Anda di halaman 1dari 46

LUKA BAKAR

Tri Amin Lestari,Skep.,Ns,CWCS


PENDAHULUAN

Definisi
Luka bakar suatu bentuk tingkat
kerusakan atau kehilangan jaringan yg
disebabkan kontak dgn sumber
panas/dingin shg dpt menyebabkan
kematian
Penyebab Luka Bakar
• Paparan suhu tinggi (api, air panas,
uap panas ) zat kimia

• Listrik Radiasi
Petir

• Suhu sangat rendah (frost bite).


Anatomi kulit
Faal Kulit
• proteksi,
• absorbsi,
• eksresi,
• persepsi,
• pengatur suhu tubuh,
• membentuk pigmen
• membentuk vitamin D, dan
• keratinisasi.
Patofisiologi Luka Bakar
• Pembuluh kapiler rusak & permeabilitas edema bulla
(membawa elektrolit) volume cairan intravaskuler
• Sel darah rusak anemia
• luka bakar <20% mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasi.
Luka bakar >20% syok hipovolemik . Gejala seperti gelisah,
pucat,dingin, berkeringat, nadi kecil dan cepat. Tekanan darah menurun
dan produksi urin berkurang, pembengkakan terjadi pelan-pelan,maksimal
terjadi selama 8 jam.

Fase Luka bakar


- cedera inhalasi (gang. sal. napas)
- gang. mekanisme bernapas
- gang. sirkulasi (keseimbangan cairan elektrolit, syok
hipovolemia)
Cedera Inhalasi

Obstruksi sal. napas bag. atas :


- Edema mukosa
- Percampuran epitel mukosa yg nekrosis
dgn sekret kental (fibrin >>)

Obstruksi sal. napas bag. bawah :


Fibrin yg menumpuk pd mukosa alveoli
m’bentuk membran hialin gang. difusi &
perfusi O2 ARDS
Gangguan Mekanisme Bernapas
Eskar yg melingkar di perm. rongga
toraks gang. ekspansi rongga
thoraks saat inspirasi.

Gangguan Sirkulasi
Ekspansi cairan intravaskuler, plasma
(protein) elektrolit ke ruang intersisiel
cairan di jar.intersisiel gang.
keseimbangan tek. hidrostatik & onkotik,
gang. perfusi metabolisme seluler
Pembagian zona kerusakan jaringan
1. Zona koagulasi / nekrosis
Daerah yg mengalami kontak dgn sumber panas.
kerusakan maksimum, irreversibel meski penanganan adekuat
2. Zona statis
Terjadi kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit dan
leukosit  penurunan aliran darah (pucat). reversibel dg
penanganan adekuat
3. Zona Hiperemis
reaksi vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler.
terjadi penurunan perfusi, berwarna kemerahan, sembuh
meski tanpa penanganan.
Klasifikasi Luka Bakar
Derajat I :
• Hanya mengenai lap-epidermis
• tampak eritema, kering tanpa bulla.
• Terasa nyeri/hipersensif
• Sembuh dlm 5 –10 hari

Derajat II dangkal :
• Mengenai epidermis dan superficial
dermis
• Kulit tampak hiperemis, lembab,
nyeri dan terbentuk bulla
• Sembuh < 3 minggu
Derajat II Dalam :
• Mengenai epidermis dan sebagian besar dermis
• Sembuh > 3 minggu dengan meninggalkan parut

Derajat III :
• Mengenai epidermis & dermis
serta lapisan di bawahnya.
• Kulit pucat, abu-abu dan permukaan
lebih rendah dari sekitarnya.
• Tidak ada bulla dan tidak nyeri
• Memerlukan skin graft, lama sembuh
Perbedaan klasifikasi baru dan lama
klasifikasi
Klasifikasi baru kedalaman luka bakar bentuk klinis
tradisional

Erytema
Rasa sakit seperti tersengat,
Superficial thickness Derajat 1 Lapisan Epidermis
blisters
( Gelembung cairan )

Blisters ( Gelembung cairan


Partial thickness — Epidermis Superficial (Lapisan papillary) ), Cairan bening ketika
Derajat 2
superficial dermis gelembung dipecah, dan
rasa sakit nyeri

Sampai lapisan berwarna putih, Tidak


Deep (reticular)
Partial thickness — deep terlalu sakit seperti superficial derajat 2.
dermis
sulit dibedakan dari full thickness

Berat, adanya eschar seperti


Dermis dan struktuir tubuh dibawah kulit yang meleleh, cairan
Full thickness Derajat 3 atau 4
dermis, facia,tulang otot berwarna , tidak didapatkan
sensasi rasa sakit
The following tables describe degrees of burn injury under this system as well as provide pictorial examples.

Names Layers involved Appearance Texture Sensation Time to healing Complications Example

Increased risk to
Redness
First degree epidermis Dry painfull develop skin cancer
(erytema )
later in life

Extends into
Second degree superficial Red with clear
(superficial partial (papillary) blister Blanches Moist Painful 2-3wks Local infection/celulitis
thickness) dermis with pressure

Red-and-white
Second degree Extends into Weeks - may Scarring, contractures
with bloody
(deep partial deep (reticular) Moist Painful progress to third (may require excision
blisters. Less
thickness) dermis degree and skin grafting
blanching.

Third degree (full Extends through Stiff and Dry, Scarring, contractures,
Painless Requires excision
thickness) entire dermis white/brown leathery amputation

Extends through
Amputation, significant
skin, ubcutaneus
Black; charred functional impairment,
Fourth degree tissue and into Dry Painless Requires excision
with eschar possible ganggren and
underlying
in some cases death.
muscle and bone
Cont..Klasifikasi Luka Bakar
Luas Luka Bakar
Gambar: Kartu LUND&BROWDER dari buku ABC of Burns

a.Partial Thickness Loss (PTL) dibagi lagi : 1.Superficial


b.Full Thickness Loss (FTL) 2.Superficial dermal
3.Deep dermal
(A) Rule of nines (Dewasa) and (B) Lund-Browder chart (Anak) untuk estimasi luas luka bakar
Gambar: Lapisan kulit dan dalamnya luka bakar.
Resusitasi

Cairan intraseluler Cairan Ekstraseluler

40% 15% 5% Dextrose 5%

RL
NaCl 0,9%

Koloid
Protein plasma
Darah
Formula Cairan 24 jam Kristaloid Pada 24 Koloid Pada 24
pertama jam kedua jam kedua

Parkland RL 4 ml / kg / %LB 20-60% estimate Pemantauan


plasma volume output urine 30
ml/jam
Evans (Yowler, Larutan saline 1 50% volume 50% volume
2000) ml/kg/%LB, 2000 cairan 24 jam cairan 24 jam
ml D5W*, dan pertama + 2000 pertama
koloid 1 ml/ kg / ml D5W
%LB
Slater (Yowler, RL 2 L/24 jam +
2000) fresh frozen
plasma 75
ml/kg/24 jam
Brooke (Yowler, 2000) RL 1.5 ml / kg / %LB, 50% volume cairan 24 50% volume cairan 24
koloid 0.5 ml / kg/ jam pertama + 2000 jam pertama
%LB, dan 2000 ml ml D5W
D5W
Modified Brooke RL 2 ml / kg / %LB

MetroHealth RL + 50 mEq sodium ½ lar. Saline, pantau 1 U fresh frozen


(Cleveland) bicarbonate per liter, output urine plasma untuk tiap liter
4 ml / kg / %LB dari ½ lar. saline yg
digunakan + D5W
dibutuhkan utk
hipoglikemia.

Monafo hypertonic 250 mEq/L saline 1/3 lar. Saline, pantau


Demling pantau output urine output urine
30 ml/jam, dextran 40
dalam lar. saline 2
ml/kg/jam untuk 8
jam, RL pantau output
urine 30 ml/jam, dan
fresh frozen plasma
0.5 ml/jam untuk 18
jam dimulai 8 jam
setelah terbakar.
Formula Evans-Brooke
Formula Evans Formula Brooke

1ml/kgBB/ %LB koloid 0.5ml/kgBB/%LB koloid


(darah) (darah)
lml/kgBB / %LB larutan 1.5ml/kgBB/%LB larutan
saline saline (elektrolit)
(elektrolit) 2000ml glukosa
2000ml glukosa Pemantauan :
Pemantauan : Diuresis (30-50 ml/jam)
Diuresis (>50 ml/jam)
Formula Baxter/Parkland
• RL : 4ml / kgBB / % LB
• pemantauan jumlah diuresis antara 0,5 - 1 ml/kgBB/ jam
Formula Baxter terhitung dari saat kejadian maka
(orang dewasa):
· 8 jam pertama ½ (4cc x KgBB x % luas luka bakar) RL
· 16 jam berikutnya ½ (4cc x KgBB x % luas luka bakar) RL
ditambah 500-1000cc koloid.

Modifikasi Formula Baxter untuk anak-anak adalah:


· Replacement : 2cc x %luas luka bakar x BB = … cc RL
· Kebutuhan faali : Umur sampai 1 tahun 100cc/ KgBB
Umur 1-5 tahun 75cc/ KgBB
Umur 5-15 tahun 50cc/ Kg BB________+
Total Cairan
Resusitasi cairan pada syok
• Cairan kristaloid
• Tiga kali defisit cairan yg menyebabkan syok
diberikan dlm 2 jam pertama
• Sisa jmlh cairan yg diperhitungkan menurut
metode Baxter/ Parkland diberikan
berdasarkan kebutuhan sampai dgn 24 jam.
RESPON
SISTEMIK
TERHADAP
LUKA
BAKAR
Cont….RESPON SISTEMIK TERHADAP LUKA BAKAR
SISTEM KARDIOVASKULAR
a. cardiak output karena kehilangan cairan;TD syok terjadi karena saraf
simpatis melepaskan kotekolamin yang meningkatkan vasokonstriksi dan peningkatan
nadi
B. Kebocoran cairan terbesar terjadi 24 – 36 jam pertama sesudah luka bakar dan
mencapai puncak dalam waktu 6 – 8 jam. luka bakar < 30 % efeknya lokal, dimana
terjadi oedema lokal, Bila luka bakar > 30 % efeknya sistemik. Pada LB parah akan
mengalami oedema masif.

EFEK PADA CAIRAN DAN ELEKTROLIT


A. Vol darah mendadak turun, tjd kehilangan cairan mll evaporasi, hal ini dapat mencapai
3 – 5 liter dalam 24 jam sebelum permukaan kulit ditutup.
B. Hyponatremia; tjd dalam minggu pertama fase akut karena air berpindah dari
interstisial ke vaskuler.
C. Hypolkalemia, segera setelah LB sebagai akibat destruksi sel masif, ini terjadi
kemudian dg berpindahnya cairan dan tidak adequat asupan cairan.
D. Anemia, karena penghancuran eritrosit, HMT meningkat karena kehilangan plasma.
E. Trombositopenia dan masa pembekuan memanjang.
RESPON PULMONAL
a. Hyperventilasi okpada LB berat terjadi hipermetabolik dan respon lokal
shg konsumsi O2 meningkat dua kali lipat.
b. Cedera saluran nafas atas dan cedera inflamasi di bawah glotis dan
keracunan CO2

RESPON GASTROINTESTINAL
Terjadi ileus paralitik ditandai kurang peristaltik dan bising usus; terjadi
distensi lambung ,nausea serta muntah, perlu dekompresi pemasangan
NGT, ulkus curling yaitu stress fisiologis yang masif menyebabkan
perdarahan dengan gejala: darah dalam feses, muntah seperti kopi atau
fomitus berdarah, ini menunjukan lesi lambung/duodenum.

RESPON SISTEMIK LAINNYA


a. Terjadi perub fungsional ok menurunnya vol darah, Hb dan mioglobin
menyumbat tubulus renal, menyebabkan nekrosis akut tubuler dan GGA
b. Perubahan pertahanann imunologis tubuh; kehilangan integritas kulit,
perub kadar Ig serta komplemen serum, gangguan fungsi netrofil,
limfositopenia, resiko tinggi sepsis.
c. Hypotermia, terjadi pada jam pertama setelah LB ok hilangnya kulit, kmdn
hipermetabolisme menyebabkan hipertermia kendati tidak tjd infeksi
Penanganan
• Pre Hospital
Orang yang sedang terbakar
panik, belari mencari air,akan
memperbesar kobaran OK
tertiup angin. segera hentikan
(stop), jatuhkan (drop), dan
gulingkan (roll) agar api segera
padam. Bila ada karung basah,
gunakan untuk memadamkan.
untuk kasus OK bahan kimia,
segera basuh dan jauhkan bahan
kimia. Matikan sumber listrik
.dan bawa orang yang
mengalami luka bakar dengan
selimut basah utk mencegah
evaporasi cairan tubuh
Cont…Penanganan
Hospital
• Setiap pasien luka bakar harus
dianggap sebagai pasien trauma, cek
ABC
• Airway – bila curiga trauma inhalasi,
segera pasang (ET). Tanda trauma
inhalasi adalah: riwayat terkurung
api, luka bakar wajah, bulu hidung
terbakar, dan sputum hitam.
• Breathing - eschar yang melingkari
dada dapat menghambat gerakan
dada untuk bernapas, segera
lakukan escharotomi.
• Circulation - luka bakar
menimbulkan kerusakan jaringan
shg timbul edema. luka bakar luas
dapat terjadi syok hipovolumik
karena kebocoran plasma.
Manajemen cairan pada pasien luka
bakar, dapat diberikan dengan
Formula Bax
• Skin Graff
PERAWATAN DI TEMPAT KEJADIAN

1. Fase resusitasi
a. Perawatan awal di tempat kejadian
Mematikan api .Mendinginkan LB .Melepaskan benda
penghalang .Menutup LB .Mengirigasi luka kimia .Tindakan
kegawatdaruratan : ABC.Pencegahan syok
b. Pemindahan ke unit RS
Penatalaksanaan shok. Penggantian cairan (NHI consensus)
: 2 – 4 ml/BB/% luka bakar, ½ nya diberikan dalam 8 jam
pertama, ½ lagi dalam 16 jam berikutnya
2. Fase akut/intermediate
a. Perawatan luka umum
Pembersihan luka. Terapi antibiotik lokal.Ganti
balutan.Perawatan luka tertutup/tidak tertutup.Hidroterapi
b. Debridemen
• D. alami, yaitu jaringan mati akan memisahkan diri spontan dari
jaringan di bawahnya.
• D. mekanis dengan gunting untuk memisahkan, mengangkat jaringan
nekrotik
• Tindakan bedah dengan eksisi primer seluruh tebal kulit atau dengan
mengupas kulit yang terbakar secara bertahap sd jaringan yang masih
viabel.
c. Graft pada luka bakar
Biasanya dilakukan bila re-epitelisasi spontan tidak mungkin terjadi :
Autograft : dari kulit sendiri.
Homograft : kulit dari manusia hidup/ atau baru saja meninggal
Heterograft : kulit dari hewan, biasanya babi
d. Balutan luka biosintetik dan sintetik
Bio-brane/sufratulle, Kulit artifisial
e. Penatalaksanaan nyeri
f. Dukungan nutrisi
g. Fisioterapi/mobilisasi
3. Fase rehabilitasi : Perawatan lanjut di rumah.
Indikasi Rawat Inap Luka Bakar

A. Luka bakar grade II:


1) Dewasa > 20%
2) Anak/orang tua > 15%
B. Luka bakar grade III.
C. Luka bakar dengan komplikasi:jantung,
otak dll.
Penanganan Luka Bakar Minor
Pertolongan pertama:
• Stop the burning process. Padamkan api, matikan
listrik ,tergantung penyebabnya
• Cooling the burn. Dinginkan dengan air 15 ˚C selama
20 menit. Jangan air es, dapat meningkatkan
progressivitas luka bakar
• Analgesia (anti nyeri) seperti ibuprofen (Proris) peroral
• Covering the burn. PVC film adalah tutup luka yang
ideal karena: steril, impermeabel, transparan, lentur,
tidak lengket, dapat menjadi barier
Beberapa
penanganan
luka bakar
Diet luka bakar
• Almatsier (2004) Tujuannya mempercepat penyembuhan ,mencegah gangguan
metabolik serta mempertahankan staus gizi secara optimal dengan cara :
1. Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak.
2. Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negatif
3. Memperkecil terjadinya hiperglikemi dan hipergliseridemia
4. Mencegah terjadinya gejala kekurangan zat gizi mikro.
• Syarat diet luka bakar adalah :
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair atau nutrisi enternal dini.
2. Kebutuhan gizi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka bakar.
• Penilaian LB yang memerlukan perawatan dan pengobatan adalah sbb :
a) LB drajat II Dengan luas > 15%
b) LB drajat III dengan luas > 20%
c) LB daerah genitel dan anus
d) LB disertai trauma berat, trauma jalan nafas, tulang dan alat tubuh dalam rongga
perut
e) Protein diberikan tinggi 20-25% dari kebutuhan energi total
f) Lemak diberikan sedang 15-20% dari total energi
g) KH diberikan sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total.
h) Vitamin diberikan tinggi untuk mempercepat penyembuhan
i) Mineral tinggi, terutama zat besi,seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor dan
magnesium.
SIRS,
keloid

KOMPLIKASI

kontraktur
Sikatriks,
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nasfas tidak efektif b.d edema & efek inhalasi asap.
2. Gangguan pertukaran gas b.d keracunan karbon monoksida, inhalasi asap &
destruksi saluran
nafas atas.
3. Nyeri akut b.d cedera jaringan.
4. Kekurangan volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan
cairan akibat
evaporasi dari luka bakar.
5. Hipertermia b.d peningkatan metabolisme
6. Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
ingesti/digesti/absorbsi makanan.
7. Risiko infeksi b.d peningkatan paparan dan penurunan sistem imune
8. Cemas b.d ketakutan dan dampak emosional.
9. Kerusakan mobilitas fisik b.d luka bakar,nyeri.
10. Sindrom defisit self care b.d kelemahan, nyeri.
11. PK: Anemia.
12. PK: Gagal ginjal akut.
13. PK; Ketidakseimbangan elektrolit
14. PK: Sepsis
15. Kerusakan integritas jaringan d.b mekanikal (luka bakar)
• Diagnosa Keperawatan : Resiko bersihan jalan nafas tdk efektif berhubungan dengan obstruksi
trakheobronkhial; oedema mukosa; kompresi jalan nafas .
• Tujuan dan Kriteria Hasil : Bersihan jalan nafas tetap efektif. Kriteria Hasil : Bunyi nafas vesikuler, RR
dalam batas normal, bebas dispnoe/cyanosis.
• Intervensi :
• Kaji refleks menelan; perhatikan pengaliran ludah, ketidakmampuan menelan, serak, batuk mengi.
• Awasi frekuensi, irama, kedalaman pernafasan ; perhatikan pucat/sianosis dan sputum mengandung
karbon atau merah muda.
• Auskultasi paru, perhatikan stridor, mengi/gemericik, penurunan bunyi nafas, batuk rejan.
• Perhatikan adanya pucat atau warna buah ceri merah pada kulit yang cidera.
• Tinggikan kepala tempat tidur.
• Dorong batuk/latihan nafas dalam dan perubahan posisi sering.
• Hisapan (bila perlu) pada perawatan ekstrem, pertahankan teknik steril.
• Tingkatkan istirahat suara tetapi kaji kemampuan untuk bicara dan/atau menelan sekret oral secara
periodik.
• Selidiki perubahan perilaku/mental contoh gelisah, agitasi, kacau mental.
• Awasi 24 jam keseimbngan cairan, perhatikan variasi/perubahan.
• Lakukan program kolaborasi meliputi : Berikan masker wajah.
• Awasi AGD
• Kaji ulang rontgen.
• Berikan fisioterapi dada/spirometri intensif.
• Siapkan intubasi atau trakeostomi sesuai indikasi.
• Diagnosa Keperawatan : Resiko kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau sindrom
kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial
dari dada atau leher.
• Tujuan dan Kriteria Hasil : Pasien dapat mendemonstrasikan
oksigenasi adekuat. Kriteroia evaluasi: RR 12-24 x/mnt, warna kulit
normal, GDA dalam renatng normal, bunyi nafas bersih, tak ada
kesulitan bernafas.
• Intervensi :
• Pantau laporan GDA dan kadar karbon monoksida serum
• Beriakan oksigen pada tingkat yang ditentukan. Pasang atau bantu
dengan selang endotrakeal dan tempatkan pasien pada ventilator
mekanis sesuai pesanan bila terjadi insufisiensi pernafasan
(dibuktikan dengan hipoksia, hiperkapnia, rales, takipnea dan
perubahan sensorium).
• Anjurkan pernafasan dalam dengan penggunaan spirometri insentif
setiap 2 jam selama tirah baring.
• Pertahankan posisi semi fowler, bila hipotensi tak ada.
• Untuk luka bakar sekitar torakal, beritahu dokter bila terjadi
dispnea disertai dengan takipnea. Siapkan pembedahan eskarotomi
• Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer
tidak adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder
tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
• Tujuan dan Kriteria Hasil : Pasien bebas dari infeksi. Kriteria evaluasi: tak ada demam,
pembentukan jaringan granulasi baik.
• Intervensi :
• Pantau: (area luka bakar, sisi donor dan status balutan di atas sisi tandur bial tandur
kulit dilakukan) setiap 8 jam. Suhu setiap 4 jam. Jumlah makanan yang dikonsumsi
setiap kali makan
• Bersihkan area luka bakar dan lepaskan jaringan nekrotik (debridemen). Berikan mandi
kolam sesuai pesanan, implementasikan perawatan yang ditentukan untuk sisi donor,
yang dapat ditutup dengan balutan vaseline atau op site
• Lepaskan krim lama dari luka sebelum pemberian krim baru.
• Beritahu dokter bila demam drainase purulen atau bau busuk dari area luka bakar, sisi
donor atau balutan sisi tandur. Dapatkan kultur luka dan berikan antibiotika.
• Tempatkan pasien pada ruangan khusus. Gunakan linen steril, handuk dan skort untuk
pasien.
• Bila riwayat imunisasi tak adekuat, berikan globulin imun tetanus manusia
• Rujuk ahli diet, protein tinggi, diet tinggi kalori. Berikan suplemen nutrisi
• Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan
permukaan kulit sekunder destruksi lapisan kulit.
• Tujuan dan Kriteria Hasil : Memumjukkan regenerasi jaringan.
Kriteria hasil: Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka
bakar.
• Intervensi :
• Kaji ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jar.nekrotik dan
kondisi sekitar luka.
• Lakukan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan kontrol
infeksi.
• Pertahankan penutupan luka sesuai indikasi.
• Tinggikan area graft bila mungkin/tepat. Pertahankan posisi yang
diinginkan dan imobilisasi area bila diindikasikan.
• Pertahankan balutan diatas area graft baru dan/atau sisi donor
sesuai indikasi.
• Cuci sisi dengan sabun ringan, cuci, dan minyaki dengan krim,
beberapa waktu dalam sehari, setelah balutan dilepas dan
penyembuhan selesai.
• kolaborasi : Siapkan / bantu prosedur bedah.
Prognosis

Tergantung dari beratnya derajat luka


bakar
Tergantung Kecepatan dan Ketepatan
Resusitasi

Anda mungkin juga menyukai