Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Secara biologis sebenarnya rambut kepala tidak mempunyai fungsi penting


bagi manusia. Rambut kepala mencerminkan gambaran sosial yang merupakan
mahkota keindahan bagi wanita serta lambang kejantanan bagi pria. (Supardiman,
Lily. 2010)

Rambut adalah struktur solid yang terdiri atas sel yang mengalami
keratinisasi padat, berasal dari folikel epidermal yang berbentuk seperti kantong
yang tumbuh ke dalam dermis. Rambut normal dan sehat, tampak berkilat, elastis,
tidak mudah patah, serta dapat menyerap air. Komposisi rambut terdiri atas
karbon 50,60%, hidrogen 6,36%, nitrogen 17,14%, sulfur 5,0%, dan oksigen
20,80% (Pusponegoro, Erdina H.D. 2002). Rambut juga merupakan salah satu
adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak
kaki, kuku, dan bibir (Soepardiman, Lily. 2010).

Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat digolongkan 2 jenis,
yaitu; rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat
di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna, serta rambut velus,
rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di seluruh tubuh.
(Soepardiman, Lily. 2010)

Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut terminal dalam bentuk


apapun dan dimanapun asal mula terjadinya yang berkisar lebih dari 100 helai per
hari. (Brown, Robin Graham dan Tony Burns; Pusponegoro, Erdina H.D. 2002)

Siklus aktivitas folikel rambut terdiri dari; fase katagen/regresi, merupakan fase
transisi antara anagen dan telogen. Fase katagen berlangsung selama beberapa
minggu (+/- 2 minggu) dan jumlah rambut normal pada fase ini adalah 0,03 mm.
Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat 16drene di
seluruh tubuh. Rambut velus diproduksi oleh folikel-folike rambut yang sangat
kecil yang ada di lapisan dermis, diameternya < 0,03 mm. (Soepardiman, Lily.
2010)

Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:

Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang
meliputi:

1) Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring
dalam kulit.

2) Umbi rambut (bulbus pili), yaitu pelebaran bagian terbawah akar rambut .

Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang
rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), korteks (kulit
rambut), dan medulla (sumsum rambut) (Soepardiman, Lily. 2010)

Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal
dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-
otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan
rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional.
(Kusumadewi, dkk; 2002)

2. Fisiologi kulit dan rambut

a. Fisiologi kulit

Fungsi kulit sebagai berikut :

a) Pelindung

Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-benda


dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh.
b) Pengatur suhu

Di waktu suhu dingin, peredaran darah dikulit berkurang untuk mempertahankan


suhu badan.

c) Penyerap

Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas, dan zat yang larut dalam
lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit.

d) Indra perasa

Indra perasa dikulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam kulit.

e) Faal pergetahan (faal secretoris)

Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat

(prof. Dr. Marwali Harahap, 2000 hal 2).

a. Fisiologi rambut

a) Pengaturan Suhu Badan

b) Dalam kondisi dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Dalam kondisi panas,
maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya.

c) Fungsi Sebagai Alat Perasa

d) Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan


terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata.

B. Pengertian kelainan rambut

Kelainan-kelainan pada rambut dapat terjadi pada batang rambut atau akar
rambut, dimana penyebabnya dapat saja berasal dari luar maupun dari dalam
badan. Gangguan pada akar rambut secara otomatis akan menyebabkan gangguan
pada batang rambut, sedangkan gangguan pada batang rambut belum tentu sampai
menyebabkan gangguan pada akar rambut.

Tranggono (1992:21) menjelaskan, bahwa kelainan-kelainan pada batang rambut


yang tidak sampai mempengaruhi akar rambut, misalnya batang rambut yang
terbelah ujungnya, kekeringan dan kekusaman akibat berjemur disinar matahari,
rapuh karena tindakan pengeringan dengan alat-alat yang panas (blow-dry),
pengeritingan, pelurusan, pewarnaan dan sasakan. Sementara itu kelainan-
kelainan rambut yang dapat sampai mempengaruhi akar rambut, misalnyarambut
yang kusut sehingga waktu disisir banyak yang putus atau tercabut dengan
akarrambutnya, infeksi karena jamur dan kuman serta keracunan bahan-bahan
kimia atau cat rambut yang sampai ke akar rambut.

C. Etiologi

1) Karena demam

Hal ini akan menyebabkan kentalnya darah, di samping itu penguapan air sel,
yang disebut juga dengan dedikasi, sehingga menyebabkan akar rambut rontok
dan kusam.

2) Gangguan keseimbangan hormone

Bila hormon tidak seimbang atau mengalami gangguan, maka hal ini akan
menampakkan kelainan pada akar rambut dan kulit kepala.

3) Ketidakseimbangan makanan

4) Makanan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan rambut. Orang yang menu


makanannya tidak seimbang atau menyukai makanan-makanan yang disenangi
saja atau kekurangan protein maupun kelebihan vitamin A, jelas akan membuat
kelainan-kelainan pada rambut.
5) Keracunan makanan atau obat

Misalnya banyak menelan obat-obat kanker. Hal ini akan menyebabkan


kerontokanrambut. Sehubungan dengan beberapa kelainan yang sering ditemukan
padarambut manusia, apakah kelainan itu datang dari dalam maupun yang datang
dari luar seperti yang telah dijelaskan, maka apabila kelainan-kelainan tersebut
kurang diperhatikan tentu akan berubah menjadi penyakit, baik itu penyakit
rambut atau bahkan meluas menjadi penyakit kulit kepala.

Berkaitan dengan penjelasan di atas tentang kelainan-kelainan yang ditemukan


pada kulit kepala dan rambut, maka bila kita kurang memperhatikan tentu akan
berakibat lebih fatal terhadap kondisi rambut.Kelainan-kelainan pada
rambutharuslah mendapat perhatian khusus, bila kita menginginkan rambut sehat
dan subur.

D. Jenis penyakit

1. Penyakit rambut yang menular, yakni:

a. Dendruff/ketombe/sindap, ada 2 macam ketombe antara lain:

a) ketombe kering(pityriasis capitis simplex), Ketombe kering (Pityriasis Sicca)


berupa sebagian sisik-sisik ketombe melekat erat dan sebagian terlepas di
sekitarnya

b) ketombe basah (pityriasis steatiodes), Ketombe basah (Pityriasis Steodeos)


berupa lapisan sisik berwarna putih kekuning-kuningan yang menempel kuat dan
menyerap sebum kulit kepala, bila dikelupas timbul bekas merah disertai rasa
gatal.

b. Kutu kepala menimbulkan problema lebih parah daripada gangguan ketombe.


Kutu betina berukuran sekitar 3-4 mm sedikit lebih besar daripada kutu jantan,
bertelur antara 7-10 butir dalam satu bulan masa hidupnya.
2. Penyakit rambut yang tidak menular:

a. Piebaldism

kelainan kongenital, diturunkan autosomal dominan, jarang ditemukan. Ditandai


dengan uban terlokalisir pada daerah dahi dan makula melanotik yang menyerupai
vitiligo

b. Hipertrikosis

Penambahan jumlah rambut pada tempat2 yang biasanya juga ditumbuhi rambut.

Bisa karena kelainan bawaan, obat2an. Jika terjadi setempat bisa dikarenakan oleh
pemakaian salep kortikosteroid

c. Hirsutisme

Pertumbuhan rambut berlebihan pada wanita dan anak2 pada tempat seks
sekunderKumis, janggut, cambangKarena obat mengandung hormon dan
kelaianan endokrin

d. Uban Prematur

ditemukan pada usia sebelum 20 tahun. Diduga akibat kelainan genetik dan
biasanya ditemukan sebagai kelainan autosomal dominan. Canitis/Uban, yang bisa
di sebabkan karena faktor usia atau semakin berkurangnya melamin (butiran-
butiran zat pigmen) pada akar rambut. Tidak ada cara lain untuk
menanggulangnya kecuali dengan cara mewarnai. Tapi pastikan perawatan rambut
setelah pengecatan harus dilakukan dengan benar supaya rambut tidak rusak

e. Albinisme

Diturunkan secara genetik, tidak ditemukan atau sangat sedikit pigmen pada
rambut. Secara autosomal resesif
f. Canitis/Uban,

Yang bisa di sebabkan karena faktor usia atau semakin berkurangnya melamin
(butiran-butiran zat pigmen) pada akar rambut. Tidak ada cara lain untuk
menanggulangnya kecuali dengan cara mewarnai. Tapi pastikan perawatan rambut
setelah pengecatan harus dilakukan dengan benar supaya rambut tidak rusak

g. Alopecia/kebotakan

Akar rambut yang kurang kuat dapat mengakibatkan kerontokan rambut selain itu
penggunaan sampo yang tidak sesuai, stess dan mengikat rambut terlalu kencang
juga merupakan sumber masalah kerontokan rambut

Kehilangan rambut yang terjadi secara cepat,yang dapat terjadi secara autoimmun,
hormonal,genetik,dan stress emosional.Adapun tipe-tipe Alopesia yaitu :

Adapun jenis-jenis alopesia sebagai berikut:

1. Alopesia androgenik

Alopesia androgenik (juga dikenal sebagai androgenetic alopecia, alopecia


androtesticleas, male pattern baldness, common baldness) merupakan sebuah
bentuk umum kehilangan rambut pada laki-laki dan perempuan.

2. Alopesia areata

Kehilangan rambut yang cepat dan komplit sehingga terbentuk bercak satu atau
lebih, berupa bulatan atau oval, biasanya dikepala dan tempat berambut lain.

3. Alopesia prematur

Sering terjadi pada pria berumur dua puluhan dan disertai dermatitis seboroika
yang berat.

Sindrom alopesia androgenik mempunyai prevalensi yang tinggi akhir-akhir ini.


Alopesia androgenik merupakan tipe kebotakan yang paling banyak, sekitar 50-
80% dialami laki-laki kaukasia. Pada wanita sekitar 20-40% populasi. Banyak
pria usia muda yang mengalami penipisan rambut kronis dan menjadi botak
sebelum masanya.

Angka kejadian pada laki-laki sekitar 50% dan pada perempuan biasanya terjadi
usia lebih dari 40 tahun. Dilaporkan 13% dari perempuan premenopause
menderita alopesia androgenik, namun, insidennya sangat meningkat setelah
menopause. Menurut beberapa penulis, 75% dari perempuan yang berumur lebih
dari 65 tahun kemungkinan menderita alopesia androgenik. Insiden tertinggi pada
orang kulit putih, kedua di Asia dan Afrika-Amerika, dan terendah pada penduduk
asli Amerika dan Eskimo. Hampir semua pasien memiliki onset sebelum usia 40
tahun, walaupun banyak pasien (baik laki-laki dan perempuan) menunjukkan
bukti gangguan pada usia 30 tahun.

Sehingga dari peryataan-peryataan diatas penulis tertarik mengangkat makalah


yang berjudul alopesia androgenik.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai berikut:

1. Keadaan Fisiologik

a. . Hormon

Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan kortikosteroid.


Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat pada wanita daripada pria.
Hormon androgen dapat merangsang dan mempercepat pertumbuhan dan
menebalkan rambut di daerah janggut, kumis, ketiak, kemaluan, dada, tungkai
laki-laki, serta rambut-rambut kasar lainnya. Namun, pada kulit kepala penderita
alopesia androgenetik hormon androgen bahkan memperkecil diameter batang
rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita
aktivitas hormon androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon
estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang
anagen. (Soepardiman, Lily. 2010)

b. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein dan


kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan
pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin
B12, asam folat, asam animo, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi
juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.

(Soepardiman, Lily. 2010)

c. Kehamilan

Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih
dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10%.
(Kusumadewi, dkk.2002)

d. Masa balig

Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat pertumbuhan
rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru akan rontok.
(Kusumadewi, dkk.2002)

e. Kelahiran

Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang ibu
dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai nilai
telogen 35%.

f. Masa baru lahir

Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen, maka
beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang disusul
dengan pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua kehidupannya.
g. Masa menjadi tua

Wanita dan pria sama-sama menderita kerontokan rambut karena usia lanjut.
Kerontokan dimulai di ubun-ubun, dahi, dan pelipis, lalu bergeser ke belakang. Di
bagian-bagian ini fase anagen rambut menjadi singkat, rambut lebih cepat rontok
dan rambut halus tumbuh sebagai gantinya (Kusumadewi, dkk), folikel rambut
mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut lepas lebih cepat
dan densitas rambut juga berkurang. (Pusponegoro, Erdina

H.D. 2002)

h. Vaskularisasi

Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun bukan


merupakan penyebab primer dari gangguan pertumbuhan rambut, karena destruksi
bagian 2/3 bawah folikel sudah berlangsung sebelum susunan pembuluh darah
mengalami perubahan. (Suling, Pieter L)

2. Keadaan Patologik

a. Peradangan sistemik/setempat

Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi dan
folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu mata
(madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan
rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut
moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan
menyebabkan kerontokan maupun kerusakan batang rambut. Infeksi akut lainnya
seperti demam tinggi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut. Mekanisme
Universitas Sumatera Utaraterjadinya kerontokan setelah demam karena
percepatan fase anagen ke telogen.

b. Obat
Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan
kerontokan, umumnya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan,
vinkristin, dan obat antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau
kumarin dapat mempercepat terjadinya perubahan folikel anagen ke dalam fase
telogen dalam jumlah besar, sehingga menyebabkan effluvium telogen. Logam
berat yang akan terikat pada grup sulfhidril dalam keratin antara lain talium,
merkuri dan arsen juga bisa mempengaruhi pertumbuhan rambut. (Soepardiman,
Lily.dkk 2010)

c. Mekanis

Mencabut rambut gada atau melukai folikel rambut akan mempercepat terjadinya
masa anagen dengan mempersingkat masa telogen.

d. Kelainan endokrin

Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut, menambah atau

mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan mengecilnya


diameter rambut

e. Penyakit kronis

Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis, kecuali terdapat

kekurangan protein dalam jumlah besar.

F. Fase-fase pertumbuhan rambut

Pertumbuhan rambut adalah sebuah siklus dan proses asynchronous. Kesehatan


rambut mengalami tiga fase yang kembali terjadi dalam siklus. Pada orang dengan
rambut sehat sekitar 85% dari rambut berada di anagen, 1% di catagen, dan 14%
pada fase telogen pada waktu tertentu.
c The anagen atau fase pertumbuhan

Selama anagen atau fase pertumbuhan, sel-sel matriks membelah dengan cepat
dan bergerak ke atas bola rambut di mana mereka menjadi sel-sel rambut dan
batang rambut sarungnya, yaitu medula, korteks dan kutikula.Diferensiasi akhir
sel terjadi dalam zona keratinizing. Proses ini diakhiri dengan produksi keratin,
komponen utama dari batang rambut, dan keratinization lengkap dari sel-sel akar
rambut. Anagen fase yang berlangsung antara tiga dan delapan tahun.

c The catagen atau fase transisi

Dalam fase transisi catagen atau pembagian pembentuk sel-sel rambut secara
bertahap berakhir. Bohlam rambut memisahkan dari papila dermal, dan kematian
sel terprogram dimulai. Folikel rambut menyusut sepertiga dari panjang
sebelumnya dan bermigrasi menuju permukaan kulit kepala. Catagen fase yang
berlangsung 2 sampai 3 minggu.

c The telogen atau fase istirahat

Rambut rontok di fase telogen atau beristirahat, baik secara aktif atau pasif seperti
rambut yang baru tumbuh mendorong keluar yang lama. Sekarang folikel
bergerak lebih dalam ke dermis dan di dermal papila, sampai sekarang direduksi
menjadi sebuah bola sel, anagen lain fase pertumbuhan rambut baru dimulai. Pada
fase telogen berlangsung selama dua sampai empat bulan

G. Konsep dasar penyakit alopesia androgenetika

1. Pengertian

Alopesia ini timbul pada pria usia 30-40 tahun atau lebih, berupa keguguran
rambut bertahap dari bagian verteks dan frontal.garis rambut anterior berangsur
masuk ke dalam ( mundur), sehingga dahi terlihat bertatmbah lebar. ( prof. Dr.
Marwali Harahap,200 hal 164 ).
Alopesia atau kerontokan rambut dapat terjadi akibat banyak keadaan seperti
infeksi kulit kepala, pemakaian obat pewarna rambut, penambahan usia,
pemakaian obat-obatan dan perubahan kadar hormon androgen. Alopesia
andrgogenetik dapat terjadi pada laki-laki dan wanita. Meskipun kebotakan pola
laki-laki lazim dijumpai, wanita dapat pula mengalami kerontokan rambut dengan
pola yang sama. Karena rambut merupakan bagian tubuh yang sangat visible dan
menjadi bagian dari citra tubuh serta harga diri seseorang, kerontokan rambut
dapat \menimbulkan permasalahan emosional dan social yang cukup serius bagi
laki-laki maupun perempuan. (Smeltzer & Bare, 2001 hal : 1907)

Alopesia androgenik (juga dikenal sebagai androgenetic alopecia, alopecia


androtesticleas, male pattern baldness, common baldness) merupakan sebuah
bentuk umum kehilangan rambut pada laki-laki dan perempuan.

Alopesia Androgenik adalah gangguan yang sangat umum yang mempengaruhi


baik laki-laki dan perempuan. Insiden ini umumnya dianggap lebih besar pada
laki-laki daripada perempuan, meskipun beberapa bukti menunjukkan bahwa
perbedaan insiden merupakan cerminan dari ekspresi berbeda pada pria dan
wanita. Kebotakan pada laki-laki (alopesia androgenik) dianggap normal pada
laki-laki dewasa.

Jika di lihat dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa alopesia
androgenetik adalah suatu gangguan yang bersifat umum ditandai dengan
hilangnya rambut, dan dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.

2. Etiologi

Mekanisme yang tepat untuk terjadinya alopesi androgenik ini belum jelas,tetapi
diduga alopesia ini disebabkan stimulasi hormon androgen terhadap folikel
rambut yang mempunyai predisposisi. Predisposisi ini dipengaruhi faktor genetik
dan faktor peningkatan usia. ( prof. Dr. Marwali Harahap, 2000 hal : 165 ).
3. Patofisiologi

Alopesia Androgenetik disebabkan oleh efek Hormon – hormon Androgenik yang


mempengaruhi pertumbuhan rambut kepala pada Pria dan Wanita yang rentan
secara Genetik.Folikel-folikel yang membentuk rambut terminal perlahan-lahan
berubah menjadi folikel yang mirip Velus.;pada tahap-tahap akhir ,folikel
akhirnya menjadi atropik,Alopesia Androgenetik diatur oleh satu Gen autosomal
dominan,terbatas jenis kelamin,yang dapat terekspresi tak lengkap akibat faktor-
faktor poligenik yang mengubahnya.

4. Manifestasi klinis

Adapun gejala klinis alopesia androgenik menurut hamilton:

Tipe I : rambut masih penuh

Tipe II : tampak pengurangan pada rambut pada kedua bagian temporal

Tipe III : Border line

Tipe IV : pengurangan rambut daerah frontotemporalt

Tipe V : tipe IV yang menjadi lebih berat

Tipe VI : seluruh kelainan menjadi satu

Tipe VII : alopesia luas di batasi pita rambut jarang

Tipe VIII : alopesia frontotemporal menjadi satu dengan bagian vertex

5. Prognosis

Prognosis kebotakan (alopesia) tergantung penyebabnya. Namun, prognosis


androgenetik alopesia tidak diketahui. Pada umumnya lebih mudah rambut rontok
daripada rambut tumbuh.
6. Diagnosis banding

a. Alopesia Areata : Penyebabnya belum diketahui, namun sering dihubungkan


dengan adanya infeksi fokal, kelainan endokrin dan stres emosional. Gejala klinis
ditandai adanya bercak dengan kerontokan rambut pada kulit kepala, alis, janggut,
dan bulu mata.(2,18)

b. Trikotilomania : Alopesia neurosis, rambut ditarik berulang kali sehingga


putus. Sering pada gadis yang mengalami depresi. Kulit kepala normal tanpa
peradangan atau parut.(2)

c. Tinea Kapitis : Kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh
spesies dermatofita seperti T. rubrum, T. Mentagrophytes, M. gypseum. Gejala ini
ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kadang
terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion.(3,16,18)

d. Telogen Efluvium : adanya kerontokan rambut terlalu cepat dan terlalu banyak
pada folikel rambut yang normal. Kelainan ini terjadi karena adanya rangsangan
yang mempercepat fase anagen menjadi fase telogen. Keadaan ini terjadi pada
pascapartum,pascanatal, stress, pascafebris akut.

7. Komplikasi

Rambut rontok dapat menyebabkan gangguan kosmetik, mempengaruhi secara


psikologis (kecemasan) dan jarang monosymptomatic hypochondriasis. Kulit
kepala botak mudah terpapar sinar matahari (sinar ultraviolet), dan menimbulkan
Multipel Actinic Keratosis.

8. Penatalaksanaan

a. Medis
1) Preparat topikal minoksidil 2 % (Rogaine)

(Olsen, 1994 dalam Smeltzer & Bare, 2001 hal : 1908).

2) Preparat tropikal tretinoin

3) Transplantasi Rambut

4) Punch grafting

5) Sclep reduction atau pengurangan kulit kepala

( prof. Dr. Marwali Harahap,2000 hal 165 )

b. keperawatan

9. Pemeriksaan penunjang

a. Analisis laboratorium dehydroepiandrosterone (DHEA)-sulfate dan testosteron


perlu dilakukan, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan kelebihan
hormon androgen dengan alopesia androgenik.

b. Biopsi jarang dibutuhkan untuk membuat diagnosis. Jika satu spesimen biopsi
diperoleh, itu umumnya dipotong melintang jika pola alopesia dicurigai.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


RAMBUT : ALOPESIA ANDROGENETIKA

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan menurut Raharyani (1990), Anemnesis dilakukan untuk
mengklasifikasikan suatu pemahaman sehingga perlu ada kesepakatan antara
pemeriksa dan pasien. Wawancara harus efektif dan harus memahami perasaan
pasien sehingga pasien lebih terbuka. Dibawah ini adalah wawancara pada pasien
gangguan sistem integumen, sebagai data fokus.

1. Identitas

2. Keluhan utama

3. Riwayat penyakit sekarang

a. Kapan pasien pertama kali mengetahui masalah rambut ini?

b. Apa ada gejala yang lain?

c. Pada rambut bagian mana tempat pertama kali terkena?

d. Apakah terdapat kerontokan?

e. Apakah masalah tersebut menjadi bertambah parah pada waktu tertentu?

f. Apakah pasien dapat menjelaskan bagaimana kelainan tersebut berawal?

g. Obat-obatan apa yang anda gunakan?

4. Riwayat penyakit dahulu

Apakah masalah penyakit rambut yang dideritanya pernah terjadi sebelumnya?

5. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada diantara anggota keluarga anda yang mengalami masalah rambut
seperti ini?

6. Riwayat psikososial

7. Kebiasaan sehari-hari

8. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi

Pasien berada dalam ruangan dalam penerangan yang baik.

1) Catat warna rambut klien

2) Lesi yang abnormal

3) Mobilitas kondisi rambut

4) Gejala gatal-gatal

5) Kerontokan rambut

b. Palpasi

Dalam melakukan tindakan ini pemeriksa harus menggunakan sarung tangan.


Tindakan ini dimaksudkan untuk memeriksa:

1) Sibak rambut klien untuk melihat distribusi

2) Tekstur rambut

3) kerontokan

B. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan konsep diri (body image) b.d perubahan penampilan fisik

2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penyakit (alopesia


androgenetik)

3. Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan


b.d kurang pemajanan, kesalahan interpretasi, kurang informasi

C. Rencana Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & K.H Intervensi Rasional


1. Gangguan konsep diri (body image) berhubungan dengan perubahan fisik.

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3×24 jam, diharapkan


tidak terjadi gangguan body image. Dengan KH:

Menyatakan penerimaan situasi diri

Bicara dengan keluarga/orang terdekat tentang situasi , perubahan yang terjadi

Membuat tujuan realitas/ rencana untuk masa depan

Memsukan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri negatif

a. Kaji makna kehilangan / perubahan pada pasien/ orang terdekat.

b. Berikan harapan dalam parametrer situasi individu: jangan memberikan


keyakinan yang salah

c. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorongan usaha untuk


mengikuti tujuan rehabilitasi.

d. Berikan pendidikan kesehatan tentang bagaimana keluarga dapat membantu


pasien.

e. Kolaborasi dengan keluarga untuk memberikan motivasi pada pasien. a.


Mengetahui perasaan yang pasien alami berhubungan dengan penyakitnya.

b. Meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk enyusun


tujuan dan rencana masa depan berdasarkan realita.

c. Kata-kata penguat dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.

d. Meningkatkan pengetahuan pasien ataupun keluarga tentang penyakit pasien.


Mempertahankan/membuka garis komunikasi dan memberikan dukungan terus-
menerus pada pasien.

2. Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan kurang pemajanan, kesalahan interpretasi, kurang informasi.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam di harapkan pasien


dapat mengerti tentang penyakit dan pengobatan yang berhubungan dengan
penyakitnya.

Dengan kriteria hasil :

pasien mengerti dan paham tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan.

pasien dapat mengerti tentang tindakan pengobatan dan terapi

melakukan perubahan pola hidup tertentu dan berpartisipasi dalam program


pengobatan. a. Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang.

b. ajarkan bagaimana perawatan pada rambutnya yang mengalami kerontokan.

c. penkes tentang alopesia. a.Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat


membuat pilihan berdasarkan informasi.

b. Agar klien dapat merawat rambutnya

c. Agar klien mengetahui tentang alopesia, penyebab, tanda dan gejala dan
pengobatannya
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penyakit (alopesia ).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tidak
tejadi kerusakan pada integritas kulit kepala klien dengan criteria hasil :

– Tidak terjadi iritasi pada kulit kepala klien

– kepala tidak terasa gatal.

– pasien tampak nyaman.

a.Kaji keadaan kulit kepala

b.Anjurkan klien menggunakan pelindung kepala ( topi / rambut palsu ).

c.Berikan penkes tentang bahaya sinar UV

d. Kolaborasi dengan dokter kulit. a.Untuk mengetahui keadaan kulit kepala klien

b. Untuk memberikan perlindungan pada kepala klien agar tidak terpapar sinar
matahari secara lansung.

c. Agar klien mengetahui bahaya sinar UV.

d.Untuk mencegah / mengetahui apakah kulit kepala klien terjadi gangguan atau
tidak.
DAFTAR PUSTAKA

E.Doenges,Marilynn dan Mary Frances, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan


Edisi 3.Jakarta.EGC.

Buxton Paul K.2003.ABC of Dermatology Fourth Edition.London:Publishing


Group Ltd.

NANDA Internasional.2012.Diagnosa Keperawatan 2012-2014.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai