COB EDH
RSD Dr. SOEBANDI JEMBER
Disusun Oleh:
1. Fatimtus Zahroh
2. Gayuh Widia U.
3. Rista Septia
4. Nur Fadalia
5. Yazid Bustamil
6. Sandi Dwi F
7. Vivin Nurmauliana
Mahasiswa
Kepala Ruangan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas
segala limpahan rahmat dan hidayahNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala
rintangan demi umat manusia, yakni Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan seminar kasus ini adalah untuk memenuhi tugas
paraktek profesi ners di RSD Dr. Soebandi Jember, kami susun dalam bentuk kajian
ilmiah dengan judul “seminar asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur
temporal dan edh Rsd dr. Soebandi jember” dan dengan selesainya penyusunan seminar
kasus ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Hendro Soelistijo., MM.Kes selaku Direktur Utama RSD Dr. Soetomo
Jember
2. Endang S. S.Kep.,Ns selaku Kabit RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3. Sogito Trigunanto S.Kep.Ns. MM.Kes selaku kepala ruang IGD dan
Pembimbing ruangan RSD Dr. Soebandi Jember
4. Ahmad Khusyairi S.Kep.Ns., M.kep selaku pembimbing akademik Profesi Ners
STIKES Hafshawaty pesantren Zainul Hasan probolinggo.
5. Para Rekan- Rekan Kelompok Besar Penyusun Asuhan Keperawatan Seminar
Kegawat Daruratan RSD Dr. Soebandi Jember.
Pada akhirnya atas penulisan materi seminar ini kami menyadari bahwa
sepenuhnya belum sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap
kritik dan saran dari pihak dosen dan para CI ruangan di RSD Dr. Soebandi Jember
untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi seminar kasus ini.
Jember, Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep EDH
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi ................................................................
2.1.2 Definisi .......................................................................................
2.1.3 Klasifikasi....................................................................................
2.1.4 Etiologi........................................................................................
2.1.5 Patofisiologi.................................................................................
2.1.6 Manifestasi Klinis........................................................................
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang...............................................................
2.1.8 Penatalaksanaan...........................................................................
2.1.9 Komplikasi...................................................................................
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Asuhan Keperawatan Kasus
3.2.1 Pengkajian ..................................................................................
3.2.2 Diagnosa Keperawatan................................................................
3.2.3 Intervensi Keperawatan........................................................ .......
3.2.4 Implementasi Keperawatan...........................................................
3.2.5 Evaluasi Keperawatan............................................................. .... .
BAB 4 PEMBAHASAN JURNAL..........................................................
4.1 Fenomena .................................................................................
4.2 Teori................................................................................................
4.3 Opini...............................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 52
5.2 Saran.......................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
3. Etiologi
Cidera kepala paling sering akibat dari trauma. Mekanisme terjadinya cidera
kepala berdasarkan terjadinya benturan terbagi menjadi beberapa menurut Nurarif
dan Kusuma (2013) yaitu sebagai berikut:
a. Akselerasi
Jika benda bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada orang yang
diam kemudian dipukul atau dilempari batu.
b. Deselerasi
Jika kepala bergerak membentur kepala yang diam, misalnya pada kepala
yang terbentur benda padat.
c. Akselerasi-deselerasi
Terjadi pada kcelakaan bermotor dengan kekerasan fisik antara tubuh dan
kendaraan yang berjalan
d. Coup-counter coup
Jika kepala terbentur dan menyebabkan otak bergerak dalam ruang
intracranial dan menyebabkan cedera pada area yang berlawanan dengan yang
terbentur dan area yang pertama terbentur
e. Rotasional
Benturan yang menyebabkan otak berputar dalam rongga tengkorak, yang
mengakibatkan meregang dan robeknya pembuluh darah dan neuron yang
memfiksasi otak dengan bagian dalam tengkorak
5. Patofisiologi
Berdasarkan patofisiologinya cedera kepala dapat digolongkan menjadi 2 proses
yaitu cedera kepala primer dan cedera kepala sekunder.Cedera otak primer adalah
cedera yang terjadi saat atau bersamaan dengan kejadian trauma dan merupakan
suatu fenomena mekanik. Umumnya menimbulkan lesi permanen. Tidak banyak
yang bisa dilakukan kecuali membuat fungsi stabil, sehingga sel-sel yang sedang
sakit bisa mengalami proses penyembuhan yang optimal. Cedera primer, yang
terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak, laserasi
substansi alba, cedera robekan atau hemoragi karena terjatuh, dipukul, kecelakaan
dan trauma saat lahir yang bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pada seluruh
sistem dalam tubuh.
Cedera otak sekunder merupakan hasil dari proses yang berkelanjutan sesudah
atau berkaitan dengan cedera primer dan lebih merupakan fenomena metabolik
sebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi
serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera. Cidera kepala terjadi karena
beberapa hal diantanya, bila trauma ekstrakranial akan dapat menyebabkan adanya
leserasi pada kulit kepala selanjutnya bisa perdarahan karena mengenai pembuluh
darah. Karena perdarahan yang terjadi terus- menerus dapat menyebabkan hipoksia,
hiperemi peningkatan volume darah pada area peningkatan permeabilitas kapiler,
serta vasodilatasiarterial, semua menimbulkan peningkatan isi intrakranial, dan
akhirnya peningkatan tekanan intrakranial (TIK), adapun, hipotensi namun bila
trauma mengenai tulang kepala akan menyebabkanrobekan dan terjadi perdarahan
juga. Cidera kepala intrakranial dapat mengakibatkan laserasi, perdarahan dan
kerusakan jaringan otak bahkan bisa terjadi kerusakan susunan syaraf kranial
terutama motorik yang mengakibatkan terjadinya gangguan dalam mobilitas.
6. Penatalaksanaan
a. Perawatan sebelum ke Rumah Sakit
1) Stabilisasi terhadap kondisi yang mengancam jiwa dan lakukan terapi suportif
dengan mengontrol jalan nafas dan tekanan darah.
2) Berikan O2 dan monitor
3) Berikan cairan kristaloid untuk menjaga tekanan darah sistolik tidak kurang dari
90 mmHg.
4) Pakai intubasi, berikan sedasi dan blok neuromuskuler
5) Stop makanan dan minuman
6) Imobilisasi
7) Kirim kerumah sakit.
b. Perawatan di bagian Emergensi
1) Pasang oksigen (O2), monitor dan berikan cairan kristaloid untuk
mempertahankan tekanan sistolik diatas 90 mmHg.
2) Pakai intubasi, dengan menggunakan premedikasi lidokain dan obat-obatan
sedative misalnya etomidate serta blok neuromuskuler. Intubasi digunakan
sebagai fasilitas untuk oksigenasi, proteksi jalan nafas dan hiperventilasi bila
diperlukan.
3) Elevasikan kepala sekitar 30O setelah spinal dinyatakan aman atau gunakan posis
trendelenburg untuk mengurangi tekanan intra kranial dan untuk menambah
drainase vena.
4) Berikan manitol 0,25-1 gr/ kg iv. Bila tekanan darah sistolik turun sampai 90
mmHg dengan gejala klinis yang berkelanjutan akibat adanya peningkatan
tekanan intra kranial.
5) Hiperventilasi untuk tekanan parsial CO2 (PCO2) sekitar 30 mmHg apabila sudah
ada herniasi atau adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (ICP).
6) Berikan phenitoin untuk kejang-kejang pada awal post trauma, karena phenitoin
tidak akan bermanfaat lagi apabila diberikan pada kejang dengan onset lama atau
keadaan kejang yang berkembang dari kelainan kejang sebelumnya.
c. Terapi obat-obatan:
1) Gunakan Etonamid sebagai sedasi untuk induksi cepat, untuk mempertahankan
tekanan darah sistolik, dan menurunkan tekanan intrakranial dan metabolisme
otak. Pemakaian tiophental tidak dianjurkan, karena dapat menurunkan tekanan
darah sistolik. Manitol dapat digunakan untuk mengurangi tekanan intrakranial
dan memperbaiki sirkulasi darah. Phenitoin digunakan sebagai obat propilaksis
untuk kejang – kejang pada awal post trauma. Pada beberapa pasien diperlukan
terapi cairan yang cukup adekuat yaitu pada keadaan tekanan vena sentral (CVP)
> 6 cmH2O, dapat digunakan norephinephrin untuk mempertahankan tekanan
darah sistoliknya diatas 90 mmHg.
2) Diuretik Osmotik
Misalnya Manitol : Dosis 0,25-1 gr/ kg BB iv.
3) Antiepilepsi
Misalnya Phenitoin : Dosis 17 mg/ kgBB iv, tetesan tidak boleh berlebihan dari
50 (Dilantin) mg/menit.
7. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Adapun pemeriksaan laboratorium darah yang berguna pada kasus cedera kepala
yaitu :
a) Hemoglobin sebagai salah satu fungsi adanya perdarahan yang berat
b) Leukositosis untuk salah satu indikator berat ringannya cedera kepala
yang terjadi.
c) Golongan Darah persiapan bila diperlukan transfusi darah pada kasus
perdarahan yang berat.
d) GDS memonitor agar jangan sampai terjadi hipoglikemia maupun
hiperglikemia.
e) Fungsi Ginjal memeriksa fungsi ginjal, pemberian manitol tidak boleh
dilakukan pada fungsi ginjal yang tidak baik.
f) Analisa Gas Darah PCO2 yang tinggi dan PO2 yang rendah akan
memberikan prognosis yang kurang baik, oleh karenanya perlu dikontrol
PO2 tetap > 90 mmHg, SaO2 > 95 % dan PCO2 30-50 mmHg. Atau
mengetahui adanya masalah ventilasi perfusi atau oksigenisasi yang dapat
meningkatkan TIK.
g) Elektrolit adanya gangguan elektrolit menyebabkan penurunan kesadaran.
h) Toksikologi mendeteksi obat yang mungkin menimbulkan penurunan
kesadaran.
2) Pemeriksaan Radiologi
a) CT Scan adanya nyeri kepala, mual, muntah, kejang, penurunan kesadaran,
mengidentifikasi adanya hemoragi, pergeseran jaringan otak.
b) Angiografi Serebral menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral seperti pergeseran
cairan otak akibat oedema, perdarahan, trauma.
c) EEG (Electro Encephalografi) memperlihatkan keberadaan/perkembangan
gelombang patologis.
d) MRI (Magnetic Resonance Imaging) mengidentifikasi perfusi jaringan otak,
misalnya daerah infark, hemoragik.
e) Sinar X mendeteksi adanya perubahan struktur tulang tengkorak.
f) Test Orientasi dan Amnesia Galveston (TOAG) untuk menentukan apakah
pasien trauma kepala sudah pulih daya ingatnya.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan
aliran darah ke otak
b) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler,
kompresi diafragma, ekspansi paru tidak maksimal
c) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi
sekret
d) Ketidakseimbangan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan penurunan kesadaran dan mual muntah yang
terus menerus
e) Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan,
penekanan reseptor nyeri
f) Resiko infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
tulang, jaringan kulit, otot, dan laserasi pembuluh darah
g) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah yang terus
menerus
h) Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kesadaran
i) Resiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
j) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi
sekret pada jalan napas
k) Resiko kerusakan integritas kulit berhubuingan dengan imobilisasi dalam
waktu yang lama
l) Nausea berhubungan dengan distress pada lambung
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
KEGAWADARURATAN TRAUMA
I. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ WNI
Alamat : Patrang, Jember
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Diagnosa medis : Fraktur temporal dan EDH
No RM : 246xxxx
II. DATA SUBJEKTIF
a. KELUHAN UTAMA
Pasien tidak sadar
b. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga pasien mengatakan psien pergi kerumah saudaranya, ketika
pasien hendak menyebrang pasien tidak meghidupkan lampu letting.
Kemudian ada motor lai dari belakang, munurut saksi pasien terjatuh
parah. Kemudian meminta pertolongan kepada supir pick up lalu dianter
ke RSD dr. Soebandi dan sampai jam 13.35 WIB
c. RIWAYAT PENYAKIT LALU
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit hipertensi
maupun diabetes melitus dan pasien juga tidak mempunyai alergi
makanan maupun obat-obatan.
III. DATA OBYEKTIF
a. Airway
Jalan napas paten, tidak ada benda asing, lidah tidak tertelan
b. Breathing
Tidak sesak, gerakan dad simetris
c. Circulation
TD: 168/ 113 mmHg, N: 109x/m, akral dingin, perdarahan pada
belakang kepala,
d. Disability
GCS: 2-1-3, reflek cahaya negatif, pupil an isokor, ukuran pupil 4mm/
2mm
e. Exposure
Terdapat luka robek pada belakang kepala, perdarahan ±200cc, fraktur
pada kress paint
f. Full vital sign
TD: 168/ 113 mmHg, N: 109 x/m, S: 36, R: 21x/m, SPO2: 100%
g. Give comfort
a. Posisi head up
b. Pagar bed terpasang
h. Head to too
1. Penampilan umum
Keadaaan umum lemah, kesadaran samnolen
2. Kepala dan leher
Terdapat luka robekan pada bagian kepala belakang, perdarahan ±
200cc, tidak ada defiasi trakea.
3. Mata
Tidak ikterik, tidak ada racoon eyes, Terdapat papila edema.
4. Telinga
Tidak ada otorea, tidak ada benda asing.
5. Hidung
Tidak ada linea, terpasang nasal canul 5 lpm.
6. Mulut
Tidak ada leserasi, mukosa bibir kering.
7. Abdomen
Tidak ada distensi abdomen, tidak ada lesi
8. Genetalia
Terpasang dower cateter produksi urin 400cc warna kuning jernih
9. Anus
Tidak ada hemoroid dan tidak ada kelainan
10. Muskuloskeletal
Kekuatan otot
11
11
11. Integumen
Akral hangat, turgor kulit kering, crt < 2 detik
12. Neurologi
1. Nervus olfaktorius : an respon
2. Nervus optikus : an respon
3. Nervus okulomotorik : an respon
4. Nervus troklearis : an respon
5. Nervus trigeminus : an respon
6. Nervus abdusen : an respon
7. Nervus vasialis : an respon
8. Nervus auditorius : an respon
9. Nervus glosofaringeal : an respon
10. Nervus vagus : an respon
11. Nervus aksesorius : an respon
12. Nervus hipoglosus : an respon
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT-Scan terdapat hematoma pada epidural
EKG sinus rythim
V. PENATALKASANAAN
1. Hand up 30 ͦ
2. Oksigenasi 5 lpm
3. Injeksi santagesik 1 gram
4. Injeksi cefriaxone 1 gram
5. Injeksi asam tranexsamat 500 mg
6. Injeksi ondansentron 8 mg
7. Injeksi ranitidin 50 mg
8. Pemasangan dower cateter
9. Pemberian infus Manitol 200cc
10. Pemberian infus Ns 1500 cc
ANALISA DATA
Nama : Tn S
No reg : 11090685
No Data Etiologi Masalah
keperawatan
Nama : Tn S
No reg : 11090685
No Data Etiologi Masalah
keperawatan
Post operasi
DO:
1. K/u cukup
2. Adanya flap di Inconuitas jaringan kulit
hidung kurang
lebih 5 cm,
merah kehitaman
Adanya insisi bedah
3. Terdapat jahitan
di hidung, kaki
kanan, tangan
kanan Kerusakana integritas jaringan
4. Luka di hidung
kurang lebih 5
cm
5. TD: 143/93
mmHg
6. N: 84/menit
7. S:36,3
8. RR: 20/menit
9. SpO2: 95
10. Heparin
5000 iu di drip
dalam Nacl 500
cc/ 24 jam
ANALISA DATA
Nama : Tn S
No reg : 11090685
No Data Etiologi Masalah keperawatan
DO : Post operasi
1. K/u cukup
2. Bedrest total Inconuitas jaringan
3. Takut kulit
bergerak
4. Kaku
5. Kekuatan Nyeri saat bergerak
otot
Pembatasan gerak
6. 5 5 pada pasien
5 5 Hambatan
mobilitas fisik
7. Terpasang
drainase
ditangan
kanan
produksi
belum ada
8. ADL dibantu
9. TD: 143/93
mmHg
10. N: 84/menit
11. S: 36,3
12. RR:
20/menit
13. SpO2: 95
BAB 4
PEMBAHASAN JURNAL
A. FENOMENA
Infark jaringan otak dan kematian otak perlu tindakan pencegahan segera.
Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab paling umum dari cedera kepala dan
merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, terutama di negara-
negara berkembang. Situasi ini umumnya terjadi pada pengendara motor tanpa
mengenakan helm atau memakai helm carrelesly, dan tidak memenuhi standar.
Trauma cedera otak adalah masalah kesehatan masyarakat global yang
signifikan dan diperkirakan menjadi penyebab utama kematian
B. TEORI
Strategi non-farmakologis yang dilakukan untuk manajemen cedera kepala
adalah pengaturan posisi head-up 15-30 ° untuk meningkatkan aliran balik vena dan
mengurangi tekanan intra-kranial. Pada pasien dengan hipovolemik, mungkin ada
dugaan penurunan tekanan darah secara drastis dan penurunan perfusi otak. Dalam
manajemen untuk mengoptimalkan nilai tekanan intra-kranial, tekanan darah
diperlukan untuk mempertahankan nilai tekanan perfusi otak dalam kisaran normal.
Bahrudin dan Sunardi juga menyatakan bahwa TIK akan menurun secara
signifikan dari posisi naik 0 ° - 35 °, tetapi pada posisi 40 ° dan ke atas, TIK akan
naik lagi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
posisi head-up 30 ° terhadap perubahan tekanan intrakranial pada pasien dengan
cedera kepala.
Elevasi kepala yang dapat mengontrol TIK, yaitu menaikkan kepala dari
tempat tidur sekitar 15 – 300 . Tujuan untuk menurunkan TIK, jika elevasi lebih
tinggi dari 30 maka tekanan perfusi otak akan turun.
C. OPINI
Dapat disimpulkan bahwa ada efek yang signifikan dari posisi head-up 30 °
pada perubahan tekanan intrakranial, terutama dalam tingkat kesadaran dan tekanan
arteri rata-rata pada pasien dengan cedera kepala. Disarankan bahwa bagi petugas
kesehatan untuk memberikan pengetahuan tentang intervensi ini untuk mencegah
peningkatan tekanan intrakranial. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memeriksa
posisi head-up 30 ° pada tekanan intrakranial, termasuk kecepatan nadi, pernapasan,
tingkat nyeri, muntah, dan respons pupil.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Infark jaringan otak dan kematian otak perlu tindakan pencegahan
segera. Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab paling umum dari cedera kepala
dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, terutama di
negara-negara berkembang.3 Situasi ini umumnya terjadi pada pengendara motor
tanpa mengenakan helm atau memakai helm carrelesly, dan tidak memenuhi
standar.
Trauma cedera otak adalah masalah kesehatan masyarakat global yang
signifikan dan diperkirakan menjadi penyebab utama kematian
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan di harapkan dari trend issue seminar asuhan keperawatan ini
dapat dijadikan bahan pengetahuan dan sebagai literatur bagi mahasiswa
5.2.2 Bagi Profesi Keperawatan
Profesi keperawatan sebagai wadah perawat dan lembaga pendidikan khususnya
diharapkan seminar trend issue asuhan keperawatan ini dapat diaplikasikan
kepada pasien sebagai salah satu intervensi..
5.2.3 Bagi Lahan Praktik
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan lebih efektif jika trend issue asuhan
keperawatan dapat diaplikasikan di Rumah sakit maupun tempat pelayanan
kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M., et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Fifth Edition.
Mosby Elsevier
Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius
FK UI.
Moorhead, Sue., et al. Tanpa tahun. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mosby Elsevier.
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
NANDA. 2012. Nursing Diagnosis Definitions and Classification. Wiley-Blackwell.
Price, Sylvia Anderson, dan Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Volume II. Edisi VI. Jakarta: EGC.
Pertam, Sumirah Budi, Sulastyawati, Puthut Anami. Effect of 30° head-up position on
intracranial pressure change in patients with head injury in surgical ward of general
hospital of dr. R. Soedarsono pasuruan. Original Research. 2017 August;3(3):89-9.
http://stikbar.org/ycabpublisher/index.php/PHI/index