Anda di halaman 1dari 21

Nama : Tn.

W
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 25/11/1972
No. RM : 090923
Pekerjaan : Pensiunan
Ruang Perawatan : Ruang Perawatan RS Unhas
Tanggal Masuk/Jam : 21-12-2017 / 10:20 WITA

Keluhan Utama : Batuk

Anamnesis Terpimpin :

Pasien dikonsul ke bagian pulmonologi dengan keluhan utama batuk berdahak

dirasakan terus-menerus sejak 2 minggu lalu. Lendir kental berwarna kuning, tidak ada

riwayat batuk berdarah. Sesak napas dan nyeri dada tidak ada. Demam ada, sejak 2 minggu

terakhir dan tidak membaik dengan minum obat. Keringat pada malam hari ada, menggigil

tidak ada. Pasien mengaku adanya penurunan berat badan selama 2 bulan terakhir sebanyak 5

kg. Lemas ada, dirasakan sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Mual dan muntah

tidak ada. BAB biasa, BAK lancar. Riwayat konsumsi paracetamol, asam mefenamat dan

OBH. Riwayat konsumsi OAT tidak ada.

Riwayat penyakit sebelumnya :

• Riwayat Hipertensi, DM, stroke, penyakit jantung disangkal.

Riwayat pribadi dan keluarga :

• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.


• Riwayat keluarga minum OAT tidak ada.

• Riwayat kontak dengan penderita TB dengan BTA positif disangkal.

• Riwayat merokok 2 bungkus per hari.

• Riwayat minum OAT tidak ada.

• Riwayat konsumsi alkohol tidak ada.

• Riwayat imunisasi tidak diketahui, tidak ada riwayat alergi.

STATUS PASIEN

• Keadaan Umum : Sakit sedang/gizi baik/composmentis

• BB : 55 kg

• TB : 160 cm

• IMT : 21 kg/m2(gizi baik)

TANDA VITAL

• Tekanan darah : 130/90 mmHg

• Nadi : 81 x /menit , reguler, kuat angkat

• Pernapasan : 20 x/menit, tipe abdominotorakal

• Suhu : 37,8 oC, Axilla

• SpO2 : 98% tanpa oksigen

Kepala

• Ekspresi : Biasa

2
• Simetris muka : Simetris kiri dan kanan

• Deformitas : Tidak ada

• Rambut : hitam, sukar dicabut

Mata

• Eksoptalmus/Enoptalmus: (-)

• Gerakan : Dalam batas normal

• Kelopak mata: Edema palpebral (-)

• Konjungtiva : pucat (+/+)

• Sklera : Ikterus (-/-)

• Kornea : Jernih

• Pupil : Bulat, isokor 2,5mm/2,5mm

Telinga

• Pendengaran : Dalam batas normal

• Nyeri tekan di prosesus mastoideus: (-)

Hidung

• Perdarahan : (-)

• Sekret : (-)

Mulut

• Bibir : Pucat (-), Kering (-)

• Gigi geligi : Caries (-)

• Gusi : Perdarahan gusi (-)

3
• Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)

• Faring : Hiperemis (-)

• Lidah : Kotor (-), tremor (-), hiperemis (-)

Leher

• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

• Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran

• DVS : R+0 cm H2O

• Pembuluh darah : Dalam batas normal

• Kaku kuduk : Tidak ada (-)

• Tumor : Tidak ada (-)

Thoraks

• Inspeksi : Simetris kiri sama dengan kanan

• Sela iga : Dalam batas normal

• Palpasi : Vokal fremitus simetris, tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan

• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru

• Auskultasi

Bunyi pernapasaan : bronkovesikuler

Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus inferior dextra ; Wheezing minimal

Jantung

• Inspeksi : Ictus cordis tampak

4
• Palpasi : Thrill tidak teraba

• Perkusi : dalam batas normal

• Batas kanan atas jantung ICS II Dextra

• Batas kiri atas jantung ICS II Sinistra

• Batas kanan bawah ICS IV parasternalis dextra

• Batas kiri bawah jantung ICS IV linea midclavicularis sinistra

• Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)

Abdomen

Inspeksi : Datar, ikut gerak napas

Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal

Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-),

Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba

Perkusi : Timpani, undulasi (-)

Lain-lain : Ascites (-)

Extremitas

Pitting edema: -/- (dorsum pedis)

Perdarahan (-), palmar eritam (-), akral hangat

JENIS PEMERIKSAAN HAS NILAI

5
IL RUJUK

AN

D WBC 12.58
4 - 10 x
A x103/
103/uL
R uL

A RBC 4.31
4-6x
H 6
x10 /
106/uL
uL

R HGB 12 - 16
8.4
U g/dl
g/dl
T
HCT 25.4
I 37 - 48 %
%
N
MCV 58.9
( 80 – 97 fl
fl
1
MCH 19.5 26,5 –
9
pg 33,5 pg
/

1 MCHC

2
33.1 31,5 - 35
/
g/dl g/dl
2

6
1

NILAI
JENIS PEMERIKSAAN HASIL
RUJUKAN

DARAH PLT 465 x 150 - 400 x

RUTIN 103/uL 103/uL

(19/12/2017)
NEUT 79.2 % 52.0 - 75,0

LYMPH 11.4 % 20,0 - 40,0

MONO 8.5 % 2,00 - 8,00

EOS 0.7 % 1,00 - 3,00

BASO 0.2 % 0,00 - 0,10

JENIS NILAI
HASIL
PEMERIKSAAN RUJUKAN

82
GDS 140 mg/dl
mg/dl

SGOT 33 U/L <38 U/L

7
SGPT 30 U/L <41 U/L

L(<1.3) ;
1.1
Kreatinin P(<1.1)
mg/dl
mg/dl

35.15 –
19.01
Fe (Besi) 167.96
ug/dll
ug/dl

JENIS SEL HASIL

Mikrositik hipokrom,

anisopoikilositosis, ovalosit (+), sel


Eritrosit
pensil (+), benda inklusi (-), normoblast

(-)

Jumlah meningkat, PMN > Limpfosit,

Leukosit granulasi toksik (+), vakuolisasi (+),

hipersegmentasi (-), sel muda (-)

Trombosit Jumlah cukup, morfologi normal

Kesan: - Anemia mikrositik hipokrom suspek kausa defisiensi Fe disertai leukosit

ditandai dengan tanda infeksi

8
Hasil Baca:

• Tampak bercak berawan pada lapangan paru atas kanan disertai fibrosis, dengan

cincin lusen pada basal paru kanan

• Cor: CTI dalam batas normal, aorta dilatasi dan kalsifikasi

• Kedua sinus dan diafragma baik

• Tulang-tulang intak

• Jaringan di sekitar baik

9
• KESAN : TB Paru Lama aktif disertai bronkiektasis

Assessmen:
1. Infected Bronchiectasis
2. Suspek Tb Paru Kasus Baru
3. Anemia Defisiensi Besi

• IVFD Asering 20 tetes/menit

• N-acetilcystein 200 mg/ 8 jam/ oral

• Paracetamol 500 mg/ 8 jam/ oral

• Ceftriaxone 2 g/ 24 jam/ drips

• Nebu combivent / 12 jam/ inhalasi

• Sulfas Ferrous 1 tab 8 jam/ oral

• Sputum BTA 3x

• Kultur Mycobacterium tuberculosis

dan Sensitivitas OAT

10
• CT-Scan thorax

NO ASSESSMENT

Infected Bronchiectasis

S:

Batuk berdahak ada, dirasakan terus-menerus sejak 2 minggu lalu. Lendir kental berwarna kuning.

Demam ada, sejak 2 minggu terakhir dan tidak membaik dengan minum obat.

O:

Thorax :

• Auskultasi:

1. Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus inferior dextra ; Wheezing minimal

Foto thorax PA (19/12/2017) di RS Unhas

• TB Paru Lama Aktif disertai Bronchiectasis

NO ASSESSMENT PLANNING

11
Terduga tuberkulosis paru kasus baru • Sputum BTA 3x

S: • Kultur Mycobacter

• Batuk berdahak ada, dirasakan terus-menerus sejak 2 minggu

lalu. Lendir kental berwarna kuning. Demam ada, sejak 2 minggu

terakhir dan tidak membaik dengan minum obat. Keringat pada

malam hari ada, menggigil tidak ada. Pasien mengaku adanya

penurunan berat badan selama 2 bulan terakhir sebanyak 5 kg


2.
O:

• Auskultasi:

Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus inferior dextra ; Wheezing

minimal

Foto thorax PA (19/12/2017) di RS Unhas

• TB Paru Lama Aktif disertai Bronchiectasis

12
Waktu Subjektif Objektif

13
21/12/2017 Pasien dikonsul ke bagian pulmonologi dengan KU :sakit sedang/ gizi baik/ composmentis
keluhan utama batuk berdahak dirasakan terus- TD: 130/90 mmHg S : 37,8 0C
10.20 menerus sejak 2 minggu lalu. Lendir kental N : 81 x/menit P : 20 x/menit
WITA berwarna kuning, tidak ada riwayat batuk
berdarah. Sesak napas dan nyeri dada tidak ada. SpO2 : 98% tanpa oksigen
Demam ada, sejak 2 minggu terakhir dan tidak Anemis ada, ikterus tidak ada. JVP R +0 cm
membaik dengan minum obat. Keringat pada Paru:
malam hari ada, menggigil tidak ada. Pasien Inspeksi : Simetris kiri sama dengan k
mengaku adanya penurunan berat badan selama 2 Sela iga : Dalam batas normal
bulan terakhir sebanyak 5 kg. Lemas ada,
dirasakan sejak 2 minggu sebelum masuk rumah Palpasi : Vokal fremitus simetris, tidak terab
sakit. Mual dan muntah tidak ada. BAB biasa, ada nyeri tekan
BAK lancar. Riwayat konsumsi paracetamol,
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan p
asam mefenamat dan OBH. Riwayat konsumsi
OAT tidak ada. Auskultasi

Bunyi pernapasaan : bronkovesikule

Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus


dextra ; Wheezing minimal

Jantung :
Bunyi jantung I/II murni reguler
Abdomen:
Peristaltik kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba
Laboratorium:
WBC= 12,58 x 10^3

HGB= 8,4 g/dl

HCT= 25,4%

PLT= 465 x 10^3/mL

ADT

Anemia mikrositik hipokrom

Foto Thorax

TB Paru Lama aktif disertai bronkiektasis

14
Waktu Subjektif Objektif

15
22/12/2017 Batuk berkurang KU :sakit sedang/ gizi baik/ composmentis
TD: 120/70 mmHg
07.00 Sesak napas tidak ada
WITA S : 37.10C
Demam tidak ada
N : 80 x/menit

P : 18 x/menit

SpO2 : 98 % tanpa oksigen. JVP R + 0 cmH

Paru:
Inspeksi : Simetris kiri sama dengan k

Sela iga : Dalam batas normal

Palpasi : Vokal fremitus simetris, tidak terab


ada nyeri tekan

Perkusi : Sonor di seluruh lapangan p

Auskultasi

Bunyi pernapasaan : bronkovesikule

Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus


dextra ; Wheezing minimal

Jantung :
Bunyi jantung 1/2 murni regular Bising tida
Abdomen:
Peristaltik kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba

16
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi bronkus

yang bersifat patologis dan berlangsung kronik. Dilatasi tersebut menyebabkan

berkurangnya aliran udara dari dan ke paru-paru. Manifestasi dari bronkiektasis berupa

peradangan saluran pernapasan yang menyebabkan sumbatan aliran udara dan

gangguan pembersihan mukus, sesak napas, batuk dan kadang-kadang batuk darah

(hemoptisis).

2. PATOFISIOLOGI

Berdasarkan definisinya, bronkiektasis menggambarkan suatu keadaan dimana

terjadi dilatasi bronkus yang irreversible (>2mm dalam diameter) yang merupakan akibat

dari destruksi komponen muscular dan elastis pada dinding bronkus. Rusaknya kedua

komponen tersebut adalah akibat dari suatu proses infeksi dan juga oleh pengaruh

cytokine inflamasi, nitrit okside dan netrophilic protease yang dilepaskan oleh system

imun tubuh sebagai respon terhadap antigen.

Bronkiektasis dapat terjadi pada kerusakan secara langsung dari dinding bronkus

atau secara tidak langsung dari intervensi pada pertahanan normal jalan nafas. Pertahanan

jalan nafas terdiri dari silia yang berukuran kecil pada jalan nafas. Silia tersebut bergerak

berulang-ulang memindahkan cairan berupa mucus yang normal melapisi jalan nafas.

Partikel yang berbahaya dan bakteri yang terperangkap pada lapisan mucus tersebut akan

dipindahkan naik ke tenggorokan dan kemudian batukkan keluar atau tertelan.

17
Terlepas dari apakah kerusakan tersebut diakibatkan secara langsung atau tidak

langsung, daerah dinding bronkus mengalami inflamasi akan kehilangan keelastisannya,

sehingga bronkus akan menjadi lebar dan lembek serta membentuk kantung atau saccus

yang menyerupai balon yang kecil. Inflamasi juga meningkatkan sekresi mucus. Karena

sel yang bersilia mengalami kerusakan, secret yang dihasilkan akan menumpuk dan

memenuhi jalan nafas dan menjadi tempat berkembangnya bakteri. Yang pada akhirnya

bakteri-bakteri tersebut akan merusak dinding bronkus, sehingga menjadi lingkaran setan

antara infeksi dan kerusakan jalan nafas.

3.DIAGNOSIS

a) Tanda dan gejala

 Batuk yang menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari, setelah

tiduran dan berbaring.

 Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada gejala

sama sekali (bronkiektasis ringan)

 Batuk yang terus menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih 200-300cc,

disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura,

dan lemah badan. Kadang-kadang sesak nafas dan sianosis, sputum sering

mengandung bercak darah, dan batuk darah.

 Ditemukan jari-jari tabuh pada 30-50% kasus

b) Gambaran Radiologis

- Foto thorax

18
Dengan pemeriksaan foto thoraks, maka pada bronkiektasis dapat ditemukan

gambaran seperti dibawah ini :

Ring shadow

Terdapat bayangan seperti cincin dengan berbagai ukuran (dapat mencapai

diameter 1 cm). Dengan jumlah satu atau lebih bayangan cincin sehingga membentuk

gambaran “honeycomb appearance” atau “bounches of grapes”. Bayangan cincin

tersebut menunjukkan kelainan yang terjadi pada bronkus.

Tramline shadow

Gambaran ini dapat terlihat pada bagian perifer paru-paru. Bayangan ini terlihat

terdiri atas dua garis parallel yang putih dan tebal yang dipisahkan oleh daerah

berwarna hitam. Gambaran seperti ini sebenarnya normal ditemukan pada daerah

parahilus. Tramline shadow yang sebenarnya terlihat lebih tebal dan bukan pada

daerah parahilus.

Tubular shadow

Ini merupakan bayangan yang putih dan tebal. Lebarnya dapat mencapai 8mm.

gambaran ini sebenarnya menunjukkan bronkus yang penuh dengan secret. Gambaran

ini jarang ditemukan, namun gambaran ini khas untuk bronkiektasis.

Glove finger shadow

Gambaran ini menunjukkan bayangan sekelompok tubulus yang terlihat seperti

jari-jari pada sarung tangan.

4.PENATALAKSANAAN

19
Penatalaksanaan bertujuan mengupayakan pengeluaran dan mengurangi sekresi

dahak dengan cara drainase postural serta menceegah terjadinya infeksi. Upaya drainase

dahak tergantung pada jumlah dahak yang diproduksi, namun sebaiknya paling tidak dua

kali sehari yaitu pada saat bangun tidur dan pada saat akan tidur malam. Sering kali

diperlukan penggetaran dinding dada agar dahak mudah keluar yaitu dengan cara

memukul punggung. Infeksi pada bronkiektasis memerlukan pemberian antibiotic.

Kortikosteroid perlu diberikan pada pasien yang disertai obstruksi saluran pernapasan.

Pada bronkiektasis yang parah mungkin diperlukan pembedahan paru, yaitu berupa

reseksi bagian yang rusak.

5.PROGNOSIS

A. Kelangsungan hidup

Prognosis pasien bronkiektasis tergantung pada berat-ringannya serta luasnya

penyakit waktu pasien berobat pertama kali. Pemilihan pengobatan secara tepat

(konservatif atau pembedahan) dapat memperbaiki prognosis penyakit. Pada

kasus-kasus yang berat dan tidak diobati, prognosisnya jelek, survivalnya tidak

akanalebih dari 5-15 tahun. Kematian pasien tersebut biasanya karena pneumonia,

empyema, payah jantung kanan, hemoptysis dan lain-lain. Pada kasus-kasus tanpa

komplikasi bronchitis kronik berat dan difus biasanya disabilitasnya ringan.

B. Kelangsungan organ

Kelainan pada bronkiektasis biasanya mengenai bronkus dengan ukuran sedang.

Adanya peradangan dapat menyebabkan destruksi lapisan muscular dan elastic

dari bronkus serta dapat pula menyebabkan kerusakan daerah peri bronchial.

20
Kerusakan ini biasanya akan menyebabkan timbulnya daerah fibrosis terutama

pada daerah peribronkial.

21

Anda mungkin juga menyukai