Kelenjar yang terletak di bawah jakun ini bertugas mengatur berbagai sistem metabolisme
dalam tubuh sehingga perannya sangat penting bagi manusia.
Kinerja kelenjar tiroid dikendalikan oleh otak, tepatnya oleh kelenjar hipofisis (pituitary) dan
hipotalamus. Ketika tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan hormon tiroid, otak akan
merangsang kelenjar tiroid untuk menyesuaikan kinerjanya agar kadar hormon tersebut
kembali seimbang.
Kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi atau terlalu rendah yang terjadi dalam sebagian besar
kasus penyakit tiroid, dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti:
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah kondisi ketika jumlah hormon tiroksin yang diproduksi oleh kelenjar
tiroid terlalu sedikit, sehingga tubuh mengalami defisiensi. Kondisi ini lebih sering dialami
oleh wanita (terutama lansia di atas 60 tahun) dan memiliki gejala-gejala umum seperti:
konstipasi, kulit kering, lebih sensitif terhadap hawa dingin, kelelahan, lemas, serta kenaikan
berat badan tanpa sebab yang jelas.
Hipertiroidisme
Keadaan di mana kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dalam tubuh
disebut hipertiroidisme. Penyakit ini umumnya ditandai dengan detak jantung yang cepat atau
tidak beraturan (dada terasa berdebar), penurunan berat badan yang cepat, banyak
berkeringat, gelisah, serta suasana hati yang cepat berubah.
Penyakit gondok
Penyakit gondok adalah pembengkakan kelenjar tiroid yang terlihat sebagai benjolan di leher.
Apabila benjolan tersebut sudah menekan tenggorokan atau kerongkongan, bisa terjadi
perubahan suara, batuk, kesulitan bernapas dan menelan.
Nodul tiroid
Nodul tiroid adalah benjolan padat atau berisi air yang terbentuk dalam kelenjar tiroid.
Benjolan ini dapat berupa tumor jinak atau kista, dan jumlahnya juga bisa lebih dari satu.
Nodul tiroid jarang menyebabkan gejala, sehingga umumnya hanya terdeteksi saat
penderitanya menjalani pemeriksaan kesehatan umum. Namun apabila nodul yang tumbuh
berukuran besar, kondisi ini bisa menyebabkan kesulitan bernapas atau menelan.Terkadang
nodul tiroid dapat memproduksi hormon tiroksin sehingga menimbulkan gejala
hipertiroidisme.
Tes darah yang dianjurkan adalah evaluasi fungsi kelenjar tiroid. Pemeriksaan ini berfungsi
untuk mengukur kadar hormon tiroid dan TSH (thyroid-stimulating hormone) guna
menentukan kondisi hipertiroidisme atau hipotiroidisme yang dialami oleh pasien.
Dari pemeriksaan USG dan pemindaian isotop radioaktif, dapat diketahui ukuran serta jenis
benjolan yang dialami pasien. Sementara dengan biopsi melalui aspirasi jarum halus dapat
diketahui jenis sel yang ada dalam benjolan.
Setelah mengetahui jenis penyakit tiroid yang dialami pasien, dokter akan menentukan
tindakan pengobatan sesuai dengan penyakit tersebut. Selain itu, penentuan pengobatan juga
tergantung pada usia serta kondisi kesehatan pasien.
Terdapat tiga cara yang biasanya dilakukan dalam penanganan penyakit tiroid, yaitu
pemberian obat-obatan, terapi ablasi iodium radioaktif, dan/atau prosedur operasi. Terapi
ablasi iodium biasanya dilakukan pada kasus hipertiroidisme yang sulit terkontrol dengan
pemberian obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan memiliki fungsi yang berbeda-beda, tergantung dari jenis
penyakit tiroid yang dialami. Fungsi obat-obatan dan terapi radioaktif umumnya adalah
untuk:
Pemberian obat-obatan juga ditujukan untuk mengatasi gejala lain yang timbul pada
hipertiroidisme, seperti detak jantung yang meningkat atau dada berdebar.
Operasi yang biasanya dilakukan pada penyakit tiroid adalah operasi pengangkatan kelenjar
tiroid atau tiroidektomi. Prosedur ini bisa dilakukan untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar atau benjolan yang terdapat di dalam kelenjar.
Sebagian besar penyakit tiroid tidak membahayakan penderitanya dan dapat dikendalikan
melalui penanganan medis. Tetapi jika dibiarkan, terdapat risiko untuk berkembang menjadi
kanker tiroid yang dapat mengancam nyawa.
Anatomy thyroid
Karsinoma folikuler – Jenis kanker satu ini biasanya ditemukan pada 15 persen dari
semua kasus. Orang-orang lansia atau manulalah yang biasanya mengalami kanker
ini.
Karsinoma papiler – Jenis kanker ini merupakan yang paling umum karena pada 60
persen kasus, kanker inilah yang diidap oleh kebanyakan orang tersebut. Khusus jenis
ini, wanita dengan usia 40 tahun ke bawahlah yang biasanya terpengaruh.
Karsinoma tiroid anaplastik – Jenis satu ini adalah yang terjarang dijumpai, tapi
justru memiliki tingkat agresivitas paling tinggi. Kasus kanker tiroid ini hanya ada
sekitar 5 persen dari kasus kanker tiroid yang pernah ada. Yang cenderung mengidap
kanker ini adalah yang sudah berumur 60 tahun lebih.
Karsinoma medular tiroid. Jenis kanker ini bila dilihat dari seluruh kasus kanker
tiroid yang ada hanya terjadi sekitar 5-8 persen. Tak kalah jarang memang dari
karsinoma tiroid anaplastik, tapi kanker ini dapat menjadi penyakit genetik alias dapat
diturunkan dalam satu keluarga. Hal tersebut adalah yang membuat kanker ini beda
dari jenis kanker tiroid lain.
Yang paling utama di sini gejalanya adalah timbulnya benjolan secara tiba-tiba tepat di leher,
biasanya pada area depan dan berada tepat di bawah jakun. Walau tidak akan terasa sakit, ini
perlu diwaspadai dan terus diawasi karena merupakan tahap awal dari kanker tiroid itu
sendiri. Kanker tiroid pada dasarnya cukup jarang memunculkan gejala dan malah pada
sebagian kasus, penderitanya tidak mengalami gejala.
Gejala lain dari kanker tiroid adalah pembesaran pada kelenjar getah bening atau terjadi
bengkak pada bagian leher. Tanda ini tidak ada kaitannya dengan nodul tiroid, namun gejala
pembesaran di kelenjar getah bening perlu diwaspadai. Cobalah untuk merasakan adanya
perbedaan di bawah rahang.
Pada umumnya gejala seperti ini muncul ketika mengalami demam dan radang atau sakit
tenggorokan. Saat infeksinya sudah hilang, kelenjar getah bening yang tadinya membesar
otomatis akan ikut mengempis dan kembali normal.
3. Sulit Menelan
Tiroid ada pada bagian atas trakea tenggorokan di mana bila kanker mengalami pertumbuhan
dan perkembangan di bagian tersebut, maka tekanan akan muncul di bagian trakea. Otomatis
dengan demikian kita akan merasa tidak nyaman saat menikmati makanan.
4. Sulit Bernapas
Munculnya tekanan yang ada pada trakea karena perkembangan kanker tiroid tadi tak hanya
membuat kita sulit dalam menelan. Ada kesulitan juga saat melakukan proses pernapasan di
mana ini kemudian dapat menjadikan napas pendek.
5. Suara Serak
Diketahui bahwa kelenjar tiroid tepat berada pada bagian bawah laring atau yang kita sebut
dengan kotak suara kita. Nodul tiroid yang kemungkinan adalah kanker tiroid dapat menekan
pada kotak suara sehingga akan menyebabkan perubahan pada suara. Bila suara Anda
mendadak berubah serak padahal tidak menderita batuk atau semacamnya.
7. Sakit Tenggorokan
Kondisi ini ada miripnya dengan saat kita merasakan nyeri pada leher. Bila tidak mengidap
flu atau batuk tapi tenggorokan terasa sakit, bisa jadi ini gejala awal adanya kanker tiroid.
Rasa sakit yang bertahan terlalu lama dan tidak sembuh-sembuh pun cukup mencurigakan.
Setelah mengalami kesulitan menelan dan bernapas hingga bahkan perubahan suara,
terkadang batuk pun menyertai gejala-gejala tersebut. Terkadang batuk yang konstan sering
dianggap batuk biasa, apalagi ditambah dengan kondisi tenggorokan yang sakit. Namun ini
kemungkinan juga bukan sekadar radang tenggorokan biasa kalau ada beberapa gejala
abnormal lainnya.
9. Nyeri di Telinga
Telinga pun dapat mengalami rasa nyeri di mana ini menjadi bagian dari gejala kanker tiroid.
Biasanya rasa sakit yang dirasakan pada bagian telinga adalah efek dari rasa sakit yang ada di
leher. Jadi, terjadi perambatan nyeri hingga ke bagian alat pendengaran kita. Hanya saja,
gejala ini termasuk jarang dialami oleh penderita kanker tiroid.