Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan:
Degenerasi sel.
Proses Nekrose Jaringan
Proses ketuaan
Topik
• Degenerasi sel.
• Proses Nekrose Jaringan
• Proses ketuaan
Patologi
anatomi
Degenerasi
dan
Nekrosis
PENDAHULUAN
PATOLOGI
• Patologi:
– Pathos: penyakit
– Logos: ilmu
Sel
Organ Jaringan
Fungsi normal sel tergantung kepada :
1. Keadaan lingkungan sel
2. Ketersediaan suplai zat gizi (O2,
Glukosa, Asam Amino)
3. Kemampuan sel untuk mengeluarkan
metabolit termasuk CO2.
RESPON SELULAR TERHADAP STRESS DAN
RANGSANGAN BERBAHAYA
ADAPTASI SELULAR
• HIPERPLASI
• HIPERTROFI
• ATROFI
• METAPLASI
HYPER-PLASIA
IN-CREASE IN NUMBER OF CELLS
HIPERPLASI
• Hiperplasia hormonal
– Proliferasi epitel kelenjar payudara
– Uterus pada kehamilan
• Hiperplasia kompensatoris
– Hepatektomi parsial → merangsang proliferasi sel-sel hepar
yang tersisa dan regenarasi hepar
– Nefrektomi unilateral
Hiperplasi patologik
• Penyebab: rangsangan hormonal atau faktor
pertumbuhan yang berlebihan
• Contoh:
– Hiperplasi endometrium → gangguan
keseimbangan estrogen dan progesteron
– Benign prostatic hyperplasia (BPH)
Endometrial hyperplasia
HYPER-TROPHY
IN-CREASE IN SIZE OF CELLS
HIPERTROFI
• Peningkatan ukuran sel → peningkatan ukuran organ
• Tidak ada sel baru, hanya sel yang lebih besar → sintesis
komponen struktural
• Inti sel yang hipertrofi: mengandung DNA lebih banyak
• Atrofi fisiologik:
– sering terjadi pada awal perrtumbuhan
– notochord dan duktus tiroglosus → atrofi selama
pertumbuhan fetal
– uterus mengecil ukurannya segera setelah
melahirkan
• Atrofi patologik
• Perubahan reversibel
• Suatu tipe sel dewasa (epitelial atau mesenkimal) → sel
dewasa tipe lainnya
• Substitusi adaptif
>< PROGRESIF
• Walau penyebabnya sama bila
berlangsung lama & derajat nekrosis
(kematian sel) irreversible
• Perubahan morfologik (cedera bio-
molekuler) lama baru terlihat
DEGENERASI
Perubahan metabolisme
( KH, Protein, Lemak)
• Degenerasi :
• D.Albumin
• D.Hidropik (D.vakuoler)
• D.Hyalin, D.zenker/ waxy deg.
• Deg/ infiltrasi glikogen
DEGENERASI HIDROPIK
(Degenerasi vakuoler)
• Edema intraseluler menonjol
(>deg.bengkak keruh)
• Kerusakan tampak lebih berat
• Sediaan :
• kuretage cavum uteri ( abortus imminens)
perdarahan hebat
• Hasil curetage (makroskopis): gelembung
jernih dgn Ø bervariasi
• Diagnosa : Mola hidatidosa
Macroscopis (Hydatidiform Mole)
a mass of tissue with grape-like swollen villi
Macroscopis (Hydatidiform Mole)
JEJAS DAN KEMATIAN SEL
• Jejas sel reversibel
– Perubahan fungsi dan morfologi yang reversibel jika rangsangan
dihilangkan
– Ditandai dengan
• Penurunan fosforilasi oksidatif
• Penurunan ATP
• Pembengkakan sel
• Jejas sel ireversibel dan kematian sel
– Kerusakan berlanjut → ireversibel
– the point of no return → ?
– Kematian sel: necrosis and apoptosis
– Kerusakan membran berat: enzim lisosom masuk ke sitoplasma
dan mencerna sel, isi sel keluar → nekrosis
– Beberapa rangsangan berlebihan (terutama yang merusak DNA)
memacu apoptosis → disolusi inti tanpa hilangnya integritas
membran secara komplet
– Nekrosis: proses patologik
– Apoptosis: banyak fungsi normal dan tidak begitu berperan
dalam jejas sel
FITUR NEKROSIS APOPTOSIS
• Morfologi
– Semakin eosinofilik
– Homogen seperti kaca
– Bervakuola, moth-eaten
– Kalsifikasi
– Massa fosfolipid seperti pusaran (myelin figure)
• Mikroskop elektron
– Diskontinuitas membran plasma dan organela
– Dilatasi bermakna mitokondria (densitas amorf luas)
– Myelin figure intrasitoplasma
• Nekrosis koagulatif
• Nekrosis liquefaktif
• Nekrosis kaseosa
• Nekrosis lemak
NEKROSIS KOAGULATIF
• Mempertahankan struktur dasar sel
• Teksturnya padat
• Asidosis intraselular meningkat →
denaturasi protein struktural dan enzim →
menghambat proteolisis sel
• Contoh: infark myokardium
• → kematian hipoksik sel pada semua
jaringan, kecuali otak
NEKROSIS LIQUEFAKTIF
• Infeksi bakterial fokal atau infeksi jamur
• Kematian hipoksik pada sel sistem syaraf pusat
• Nekrosis gangrenosa
– Bukan pola kematian sel yang jelas
– Masih sering digunakan pada praktek bedah klinis
– Biasanya pada anggota gerak, umumnya tungkai bawah
– Kehilangan pasokan darah → nekrosis koagulatif
– Infeksi bakteri → aksi liquefaktif → gangren basah
LIQUEFACTIVE
NECROSIS, BRAIN
MORE LIQUID MORE WATER
MORE PROTONS
“WET” GANGRENE
“DRY” GANGRENE
NEKROSIS KASEOSA
• Bentuk nekrosis koagulatif → paling sering
pada infeksi tuberkulosis
• Makroskopik: putih seperti keju
• Mikroskopik:
– Debris granular amorf terdiri dari sel-sel yang
terfragmentasi dan terkoagulasi
– Dikelilingi reaksi granulomatosa
CASEOUS NECROSIS, TB
NEKROSIS LEMAK
• Fokus destruksi lemak
• Terjadi karena keluarnya lipase pankreas yang
teraktivasi → pankreas dan kavum peritonei (pada akut
pankreatitis)
• Enzim yang teraktivasi mencairkan membran sel lemak
dan lipase yang teraktivasi mengubah trigliserid ester
• Asam lemak + kalsium → daerah chalky white
(saponifikasi lemak)
• Mikroskopis: bayang-bayang sel lemak nekrotik dengan
deposit kalsium basofilik dikelilingi reaksi radang
APOPTOSIS
• Apoptosis merupakan jalur kematian sel yang
dipicu oleh program intraselular yang sangat
teratur di mana sel yang diprogram untuk mati
mengaktivkan enzim yang mendegradasi DNA
inti, protein inti dan sitoplasmanya sendiri.
• Membran plasma tetap utuh tetapi strukturnya
berubah sehingga sel yang apopototik menjadi
target fagositosis
• Sel yang mati dengan cepat dihilangkan
sebelum isinya keluar → tidak memicu reaksi
radang
• Apoptosis berbeda dengan nekrosis
6/28/2018
Peran apoptosis
1. Dalam masa tumbuh kembang
2. Mekanisme homeostatik untuk
memelihara populasi sel dalam jaringan
cell-injury-pafkugm-tums
3. Mekanisme pertahanan pada reaksi imun
4. Pada saat sel diserang penyakit atau
bahan berbahaya
5. Pada proses penuaan
59
Apoptosis in Physiologic Stuations
6/28/2018
• The programmed destruction of cells during embryogenesis
• Hormone dependent involution in the adults endometrial
cells breakdown during menstrual cycle, ovarian follicular
atresia in menopause, regressing lactating breast after
weaning, prostatic atrophy after castration
• Cell deletion in proliferating cell populations intestinal
crypt epithelia, in order to maintain constant number
• Death of host cells that have served their useful purpose
cell-injury-pafkugm-tums
neutrophils in an acute inflammatory response, and
lymphocytes at the end of an immune response
• Elimination of potentially harmful self-reactive lymphocytes
before or after completed maturation
• Cell death induced by cytotoxic T cells defense
mechanism against viruses and tumors, and cellular
rejection of transplan
60
6/28/2018
Apoptosis in Pathologic Condition
cell-injury-pafkugm-tums
• Pathologic atrophy in parenchymal organs after
duct obstruction pancreas, parotid gland,
kidney
• Cell death in tumors most frequently during
regression
61
MORFOLOGI APOPTOSIS
• Penyusutan sel
• Kondensasi kromatin
• Pembentukan bleb sitoplasmik dan
apoptotic bodies
• Fagositosis sel apoptotik, biasanya oleh
makrofag
6/28/2018
Apoptosis pada kulit dengan reaksi imun
cell-injury-pafkugm-tums
63
HUBUNGAN ANTARA SEL MYIOKARDIAL NORMAL, BERADAPTASI,
MENGALAMI JEJAS REVERSIBEL, DAN KEMATIAN
6/28/2018 cell-injury-pafkugm-tums
65
Aging Process
6/28/2018
Aging Process
Merupakan proses perubahan struktur dan
fungsi sel yang berlangsung selama bertahun-
tahun yang mengakibatkan kematian sel atau
setidaknya pengurangan kemampuan sel
bereaksi terhadap jejas.
Melibatkan 2 faktor:
• Intrinsik : jam molekuler penuaan sel
• Ekstrinsik : stressor dari luar sel
66
6/28/2018
Intrinsic Cellular Aging
cell-injury-pafkugm-tums
secara in vitro akan mengalami
sekitar 50 kali replikasi kemudian
berhenti Hayflick phenomenon
• Fibroblast dari neonatus akan
mengalami 65 kali replikasi lalu
berhenti membelah. 67
68
Terima Kasih