Anda di halaman 1dari 3

Kelompok Adira

Nama : 1. Adira Bintang Permana

2. Ananda Alif Fadillah

3. Daffa Rafly Suwardiman

4. Yosua Kristiadi

Hikayat Bayan Budiman


Rabu, 24 Januari 2018

Hikayat Bayan Budiman

Di sebuah negeri barnama Ajam. Hiduplah seorang saudagarkaya yang baernama Khoja
Mubarak, dia memiliki seorang anak yang bernama Khoja Maimun yang telah
dikawinkandengan Bibi Zaenab.

Suatu ketika dimana saai itu Khoja Maimun telah kehabisan harta. Dia pergi berlayar dan
berniaga, sebelum berlayar dia telah membeli dua ekor burung sebagai peneman istrinya. Burung
itu bernama burung Bayandan burung Tiung.

Khoja Maimun : “Wahai istriku, aku telah membelikanmu dua ekor burung sebagai peneman
kesunyianmu.”

Bibi Zaenab : “Terimakasih suamiku, akan aku jaga baik-baik burung pemberianmu ini.”

Khoja Maimun : “Baiklah, aku titipkan dua ekor burung ini padamu. Selama aku berlayar
mintalah nasehat kepada dua burung ini, apapun yang akan kamu lakukan wahai istriku.”

Sepeninggal Khoja Maimun Bibi Zaenab merasa kesunyian. Semasa ia duduk termenung
datanglah seorang Putra Raja dihadapan rumahnya, keduanya saling berpandangan dan berbalas
senyum.

Putra Raja : “ Wahai putri yang cantik jelita, mengapa engkau termenung sendiri di sini?”

Bibi Zaenab : (Tertunduk malu)“ Terimakasih atas pujian tuan yang telah memperhatikanku.”
Putra Raja : “ Maafkanlah atasjelancangan hamba ini. Ijinkanlah hamba berkenalan denganmu
wahai Putri Cantik.”

Bibi Zaenab : (Hanya mengumbar senyum manisnya lalu berkata)“ Gerangan apa yang telah
membuat hamba menolak perkenalan tuan.”

Sejak hari itu meraka berdua saling jatuh cinta. Deangan perantara seorang perempuan
tua, pertemuan diantara mereka telah di atur.

Perempuan Tua : “ Wahai Zaenab sudikah engkau bertemu dengan Pangeran?”

Ia pun terkejut, tidak menyangka cintanya kepada Putra Raja akan terbalas manis.

Bibi Zaenab : “ Baiklah, sungguh suatu kehormatan bagi hamba, mendapatkan undangan dari
Pangeran untuk datang ke istana.”

Perempuan Tua : “ Terimakasih atas kesudianmu untuk bertemu dengan pangeran.”

Sebelu meninggalkan rumah, Bibi Zaenab menyamaikan hasratnya kepada burung Tiung
betina.

Burung Tiung : “ Wahai tuanku alangkah baiknya jika tuan tidak melakukan pekerjaan itu,
karena jika seseorang wanita menduakan suaminya, maka ia akan dimasukkan malaiat keneraka
jahanam seribu tahun lamanya.”

Ternyata teguran burung Tiung membuat Bibi Zaenab marah dan menghempaskan
burung itu ke tanah, kemudian matilah burung itu. Llu dengan perasaan kecewa Bibi Zaenab
mencurahkan hasratnya kepada burung Bayan.

Bibi Zaenab : “ Wahai burung bayan, bagaimanakah pendapatmu tentang hasratku ini?”

Burung Bayan telh mendengar semuanya, lalu dikepalanya terngiang oleh cerita ibu
Bayan mengenai pengorbanan seorang istriyang sanggup berkorban apa saja untuk suaminya.
Kemudian burung Bayan pun berkata.

Burung Bayan : “ Baiklah, hamba tidak akan melarang tuan meneruskan rencana yang telah tuan
buat. Tetapiingatla, apalah yang dicari oleh anak manusia di dunia ini melainkan martabat,
kebesaran dan kekayaan. Adakah yang lebih dari itu semua melainkan kesetaan seorang istri
kepada suaminya.”

Sontak Bibi Zaenab pun terenyuh mendengar cerita-cerita dari burung bayan tersebut.
Bibi Zaenab terpaksa menangguh dari satu malam ke satu malampertemuannya dengan Putra
Raja. Begitulah seterusnyasehingga Khoja Maimun pulang dari pelayarannya.

Burung bayan yang budiman itu dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan
rumah tangga tuannya.

Anda mungkin juga menyukai