memenuhi mesin yang dilengkapi piranti EFI atau
tujuan-tujuan bisnis (Bartridge, 2004). Elecronic Fuel Injection, menggantikan
Prinsip-prinsip dasar itu antara lain, yaitu; 1) sistim karburator pada karburator, bensin
Peserta diklat mempelajari ketrampilan- dari tangki disalurkan ke ruang pelampung
ketrampilan yang dibutuhkan untuk dalam karburator melalui pompa bensin
memecahkan permasalahan persyaratan (mekanis/elektrik) dan saringan bensin.
pekerjaan dari hari kehari. 2) Peserta diklat Selanjutnya bensin masuk ke mesin melalui
berpartisipasi aktif selama proses pelatihan. lubang jet dalam ruang venturi (ruang untuk
3) Tujuan pelatihan harus didefinisikan dan menambah kecepatan aliran udara masuk ke
difahami dengan jelas oleh peserta diklat. 4) mesin). Sehingga jumlah bensin yang masuk
Keseluruhan aktivitas harus fokus pada tergantung pada kecepatan aliran udara yang
keterlibatan peserta diklat sebab orang lebih masuk dan besar lubang jet. Pada EFI,
ingat yang mereka kerjakan melebihi apa bensin diinjeksikan ke dalam mesin
yang mereka baca. 5) Peserta diklat  harus menggunakan injektor dengan waktu
menyediakan dan mendorong dirinya penginjeksian (injection duration and
menggunakan ketrampilan terbaru yang frequency) yang dikontrol secara elektronik.
diperoleh pada saat melakukan pekerjaan Injeksi bensin disesuaikan dengan jumlah
sehari-hari. 6) Lingkungan belajar harus udara yang masuk, sehingga campuran ideal
mendukung dan memberi kontribusi positif. antara bensin dan udara akan terpenuhi
sesuai dengan kondisi beban dan putaran
KENDARAAN EFI mesin.
Membangun kompetensi bidang Generasi terbaru EFI dikenal dengan
pemeriksaan atau diagnosa kendaraan EFI sebutan Engine Management System (EMS),
menggunakan engine scanner memerlukan yang mengontrol sistem bahan bakar
penguasaan dasar terhadap Mesin EFI dan sekaligus juga mengatur sistem pengapian
cara kerja engine scanner. Diawali berbagai (duration, timing,and frequency of ignition).
macam cara dan usaha yang dilakukan untuk Tujuan pengaplikasian sistem EFI adalah
mengurangi kadar gas buang beracun yang meningkatkan efisiensi penggunaan bahan
dihasilkan oleh engine kendaraan bermotor bakar (fuel efficiency), kinerja mesin lebih
seperti penggunaan BBM bebas timbal, maksimal (optimal engine performance),
penggunaan katalis pada saluran gas buang pengendalian/pengoperasian mesin lebih
menggantikan engine 2 langkah menjadi 4 mudah (easy handling), memperpanjang
langkah , karburasi manual akhirnya juga umur/lifetime dan daya tahan mesin
akan digantikan oleh sistem injeksi digital. (durability), serta emisi gas buang lebih
Sistem injeksi bahan bakar elektronik rendah (low emissions).
(karburasi digital) sudah mulai diterapkan

5
Proses sistem kontrol pada mesin EFI, Fuel line atau jalur bahan bakar
antara lain; Induksi Udara, Bahan Bakar, fungsinya adalah mengsuplai bahan bakar
Sistem Pengapian, dan jalur pengontrolan. dari fuel tank ke injector terdiri dari fuel
Untuk Induksi Udara proses pembakaran tank, fuel pump, fuel filter, fuel pressure
memerlukan Intake line dan pengaturan regulator, distribution pipe dan injector.
udara, yang terdiri dari air flow rate sensor Bahan bakar di dalam fuel tank ditekan oleh
(direct detection type) atau intake manifold fuel pump dan mengalir melalui fuel filter ke
pressure sensor (indirect detection type), distribution pipe, dan selanjutnya tekanan
intake air temperature sensor, ambient bahan bakar akan dipertahankan pada level
pressure sensor, throttle position sensor, khusus agar tidak terpengaruh terhadap
throttle body, air cleaner dan ISC (idle tekanan hampa intake manifold yang
speed control) tergantung dari tipe EFI, alat- disuplai ke setiap injector. Setiap injector
alat dan sensor yang terpasang di dalamnya menyemprotkan bahan bakar ke dalam
juga bisa sedikit membedakan. Saat mesin intake manifold berdasarkan sinyal injeksi
mulai hidup, tekanan hampa yang dari ECU. Bahan bakar yang berlebihan
dibangkitkan dari dalam ruang pembakaran akan kembali ke fuel tank melalui return
akan tertarik ke udara luar, kumudian line.
disaring oleh air cleaner agar benda asing Terakhir ini sudah dikenalkan ke
tidak ikut terbawa, selanjutnya lewat malalui beberapa kendaraan sistem Recently
air hose, lalu diukur oleh AFM sensor, dan Returnless Fuel System (RLFS), yang tidak
selanjutnya disalurkan ke throttle body. mempunyai return line untuk
Pedal gas yang diinjak oleh pengemudi mengembalikan bahan bakar ke fuel tank.
menggerakkan throttle valve yang kemudian Sistem ini dirancang untuk menghilangkan
mengatur besar udara masuk ke dalam jalur dari distribution pipe ke fuel tank untuk
throttle body. Setelah dari throttle body, mengurangi gas uap bahan bakar yang
udara kemudian lewat melalui surge tank kemungkinan bisa meningkat meskipun
diteruskan ke intake manifold dari masing- sudah melakukan pemanasan bahan bakar
masing cylinder, dan pada akhirnya masuk yang kembali dari ruang mesin. Modulasi
ke combustion chamber (ruang Fuel pump terletak di dalam fuel tank
pembakaran). Selama idling throttle valve gunanya untuk menyalurkan bahan bakar ke
hampir menutup, kontrol sistem idle speed injector dengan tekanan yang tetap. Tekanan
mengatur rata-rata udara yang diperlukan injeksi bervariasi mengikuti tekanan intake
untuk proses pembakaran. manifold dan setelan rata-rata injeksi bahan
Gambar 1. Jalur Kontrol Udara pada Mesin bakarnya berdasarkan sinyal intake manifold
EFI pressure sensor atau hasil perhitungan ECU
dari modulasi tekanan intake manifold.
Sistem ini dikembangkan menghadapi
tuntutan peraturan mengenai standarisasi
emisi.

6
Gambar 2. Jalur Kontrol bahan bakar pada merupakan penyebab timbulnya polusi udara
Mesin EFI disamping asap rokok, gas beracun dari asap
pabrik. Lembaga EPA dari Pemerintahan
Amerika Serikat yang bertanggung jawab
untuk mencegah timbulnya polusi udara, dan
CARB (California air resources board)
sudah membuat undang-undang yang
membantasi emisi kendaraan dan hanya
memperbolehkan menjual kendaraan yang
sudah mengikuti aturan tersebut.
Sistem pengontrolan mesin EFI terdiri
dari bermacam sensor yang dapat
Sedangkan pada sistem pengapian mendeteksi kondisi mesin pada saat itu,
terdiri dari komponen yang dapat dibawah ini Bagan proses pengontrolan
menghasilkan tegangan tinggi, komponen Mesin Kendaraan EFI.
pendistribusian yang menyalurkan tegangan Gambar 4. Bagan/Sistematika Jalur Kontrol
tinggi tersebut ke setiap cylinder, komponen Standar Mesin EFI
pengatur waktu pengapian (ignition timing
control) yang fungsinya mengatur waktu
pengapian secara tepat, dan spark plug atau
busi untuk mencetuskan api. Pengaturan
sistem pengapian pada kendaraan sekarang
dilakukan oleh ECU yang dapat menentukan
waktu pengapian secara tepat dan akurat
untuk membakar campuran gas campuran
dalam segala kondisi, sehingga mesin bisa
bekerja secara optimal.

Gambar 3. Jalur Pengapian pada Mesin EFI


Untuk emisi kendaraan, uap bahan
bakar yang dikeluarkan dari fuel line antara
fuel tank dan engine, dan gas buang yang
tidak terbakar dari crank case adalah subject
yang masuk dalam regulasi begitu juga
dengan yang keluar dari muffler. Untuk
mencegah keluarnya gas buang, dibuat
bermacam alat dan konsep elektronik yang
terintegrasi. Sehingga jika ada kerusakan,
akan sulit bagi teknisi untuk melakukan
troubleshooting-nya. Karena itulah beberapa
agensi membuat peraturan agar sistem
Mekanisme pada kendaraan emsisi yang dibuat dapat memberitahukan
berkembang dengan cepat sekali untuk kepada si pengemudi melalui penggunaan
merespon tuntutan dan keinginan pelanggan. lampu peringatan apabila ada kerusakan
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa gas pada sistem emsisinya, sehingga si
buang yang keluar dari kendaraan

7
pengemudi bisa segera memperbaikinya learning by doing, mastery learning,
dibangkel. Kemudian sistem membuat kode individual study, dan modular system. Setiap
DTC (diagnostic trouble code) berdasarkan orang  harus mencoba melakukan sendiri-
jenis kerusakannya, dan memakai indikator sendiri sampai diperoleh kompetensi tentang
yang terletak di dashboard mobil agar bisa Diagnosa Kendaraan EFI dengan
terlihat oleh pengemudi. Kemudian menggunakan Engine Scanner. Diklat
kendaraan tersebut dibawa ke bengel untuk kompetensi yang dilakukan harus sampai
diperbaiki sebagaimana mestinya agar emisi tuntas untuk setiap modul dari sub
yang keluar tidak terlalu mencemarkan kompetensi. Jika belum selesai harus
udara. melakukan remedial dan baru melanjutkan
jika telah terkuasainya suatu sub
ENGINE SCANNER kompetensi.

Engine scanner merupakan alat untuk TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN


membaca kondisi engine dan kode Tujuan yang hendak dicapai dalam
kerusakan yang terjadi. Berdasarkan data kegiatan ini adalah: mendeskripsikan
tersebut dapat dilakukan diagnosa kerusakan indikator-indikator kompetensi bidang
yang terjadi pada kendaraan. Alat ini sering pemeriksaan atau diagnosa kendaraan EFI
juga disebut sebagai intelegent tester (IT), menggunakan Engine Scanner, merumuskan
atau diagnosis system II (DS). Sejarah dan mengimplementasikan strategi
Engine Scanner di awali dari kesepakatan pencapaian kompetensi kompetensi bidang
dewan kongres Amerika Serikat pada tahun pemeriksaan atau diagnosa kendaraan EFI
1970 supaya mobil lebih menghasilkan menggunakan Engine Scanner serta
emisi yang ramah lingkungan guna penilaian pencapaian kompetensi
menyiptakan udara bersih yang layak bagi kompetensi bidang pemeriksaan atau
populasi dan kehidupan di bumi dan diagnosa kendaraan EFI menggunakan
kesadaran akan bahaya emisi gas buang. Engine Scanner bagi guru-guru SMKN 7
Tahun 1985, lahirlah sebuah standard Palembang bidang keahlian Teknik
alat elektronik yang terintegrasi bukan Kendaraan Ringan sesuai dengan prinsip-
hanya untuk memonitor emisi gas buang, prinsip pengembangan pendidikan kejuruan.
tapi juga untuk menjaga kestabilan performa Manfaat kegiatan ini menghasilkan
mobil secara keseluruhan. Alat ini disebut keluaran deskripsi indikator-indikator yang
ECU (Electronic Control Unit), dunia menunjang kompetensi bidang pemeriksaan
otomotif baru telah lahir, kini mobil atau diagnosa kendaraan EFI menggunakan
memiliki lampu indikator pada dashboard Engine Scanner, sebagai pengembangan
yang akan menyala saat mobil mengalami keterampilan guru SMK di kota Palembang
kejanggalan, mulai dari pintu yang kurang dalam proses pemeriksaan kerusakan
rapat, tidak mengenakan sabuk pengaman, kendaraan EFI.
atau kejanggalan pada performa mesin.
Sistem ini secara keseluruhan disebut OBD KHALAYAK SASARAN
(On Board Diagnostic). Kegiatan penerapan iptek yang
Pelatihan Diagnosa Kendaraan EFI dilakukan meliputi  kegiatan persiapan, yang
dengan menggunakan Engine Scanner mencakup aktivitas: observasi, penetapan
berkaitan dengan pembentukan kompetensi lokasi, penetapan permasalahan dan
setiap individu. Sesuai prinsip pembelajaran penentuan topik yang akan disampaikan,
berbasis kompetensi maka pembelajaran penetapan khalayak sasaran, jadwal
yang cocok digunakan adalah  pembelajaran pelaksanaan,  keterkaitan, kegiatan serta

8
metode pendekatan yang digunakan. dalam upaya peningkatan pencapaian
Berdasarkan observasi dalam kegiatan kompetensi diagnosa kendaraan EFI dengan
penerapan IPTEKS ini maka guru-guru Engine Scanner bagi guru program keahlian
bidang keahlian Teknik Kendaraan di kota Teknik Mekanik Otomotif di kota
Palembang yang bertanggung jawab Palembang.
terhadap penguasaan kompetensi profesi Kegiatan ini merupakan kegiatan
siswa SMK bidang diagnosa kendaraan EFI penunjang dalam Tri Dharma Perguruan
dengan Engine Scanner yang digunakan Tinggi. Bagi para guru SMK di Kota
sebagai khalayak sasaran. Tabel 1 dibawah Palembang, kegiatan ini sangat penting
ini merupakan daftar perserta yang bersedia karena dapat membekali mereka dalam
untuk ikut dalam kegiatan pelatihan ini. rangka meningkatkan pengetahuan,
No. Nama Peserta Asal Sekolah pemahaman, dan keterampilan dalam
1. Suhirlan, S.Pd SMKN 4 Palembang kompetensi diagnosa kendaraan EFI
2. Muzakir SMKN 7 Palembang menggunakan alat Engine Scanner.
3. Marzuki SMKN 7 Palembang
4. Desi Nora Evita, S.Pd. SMK PGRI 2
Adapun jenis dan model kegiatan yang akan
Palembang dilakukan dalam kegiatan pengabdian ini
5. Yuli Erni, S.Pd SMKN 7 Palembang adalah sebagai berikut: 1) Jenis kegiatan ini
6. Benny Hasibuan, S.Pd. SMKN 7 Palembang adalah berupa pembinaan dan pelatihan
7. Yasman, S.T. SMK Krisna Persada
Palembang dalam rangka meningkatkan kompetensi
8. Aries Munandar, S.Pd. SMK P-YPT keahlian pada diagnosa kendaraan EFI
Palembang menggunakan Engine Scanner pada guru-
9. Merry Yuni Fatricia, SMK Pembina 2
S.Pd. Palembang
guru SMK di kota Palembang bidang
10. Adi Hidayat SMKN 7 Palembang keahlian teknik kendaraan ringan, 2) Model
11. Surianto Ginting SMKN 7 Palembang Pelatihan ini berupa penyuluhan dan
12. Drs. Jenahar, MM. SMKN 7 Palembang pelatihan/praktek. Penyuluhan ini diberikan
13. Sri Raharjo, S.T. SMK PGRI 2
Palembang dalam rangka menambah/memperdalam
14. Sudarman SMKN 4 Palembang pengetahuan dan pemahaman para guru
15. Andra Witarsa, S.Pd. SMK Tri Darma SMK di kota Palembang bidang keahlian
Palembang
16. Ir. Herick H.A SMK Krisna Persada
Teknik kendaraan ringan dalam memahami
Palembang fungsi dan cara kerja sensor dan actuator
17. Lukman, S.Pd SMKN 7 Palembang pada engine EFI dan memberikan
18. Sugiyono SMKN 7 Palembang
keterampilan dalam menggunakan engine
19. Randhy Catra, S.Pd. SMK YP GAMA
Palembang scanner untuk mendeteksi dan mendiagnosa
20. Lanti Aflaha SMK YP GAMA kerusakan engine EFI,3) Sifat Kegiatan
Palembang penunjang dalam Tri Dharma Perguruan
21. Endi Setiawan, S.Pd SMK Pembina 2
Palembang Tinggi. Bagi para guru SMK di Kota
Palembang, kegiatan ini sangat penting
karena dapat membekali mereka dalam
rangka meningkatkan pengetahuan,
METODE KEGIATAN pemahaman, dan keterampilan dalam
Metode kegiatan dan bentuk kegiatan kompetensi diagnosa kendaraan EFI
pengabdian kepada masyarakat ini adalah menggunakan alat Engine Scanner.
pelatihan dan pembimbingan yang akan
dilakukan dalam bentuk ceramah dan tanya
jawab di lanjutkan dengan diskusi dan
praktek. Metode ini dianggap cukup tepat HASIL DAN PEMBAHASAN

9
Kegiatan pelatihan ini sudah
dilaksanakan dalam waktu lebih kurang Tahap pertama adalah tahap
enam (6) bulan di mulai dari tahap persiapan penyuluhan dan penyajian materi yang
antara lain, penyusunan rencana pengabdian, dilaksanakan pada tanggal 2 November
observasi, penyusunan proposal dan 2012. Sebelum acara penyuluhan dan
dilanjutkan tahap pelaksanaan yang di awali pelatihan ini dimulai, acara diawali dengan
dengan pembuatan modul pelatihan, sambutan dan pembukaan secara resmi yang
merumuskan dan membuat instrument tes dilakukan oleh Kepala Sekolah SMKN 7
dan observasi, kelengkapan fasilitas Palembang dan Ketua Pelaksana Pelatihan
pelatihan, dan pelaksanaan pelatihan hingga PPM 2012.
tahap penyusunan laporan. Pelaksanaan
kegiatan pelatihan ini di awali observasi
dan wawancara dengan Kepala, SMK No Nama Peserta Asal Sekolah Nilai
Negeri 7 Palembang berserta staf kejuruan
1. Suhirlan, S.Pd SMKN 4 Palembang 40
Teknik Mekanik Otomotif tentang
2. Muzakir SMKN 7 Palembang 25
permasalahan pada materi dan keterampilan 3. Marzuki SMKN 7 Palembang 25
yang kurang mereka kuasai. Setelah di 4. Desi Nora Evita, SMK PGRI 2 45
rumuskan dan disepakati bahwa pelatihan S.Pd. Palembang
5. Yuli Erni, S.Pd SMKN 7 Palembang 40
yang mereka butuhkan yaitu Kegiatan 6. Benny Hasibuan, SMKN 7 Palembang 40
Pelatihan Diagonsa Kendaraan EFI dengan S.Pd.
Engine Scanner bagi Guru bidang kejuruan 7. Yasman, S.T. SMK Krisna Persada 30
Palembang
Teknik Mekanik Otomotif di SMK Negeri 7 8. Aries Munandar, SMK P-YPT 35
Palembang. S.Pd. Palembang
Meskipun permasalahan di atas 9. Merry Yuni SMK Pembina 2 35
muncul atas usul SMK Negeri 7 Fatricia, S.Pd. Palembang
10. Adi Hidayat SMKN 7 Palembang 35
Palembang, namun berdasarkan observasi 11. Surianto Ginting SMKN 7 Palembang 50
lanjutan, ternyata permasalahan tersebut 12. Drs. Jenahar, MM. SMKN 7 Palembang 35
juga di alami oleh beberapa SMK negeri 13. Sri Raharjo, S.T. SMK PGRI 2 60
Palembang
dan swasta lainnya di kota Palembang, 14. Sudarman SMKN 4 Palembang 55
antara lain: SMK YPT Pembangunan, SMK 15. Andra Witarsa, SMK Tri Darma 40
Gajah Mada, SMK Krisna Persada, SMK S.Pd. Palembang
Tri Dharma, SMK Pembina 2 Palembang, 16. Ir. Herick H.A SMK Krisna Persada 40
Palembang
SMK PGRI 2 Palembang, dan SMK Negeri 17. Lukman, S.Pd SMKN 7 Palembang 40
4 Palembang. 18. Sugiyono SMKN 7 Palembang 30
Peserta yang menjadi khalayak 19. Randhy Catra, S.Pd. SMK YP GAMA 45
Palembang
sasaran kegiatan ini berjumlah 21 guru 20. Lanti Aflaha SMK YP GAMA 40
SMK dengan Program keahlian Teknik Palembang
Mekanik Otomotif yang berasal dari SMK 21. Endi Setiawan, S.Pd SMK Pembina 2 40
Palembang
Negeri dan Swasta yang telah disebutkan di
atas Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini Tabel 2. Daftar Nilai Tes Awal
disepakati dilaksanakan di ruang pertemuan
dan bengkel otomotif SMK Negeri 7
Palembang, dan diputuskan pelaksanaan
kegiatan diputuskan dilaksanakan pada
tanggal 2, 3 dan 6 November 2012 sebanyak
3 tahap.

10
Setelah dibuka secara resmi oleh Tabel 3. Daftar Materi Pelatihan dan Nara
Drs.H. Alifikri Asri, M.Pd selaku Ketua Sumber
Pelaksana Pelatihan PPM 2012 di SMK MATERI
NO NARA SUMBER
Negeri 7 Palembang dilanjutkan dengan PELATIHAN
pemberian tes awal kepada para peserta. Pengertian, Jenis,
Drs. H. Ali Fikri Asri,
Fungsi dan Cara
Pemberian tes awal ini bertujuan untuk 1.
kerja Sensor pada
M.Pd. Farhan Yadi, S.T.,
menjajagi kemampuan awal yang dimiliki M.Pd.
Engine EFI
oleh peserta sebelum mereka mengikuti Pengertian, Jenis,
Fungsi dan Cara Farhan Yadi, S.T., M.Pd.
kegiatan pelatihan ini (hasil tes awal dapat 2.
kerja Aktuator Nurul Khotimah, S.Pd.
dilihat pada tabel 2 di atas. pada Engine EFI
Dari hasil tes awal tersebut diketahui Pengertian dan
Cara
bahwa kemampuan guru-guru SMK Negeri Menggunakan
dan swasta di Palembang program keahlian Engine Scanner,
M. Amri Santosa, S.T.,
Teknik Mekanik Otomotif dalam memahami 3. serta Prosedur
M.Pd.
Diagnosa
fungsi dan cara kerja sensor dan actuator kendaraan EFI
serta pemahaman tentang EFI dan dengan Engine
penggunaan engine scanner masih sangat Scanner
rendah, hal tersebut terbukti dari 21 orang Praktek Diagnosa
kendaraan EFI
peserta ternyata seluruh perserta (100%) 4
dengan Engine
Tim
nilainya berada di bawah nilai 70 (Nilai Scanner
KKM).
Kemudian acara dilanjutkan dengan Pada tanggal 03 November 2012,
penyuluhan/pemberian materi secara bergilir pelaksanaan kegiatan dilanjutkan dengan
(lihat tabel 3: Daftar materi pelatihan dan penyampaian materi tentang pengertian,
nara sumber), sesuai dengan pembagian Jenis, Fungsi dan Cara kerja Aktuator pada
tugas yang telah disepakati. Penyampaian Engine EFI. Materi ini diberikan oleh
materi pertama tentang Pengertian, Jenis, Farhan Yadi, S.T., M.Pd dan Nurul
Fungsi dan Cara kerja Sensor pada Engine Khotimah S.Pd, dilanjutkan dengan
EFI diberikan oleh Drs. H. Ali Fikri Asri, penyampaian materi tentang Pengertian dan
M.Pd. dan Farhan Yadi, S.T., M.Pd. Dalam Cara Menggunakan Engine Scanner, serta
penyampaiannya juga diberikan contoh- Prosedur Diagnosa kendaraan EFI dengan
contoh, guna memperjelas materi, disamping Engine Scanner. Kedua materi ini
itu para peserta diperkenankan untuk disampaikan dengan memberikan presentasi
mengajukan pertanyaan, diskusi sehingga bergambar disertai penjelasan komponen-
ada komunikasi yang bersifat interaktif komponen pendukungnya. Seperti pada
antara penyaji dan peserta. Sebelum materi pertemuan pertama, penyampaian ini juga
diberikan tim telah menyiapkan dan diperkenankan perserta untuk bertanya dan
memberikan secara gratis modul pelatihan diskusi antara peserta dan penyaji untuk
secara lengkap. pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Adapun materi dan nara sumber yang Setelah peserta mendapatkan bekal
terangkum pada modul, dapat dilihat pada pengetahuan dan pemahaman tentang
tabel 3. sensor, actuator, cara menggunakan engine
scanner dan cara mendiagnosa kendaraan
EFI dengan engine scanner, pada tanggal 06
November 2012 peserta diberikan pelatihan
dan bentuk praktik terbimbing dan mandiri
tentang cara menggunakan dan mendiagnosa
11
kendaraan EFI dengan engine scanner untuk Tabel 4.Hasil Observasi Praktek Mandiri
mendeteksi kerusakan sensor dan actuator
Hasil
sesuai dengan prosedur yang ada pada No.
Nama
Asal Sekolah
Peserta Prakte
panduan servis masing-masing model k
kendaraan. 1 Suhirlan, S.Pd SMKN 4 Palembang
Baik
Dengan peralatan dan media yang 2 Muzakir SMKN 7 Palembang
Baik
sudah dipersiapkan oleh SMKN 7 3 Marzuki SMKN 7 Palembang
Cukup
Palembang, pada pelaksanaan praktek 4 Desi Nora SMK PGRI 2
engine scanner yang digunakan yaitu1 set Evita, S.Pd. Palembang Cukup
engine scanner model multiscan produk 5 Yuli Erni, SMKN 7 Palembang
Hanatech dan sebuah kendaran Xenia 1.3 Th S.Pd Cukup
6 Benny SMKN 7 Palembang
2010 sebagai alat peraga. Sistematika Hasibuan,
pelaksanaan praktek terbimbing dilakukan S.Pd. Baik
dengan membagi peserta menjadi 4 7 Yasman, S.T. SMK Krisna Persada
Palembang Baik
kelompok. Dua kelompok pertama 8 Aries SMK P-YPT
dibimbing oleh M.Amri Santosa, S.T., M.Pd Munandar, Palembang
dan Drs. H. Ali Fikri Asri, M.Pd. setelah S.Pd. Baik
9 Merry Yuni SMK Pembina 2
pelaksanaan tim pertama selesai, dilanjutkan Fatricia, S.Pd. Palembang Cukup
2 kelompok selanjutnya dengan tim 10 Adi Hidayat SMKN 7 Palembang
Cukup
pembimbing Farhan Yadi, S.T., M.Pd dan 11 Surianto SMKN 7 Palembang
Nurul Khorimah, S.Pd. Ginting Baik
Setelah pelaksanaan praktek 12 Drs. Jenahar, SMKN 7 Palembang
MM. Baik
terbimbing, setiap peserta diberikan 13 Sri Raharjo, SMK PGRI 2
kesempatan melakukan diagnosa secara S.T. Palembang Cukup
mandiri dengan waktu yang disesuaikan 14 Sudarman SMKN 4 Palembang
Cukup
dengan waktu normal proses diagnosa. 15 Andra SMK Tri Darma
Setiap peserta dinilai dengan menggunakan Witarsa, S.Pd. Palembang Cukup
16 Ir. Herick H.A SMK Krisna Persada
lembar observasi untuk setiap proses yang Palembang Baik
dilakukan dan waktu yang ditentukan. Hasil 17 Lukman, S.Pd SMKN 7 Palembang
Baik
observasi praktik mandiri tersebut dimuat 18 Sugiyono SMKN 7 Palembang
Baik
pada tabel 4. 19 Randhy Catra, SMK YP GAMA
S.Pd. Palembang Cukup
20 Lanti Aflaha SMK YP GAMA
Palembang Baik
21 Endi SMK Pembina 2
Setiawan, Palembang Sangat
S.Pd Baik

12
Tujuan akhir dari kegiatan pelatihan melalui observasi. Hal ini dapat dilihat pada
ini adalah memberikan pengetahuan dan rekapitulasi nilai pelatihan pada tabel 5.
pemahaman terhadap bagian-bagian utama Jika dilihat dari perbandingan hasil tes
dan pendukung engine EFI seperti sensor, awal dan tes akhir sebagaimana yang
aktuator, dan cara mendeteksi atau terdapat pada tabel di atas, seluruh peserta
mendiagnosa kerusakan pada kendaraan EFI (100%) nilainya mengalami peningkatan. Di
dengan engine scanner. lihat dari hasil tes akhir seluruh peserta
mendapatkan nilai di atas nilai 70 (Nilai
Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Peserta Pelatihan KKM).
Selanjutnya dari segi keterampilan
Tes Tes Observasi
No. Nama Peserta
Awal Akhir Praktek
cara mendiagnosa kendaraan EFI dengan
1 Suhirlan, S.Pd 40 75 engine scanner dapat diketahui dari hasil
Baik
2 Muzakir 25 75
observasi praktek mandiri peserta pelatihan
Baik pada tabel di atas, dimana tidak ada peserta
3 Marzuki 25 75
Cukup yang termasuk dalam kategori “kurang”,
4 Desi Nora Evita, 45 95 sebanyak 9 orang peserta yang
S.Pd. Cukup
5 Yuli Erni, S.Pd 40 85 keterampilannya termasuk dalam kategori
Cukup
6 Benny Hasibuan, 40 75
“Cukup”, 11 orang peserta yang
S.Pd. Baik keterampilannya termasuk dalam kategori
7 Yasman, S.T. 30 85
Baik “Baik”, dan 1 orang peserta yang
8 Aries Munandar, 35 85 keterampilannya termasuk dalam kategori
S.Pd. Baik “Sangat Baik”.
9 Merry Yuni 35 85
Fatricia, S.Pd. Cukup Berdasarkan hasil angket respons
10 Adi Hidayat 35 75 peserta terhadap pelaksanaan pelatihan,
Cukup
11 Surianto Ginting 50 90 diperoleh rerata skor sebesar 4,07 pada skala
Baik
12 Drs. Jenahar, 35 80
1 sampai 5. Hal ini menunjukkan secara
MM. Baik keseluruhan guru atau peserta pelatihan
13 Sri Raharjo, S.T. 60 85
Cukup antusias dan tertarik dengan kegiatan
14 Sudarman 55 80
Cukup
pelatihan ini. Keberhasilan kegiatan ini juga
15 Andra Witarsa, 40 75 tidak lepas dari peran dan dukungan dari
S.Pd. Cukup Kepala sekolah SMKN 7 Palembang beserta
16 Ir. Herick H.A 40 90 jajaran stafnya, dimulai dari persiapan,
Baik
17 Lukman, S.Pd 40 80
Baik pelaksanaan hinggak akhir kegiatan
18 Sugiyono 30 80
Baik
pelatihan ini.
19 Randhy Catra, 45 85
S.Pd. Cukup KESIMPULAN
20 Lanti Aflaha 40 90
Baik Berdasarkan pelaksanaan kegiatan
21 Endi Setiawan, 40 80 Sangat “Pelatihan Diagnosa Kendaraan EFI
S.Pd Baik menggunakan Engine Scanner bagi Guru
Penilaian keberhasilan dari kegiatan SMK Program Keahlian Teknik Mekanik
ini dapat dilihat melalui kemajuan Otomotif di SMK Negeri 7 Palembang” ini
pengetahuan dan pemahaman serta dapat disimpulkan bahwa Kegiatan ini telah
keterampilan melalui perbandingan antara berdampak positif terhadap peningkatan
tes awal dan tes akhir, dan juga keterampilan kemampuan guru-guru SMK di kota
peserta dalam mendeteksi kerusakan Palembang yang mengikuti kegiatan ini,
menggunakan engine scanner yang dinilai baik dari segi proses maupun hasil. Dari segi
proses, seluruh peserta guru antusias
13
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, Blank, W.E. (1982). Handbook for
sedangkan dari segi hasil guru-guru telah Developing Competency-Based
dapat mendiagnosa Kendaraan EFI Training Programs. London : Prentice-
menggunakan Engine Scanner. Hall,Inc.
Berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh
100 % atau seluruh peserta, nilainya Browne, R.K. & Lamb.A. (2000). Linking
mengalami peningkatan dibandingkan Theory to Practice in the
dengan nilai pada tes awal. Dengan kata lain Workplace.AERC Proceeding
dapat disebutkan bahwa telah terjadi
peningkatan pengetahuan, pemahaman dan Chadd, J. & Anderson, M.A. (2005). Illinois
kemampuannya tentang Diagnosa Work-Based Learning Programs:
Kendaraan EFI menggunakan Engine Worksite Mentor Knowledge and
Scanner. Training, Jurnal Career and Technical
Education Research, Volume 30 nomor
SARAN 1 Tahun 2005.
Berdasarkan simpulan di atas, maka
pelaksana kegiatan ini menyarankan Finch & Crunkilton. (1999).  Curriculum
sebagai berikut : Pengetahuan dan Development in Vocational and
keterampilan dalam mendiagnosa kendaraan Technical Education, Planning,
menggunakan engine scanner yang telah Content, and Implementation. United
didapat oleh para guru SMK di kota State of America : Allyn & Bacon A
Palembang yang telah mengikuti kegiatan Viacom Company.
pembinaan dan pelatihan ini, dapat
diterapkan kepada siswa yang menjadi Finlay, Niven,& Young. (1998).  Changing
peserta didik mereka. Terlebih lagi Vocational Education and Training an
mengingat kompetensi mendiagnosa International Comparative
kendaraan menggunakan engine scanner Perspective . London : Routledge
termasuk dari bagian kompetensi kurikulum,
dan juga dapat “ditularkan” atau Gasskov,Vladimir, 2000. Managing
didesiminasikan ke teman-teman guru yang Vocational Training
lain yang belum mengikuti kegiatan serupa. Systems.Internationa Labour
Kepada pihak Universitas Sriwijaya Organization, Geneva.
dalam hal ini UPPM FKIP Universitas
Sriwijaya, kiranya dapat senantiasa Goldstein, I.L. & Ford, J.K. (2002).
memberikan kesempatan dan dukungan Training in organizations. Belmont,
yang luas dosen-dosen FKIP Unsri untuk CA. Wadswort
melakukan kegiatan pengabdian pada
masyarakat guna peningkatan kompetensi Halderman, James D. & Linder, James.
profesional guru SMK program keahlian (2011). Automotive Fuel and Emissions
Teknik Mekanik Otomotif khususnya dan Control Systems. New Jersey: Prentice
masyarakat kota Palembang umumnya. Hall.

Lynton, R. P., & Pareek, U. (1984).


DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan dan pengembangan tenaga
Bartridge, Tom. (2004). Manager’s role in
kerja. (Terjemahan PT. Pustaka
Competence Based T&D System. Ame
Info

14
Binaman). Jakarta: PT. Midas Surya
Grafindo.

Noe. R.A. (2002). Employee training and


development (2nd Ed.). New York:
2002.

Solikin (2005). Sistem Induksi Bahan Bakar


Motor Bensin (EFI SYSTEM),
Yogyakarta: Universitas Yogyakarta

Thompson, John F. (1973). Foundation of


Vocational Education Social and
Philosophical Concepts.Prentice-Hall,
New Jersey

Wardiman Djojonegoro, (1998).


Pengembangan Sumber Daya Manusia
melalui SMK. PT. Jayakarta Agung
Offset, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai