Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Luka Bakar


Sub pokok bahasan : Infeksi Pada Luka Bakar
Sasaran : Keluarga pasien dan Pasien, Luka Bakar
Nama : Rita Eli Besia
Hari/tanggal : Senin, 09 Januari 2016
Tempat : Ruang 2.11 Stikes Guna Bangsa Yogyakarta
Waktu : 25 menit
Pukul : 10.00 WIB

A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami oleh
tiap orang terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada
anak-anak setelah kecelakan. Derajatnya berbeda-beda, dari luka bakar yang
paling ringan yaitu akibat sengatan matahari hingga yang terberat dapat
menyebabkan kematian. Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi,
dapat disebabkan banyak faktor diantaranya faktor fisik seperti api dan air panas,
faktor listrik seperti kabel listrik yang terbuka dan petir hingga faktor bahan
kimiawi seperti asam atau basa kuat.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruktusional Umum
 Memberikan penyuluhan tentang Luka Bakar.
 Pada akhir penyuluhan diharapkan keluarga pasien, dan pasien dapat mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan pertama terhadap luka bakar.
2. Tujuan Instruktusional Khusus
 Memberikan penjelasan tentang infeksi pada Luka Bakar.

3. Materi
1. Pengertian luka bakar.
2. Proses infeksi pada luka bakar.
3. Penanggulangan infeksi luka bakar.
4. Pencegahan infeksi luka bakar.
5. Penanganan Luka Bakar Ringan.
6. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar.

4. Media
Leaflet,Lcd dan laptop

5. Metode Penyuluhan
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.

6. Pengorganisasian
1. Moderator : Rita Eli Besia
2. Penyaji : Rita Eli Besia

7. Rincian Tugas
1. Moderator : Memimpin jalannya penyuluhan.
2. Penyaji : Memberikan penjelasan tentang materi yang akan
disampaikan.
8. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan

1 05 Menit Pembukaan.

Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.

Memprkenalkan diri.

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.

Menyebutkan materi yang akan diberikan.

2 10 Menit Pelaksanaan Penyampaian Materi :

a. Pengertian luka bakar.


b. Proses infeksi pada luka bakar.
c. Penanggulangan infeksi luka bakar.
d. Pencegahan infeksi luka bakar.

3 10 menit Mengajukan pertanyaan tentang materi pembelajaran :

a. Kesimpulan dari pembelajaran.


b. Salam penutup.

Menjawab, Mendengarkan dan Memperhatikan.

9. Evaluasi Lisan
Mampu memahami tanda-tanda infeksi pada luka bakar.

10. Materi Penyuluhan


1. Pengertian Luka Bakar
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas
dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.

2. Etiologi
 Luka bakar thermal disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api,
cairan atau gas panas dan bahan padat (solid).
 Luka bakar kimia disebabkan oleh kontak jaringan kulit dengan asam atau basa
kuat.
 Luka bakar listrik ladalah kerusakan yang terjadi keetika arus istrik mengalir ke
dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunya fungsi suatu organ dalam.
 Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radio aktif.

3. Patofisiologi
Luka bakar juga dapat menyebabkan kematian yang disebabkan kegagalan
organ multi sistem. Awal mula teerjadi kegagalan organ multi sistem yaitu
terjadinya kerusakan kulit yang mengakibatkan peningkatan pembuluh darah
kapiler, peeningkatan ekstrafasasi cairan (H2O, elektrolit dan protein) sehingga
mengakibatkan tekanan onkotik dan tekanan cairan intraeluler menurun, apabila
hal ini terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan hipopolemik dan
hemokonsentrasi yang engakibatkan terjadinya gangan perfusi jaringn.
4. Manifestasi Klinis
 Derajat 1 (Superfisial):
Tesengat matahari, terkena api dengan intensitas rendah padaepidermis
 Derajat II (partial thickness):
Tersiram air mendidih, terbakar oleh nyala api pada epidermis dan bagian
dermis.
 Derajat III (Full-Thickness) terbakar nyala api, terkena cairan mendidih dalam
waktu yang lama, tersengat arus listrik pada epidermis, keseluruhan ermis,
kadang-kadang jaringan sub kutan

5. Pemeriksaan Diagnostik
 Laboratorium meliputi:
 HDL
 GDA
 Elektrolit Serum
 Natrium urine
 Alkali Fosfat
 Glukosa Serum
 Albumin Serum
 BUN Kreatinin
 Loop aliran volume
 EKG
 Fotografi luka bakar

6. Komplikasi
 Gagal Jantung kongestif dan edema pulmonal
 Adult respiratory distress sindrom
 Ileus paralitikdan ulkus jurling
 Syok sirkulasi
 Gagal ginjal akut
 Kontraktur

7. Proses terjadinya Infeksi pada Luka Bakar


a. Kerusakan Jaringan
Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak dan sel darah yang ada di
dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Luka bakar menyebabkan
rupturnya sel atau nekrosis sel. Sel yang di perifer masih dapat hidup tapi
sebagian ada yang rusak. Akibat rusaknya mikrosirkulasi perifer lapisan kolagen
akan berubah bentuk dan rusak.
b. Inflamasi (Peradangan)
Reakasi infalamasi yang paling awal terlihat adalah erythema yang
disebabkan karena respon neurovaskular mengakbibatkan vasodilatasi pembuluh
darah. Makin berat kerusakan jaringannya maka respon inflamasi yang muncul
akan makin lama bertahan.
c. Infeksi
Luka bakar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme,
biasanya akan menyebabkan infeksi dalam 24-48 jam. Dalam kondisi yang lebih
berat akan muncul bakteriemi atau septikemi yang kemudian akan tejadi
penyebaran infeksi ke tempat yang lain. Bakteriemi merupakan penyebab
kematian tersering pada luka bakar mulai dari 24 jam pertama sampai pada luka
bakar yang sudah sembuh.

8. Penanggulangan Infeksi pada Luka Bakar


Setelah keadaan umum membaik dan telah dilakukan resusitasi cairan
dilakukan perawatan luka. Perawatan tergantung pada karakteristik dan ukuran
dari luka. Tujuan dari semua perawatan luka bakar agar luka segera sembuh dan
rasa sakit yang berkurang.
Setelah luka dibersihkan dan di debridement lalu luka ditutup. Penutupan luka
ini memiliki beberapa fungsi diantaranya ;
a. Pertama, dengan penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel dan
meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur.
b. Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien tidak
hipotermi.
c. Ketiga, penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar pasien merasa
nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit.

9. Pencegahan Infeksi pada Luka Bakar


a. Hentikan kontak dengan sumber panas untuk mencegah terjadinya kerusakan
jaringan yang lebih parah.
b. Bilaterkena api, jangan berlari karena tindakan ini justru akan memperbesar nyala
apinya, lebih baik berguling-guling. Siram dengan air atau selimuti dengan
selimut basah.
c. Bila terkena zat kimia, harus segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya. Lebih
baik lagi mencucinya di bawah kran air yang mengalir.
d. Bila terkena aliran listrik, putuskan aliran listrik tersebut selekas mungkin dengan
menarik steker dari kontaknya atau melepaskan sekering.
e. Lalu lepaskan penderita dari barang yang mengandung aliran listrik dengan
menggunakan benda yang tidak menghantarkan aliran listrik, misalnya sepotong
dahan kering atau papan. Penolong pun harus terisolasi, misalnya dengan berdiri
di atas papan kering, tumpukan koran atau pakaian kering.
f. Apapun penyebab luka bakar, turunkan suhu luka bakar dengan air mengalir atau
kompres air dingin (bukan dengan air es atau es batu) selama 10-20 menit.
g. Bila korban berada di dalam ruang tertutup, segera dibawa ke ruang terbuka atau
yang memiliki ventilasi yang baik.

10. Penanganan Luka Bakar Ringan


a. Guyur luka bakar tersebut dengan air mengalir yang bersih atau rendam luka
tersebut dalam air bersih atau kompres dingin (jangan gunakan air es atau es batu)
sekitar 10-20 menit untuk mengurangi panas atau suhu pada luka dan membantu
mengurangi nyeri.
b. Jika terdapat lepuhan, jangan dipecah. Jika lepuhan besar dan mengganggu, maka
segera ke dokter.
c. Oleskan obat luka bakar pada luka dan tutup dengan kasa steril.
d. Jika perlu, minum obat penghilang rasa nyeri atau periksa ke dokter.
e. Cegah jangan sampai terjadi infeksi pada luka. Jika terjadi infeksi yang ditandai
dengan adanya nanah pada luka atau terjadi demam, segera ke dokter.
f. Jika luka bakarnya luas segera lepaskan baju dan asesoris yang melekat pada
badan tetapi jangan melepas/menarik baju yang melekat pada luka bakar karena
dapat memperparah kerusakan jaringan. Selimuti dengan selimut bersih dan
segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
g. Untuk luka bakar akibat cairan kimia atau tersengat aliran listrik, luka bakar yang
mencederai saluran napas, luka bakar pada bayi, pada wajah, mata, genitalia, atau
daerah persendian, segera bawa ke rumah sakit terdekat secepatnya.
Catatan:
Jangan mengoleskan pasta gigi, mentega, kecap, atau minyak tanah pada luka
bakar karena dapat menyebabkan infeksi yang membuat luka bisa semakin parah
dan menghambat penyembuhan luka serta menimbulkan bekas luka.

11. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar


Secara sistematik dapat dilakukan 6c diantaranya:
1) Clothing
Singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase
cleaning.
2) Cooling
a. Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air mengalir
selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah normal, terutama
pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3 jam setelah kejadian
luka bakar.
b. Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap memberikan rasa
dingin) sebagai analgesik (penghilang rasa nyeri) untuk luka yang terlokalisasi.
c. Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut
(vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko
hipotermia.
d. Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram dengan
air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila penyebab luka bakar
berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air yang
mengalir.
Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling.
Selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
3) Cleaning
Pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit.
Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih
cepat dan risiko infeksi berkurang.
4) Chemoprophylaxis
Pemberian anti tetanus dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari
superficial partial-thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk penanganan
infeksi dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak boleh diberikan
pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi
dengan bayi kurang dari 2 bulan.
5) Covering
Penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka
bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainnya.
Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk
mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat
luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan lainnya,
menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
6) Comforting
Dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan penghilang
nyeri berupaParacetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg Morphine (IV-
intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus Morphine (I.M-
intramuskular) 0,2mg/kg. Selanjutnya pertolongan diarahkan untuk mengawasi
tanda-tanda bahaya seperti :

a. Airway and breathing


Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana jelaga
(black sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak pada wajah.
Luka bakar pada daerah orofaring dan leher membutuhkan tatalaksana intubasi
(pemasangan pipa saluran napas ke dalam trakea/batang tenggorok) untuk
menjaga jalan napas yang adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas
kesehatan yang lengkap.
b. Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka bakar
untuk perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan intravena (melalui infus)
diberikan bila luas luka bakar >10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan
melalui mulut. Cairan merupakan komponen penting karena pada luka bakar
terjadi kehilangan cairan baik melalui penguapan karena kulit yang berfungsi
sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana terjadi perembesan cairan
dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan
timbulnya pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak
dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang
dan mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-
organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl
0,9%/normal Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya
dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi dengan luka bakar. Jumlah cairan
yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc x berat badan (kg) x
%TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan adalah
4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (11-20kg) dan
1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x
%TBSA) diberikan setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam
16 jam berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan dilihat dari produksi urin yaitu
1cc/kgBB/jam.
Daftar Pustaka

Kuliah Ilmu Bedah FKG UNAIR oleh dr. Heru, SpB. Panduan Kesehatan
Keluarga Edisi 1996

http://rosyidi.com/penanganan-luka-bakar-yang-benar/
Tgl browse: 29 Agustus 2008

http://www.mailarchive.com/dokter_umum@yahoogroups.com/msg01582.html.
Tgl browse: 29 Agustus 2008

Anda mungkin juga menyukai