Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai berjangkit di Indonesia
tahun 1968 dimulai dari Jakarta dan Surabaya, penyakit DBD merupakan masalah
kesehatan di Indonesia dengan jumlah kasus dan jumlah kematian yang terus
meningkat serta wilayah penyebarannya yang makin meluas. Tahun 1968 hanya 2
Daerah Tingkat (Dati) II yang terkena dengan 58 kasus dan 24 kematian tetapi tahun
1999 Dati II yang terkena sebanyak 203 dengan 9.871 kasus dan 1.414 kematian.
Jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2003 sebanyak 38.586 dengan 469 kematian,
tahun 2004 ada 35.984 kasus dengan 498 kematian, dan tahun 2005 ada 46.254 kasus
dengan 491 kematian.1)
Penyakit ini menyerang semua umur, hal ini dapat dilihat dari hasil analisa
yang dilakukan oleh Sub Dit PPBB Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada
periode tahun 1995 – 1999 yaitu semula kasus DBD diketahui hanya menyerang
anak–anak namun akhir–akhir ini dilaporkan juga telah menyerang pada kelompok
umur muda dan dewasa, yang terkena dengan usia termuda 9 bulan dan tertua 79
tahun. Tercatat pula bahwa kelompok umur 15 – 44 tahun ada kecenderungan
meningkat yaitu 27,93% pada tahun 1995 menjadi 36,7% pada tahun 1999 dan
cenderung menurun pada kelompok umur 1 – 4 tahun yaitu 17,65% pada tahun 2003
menjadi 14,42% tahun 2005. 2)
Di Jawa Tengah penyakit DBD merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan keresahan dan kepanikan masyarakat, karena selain menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) tingkat kematiannya sangat tinggi, terutama apabila
pengobatan terhadap penderita terlambat dilakukan dan penderita sudah dalam
keadaan syok. Di Semarang penyakit DBD masih pada urutan teratas pada tahun
2005 sebesar 1.128 kasus, jumlah ini menunjukkan ada peningkatan pada tahun 2004
sebelumnya yang hanya 607 kasus. Peningkatan kasus ini terjadi pada bulan Maret –
Desember, tetapi apabila dibandingkan dengan pola lima tahunan jumlah ini
cenderung menurun. Upaya yang telah dilakukan dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan penyakit DBD meliputi : penyelidikan epidemiologi, fogging
penanggulangan fokus, abatisasi, pemantauan jentik berkala, penggerakan PSN dan
pelatihan kader.3)
Data di Kabupaten Batang pada tahun 2003 menunjukkan penderita demam
berdarah dengue sebanyak 109 orang dan jumlah kematian 2 orang (IR =
15,76/100.000) yang terdistribusi di 12 Kecamatan, dan dengan desa endemis
sebanyak 3, desa sporadis 27, dan desa potensial 19, pada tahun 2004 jumlah
penderita sebanyak 122 orang, jumlah kematian 2 orang (IR = 14,76/100.000), pada
tahun 2005 jumlah penderita sebanyak 104 orang, jumlah kematian 1 orang (IR =
12,64/100.000).4.5)
Dari hasil survailans epidemiologi penyakit DBD pada tahun 2004 yang
bersumber dari laporan mingguan Puskesmas untuk penyakit DBD di Kabupaten
Batang tidak termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB), karena tidak memenuhi syarat
kriteria KLB yaitu di Kabupaten Batang meskipun selalu ada kasus DBD tetapi angka
kejadiannya turun naik, tidak terjadi peningkataan kasus DBD secara drastis, angka
Case Fatality Rate (CFR) tidak sampai 50%. Pemantauan pada tingkat Puskesmas
berasal dari data Penyakit Menular Tertentu yang dapat menimbulkan Kejadian Luar
Biasa (PMTKLB). Pelaporan kejadian DBD berasal dari tingkat paling rendah
masyarakat ke Puskesmas, Puskesmas ke Dati II (Dinas Kesehatan Kabupten / DKK)
dan Dati II ke Dinas Kesehatan Propinsi. Untuk kelengkapan dalam penyusunan
laporan pada tahun 2004 mencapai 76,3% dan untuk ketepatanan laporan 72,5%.
Hasil penelitian tentang kegiatan survailans epidemiologi penyakit DBD di
Kota Semarang tahun 2004, diperoleh hasil sebanyak 13,53% Puskesmas mempunyai
kinerja survailans epidemiologi yang baik, 48,64 % yang cukup, dan 37,83% yang
kurang serta karakteristik petugas yang berhubungan dengan kegiatan survailans
adalah sikap petugas dan praktek petugas, sedang yang tidak berhubungan adalah
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lama kerja petugas.6)
Dalam penyusunan laporan ketepatan penyakit DBD di Kabupaten Batang
belum mencapai 100% hanya 67,3% dan kelengkapan untuk penyakit DBD juga
belum mencapai 100% hanya 75%. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti
beberapa faktor yang berhubungan dengan hasil pelaksanaan survailans epidemiologi
penyakit demam berdarah dengue tingkat Puskesmas di Kabupaten Batang.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan
masalah penelitian faktor–faktor apa saja yang berhubungan dengan hasil
pelaksanaan survailans epidemiologi penyakit demam berdarah dengue tingkat
Puskesmas di Kabupaten Batang.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan hasil pelaksanaan
survailans epidemiologi penyakit demam berdarah dengue tingkat Puskesmas di
Kabupaten Batang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan beberapa faktor yang mencakup pendidikan petugas,
pengetahuan petugas, lama kerja petugas, kelengkapan sarana pengolahan data
survailans epidemiologi penyakit DBD di Puskesmas.
b. Mendiskripsikan pelaksanaan survailans epidemiologi penyakit DBD.
c. Menganalisis hubungan antara pendidikan petugas dengan hasil pelaksanaan
survailans epidemiologi penyakit DBD di Puskesmas.
d. Menganalisis hubungan antara pengetahuan petugas dengan hasil pelaksanaan
survailans epidemiologi penyakit DBD di Puskesmas.
e. Menganalisis hubungan antara lama kerja petugas dengan hasil pelaksanaan
survailans epidemiologi penyakit DBD di Puskesmas.
f. Menganalisis hubungan antara kelengkapan sarana pengolahan data dengan
hasil pelaksanaan survailans epidemiologi penyakit DBD di Puskesmas.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan informasi tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan
hasil pelaksanaan survailans epidemiologi penyakit demam berdarah dengue
tingkat Puskesmas di Kabupaten Batang.
2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK)
Hasil penelitian bisa dipakai sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dan
langkah–langkah upaya peningkatan dan perbaikan di bidang survailans
epidemiologi penyakit demam berdarah dengue khususnya tingkat Puskesmas di
Kabupaten Batang.

E. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan penelitian ini pada bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya
dalam bidang survailans epidemiologi penyakit demam berdarah dengue tingkat
Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai