ABSTRAK
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis kuning
telur dan memperoleh penggunaan satu jenis kuning telur terbaik terhadap kualitas mutu
mayonnaise. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium yang
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan, yaitu kuning telur
ayam ras (P1), ayam buras (P2), dan itik (P3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Peubah
yang diamati yaitu kestabilan emulsi, viskositas, dan pH mayonnaise. Data yang diperoleh
diolah dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam, kemudian untuk mengetahui perbedaan
antar perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
penggunaan berbagai jenis kuning telur berpengaruh terhadap kestabilan emulsi dan viskositas,
tetapi tidak berpengaruh terhadap pH mayonnaise. Perlakuan terbaik diperoleh dari penggunaan
kuning telur ayam ras dengan menghasilkan kestabilan emulsi tertinggi (99,33%), memliki
viskositas 9.659,16 mPa.s dan pH 4,03.
Kata Kunci: kuning telur, mayonnaise, kestabilan emulsi, viskositas, pH.
ABSTRACT
The study aims to know the effect of using different types of egg yolk and obtaining the
use of one type of best egg yolk to the quality of mayonnaise. The study was conducted with an
experimental method at the laboratory by using Completely Randomized Design (CRD) with
three treatments, namely chicken eggs yolk (layer) (P1), free-range chicken eggs yolk (P2), and
duck eggs yolk (P3). Each treatment was replicated six times. Observed variables, namely
emulsion stability, viscosity, and pH mayonnaise. The data obtained were analyzed by using
analysis of variance, and then to know the difference between treatments carried Duncan's
Multiple Range Test. The study showed that the use of various types of egg yolk take effect on
emulsion stability and the viscosity, but did not affect the pH of mayonnaise. The best
treatment was obtained from the use of chicken egg yolk (layer) by producing an excellent
stability of emulsion (99,33%), has a viscosity 9.659,16 mPa.s, and pH 4,03.
Keywords: egg yolk, mayonnaise, emulsion stability, viscosity, pH.
Pendahuluan
Mayonnaise merupakan emulsi semi padat (semi solid) antara minyak nabati dengan cuka
atau juice lemon, dan kuning telur sebagai emulsifier. Disamping itu ditambahkan garam dan
gula secukupnya (Ketaren, 1986). Biasanya mayonnaise digunakan sebagai bahan tambahan
makanan yang umumnya digunakan sebagai penyedap pada beberapa jenis makanan yang
diataranya burger, hotdog, pizza, salad, dan sebagainya. Salad merupakan makanan sehat yang
menggunakan mayonnaise sebagai penyedapnya.
Sifat-sifat fungsional telur didefinisikan sebagai sekumpulan sifat dari pangan atau bahan
pangan yang mempengaruhi penggunaannya. Sifat-sifat tersebut antara lain: daya koagolasi,
daya buih, daya emulsi, kontrol kristalisasi serta pewarna. Mayonnaise merupakan makanan
yang dibuat berdasarkan salah satu sifat-sifat fungsional dari telur, yaitu menggunakan kuning
telur sebagai daya emulsinya (o/w) (Muchtadi. dkk., 2010).
Emulsi merupakan sistem heterogen yang terdiri atas cairan yang tidak tercampurkan
yang terdispersi dengan baik sekali dalam cairan lain, kemudian dapat diperkuat dengan
senyawa aktif permukaan dan beberapa senyawa lain (de Man, 1997). Pada suatu sistem
emulsi terdapat tiga bagian utama; yaitu bagian yang terdispersi yang terdiri dari butir-butir
yang biasnya terdiri dari lemak/minyak, bagian kedua disebut media pendispersi yang biasanya
terdiri dari air, dan bagian ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir minyak
tadi tetap tersuspensi di dalam air (Winarno, 1997).
Salah satu kerusakan pada mayonnaise, yaitu kerusakan sistem emulsi yang
mengakibatkan pemisahan antara minyak dari air, yang diantaranya disebabkan jika di dalam
komponen bahan tersebut mengandung emulsifier yang tidak baik (Ketaren, 1986).
Mayonnaise menggunakan kuning telur sebagai pengemulsinya. Hal yang menyebabkan daya
emulsifier yang kuat pada kuning telur adalah kandungan lesitinnya (fosfatidilkolin) yang
terdapat dalam bentuk kompleks sebagai lesitin-protein (Winarno, 1997). Kuning telur
mengandung bagian yang bersifat surface active yaitu lesitin, kolesterol, dan lesitoprotein.
Lesitin mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air (o/w), sedangkan kolestrol
cenderung untuk membentuk emulsi air dalam minyak (w/o) (Muchtadi. dkk., 2010).
Jenis dan jumlah kuning telur dapat mempengaruhi besarnya viskositas dan kekuatan
emulsi mayonnaise (Weiss, 1983). Kuning telur dapat diperoleh dari berbagai jenis unggas
yang diantaranya dari telur ayam ras (layer), ayam buras, itik, dan lain-lain yang telah biasa
dikonsumsi oleh masyarakat. Setiap jenis unggas memliki kandungan fosfatidilkolin atau lesitin
dalam fosfolipid kuning telur yang berbeda-beda (Romanoff dan Romanoff, 1963). Kuning
telur ayam dan itik masing-masing mengandung 77% dan 75,6% lesitin dalam 100% fosfolipid.
Kemudian dalam 100% lemak kuning telur terkandung 31,4% fosfolipid pada kuning telur
ayam dan 26,5 % pada itik (Yuwanta, 2010)
Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui penggunaan jenis kuning telur manakah
yang paling baik untuk digunakan dalam pembuatan mayonnaise, terutama dari sifat fisik yang
akan dihasilkan serta dapat direkomendasikan kepada masyarakat.
Fosfatidilkolin (lesitin) kuning telur merupakan emulsifier yang lebih terikat pada air
atau lebih larut dalam air (polar), sehingga dapat lebih membantu mendispersikan minyak
dalam air dan terjadilah emulsi minyak dalam air (o/w). Winarno (1997) menambahkan
emulsifier mampu membentuk sebuah selaput (film) disekeliling butiran minyak yang
terdispersi, sehingga dapat mencegah bersatunya kembali butir-butir tersebut.
Tabel 2. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan Terhadap Viskositas
Mayonnaise.
Signifikansi
Perlakuan Viskositas
(0,05)
..………mPa.s.……….
P1 99,33 a
P2 96,83 b
P3 92,33 c
Keterangan : Huruf kecil yang berbeda kearah vertikal pada kolom signifikansi
menunjukan berbeda nyata
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Obin Rachmawan, SU selaku dosen
pembimbing utama dan Ir. Denny Suryanto Sutardjo, MS selaku pembimbing anggota yang
telah membantu dalam membimbing dan memberikan banyak kritik dan saran dalam penulisan
karya ilmiah ini, serta penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amertaningtyas, D. dan F. Jaya. 2011. Sifat Fisiko-Kimia Mayonnaise dengan Berbagai
Tingkat Konsentrasi Minyak Nabati dan Kuning Telur Ayam Buras. JIIP, 21 (1): 1-6.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Telur Ayam Konsumsi. Dewan Standarisasi Indonesia.
Jakarta. (SNI 01-3926-2008)
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 180
Muchtadi, T. R., Sugiyono, dan F. Ayustaningwarno. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Cetakan Kedua. Alfabeta, CV. Bogor. 95-96
Romanoff, A.L. and A.J. Romanoff. 1963. The Avian Eggs. John Wiley and Sons, Inc. New
York. 341
Siregar, R. F., A. Hintono, dan S. Mulyani. 2012. Perubahan Sifat Fungsional Telur ayam Ras
Pasca Pasteurisasi. AAJ, Vol. 1 No. 1, 2012, 521-528
Soekarto, S. T. 2013. Teknologi penanganan dan pengolahan telur. Alfabeta. Bandung. 210-
211
Weiss, T. J. 1983. Food Oils and Their Uses. 2nd Edition. AVI Publishing Company, Inc.
Westport. Connecticut. 213
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 101-104
Yuwanta, T. 2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 30