Anda di halaman 1dari 36

STATUS PASIEN

RESPIROLOGI

INFECTED
BRONCHIECTASIS

PPDS Pembimbing : dr. Gunawan Nursid


KELOMPOK 3
Megawati Ananda C11113318
SUPERVISOR PEMBIMBING:
Muhammad Fiqhi H C11113317
Dr. dr. Harun Iskandar, Sp.P(K), SpPD, K-P
Putri Adhitya Ningrum C11113321
Putry Aprilla C11113323
Ardi Rahmansyah C11113324
Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
Marini C11113326 Departemen Pulmonology dan Kedokteran Respirasi
Mustakim Burhan C11113329 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Eka Lestari C11113333 Makassar | 2017
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. W
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Tanggal lahir : 25/11/1972
• No. RM : 090923
• Pekerjaan : Pensiunan
• Ruang Perawatan : Ruang Perawatan RS Unhas
• Tanggal Masuk/Jam : 21-12-2017 / 10:20 WITA
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Batuk
• Anamnesis Terpimpin :
Pasien dikonsul ke bagian pulmonologi dengan keluhan
utama batuk berdahak dirasakan terus-menerus sejak 2 minggu
lalu. Lendir kental berwarna kuning, tidak ada riwayat batuk
berdarah. Sesak napas dan nyeri dada tidak ada. Demam ada,
sejak 2 minggu terakhir dan tidak membaik dengan minum
obat. Keringat pada malam hari ada, menggigil tidak ada.
Pasien mengaku adanya penurunan berat badan selama 2
bulan terakhir sebanyak 5 kg. Lemas ada, dirasakan sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit. Mual dan muntah tidak
ada. BAB biasa, BAK lancar. Riwayat konsumsi paracetamol,
asam mefenamat dan OBH. Riwayat konsumsi OAT tidak ada.
ANAMNESIS
• Riwayat penyakit sebelumnya :
• Riwayat Hipertensi, DM, stroke, penyakit jantung disangkal.

• Riwayat pribadi dan keluarga :


• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada.
• Riwayat keluarga minum OAT tidak ada.
• Riwayat kontak dengan penderita TB dengan BTA positif disangkal.
• Riwayat merokok 2 bungkus per hari.
• Riwayat minum OAT tidak ada.
• Riwayat konsumsi alkohol tidak ada.
• Riwayat imunisasi tidak diketahui, tidak ada riwayat alergi.
PEMERIKSAAN FISIK
• STATUS PASIEN
• Keadaan Umum : Sakit sedang/gizi baik/composmentis
• BB : 55 kg
• TB : 160 cm
• IMT : 21 kg/m2(gizi baik)
• TANDA VITAL
• Tekanan darah : 130/90 mmHg
• Nadi : 81 x /menit , reguler, kuat angkat
• Pernapasan : 20 x/menit, tipe abdominotorakal
• Suhu : 37,8 oC, Axilla
• SpO2 : 98% tanpa oksigen
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala Telinga
• Ekspresi : Biasa • Pendengaran : Dalam batas normal
• Simetris muka : Simetris kiri dan kanan • Nyeri tekan di prosesus mastoideus: (-)
• Deformitas : Tidak ada Hidung
• Rambut : hitam, sukar dicabut • Perdarahan : (-)
• Mata • Sekret : (-)
▫ Eksoptalmus/Enoptalmus: (-)
Mulut
▫ Gerakan : Dalam batas normal
▫ Kelopak mata: Edema palpebral (-) • Bibir : Pucat (-), Kering (-)
▫ Konjungtiva : pucat (+/+) • Gigi geligi : Caries (-)
▫ Sklera : Ikterus (-/-) • Gusi : Perdarahan gusi (-)
▫ Kornea : Jernih • Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
▫ Pupil : Bulat, isokor • Faring : Hiperemis (-)
2,5mm/2,5mm • Lidah : Kotor (-), tremor (-),
hiperemis (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Leher
• Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
• Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
• DVS : R+0 cm H2O
• Pembuluh darah : Dalam batas normal
• Kaku kuduk : Tidak ada (-)
• Tumor : Tidak ada (-)
Thoraks
• Inspeksi : Simetris kiri sama dengan kanan
• Sela iga : Dalam batas normal
• Palpasi : Vokal fremitus simetris, tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
• Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
• Auskultasi
Bunyi pernapasaan : bronkovesikuler
Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus inferior dextra ; Wheezing ada hemithoraks dextra
PEMERIKSAAN FISIK
• Jantung
Abdomen
• Inspeksi : Ictus cordis tampak
• Palpasi : Thrill tidak teraba • Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
• Perkusi : dalam batas normal • Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
▫ Batas kanan atas jantung ICS II Dextra • Palpasi : Nyeri tekan (-), massa tumor (-),
▫ Batas kiri atas jantung ICS II Sinistra Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba
▫ Batas kanan bawah ICS IV • Perkusi : Timpani, undulasi (-)
parasternalis dextra • Lain-lain : Ascites (-)
▫ Batas kiri bawah jantung ICS IV linea Extremitas
midclavicularis sinistra
– Pitting edema : -/- (dorsum pedis)
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni
regular, bunyi tambahan (-) – Perdarahan (-), palmar eritam (-), akral hangat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
NILAI JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
JENIS PEMERIKSAAN HASIL
RUJUKAN 465 x
PLT 150 - 400 x 103/uL
103/uL
WBC 12.58 x103/uL 4 - 10 x 103/uL DARAH RUTIN
NEUT 79.2 % 52.0 - 75,0
DARAH RUTIN RBC 4.31 x106/uL 4-6x 106/uL (19/12/2017)
LYMPH 11.4 % 20,0 - 40,0
(19/12/2017) HGB 8.4 g/dl 12 - 16 g/dl
MONO 8.5 % 2,00 - 8,00
HCT 25.4 % 37 - 48 %
EOS 0.7 % 1,00 - 3,00
MCV 58.9 fl 80 – 97 fl
BASO 0.2 % 0,00 - 0,10
MCH 19.5 pg 26,5 – 33,5 pg

MCHC 33.1 g/dl 31,5 - 35 g/dl


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
JENIS
PEMERIKSA HASIL NILAI RUJUKAN
AN

GDS 82 mg/dl 140 mg/dl

SGOT 33 U/L <38 U/L

SGPT 30 U/L <41 U/L

Kreatinin 1.1 mg/dl L(<1.3) ; P(<1.1) mg/dl

Fe (Besi) 19.01 ug/dll 35.15 – 167.96 ug/dl


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Evaluasi Apusan Darah Tepi

JENIS SEL HASIL


Mikrositik hipokrom,
anisopoikilositosis, ovalosit
Eritrosit
(+), sel pensil (+), benda
inklusi (-), normoblast (-)
Jumlah meningkat, PMN >
Limfosit, granulasi toksik
Leukosit (+), vakuolisasi (+),
hipersegmentasi (-), sel muda
(-)
Jumlah cukup, morfologi
Trombosit
normal

Kesan: - Anemia mikrositik hipokrom suspek kausa defisiensi


Fe disertai leukosit ditandai dengan tanda infeksi
FOTO THORAKS PA (19/12/2017) PEMERIKSAAN PENUNJANG
di RS Unhas

Hasil Baca:
• Tampak bercak berawan pada lapangan paru atas
kanan disertai fibrosis, dengan cincin lusen pada basal
paru kanan
• Cor: CTI dalam batas normal, aorta dilatasi dan
kalsifikasi
• Kedua sinus dan diafragma baik
• Tulang-tulang intak
• Jaringan di sekitar baik
KESAN : TB Paru Lama aktif disertai bronkiektasis
TATALAKSANA AWAL
Pengobatan Diagnostik

• IVFD Asering 20 tetes/menit • Sputum BTA 3x


• N-acetilcystein 200 mg/ 8 jam/ oral
• Kultur Mycobacterium tuberculosis
• Paracetamol 500 mg/ 8 jam/ oral
dan Sensitivitas OAT
• Ceftriaxone 2 g/ 24 jam/ drips
• Sputum Mikoorganisme
• Nebu combivent / 12 jam/ inhalasi
• Sulfas Ferrous 1 tab 8 jam/ oral • CT-Scan thorax
ASSESSMENT & PLANNING
NO ASSESSMENT PLANNING TERAPI
Infected Bronchiectasis •N-acetilcystein
• Cek darah rutin 3 hari
pemerian Antibiotik 200 mg/ 8 jam/
S: • Sputum gram oral
Batuk berdahak ada, dirasakan terus-menerus sejak 2 minggu lalu. mikroorganisme
•Paracetamol 500
Lendir kental berwarna kuning. Demam ada, sejak 2 minggu
mg/ 8 jam/ oral
terakhir dan tidak membaik dengan minum obat.
•Ceftriaxone 2 g/ 24
O: jam/ drips
Thorax : •Nebu combivent 12
1. • Auskultasi:
jam/ 12 jam/
Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus inferior dextra ; Wheezing
hemithorax dextra inhalasi

Foto thorax PA (19/12/2017) di RS Unhas


• TB Paru Lama Aktif disertai Bronchiectasis
ASSESSMENT & PLANNING
NO ASSESSMENT PLANNING TERAPI
Terduga tuberkulosis paru kasus tunggu hasil planning
baru • Sputum BTA 3x
S: • Kultur Mycobacterium
• Batuk berdahak ada, dirasakan terus-menerus tuberculosis
sejak 2 minggu lalu. Lendir kental berwarna
kuning. Demam ada, sejak 2 minggu terakhir dan
tidak membaik dengan minum obat. Keringat
pada malam hari ada, menggigil tidak ada. Pasien
mengaku adanya penurunan berat badan selama
2 bulan terakhir sebanyak 5 kg
2.

O:
• Auskultasi:
Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus inferior
dextra ; Wheezing minimal

Foto thorax PA (19/12/2017) di RS Unhas


• TB Paru Lama Aktif disertai Bronchiectasis
ASSESSMENT & PLANNING
NO ASSESSMENT PLANNING TERAPI
Anemia Defisiensi Besi • Kontrol darah rutin • Sulfas Ferrous 1 tab
S : Lemas dirasakan sejak 2 minggu sebelum 8 jam/ oral
masuk rumah sakit.
O:
Hasil Lab
3.
Fe (Besi) 19.01 ug/dll 35.15 – 167.96 ug/dl

HGB 8.4 g/dl 12 - 16 g/dl

MCV 58.9 fl 80 – 97 fl

MCH 19.5 pg 26,5 – 33,5 pg


TIMELINE
19/12/2017
Foto Thorax:
TB Paru Lama aktif
19/12/2017 disertai bronkiektasis
Pasien masuk UGD ADT:
RS Unhas dengan Anemia mikrositik
keluhan utama hipokrom
nyeri ulu hati

19/12/2017
WBC= 12,58 x 10^3
HGB= 8,4 g/dl
HCT= 25,4% 21/12/2017
PLT= 465 x 10^3/mL Pasien dikonsul ke
Fe (Besi): 19.01 ug/dll bagian pulmonologi
FOLLOW UP
Waktu Subjektif Objektif Assesment Planning
21/12/2017 Pasien dikonsul ke bagian pulmonologi KU :sakit sedang/ gizi baik/ composmentis • Infected
• IVFD Asering 20
10.20 WITA TD: 130/90 mmHg S : 37,8 0C Bronchiectasis
dengan keluhan utama batuk berdahak
N : 81 x/menit P : 20 x/menit • Susp TB Paru kasus tetes/menit
dirasakan terus-menerus sejak 2 minggu lalu. SpO2 : 98% tanpa oksigen baru
Lendir kental berwarna kuning, tidak ada • N-acetilcystein 200
Anemis ada, ikterus tidak ada. JVP R +0 cmH2O • Anemia defisiensi
riwayat batuk berdarah. Sesak napas dan Paru: besi mg/ 8 jam/ oral
nyeri dada tidak ada. Demam ada, sejak 2 Inspeksi : Simetris kiri sama dengan kanan
• Paracetamol 500
Sela iga : Dalam batas normal
minggu terakhir dan tidak membaik dengan
Palpasi : Vokal fremitus simetris, tidak teraba mg/ 8 jam/ oral
minum obat. Keringat pada malam hari ada, massa, tidak ada nyeri tekan
menggigil tidak ada. Pasien mengaku adanya • Ceftriaxone 2 g/ 24
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
penurunan berat badan selama 2 bulan Auskultasi jam/ drips (3)
terakhir sebanyak 5 kg. Lemas ada, dirasakan Bunyi pernapasaan : bronkovesikuler
• Nebu combivent /
Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus inferior
sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
dextra ; Wheezing minimal 12 jam/ inhalasi
Mual dan muntah tidak ada. BAB biasa, BAK
lancar. Riwayat konsumsi paracetamol, asam • Sulfas Ferrous 1 tab
Jantung :
mefenamat dan OBH. Riwayat konsumsi Bunyi jantung I/II murni reguler 8 jam/ oral
OAT tidak ada. Abdomen:
Peristaltik kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba
Laboratorium:
WBC= 12,58 x 10^3
HGB= 8,4 g/dl NEUT= 79,2%
HCT= 25,4% LYMPH= 11,4%
PLT= 465 x 10^3/mL Fe (Besi): 19.01 ug/dll
ADT
Anemia mikrositik hipokrom
Foto Thorax
TB Paru Lama aktif disertai bronkiektasis
FOLLOW UP
Waktu Subjektif Objektif Assesment Planning
22/12/2017 Batuk berkurang KU :sakit sedang/ gizi baik/ composmentis •Infected Bronchiectasis • IVFD Asering 20
07.00 WITA Sesak napas tidak ada TD: 120/70 mmHg •Susp TB Paru kasus
Demam tidak ada S : 37.10C baru tetes/menit
N : 80 x/menit • Anemia defisiensi besi • N-acetilcystein 200
P : 18 x/menit
SpO2 : 98 % tanpa oksigen. JVP R + 0 cmH2O mg/ 8 jam/ oral
Paru: • Paracetamol 500
Inspeksi : Simetris kiri sama dengan kanan
Sela iga : Dalam batas normal mg/ 8 jam/ oral
Palpasi : Vokal fremitus simetris, tidak teraba massa, • Ceftriaxone 2 g/ 24
tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru jam/ drips (4)
Auskultasi • Nebu combivent / 8
Bunyi pernapasaan : bronkovesikuler
Bunyi tambahan : Ronkhi (+) lobus inferior dextra ; jam/ inhalasi
Wheezing minimal • Nebu Flexchcle/8
Jantung :
Bunyi jantung 1/2 murni regular Bising tidak ada jam/ inhalasi
Abdomen: • Sulfas Ferrous 1 tab
Peristaltik kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba 8 jam/ oral
DIAGNOSIS AKHIR
DISKUSI
DEFINISI

• suatu penyakit yang ditandai dengan adanya


dilatasi dan distorsi bronkus lokal yang bersifat
patologis dan berjalan kronik, persisten atau
irreversibel
TANDA & GEJALA
• Batuk kronik dengan sputum yang banyak dan kadang berbau
(khas: terutama pada pagi hari)
• Sputum 3 lapis (apabila dikumpulkan selama 24 jam, sputum
tampak seperti 3 lapis, terdiri dari darah, sputum purulen, dan
saliva)
• Hemoptisis
• Sesak napas
• Demam berulang
• Pneumonia berulang
• Nyeri dada
PEMERIKSAAN FISIS
• Inspeksi / palpasi  sisi hemitoraks yg sakit
tertinggal, retraksi dinding dada serta penggunaan
otot bantu pernapasan (jika berat)
• Perkusi: sonor pada daerah yang sakit/terinfeksi
• Auskultasi: terdengar ronki (akibat banyaknya sekresi
mukus pada bronkus) dan/atau wheezing (akibat
terjadinya bronkokonstriksi pada bagian-bagian
bronkus yang masih sehat [tidak mengalami ektasis])
pada daerah yang sakit/terinfeksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan darah rutin
3. Foto thorax PA/lateral
4. CT-scan thorax
FOTO THORAX
• Abnormalitas radiologis pada bronkiektasis
disebabkan karena pelebaran yang irreversibel dari
bronkus dan terisinya dinding bronkus oleh mukus
yang berlebihan, sehingga pada foto tampak
potongan-potongan bronkus berbentuk cincin yang
terlihat dengan dinding radioopak (akibat sekret
yang menumpuk) -> honeycomb appearance .
Namun gambaran ini hanya tampak pada
bronkiektasis jenis varicose ataupun
cystic/saccular.
CT-Scan Thorax

• Sama dengan foto thorax, pada CT-Scan dapat


terlihat abnormalitas berupa honeycomb
appearance. Namun, kita juga dapat melihat
bentuk yang lain, yaitu tramline appearance
dimana bronkus melebar mengikut dengan
panjang bronkus sehingga tampak lurus seperti
jalur kereta api. Tramline appearance didapat
pada bronkiektasis jenis cylindrical.
FOTO THORAX

Teori tersebut sesuai pada kasus, dimana didapatkan hasil foto thorax
pasien yaitu:
Gambaran cincin-cincin lusen (honeycomb appearance)
pada kedua lapangan paru.
PENATALAKSANAAN

Pengelolaan mencakup :

1. Tindakan umum ( general suportif )


2. Koreksi kelainan tubuh yang ada
3. Pemilihan antibiotik

Harus berimbang & memadai


PRINSIP PENGOBATAN
Mengatasi infeksi aktif dan meningkatkan kebersihan bronkus
untuk menurunkan jumlah mikroba pada saluran napas atas
serta mencegah infeksi berulang.
TINDAKAN UMUM
- Postural drainage 10-15 mnt, 2-4 kali/hari
- gizi dan higiene yang baik
PENGOBATAN
• Penggunaan antibiotik pada pasien bronkiektasis minimal
7-10 hari dan tidak lebih dari 14 hari.
• Untuk membersihkan bronkus diberikan mukolitik.
Kemudian pada pasien bronkiektasis juga diberikan anti
inflamasi untuk menurunkan kebutuhan short acting B
agonis serta menurunkan produksi sputum.
KOMPLIKASI

• Bronkitis kronik
• Pneumonia dengan atau tanpa atelektasis
• Pleuritis
• Efusi pleura atau empiema (jarang)
• Abses metastasis di otak
• Sinusitis
PROGNOSIS
Bervariasi, tergantung dari penyebab dan dapat
meningkatkan eksaserbasi (pada kasus infeksi) dan
patogen spesifik yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai