PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rambut adalah struktur solid yang terdiri atas sel yang mengalami
keratinisasi padat, berasal dari folikel epidermal yang berbentuk seperti kantong
yang tumbuh ke dalam dermis. Rambut normal dan sehat, tampak berkilat, elastis,
tidak mudah patah, serta dapat menyerap air. Komposisi rambut terdiri atas
karbon 50,60%, hidrogen 6,36%, nitrogen 17,14%, sulfur 5,0%, dan oksigen
20,80% (Pusponegoro, Erdina H.D. 2002). Rambut juga merupakan salah satu
adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak
kaki, kuku, dan bibir (Soepardiman, Lily. 2010).
Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat digolongkan 2 jenis,
yaitu; rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat
di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna, serta rambut velus,
rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di seluruh tubuh.
(Soepardiman, Lily. 2010)
Siklus aktivitas folikel rambut terdiri dari; fase katagen/regresi, merupakan fase
transisi antara anagen dan telogen. Fase katagen berlangsung selama beberapa
minggu (+/- 2 minggu) dan jumlah rambut normal pada fase ini adalah 0,03 mm.
Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat 16drene di
seluruh tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-folike rambut yang sangat
kecil yang ada di lapisan dermis, diameternya < 0,03 mm. (Soepardiman, Lily.
2010)
Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang
meliputi:
1) Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring
dalam kulit.
2) Umbi rambut (bulbus pili), yaitu pelebaran bagian terbawah akar rambut .
Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang
rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), korteks (kulit
rambut), dan medulla (sumsum rambut) (Soepardiman, Lily. 2010)
Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal
dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-
otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan
rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional.
(Kusumadewi, dkk; 2002)
a. Fisiologi kulit
a) Pelindung
c) Penyerap
Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas, dan zat yang larut dalam
lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit.
d) Indra perasa
Indra perasa dikulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit.
Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat
a. Fisiologi rambut
b) Dalam kondisi dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Dalam kondisi panas,
maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya.
Kelainan-kelainan pada rambut dapat terjadi pada batang rambut atau akar
rambut, dimana penyebabnya dapat saja berasal dari luar maupun dari dalam
badan. Gangguan pada akar rambut secara otomatis akan menyebabkan gangguan
pada batang rambut, sedangkan gangguan pada batang rambut belum tentu sampai
menyebabkan gangguan pada akar rambut.
C. Etiologi
1) Karena demam
Hal ini akan menyebabkan kentalnya darah, di samping itu penguapan air sel,
yang disebut juga dengan dedikasi, sehingga menyebabkan akar rambut rontok
dan kusam.
Bila hormon tidak seimbang atau mengalami gangguan, maka hal ini akan
menampakkan kelainan pada akar rambut dan kulit kepala.
3) Ketidakseimbangan makanan
D. Jenis penyakit
a. Piebaldism
b. Hipertrikosis
Penambahan jumlah rambut pada tempat2 yang biasanya juga ditumbuhi rambut.
Bisa karena kelainan bawaan, obat2an. Jika terjadi setempat bisa dikarenakan oleh
pemakaian salep kortikosteroid
c. Hirsutisme
Pertumbuhan rambut berlebihan pada wanita dan anak2 pada tempat seks
sekunderKumis, janggut, cambangKarena obat mengandung hormon dan
kelaianan endokrin
d. Uban Prematur
ditemukan pada usia sebelum 20 tahun. Diduga akibat kelainan genetik dan
biasanya ditemukan sebagai kelainan autosomal dominan. Canitis/Uban, yang bisa
di sebabkan karena faktor usia atau semakin berkurangnya melamin (butiran-
butiran zat pigmen) pada akar rambut. Tidak ada cara lain untuk
menanggulangnya kecuali dengan cara mewarnai. Tapi pastikan perawatan rambut
setelah pengecatan harus dilakukan dengan benar supaya rambut tidak rusak
e. Albinisme
Diturunkan secara genetik, tidak ditemukan atau sangat sedikit pigmen pada
rambut. Secara autosomal resesif
f. Canitis/Uban,
Yang bisa di sebabkan karena faktor usia atau semakin berkurangnya melamin
(butiran-butiran zat pigmen) pada akar rambut. Tidak ada cara lain untuk
menanggulangnya kecuali dengan cara mewarnai. Tapi pastikan perawatan rambut
setelah pengecatan harus dilakukan dengan benar supaya rambut tidak rusak
g. Alopecia/kebotakan
Akar rambut yang kurang kuat dapat mengakibatkan kerontokan rambut selain itu
penggunaan sampo yang tidak sesuai, stess dan mengikat rambut terlalu kencang
juga merupakan sumber masalah kerontokan rambut
Kehilangan rambut yang terjadi secara cepat,yang dapat terjadi secara autoimmun,
hormonal,genetik,dan stress emosional.Adapun tipe-tipe Alopesia yaitu :
1. Alopesia androgenik
2. Alopesia areata
Kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk bercak satu atau
lebih, berupa bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut lain.
3. Alopesia prematur
Sering terjadi pada pria berumur dua puluhan dan disertai dermatitis seboroika
yang berat.
Angka kejadian pada laki-laki sekitar 50% dan pada perempuan biasanya terjadi
usia lebih dari 40 tahun. Dilaporkan 13% dari perempuan premenopause
menderita alopesia androgenik, namun, insidennya sangat meningkat setelah
menopause. Menurut beberapa penulis, 75% dari perempuan yang berumur lebih
dari 65 tahun kemungkinan menderita alopesia androgenik. Insiden tertinggi pada
orang kulit putih, kedua di Asia dan Afrika-Amerika, dan terendah pada penduduk
asli Amerika dan Eskimo. Hampir semua pasien memiliki onset sebelum usia 40
tahun, walaupun banyak pasien (baik laki-laki dan perempuan) menunjukkan
bukti gangguan pada usia 30 tahun.
1. Keadaan Fisiologik
a. . Hormon
b. Nutrisi
c. Kehamilan
Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih
dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10%.
(Kusumadewi, dkk.2002)
d. Masa balig
Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat pertumbuhan
rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru akan rontok.
(Kusumadewi, dkk.2002)
e. Kelahiran
Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang ibu
dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai nilai
telogen 35%.
Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen, maka
beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang disusul
dengan pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua kehidupannya.
g. Masa menjadi tua
Wanita dan pria sama-sama menderita kerontokan rambut karena usia lanjut.
Kerontokan dimulai di ubun-ubun, dahi, dan pelipis, lalu bergeser ke belakang. Di
bagian-bagian ini fase anagen rambut menjadi singkat, rambut lebih cepat rontok
dan rambut halus tumbuh sebagai gantinya (Kusumadewi, dkk), folikel rambut
mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut lepas lebih cepat
dan densitas rambut juga berkurang. (Pusponegoro, Erdina
H.D. 2002)
h. Vaskularisasi
2. Keadaan Patologik
a. Peradangan sistemik/setempat
Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi dan
folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu mata
(madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan
rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut
moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan
menyebabkan kerontokan maupun kerusakan batang rambut. Infeksi akut lainnya
seperti demam tinggi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut. Mekanisme
Universitas Sumatera Utaraterjadinya kerontokan setelah demam karena
percepatan fase anagen ke telogen.
b. Obat
Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan
kerontokan, umumnya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan,
vinkristin, dan obat antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau
kumarin dapat mempercepat terjadinya perubahan folikel anagen ke dalam fase
telogen dalam jumlah besar, sehingga menyebabkan effluvium telogen. Logam
berat yang akan terikat pada grup sulfhidril dalam keratin antara lain talium,
merkuri dan arsen juga bisa mempengaruhi pertumbuhan rambut. (Soepardiman,
Lily.dkk 2010)
c. Mekanis
Mencabut rambut gada atau melukai folikel rambut akan mempercepat terjadinya
masa anagen dengan mempersingkat masa telogen.
d. Kelainan endokrin
e. Penyakit kronis
Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis, kecuali terdapat
Selama anagen atau fase pertumbuhan, sel-sel matriks membelah dengan cepat
dan bergerak ke atas bola rambut di mana mereka menjadi sel-sel rambut dan
batang rambut sarungnya, yaitu medula, korteks dan kutikula.Diferensiasi akhir
sel terjadi dalam zona keratinizing. Proses ini diakhiri dengan produksi keratin,
komponen utama dari batang rambut, dan keratinization lengkap dari sel-sel akar
rambut. Anagen fase yang berlangsung antara tiga dan delapan tahun.
Dalam fase transisi catagen atau pembagian pembentuk sel-sel rambut secara
bertahap berakhir. Bohlam rambut memisahkan dari papila dermal, dan kematian
sel terprogram dimulai. Folikel rambut menyusut sepertiga dari panjang
sebelumnya dan bermigrasi menuju permukaan kulit kepala. Catagen fase yang
berlangsung 2 sampai 3 minggu.
Rambut rontok di fase telogen atau beristirahat, baik secara aktif atau pasif seperti
rambut yang baru tumbuh mendorong keluar yang lama. Sekarang folikel
bergerak lebih dalam ke dermis dan di dermal papila, sampai sekarang direduksi
menjadi sebuah bola sel, anagen lain fase pertumbuhan rambut baru dimulai. Pada
fase telogen berlangsung selama dua sampai empat bulan
1. Pengertian
Alopesia ini timbul pada pria usia 30-40 tahun atau lebih, berupa keguguran
rambut bertahap dari bagian verteks dan frontal.garis rambut anterior berangsur
masuk ke dalam ( mundur), sehingga dahi terlihat bertatmbah lebar. ( prof. Dr.
Marwali Harahap,200 hal 164 ).
Alopesia atau kerontokan rambut dapat terjadi akibat banyak keadaan seperti
infeksi kulit kepala, pemakaian obat pewarna rambut, penambahan usia,
pemakaian obat-obatan dan perubahan kadar hormon androgen. Alopesia
andrgogenetik dapat terjadi pada laki-laki dan wanita. Meskipun kebotakan pola
laki-laki lazim dijumpai, wanita dapat pula mengalami kerontokan rambut dengan
pola yang sama. Karena rambut merupakan bagian tubuh yang sangat visible dan
menjadi bagian dari citra tubuh serta harga diri seseorang, kerontokan rambut
dapat \menimbulkan permasalahan emosional dan social yang cukup serius bagi
laki-laki maupun perempuan. (Smeltzer & Bare, 2001 hal : 1907)
Jika di lihat dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa alopesia
androgenetik adalah suatu gangguan yang bersifat umum ditandai dengan
hilangnya rambut, dan dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
2. Etiologi
Mekanisme yang tepat untuk terjadinya alopesi androgenik ini belum jelas,tetapi
diduga alopesia ini disebabkan stimulasi hormon androgen terhadap folikel
rambut yang mempunyai predisposisi. Predisposisi ini dipengaruhi faktor genetik
dan faktor peningkatan usia. ( prof. Dr. Marwali Harahap, 2000 hal : 165 ).
3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinis
5. Prognosis
c. Tinea Kapitis : Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh
spesies dermatofita seperti T. rubrum, T. Mentagrophytes, M. gypseum. Gejala ini
ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kadang
terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion.(3,16,18)
d. Telogen Efluvium : adanya kerontokan rambut terlalu cepat dan terlalu banyak
pada folikel rambut yang normal. Kelainan ini terjadi karena adanya rangsangan
yang mempercepat fase anagen menjadi fase telogen. Keadaan ini terjadi pada
pascapartum,pascanatal, stress, pascafebris akut.
7. Komplikasi
8. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Preparat topikal minoksidil 2 % (Rogaine)
3) Transplantasi Rambut
4) Punch grafting
b. keperawatan
9. Pemeriksaan penunjang
b. Biopsi jarang dibutuhkan untuk membuat diagnosis. Jika satu spesimen biopsi
diperoleh, itu umumnya dipotong melintang jika pola alopesia dicurigai.
BAB III
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan menurut Raharyani (1990), Anemnesis dilakukan untuk
mengklasifikasikan suatu pemahaman sehingga perlu ada kesepakatan antara
pemeriksa dan pasien. Wawancara harus efektif dan harus memahami perasaan
pasien sehingga pasien lebih terbuka. Dibawah ini adalah wawancara pada pasien
gangguan sistem integumen, sebagai data fokus.
1. Identitas
2. Keluhan utama
Apakah ada diantara anggota keluarga anda yang mengalami masalah rambut
seperti ini?
6. Riwayat psikososial
7. Kebiasaan sehari-hari
8. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
4) Gejala gatal-gatal
5) Kerontokan rambut
b. Palpasi
2) Tekstur rambut
3) kerontokan
B. Diagnosa keperawatan
C. Rencana Keperawatan
c. Agar klien mengetahui tentang alopesia, penyebab, tanda dan gejala dan
pengobatannya
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penyakit (alopesia ).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tidak
tejadi kerusakan pada integritas kulit kepala klien dengan criteria hasil :
d. Kolaborasi dengan dokter kulit. a.Untuk mengetahui keadaan kulit kepala klien
b. Untuk memberikan perlindungan pada kepala klien agar tidak terpapar sinar
matahari secara lansung.
d.Untuk mencegah / mengetahui apakah kulit kepala klien terjadi gangguan atau
tidak.
DAFTAR PUSTAKA