Portopolio Malaria
Portopolio Malaria
Data
Tn. U No. Registrasi : 1240/13
Pasien :
Nama Klinik : Ruang Zamrud Telp : Terdaftar sejak :16 Januari 2013
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
- Demam sejak 2 minggu yang lalu, naik turun, demam terutama pada malam hari disertai
menggigil.
1
- Nafsu makan berkurang sejak 1 minggu yang lalu
- Riwayat bepergian ke daerah endemis Malaria ada
- Nyeri persendian (+)
- Lidah kotor (-)
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien sebelumnya belum pernah berobat untuk mengatasi keluhan ini
3. Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama dengan pasien
4. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Tinggal bersama ayah dan ibu
5. Lain-lain :
Sosial ekonomi kurang
Daftar Pustaka :
1. Harijanto P.N. 2006. Malaria dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV.
Jakarta. FKUI. Hal 1754 – 1770
2. Laihad, Dr. Ferdinand. 2009. Draft Guideline For Malaria Control/Treatment In
Emergencies. Jakarta. Ministry of Health – Indonesia.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Malaria
2. Tatalaksana Malaria
3. Edukasi untuk penderita Malaria
1. Subjektif
- Demam sejak 2 minggu yang lalu, naik turun, demam terutama pada malam hari
disertai menggigil dan berkeringat.
- Nafsu makan berkurang sejak 1 minggu yang lalu
- Riwayat bepergian kedaerah endemis Malaria ada
- Nyeri persendian (+)
2
- Nyeri kepala (+)
- Mual (-), muntah (-), nafsu makan tidak ada 1 minggu ini
- Badan terlihat agak kuning sejak 1 minggu ini, BAK berwarna teh pekat.
2. Objektif :
PEMERIKSAAN FISIK
Anemis : anemis (+)
Sianosis : tidak ada
Edema : edema tungkai -/-
Kepala : Normochepal
Kulit : Tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva anemis, sklera sub ikterik
THT : Tidak ada kelainan
Leher : KGB tidak membesar
Thoraks :
Paru
Inspeksi : Simetris kiri kanan
Palpasi : fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Atas : RIC II
3
Kanan : Linea parasternalis dekstra
Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V
Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
Abdomen :
Inspeksi : tidak tampak distensi
Palpasi : hepar teraba 2 jari bawah arcus costarum, lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi :bising usus (+) normal
Punggung : tidak ada kelaianan
Alat kelamin : tidak ada kelainan
Anus : tidak ada kelainan
Ekstremitas : Akral hangat, perfusi baik
Edema tungkai -/-
Laboratorium 16 Januari 2013
Hb : 3,5 g/dL
Leukosit : 2900/mm3 .
Ht : 12%
Trombosit : 40.000/mm3
Eritrosit : 1,24 juta/mm
:
GDS 12 mg/dl
Hitungjenis : 0/0/0/31/58/11
Gol.Darah :B
Pemeriksaan darah tepi : Plasmodium Vivax (+)
4
Plasmodium malaria yang sering dijumpai ialah plasmodium vivax yang menyebabkan
malaria tertiana (Benign Malaria) dan plasmodium falciparum yang menyebabkan
malaria tropika (Malignan Malaria).
Manifestasi klinis malaria tergantung pada imunitas penderita, tingginya transmisi infeksi
malaria. Berat/ ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis plasmodium (P. falciparum
sering memberikan komplikasi), daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap
pengobatan), umur (usia lanjut dan bayi sering lebih berat), ada dugaan konstitusi genetic,
keadaan kesehatan dan nutrisi, kemoprofilaktis dan pengobatan sebelumnya.
- Periode dingin (15-60 menit) : mulai menggigil, penderita sering membungkus diri
dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan
gigi-gigi saling terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperature,
- Periode panas : muka penderita merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa
jam, diikuti dengan keadaan berkeringat,
- Periode berkeringat : penderita berkeringat banyak dan temperature turun, dan penderita
merasa sehat.
DIAGNOSIS
A. Anamnesis
- Riwayat demam intermitten atau terus-menerus
- Riwayat dari atau pergi ke daerah endemik malaria
- Trias Malaria
- Diare ( dapat merupakan gejala utama )
5
B. Pemeriksaan fisik
- Konjungtiva pucat
- Sclera ikterik
- Splenomegali
C. Laboratorium
Pemeriksaan tetes darah
- Tetesan preparat darah tebal : cara terbaik menemukan parasit malaria.
- Tetesan preparat darah tipis : digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium.
Tes antigen : P-F test
Mendeteksi antigen dari P. falciparum ( Histidine Rich Protein II ).
Tes serologi
Mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit
sangat minimal.
Pemeriksaan PCR ( Polymerase Chain Reaction )
Sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan
sensitivitasmaupun spesifisitas nya tinggi.
PENGOBATAN
Secara global WHO telah menetapkan pengobatan malaria dengan ACT ( Artemisinin
base Combination Therapy ). Kombinasi obat ini dapat berupa kombinasi obat tetap ( fixed dose
) atau kombinasi tidak tetap ( non-fixed dose ). Kombinasi dosis tetap lebih memudahkan
pemberian pengobatan. Contohnya ialah “Co-Artem”, “Artekin”. Kombinasi tidak tetap misalnya
Artesunat + meflokuin, Artecom + primakuin ( CV8 ), Artesunat + klorokuin, dll.
6
Bila gagal dengan terapi klorokuin, beri kina sulfat 3x400-600 mg/hari selama 7 hari.
b. Daerah resisten klorokuin
Kina 3x400-600 mg selama 7 hari
Terapi radikal : + primakuin 1x15 mg selama 14 hari.
Infeksi P. falciparum ringan/sedang, infeksi campur P. falciparum dan P. vivax
- Artemisin
Hari I : 4 tablet (200 mg)
Hari II : 4 tablet
Hari III: 4 tablet
- Amodiaquin
Hari I : 4 tablet (600 mg)
Hari II : 4 tablet
Hari III: 2 tablet
7
Kombinasi kina dengan tetrasiklin 94 mg/kgBB 4 x sehari atau doksisiklin 3 mg/kgBB 1
x sehari.
4. Plan
Diagnosis : Malaria tertiana
Pengobatan :
- Istirahat
- IVFD RL/D5% 28 tetes/menit
- Paracetamol 3 x 500 mg
- Obat malaria: Darplex 1 x 4 tab (selama 3 hari)
Primakuin 1 x1 tab (selama 14 hari)
- Tranfusi PRC
- Neurodex 3 x 1 tab
Edukasi :
- Pencegahan terhadap gigitan nyamuk.
- Penggunaan obat profilaksis malaria bila akan berpergian ke daerah endemis.
- Memberi penjelasan tentang kemungkinan relaps dari malaria yang dapat terjadi pada
masa akan datang.