BAB VII
KONSEP RANCANGAN
Dengan mengacu pada program rancangan dan kebutuhan ruang serta batasan masing –
masing site secara umum, maka konsep dasar penataan rehab UPPKB di ketiga lokasi
perencaaan tersebut adalah sedapat mungkin menempatkan posisi Platform Jembatan
Timbang menjauh dari akses masuk agar terbentuk jarak jalur jalan masuk kendaraan angkutan
barang yang cukup panjang. Dengan memanfaatkan lahan yang masih kosong di belakang di
semua lokasi perencanaan, maka penataan layout memberikan ruang terbuka yang cukup luas
untuk areal parkir di posisi depan site. Berikut konsep penataan di setiap lokasi :
Laporan Final
VII-1
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Gambar 7.2 Konsep Sirkulasi dan Zonasi Site UPPKB Anjir Serapat
Laporan Final
VII-2
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Secara umum diharapkan perpaduan keunikan bentuk modern serta kekhasan bentukan
lokal dapat menjadi ciri khas dan identitas tersendiri sebagai bangunan Jembatan Timbang
di Kalimantan yang mudah untuk dikenali.
Konsep bentuk dan tampilan tersebut dijabarkan dalam konsep penggunaan bentuk atap,
warna serta material yang digunakan.
Laporan Final
VII-3
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Sistem Struktur pada perencanaan rehabilitasi di ketiga lokasi UPPKB Pulau Kalimantan terdiri
dari :
DJ01
Laporan Final
VII-4
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Sistem struktur bangunan di setiap lokasi UPPKB direncanakan sebagai sistem rangka
terbuka struktur baja dan didesain sebagai rangka pemikul momen Khusus. Secara
umum berdasarkan SNI 03-1726-2002, konsep desain yang dipakai adalah Life Safety
Concept. Berdasarkan konsep ini, saat gempa besar terjadi sesuai dengan gempa
rencana maka kerusakan pada struktur boleh terjadi sebagai bentuk disipasi energi
gempa yang diserap struktur. Namun, gedung tidak boleh runtuh dan maksimum
berada dalam tingkat kinerja Life Safety.
Secara khusus untuk bangunan gedung kantor utama dan mess, mengingat 2 lantai,
struktur bangunan direncanakan terhadap gaya gempa dengan faktor kepentingan (l)
sebesar 1. Faktor reduksi gempa (R) yang digunakan adalah sebesar 8,5, karena
bangunan direncanakan sebagai bangunan dengan struktur portal yang khusus dapat
mereduksi gaya gempa terutama melalui mekanisme lentur atau dalam peraturan
gempa dikenal dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Dengan
konsep desain ini maka ketika terjadi gempa kuat, diharapkan para penghuni gedung
dapat menyelamatkan diri sesaat sebelum bangunan berada diambang keruntuhan.
Agar sistem struktur tersebut dapat tercapai, maka dalam perencanaan seluruh
elemen struktur baik dimensi ataupun pembesian harus direncanakan sesuai peraturan
gedung yang berlaku di lndonesia ataupun peraturan luar negri yang dapat dijadikan
refrensi, dan antara arsitektural dan struktur harus saling mengakomodasi.
Berikut secara umum uraian konsep dasar perencanaan struktur yang diterapkan pada
keseluruhan bangunan di ketiga lokasi UPPKB di Pulau Kalimantan :
Standar dan code yang digunakan dalam perencanaan bangunan di ketiga lokasi
UPPKB ini mengacu sepenuhnya pada standar dan codeyang berlaku di lndonesia
yaitu sebagai berikut:
Laporan Final
VII-5
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNl- 1726 -
2002).
Tata cara Perencanaan struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SK SNl 03 - 172s
2002)
ACI 318-02 (American Concrete lnstitute - Building Code Requirements for
Reinforced Concrete)
Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI 2847 -
2002)
Peraturan Pembebanan lndonesia untuk Gedung - 1983
Material yang digunakan dalam perencanan bangunan di ketiga lokasi UPPKB ini
adalah baja struktur, beton dan baja tulangan dengan propertis material sebagai
berikut :
Beton
Untuk memperoleh desain yang optimum, pada balok, kolom, pelat lantai dan
dinding penahan tanah digunakan satu tipe mutu beton yang disesuaikan
dengan beban yang dipikul.
Mutu beton yang digunakan pada elemen struktur pada perencanaan bangunan
UPPKB ini adalah :
Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan pada semua elemen struktur adalah spesifikasi
sebagai berikut :
Laporan Final
VII-6
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Baja Struktur
Struktur baja yang digunakan pada elemen struktur yang berbahan baja dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Beban-beban rencana yang bekerja pada struktur ditentukan dan dihitung sesuai
dengan ketentuan peraturan yang telah ditetapkan Peraturan Pembebanan
lndonesia untuk Gedung - 1983 (PPIUG-1983) dan sesuai dengan fungsi dan
utititas-utilitas yang terpasang pada struktur tersebut. Beban-beban yang
bekerja pada struktur meliputi berat sendiri, beban mati tambahan, beban
hidup, dan beban gempa.
Pemodelan Struktur
Laporan Final
VII-7
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Dengan pemodelan ini diharapkan akan mampu memberikan hasil yang cukup
representatif mengenai perilaku gedung yang sebenarnya.
4) Pembebanan
Pembebanan pada struktur bangunan merupakan salah satu hal yang terpenting
dalam perencanaan sebuah gedung. Kesalahan dalam perencanaan beban atau
penerapan beban pada perhitungan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal
pada hasil desain bangunan tersebut. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk
merencanakan pembebanan pada struktur bangunan dengan sangat teliti agar
Laporan Final
VII-8
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
bangunan yang didesain tersebut nantinya akan aman pada saat dibangun dan
digunakan.
Definisi utama beban adalah : sekelompok gaya yang akan bekerja pada suatu
luasan struktur. Setiap struktur yang akan direncanakan sebenarnya telah
ditentukan oleh kode – kode pembebanan yang telah ditetapkan berupa standar
nasional Indonesia (SNI)
Laporan Final
VII-9
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Beban Gempa
Untuk analisis dinamis digunakan analisis response spectrum berdasarkan
Response Spectrum Gempa Rencana pada wilayah Gempa 3 seperti yang
dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Laporan Final
VII-10
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Kurva respons spektrum yang dipergunakan dalam analisis ini adalah kurva gempa rencana
untuk tipe tanah lunak. Dalam hal ini pondasi direncanakan tertanam pada tanah asli dan
tidak terletak menggantung pada pondasi tanah urugan. Input data respon spektrum pada
program ETABS dapat dilihat pada gambar di atas.
Secara garis besar keseluruhan bangunan dalam kawasan site UPPKB di ketiga lokasi
tersebut menggunakan sistem konstruksi rangka baja, untuk kolom, balok serta untuk atap.
Sedangkan dengan uraian sebagai berikut :
1) Struktur Atap (Roof Structure)
Struktur Atap adalah sistem struktur yang berada pada bagian paling atas dari
bangunan. Ada beberapa kriteria dalam pemilihan struktur atap antara lain:
Sesuai dengan konsep bentuk arsitektural yang ingin dicapai.
Dapat memenuhi tuntutan fungsi dengan maksimal.
Kondisi iklim.
Bahan penutup atap Spandek atau Trimdek
Lebar bentang bangunan.
Upper struktur yang digunakan harus efektif, efisien, kuat, awet dan ekonomis.
Berdasarkan kriteria tersebut diatas maka upper struktur yang digunakan yaitu
rangka baja dan alumunium.
2) Upper Structure
Upper structure adalah bagian struktur yang berada pada bagian badan bangunan. Ada
beberapa kriteria dalam pemilihan upper struktur antara lain:
Dapat memenuhi tuntutan fungsi dengan maksimal
Super struktur yang digunakan harus efektif dan efisien dalam menyalurkan beban.
Kuat (kokoh), awet dan berumur panjang.
Laporan Final
VII-11
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Berdasarkan studi pemilihan upper structure di atas maka struktur yang digunakan pada
Penyusunan DED UPPKB Pulau Kalimantan adalah rangka baja dan beton bertulang untuk
keseluruhan bangunan baik utama maupun penunjang.
3) Sub Structure
Sub structure adalah bagian struktur yang berada pada bagian paling bawah dari
bangunan atau bagian kaki bangunan atau pondasi. Ada beberapa dasar pertimbangan
dalam pemilihan sub structure antara lain:
Kondisi daya dukung tanah di lokasi site
Potensi lingkungan sekitar site, yaitu menyangkut penggunaan sistem struktur
pada bangunan disekitar site
Dapat memenuhi tuntutan fungsi dengan maksimal
Sub struktur yang digunakan harus efektif dan efisien dalam menerima beban dari
upper struktur dan super struktur.
Kuat (kokoh), awet dan berumur panjang.
Ekonomis.
Laporan Final
VII-12
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Gambar 7.10. Tipe Pondasi yang Digunakan sebagai Sub Structure UPPKB Kalimantan dengan
kombinasi Cerucuk
Laporan Final
VII-13
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Untuk itu fasad luar bangunan akan didominasi dengan penggunaan material
Alumunium Composite Panel (ACP) serta kaca dan kusen alumunium yang berpadu
dengan konstrusi struktur baja.
a. ACP
Aluminium Composite Panel (ACP) adalah salah satu material yang biasanya berupa
lembaran yang bahannya terbuat dari lapisan aluminium pada kedua sisi luar dimana
didalamnya dilapisi dengan bahan non aluminium berupa bahan polyetthylene
dimana ketiga lapisan disatukan dalam lembaran yang kuat. Aluminium composite
panel dalam lembarannya akan didapatkan dalam lembaran yang kaku, kuat tapi
dalam berat yang cukup ringan.
Jenis ACP menurut lapisan catnya terdiri dari 2 macam , yaitu jenis Polyester (PE)
yang biasa banyak digunakan untuk interior dan PVDF (Poly Vinyl De Flouride) yang
biasa di gunakan di eksterior, karena jenis ini tahan segala jenis cuaca,sehingga
lapisan warna dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan jenis Polyester. Untuk
Gedung Arsip digunakan ACP dengan tipe PVDF untuk melapisi fasad luar gedung.
Laporan Final
VII-14
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Aluminium memiliki kualitas yang baik seperti logam . Hal ini tahan lama, sangat ideal
untuk di luar ruangan.
2) ACP memberikan efek kedap suara yang sangat baik, fitur yang pasti akan berguna
untuk fasilitas kesehatan dan studio rekaman.
4) ACP memiliki kekuatan yang unggul untuk rasio berat dibandingkan dengan baja.
Meskipun ringan, ACP dapat tahan tinggi terhadap getaran, kerusakan dan
benturan
Laporan Final
VII-15
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Pada eksterior gedung selain didominasi oleh penggunaan ACP, juga akan
dimaksimalkan pemakaian kaca pada gedung. Hal ini dimaksudkan agar bangunan
lebih ringan karena tidak menggunakan material yang berat seperti menggunakan
bata / hebel. Skin gedung menggunakan kaca dan kusen alumunium. Selain itu juga
dengan penggunaan kaca akan memberikan penerangan alami (daylight) pada saat
siang hari.
Mullion dan transome adalah rangka untuk memegang kaca/penutup skin gedung
biasanya terbuat dari bahan alumunium.
Mullion adalah elemen vertical/batang untuk jendela, pintu, fasad. Transome adalah
elemen horizontal diantara muliion-mullion. Bahan mullion dan transome dapat
terbuat dari alumunium, kayu, ataupun betonalumunium.
Adapun konsep penataan ruang dalam bangunan, antara lain sebagai berikut:
a) Lantai.
Laporan Final
VII-16
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Pada lantai digunakan bahan/material dari bahan dari keramik, baik yang berjenis
Homogenous Tile (granit tile) maupun Ceramic Tile, dengan pembedaan tipe sebagai
berikut :
Untuk lantai ruang dalam yang berpotensi basah digunakan tipe rustic ataupun
unpolished.
Untuk indoor yang merupakan penggunaan kering digunakan tipe yang polished.
b) Dinding.
Pada dinding digunakan bahan/material lokal yaitu bata ringan dengan finishing
plesteran acian serta cat tembok dengan warna sesuai dengan spesifikasi yang telah
mengakomodir keinginan dan requirement Pemberi Tugas.
Laporan Final
VII-17
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
c) Plafond
Untuk plafond digunakan beberapa bahan/material yang berbeda untuk penggunaan
pada ruang yang berbeda, yaitu :
1) Untuk ruang-ruang dalam yang kering digunakan bahan gypsum 9 mm dengan rangka
hollow yang difinishing cat tembok warna putih
2) Untuk ruang-ruang dalam yang berpotensi basah seperti kamar mandi/toilet,
digunakan bahan kalsiboard 3mm dengan rangka hollow dan finishing cat tembok
warna putih.
3) Untuk plafond penutup kanopi platform, digunakan bahan plafond metal yang dapat
dipasang pada bidang melengkung dengan warna putih.
Referensi
Pedoman plambing Indonesia Th. 1977 DPU
Perancangan dan pemeliharaan sistim plambing Indonesia Sofian &
Morimura
Laporan Final
VII-18
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
- Sumur Artesis
Pompa ini berfungsi untuk mengangkut (Lifting) air bersih dari tangki
air bawah ke tangki air atas.
Pompa Pemacu
Pompa ini berfungsi untuk memompa / memacu air bersih dari tangki
air atas yang akan di distribusikan ke peralatan sanitari di lantai 3 dan
Laporan Final
VII-19
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
4) Dasar Perencanaan
Untuk melaksanakan perhitungan teknis dalam setiap jenis pekerjaan
tersebut diatas, ditentukan beberapa besaran - besaran antara lain :
a. Kebutuhan Air Bersih
Jumlah penghuni
A. UPPKB Siantan
Kebutuhan air per orang per hari 100 ltr/orang/hari (Ref. Plambing,
Soufyan-Takeo, hal 48, table 3.12)
Laporan Final
VII-20
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Kebocoran 10 %
Kebutuhan air bersih adalah :
19.300 / 1.000 = 19,3 m3
Kebocoran 10 % = 1,93 m3 +
Jumlah = 21,23 m3
Dibulatkan = 21 m3
Dengan asumsi jam kerja = 8-10 jam.
Kebutuhan air per orang per hari 100 ltr/orang/hari (Ref. Plambing,
Soufyan-Takeo, hal 48, table 3.12)
Kebocoran 10 %
Kebutuhan air bersih adalah :
19.300 / 1.000 = 19,3 m3
Kebocoran 10 % = 1,93 m3 +
Jumlah = 21,23 m3
Dibulatkan = 21 m3
Dengan asumsi jam kerja = 8-10 jam.
C. UPPKB
Laporan Final
VII-21
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Kebutuhan air per orang per hari 100 ltr/orang/hari (Ref. Plambing,
Soufyan-Takeo, hal 48, table 3.12)
Kebocoran 10 %
Kebutuhan air bersih adalah :
19.300 / 1.000 = 19,3 m3
Kebocoran 10 % = 1,93 m3 +
Jumlah = 21,23 m3
Dibulatkan = 21 m3
Dengan asumsi jam kerja = 8-10 jam.
Laporan Final
VII-22
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
- Urinoir 5 FU x 2 = 10 FU
- Washtafel 2 FU x 4 = 8 FU
- Jet washer 2 FU x 5 = 10 FU +
Jumlah = 78 FU
Lantai 2
- Closet 10 FU x 15 = 150 FU
- Urinoir 5 FU x 6 = 30 FU
- Washtafel 2 FU x 12 = 24 FU
- Jet washer 2 FU x 15 = 30 FU +
Jumlah = 234 FU
= 16 m + 8 m
= 24 m x SF (10%)
= 26 m (dibulatkan)
Head = 26 m
Daya = 7,5 kW
Jumlah = 2 pompa
2) Dasar Perencanaan
Pada umumnya air buangan dari rumah tinggal termasuk ke dalam
bangunan domestic, dimana karakteristik air buangan yang keluar tidak
jauh berbeda dengan buangan rumah tangga (domestic). BOD yang berasal
dari buangan domestic berkisar antara (360 - 450) mg/ltr. SS yang berasal
dari buangan domestic berkisar antara (200 - 300) mg/ltr. Sedangkan
persyaratan effluent air buangan yang dapat dibuang langsung ke
wadah air penerima harus mempunyai karakteristik :
BOD = Minimum 20, max 30 mg/ltr yang diperhitungkan adalah
20 ppm.
SS = 20 mg/ltr
Laporan Final
VII-24
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Laporan Final
VII-25
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
2) Dasar Perencanaan
Dalam perencanaan sistem saluran air hujan dapat dibagi menjadi 2 (dua)
bagian :
a. Sistem air hujan untuk melayani atas lantai (atap) gedung 100%.
b. Sistem air hujan untuk melayani halaman gedung/land scape dan dari
gedung (90 - 95)%.
Q = 0,002785 C. I. A
Dimana :
C = koefisien pengaliran
I = Intensitas hujan daerah setermpat (mm/jam)
A = Luas daerah pelayanan (Ha)
Q = Kapasitas air hujan yang harus ditampung pada saluran
(m3/detik )
= 0,0050 m3/det.
Q =vxa
Dimana :
a = Luas Penampang saluran
v = Kecepatan Aliran ( 2 m/det.)
Maka : a = Q/V
D = 0,0566 m
D = 56,60 mm
D = 2,23"
D = 3"
Diambil pipa dengan diameter 3". Bahan-bahan yang dipakai :
a. Pipa PVC
b. Buis beton dan bak kontrol yang diberi grille besi cor
c. Roof drain terbuat dari cast iron
Laporan Final
VII-27
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
serta besarnya beban listrik, suplai listrik, distribusi listrik dan sistem
proteksi yang digunakan.
1. Sistem Telepon
2. Sistem Fire Alarm
3. Sistem CCTV
4. Jaringan Data
PLN merupakan sumber listrik utama yang akan mensuplai seluruh beban
Laporan Final
VII-29
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
b. Keadaan dimana sumber daya PLN mengalami gangguan (pihak PLN belum
dapat mensuplai daya listrik, sehingga PLN tidak dapat mensuplai daya
listrik), selanjutnya disebut Keadaan PLN Failure.
Pada keadaan ini genset akan hidup/on secara otomatis dan bekerja
untuk mensuplai 100% dari beban yang sama seperti pada keadaan
normal.
Laporan Final
VII-30
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
1) Umum
Secara umum sistem distribusi listrik untuk bangunan kantor dan penunjang
UPPKB ini menggunakan Sistem Instalasi Tegangan Rendah.
Daya dari PLN yang bertegangan 400/220 Volt disalurkan melalui NYY
4x185 mm2 ke PUTR (Panel Utama Tegangan Rendah).
Incoming PUTR selain dari Trafo juga dari Panel Genset (P-G).
Laporan Final
VII-31
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
3) Kabel Feeder
a. Tipe dan Diameter Kabel Feeder.
Tipe kabel yang dipakai adalah tipe kabel daya NYYGbY, NYY baik berurat
tunggal (single core) maupun berurat banyak (multi core) dan diameter
kabel disesuaikan dengan beban yang ada.
2xLxI
dV = --------------
Gx A
Dimana :
dV = Rugi - rugi tegangan (volt)
L = Panjang kabel (m)
I = Arus (ampere)
G = Konduktifitas (56 m/ohm mm2) untuk penghantar
tembaga
A = Luas penampang penghantar (mm2)
Laporan Final
VII-32
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
√3 x I x L x cos q
dV = ----------------------------
GxA
Dimana :
dV = Rugi-rugi tegangan (volt)
L = Panjang kabel (m)
I = Arus (ampere)
G = Konduktifitas (56 m/ohm mm2) untuk penghantar
tembaga
A = Luas penampang penghantar (mm2)
cos q = Faktor Daya
Ketebalan panel listrik untuk wall mounted minimum 1,6 mm dan untuk
free standing adalah 2 mm.
b. Pembuatan Panel
Cara pembuatan dan ukuran dari panel disesuaikan dengan standar yang
berlaku.
c. Sistem Proteksi
Laporan Final
VII-33
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
5) Sistem Penerangan
a. Umum
Tingkat intensitas penerangan untuk ruangan disesuaikan dengan fungsi
dari ruangan tersebut, sehingga didapat level intensitas penerangan yang
cukup dan sesuai dengan pekerjaan tersebut.
a. Dalam Bangunan
Laporan Final
VII-34
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
b. Koridor
Untuk ruangan ini dipergunakan lampu Down Light tipe Recessed
Mounted dengan type bola lampu PLC 13 W dimana modelnya
disesuaikan dengan estetika pekerjaan arsitektur.
c. Toilet
Untuk ruangan ini dipergunakan lampu Baret, sehingga memberi kesan
estetika dari segi Arsitektur.
d. Lobby, Entrance
Untuk ruangan ini dipergunakan lampu tipe Down Light PL yang akan
memberikan kesan estetika dari segi Arsitektur.
e. Tangga
Untuk ruangan ini dipergunakan tipe lampu TL yang dilengkapi dengan
batere dan lampu exit dengan batere sebagai back-up suplai daya.
f. Luar Gedung
Untuk ruangan ini dipergunakan lampu taman jenis mercury satu tiang
dengan variasi satu dan dua buah lampu, disesuaikan dengan
kebutuhan, yang dilengkapi dengan tutup glass bulat, sehingga memberi
kesan indah sesuai dengan exterior.
7) Perhitungan Intensitas Penerangan Ruangan
Rumus :
Di mana :
Laporan Final
VII-35
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
p = Panjang (meter)
l = Lebar (meter)
h = Tinggi efektif (tinggi lantai ke plafond minus tinggi bidang
kerja, meter)E = Intensitas penerangan (Lux)
N = Jumlah fixture
ζ = Efficiency Utilation Factor
M = Maintenance factor (0,8)
Ф = Intensitas cahaya (Lumen)
b. Tangga
Untuk tangga lampu-lampu penerangan tangga direncanakan sistem
penyalaan nya menggunakan saklar.
c. Luar Gedung
Untuk penerangan dipergunakan time switch, sehingga lampu dapat
menyala dan padam pada waktu diprogram (tertentu) secara otomatis.
Laporan Final
VII-36
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Pengkabelan instalasi stop kontak dengan kabel NYA atau NYM dengan
penampang 2,5 mm2 dengan konduit PVC semua stop kontak dihubung
tanahkan melalui kabel yang dihubungkan ke grounding terminal pada
panel untuk stop kontak.
Semua motor listrik, stop kontak, panel listrik, lampu-lampu dan bagian
instalasinya yang didalam keadaan kerja normal tidak bertegangan
dihubung tanahkan ke sistem pentanahan (Grounding System).
Laporan Final
VII-37
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
1. Eksternal
Untuk hubungan ke luar (eksternal) digunakan sistem komunikasi dengan
penggunaan peralatan elektronik yang berupa telepon,faximile dan
seperangkat komputer yang dilengkapi jaringan internet (email). Kegiatan
penerimaan panggilan dapat dilakukan melalui operator, sebaliknya untuk
kegiatan panggilan keluar dilakukan secara langsung ke nomor tujuan yang
ingin dihubungi.
2. Internal
Untuk sistem komunikasi didalam site (internal) dapat digunakan sistem
PABX (Privat Automatic Brench Exchange), dikarenakan sistem ini dapat
dengan mudah dalam penyampaian informasi, efektif, efisien dan tentunya
ekonomis.
Eksternal Telepon
Telepon
Laporan Final
VII-38
Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Pulau Kalimantan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Jakarta – Tahun Anggaran 2016
Laporan Final
VII-39