Anda di halaman 1dari 13

TUGAS EPIDEMIOLOGI

KASUS KONTROL, KOHORT DAN


EKSPERIMENTAL
Dosen : Dr. Cicilia Windiyaningsih, SMIP, SKM, M. Kes

Oleh:
Kelompok V
1. Nunung Sukaemi (166070064)

2. Nurul Haqqi (166070065)

3. Wawan Darmawan (166070098)

4. Yuniar Rahmah (166070097)

PROGRAM PASCASARJANA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
URINDO JAKARTA
T.A. 2016/2017
A. Kasus Kontrol

1. Menganalisis pengaruh pemakaian OC terhadap risiko terkena infark otot


jantung (MI) pada wanita usia subur.
Diketahui berdasarkan riset sebelumnya :
 Sekitar 10% WUS di Ind. aktif menggunakan OC
 OR sehubung dengan pemakaian OC diperkirakan 2.0
 Penelitian ini menggunakan α = 0.05 dan β=0.10
 Jika kasus:kontrol = 1 : 1

(0.09 + 0.1476) ( 1.96 + 1.28)2


n = ------------------------------------------ = 389.7234
(0.18 – 0.10) 2

p0 = proporsi E pd pop kontrol = 10% = 0.10 , q0 = 1-0.10=0.90


p1= proporsi E pd pop kasus q1 = 1 – 0.18 = 0.82

p0 ( OR ) 0.10 ( 2.0)
= ----------------------- = ---------------------- = 0.18
1 + p0 (OR – 1 ) 1 + 0.10 (2 – 1)

 Jika kasus:kontrol = 1 : 3

( 1 + 1/3 ) 0.14 0.86 ( 1.96 + 1.28)2


n = ------------------------------------------------- = 263.3
(0.18 – 0.10) 2

p1 + p0 0.18 + 0.10
p = ------------- = ----------------- = 0.14 q = 0.86
2 2
2. Pengaruh kebiasaan minum minuman beralkohol sebanyak 1-2 minuman per
hari terhadap Ca Oesophagus.

Minuman Beralkohol
Kasus
>3 x / hari 1-2 x / hari Tidak/Jarang
Ca Oesophagus 71 17 12
Kontrol 26 26 48

71(48)
OR= 12(26) =10.92

17(48)
OR= 12(26) =2.62

71(26)
OR= =4.18
17(26)

Arti :

Misal OR= 10,92  Orang yang minum alkohol 3 X atau lebih


mempunyai risiko terkena Ca Oesophagus 10.92 X dibandingkan orang
yang tidak pernah / jarang minum alkohol.

OR = 1  Mempunyai Risiko yang sama

B. Kasus Kohort

Suatu penelitian kohort, ingin melihat hubungan konsentrasi mangan dalam


udara ambient dengan kejadian iritasi saluran pernafasan pada anak usia 6-12
tahun di Desa Satar Punda, Manggarai, Nusa Tenggara Timur Tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif, yang dilaksanakan pada
Juli sampai dengan September 2011.

1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis


a. Rumusan masalah: Apakah ada hubungan konsentrasi mangan dalam
udara ambient dengan kejadian iritasi saluran pernafasan.
b. Hipotesis
Ho: tidak ada hubungan konsentrasi mangan dalam udara ambient dengan
kejadian iritasi saluran pernafasan.
Ha: ada hubungan konsentrasi mangan dalam udara ambient dengan
kejadian iritasi saluran pernafasan.

2. Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar


a. Kelompok terpapar adalah orang yang menghirup udara dengan
konsentrasi mangan dalam udara ambient yang telah melewati nilai baku
mutu. Dalam hal ini adalah mereka yang bertempat tinggal di Desa Satar
Punda Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, yang
merupakan tempat aktivitas pertambangan mangan.
b. Kelompok tidak terpapar adalah orang yang menghirup udara dengan
konsentrasi mangan dalam udara ambient dibawah nilai baku mutu, berada
di Desa Wangkung Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

3. Menentukan sampel
Dengan α 5%, proporsi 28. 8 %, β 0. 1, RR = 2
(Prevalensi ISPA) = 28. 8% = 0. 28
= RR x = 0.56
P = 0. 42
1.28
Karena adanya kemungkinan DO, maka peneliti mengambil tambahan 10 %,
sehingga total sampel minimalnya = 64 + (10% x 64) = 71, maka total sampel
adalah 71 anak.

4. Pengambilan data dan pencatatan


Pengumpulan data kadar mangan dilakukan dengan alat High Volume Air
Samples (HVS). Pengambilan data dilakukan dengan melakukan follow up
setiap minggu ke rumah anak, dengan kriteria inklusi adalah anak yang
berusia 6-12 tahun, anak sehat, tidak sedang sakit, tidak memiliki kelainan
bawaan, dan bersdia menjadi responden dibuktikan dengan inform consent.
Kriteri eklusi adalah, anak berusia dibawah 6 tahun atau diatas 12 tahun,
berdasarkan pemeriksaan sedang dalam keadaan sakit, atau menolak menjadi
responden.

5. Analisis data
Analisis data menggunakan SPSS 13.0, Seanjutnya data yang telah diperoleh
dimasukan ke dalam tabel kontingensi 2 x 2, sbagai berikut:

Hubungan Kejadian Iritasi Pernafasan Menurut Tingkat Konsentrasi


Debu Mangan, Pada Anak Usia 6-12 Tahun di Desa Satar Punda, 2011

Iritasi Saluran Pernafasan


Tingkat Konsentrasi Debu Mangan Total
Ya Tidak
Diatas nilai baku mutu 37 4 41
Dibawah nilai baku mutu 10 20 30
Total 47 24 71

Dari tabel, dapat kita tentukan nilai Relative risk, 2. 73


Hal ini berarti, anak yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam
udara ambient yang telah melewati nilai baku mutu, 2.73 kali akan mengalami
kemungkinan iritasi saluran
pernafasan, dibandingkan dengan anak yang menghirup udara dengan konsentrasi
mangan dalam udara ambient dibawah nilai baku mutu.
Risiko atributnya dapat dihitung AT = (37/ 41) – (10/ 30) = 0. 572 ( 572 ) Hal ini
berarti, dari 1000 orang yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam
udara ambient yang telah melewati nilai baku mutu, akan ditemukan 572 orang
mengalami iritasi saluran pernafasan.

C. Kasus Eksperimental

Latar Belakang
Sejak diberlakukan, Undang-undang RI No 20 tahun 2003 yang ditindak
lanjuti tingkat satuan pendidikan, maka sejak itu sekolah diberi otonomi untuk
mengembangkan sendiri kurikulumnya. Berkenaan dengan itu pemerintah
memberikan wewenang penuh kepada BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan) untuk menjalankan standar pendidikan (standar isi, standar proses,
standar penilaian, standar prasarana).
Khusus untuk guru diberi kewenangan pada standar isi, standar proses,
standar prasarana, standar penilaian. Standar isi termasuk di dalamnya materi,
standar kompetensi, dan kompetensi dasar. Pada standar proses dijelaskan
mengenai silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Standar
penilaian dijelaskan tentang jenis dan tekhnik penilaian. Standar prasarana
menyangkut media dan sumber serta bahan belajar.
Sejalan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) diatas dalam
implementasi KTSP khusus untuk SMK 2 dalam mata pelajaran matematika
ditetapkan KKM rata-rata 65 dengan pertimbangan intake, daya dukung dan
kompleksitas materi matematika. Namun sesuai data dari guru matematika dalam
tiga tahun terakhir, nilai ulangan semester kelas X Busana sangat jauh dari
standar KKM. berikut data rata-rata nilai ulangan semester sebelum diadakan
remedial :

Tabel 1.1
Nilai Rata-Rata Semester
Kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro
No Tahun Ajaran Nilai Rata-rata
1. 2008/2009 52
2. 2009/2010 55
3. 2010/2011 50
sumber : Guru mata pelajaran Matematika
Berdasarkan dari data di atas pada data tiga tahun terakhir tidak mencapai
nilai rata-rata 65. rata-rata kelas yang pada tahun pelajaran 2008/2009 hanya 52,
pada tahun pelajaran 2009/2010 rata-rata kelas meningkat namun belum mencapai
standar KKM yang ditetapkan oleh sekolah sedangkan pada tahun pelajaran
2010/2011 rata-rata nilai ulangan semester kembali menurun yaitu hanya berada
pada angka 50, keadaan demikian cukup memprihatinkan.
Penelusuran lebih lanjut yang peneliti lakukan melalui observasi terhadap
pembelajaran yang berlangsung pada kelas X Busana, dimana dari 30 siswa pada
ulangan kompetensi pertama nilai yang didapat jauh dari standar KKM,
selanjutnya pada kompetensi yang ke-2 dari 30 siswa terdapat 5 orang siswa yang
mulai aktif mengikuti kegiatan pembelajaran misalnya, aktif bertanya,
mengerjakan soal dipapan. Setelah ulangan kompetensi yang ke-2 ternyata kelima
siswa tersebut mendapatkan nilai jauh di atas nilai standar KKM .
Dari data di atas akhirnya patut diduga bahwa penyebab nilai rata-rata
tidak mencapai KKM adalah peserta didik kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran khususnya matematika, oleh karena itu perlu dipikirkan dan
diterapkan berbagai upaya yang dapat mngaktifkan peserta didik dalam
pembelajaran matematika khususnya kelas X Busana SMK Negeri 2
Bungoro. Penelitian Eksperimen matematika.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan model,
pendekatan, metode, strategi, taktik/ tekhnik pembelajaran matematika, melalui
penelitian pra eksperimen ini peneliti mencoba mengaktifkan peserta didik dikelas
dengan strategi pembelajaran aktif dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pendekatan kontekstual, ditetapkanlah judul
“PERANAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X BUSANA SMK NEGERI 2
BUNGORO”.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat merumuskan
masalah yang akan dikaji pada penelitian ini antara lain adalah :

1. Seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek


kognitif sebelum dan sesudah diberikan srategi pembelajaran aktif pada
siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
2. Seberapa besar hasil belajar peserta didik dalam aspek
psikomotor sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada
siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
3. Seberapa besar hasil belajar peserta didik dalam aspek
afektif sebelum dan sesudah diberikan srategi pembelajaran aktif pada
siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
4. Seberapa besar selisih hasil belajar matematika dalam aspek
kognitif sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada
siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
5. Seberapa besar selisih hasil belajar matematika aspek psikomotor
siswa sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa
kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?
6. Seberapa besar selisih hasil belajar matematika aspek afektif
siswa sebelum dan sesudahdiberikan srategi pembelajaran aktif pada siswa
kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro?

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dicapai berdasarkan rumusan masalah
penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek


kognitif sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran aktif
pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro.
2. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek
psikomotor sebelumdan sesudah menggunakan strategi pembelajaran aktif
pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro.
3. Untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar matematika dalam aspek
afektif sebelummenggunakan strategi pembelajaran aktif pada siswa kelas
X Busana SMK Negeri 2 Bungoro.
4. Untuk mengetahui seberapa besar selisih hasil belajar matematika dalam
aspek kognitif sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran
aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro
5. Untuk mengetahui seberapa besar selisih hasil belajar matemaika dalam
aspek psikomotorik sebelum dan sesudah menfggunakan strategi
pembelajaran aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro
6. Untuk mengetahui seberapa besar selisih hasil belajar matemaika dalam
aspek afektif sebelum dan sesudah menfggunakan strategi pembelajaran
aktif pada siswa kelas X Busana SMK Negeri 2 Bungoro

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan dicapai setelah diadakannya penelitian ini
adalah :
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti khususnya
yang terkait dengan penelitian yang menggunakan strategi pembelajaran
aktif
2. Bagi pihak sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukkan untuk mengadakan variasi
model pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa
3. Bagi siswa
Dapat menambah semangat kerja sama antar siswa, meningkatkan
motivasi dan daya tarik siswa terhadap matematika.

Metode Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian di SMK Negeri 2 Bungoro Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang akan diteliti adalah peserta didik kelas X Busana SMK
Negeri 2 Bungoro, jumlah populasi hanya ada satu kelas (30 peserta
didik)
2. Sampel
Tekhnik Sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jadi
sampel juga merupakan populasi (peserta didik kelas X Busana SMK
Negeri 2 Bungoro).
Variabel Penelitian
1. Strategi pembelajaran aktif sebagai Variabel bebas atau indevendent (x)
2. Hasil belajar matematika (kognitif, afektif, psikomotor) peserta didik kelas
X Busana SMK Negeri 2 Bungoro sebagai Varibel tidak bebas
atau devendent (Y)
Defenisi Operasional Variabel
1. Strategi pembelajaran aktif di defenisikan sebagai cara yang digunakan
oleh guru matematika di SMK Negeri 1 Bungoro Kec. Bungoro Kab.
Pangkajene dan kepulauan untuk menyampaikan materi pembelajaran
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dengan membagi siswa
kedalam 4 – 5 kelompok diskusi untuk.
2. Hasil belajar peserta didik aspek kognitif dengan menggunakan strategi
pemelajaran aktif dalam pembelajaran diukur melalui tes pada proses
pembelajaran dan tes hasil belajar (pretes dan postes) matematika dalam
bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 15 item kemudian dibandingkan
dengan KKM yaitu 65.
3. Hasil belajar aspek afektif adalah nilai atau skor yang dicapai peserta
didik setellah mengikuti pembelajaran dengan mengggunakan strategi
pembelajaran aktif, diukur melalui lembar observasi dan tes hasil belajar
dalam bentuk pilihan yang terdiri 15 item kemudian dibandingkan dengan
kategori penilaian sikap.
4. Hasil belajar aspek afektif adalah nilai atau skor yang dicapai peserta
didik setellah mengikuti pembelajaran dengan mengggunakan strategi
pembelajaran aktif, diukur melalui lembar observasi dan tes hasil belajar
dalam essay tes yang terdiri 5 item, kemudian dibandingkan dengan
kategori penilaian aspek psikomotor.
Desain Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk Eksperimen
(experiment designs) desain ini adalah “one group pretest-posttest “ yaitu desain
penelitian dengan melakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan
peneliti menguji perubahan–perubahan (kognitif, afektif dan psikomotor) yang
terjadi pada observasi kedua (posttest ).Adapun bentuk rancangan tersebut adalah:

Pretest Perlakuan Posttest


01 X 02

Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum


eksperimen dan sesudah eksperimen .Observasi yang dilakukan sebelum
eksperimen (O1) disebut Pretest, dan observasi sesudah eksperimen (O2 ) disebut
posttest.
Dan dikembangkan menjadi :
K1 X K2
A1 X A2
Ps1 X Ps2
Keterangan :
 X : Perlakuan berupa pembelajaran Strategi Pembelajaran Aktif
 K1 : Kemampuan Kognitif peserta didik sebelum penelitian
 A1 : Kemampuan afektif peserta didik sebelum penelitian
 Ps1 : Kemampuan Psikomotorik peserta didik sebelum penelitian
Teknik Pengumpulan data
1. Instrument penelitian
Untuk mendapatkan data mengenai variabel yang diteliti dalam penelitian
ini digunakan instrument pada ketiga aspek yaitu :
a) Aspek Kognitif
Dengan menggunakan tes hasil belajar peserta didik dalam bentuk
tes objektif ( pilihan ganda ) yang dimana sebelum digunakan dalam
penelitian, peneliti terlebih dahulu melekukan analisis Butir soal. Dalam
menganalisis butir soal peneliti menganalisis secara kuantitatif dengan
penekatan klasik yang menelaah dari segi:
b) Tingkat kesukaran
Dalam mengguji tingkat kesukaran soal pretes dan postess
digunakan rumus sbagai berikut:
Tingkat Kesukaran (TK) = Jumlah siswa yang menjawab benar : jumlah
siswa yang mengikuti tes (Depdiknas, 2008:9)
Daya Pembeda
Untuk mengetahui daya pembeda sooal digunakan rumus korelasi point
biserial.
a. Aspek afektif secara teknis dilakukan melalui dua hal yaitu : laporan
sikap dan pernyataan diri oleh peserta didik yang dilakukan dalam
bentuk tes objektif ( pilihan ganda ) yang terdiri dari 15 Nomer.
b. Aspek psikomotorik dengan menggunakan tes hasil belajar tes hasil
belajar peserta didik dalam bentuk tes tertulis ( essay ) sebanyak 1 item.
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang didapatkan adalah data Primer yang diperoleh dari lembar
observasi pemahaman belajar siswa, peneliti atau guru.Data Primer yaitu data
yang langsung diperoleh dari subjek penelitian berupa
1. Data skor hasil belajar
2. Data hasil Observasi siswa dalam pembelajaran
2. Sumber Data
1. Guru SMK Negeri 2 Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran 2011 -
2012 berupa data hasil ulangan semester sebelum dilakukan pengulangan.
2. Siswa kelas X SMK Negeri 2 Bungoro berupa tes hasil belajar kognitif,
afektif dan psikomotor.
Teknik Analisa Data
Di dalam bukunya Sugiono (2010:21dan 84) menjelaskan bahwa
Penelitian yang tidak menggunakan sampel, analisisnya menggunakan statistik
deskriptif dengan tidak melakukan pengujian hipotesis statistik, oleh sebab itu
dalam hal ini peneliti tidak melakukan uji hipotesis dengan statistik inferensial.
Kebenaran hipotesis akan terlihat pada statistik deskriptif.
Statistik deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil
belajar matematika. Data hasil belajar matematika tersebut dideskripsikan dalam
bentuk rata-rata, modus, median, standar deviasi, varians. Guna mendapatkan
gambaran yang jelas tentang hasil belajar matematika siswa tersebut, maka
dilakukan pengkategorian terhadap data hasil belajar dengan mengacu pada
pengkategorian nilai sesuai dengan standar nilai yang ditetap kan di SMK 2
Bungoro yaitu siswa dinyatakan lulus jika nilai diatas 65.
Sedangkan deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data tentang
hasil obsevasi terhadap kegiatan siswa dan guru pada setiap setiap pertemuan.

Anda mungkin juga menyukai