This entry was posted on 8 Februari 2011, in Meteorologi. Bookmark the permalink. 12
Komentar
Pendahuluan
Udara mengandung uap air yang banyaknya tidak tetap. Uap air berasal dari berbagai sumber,
antara lain dari penguapan laut, penguapan sungai, penguapan danau dan penguapan dari
tumbuh-tumbuhan. Untuk menyatakan kadar uap air di dalam udara digunakan istilah
kelembaban. Banyaknya uap air di dalam udara tergantung pada faktor-faktor tertentu, antara
lain ketersediaan air dan sumber uap, suhu udara, tekanan udara dan angin.
Dalam kehidupan sehari-hari, kelembaban udara adalah sesuatu yang sangat penting, karena
akan sangat mempengaruhi suhu udara. Di dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar
uap air dalam udara disebut kelembaban. Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada suhu
udara setempat. Kelembaban udara adalah presentase kandungan uap air di dalam udara.
Kelembaban udara juga ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara.
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara
ini merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu sekitar 2 % dari jumlah
massanya. Walaupun kecil, uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting
ditinjau dari segi cuaca dan iklim.
Landasan Teori
Kandungan uap air dalam atmosfer dapat dihitung dengan berbagai cara dengan menentukan
tekanan uap air (actual vapor pressure) dan tekanan uap air jenuh (saturation vapor pressure).
Salah satunya dengan menggunakan unsur suhu udara (dry-bulb temperature) dan suhu bola
basah (wet-bulb temperature). Tekanan uap dinyatakan dalam satuan millibar (mb) maupun
hectoPascal (hPa).
Dengan menghitung tekanan uap air dan tekanan uap air jenuh, selanjutnya dapat diperoleh
nilai dari kelembaban udara (relative humidity) dan suhu titik embun (dewpoint temperature).
Untuk menentukan tekanan uap air jenuh digunakan unsur tekanan udara pada lokasi
pengamatan. Tabel RH dan Tabel DewPoint yang biasa digunakan di lingkungan BMKG
menggunakan Tekanan Udara Standar dengan nilai 1013 mb.
Titik embun adalah ukuran kelembaban. Jika udara didinginkan, energi yang cukup pada
akhirnya mengubah uap air menjadi embun. Suhu dimana mulai terkondensasi adalah titik
embun. Ketika kelembaban mencapai 100 %, suhu titik embun selalu sama suhu udara.
Semakin besar perbedaan suhu udara dan suhu titik embun, semakin rendah pula kelembaban
udara.
Ukuran untuk menyatakan jumlah uap air yang digunakan dalam tulisan ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
Biasanya disebut sebagai suhu udara, merupakan istilah yang umum digunakan. Ketika orang
menyebut suhu udara, biasanya mereka mengacu pada temperatu bola kering. Disebut suhu
bola kering karena dalam mekanisme kerjanya tidak terpengaruh oleh kelembaban udara.
Suhu bola kering dapat diukur dengan menggunakan termometer normal yang terkena udara
bebas, tetapi terlindung dari radiasi dan kelembaban. Satuan suhu yang biasa digunakan
adalah derajat Celcius (oC), derajat Fahrenheit (oF) dan satuan Kelvin (K). titik Nol pada
Kelvin setara dengan 273 oC.
Suhu bola basah adalah temperatur adiabatik yang jenuh. merupakan suhu yang
ditunjukkan oleh thermometer bola basah yang terkena aliran udara. Diukur
menggunakan thermometer yang terbungkus kain kasa basah. Penguapan
adiabatik dari air pada thermometer dan akibat pendinginan yang ditunjukkan
untuk membaca bahwa suhu lebih basah dibanding dari suhu kering di udara.
Tingkat penguapan dari kain kasa yang basah pada thermometer dan perbedaan
antara suhu bola kering dan suhu bola basah tergantung pada kelembaban
udara. Penguapan berkurang ketika udara mengandung uap air lebih banyak.
Suhu bola basah selalu lebih rendah dibanding suhu bola kering, namun akan identik dengan
kelembaban relatif 100 % dimana suhu udara berada pada titik jenuh.
Kelembaban Udara
Perbandingan dari tekanan uap air dan tekanan uap air jenuh yang dinyatakan dalam
prosentase
Data
Data-data yang digunakan diambil dari data iklim dari Stasiun Klimatologi Kediri – NTB dan
Stasiun Meteorologi Selaparang Mataram, berupa data :
Rentang data yang diambil adalah data obervasi dalam 1 hari, dimana data dari masing-
masing mempunyai jam pengamatan yang berbeda. Tergantung dari jam operasional dari
setiap stasiun. Data 12 jam untuk Stasiun Klimatologi Kediri dan 24 jam untuk Stasiun
Meteorologi Selaparang Mataram.
Metode
Untuk mempermudah dalam perhitungan, digunakan format dalam file xls atau sejenisnya
yang selanjutnya akan dikomparasi dengan hasil dari tebel-tabel pembanding. Adapun
formatnya adalah sebagai berikut :
Hanya dengan memasukkan data suhu bola kering, suhu bola basah dan tekanan di stasiun,
selanjutnya proses penentuan tekanan uap air, tekanan uap air jenuh akan otomatis dan juga
akhirnya akan menentuka nilai dari kelembaban udara dan suhu titik embun.
Dengan bantuan aplikasi perangkat lunak HyBMG, dibuat grafik pengujian antara data
observasi dengan data hasil percobaan, sehingga mengetahui tingkat keakuratan data hasil
percobaan dengan data hasil obervasi.
Pembahasan