Anda di halaman 1dari 211

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA TN. P


DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA
DIABETES MELITUS DI DUSUN MANCASAN,
AMBARKETAWANG, DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

OLEH :
LISA TRI ANGGRAINI
NIM : 1812026

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”
YOGYAKARTA
2015

I
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA TN. P


DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA
DIABETES MELITUS DI DUSUN MANCASAN,
AMBARKETAWANG, DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan


Pendidikan Program D III Keperawatan
Akademi Keperawatan “YKY”

Yogyakarta

LISA TRI ANGGRAINI

NIM : 1812026

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”
YOGYAKARTA
2015

II
III
IV
MOTTO

 Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari

biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari

biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas,

lapisan tekat yang seribu kali lebih keras dari baja, dan

hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta

mulut yang akan selalu berdoa ( 5 cm )



 Belajarlah mengucap syukur dari hal – hal baik di

hidupmu. Belajarlah menjadi kuat dari hal – hal buruk


d hidupmu ( BJ Habibie )

 Dalam hal sesulit apapun itu sebelum kita mencoba

dengan usaha yang maksimal jangan pernah menyerah


dan jangan pernah mengatakan “AKU TIDAK BISA”,

karena Allah melihat bukan dari hasilnya tetapi Allah


melihat dari prosesnya (Lisa Tri Anggraini)

V
LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji sukur selaluku haturkan kepada sang pencipta, dari semua yang aku

dapatkan, aku kerjakan semua ini tidak lepas dari dukungan, semangat dan doa

dari orang – orang yang ada di sekitarku, untuk itu aku ingin mempersembahkan

karya tulis ilmiah yang dengan sepenuh hati aku buat ini untuk :

1. Ayah dan Ibuku yang aku cintai dan aku sayangi, yang sudah memberikan

semangat, nasihat, dukungan dengan penuh kesabaran dan yang selalu

mendoakan aku sampai aku bisa melewati semua pendidikan ini dengan lancar.

2. Rahmat Hernawan yang selalu menjadi penyemangat hatiku, selalu ada untuk

aku disaat suka maupun duka, yang tak henti – hentinya juga memberiku

semangat, nasehat dan dukungan dengan penuh kesabaran.

3. Sahabatku Mei, Anggit yang selalu bercanda tawa bersama, dan memberi

semangat dan Shita Anggi Mustika yang sudah membantu mencari referensi.

4. Teman – teman seperjuangan di Akper YKY khususnya Squad A yang selalu

bercanda dan tertawa bersama. Kalian luar biasa.

5. Almamater coklat ku tercinta.

VI
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Tn. P dengan Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes

Melitus di Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja

Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta” dengan lancar.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dan diajukan guna memenuhi persyaratan

untuk menyelesaikan Pendidikan Program D III Keperawatan di Akademi

Keperawatan “YKY” Yogyakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Nuryandari, SKM. M.Kes selaku Direktur Akademi keperawatan “YKY”

2. Pimpinan serta staf Puskesmas Gamping I yang telah membantu dan

memberikan kesempatan dalam melakukan studi kasus ini.

3. Fina Amalia, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing dan penguji Ujian

Akhir Program yang dengan sabar telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran dalam penyusunan

Karya Tulisan Ilmiah ini.

4. Maria H. Bakri, SKM.,M.Kes selaku penguji Ujian Akhir Program

VII
5. Maria Rini Yuliarti, S.Kep selaku Penguji Ujian Akhir Program dari

Puskesmas Gamping I yang telah banyak membantu, memberikan

pengarahan, bimbingan dan memberikan kesempatan dalam melakukan

studi kasus.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Akademi Keperawatan “YKY”

Yogyakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat dimasa mendatang.

7. Keluarga besar Tn. P selaku keluarga binaan saya di Dusun Mancasan

Ambarketawang, Gamping, Sleman.

8. Teman-teman mahasiswa dan semua pihak yang membantu dan

memberikan semangat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan. Untuk itu bila ada masukan baik dalam bentuk saran atau

kritik yang bersifat membangun baik dari pembimbing sangat dibutuhkan,

sehingga dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini menjadi lebih sempurna lagi.

Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 8 Juni 2015

Penulis

VIII
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................................iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xii
INTISARI ................................................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 3
D. Tujuan Penulisan......................................................................................................... 4
E. Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 6
F. Metode Penulisan........................................................................................................ 7
G. Sistematika Penulisan ................................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga ....................................................................................................... 12
B. Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus............................................................. 21
C. GambaranUmumAsuhan KeperawatanKeluarga ............................................ 35
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian .................................................................................................................. 66
B. Struktur dan Sifat Keluarga................................................................................... 68
C. Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya .................................................................. 82
D. Faktor Rumah dan Lingkungan ........................................................................... 85
E. Kesehatan Ibu dan Anak ........................................................................................ 88
F. Kesehatan Lansia ..................................................................................................... 89
G. Riwayat Kesehatan Mental dan Psikososial ..................................................... 89
H. Persepsidan Tanggapan Keluarga Terhadap Masalah ................................... 91
II. Analisa Data ............................................................................................................... 92
III. Asuhan Keperawatan ............................................................................................ 100
IV. Catatan Perkembangan … .............................................................................. 110
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan Pengkajian ....................................................................................... 114
B. Pembahasan Diagnosa Keperawatan................................................................ 118

IX
C. Pembahasan Rencana Keperawatan ................................................................. 122
D. Pembahasan Pelaksanaan Keperawatan .......................................................... 125
E. Pembahasan Evaluasi ........................................................................................... 128
F. Pembahasan Dokumentasi .................................................................................. 129
G. Pembahasan Faktor Pendukung dan Penghambat. ....................................... 131
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 132
B. Saran .......................................................................................................................... 136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Apgar Keluarga
Lampiran 2. Satuan Acara Pembelajaran
Lampiran 3. Leaflat Senam Kaki Diabetes Melitus
Lampiran 4. Leaflat Diet Diabetes
Lampiran 5. Kegiatan dan Observasi Lingkungan Rumah Tn. P
Lampiran 6. Kegiatan Saat Senam Kaki Diabetes
Lampiran 7. Kegiatan Saat Kunjungan Rumah Tn. P
Lampiran 8. Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga

X
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penilaian Skoring ...................................................................................................... 51


Tabel 2 Daftar Anggota Keluarga ........................................................................................ 64
Tabel 3 Daftar Keluarga yang Meninggal ......................................................................... 64
Tabel 4 Daftar Tempat Tinggal Anggota Keluarga ........................................................ 64
Tabel 5 Pendidikan Anggota Keluarga .............................................................................. 95
Tabel 6 Analisa Data ............................................................................................................... 92
Tabel7 Penentuan Prioritas .................................................................................................... 96
Tabel 8 Rencana Keperawatan . ........................................................................................ 100
Tabel 9 Catatan Perkembangan . ....................................................................................... 110

XI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Patway …………............................................. .................................. 25


Gambar 2 Genogram ..................................................................................................... 74
Gambar 3 Denah Rumah ………………………………………………….. 86

XII
Lisa Tri Anggraini. (2015). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn. P
Dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Diabetes Melitus di
Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja
Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
Pembimbing :
Fina Amalia, S.Kep., Ns

INTISARI

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul Asuhan keperawatan keluarga pada


keluarga Tn. P dengan Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di
Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja Puskesmas
Gamping I Sleman Yogyakarta, dilatar belakangi oleh jumlah kunjungan pasien
dengan Diabetes Melitus mulai bulan Januari hingga April 2015 tercatat sebanyak
383. Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau
penurunan sensivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis.
Di Indonesia penderia Diabetes Melitus jumlahnya cukup fantastis, pada tahun
2006 ditemukan 14 juta penderita diabetes melitus.
Tujuan dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis bisa mendapatkan
pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Tn. P dengan Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di
Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja Puskesmas
Gamping I Sleman Yogyakarta. Asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan
selama tiga hari sebanyak 4 kali kunjungan rumah dimulai tanggal 1-3 Juni 2015,
dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan keluarga.
Setelah melakukan pengkajian penulis mendapatkan satu diagnosis
keperawatan yaitu ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik diabetes pada
keluarga Tn. P dengan Ny. T menderita Diabetes Melitus dengan 3 etiologi
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga ang sakit,
ketidakmampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang kondusif, dan
ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan. Dari
diagnosis yang muncul hanya dapat teratasi sebagian.
Dari semua pengkajian asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu
anggota keluarga menderita Diabetes Melitus dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, peran keluarga sangatlah penting
untuk membantu mengatasi masalah yang ada.

KATA KUNCI : Diabetes Melitus, Peran Keluarga, Peran tim kesehatan

XIII
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

DM adalah penyakit defisiensi atau resistensi insulin kronik yang

mengganggu metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak sehungga

menyebabkan hiperglikemia (peningkatan kadar glukosa darah). Penyakit

ini mengenai 6,3 % populasi, atau kasarny 18 juta orang. Setengah dari

yang terkena, tidak terdiagnosis (Mayer H. Brenna, 2011).

DM merupakan salah satu penyakit degenerative, yaitu penyakit

akibat fungsi atau struktur dari jaringan atau organ tubuh yang secara

progresif menurun dari waktu ke waktu karena usia atau pilihan gaya

hidup. Penyakit ini juga dikenal sebagai penyakit akibat dari pola hidup

modern dimana orang lebih suka makanan siap saji, kurangnya aktivitas

fisik karena lebih memanfaatkan teknologi seperti penggunaan kendaraan

bermotor dibandingkan dengan jalan kaki (Nurhasan 2000, dalam jurnal

Herlena Essy Phitri & Widiyaningsih, 2013).

Jumlah penderita DM secara global terus meningkat setiap

tahunnya. Menurut data yang dipublikasikan oleh World Health

Organization (WHO) angka kejadian diabetes mellitus di dunia

berkembang dari 30 juta pada tahun 1985 menjadi 194 juta pada tahun

2006. Pada tahun 2025 di perkirakan angka ini terus meningkat mencapai

333 juta.
2

WHO melaporkan, jumlah kematian akibat penyakit Diabetes

Mellitus di seluruh dunia adalah 3,2 juta orang per tahun. Itu artinya,

setiap menit, 6 orang meninggal dunia akibat diabetes.Karena penyakit

tersebut telah menjadi penyebab kematian terbesar nomor lima di dunia.

Bisa dimaklumi jika banyak orang khawatir dengan penyakit Diabetes

Mellitus (Depkes RI, 2000 dalam jurnal Herlena Essy Phitri &

Widiyaningsih, 2013).

Di Amerika Serikat Diabetes Melitus dan komplikasinya lebih

banyak menghabiskan dana asuhan kesehatan Amerika Serikat daripada

penyakit tunggal lainnya. Diabetes menjadi penyebab utama ketiga dari

kebutaan dan penyebab hilangnya ekstremitas ( selain trauma ) yang

paling sering di Amerika Serikat. Diabetes menggandakan resiko

seseorang untuk menderita penyakit jantung (Mayer H. Brenna, 2011).

Di Indonesia penderia Diabetes Melitus jumlahnya cukup fantastis,

pada tahun 2006 ditemukan 14 juta diabetes mellitus, WHO

memperkirakan pada tahun 2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia

akan terkena penyakit Diabetes Melitus (Depkes RI, 2000 dalam jurnal

Herlena Essy Phitri & Widiyaningsih, 2013).

Dari data di Puskesmas Gamping I, jumlah kunjungan pasien

dengan Diabetes Melitus mulai bulan Januari hingga April 2015 tercatat

sebanyak 383. Angka yang sangat tinggi jika dilihat dari jangka waktu 3

bulan dan juga hanya dalam satu wilayah kerja Puskesmas Gamping 1.
3

Namun, beberapa ahli memperkirakan bahwa hampir 99 % hasil

akhir diabetes bergantung pada perawatan sendiri oleh pasien. Jadi,

mengajarkan Anda kemampuan untuk merawat diri sendiri memberi

kesempatan yang baik untuk menghindari komplikasi diabetes (Mayer H.

Brenna, 2011).

Atas dasar uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun

Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada

keluarga Tn. P dengan Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes

Melitus di Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di

wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam karya tulis ini penulis merumuskan masalah “Bagaimana

Asuhan Keperawatan Keluarga Pada keluarga Tn. P dengan Salah satu

anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun Mancasan,

Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja Puskesmas Gamping

I Sleman Yogyakarta ?”.

C. RUANG LINGKUP

1. Ruang Lingkup Mata Ajar

Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. P dengan salah

satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun Mancasan,

Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja Puskesmas


4

Gamping I Sleman Yogyakarta merupakan bagian dari mata ajar

Keperawatan Keluarga dan Keperawatan Medikal Bedah.

2. Ruang Lingkup Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga ini dilakukan selama 3

hari yaitu tanggal 01-03 Juni 2015, pada keluarga Tn. P dengan

lingkup tempat di Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping,

Sleman di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.

3. Lingkup Asuhan Keperawatan

Dalam melakukan asuhan keperawatan ini penulis menggunakan

proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi keperawatan, dokumentasi serta

catatan perkembangan.

D. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan

Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. P dengan Salah satu

anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun Mancasan,

Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja Puskesmas

Gamping I Sleman Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

Penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam :


5

a. Melaksanakan pengkajian pada keluarga Tn. P dengan Salah satu

anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun Mancasan,

Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja Puskesmas

Gamping I Sleman Yogyakarta.

b. Merumuskan diagnosis keperawatan pada keluarga Tn. P dengan

Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun

Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja

Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.

c. Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga Tn. P dengan

Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun

Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja

Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga Tn. P dengan

Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun

Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja

Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.

e. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan pada keluarga Tn. P

dengan Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di

Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah

kerja Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.

f. Melaksanakan proses pendokumentasian keperawatan pada

keluarga Tn. P dengan Salah satu anggota keluarga menderita

Diabetes Melitus di Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping,


6

Sleman di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman

Yogyakarta.

g. Mengidentifikasi faktor penghambat dan faktor pendukung dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. P dengan Salah

satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun

Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja

Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.

E. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi Penulis

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang nyata dalam

memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan salah satu anggota

menderita Diabetes Melitus.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa atau pengajar di Akedemi

Keperawatan “YKY” Yogyakarta dalam rangka meningkatkan

dan mengembangkan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga.

3. Bagi Puskesmas

Diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas Gamping I dalam

rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, memperluas

wawasan dan pengetahuan tentang perawatan di Puskesmas Gamping I

dalam mengambangkan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

DM.
7

F. METODE PENULISAN

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan

metode deskriptif yaitu pemaparan kasus yang bertujuan untuk

memecahkan masalah dengan tahap pengkajian hingga dokumentasi

berdasarkan pendekatan proses keperawatan yang selanjutnya dianalisa

dan berakhir pada penarikan kesimpulan.

Pengumpulan data pada tahap pengkajian dapat dilakukan dengan

menggunakan tiga metode, yaitu komunikasi, observasi, dan pemeriksaan

fisik. Metode tersebut sangat bermanfaat bagi perawat dalam melakukan

pendekatan kepada klien pada tahap pengumpulan data, perumusan

diagnosis keperawatan, dan perencanaan secara rasional dan sistematis

(Nursalam, 2008). Penjelasan metode-metode yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data primer dengan cara :

a. Anamnesis

Anamnesis adalah Tanya jawab / komunikasi secara

langsung dengan klien maupun tak langsung dengan keluarganya

untuk menggali informasi tentang status kesehatan klien.

Komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi terapeutik, yaitu

suatu pola hubungan interpersonal antara klien dan perawat yang

bertujuan untuk menggali informasi mengenaistatus kesehatan

klien dan membantu menyelesaikan masalah yang terjadi.


8

Dalam melakukan anamnesis atau komunikasi ini, perawat

harus mempunyai kemampuan yang baik karena perawat dalam

berinteraksi dengan klien harus memperhatikan aspek verbal dan

perilaku nonverbal (Nikmatur R & Saiful W, 2012).

b. Observasi

Observasi adalah tindakan mengamati secara umum

terhadap perilaku dan keadaan klien. Observasi memerlukan

keterampilan, disiplin dan praktik klinik (Nikmatur R & Saiful W,

2012).

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah cara pengumpulan data melalui

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan tanda-

tanda vital. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada penderita

diabetes melitus dan seluruh anggota keluarga meliputi:

1) Keadaan umum : kesadaran, suara bicara dan tanda-tanda

vital.

2) Pemeriksaan integumen : kulit, kuku dan rambut.

3) Pemeriksaan kepala dan leher : kepala, muka dan leher.

4) Pemeriksaan dada.

5) Pemeriksaan abdomen.

6) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus.

7) Pemeriksaan ekstremitas.
9

8) Pemeriksaan neurologi : pemeriksaan nervus cranialis,

pemeriksaan motorik, pemeriksaan sensorik dan pemeriksaan

refleks. (Misbach, 1999)

2. Pengumpulan data sekunder

a. Studi kepustakaan

Metode ini diperoleh dari catatan-catatan atau buku-buku yang

berhubungan dengan penyakit dan perawatnya yang digunakan

sesuai dengan landasan teori.

b. Studi dokumentasi

Dengan mempelajari catatan kesehatan keluarga yang terdahulu

dan hasil pemeriksaan penunjang lain di dalam status keluarga

dalam rekam medis di Puskesmas Gamping I dapat mendukung

proses keperawatan.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Setelah terkumpul data yang lengkap selanjutnya dilakukan penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan sistematika sebagai berikut :

BAB IPENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan

masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, metode pengumpulan data, sistematika

penulisan.
10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan tentang A. Konsep dasar keluarga,

B. Konsep dasar Diabetes Melitus, dan C. Gambaran umum

asuhan keperawatan keluarga dengan masalah Diabetes

Melitus.

BAB III TINJAUAN KASUS

Pada bab ini berisi laporan kasus asuhan keperawatan pada

keluarga Tn. P dengan Salah satu anggota keluarga

menderita Diabetes Melitus di Dusun Mancasan,

Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja

Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi

pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan studi dokumentasi.

BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang pembahasan A. Pengkajian, B.

Diagnosa keperawatan, C. Perencanaan, D. Implementasi,

E. Evaluasai, F. Dokumentasi serta membandingkan antara

teori dengan kasus yang kemudian akan dianalisa dan

diidentifikasi faktor pendukung dan penghambat.


11

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan A. Kesimpulan dan B. Saran dari

penulis terhadap masalah yang ditemukan yang

berhubungan dengan pokok karya tulis ilmiah ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA

1. Definisi Keluarga

BKKBN (1996) dalam Suprajitno (2004), Keluarga merupakan

bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita.

Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahawa setiap individu

merupakan bagiannya dan di keluarga semua dapat di ekspresikan

tanpa hambatan yang berarti.

Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004), mendefinisikan

keluarga sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai

peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

Whall (1986) dalam Marilyn M. Friedman (2010), keluarga adalah

sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua

individu atau lebih yang memliliki hubungan khusus, yang dapat

terkait dengan hubungan darah atau hokum atau dapat juga tidak,

namun berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap

dirinya sebagai keluarga.

2. Tipe Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan

orang yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga

dikelompokkan menjadi dua yaitu (Suprajitno,2004) :


13

a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri

dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau

adopsi atau keduanya.

b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti di tambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah

(kakek, nenek, pamam, dan bibi).

(Sudiharto, 2007) membagi beberapa bentuk keluarga adalah sebagai

berikut :

a. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga

tempat asal seseorang dilahirkan.

b. Keluarga berantai (social family), keluarga yang terdiri dari wanita

dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu

keluarga inti.

c. Keluarga duda atau janda, keluarga uang terbentuk karena

perceraian dan/ atau kematian pasangan yang dicintai.

d. Keluarga komposit (composite family), keluarga dari perkawinan

poligami dan hidup bersama.

e. Keluarga kohabinasi (cohabination), dua orang menjadi satu

keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di

Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan

budaya timur. Namun, lambat laun keluarga kohabinasi mulai dapat

diterima.
14

f. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai

global dan pengaruh informasi yang dahsyat, dijumpai bentuk

keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah

dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-

laki, paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah

dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah menikah dengan

anak perempuan tirinya.

3. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga

Menurut Suprajitno (2004), tahap-tahap perkembangan

kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan adalah delapan

model perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu: : a. Tahap I :

Keluarga pemula (Beginning family)

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah

keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan

perpindahan dari keluarga asal atau status lajang kehubungan baru

yang intim. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan

tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :

1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai

orang tua).
15

b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak

Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30

bulan.Biasanya orang tua tergetar hatinya dengan kelahiran anak

pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran akan hilang

dalam beberapa hari karena ibu dan bayi mulai saling mengenal.

Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap

siklus kehidupan keluarga, yaitu :

1) Membentuk unit muda sebagai yang mantap

(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).

2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan

dengan kebutuhan anggota keluarga.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambah peran-peran orang tua dan kakek serta nenek.

c. Tahap III : Keluarga dengan anak prasekolah

Siklus kehidupan dimulai ketika anak pertama berusia 2,5

tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga mungkin

terdiri dari tiga atau lima orang, keluarga menjadi lebih majemuk.

Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus

kehidupan keluarga, yaitu :

1) Memenuhi kebutuhan anggota seperti rumah, ruang bermain,

privasi, keamanan.
16

2) Mensosialisasikan anak.

3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak yang lain.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak).

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah

Dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai

masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari

masa remaja. Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan

tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :

1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

yang sehat.

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota

keluarga. e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima

dari siklus kehidupan dimulai.Tahap ini berlangsung selama 6-7

tahun, anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19-20 tahun.

Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus

kehidupan keluarga, yaitu :

1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika

remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.


17

2) Menfokuskan kembali hubungan perkawinan.

3) Berkomunikasi terbuka antara orang tua dan anak-anak.

f. Tahap VI : Keluarga melepas anak dewasa muda

Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak

pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan

rumah kosong ketika akhirnya anak terakhir meninggalkan rumah.

Tugas-tugas perkembangan keluarga sesuai dengan tahap siklus

kehidupan keluarga, yaitu :

1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota

keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.

2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali

hubungan perkawinan.

3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami

istri.

g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan

Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat pensiun. Orang tua memasuki usia 45-55.

Tugas-tugas perkembangan siklus kehidupan keluarga, yaitu :

1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti

dengan para orang tua lansia dan anak-anak.

3) Memperkokoh hubungan perkawinan.


18

h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Tahap terakhir dari siklus kehidupan keluarga dimulai dengan

salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus

brlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir

dengan pasangan lain yang meninggal. Tugas-tugas perkembangan

keluarga sesuai dengan tahap siklus kehidupan keluarga, yaitu :

1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.

2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan.

4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.

5) Mempertahankan ikatan antar generasi.

6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.

4. Fungsi Keluarga

Secara umum fungsi keluarga menurut friedman (1998) dalam

Suprajitno (2004) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan

untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi dan

mengembangkan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sosial

sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang

lain di luar rumah.


19

c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi

dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini di kembangkan menjadi

tugas keluarga di bidang kesehatan.

5. Tugas Keluarga

Suprajitno (2004), sesuai dengan pemeliharaan kesehatan, keluarga

mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan, meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan

kebutuha keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa

kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah

kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.

Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami anggota anggota keluarga.

b. Memutuskan tindakann keehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas

ini meruakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan


20

pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat

agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Seringkali

keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh

keluarganya sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan

lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak

terjadi.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga.

e. Mamanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi

keluarga.

Keluarga yang sanggup melaksanakan tugas-tugas

kesehatan baik masalah-masalah diatas dapat dikatakan sanggup

mengatasi dengan baik masalah-masalah kesehatan dan dengan

demikian hanya memerlukan sedikit pengawasan dan bimbingan

dari petugas kesehatan.


21

B. KONSEP DASAR DIABETES MELITUS

1. Pengertian

Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai

dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh

penurunan sekresi insulin atau penurunan sensivitas insulin atau

keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular,

makrovaskular, dan neuropati (Yuliana Elin, 2009 dalam Amin Huda

N, jilid 1, 2013).

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit kronik yang komples

yang melitkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak

dan berkembangnya komplikasi makrovaskular dan neurologis (Sujono

Riyadi, 2013).

Sedangkan menurut Francis dan John (2000) dalam

http://www.tersemangat.com/2014/02/laporan-pendahuluan-diabetes-

melitus.html (di akses pada tanggal 7 Juni 2015 pukul 10.39), Diabetes

Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan

hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi

sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau

keduanya.

Pada tahun 2013, Indonesia memiliki sekitar 8,5 juta penderita

Diabetes yang merupakan jumlah ke empat terbanyak di Asia dan

nomor 7 di dunia. Dan pada tahun 2020, diperkirakan Indonesia akan


22

memiliki 12 Juta penderita diabetes, karena yang mulai terkena

diabetes semakin muda (http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_melitus

diakses tanggal 7 Juni 2015 pukul 10.49).

Berdasarkan beberapa pengertian Diabetes Melitus diatas maka

penulis menyimpulkan bahwa penyakit Diabetes Mellitus adalah

penyakit degeneratif dan merupakan suatu penyakit yang sangat

komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein

dan lemak serta dapat mengancam hidup. Penyakit ini disebabkan oleh

defisiensi insulin karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah.

Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data

Group: Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other

Categories of Glucosa Intolerance:

a. Diabetes Melitus Tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus,

IDDM)

Defisiensi insulin karena tidak terdapatnya sel-sel

langerhans, biasanya berhubungan dengan tipe HLA spesifik,

keadaan defisiensi insulin ini biasanya dikatakan absolut karena

ketergantungan yang sepenuhnya pada insulin-eksogen.Penderita

IDDM cenderung memiliki keadaan intoleransi glukosa yang lebih

berat dan tidak stabil. IDDM lebih khas/cenderung terjadi pada

semua usia, umumnya usia muda.


23

b. Diabetes Melitus Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus,

NIDDM)

Karena suplai insulin berkurang atau tidak cukup efektif

sebagaimana mestinya tingkat gula darah naik lebih lamban.Tidak

banyak protein dan lemak yang dihancurkan, hingga produksi

keton pun tidak banyak, dan rendahnya resiko terkena ketoasidosis

koma.Kebanyakan yang menderita diabetes tipe 2 adalah wanita

dari pada pria, mungkin karena diabetes munculnya di usia yang

lebih lanjut dan wanita umumnya hidup lebih lama (Mansjoer,

1999).

c. Diabetes Melitus Sekunder (diabetes yang berhubungan dengan

keadaan atau sindrom tertentu)

Diabetes yang terjadi karena akibat kerusakan pada

pankreas yang menyebabkan sebagian besar kelenjar rusak

(Mansjoer,1999).

d. Diabetes Melitus yang berhubungan dengan Malnutrisi

Masih terdapat dua kategori lain yaitu abnormalitas metabolisme

glukosa yaitu :

1) Kerusakan Toleransi Glukosa (KTG)

Konsentrasi glukosa antara normal dan Diabetes

Melitus dapat menjadi normal atau tetap tidak bertambah,

bahkan dapat melebihi nilai konsentrasi tersebut.

2) Diabetes Melitus Gestasional (DMG)


24

Diabetes yang terjadi pada saat kehamilan adalah

intoleransi glukosa yang mulai timbul atau menular diketahui

selama keadaan hamil, karena terjadi peningkatan sekresi

berbagai hormon di sertai pengaruh metabolik terhadap

glukosa (Mansjoer,1999).

2. Etiologi

Etiologi/penyebab Diabetes Melitus tergantung dari tiap-tiap

tipenya (Amin Huda N, jilid 1, 2013), yaitu :

a. Tipe I : Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel

beta pancreas yang disebabkan oleh :

1) Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu

sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan

genetik kearah terjadinya diabetes tipe I

2) Faktor imunologi (autoimun)

3) Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu

proses autoimun yang menimbulkan ekstruksi sel beta.

b. Tipe II Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)

Disebabkan oleh kegagalan relativ sel beta dan resistensi insulin.

Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes

tipe II : usia, obesitas, riwayat, dan keluarga.

c. Diabetes Melitus yang berhubungan dengan malnutrisi

1) Kerusakan toleransi glukosa (KTG)


25

Konsentrasi glukosa antara normal dan Diabetes Melitus

dan dapat menjadi normal atau tetap tidak berubah bahkan

dapat melebihi nilai konsentrasi tersebut.

2) Diabetes Melitus gastosional (DMG)

Diabetes yang terjadi pada saat kehamilan ini adalah

intoleransi glukosa yang mulai timbul atau menular diketahui

selama keadaan hamil, karena terjadi peningkatan sekresi

berbagai hormon di sertai pengaruh metabolik terhadap

glukosa, maka kehamilan merupakan keadaan peningkatan

metabolik tubuh.

3. Patofisiologi

Gambar 1. Patway
26

4. Tanda dan gejala

Menurut Sujono Riyadi (2013), adanya penyakit diabetes ini

pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh

penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian

adalah:

a. Keluhan klasik

1) Banyak Minum (Polidipsia)

Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya

cairan yang keluar melalui kencing.Keadaan ini justru sering

disalahtafsirkan.Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang

panas atau beban kerja yang berat.Untuk menghilangkan rasa

haus itu penderita banyak minum.

2) Banyak Makan (Polifagia)

Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita

Diabetes Melitus karena pasien mengalami keseimbangan kalori

negatif, sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar.Untuk

menghilangkan rasa lapar itu penderita banyak makan.

3) Banyak Kencing (Poliuria)

Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan

menyebabkan banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam

jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama

pada waktu malam hari.


27

4) Penurunan berat badan dan rasa lemah

Penurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat

harus menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah yang hebat

disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam

sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan

tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa

diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya

penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga menjadi

kurus.

b. Keluhan lain

1) Gangguan saraf tepi/kesemutan

Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada

kaki di waktu malam hari, sehingga menggangu tidur.

2) Gangguan penglihatan

Pada fase awal diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan

yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya

berulang kali agar tetap dapat melihat dengan baik.

3) Gatal/bisul

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan

dan daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah

payudara.Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang

lama sembuhnya.Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang

sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.


28

4) Gangguan ereksi

Gangguan ereksi ini menjadi masalah, tersembunyi karena

sering tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal

ini terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu

membicarakan masalah seks, apalagi menyangkut kemampuan

atau kejantanan seseorang.

5) Keputihan

Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang

sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya

gejala yang dirasakan.

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diabetes sering dikaitkan dengan perencanaan

makan, latihan jasmani dan obat-obatan penurun gula darah (Sujono

Riyadi, 2013).

a. Perencanaan makan

1) Makan makanan yang beraneka ragam yang bisa menjamin

terpenuhinya kecakupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan

zat pengatur.

a) Sumber zat tenaga

Sumber zat tenaga antara lain : beras, jagung, gandum, ubi

kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mie.

Makanan sumber zat tenaga sangat penting menunjang

aktivitas sehari-hari.
29

b) Sumber zat pembangun

(1) Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari

bahan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu.

(2) Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari

hewani adalah telur, ikan, ayam, daging dan susu. Zat

pembangun berperan penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan kecerdasan seseorang.

c) Sumber zat pengatur

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-

sayuran dan buah-buahan makanan ini mengandung

berbagai vitamin dan mineral yang sangat berperan untuk

melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Kebutuhan energi penyandang diabetes tergantung pada umur,

jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan kegiatan fisik,

keadaan penyakit dan pengobatannya.Energi yang dibutuhkan

dinyatakan dengan satuan kalori.Susunan makanan yang baik

untuk penyandang diabetes mengandung jumlah kalor yang

sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang.komposisi

makanan tersebut adalah :

a) 10-15% protein

b) 20-25% lemak

c) 60-70% karbohidrat
30

3) Makanlah makanan sumber karbohidrat, sebagian dan

kebutuhan energi (pilihlah karbohidrat komplek dan serat,

batasi karbohidrat sederhana)

a) Karbohidrat komplek atau tepung-tepungan

Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-

padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong,

ubi jalar, kentang), sagu.

b) Karbohidrat sederhana

Makanan sumber, karbohidrat sederhana adalah gula,

sirup, cakes, dan selai, karbohidrat sederhana juga terdapat

pada buah, sayuran dan susu bagi penderita diabetes

anjuran konsumsi tidak lebih dari 5% total kalori (3-4

sendok) makan sehari.

c) Serat

Serat adalah bagian karbohidrat yang tak dapat

dicerna.Serat banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran,

padi-padian dan produk sereal. Makanan cukup serat

memberi keuntungan pada penderita diabetes karena serat:

(1) Perasaan kenyang dan puas yang membantu

mengendalikan nafsu makan dan penurunan berat

badan.

(2) Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori.

(3) Membantu buang air besar secara teratur.


31

(4) Memperlambat penyerapan glukosa darah sehingga

mempunyai pada penurunan glukosa darah.

(5) Menurunkan kadar lemak darah.

4) Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sampai seperempat

kecukupan energi.

Penyandang diabetes mempunyai resiko tinggi untuk

mendapatkan penyakit jantung dan pembuluh darah, oleh

karena itu lemak dan kolesterol dalam makanan perlu dibatasi.

Untuk itu makanan jangan terlalu banyak yang

digoreng, bila ingin mungkin tidak lebih dari satu lauk saja

yang digoreng pada setiap kali makan untuk mereka-mereka

yang tidak gemuk, selebihnya dapat dimasak dengan sedikit

minyak misalnya seperti dipanggang, dikukus, direbus dan

dibakar.Kurangi mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol

seperti otak, kuning telur, ginjal, hati, daging berlemak, keju

dan mentega.

5) Gunakan garam yang beryodium (gunakan garam secukupnya

saja)

Penyandang diabetes yang mempunyai tekanan darah

tinggi (hipertensi) sehingga perlu berhati-hati pada asupan

natrium. Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes

sama dengan untuk penduduk biasa yaitu  3.000 mg/hari yaitu

kira-kira 6-7 garam (1 sendok teh) yang digunakan.


32

6) Makanlah makanan sumber zat besi (Fe)

Untuk menghindari terjadi anemia yang banyak

diderita oleh semua orang penyandang diabetes maka perlu

mengkonsumsi cukup zat besi. Bahan makanan sumber zat besi

antara lain sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan.

7) Biasakan makan pagi

Pada penyandang diabetes terutama yang

menggunakan obat penurun glukosa darah ataupun suntikan

insulin tidak makan pagi akan sangat beresiko karena bisa

menyebabkan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).

8) Hindari minuman beralkohol

Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat

mengakibatkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi, dan

hilangnya zat gizi yang penting bagi tubuh.

b. Latihan Jasmani

Latihan jasmani merupakan salah satu pilar

penatalaksanaan diabetes karena dapat menurunkan berat badan,

meningkatkan kebugaran, meningkatkan fungsi jantung, paru dan

otot.Latihan jasmani harus dilakukan secara teratur dan sesuai

dengan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan kondisi kesehatan.


33

c. Obat-obatan penurun gula darah

Jenis tablet atau obat-obatan yang merangsang pankreas

untuk melepaskan persediaan insulin, menaikkan tingkat insulin

sehingga gula darah tetap rendah antara lain :

1) Chlorpropamide lamanya kerja panjang

2) Glibenclamide lamanya kerja sedang

3) Gliclazide lamanya kerja sedang

4) Gliquidone lamanya kerja sedang

5) Tolazamide lamanya kerja sedang

6) Tolbutamide lamanya kerja pendek

Obat jangka panjang tidak selalu cocok untuk orang tua

dan orang yang gaya hidupnya sulit untuk makan secara teratur,

karena adanya resiko hipoglikemia, selain perlu waspada terhadap

resiko rendahnya gula darah, umumnya mereka yang minum tablet

sulfonilurea sedikit mengalami efek samping yang serius. Keluhan

yang mengganggu hanyalah wajah yang menjadi merah dan panas,

yang jelas jika anda mulai minum tablet ini yang membuat tingkat

gula darah turun (Sujono Riyadi, 2013).

6. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada diabetus militus menurut Arif

Mansjoer, 2000 antara lain :

a. Akut

1) Koma hipoglikemi
34

2) Ketoasidosis

Minimnya glukosa di dalam sel akan mengakibatkan sel

mencari sumber alternative untuk dapat memperoleh energi

sel. Kalau tidak ada glukosa maka benda- benda keton akan

dipakai sel. Kondisi ini akan mengakibatkan penumpukan

residu pembongkaran benda-benda keton yang berlebihan yang

dapat mengakibatkan asidosis.

3) Koma hiperosmolar nonketotik

Koma ini terjadi karena penurunan komposisi cairan intrasel

dan ekstrasel karena banyak diekresi lewat urin.

b. Kronik

1) Makroangiopati (mengenai pembuluh darah besar, pembuluh

darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak)

2) Mikroangiopati (mengenai pembuluh darah kecil), retinopati

diabetik, nefropati diabetic

3) Neuropati diabetic (perubahan metabolic mengakibatkan

fungsi sensorik dan motorik saraf menurun, kehilangan sensori

mengakibatkan penurunan persepsi nyeri).

4) Rentan infeksi, seperti tuberkulosis paru, gingivitis, dan

inveksi saluran kemih.

5) Kaki diabetic (terjasi infeksi, gangren, penurunan sensasi dan

hilangnya fungsi saraf sensorik).


35

C. GAMBARAN UMUM ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN MASALAH DIABETES MELITUS

Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan sistematis

berkesinambungan, yang meliputi tindakan untuk mengidentifikasi

masalah kesehatan individu atau kelompok, baik yang aktual maupun

potensial kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan,

mengurangi, atau mencegah terjdinya masalah baru dan melaksanakan

tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan

keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang

dikerjakan. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang berhubungan

dan berurutan yaitu pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi (Nikmatur R & Saiful W, 2012).

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan.

Pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap

berikutnya. Oleh karena itu, pengkajian harus dilakukan dengan teliti

dan cermat sehinggaseluruh kebutuhan perawatan pada klien dapat

diidentifikasi (Nikmatur R & Saiful W, 2012).

Nikmatur R & Saiful W (2012), dalam bukunya Proses

Keperawatan Teori dan Aplikasi, pengumpulan data dalam proses

keperawatan dilakukan dengan cara :


36

a. Anamnesis

Anamnesis adalah Tanya jawab / komunikasi secara

langsung dengan klien maupun tak langsung dengan keluarganya

untuk menggali informasi tentang status kesehatan klien.

Komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi terapeutik, yaitu

suatu pola hubungan interpersonal antara klien dan perawat yang

bertujuan untuk menggali informasi mengenai status kesehatan

klien dan membantu menyelesaikan masalah yang terjadi.

Dalam melakukan anamnesis atau komunikasi ini, perawat

harus mempunyai kemampuan yang baik karena perawat dalam

berinteraksi dengan klien harus memperhatikan aspek verbal dan

perilaku nonverbal.

b. Observasi

Observasi adalah tindakan mengamati secara umum

terhadap perilaku dan keadaan klien. Observasi memerlukan

keterampilan, disipin dan praktik klinik.

c. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi

pembahasan seperti data dari puskesmas, data perkembangan

kesehatan anak (KMS), kartu keluarga dan catatan-catatan

kesehatan lainnya (Nursalam, 2008).


37

d. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah cara pengumpulan data melalui

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan tanda-

tanda vital. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada penderita

Diabetes Melitus dan seluruh anggota keluarga meliputi:

1) Keadaan umum : kesadaran, suara bicara dan tanda-tanda

vital.

2) Pemeriksaan integumen : kulit, kuku dan rambut.

3) Pemeriksaan kepala dan leher : kepala, muka dan leher.

4) Pemeriksaan dada.

5) Pemeriksaan abdomen.

6) Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus.

7) Pemeriksaan ekstremitas.

8) Pemeriksaan neurologi : pemeriksaan nervus cranialis,

pemeriksaan motorik, pemeriksaan sensorik dan pemeriksaan

refleks. (Misbach, 1999)

Menurut Suprajitno (2004), dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga, menyatakan beberapa hal yang perlu dilakukan pada

pengkajian, yaitu:

a. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga)

merupakan modal utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan.

Hubungan tersebut dapat dibentuk dengan menerapkan strategi


38

perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi

kebutuhan kesehatannya.

1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan

ramah.

2) Menjelaskan tujuan kunjungan.

3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk

membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.

4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat

dilakukan.

5) Menjelaskan kepada keluarga tentang tim kesehatan lainnya

yang menjadi jaringan perawat.

b. Pengkajian awal. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang

diperoleh dari unit layanan kesehatan.

c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua). Pengkajian lanjutan adalah

tahap untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah

kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini

perawat mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari

masalah kesehatan yang paling mendasar.

Suprajitno (2004), pengumpulan data (informasi) dari keluarga

dapat mnggunakan metode wawancara, observasi fasilitas dalam rumah,

pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga, dengan menggunakan

data sekunder. Data yang perlu diperoleh dari pengkajian :


39

a. Berkaitan dengan keluarga

1) Data demografi dan sosiokultural

2) Data lingkungan

3) Struktur dan fungsi keluarga

4) Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga

5) Perkembangan keluarga

b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga

1) Fisik

2) Mental

3) Emosi

4) Sosial

5) Spiritual

Menurut Nursalam (2008), dalam bukunya Proses dan

Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, ada tiga metode yang

digunakan dalam pengumpulan data pada tahap pengkajian, yaitu :

1) Komunikasi

Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi.

Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu tehnik dimana usaha

mengajak klien dan keluarga untuk menukar pikiran dan perasaan.

2) Observasi

Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi.

Observasi adalah mengamati perilaku, keadaan klien dan

lingkungan.
40

3) Pemeriksaan fisik

Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :

a) Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan

secara sistematik. Observasi dilaksanakan dengan

menggunakan indra penglihatan dan penciuman sebagai suatu

alat untuk mengumpulkan data.

b) Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba.

Tangan dan jari adalah suatu instrument yang sensitif yang

digunakan untuk mengumpulkan data tentang : temperatur,

tugor, bentuk, kelembaban, vibrasi, dan ukuran.

c) Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk

untuk membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan

tubuh dengan tujuan menghasilkan suara.

d) Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan

suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan

stetoskop

Dasar data pengkajian pasien Diabetes Mellitus berdasarkan

Sujono Riyadi (2013), yaitu :

1) Usia

Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi secara drastis

menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering

muncul setelah memasuki usia 45 tahun terlebih pada orang dengan

overweight.
41

2) Pendidikan dan pekerjaan

Pada orang dengan pendapatan tinggi cenderung untuk mempunyai

pola hidup dan pola makan yang salah. Cenderung untuk

mengkonsumsi makanan yang banyak mngandung gula dan lemak

yang berlebihan, serta tingginya konsumsi makanan yang berat

serta aktivitas fisik yang sedikit. Oleh karena itu penyakit ini

biasanya banyak dialami pegawai kantoran, bos perusahaan dan

pejabat pemerintahan.

3) Keluhan utama

Penderita biasanya datang dengan keluhan menonjol badan terasa

lemas sekali disertai pengelihatan yang kabur. Meskipun muncul

keluhan banyak kencing (poliuria) kadang penderita belum tahu

kalau itu salah satu tanda penyakit Diabetes Melitus.

4) Riwayat penyakit

Riwayat penyakit ini biasanya yang dominan adalah munculnya

sering buang air kecil (poliuria), sering lapar dan haus (polidipsi

dan polifagia), sebelumnya penderita mempunyai berat badan yang

berlebih. Biasanya penderita belum menyadari kalau itu merupakan

perjalanan penyakit Diabetes Melitus. Penderita baru tahu kalau

sudah memeriksakan diri di pelayanan kesehatan.


42

5) Riwayat kesehatan dahulu

Diabetes sekunder umumnya digambarkan sebagai kondisi

penderita yang pernah mengalami suatu penyakit dan

mengkonsumsi obat-obatan atau zat kimia tertentu.

6) Riwayat kesehatan keluarga

Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap

diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak

dapat menghasilkan insulin dengan baik akan

disampaikaninformasinyapadaketurunanberikutnya

(Vitahealth, 2004 : 34, dalam Sujono R, 2013).

Dasar data pengkajian pasien Diabetes Melitus berdasarkan

Doenges (2000), yaitu :

1) Aktivitas dan istirahat

Gejala :Kesulitan untuk beraktivitas karena hemiplegia/hemiparase.

Tanda :Gangguan tonus otot (flaksid/spastic) dan terjadi

kelemaahan umum, gangguan penglihatan,

gangguan tingkat kesadaran.

2) Sirkulasi

Gejala :Adanya penyakit jantung dan riwayat hipotensi postural

(tekanan darah turun karena perubahan posisi

tubuh).
43

Tanda : Hipertensi vaskuler, frekuensi nadi yang bervariasi,

disaritmia.

3) Integritas ego

Gejala :Perasaan tidak berdaya, kesulitan mengekspresikan diri.

Tanda : Emosi lebih.

4) Eliminasi

Gejala : Inkontinensia/anuria, distensi abdomen, ileus

paralitik.

Tanda : sering BAK

5) Makanan dan cairan

Gejala :Anoreksia, mual, muntah pada fase akut, kehilangan

sensasi

Tanda :Kesulitan menelan.

6) Neurosensori

Gejala :Sinkope, sakit kepala, hilangnya sensibilitas,

hemiplegia/hemiparase, penglihatan menurun.

Tanda :Penurunan tingkat kesadaran, paralysis wajah, afasia

motoril/sensorik, penurunan respon terhadap

rangsang, penurunan kemampuan motorik, ukuran

dan reaksi pupil yang tidak sama.

7) Nyeri dan ketidaknyamanan

Gejala : Sakit kepala


44

Tanda : Tingkah laku tidak stabil, gelisah, ketegangan pada

otot.

8) Pernapasan

Gejala : Merokok (faktor resiko)

Tanda : Ketidakmampuan menelan/batuk, ronki, dispnea.

9) Keamanan

Tanda : Perubahan persepsi terhadap sensori, tidak mengenal

obyek, kesulitan menelan.

10) Interaksi sosial

Tanda :Masalah bicara atau ketidakmampuan komunikasi.

11) Penyuluhan dan pembelajaran

Gejala :Riwayat hipertensi keluarga, riwayat Diabetes Melitus

keluarga, riwayat diet yang salah

Tanda :kurangnya pengetahuan dan informasi tentang penyakit dan

perawatannya.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons

individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau

proses kehidupan aktual maupun potensial sebagai dasar pemilihan

intervensi keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat

bertanggung jawab (Nikmatur R & Saiful W, 2012).


45

Menurut Suprajitno (2004), dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga, Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi

3 kelompok, yaitu :

a. Diagnosis aktual, adalah masalah keperawatan yang sedang dialami

oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

b. Diagnosis risiko / risiko tinggi, adalah masalah keperawatan yang

belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan

aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat

bantuan perawat.

c. Diagnosis potensial, adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya

dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan

dapat ditingkatkan.

Menurut Suprajitno (2004), dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga, perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada

sasaran individu atau keluarga. Perumusan diagnosis keperawatan

keluarga menggunakan aturan yang disepakati, yang terdiri dari :

a. Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota

keluarga (individu) keluarga.

b. Penyebab (etiology, E) adalah suatu pernyataan yang dapat

menyebabkan masalah dengan mengacu kepada 5 tugas keluarga,

yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat


46

anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Tanda (sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang

diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang

mendukung masalah dan penyebab.

Menurut Nikmatur R & Saiful W (2012), dalam bukunya Proses

Keperawatan Teori & Aplikasi tipe diagnosis keperawtan ada 5, yaitu :

a. Diagnosis Keperawatan Aktual, adalah diagnosis yang menjelaskan

masalah yang nyata terjadi saat ini.

b. Diagnosis Keperawatan Risiko / Risiko Tinggi, adalah keputusan

klinis bahwa individu, keluarga / komunitas sangat rentan untuk

mengalami masalah dibandingkan yang lain pada situasi yang sama

atau hampir sama.

c. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan, adalah pernyataan tentang

masalah ang diduga akan terjadi atau masih memerlukan data

tambahan.

d. Diagnosis Keperawatan Sindrom, adalah diagnosis yang terdiri dari

kelompok diagnosis keperawatan aktual / risiko / risiko tinggi yang

diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

e. Diagnosis Keperawatan Sejahtera, adalah keputusan klinis yang

divalidasi oleh ungkapan subjektif yang “positif” ketika pola

fungsi dalam keadaan efektif atau keputusan klinis tentang keadaan


47

individu, keluarga / masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera

tertentu ken tingkat sejahtera yang lebih tinggi.

Rumusan problem dalam diagnosis keperawatan keluarga yang

muncul pada Diabetes Melitus menurut NANDA (2012) adalah : a.

Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.

Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis

keperawatan keluarga menggunakan lima skala ketidakkemampuan

keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan keperawatan, yaitu :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga

disebabkan karena :

1) Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta.

2) Rasa takut akibat masalah yang diketahui.

3) Sikap dan falsafah hidup.

b. Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk

melaksanakan tindakan, disebabkan karena :

1) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah.

2) Masalah kesehatan tidak begitu menonjol.

3) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang

pengetahuan dan kurangnya sumberdaya keluarga.

4) Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan.

5) Ketidakcocokan pendapat dari keluarga.

6) Tidak mengetahui fasilitas kesehatan yang ada.

7) Takut dari tindakan yang dilakukan.


48

8) Sikap negatif terhadap tindakan petugas atau lembaga

kesehatan.

9) Kesalahan informasi terhadap tindakan yang dilakukan.

c. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, disebabkan karena :

1) Tidak mengetahui keadaan penyakit.

2) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawat yang

dibutuhkan.

3) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk

perawatan.

4) Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga.

5) Sikap negatif terhadap penyakit.

6) Konflik individu dalam keluarga.

7) Sikap dan pandangan hidup.

8) Perilaku yang mementingkan diri sendiri.

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah

yang kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan

perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena :

1) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan,

tanggung jawab atau wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak

memenuhi syarat.

2) Kurang dapat melihat untung dan manfaat pemeliharaan

lingkungan rumah.
49

3) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.

4) Konflik personal dalam keuarga.

5) Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit.

6) Sikap dan pandangan hidup.

7) Ketidakkompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri

sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga

yang mempunyai masalah.

e. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber

dimasyarakat guna memelihara kesehatan, disebabkan karena :

1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada.

2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh.

3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga

kesehatan serta pengalaman yang kurang baik dari petugas.

4) Rasa takut pada akibat tindakan dan tidak terjangkau fasilitas

yang diperlukan.

5) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat.

3. Perencanaan

Menurut Suprajitno (2004), dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga, perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan

khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria

dan standar yang mengacu pada penyebab.

Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi

kegiatan yang bertujuan :


50

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :

1) Memberikan informasi yang tepat

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang

kesehatan

3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang

tepat, dengan cara :

1) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar

keluarga

3) Mendiskusikan tetang konsekuensi tipe tindakan

c. Memberikan kepercayaa diri selama merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara :

1) Mendemonstrasikan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan

yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara :

1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

2) Melakukan perubhan lingkungan bersama keluarga seoptimal

mungkin
51

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada di sekitarnya, dengan cara :

1) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan

keluarga

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Selain hal-hal tersebut diatas juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1) Penilaian (skoring), skoring dilakukan bila perawat merumuskan

diagnosis keperawatan lebih dari satu. Proses scoring

menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan

Maglaya (1978) dalam Suprajitno (2004), yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Penilaian (Skoring)

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat Masalah
Tidak/kurang sehat 3
1
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Tinggi 3
1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Adamasalah,tetapitidaksegera 1 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
52

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :

a) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat

perawat.

b) Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan

bobot.

S r ya r x Bobot
S rt
rt
c) Jumlahkan skor untuk semua kriteriaskor tertinggi adalah 5.

2) Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :

a) Sifat masalah

Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak

atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya

disadari oleh keluarga

b) Kemungkinan masalah dapat diubah

Untuk kriteria kedua perlu diperhatikan :

(1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan

tindakan untuk menangani masalah.

(2) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenanga.

(3) Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan,

waktu.

(4) Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi, dan

dukungan.
53

c) Potensi masalah dapat dicegah

Untuk kriteria ketiga perlu diperhatikan :

(1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit

atau masalah

(2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka

waktu.

(3) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk

memperbaiki masalah.

(4) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar

tidak aktual dan menjadi parah.

d) Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan

menilai masalah mengenai beratnya masalah serta

mendesaknya masalah untuk diatasi. Untuk kriteria

keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana

keluarga menilai masalah keperawatan tersebut.

Intervensi yang bisa penulis rumuskan dalam asuhan

keperawatan keluarga menurut NANDA (2012) adalah :

a. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik

keluarga Kriteria hasil :

1) Mengungkapkan ansietas berkurang tentang ketakutan

karena ketidaktahuan, ketakutan karena kehilangan kontrol

atau kesalahan konsepsi.


54

2) Menggambarkan proses penyakit, penyebab-penyebab dan

faktor penunjang pada gejala, dan aturan untuk penyakit

atau kontrol gejala.

3) Mengungkapkan maksud untuk melakukan perilaku

kesehatan yang diperlukan untuk keinginan untuk pulih dari

penyakit dan pencegahan kekambuhan dan komplikasi.

1) Identifikasi faktor-faktor penyebab atau penunjang yang

menghalangi penatalaksanaan yang efektif.

2) Bangun rasa percaya dan ketakutan

3) Tingkatkan percaya diri dan kemajuan diri yang positif.

4) Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

5) Tingkatkan sifat positif dan keikutsertaan aktif individu dan

keluarga.

6) Jelaskan dan bicarakan :

a) Proses penyakit

b) Aturan pengobatan

c) Pengharapan (klien, keluarga) atau aturan

d) Efek samping aturan

e) Perubahan gaya hidup yang diperlukan

f) Metode untuk memantau kondisi

g) Sumber-sumber, dukungan yang tersedia

h) Perubahan-perubahan rumah yang diperlukan


55

i) Jelaskan bahawa perubahan dalam gaya hidup dan

kebutuhan belajar akan membutuhkan waktu untuk

terintegrasi.

j) Identifikasi rujukan atau layanan-layanan komunitas

yang diperlukan untuk tindak lanjut.

b. Resiko cidera

Kriteria hasil :

1) Individu mampu mengidentifikasi kemungkinan adanya

cidera.

2) Mengungkapkan keinginan untuk melakukan tindakan

keamanan.

3) Mengungkapkan suatu maksud untuk melakukan tindakan

pencegahan-pencegahan tertentu.

1) Orientasikan pasien terhadap lingkungan sekitar

2) Awasi individu secara ketat.

3) Gunakan penerangan yang cukup terang seperti lampu

4) Ajarkan menggunakan alat bantu seperti kruk, kaca mata,

kursi roda, tongkat.

c. Hambatan pemeliharaan

rumah Kriteria hasil :

1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang membatasi perawatan

diri dan penatalaksanaan rumah.


56

2) Memperlihatkan kemampuan untuk melakukan keteranpilan

yang perlu untuk perawatan individu atau rumah.

3) Mengekspresikan mengenai situasi rumah

1) Tentukan dengan individu dan keluarga informasi yang

dibutuhkan untuk dipikirkan dan dipelajari.

2) Tentukan jenis peralatan yang dibutuhkan, pertimbangan,

ketersediaan, biaya, dan daya tahanya.

3) Tentukan jenis-jenis bantuan yang diperlukan misalnya :

makanan, tugas-tugas rumah, transportasi, dan bantu

individu untuk mendapatkan.

4) Bicarakan dampak perawatan untuk anggota keluarga yang

sakit kronik (rujuk pada ketegangan peran pemberi asuhan)

a) Jumlah waktu

b) Efek-efek pada peran tanggung jawab orang lain

(pasangan, anak-anak, pekerjaan).

c) Keperluan-keperluan fisik (mengangkat)

5) Atur untuk kunjungan rumah.

6) Luangkan kesempatan bagi pemberi asuhan untuk saling

berbagi masalah dan perasaan.

7) Rujuk pada lembaga dikomunitas sesuai indikasi (misalnya

: perawat, pekerja sosial, makanan).


57

4. Pelaksanaan

Menurut Setyowati dan Murwani (2008), dalam bukunya Asuhan

Keperawatn Keluarga, menyebutkan tindakan keperawatan keluarga

mencakup hal-hal berikut, yaitu :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan

informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang

kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap

masalah.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan

tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga,

dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan

alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga

melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan

yang menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber yang

dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan

keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

dengan cara mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada


58

dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan

fasilitas tersebut.

Menurut Nursalam (2008), asuhan keperawatan dibedakan

berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara

prefesional sebagaimana terdapat dalam standar praktik keperawatan,

yaitu :

a. Independen. Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan interaksi dari dokter

atau profesi lain.

b. Interdependen. Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan

kegiatatan yang memerlukan kerja sama dengan profesi kesehatan

lain, seperti ahli gizi, fisioterapi atau dokter.

c. Dependen. Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan

pelaksanaan secara tindakan medis. Cara tersebut menandakan suatu

cara dimana tindakan medis dilakukan.

Menurut Setyowati dan Murwani (2008), dalam bukunya Asuhan

Keperawatn Keluarga, menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan

pada saat melakukan tindakan keperawatan keluarga antara lain :

a. Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-

sesi konseling, suportif, dan pendidikan kesehatan.

b. Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar

atau terciptanya suatu kondisi bagi perorangan, kelompok atau

masyarakat untuk menerapkan cara-cara hidup sehat.


59

c. Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan

bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.

d. Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu

kesepakatan antara keluarga dan perawat dalam kesepakan dalam

asuhan keperawatan.

e. Managemen kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan

melalui langkah pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan,

koordinasi dan advokasi).

f. Kolaborasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan

merencanakan perawatan yang berpusat pada keluarga.

g. Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan

kesehatan.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil

yang dibuat pada tahap perencanaan (Nikmatur R & Saiful W, 2012).

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan secara hasil

implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk

melihat keberhasilannya (Suprajitno, 2004).

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui


60

evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealfaan” yang

terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan

tindakan Nursalam (2008).

Menurut Nikmatur R & Saiful W (2012), dalam bukunya Proses

Keperawatan Teori & Aplikasi, evaluasi kualitas asuhan keperawatan

dapat dilakukan dengan :

a. Evaluasi Proses (Formatif)

Evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan, berorientasi pada

etiologi dan dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang

telah ditentukan tercapai.

b. Evaluasi Hasil (Sumatif)

Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara

paripurna, berorientasi pada masalah keperawatan, menjelaskan

keberhasilan / ketidakberhasilan, rekapitulasi dan kesimpulan status

kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.

6. Dokumentasi

Menurut Nursalam (2008), perawat mendokumentasikan hasil yang

telah atau belum dicapai pada “medical record“. Penggunaan istilah

yang tepat perlu ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari

salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan keperawatan

lebih lanjut. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan

pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan

yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim kesehatan


61

dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang

akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat.

Kegunaan dokumentasi adalah :

a. Sebagai alat komunikasi antar anggota keperawatan dan antar

anggota tim kesehatan lainnya.

b. Sebagai dokumentasi resmi dalam sistem pelayanan kesehatan.

c. Dapat digunakan alat bahan penelitian dalam bidang keperawatan.

d. Sebagai alat yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan

keperawatan.

e. Sebagai alat pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan

keperawatan yang diberikan terhadap pasien.

Keterampilan standar dokumentasi merupakan ketrampilan untuk

dapat memenuhi dan melaksanakan standar dokumentasi yang telah

ditetapkan dengan tepat. Keterampilan tersebut antara lain keterampilan

dalam memenuhi standar dokumentasi pengkajian, diagnosis, rencana,

pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan (Nursalam, 2008). a.

Dokumentasi pengkajian

Dokumentasi pengkajian merupakan catatan tentang hasil

pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari

klien, membuat data dasar tentang klien dan membuat catatan

tentang respon kesehatan klien.


62

Jenis dokumentasi pengkajian :

1) Pengkajian awal (Initial Assesment)

Pengkajian awal dilakukan ketika pasien masuk ke rumah sakit.

2) Pengkajian kontinue (Ongoing Assesment)

Pengkajian kontinue merupakan pengembangan data dasar.

Informasi yang diperoleh dari pasien selama pengkajian awal dan

informasi tambahan (berupa tes diagnostic dan sumber lain)

diperlukan untuk menegakan diagnosis.

3) Pengkajian ulang

Data pengkajian ulang merupakan pengkajian yang didapat dari

informasi selama evaluasi.

b. Dokumentasi diagnosis keperawatan

Dalam melakukan pencatatan diagnosis keperawatan digunakan

pedoman yaitu :

1) Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk

masalah risiko.

2) Catat diagnosis keperawatan risiko dan risiko tinggi ke dalam

masalah atau format diagnosis keperawatan.

3) Gunakan istilah diagnosis keperawatan yang dibuat dari sumber-

sumber diagnosis keperawatan.

4) Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk

pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi.


63

c. Dokumentasi rencana keperawatan

Dokumentasi rencana keperawatan merupakan catatan

keperawatan tentang penyusunan rencana tindakan keperawatan

yang akan dilakukan. Secara umum pedoman untuk rencana

keperawatan yang efektif adalah sebagai berikut :

1) Sebelum menulis, cek sumber informasi data.

2) Buat rencana keperawatan yang mudah dimengerti.

3) Tulisan harus jelas, spesifik, dapat diukur, dan kriteria hasil sesuai

dengan identifikasi masalah.

4) Memulai instruksikan perawatan harus menggunakan kata kerja

seperti catat, informasikan dan lain- lain.

5) Gunakan pena tinta dalam menulis untuk mencegah penghapusan

tulisan atau tidak jelasnya tulisan.

d. Dokumentasi implementasi

Dokumentasi intervensi merupakan catatan tentang tindakan

yang diberikan oleh perawat. Dokumentasi intervensi mencatat

pelaksanaan rencana perawatan, pemenuhan kriteria hasil dari

tindakan keperawatan mandiri dan tindakan kolaboratif. Beberapa

pedoman yang dipakai dalam pencatatan intervensi keperawatan

adalah:

1) Gunakan deskripsi tindakan untuk menentukan apa yang telah

dikerjakan.
64

2) Berikan keamanan, kenyamanan, dan perhatikan faktor

lingkungan pasien dalam memberikan intervensi keperawatan.

3) Catat waktu dan orang yang bertanggung jawab dalam

memberikan intervensi.

4) Catat prosedur yang

tepat. e. Dokumentasi evaluasi

Dokumentasi evaluasi merupakan catatan tentang indikasi

kemajuan pasien terhadap tujuan yang dicapai.Evaluasi bertujuan

untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk mengkomunikasikan

status pasien dari hasil tindakan keperawatan (Aziz Alimul, 2001).

1) Pendokumentasian dengan menggunakan DAR

Semua masalah klien diidentifikasi dalam catatan keperawatan

dan terlihat pada rencana keperawatan. Kolom fokus dapat berisi :

D : (data) masalah klien

A: (action) tindakan

R: respon klien

Merupakan sistem dokumentasi dengan konstruksi data

tindakan dan evaluasi dimana setiap diagnosis keperawatan

diidentifikasi dalam catatan perawatan, terkait pada rencana

keperawatan atau setiap daftar masalah dari setiap catatan perawat

dengan suatu diagnosa keperawatan. Pendokumentasian ini yang

diterapkan di Puskesmas Gamping I.


65

2) Pendokumentasian dengan menggunakan SOAPIE :

S: Subjektif adalah informasi yang didapat dipasien.

O: Objektif adalah informasi yang didapat dari pengamatan.

A: Assement adalah analisa masalah klien.

P: Planning of action adalah rencana tindakan.

I: Implementasi adalah pelaksanaan tindakan.

E: Evaluasi adalah penilaian dari pelaksanaan tindakan.


66

BAB III

TINJAUAN KASUS

Oleh : Lisa Tri Anggraini

NIM : 1812026

Hari/tanggal : Senin, 1 Juni 2015

Jam : 08.00 WIB

Sumber Data : Pasien, Keluarga,

Metode : Wawancara, Pemeriksaan Fisik, Observasi, Studi Dokumentasi

I. PENGKAJIAN

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

1. Identitas Kepala Keluarga

a. Nama : Tn. P

b. Umur : 53 Th

c. Jenis Kelamin : Laki - laki

d. Agama : Islam

e. Pendidikan Terakhir : SD

f. Pekerjaan : Buruh

g. Alamat : Mancasan Ambarketawang Gamping

Sleman

h. Suku/Kebangsaan : Jawa / Indonesia

i. Jumlah anggota keluarga :3


67

2. Daftar Anggota Keluarga

Tabel 2. Daftar Anggota Keluarga


Hub
No Nama Umur Agama L/P Dengan Pendidikan Pekerjaan Ket
KK

1. Ny. T 51 th Islam P Isteri SD IRT

2. Ny. P 26 th Islam P Anak D3 Karyawan


swasta

3. An. A 16 th Islam L Anak STM Pelajar

3. Anggota Keluarga Yang Meninggal Dalam 6 Bulan Terakhir


Table 3. Daftar Keluarga yang Meninggal

Nama
Hubungan Sebab
No Anggota Umur Ket
Dengan KK Kematian
Keluarga
1. Ny. K Ibu kandung 80 th sakit
Tn. P

Keterangan : Ny. T mengatakan mertuanya meninggal kurang lebih 6

bulan yang lalu karena sakit.

4. Tempat tinggal Masing-masing Anggota Keluarga

Table 4. Daftar Tempat Tinggal Anggota Keluarga


No Nama Tinggal Bersama Tinggal Dengan Orang Lain
Orang Tua
1. Ny. T Tinggal bersama
suami
2. Ny. P Tinggal bersama suami

3. An. A Tinggal bersama


orang tua
68

Keterangan :

keluarga Tn. P mengatakan anggota keluarganya tinggal dalam 1

rumah dengannya, tetapi Ny. P sudah tinggal bersama suami dan

anaknya.

5. Struktur dan Tipe Keluarga

Struktur dan tipe Keluarga Tn. P adalah patrilokal, merupakan keluarga

nucklear family dan pengambil keputusannya termasuk equalitarian yaitu

keputusan di tangan bapak dan ibu.

6. Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn. P yaitu tahap pelepasan yaitu

memprluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga

besar.

b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Dalam keluarga Tn. P tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi yaitu tidak ada, karena anak tertua sudah mulai berumah

tangga sendiri.

7. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Perawatan

1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

Saat dilakukan pengkajian pada hari senin 1 juni 2015 pukul

08.00 WIB didapatkan data :

Keluarga menyadari bahwa dalam keluarganya terdapat

masalah kesehatan pada Ny. T yaitu penyakit gula atau


69

Diabetes Melitus. Ny. T mengatakan menderita Diabetes

Melitus sudah sejak 3 tahun yang lalu, dan sudah melakukan

pengobatan rutin kontrol 10 hari sekali ke pustu dan 1 bulan

sekali di puskesmas Gamping 1 dan terakhir kontrol ke

puskesmas GDS : 85 mg/dL.

2) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

Dari pengkajian didapatkan data :

Keluarga mengatakan selama ini jika ada anggota keluarga

yang sakit selalu periksa ke puskesmas, terutama Ny. T selalu

kontrol rutin di puskesmas dan minum obat.

3) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit

Dari pengkajian didapatkan data :

Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit yaitu Ny. T belum maksimal dibuktikan bahwa Ny. T

mengatakan sejak sakit beliau tidak pernah makan – makanan

atau minuman yang mengandung gula sama sekali. Ny. T

mengatakan jarang sekali melakukan aktivitas fisik seperti

olah raga, dulu sering mengikuti senam ibu – ibu tetapi sejak

tahu bahwa dirinya sakit lalu berhenti mengikuti senamnya,

mungkin hanya jalan – jalan di pagi hari itu pun tidak tentu

dalam 1 minggu. Ny. T mengatakan hanya rutin kotrol di

pustu untuk minta obat yaitu dalam 10 hari sekali dan ke

puskesmas untuk memeriksakan kadar gula darahnya dan dulu


70

pernah konsultasi ke ahli gizi yang ada di puskesmas, tetapi

hanya beberapa kali saja dan sampai sekarang belum

konsultasi lagi. Ny. T mengatakan dalam desanya ada

posyandu tetapi beliau tidak pergi memeriksakan / kontrol ke

posyandu tersebut, hanya ke pustu dan puskesmas saja. Ny. T

saat ini masih rutin minum obat yang diberikan saat kontrol

dan obat yang dikonsumsi Ny. T yaitu amlodpine 10 mg 1x

sehari setelah makan, metformine 500 mg 3x sehari setelah

makan, dan glibenclamide 5 mg 1x sehari di pagi hari sebelum

makan. Ny. T mengatakan belum tahu dan belum pernah

melakukan senam Diabetes Melitus. saat dilakukan

pengkajian dan perawat memeriksa dapur dan di meja makan

saat itu hanya ada sayur bayam yang dimasaknya tadi pagi

untuk semua anggota keluarga, dan tadinya ada tempe goreng

dan telur dadar serta kerupuk tetapi sudah habis untuk sarapan

anak dan suaminya tadi pagi. Ny. T mengatakan setiap harina

selalu masak dengan menu yang berbeda dan selalu ada lauk

seperti tempe atau tahu dan kadang ikan asin dan telur dadar

untuk anak dan suaminya, beliau hanya makan sayur dan lauk

tempe atau tahu.

4) Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang

kondusif Fisik :

Kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang

kondusif secara fisik keluarga belum mampu yaitu dibuktikan


71

dengan kondisi rumahnya yang kurang bersih, di depan rumah

Tn. P terdapat kandang ternak yang kondisinya kurang

terawat, gudangnya sangat berantakan, bau dan terdapat

banyak tikus, ruang makan dan dapur juga masih ada tikus

karena dapur dan ruang makannya masih berlantaikan tanah.

Ny. T mengatakan saat tidur tidak pernah memakai kaos kaki.

Ny. T mengatakan saat di rumah kegiatannya hanyalah masak,

bersih – bersih rumah dan mengantarkan cucunya ke sekolah

dan menungguina sampai sekolahnya selesai, tetapi itu tidak

setiap hari, hanya kadang – kadang saja. Ny. T mengatakan

membersihkan kandang ternaknya hanya 1 minggu sekali,

karena ang membersihkan adalah suami dan anaknya saat

libur kerja dan sekolah.

Psikis :

Keluarga Tn. P mampu menciptakan lingkunagn yang

kondusif secara psikis untuk Ny. T yaitu dengan memberikan

kasih sayang dan perhatian dan anaknya juga selalu

mengantarkannya ke puskesmas untuk kontrol. Keluarga Tn.

P mengatakan selalu mengingatkan untuk selalu menjaga

kesehatan terutama kepada An. A yang mempunyai resiko

terkena Diabetes Melitus untuk selalu menjaga pola makan.

5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga Tn. P mengatakan selalu pergi ke pustu atau

puskesmas apabila ada anggota keluarganya yang sakit, dan


72

keluarga Tn. P memiliki kartu jaminan kesehatan atau

jamkesmas terutama Ny. T. Ny. T mengatakan tidak pernah

pergi ke posyandu dan tidak pernah menanyakan atau mencari

informasi tentang cara perawatan Diabetes Melitus seperti

senam kaki Diabetes Melitus dan senam lansia.

b. Fugsi Biologis

Saat ini anggota keluarga Tn. P dalam keadaan sehat, kecuali Ny. T

yang masih berobat rutin ke puskesmas, karena gula darahnya sering

rendah yaitu GDS terakhir 85 mg/dL. Ny. T memiliki factor penyakit

keturunan dari pihak Ny. T yaitu dari ayah kandung Ny. T.

c. Fungsi Ekonomis

Keluarga Tn. P mengatakan yang menjadi tulang punggung keluarga

adalah Tn. P. pendapatan keluarga dalam 1 bulan krang lebih Rp.

1.500.000,- dan digunakan untuk keperluan sehari – hari dan

keperluan sekolah anaknya.

d. Fungsi Psikologis

Keadaan psikologis pada keluarga Tn. P cukup baik hal itu di buktikan

dengan keluarga yang saling menyayangi dan saling mendukung. Ny.

T mengatakan jika kontrol ke puskesmas ataupun ke pustu selalu di

antar anaknya, suaminya juga selalu mengingatkan Ny. T untuk

istirahat agar tidak kelelahan.


73

e. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan pada keluarga Tn. P sudah baik yaitu dibuktikan

dengan anaknya yang pertama yang sudah lulus D III dan anaknya

yang ke dua yang masih duduk di bangku sekolah STM.

f. Fungsi Agama

Ketaatan beribadah : keluarga Tn. P mengatakan bahwa dalam

keluarganya selalu menanamkan ketaatan ibadah pada anak dan

istrinya. Menurut keluarga Tn. P kegiatan ibadah adalah kewajiban

yang harus dilaksanakan.

Keyakinan kesehatan : keluarga Tn. P mengatakan bahwa sehat atau

sakit sudah ada yang mengaturnya, dan manusia hanya bisa berusaha

dengan memeriksakan kesehatannya di pelayanan kesehatan.

g. Masukkan hasil pengkajian APGAR Keluarga

Jumlah total nilai : 9

KESIMPULAN : dari pengkajian APGAR keluarga Tn. P sudah baik /

memiliki fungsi keluarga yang baik, untuk setiap peran dapat

dilakukan oleh keluarga Tn. P

8. Sistim Pendukung Keluarga

Keluarga Tn. P mempunyai jaminan kesehatan, jarak rumah Tn. P

dengan puskesmas ± 2 km. di daerah rumah tinggal Tn. P juga ada pustu

(puskesmas pembantu), keluarga Tn. P juga memiliki kendaraan dan jika

Ny. T akan control ke puskesmas atau ke pustu ada yang

mengantarkannya, kadang Ny. T juga berangkat sendiri.


74

9. Genogram

Gambar 2. Genogram

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Pasien / penderita

: Riwayat diabetes

: Meninggal

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Tinggal dalam satu rumah

10. Status Kesehatan Keluarga Inti

a. Status kesehatan anggota keluarga

1) Ny. T
75

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD :

140/70 mmHg, N : 80 x/mnt, RR : 22 x/mnt, S : 36, 6 °C ,TB :

150 cm, BB : 55 kg, IMT : 24, 44 (normal). Bentuk kepala

mesochepal, pertumbuhan rambut lebat, bersih, konjungtiva

merah muda, fungsi penglihatan baik tidak dibantu dengan alat

bantu penglihatan, hidung simetris, fungsi penciuman baik,

terdapat secret, hidung kemerahan, telinga simetris, tidak ada

kelainan bentuk telinga, fungsi pendengaran baik, Mulut simetris

tidak ada kelainan bentuk, tidak ada stomatitis, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid, bentuk dada normochest, taktil

fremitus teraba, suara nafas vesikuler, tidak ada nyeri tekan pada

abdomen, tidak ada massa pada abdomen, peristaltik usus 16

x/mnt, ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak ada kelainan

bentuk ekstremitas, tonus otot 55 55 , Ny. T mengatakan saat ini


sedang flu dan batuk, sedikit pusing. Ny. T mengatakan menderita

Diabetes Melitus sejak 3 tahun yang lalu, kaki kadang terasa

pegal – pegal dan agak kaku saat bangun tidur pagi.

2) Tn. P

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis , TD :

110/90 mmHg, N : 80 x/mnt, RR : 22 x/mnt, S : 36, 6 °C, TB :

160 cm, BB : 55 kg, IMT : 21, 48 (normal). Bentuk kepala

mesochepal, pertumbuhan rambut lebat, rambut hitam sedikit

beruban, bersih, konjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik


76

tidak dibantu dengan alat bantu penglihatan, hidung simetris,

fungsi penciuman baik, telinga simetris, tidak ada kelainan bentuk

telinga, fungsi pendengaran baik, Mulut simetris tidak ada

kelainan bentuk, tidak ada stomatitis, tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid, bentuk dada normochest, taktil fremitus teraba,

suara nafas vesikuler, tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak

ada massa pada abdomen, , ekstremitas atas dan bawah lengkap,

tidak ada kelainan bentuk ekstremitas, tonus otot 55 55 , Tn. P


mengatakan saat ini dalam keadaan kondisi sehat dan tidak ada

keluhan tentang kesehatan.

3) An. A

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD :

110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, RR : 22 x/mnt, S : 36, 6 °C, TB :

160 cm, BB : 50 kg, IMT : 19, 53 (normal). Bentuk kepala

mesochepal, pertumbuhan rambut lebat, rambut hitam, bersih,

konjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik tidak dibantu

dengan alat bantu penglihatan, hidung simetris, fungsi penciuman

baik, telinga simetris, tidak ada kelainan bentuk telinga, fungsi

pendengaran baik, Mulut simetris tidak ada kelainan bentuk, tidak

ada stomatitis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, bentuk dada

normochest, taktil fremitus teraba, suara nafas vesikuler, tidak ada

nyeri tekan pada abdomen, tidak ada massa pada abdomen, ,


77
ekstremitas atas dan bawah5 5lengkap, tidak ada kelainan bentuk
ekstremitas, tonus otot 5 5, An. A mengatakan saat ini dalam
kondisi sehat dan tidak ada keluhan kesehatan.

b. Penyakit yang diderita

Ny. T mengatakan menderita Diabetes Melitus sejak ± 3 tahun

yang lalu, kemudian 1 tahun yang lalu pernah pernah di rawat di RS

PKU Muh Jogja untuk operasi karena kakinya terkena pines, kaki

sebelah kiri, saat akan di operasi gula darahnya tinggi yaitu 205

mg/dL, dan sekarang gula darahnya kadang – kadang rendah yaitu

terakhir di cek pada tanggal 11 Mei 2015 yaitu 85 mg/dL. Ny. T

mengatakan sekarang sedang batuk pilek sudah 2 hari dan agak

pusing, kedua kaki juga terkadang terasa pegal dan kaku saat bangun

tidur.

c. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan

Ny. T mengatakan memiliki garis keturunan penderita DM yaitu

dari ayah kandungnya.

d. Anggota keluarga yang menderita cacat :

Anggota keluarga Tn. P tidak ada yang menderita cacat, baik cacat

fisik maupun mental.

e. Adakah anggota keluarga yang berpenyakit kronis/menular

Pada keluarga Tn. P yang menderita penyakit kronis yaitu Ny. T yang

menderita Diabetes Melitus lebih dari 6 bulan yaitu ± 3 tahun.

f. Perilaku pencarian pengobatan/pelayanan kesehatan


78

 Kebiasaan memeriksakan diri

Keluarga Tn. P selalu memeriksakan anggota keluarganya

ke puskesmas atau ke pustu di desanya, baik saat kontrol rutin

penyakit Diabetes Melitus yang diderita Ny. T maupun bila dirasa

ada keluhan dalam anggota keluarga.

 Kebiasaan minum obat

Ny. T saat ini menderita penyakit Diabetes Melitus rutin

kontrol ke pustu 10 hari sekali untuk minta obat dan kontrol ke

puskesmas 1 bulan sekali untuk cek gula darah. Ny. T saat ini

mengkonsumsi obat yang diberikan dari pustu yaitu : Amlodipine

10 mg, Metformin 500 mg, dan Glibenclamide 5 mg. Ny. T selalu

rutin minum obat.

11. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga

Dalam keluarga Tn. P tidak ada yang memiliki hobby yang begitu

menonjol.

12. Hubungan Antar Anggota Keluarga

a. Hubungan suami – istri

Hubungan antara Tn. P dan Ny. T cukup harmonis, hal itu di

buktikan bahwa ada masalah dalam keluarganya selalu dibicarakan

berdua untuk mencari solusi.

b. Hubungan orang tua – anak


79

Hubungan orang tua dan anak dalam keluarga Tn. P sangat baik hal

itu dibuktikan bahwa saat Ny. T akan kontol selalu diantarkan oleh

anaknya dan kadang suaminya.

c. Hubungan anak – anak

Hubungan anak-anak dalam keluarga Tn. P cukup baik dan

harmonis, hal itu di buktikan bahwa anak Tn P kadang-kadang cerita

dengan kakanya yang sudah punya suami jika dirinya sedang ada

masalah.

d. Hubungan anggota keluarga - anggota keluarga lain

Hubungan anggota keluarga-anggota keluarga lain pada keluarga

Tn. P cukup baik, hal itu dibuktikan pada saat di jalan Ny. T menyapa

tetangga-tetangganya dengan ramah.

13. Anggota Keluarga Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan

Dalam keluarga Tn. P anggota keluarga yang berpengaruh dalam

pengambilan keputusan ialah Ny. T dan Tn. P karena mereka adalah

suami istri dan Tn. P selalu meminta pendapat Ny. T begitu juga

sebaliknya.

14. Kebiasaan Anggota Keluarga

a. Kebutuhan Nutrisi dalam keluarga

Tn. P mengatakan makan sehari 3x dengan jenis makanan nasi,

lauk, dan sayur habis 1 porsi, waktu makan teratur. Ny. T menyatakan

makan 3x sehari dengan nasi sedikit ± ujung entong saja, dengan

sayur bayam, dan tempe. Ny. T mengatakan tidak makan-makanan

yang mengandung gula dan garam. Ny. T


80

mengatakan tidak makan buah seperti semangka, melon, dan nangka.

An. A mengatakan makan 3x sehari dengan jenis makanan nasi, lauk,

dan sayur habis 1 porsi, waktu makan teratur. Selain makan masakan

rumah, An. A juga sering jajan di luar yaitu kadang pecel lele, mie,

bakso dan jajanan di kantin sekolah.

Cara penyajian makanan adalah disajikan langsung setelah di

masak dan selalu disajikan hangat. Masakan kadang habis dan kadang

tidak habis lalu di simpan, untuk hari berikutnya dengan dipanaskan

agar tidak basi. Paling tidak hanya 2 hari, dan nanti masak lagi.

b. Minum keluarga

Ny. T mengatakan minum ± 8 gelas sehari, dengan air putih dan

teh tawar / teh pahit. Sedangkan Tn. P dan anak A minum ± 6 gelas

sehari dengan air putih, teh manis dan kopi.

c. Pola istirahat

Tn. P mengatakan mulai tidur pukul 22.00 WIB dan bangun pukul

05.00 WIB. Tn. P mengatakan jarang tidur siang karena bekerja. Ny.

T mengatakan mulai tidur teratur pukul 20.00 WIB dan kadang pukul

21.00 WIB, kemudian bangun pukul 04.15 WIB. Ny. T mengatakan

jarang tidur siang karena kadang mengasuh cucunya. Sedangkan An.

A mengatakan mulai tidur pukul 22.00 WIB dan bangun pukul 05.00

WIB, An. A mengatakan jarang tidur siang karena sekolahnya sampai

sore terus.

d. Rekreasi

Tn. P dan keluarga mengatakan tidak pernah melakukan rekreasi.


81

e. Pemanfaatan waktu senggang

Keluarga Tn. P mengatakan dalam pemanfaatan waktu senggang

hanya digunakan untuk kumpul dengan keluarga dan cucunya, dan

mungkin hanya nonton tv dan bersih-bersih rumah.

f. Pola eliminasi

1) BAK

a) Tn. P : Tn. P mengatakan BAK ± 4-5x sehari di kamar mandi

dan tidak ada keluhan dalam BAK.

b) Ny. T : Ny. T mengatakan BAK ± 7-8x sehari di kamar mandi

dan tidak ada keluhan dalam BAK.

c) An. A : An. A mengatakan BAK ± 4-5x sehari di kamar mandi

dan tidak ada keluhan dalam BAK.

2) BAB

Keluarga Tn. P mengatakan tidak ada keluhan BAB, keluarga Tn.

P BAB ± 1-2x sehari di WC.

g. Higine perorangan

Tn. P , Ny. T , dan An. A mengatakan mandi 2x dalam sehari

menggunakan sabun mandi. Keluarga menggosok gigi 2x sehari

dengan pasta gigi saat mandi, mencuci rambut 3x dalam 1 minggu

dengan shampoo. Keluarga Tn. P mengganti pakaian 2x sehabis

mandi. Keluarga selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.


82

Keluarga Tn. P memiliki kebiasaan memotong kuku 1x dalam 1

minggu.

h. Kebiasaan anggota keluarga yang merugikan kesehatan

Keluarga Tn. P yang memiliki kebiasaan yang merugikan

kesehatan hanyalah Tn. P. Tn. P merokok sejak dulu, 1 hari bisa

sampai 1 bungkus.

B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA

1. Penghasilan

a. Penghasilan utama

Penghasilan utama keluarga Tn. P di peroleh dari penghasilan Tn. P

dalam 1 bulan ± Rp. 1.500.000,- dari pekerjaannya sebagai buruh.

b. Penghasilan sampingan/tambahan

Dalam keluarga Tn. P tidak memiliki penghasilan sampingan.

c. Jumlah penghasilan dalam keluarga :

Jumlah penghasilan dalam keluarga Tn. P ± Rp. 1.500.000,- dalam 1

bulan.

2. Pemanfaatan/penggunaan dana keluarga per bulan

a. Biaya kebutuhan pokok : Rp 600.000,-

b. Biaya pendidikan anak : Rp 110.000,-

c. Biaya kesehatan : Rp -

d. Biaya pakaian : Rp -

e. Biaya rekreasi : Rp -

f. Biaya perbaikan rumah : Rp 200.000,-


83

g. Tabungan : Rp 300.000,-

h. Biaya tak terduga : Rp 290.000,-

3. Kecukupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

Tn. P mengatakan penghasilan keluarga tiap bulan dipergunakan

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tn. P mengatakan penghasilan

keluarganya dirasakan mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk

kebutuhan.

4. Pengelolaan keuangan dalam keluarga

Pengelolaan keuangan dalam keluarga Tn. P dipegang oleh Ny. T.

5. Keadaan ekonomi

Keluarga Tn. P ermasuk dalam keluarga sejahtera 3 plus, karena

keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan,

papan, agama) , kebutuhan sosial psikologis (pendidikan, interaksi,

dengan keluarga dan lingkungan), kebutuhan perkembangan (menabung,

dan memperoleh informasi), dan telah memberikan sumbangan

(kontribusi) maksimal terhadap masyarakat dan berperan secara aktif

dalam masyarakat.

6. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat

a. Kegiatan Organisasi Sosial

Keluarga Tn. P mengatakan keluarganya selalu mengikuti kegiatan

organisasi sosial seperti bakti sosial yang diadakan masyarakat, yang

kadang ikut bakti sosial yaitu anak Tn. P yaitu An. A.

b. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat


84

Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat cukup baik yaitu

dibuktikan bahwa An. A selalu mengikuti kegiatan karang taruna

yang ada di desanya dan Ny. T yang selalu mengikuti pengajian di

desanya.

c. Partisipasi keluarga dalam masyarakat

Partisipasi keluarga Tn. P dalam masyarakat cukup baik, yaitu

dibuktikan bahwa anaknya Tn. P yaitu An. A antusias untuk

mengikuti kerja bakti bersih-bersih masjid.

d. Hubungan keluarga dengan masyarakat

Hubungan keluarga dengan masyarakat sangat baik dibuktikan

dengan tetangga-tetangga yang ramah dengan keluarga Tn. P.

e. Fasilitas untuk pertemuan masyarakat

Keluarga Tn. P mengatakan fasilitas untuk pertemuan masarakat

biasanya diadakan dibalai desa, kadang-kadang di masjid dan rumah-

rumah warga.

7. Pendidikan

Tabel 5. Pendidikan anggota keluarga


Nama Pendidikan
Pendidikan
No Anggota Non Tamat/tidak Ket
Formal
Keluarga Formal
1 Tn. P SD - Tidak
2 Ny. T SD - Tamat
3 Ny. P D3 - Tamat
4 An. A SMK - Belum Tmt
85

8. Budaya

Keluarga Tn. P menganut budaya jawa karena Tn. P dan Ny. T

adalah dari jawa. Dalam kebudayaan yang dianut keluarga Tn. P tidak

ada yang merugikan kesehatan.

9. Agama/Spiritual Keluarga

Keluarga Tn. P semua beragama islam dan menjalankan ibadah

sesuai ketentuan. Keluarga Tn. P rutin dalam menjalankan shalat 5 waktu

dan mampu berpuasa selama bulan Ramadhan.

C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN

1. Rumah

Keluarga Tn. P mempunyai rumah denan luas pekarangan ±

150 m2 dan luas bangunan ± 95 m2 . status kepemilikan rumah

keluarga Tn. P adalah milik pribadi, jenis rumah petak, jenis bangunan

permanen, atap rumah dari genting, langit-langit ada, lantai rumah

adalah ubin plester, ventilasi rumah kurang tetapi ada jendela dan

pintu. Setiap hari jendela dibuka, cahaya matahari tidak dapat masuk

rumah karena rumah Tn. P menghadap keselatan dan jendela timur

rumahnya lubangnya tidak begitu lebar. Penerangan di malam hari

menggunakan lampu listrik. Halaman berupa tanah berdebu dan ada

kandang ternak yang berada di depan rumah, ruang tamu kurang bersih

dan kurang tertata, ruang tidur bersih tetapi tidak tertata, ruang makan

gabung dengan tempat piring dan tempat bumbu-bumbu dapur serta

sayuran, lantai dapur masih tanah, dapur kotor dan tidak tertata, kamar
86

mandi bersih, WC bersih, gudang sangat kotor, bau dan banyak

terdapat tikus.

2. Denah rumah

Dapur k. Mndi UTARA

rak piring kmr An. A


Meja
mkkn kmr Tn. P

ruang tamu dan ruang keluarga

gudang

jalan depan rumah

Kandang ternak Gambar 3. Denah rumah kambing

3. Perabot rumah

Perabot rumah keluarga Tn. P hanya ada kursi tamu yang tertata

rapid an sebelahnya terdapat tikar untuk menonton TV, mejikom dan

almari. Perabot makan seperti piring, gelas, sendok, dan teko di letakkan

di rak piring dan meja. Meja makan tampak tidak rapi.

4. Pengelolaan Sampah

Keluarga Tn. P mengatakan pengolahan sampah dengan dikumpulkan

dan dibakar.

5. Sumber Air
87

Ny. T mengatakan air untuk kebutuhan tiap hari diperoleh dari

PAM, kondisi air tampak bersih, tidak berbau, tidak berasa, tidak

berwarna, dan jarak sumur dari saptitank ± 10 m.

6. Jamban Keluarga

Keluarga Tn. P mempunyai satu jamban, letak jamban di dalam

kamar mandi, jenis jamban angsa, jarak jamban dengan sumber air 10 m,

kebersihan baik, jamban terawat.

7. Pembuangan air limbah

Ny. T mengatakan pembuangan air limbah rumah tangga melalui

got yang tertutup dan alirannya lancar. Bak penampungan air limbah

terletak di samping kamar mandi dan jaraknya dari sumber air ± 10 m.

8. Kandang Ternak

Keluarga Tn. P memiliki kandang ternak kambing yang berada di depan

rumah Tn. P dengan kondisi kurang terawat.

9. Kamar mandi

Kamar mandi keluarga Tn. P berada di luar rumah dan menjadi

satu dengan WC. Keadaan kamar mandi bersih dan tidak licin. Bak

penampungan air menggunakan ember dan terjaga kebersihannya, tidak

ada hewan seperti kecoa dan penerangannya cukup terang yaitu

menggunakan lampu.

10. Halaman rumah

Halaman rumah Tn. P kurang bersih dan disebrang jalan terdapat

kandang ternak. Halaman rumah Tn. P tidak di manfaatkan untuk

menanam tanaman.
88

11. Lingkungan rumah

Lingkungan rumah Tn. P berdekatan dengan rumah tetangga satu

sama lain, lingkungan rumah cukup bersih, tidak bising dan juga jauh

dari jalan raya besar. Kondisi lingkungan rumah teduh.

12. Fasilitas sosial, pendidikan dan kesehatan

Jarak rumah Tn. P dengan fasilitas pendidikan yaitu PAUD 500 m,

SLTP 1,5 km, jarak rumah dengan warung terdekat 200 m, jarak rumah

dengan masjid 500 m, jarak rumah dengan puskesmas pembantu 1,5 km,

jarak rumah dengan puskesmas 2 km.

D. KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Kehamilan

Dalam keluarga Tn. P tidak ada anggota keluarga yang sedang hamil.

2. Persalinan

Dalam keluarga Tn. P, persalinan terakhir sudah 16 tahun yang lalu,

tempat persalinan di bidan dan ditolong oleh bidan.

3. Nifas

Dalam keluarga Tn. P tidak ada anggota keluarga yang sedang dalam

masa nifas.

4. Bayi

Dalam keluarga Tn. P tidak ada anggota keluarga yang masih bayi.

5. Keluarga Berencana

Keluarga Tn. P tidak memiliki pasangan usia subur, Ny. T juga sudah

menopause.
89

6. Balita

Dalam keluarga Tn. P tidak ada anggota keluarga yang masih balita.

E. KESEHATAN LANSIA

Dalam keluarga Tn. P tidak ada anggota keluarga yang usia lansia atau usia

lebih dari 60 tahun.

F. RIWAYAT KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL

1. Memenuhi kebutuhan jiwa

a. Pemenuhan rasa aman :

Ny. T mengatakan lingkungan disekitar tempat tinggalnya aman dan

nyaman, jarang terjadi tindak criminal dan kekerasan.

b. Perasaan bangga :

Ny. T mengatakan menerima dan berharap baik untuk kesembuhan

penyakitnya. Ny. T mengatakan keluarganya selalu memperhatikan

dan mendukung kesembuhannya.

2. Pemenuhan status social

a. Perasaan dilayani :

Ny. T mengatakan sangat terbantu dengan kesediaan anaknya yang

sudah menikah yang bersedia mengantarkannya untuk kontrol rutin.

b. Perasaan dibenci :

Ny. T mengatakan tidak ada perasaan dibenci oleh siapapun. Ny. T

mengatakan semua keluarganya menyayanginya.


90

c. Perasaan diasingkan / dikucilkan :

Ny. T mengatakan tidak ada perasaan diasingkan atau dikucilkan di

dalam lingkungan hidupnya.

3. Riwayat kesehatan mental keluarga

a. Anggota keluarga yang pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa :

Ny. T mengatakan tidak ada anggota kluarganya yang mempunyai

riwayat penyakit jiwa dan di rawat di Rumah Sakit Jiwa.

b. Jenis gangguan kesehatan mental yang dialami :

Keluarga Tn. P mengatakan tidak ada yang menderita gangguan

mental pada anggota keluarganya.

4. Gangguan mental pada anggota keluarga

a. Anggota keluarga yang pernah di rawat di Ruah Sakit Jiwa :

Keluarga Tn. P mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang

mempunyai riwayat penyakit jiwa dan tidak ada yang pernah di rawat

di Rumah Sakit Jiwa.

b. Anggota keluarga yang merasa gagal :

Ny. T mengatakan tidak ada anggota keluarga yang merasa gagal dan

menyebabkan gangguan jiwa.

c. Anggota keluarga yang merasa kecewa :

Ny. T mengatakan tidak ada anggota keluarga yang merasa kecewa

dan menyebabkan gangguan jiwa.

d. Anggota keluarga yang merasa tertekan :


91

Keluarga Tn. P mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang

merasa tertekan dan menyebabkan gangguan jiwa.

5. Penampilan/tingkah laku keluarga yang menonjol

Penampilan atau tingkah laku keluarga Tn. P biasa saja, tidak ada

anggota keluarga yang bertingkah laku menonjol dan mengalami depresi.

6. Tanggapan/harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada :

Ny. T mengatakan layanan kesehatan yang ada seperti pustu dan

puskesmas sudah memberikan pelayanan dengan baik sehingga perlu

dipertahankan lagi.

G. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP MASALAH

1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi :

Keluarga Tn. P mengatakan bahwa penyakit Diabetes Melitus itu adalah

penyakit yang serius dan harus segera di tangani.

2. Tanggapan/mekanisme coping keluarga terhadap masalah :

Keluarga Tn. P mengatakan dapat menerima keadaan Ny. T dan sering

mengingatkannya untuk selalu menjaga kesehatan, keluarga Tn. P juga

selalu memberikan dukungan kepada Ny. T dan selalu mengantarkan Ny.

T untuk kontrol rutin.


92

II. ANALISA DATA

Table 6. Analisa Data

MASALAH
PENYEBAB/
DATA/SYMTOM KEPERAWATAN/
ETIOLOGI
PROBLEM
DS : Ketidakefektifan
Ny. T mengatakan menderita manajemen
DM sudah sejak 3 tahun regimen terapeutik
yang lalu. Ny. T mengatakan diabetes di
BAK ± 7-8x sehari. keluarga Tn. P
dengan Ny. T
DO : menderita diabetes
GDS terakhir pada tanggal melitus
11 Mei 2015 yaitu 85 mg/dL.
DS : Ketidakmampuan
- Ny. T mengatakan keluarga dalam
sejak sakit beliau tidak merawat anggota
pernah makan – keluarga yang sakit
makanan atau minuman yaitu Ny. T di
yang mengandung gula keluarga Tn. P
sama sekali.
- Ny. T mengatakan
jarang sekali
melakukan aktivitas
fisik seperti olah raga,
mungkin hanya jalan –
jalan di pagi hari itu
pun tidak tentu dalam 1
minggu.
- Ny. T mengatakan
hanya rutin kontrol di
pustu untuk minta obat
yaitu dalam 10 hari
sekali dan ke
puskesmas untuk
memeriksakan kadar
gula darahnya dan dulu
pernah konsultasi ke
ahli gizi yang ada di
93

puskesmas, tetapi
hanya beberapa kali
saja dan sampai
sekarang belum
konsultasi lagi.
- Ny. T saat ini masih
rutin minum obat yang
diberikan saat kontrol
- Ny. T mengatakan
belum tahu dan belum
pernahmelakukan
senam DM, kaki
kadang terasa pegal –
pegal dan agak kaku
saat bangun tidur pagi.
DO :
- Di meja terdapat obat
yang dikonsumsi Ny. T
yaitu amlodpine 10 mg
1x sehari setelah
makan, metformine 500
mg 3x sehari setelah
makan, dan
glibenclamide 5 mg 1x
sehari di pagi hari
sebelum makan.
- di meja makan ada
sayur bayam yang
dimasaknya tadi pagi
untuk semua anggota
keluarga.
94

DS : Ketidakmampuan
-Ny. T mengatakan saat keluarga
tidurtidakpernah menciptakan
memakai kaos kaki. lingkungan yang
-Ny. T mengatakan saat kondusif bagi Ny.
di rumah kegiatannya T di keluarga Tn. P
hanyalah masak, bersih
– bersih rumah dan
mengantarkan cucunya
kesekolahdan
menungguina sampai
sekolahnya selesai,
- Ny. T mengatakan
membersihkan kandang
ternaknya hanya 1
minggu sekali, karena
yangmembersihkan
adalah suami dan
anaknya saat libur kerja
dan sekolah.
- Ny.Tmengatakan
keluarganya selalu
perhatian dan anaknya
jugaselalu
mengantarkannyake
puskesmas untuk
kontrol.
- KeluargaTn.P
mengatakanselalu
mengingatkanuntuk
selalumenjaga
kesehatan terutama
kepada An. A yang
mempunyairesiko
terkena diabetes
mellitus untuk selalu
menjaga pola makan.

- kondisi rumah Tn. P


yang kurang bersih, di
95

depan rumah Tn. P


terdapat kandang ternak
yang kondisinya kurang
terawat, gudangnya
sangat berantakan, bau
dan terdapat banyak
tikus, ruang makan dan
dapur juga masih ada
tikus karena dapur dan
ruang makannya masih
berlantaikan tanah.

DS : Ketidakmampuan
-Keluarga Tn. P keluarga
mengatakan selalu memanfaatkan
pergi ke pustu atau fasilitas kesehatan
puskesmas apabila ada
anggota keluarganya
yang sakit, dan
keluarga Tn. P
memiliki kartu jaminan
kesehatan atau
jamkesmas terutama
Ny. T. Ny. T
mengatakan tidak
pernah pergi ke
posyandu dan tidak
pernah menanyakan
atau mencari informasi
tentang cara perawatan
diabetes mellitus
seperti senam kaki DM
dan senam lansia.
DO : -
96

PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Diagnosa Keperawatan :
Table 7. Penentuan prioritas

NO KRITERIA HITUNGAN BOBOT PEMBENARAN


1. Sifat Masalah : 3/3x1=1 1 Ny. T mengatakan menderita
Aktual diabetes mellitus sudah sejak 3
tahun yang lalu.
2. Kemungkinan 2/2x2=2 2 - jarak rumah dengan
masalah dapat puskesmas pembantu 1,5
diubah km, jarak rumah dengan
Skala : puskesmas 2 km.
Dengan Mudah - Ny. T mempunyai kartu
jamkesmas
- Ada yang mengantar ke
pelayanan kesehatan yaitu
anaknya.
- Keluarga Tn. P memiliki
kendaraan pribadi berupa
sepeda motor.
3. Potensi 2/3x1=2/ 1 Faktor pendukung :
masalah dapat 3 - Ny. T mengatakan rutin
dicegah periksa ke pelayanan
Skala : kesehatan
Cukup
Faktor penghambat :
- Pengetahuan Ny. T
mengenai diit DM masih
kurang
- Ny. T masih sering
mengalami hipoglikemi

4. Menonjolnya 2/2x1=1 1 Keluarga Tn. P mengatakan


masalah bahwa penyakit diabetes
Skala : mellitus itu adalah penyakit
Masalah berat yang serius dan harus segera
harus segera ditangani.
ditangani

TOTAL SKORE = 4 2/3


97

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik diabetes di keluarga Tn. P

dengan Ny. T menderita diabetes melitus berhubungan dengan :

a. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

yaitu Ny. T di keluarga Tn. P ditandai dengan :

DS :

- Ny. T mengatakan sejak sakit beliau tidak pernah makan – makanan

atau minuman yang mengandung gula sama sekali.

- Ny. T mengatakan jarang sekali melakukan aktivitas fisik seperti olah

raga, mungkin hanya jalan – jalan di pagi hari itu pun tidak tentu

dalam 1 minggu.

- Ny. T mengatakan hanya rutin kotrol di pustu untuk minta obat yaitu

dalam 10 hari sekali dan ke puskesmas untuk memeriksakan kadar

gula darahnya dan dulu pernah konsultasi ke ahli gizi yang ada di

puskesmas, tetapi hanya beberapa kali saja dan sampai sekarang

belum konsultasi lagi.

- Ny. T saat ini masih rutin minum obat yang diberikan saat kontrol

- Ny. T mengatakan belum tahu dan belum pernah melakukan senam

Diabetes Melitus, kaki kadang terasa pegal – pegal dan agak kaku saat

bangun tidur pagi.

DO :

- Di meja terdapat obat yang dikonsumsi Ny. T yaitu amlodpine 10 mg

1x sehari setelah makan, metformine 500 mg 3x sehari setelah makan,

dan glibenclamide 5 mg 1x sehari di pagi hari sebelum makan.


98

- di meja makan ada sayur bayam yang dimasaknya tadi pagi untuk semua

anggota keluarga.

b. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi

Ny. T di keluarga Tn. P ditandai dengan :

DS :

- Ny. T mengatakan saat tidur tidak pernah memakai kaos kaki.

- Ny. T mengatakan saat di rumah kegiatannya hanyalah masak, bersih

– bersih rumah dan mengantarkan cucunya ke sekolah dan

menungguina sampai sekolahnya selesai.

- Ny. T mengatakan membersihkan kandang ternaknya hanya 1 minggu

sekali, karena yang membersihkan adalah suami dan anaknya saat

libur kerja dan sekolah.

- Ny. T mengatakan keluarganya selalu perhatian dan anaknya juga

selalu mengantarkannya ke puskesmas untuk kontrol.

- Keluarga Tn. P mengatakan selalu mengingatkan untuk selalu

menjaga kesehatan terutama kepada An. A yang mempunyai resiko

terkena diabetes melitus untuk selalu menjaga pola makan.

- kondisi rumah Tn. P yang kurang bersih, di depan rumah Tn. P

terdapat kandang ternak yang kondisinya kurang terawat, gudangnya

sangat berantakan, bau dan terdapat banyak tikus, ruang makan dan

dapur juga masih ada tikus karena dapur dan ruang makannya masih

berlantaikan tanah.
99

c. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan ditandai

dengan :

DS :

- Keluarga Tn. P mengatakan selalu pergi ke pustu atau puskesmas

apabila ada anggota keluarganya yang sakit, dan keluarga Tn. P

memiliki kartu jaminan kesehatan atau jamkesmas terutama Ny. T.

Ny. T mengatakan tidak pernah pergi ke posyandu dan tidak pernah

menanyakan atau mencari informasi tentang cara perawatan diabetes

melitus seperti senam kaki Diabetes Melitus dan senam lansia.

DO : -
III. ASUHAN KEPERAWATAN
Nama KK : Tn. P Puskesmas : Gamping I
NO CM : 01030014 Tabel 8. Rencana Keperawatan

PERENCANAAN
HR/TGL DIAGNOSA
RENCANA PELAKSANAAN EVALUASI
/JAM KEPERAWATAN TUJUAN
TINDAKAN
Senin, Ketidakefektifan Tupan : a. Kontrak Selasa, 2 Juni 2015 Selasa, 2 Juni 2015
1Juni manajemen regimen Manajemen waktu dengan 10.00 WIB 11.00 WIB
2015 terapeutik diabetes di regimen terapeutik keluarga a. melakukan S:
09.00 keluarga Tn. P dengan diabetes di keluarga b. Berikan kontrak dengan - Ny. T mengatakan
WIB Ny. T menderita diabetes Tn. P efektif. penkes keluarga bersedia diajarkan
melitus b.d tentang diet senam kaki DM.
Ketidakmampuan Tupen : DM. - Ny. T mengatakan
keluarga dalam merawat Setelah dilakukan c. Ajarkan senang setelah
anggota keluarga yang tindakan senam kaki (Lisa) diajarkan senam
sakit yaitu Ny. T di keperawatan DM kaki DM.
keluarga Tn. P d.d : selama 3x d. Observasi 10.15 WIB - Ny. T mengatakan
DS : kunjungan kegiatan Ny. b. memberikan kakinya lebih
- Ny. T mengatakan diharapkan T dan penkes tentang enakan saat
sejak sakit beliau keluarga Tn.P keluarga diet DM. setelah melakukan
tidak pernah makan mampu merawat e. Obervasi c. mengajarka senam kaki DM.
– makanan atau anggota masakan Ny. senam kaki - Ny. T mengatakan
minuman yang keluarganya yang T / diet Ny. T DM. akan melakukan
mengandung gula sakit dengan f. Tanyakan dan d. mengevaluasi senam kaki DM
sama sekali. kriteria hasil : observasi respons Ny. T setiap pagi saat
- Ny. T mengatakan - Ny. T mengerti kebiasaan Ny. dalam bangun tidur.

100
jarang sekali diet untuk T yang tidak melakukan - Ny. T mengatakan
melakukan penderita makan dan senam kaki makanan yang
aktivitas fisik diabetes yaitu 3J minum gula DM. diperbolehkan
seperti olah raga, - Ny. T sama sekali. e. mengevaluasi bagi penderita
mungkin hanya mengatakan g. Evaluasi pengetahuan DM yaitu buncis,
jalan – jalan di pagi bersedia respons Ny. T Ny. T tentang bayam dan
hari itu pun tidak melakukan dalam diet DM. brokoli.
tentu dalam 1 aktivitas fisik melakukan f. Memberikan - Ny. T mengatakan
minggu. seperti senam senam kaki informasi diet 3J yaitu
- Ny. T mengatakan DM minimal 1x DM. tentang manfaat jumlah kalori,
hanya rutin kotrol sehari saat h. Kaji ulang senam DM bagi jenis makanan,
di pustu untuk bangun tidur pengetahuan penderita DM dan jadwal
minta obat yaitu pagi. Ny. T tentang dan bagi tubuh. makan.
dalam 10 hari - Ny. T merubah diet DM. O:
sekali dan ke kebiasaannya i. Beri - Ny. T mampu
puskesmas untuk yang tidak makan informasi menikuti dan
memeriksakan dan dan minum tentang mendemonstrasik
kadar gula gula sama sekali manfaat (Lisa) an senam kaki
darahnya dan dulu menjadi senam DM DM yang
pernah konsultasi mengurangi, bagi diajarkan perawat.
ke ahli gizi yang ad yaitu dengan penderita DM - Ny. T mengerti
di puskesmas, tetap dan bagi diet untuk
tetapi hanya mengkonsumsi tubuh. penderita DM
beberapa kali saja gula tetapi hanya yaitu 3J
dan sampai sedikit yaitu ½ - Ny. T mampu
sekarang belum sendok makan menyebutkan 2
konsultasi lagi. untuk 1 gelas the (Lisa) dari 8 makanan
- Ny. T saat ini hangat 1x sehari. yang boleh

101
masih rutin minum - Ny. T mampu dikonsumsi oleh
obat yang diberikan mengikuti dan penderita DM
saat kontrol mendemonstrasik dengan benar.
- Ny. T mengatakan an ulang senam - Ny. T mampu
belum tahu dan DM yang menyebutkan 2
belum pernah diajarkan peawat. dari 3J dalam diet
melakukan senam - Ny. T mampu DM dengan
DM, kaki kadang menyebutkan 2 benar.
terasa pegal – pegal dari 8 makanan A:
dan agak kaku saat yang boleh - Masalah
bangun tidur pagi. dikonsumsi oleh ketidakefektifan
DO : penderita DM manajemen
- Di meja terdapat dengan benar. regimen terapeutik
obat yang - Ny. T mampu diabetes teratasi
dikonsumsi Ny. T menyebutkan 2 sebagian.
yaitu amlodpine 10 dari 3J dalam diet P: lanjutkan
mg 1x sehari DM dengan intervensi :
setelah makan, benar. - Observasi
metformine 500 mg kegiatan Ny. T
3x sehari setelah dan keluarga
makan, dan - Observasi
glibenclamide 5 mg (Lisa) masakan yang
1x sehari di pagi dimasak Ny. T /
hari sebelum diet Ny. T .
makan. - Tanyakan dan
-di meja makan ada observasi
sayur bayam yang kebiasaan Ny. T
dimasaknya tadi yang tidak makan

102
pagi untuk semua dan minum gula
anggota keluarga. sama sekali.

(Lisa) (Lisa)

103
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama KK : Tn. P Puskesmas : Gamping I
NO CM : 01030014

PERENCANAAN
HR/TGL DIAGNOSA
RENCANA PELAKSANAAN EVALUASI
/JAM KEPERAWATAN TUJUAN
TINDAKAN
Senin, Ketidakefektifan Tupan : a. Lakukan Selasa, 2 Juni 2015 Selasa, 2 Juni 2015
1Juni manajemen regimen Manajemen kontrak 10.00 WIB 11.00 WIB
2015 terapeutik diabetes di regimen terapeutik waktu denga a. Melakukan S:
09.00 keluarga Tn. P dengan diabetes di keluarga keluarga kontra waktu - Ny. T mengatakan
WIB Ny. T menderita diabetes Tn. P efektif. b. Anjurkan dengan kemarin hari
melitus b.d keluarga keluarga minggu kandang
Ketidakmampuan Tupen : untuk b. Menganjurkan ternaknya sudah
keluarga menciptakan Setelah dilakukan membersihka keluarga untuk dibersihkan oleh
lingkungan yang tindakan nkandang membersihkan suami dan
kondusif bagi Ny. T di keperawatan ternak setiap kandang ternak anaknya.
keluarga Tn. P d.d : selama 3x hari. setiap hari. - Ny. T mengatakan
DS : kunjungan c. Anjurkan c. Menganjurkan dulu ± 1 bulan
- Ny. T mengatakan diharapkan anggota keluarga untuk yang lalu sudah
saat tidur tidak keluarga Tn. P keluarga membersihkan memberikan racun
pernah memakai mampu yang lain lingkungan tikus tetapi
kaos kaki. menciptakan untuk rumah setiap tikusnya masih
- Ny. T mengatakan lingkungan yang membersihka hari. saja banyak
saat di rumah kondusif bagi Ny. n lingkungan d. Menganjurkan karena di dapur
kegiatannya T dengan criteria rumah setiap keluarga Tn. P tempatnya gelap,
hanyalah masak, hasil : hari. untuk masih tanah dan

104
bersih – bersih - menciptakan d. Anjurkan memberantas di gudang belum
rumah dan lingkungan yang keluarga Tn. tikus dengan sempat untuk
mengantarkan bersih (bebas dari P untuk racun tikus atau membersuihkanny
cucunya ke sekolah debu, lantai memberantas membersihkan a
dan menungguina disapu setiap tikus dengan dan memberkan - Ny. T mengatakan
sampai sekolahnya hari, tidak ada racun tikus penerangan tadi malam saat
selesai, kotoran dan atau agar tikus tidak tidur sudah
- Ny. T mengatakan binatang membersihka mudah memakai kaos
membersihkan pengganggu n dan bersarang. kaki dan memakai
kandang ternaknya seperti tikus). memberikan e. Menganjurkan alas kaki saat di
hanya 1 minggu - Kandang ternak penerangan keluarga luar rumah, di
sekali, karena yang terawat dan agar tikus terutama Ny. T ruang makan
membersihkan bersih (bebas dari tidak mudah untuk selalu ataupun dapur.
adalah suami dan debu dan bersarang. memakai alas - Ny. T mengatakan
anaknya saat libur kotoran). e. Anjurkan kaki di dalam selalu menyapu
kerja dan sekolah. - Ny. T keluarga maupun di luar dalam rumah dan
- Ny. T mengatakan menunjukkan terutama Ny. rumah dan luar rumah 2x
keluarganya selalu perilaku T untuk menggunakan sehari pagi dan
perhatian dan melindungi diri selalu kaos kaki sat sore dan
anaknya juga selalu yaitu dengan memakai tidur. membersihkan
mengantarkannya memakai alas alas kaki saat perabot setiap 1
ke puskesmas kaki saat di di dalam minggu sekali.
untuk kontrol. dalam maupun di maupun di O:
- Keluarga Tn. P luar rumah dan luar rumah - Kandang ternak
mengatakan selalu menggunakan dan memakai (Lisa) masih kotor dan
mengingatkan kaos kaki saat kaos kaki terlihat tidak
untuk selalu tidur. saat tidur. terawat.
menjaga kesehatan f. Evaluasi - Ruang makan Ny.

105
terutama kepada kegiatan dan T masih gelap dan
An. A yang tindakan kotor bahkan
mempunyai resiko (Lisa) yang gudangnya juga
terkena diabetes dilakukan masih baud an
mellitus untuk keluarga terdapat banyak
selalu menjaga pola setelah diberi tikus.
makan. anjuran oleh - Ny. T sudah
DO : perawat. memakai alas kaki
-kondisi rumah Tn. g. Evaluasi saat ke ruang
P yang kurang mengenai makan dan dapur,
bersih, di depan anjuran yang dan juga sudah
rumah Tn. P diberikan memakai kaos
terdapat kandang perawat. kaki saat tidur.
ternak yang A:
kondisinya kurang - Masalak
terawat, gudangnya ketidakefektifan
sangat berantakan, (Lisa) manajemen
bau dan terdapat regimen terapeutik
banyak tikus, diabetes teratasi
ruang makan dan sebagian
dapur juga masih P : lanjutkan
ada tikus karena intervensi :
dapur dan ruang - Anjurkan keluarga
makannya masih Tn. P untuk
berlantaikan tanah. memberantas
tikus dengan
racun tikus atau
membersihkan

106
dan memberikan
penerangan agar
(Lisa) tikus tidak mudah
bersarang.
- Kunjungi keluarga
dan observasi
kegiatan dan
tindakan yang
dilakukan
keluarga Tn. P
setelah diberi
anjuran oleh
perawat.
- Evaluasi
mengenai anjuran
yang diberikan
perawat.

(Lisa)

107
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama KK : Tn. P Puskesmas : Gamping I
NO CM : 01030014

PERENCANAAN
HR/TGL DIAGNOSA
RENCANA PELAKSANAAN EVALUASI
/JAM KEPERAWATAN TUJUAN
TINDAKAN
Senin, Ketidakefektifan Tupan : a. Lakukan Selasa, 2 Juni 2015 Selasa, 2 Juni 2015
1Juni manajemen regimen Manajemen kontrak 10.00 WIB 11.00 WIB
2015 terapeutik diabetes di regimen terapeutik waktu - Melakukan S:
09.00 keluarga Tn. P dengan diabetes di keluarga dengan kontrak waktu - Ny. T mengatakan
WIB Ny. T menderita diabetes Tn. P efektif. keluarga dengan keluarga. besok akan dating
melitus b.d b. Anjurkan - Menganjurkan ke posyandu jika
Ketidakmampuan Tupen : Ny. T untuk Ny. T untuk ada jadwal
keluarga memanfaatkan Setelah dilakukan periksa ke periksa ke posyandu yaitu
fasilitas kesehatan d.d : tindakan posyandu posyandu lansia sabtu wage.
DS : keperawatan terdekat. setiap sabtu - Ny. T mengatakan
-Keluarga Tn. P selama 3x c. Anjurkan wage. sudah mencari
mengatakan selalu kunjungan Ny. T untuk - Menganjurkan informasi ke pustu
pergi ke pustu atau diharapkan mencari Ny. T untuk saat kontrol ± 2
puskesmas apabila keluarga Tn.P informasi mencari minggu yang lalu
ada anggota mampu tentang informasi tentang yaitu tentang
keluarganya yang memanfaatkan perawatan perawatan DM . kadar gula
sakit, dan keluarga fasilitas kesehatan DM. darahnya yang
Tn. Pmemiliki dengan criteria d. Berikan sering rendah,
kartu jaminan hasil : informasi kemudian
kesehatan atau - Ny. T bersedia tentang (Lisa) disarankan untuk

108
jamkesmas pergi ke jadwal 14.00 WIB minum manis saat
terutama Ny. T. posyandu saat senam yang - Memberikan gula darahnya
Ny. T mengatakan diadakannya ada disekitar informasi tentang turun, tetapi
tidak pernah pergi posyandu setiap rumah Ny. T. jadwal senam belum pernah
ke posyandu dan hari sabtu wage lansia yang ada mencari informasi
tidak pernah - Ny. T bersedia di sekitar rumah tentang senam
menanyakan atau mencari Ny. T. agar Ny. yang ada di
mencari informasi informasi tentang T dapat desanya.
tentang cara perawatanDM (Lisa) mengikuti - Ny. T mengatakan
perawatan diabetes seperti senam kegiatan senam. dirinya sangat
mellitus seperti lansia. antusias untuk
senam kaki DM - Ny.T antusias melakukan senam
dan senam lansia. dalam kaki DM.
pelaksanaan (Lisa) O : -
DO : - senam atau pergi A:
ke posyandu. - Masalah
ketidakefektifan
manajemen
(Lisa) regimen terapeutik
(Lisa) diabetes teratasi.
P : Hentikan
Intervensi

(Lisa)

109
110

IV. CATATAN PERKEMBANGAN


Tabel 9. Catatan Perkembangan

Nama KK / No. CM : Tn. P / 01030014 Puskesmas : Gamping I

HR/TGL DIAGNOSA EVALUASI


PELAKSANAAN
/JAM KEPERAWATAN (S O A P)
Rabu, Ketidakefektifan Rabu, 3 Juni 2015
3Juni manajemen regimen - Mengobservasi 11.00 WIB
2015 terapeutik diabetes di kegiatan Ny. T
10.00 keluarga Tn. P dan keluarga S :
WIB dengan Ny. T dengan - Ny. T mengatakan
menderita diabetes mengunjungi sudah mencoba
melitus b.d rumah Ny. T menggunakan gula
Ketidakmampuan - Mengobservasi walaupun Cuma
keluarga dalam masakan / diet sedikit, tadi pagi
merawat anggota Ny. T . minum 1 gelas teh
keluarga yang sakit. hangat dengan ½
sendok makan gulan.
- Ny. T mengatakan
(Lisa) belum masak karena
(Lisa) harus mengasuh
cucunya, dan tadi
pagi hanya masak
mie rebus untuk
sarapan suami dan
anaknya dan
menggunakan nasi.
- Ny. T mengatakan
kakinya jauh lebih
terasa enakan dan
tidak sakit saat
setelah tadi pagi
melakukan senam
kaki DM.
O:
- Ny. T sedang
mengasuh cucunya di
rumah tetangga.
- Ny. T tampak senang
saat menceritakan
selalu melakukan
senam kaki DM
sendiri.
- Di meja dekat meja
makan rumah Ny. T
111

terdapat sayur
kangkung, brokoli,
dan tempe yang
belum di masak.
A:
- Masalah
ketidakefektifan
manajemen regimen
terapeutik diabetes
teratasi.
P : Hentikan
intervensi

(Lisa)
112

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama KK / No. CM : Tn. P / 01030014 Puskesmas : Gamping I

HR/TGL DIAGNOSA EVALUASI


PELAKSANAAN
/JAM KEPERAWATAN (S O A P)
Rabu, Ketidakefektifan Rabu, 3 Juni 2015
3 Juni manajemen regimen - Menganjurkan 11.00 WIB
2015 terapeutik diabetes di keluarga Tn. P
10.00 keluarga Tn. P untuk S:
WIB dengan Ny. T memberantas - Ny. T mengatakan
menderita diabetes tikus atau kemarin sudah
melitus b.d membersihkan menyampaikan
Ketidakmampuan dan memberikan kepada suami dan
keluarga menciptakan penerangan agar anaknya untuk
lingkungan yang tikus tidak mudah memberikan racun
kondusif bagi Ny. T bersarang. tikus dan
di keluarga Tn. P . - Mengunjungi membersihkan dapur
keluarga dan agar lebih bersih.
mengobservasi - Ny. T mengatakan
kegiatan dan tadi pagi sudah
tindakan yang menyapu rumah dan
(Lisa) dilakukan kandang ternak dan
keluarga setelah juga mengelap meja
diberi anjuran agar tidak ada debu
oleh perawat. yang bersarang.
- Mengevaluasi O:
mengenai anjuran - Kandang ternak Ny.
yang diberikan T belum bersih dan
perawat. masih terdapat debu-
debu yang menempel
dan rumput-rumput
yang berserakan.
- Kandang ternak Ny.
(Lisa) T depannya untuk
menjemur pakaian.
- Gudang Ny. T sangat
berantakan, bau dan
banyak debu.
A:
- Masalah
ketidakefektifan
manajemen regimen
terapeutik diabetes
teratasi sebagian.
113

P: Lanjutkan
Intervensi :
- Serahkan intervensi
selanjutnya ke
petugas kesehatan di
puskesmas untuk :
- menganjurkan
keluargauntuk
memberantas tikus
dengan racun tikus
atau membersihkan
dan memberikan
penerangan agar tikus
tidak mudah
bersarang.
- mengunjungiulang
dan observasi
kegiatan dan tindakan
yangdilakukan
keluarga setelah
diberi anjuran oleh
peawat.

(Lisa)
114

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentag Asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Tn. P dengan salah satu anggota keluarga menderita Diabetes

Melitus di Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja

Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta pada tanggal 1-3 Juni 2015.

A. PENGKAJIAN

Pengkajian pada keluarga Tn. P dilakukan pada tanggal 1 Juni 2015

pukul 08.00 WIB. Tipe keluarga Tn. P adalah keluarga inti yang terdiri dari

Tn. P, Ny. T dan kedua anaknya tetapi anaknya yang pertama sudah bersuami

dan tinggal bersama suaminya. Dalam keluarga Tn. P yang berperan dalam

pengambilan keputusan yaitu Tn. P dan Ny. T. Pada pengkajian di keluarga

Tn. P ditemukan data ksenjangan yaitu Ny. T yang menderita Diabetes

Melitus sejak ± 3 tahun yang lalu.

Dalam pengumpulan data dengan menggunakan empat teknik yaitu

Wawancara, Pemeriksaan Fisik, Observasi, Studi Dokumentasi didapatkan

data :

1. Pada wawancara didapatkan data mengenai data dasar yang meliputi

identitas anggota keluarga, faktor sosial, ekonomi dan budaya, kegiatan

spiritual, kebiasaan sehari-hari, serta status kesehatan keluarga. Hasil

wawancara dengan keluarga Tn. P didapatkan data ketidakmampuan

keluarga dalam merawat angota keluarga, menciptakan lingkungan yang


115

kondusif bagi keluarganya yang sakit dan pemanfaatan fasilitas

kesehatan yang kurang optimal.

2. Observasi, pada tahap observasi didapatkan data mengenai keadaan

umum keluarga terutama pasien, rumah dan lingkungan. Dari data

observasi yang didapat menunjukkan bahwa dalam keluarga Tn. P belum

mampu menciptakan lingkungan yang sehat bagi anggta keluarganya

yang sakit hal itu dibuktikan dengan kondisi rumahnya yang kurang

bersih, di depan rumah Tn. P terdapat kandang ternak yang kondisinya

kurang terawat, gudangnya sangat berantakan, bau dan terdapat banyak

tikus, ruang makan dan dapur juga masih ada tikus karena dapur dan

ruang makannya masih berlantaikan tanah. Kemudian observasi yang

dilakukan pada Ny. T pertumbuhan rambut lebat, bersih, konjungtiva

merah muda, dan dalam pemeriksaan fisik lainnya secara inspeksi tidak

ada kelainan pada anggota badan Ny. T.

3. Pemeriksaan fisik, pada tahap ini di dapatkan data yaitu pada Ny. T dari

pemeriksaan kepala sampai kaki tidak ada masalah. Kemudian

didapatkan data Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD :

140/70 mmHg, N : 80 x/mnt, RR : 22 x/mnt, S : 36, 6 °C ,TB : 150 cm,

BB : 55 kg, IMT : 24, 44 (normal).

4. Studi dokumentasi, pada tahap ini didapatkan data dari kartu keluarga

untuk mengetahui jumlah anggota keluarga dan rekam medis keluarga

Tn. P yang ada di Puskesmas Gamping 1 untuk mengetahui catatan status

kesehatan keluarga Tn. P khususnya Ny. T .


116

Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan, data yang berkaitan dengan

pasien yang menderita Diabetes Melitus yang sesuai dengan teori Doenges

(2000), yaitu :

1. Sirkulasi

Data tentang sirkulasi ini muncul karena pada saat pengkajian Ny. T

mengalami hipertensi yaitu dengan tekanan darah 140/70 mmHg.

2. Eliminasi

Data ini muncul karena pada saat pengkajian Ny. T mengatakan BAK ±

7-8x sehari di kamar mandi dan tidak ada keluhan dalam BAK.

3. Nyeri dan ketidaknyamanan

Data ini muncul karena pada saat pengkajian Ny. T mengatakan kaki

kadang terasa pegal – pegal dan agak kaku saat bangun tidur pagi.

4. Penyuluhan dan pembelajaran

Data ini muncul karena pada saat pengkajian didapatkan data tentang

cara diet Ny. T yang salah dan kurang pengetahuan tantang aktivitas fisik

seperti senam kaki untuk penderita Diabetes Melitus, yaitu Ny. T

mengatakan sejak sakit beliau tidak pernah makan – makanan atau

minuman yang mengandung gula sama sekali dan Ny. T mengatakan

belum tahu dan belum pernah melakukan senam Diabetes Melitus.

Sedangkan data-data yang sesuai dengan teori Doenges (2000) tetapi

tidak muncul pada Ny. T yang menderita Diabetes Melitus adalah :

1. Aktivitas dan istirahat


117

Data ini tidak muncul karena pada saat pengkajian Ny. T tidak

mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas, kekuatan otot

normal dan Ny. T tidak mengalami kesulitan untuk beristirahat.

2. Integritas ego

Data ini tidak muncul pada saat pengkajian, karena selama ini Ny. T

mempunyai koping yang yang baik, Ny. T mengatakan jika ada masalah

Ny. T selalu bercerita dengan suami dan anaknya.

3. Makanan dan cairan

Data ini tidak muncul karena pada saat pengkajian didapatkan data Ny. T

tidak ada gangguan menelan dan penurunan nafsu makan.

4. Neurosensori

Data ini tidak muncul karena pada saat pengkajian Ny. T tidak

mengalami penurunan kesadaran, penurunan terhadap rangsangan,

penurunan respon, maupun penurunan kemampuan motorik.

5. Pernapasan

Data ini tidak muncul karena pada saat pengkajian Ny. T tidak

mengalami sesak nafas, tidak mempunyai gangguan pernafasan dan

respirasinya dalam batas normal yaitu 22 x/mnt (normal 16-24 x/mnt).

6. Keamanan

Data ini tidak muncul karena pada saat pengkajian Ny. T tidak

mengalami perubahan pada sensori, tidak mengalami gangguan pada

ekstremitasnya dan tidak mengalami gangguan cara berjalan.

7. Interaksi sosial
118

Data ini tidak muncul karena Ny. T tidak mengalami gangguan dalam

berinteraksi sosial yaitu dibuktikan pada saat di jalan Ny. T menyapa

tetangga-tetangganya dengan ramah.

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu,

keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan

aktual maupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan

untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab (Nikmatur R &

Saiful W, 2012). Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga, langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosis keperawatan.

Dalam menegakkan diagnosis keperawatan harus mengacu kepada tipologi

masalah kesehatan serta berbagai alasan dari ketidakmampuan keluarga

dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Tipologi

dari diagnosis keperawatan adalah :

1. Aktual (sudah terjadi masalah atau gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data yaitu tentang kesehatan Ny. T

yang menderita Diabetes Melitus sejak ± 3tahun yang lalu.

2. Risiko (ancaman kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data yang sudah menunjang tetapi

belum terjadi pada Ny. T yaitu risiko cidera karena masalah tersebut

sudah bisa diatasi dalam intervensi ketidakefektifan manajemen regimen

terapeutik diabetes pada Ny. T di keluarga Tn. P berhubungan dengan


119

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang

sakit yaitu Ny. T dan ketidakmampuan keluarga dalam menciptakan

lingkungan yang kondusif bagi Ny. T .

3. Potensial (dalam keadaan sejahtera)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Rumusan problem yang sesuai teori NANDA (2012) dan muncul pada

kasus, yaitu :

1. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga yang meliputi :

a. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik diabetes pada Ny. T

di keluarga Tn. P

Masalah ini muncul dibuktikan dengan pada saat pengkajian Ny. T

mengatakan menderita Diabetes Melitus sudah sejak 3 tahun yang

lalu, GDS terakhir pada tanggal 11 Mei 2015 yaitu 85 mg/dL. Ny. T

mengatakan BAK ± 7-8x sehari.

Rumusan problem yang sesuai teori NANDA (2012 -2014) namun tidak

muncul pada kasus, yaitu tidak ada.

Selanjutnya penulis akan membahas rumusan masalah etiologi dalam

penegakan diagnosis keperawatan keluarga pada keluarga Tn. P menurut

Suprajitno (2004), etiologi pada diagnosis keperawatan keluarga

menggunakan lima skala ketidakkemampuan keluarga dalam melaksanakan

tugas kesehatan dan keperawatan, yaitu :


120

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga

2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat untuk

melaksanakan tindakan

3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

4. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang

kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan

pribadi anggota keluarga

5. Ketidakmampuankeluargadalammenggunakansumber

dimasyarakat guna memelihara kesehatan

Menurut teori Suprajitno (2004), etiologi pada diagnosis keperawatan

keluarga yang muncul pada keluarga Tn. P, yaitu :

1. Ketidamampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

Hal itu di buktikan bahwa pada saat pengkajian Ny. T mengatakan tidak

mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula sama

sekali padahal seharusnya Ny. T harus tetap mengkonsumsi gula, hanya

saja porsinya di kurangi/ mengurangi gula agar tidak terjadi hipoglikemi.

Selain itu Ny. T juga mengatakan jarang sekali melakukan aktivitas fisik

seperti olah raga apalagi senam seperti senam kaki Diabetes Melitus.
121

2. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang

kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi

anggota keluarga

Hal itu dibuktikan bahwa kondisi rumah Tn. P yang kurang bersih ,

depan rumah Tn. P terdapat kandang ternak yang kondisina tidak terawat,

gudangnya yang sangat bau dan banyak tikus, hal itu bisa mengakibatkan

resiko tergigit tikus pada Ny. T yang saat tidur juga tidak pernah

menggunakan kaos kaki.

3. Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber dimasyarakat

guna memelihara kesehatan

Hal itu dibuktikan bahwa keluarga Tn. P khususnya Ny. T dalam

memanfaatkan fasilitas kesehatan dan mencari informasi tentang

perawatan Diabetes Melitus kurang optimal.

Sedangkan rumusan etiologi yang sesuai teori Suprajitno (2004), tetapi

tidak muncul pada kasus, yaitu :

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga

Etiologi ini tidak muncul karena keluarga Tn. P sudah men getahui

bahwa Ny. T menderita Diabetes Melitus sudah sejak 3 tahun yang lalu

dan penyakit yang diderita Ny. T merupakan penyakit keturunan yang di

turunkan oleh keluarga Ny. T yaitu ayah Ny. T serta mempunyai faktor

resiko yang akan diturunkan kepada anak Ny. T.

2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat

untuk melaksanakan tindakan


122

Etiologi ini tidak muncul karena dalam mengambil keputusan untuk Ny.

T yang mnderita Diabetes Melitus di keluarga Tn. P sudah tepat yaitu

dengan cara membawa Ny. T berobat ke pelayanan kesehatan seperti

Puskesmas, Pustu dan Rumah sakit. Ny. T juga sudah rut in kontrol

setiap 1 bulan sekali di Puskesmas dan minta obat di Pustu setia 10 hari

sekali serta rutin minum obat.

Hambatan yang dihadapi penulis pada tahap ini yaitu tidak ada.

Sedangkan faktor pendukung pada tahap ini, yaitu masalah yang muncul pada

keluarga Tn. P merupakan masalah yang aktual, nyata dan tampak yang

mengacu pada Ny. T sehingga memudahkan penulis untuk merumuskan

diagnosis keperawatan berdasarkan masalah yang ada dalam keluarga ini.

C. PERENCANAAN

Menurut Suprajitno (2004), dalam bukunya Asuhan Keperawatan

Keluarga, perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus

yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar

yang mengacu pada penyebab. Masalah diprioritaskan berdasarkan teori.

Menentukan masalah dengan melihat melalui sifat masalah, kemungkinan

masalah dapat diubah, potensi masalah dapat dicegah dan menonjolnya

masalah.

1. Diagnosa ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik diabetes pada

keluarga Tn. P dengan Ny. T menderita Diabetes Melitus, penyusun telah


123

membuat rencana tindakan yang telah dimodifikasi dengan rencana-

rencana tindakan menurut Doenges (2000) dan telah disesuaikan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan,

yaitu :

a. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit yaitu Ny. T di keluarga Tn. P

1) Kontrak waktu dengan keluarga

2) Berikan penkes tentang diet Diabetes Melitus

3) Ajarkan senam kaki Diabetes Melitus

4) Observasi kegiatan Ny. T dan keluarga

5) Observasi masakan Ny. T / diet Ny. T

6) Tanyakan dan obervasi kebiasaan Ny. T yang tidak makan dan

minum gula sama sekali

7) Evaluasi respons Ny. T dalam melakukan senam kaki Diabetes

Melitus

8) Kaji ulang pengetahuan Ny. T tentang diet Diabetes Melitus

9) Beri informasi tentang manfaat senam DM bagi penderita DM


dan bagi tubuh.
b. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif

bagi Ny. T di keluarga Tn. P

1) Lakukan kontrak waktu dengan keluarga

2) Anjurkan anggota keluarga yang lain untuk membersihkan

kandang ternak setiap hari


124

3) Anjurkan keluarga untuk membersihkan lingkungan rumah setiap

hari

4) Anjurkan keluarga Tn. P untuk memberantas tikus dengan racun

tikus atau membersihkan dan memberikan penerangan agar tikus

tidak mudah bersarang.

5) Anjurkan keluarga terutama Ny. T untuk selalu memakai alas

kaki saat di dalam maupun di luar rumah dan memakai kaos kaki

saat tidur.

6) Evaluasi kegiatan dan tindakan yang dilakukan keluarga setelah

diberi anjuran oleh perawat seperti menyapu halaman ruamah,

mebersihkan kandang ternak.

7) Evaluasi mengenai anjuran yang diberikan perawat.

c. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

1) Lakukan kontrak waktu dengan keluarga

2) Anjurkan Ny. T untuk periksa ke posyandu terdekat.

3) Anjurkan Ny. T untuk mencari informasi tentang perawatan DM.

4) Berikan informasi tentang jadwal senam yang ada disekitar rumah

Ny. T.

Faktor penghambat pada tahap ini, yaitu tidak semua perencanaan dapat

dilaksanakan bersama keluarga Tn. P hanya saja dibahas dan diputuskan

bersama Ny. T karena pada saat melakukan perencanaan suami dan anak Ny.

T tidak ada di rumah, sehingga penulis menyusun perencanaan berdasarkan

masalah yang dirasakan oleh keluarga. Faktor pendukungnya yaitu di


125

buktikan bahwa Ny. T sangat kooperatif dan mau menerima rencana

keperawatan yang akan dilaksanakan.

D. IMPLEMENTASI

Implementasi asuhan keperawatan keluarga dilakukan dengan kunjungan

rumah. Jenis tindakan yang dilakukan adalah penyuluhan kesehatan,

demonstrasi, diskusi, observasi, memberikan anjuran dan motivasi kepada

keluarga. Tindakan dilakukan bersama keluarga, menyesuaikan dengan

keluarga dan tujuan akhirnya adalah memandirikan keluarga dalam

menyelesaikan masalah kesehatan.

Dalam melakukan pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota

keluarga Tn. P penulis menggunakan tindakan keperawatan independen yaitu

kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk atau perintah dari

dokter.

Masalah kesehatan yang penulis temukan dalam keluarga Tn. P telah

direncanakan dan kemudian dilaksanakan tindakan keperawatan yang telah

disesuaikan dengan teori yang ada. Perencanaan yang telah dilaksanakan,

diantaranya :

1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit Selasa, 2 Juni 2015

Jam 10.00 WIB

a. Melakukan kontrak waktu dengan keluarga

Jam 10.15 WIB


126

b. Memberikan penkes tentang diet Diabetes Melitus

c. Mengajarkan tentang senam kaki Diabetes Melitus

d. Mengevaluasi respons Ny. T dalam melakukan senam kaki Diabetes

Melitus

e. Mengkaji pengetahuan Ny. T tentang diet Diabetes Melitus

f. Memberikan informasi tentang manfaat senam DM bagi penderita

g. Mengobservasi kegiatan Ny. T dan keluarga.

h. Mengobservasi masakan / diet Ny. T .

2. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang

kondusif Selasa, 2 Juni 2015

Jam 10.00 WIB

a. Melakukan kontrak waktu dengan keluarga

b. Menganjurkan keluarga untuk membersihkan kandang ternak setiap

hari.

c. Menganjurkan keluarga untuk membersihkan lingkungan rumah

setiap hari.

d. Menganjurkan keluarga Tn. P untuk memberantas tikus dengan

racun tikus atau membersihkan dan memberkan penerangan agar

tikus tidak mudah bersarang.


127

e. Menganjurkan keluarga terutama Ny. T untuk selalu memakai alas

kaki di dalam maupun di luar rumah dan menggunakan kaos kaki sat

tidur.

Rabu, 3 Juni 2015

Jam 11.00 WIB

a. Menganjurkan keluarga Tn. P untuk memberantas tikus atau

membersihkan dan memberikan penerangan agar tikus tidak mudah

bersarang.

b. Mengunjungi keluarga dan mengobservasi kegiatan dan tindakan

yang dilakukan keluarga setelah diberi anjuran oleh perawat.

c. Mengevaluasi mengenai anjuran yang diberikan perawat.

3. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Selasa, 2 Juni 2015

Jam 10.00 WIB

a. Melakukan kontrak waktu dengan keluarga.

b. Menganjurkan Ny. T untuk periksa ke posyandu lansia setiap sabtu

wage.

c. Menganjurkan Ny. T untuk mencari informasi tentang perawatan

Diabetes Melitus

Jam 14.00 WIB


128

a. Memberikan informasi tentang jadwal senam lansia yang ada di

sekitar rumah Ny. T agar Ny. T dapat mengikuti kegiatan senam.

Pada tahap implementasi ini yang menjadi faktor penghambat adalah

tidak adanya keluarga yang bisa mendampingi Ny. T saat dilakukan tindakan

keperawatan oleh perawat. Sedangkan faktor pendukung pada tahap ini yaitu

Ny. T sangat kooperatif dan terbuka untuk mengungkapkan perasaanya

setelah dilakukan tindakan keperawatan dan tindakan dapat terlaksana dengan

lancar.

E. EVALUASI

Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tersebut tercapai

atau tidak. Cara menilai apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak yaitu

dengan metode-metode yang seperti observasi langsung mengamati tentang

perubahan yang terjadi dalam keluarga, kemudian dengan menggunakan

metode wawancara dengan keluarga tentang perubahan sikap apakah

keluarga sudah menjalankan anjuran yang diberikan oleh perawat. Tidak lupa

perawat memeriksa kembali laporan yang ada apakah rencana yang dibuat

dan tindakan yang sudah dilakukan telah sesuai dengan rencana sebelumnya.

Setelah melakukan kunjungan rumah selama 4 kali pertemuan maka

diagnosa yang teratasi adalah :

1. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik diabetes pada keluarga

Tn. P dengan Ny. T menderita Diabetes Melitus berhubungan dengan


129

a. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit

b. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Pada tahap evaluasi ini penulis mendapatkan hambatan dalam

menyelesaikan dan mengevaluasi etiologi ketidakmampuan kluarga

menciptakan lingkungan yang kondusif karena keterbatasan waktu. Sehingga

faktor pendukung yang didapat penulis adalah sikap keterbukaan dan

kooperatif dari keluarga terutama Ny. T sehingga penulis dapat

membandingkan antara evaluasi proses dan evaluasi hasil yang memberikan

kesimpulan pada hasil akhir dari implementasi yang telah dilakukan serta

ketersediaan Ny. T untuk dilakukan evaluasi dari implementasi yang telah

dilakukan secara terbuka.

F. DOKUMENTASI

Penulis mendokumentasikan kegiatan pelaksanaan asuhan keperawatan

ini dengan memperhatikan prinsip-prinsip pendokumentasian, yaitu :

1. Ditulis sesegera mungkin

2. Ditulis secara kronologis

3. Waktu, tanggal, jam, serta nama penulis ditulis denga jelas dan dan

dibuktikan dengan tanda tangan.

Dalam pendokumentasian penulis telah melakukan sesuai dengan teori,

yaitu :

1. Dokumentasi Pengkajian
130

Penulis telah melakukan pendokumentasian yaitu telah mencatat semua

hasil pengkajian untuk mengumpulkan data dari keluarga, membuat data

dasar tentang keluarga dank lien, dan mebuat catatan tentang respon

kesehatan keluarga dank lien.

2. Dokumentasi Diagnosis Deperawatan

Penulis telah melakukan pendokumentasian dan menegakkan diagnosa

sesuai dengan NANDA (2012).

3. Dokumentasi Rencana Keperawatan

Dalam pendokumentasian rencana keperawatan penulis sudah melakukan

dokumentasi yang sesuai dengan kesepakatan keluarga.

4. Dokumentasi Implementasi

Dalam pendokumentasian implementasi ini penulis sudah melakukan

pendokumentasian yang sesuai dengan teori yaitu dengan menulis semua

tindakan yang telah dilakukan, menulis waktu, tanda tangan dan nama

terang.

5. Dokumentasi Evaluasi

Dalalam tahap pendokumentasian evaluasi ini penulis mencatat hasil

observasi dan wawancara secara lengkap dan sesuai dengan urutan

waktu.

Pada tahap pendokumentasian ini penulis tidak mengalami hambatan dalam

melakukan pendokumentasian, justru penulis mendapatkan faktor

pendukung dengan tersedianya format asuhan keperawatan keluarga yang

sangat lengkap, sehingga penulis dapat sesegera mungkin


131

mendokumentasikan hasil dari pengkajian, perumusan diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi yang telah dilakukan.

G. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

Disini penulis mendapatkan faktor pendukung dan penghambat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. P dengan

Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun Mancasan,

Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja Puskesmas Gamping I

Sleman Yogyakarta, yaitu :

1. Faktor Pendukung

Keluarga Tn. P sangat kooperatif dan selalu ada di rumah saat pelaksanaan

implementasi asuhan keperawatan yang sudah direncanakan sesuai

kesepakatan keluarga khususnya Ny. T.

2. Faktor Penghambat

Tn. P dan anaknya tidak selalu ada di rumah sehingga saat pelaksanaan

implementasi asuhan keperawatan tidak bisa ikut serta dalam kegiatan atau

pelaksanaan yang sudah direncanakan sebelumnya sesuai dengan

kesepakatan keluarga.
132

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah menjalankan praktik keperawatan keluarga dan melakukan

asuhan keperawatan keluarga selama tiga hari, yang dimulai pada tanggal

1 Juni 2015 sampai dengan 3 Juni 2015, penulis mendapatkan pengalaman

yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. P dengan Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes

Melitus di Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di

wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta dengan

menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi

dokumentasi.

1. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. P dengan

empat metode yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi

dokumentasi. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. P didapatkan beberapa data yang sesuai dengan teori

Doenges (2000), karena pada saat pengkajian data tersebut muncul pada

keluarga Tn. P dan ada juga beberapa data yang tidak sesuai dengan teori

Doenges (2000), karena penulis menyesuaikan dengan dengan kondisi

keluarga Tn. P , khususnya kondisi kesehatan Ny. T .


133

2. Diagnosis

Kemudian setelah melakukan pengkajian penulis telah

mendapatkan data, lalu penulis melakukan analisa data untuk

menegakkan diagnosa, dalam analisa data penulis mendapatkan masalah

keperawatan, yaitu :

a. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik diabetes pada

keluarga Tn. P dengan Ny. T menderita Diabetes Melitus.

3. Perencanaan

Secara umum perencanaan yang disusun oleh penulis bersama

dengan keluarga yang berupa tujuan jangka panjang, tujuan jangka

pendek dan penentuan intervensi sudah sesuai dengan kriteria hasil yang

ingin dicapai. Dalam intervensi atau perencanaan penulis membuat

rencana tindakan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang

pengetahuan keluarga mengenai diet dan perawatan penyakit Diabetes

Melitus yang diharapkan dapat merubah tingkat pengetahuan, sikap dan

perilaku keluarga sehingga, keluarga Tn. P mampu mengenal masalah

kesehatan pada Ny. T , mengambil keputusan untuk anggota keluarganya

yang sakit, merawat anggota keluarganya yang sakit, menciptakan

lingkungan yang kondusif, serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada. Selain itu penulis juga merencanakan tentang edukasi yang akan

diberikan kepada keluarga Tn. P untuk perawatan Diabetes Melitus baik

dalam jangka panjang maupun jangka pendek sebagai upaya untuk


134

memberikan kenyamanan dan pencegahan terjadinya faktor risiko

penyakit Diabetes Melitus pada anggota keluarga Tn. P terutama anaknya

serta mencegah terjadinya komplikasi pada penderita Diabetes Melitus

yaitu Ny. T .

4. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan penulis telah menyesuaikan dengan

rencana tindakan yang telah dibuat dan ditetapkan, serta waktu yang

disesuaikan dengan kesanggupan keluarga Tn. P. Dalam melaksanakan

rencana tindakan yang sudah dibuat keluarga Tn. P diharapkan terlibat

dalam implementasi misalnya pada saat dilakukan demonstrasi senam

kaki DM agar semua anggota keluarga tahu dan paham tentang

pentingnya melakukan aktivitas fisik untuk tubuh seperti senam kaki

DM. Tetapi hal tersebut tidak sesuai dengan rencana tindakan yang sudah

dibuat, karena dalam melakukan pelaksanaan demonstrasi senam kaki

DM tidak semua anggota keluarga berada di rumah dan dapat mengikuti

sesuai dengan rencana yang ada.

5. Evaluasi

Dari hasil evaluasi keperawatan selama melakukan asuhan

keperawatan pada keluarga Tn. P dengan salah satu anggota keluarga

menderita Diabetes Melitus semua masalah dapat terlaksana sesuai

dengan proses keperawatan, dengan hasil masalah dapat teratasi yaitu

pada etiologi ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dan

ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan. Sedangkan


135

etiologi yang belum bisa teratasi karena keterbatasan waktu yaitu

ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi

anggota keluarga yang sakit yang meliputi keluarga belum optimal dalam

menciptakan lingkungan yang bersih (bebas dari debu, lantai disapu

setiap hari, tidak ada kotoran dan binatang pengganggu seperti tikus),

merubah kandang ternak yang tadinya tidak terawat menjadi terawat

dengan membersihkannya setiap hari.

6. Dokumentasi

Dokumentasi adalah tahap paling akhir yang dilakukan dalam

setiap proses keperawatan. Pada tahap ini penulis kemudian

mendokumentasikan semua, mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang sudah dilakukkan serta tidak

lupa dengan memperhatikan prinsip-prinsip pendokumentasian. Faktor

pendukung dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn. P adalah bimbingan dan dorongan serta pengarahan dari

pembimbing akademik, petugas dari puskesmas, kerjasama dari klien dan

keluarga, serta tersedianya sarana dan prasarana yang cukup memadai.

Faktor penghambat dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Tn. P adalah keterbatasan waktu dan tidak 3x24 jam penuh

dapat mengobservasi dan bertemu dengan keluarga Tn. P.

7. Faktor Pendukung dan Penghambat

Disini penulis mendapatkan faktor pendukung dan penghambat

dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. P


136

dengan Salah satu anggota keluarga menderita Diabetes Melitus di Dusun

Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman di wilayah kerja

Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta, yaitu :

a. Faktor Pendukung

Keluarga Tn. P sangat kooperatif dan selalu ada di rumah saat

pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan yang sudah

direncanakan sesuai kesepakatan keluarga khususnya Ny. T.

b. Faktor Penghambat

Tn. P dan anaknya tidak selalu ada di rumah sehingga saat

pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan tidak bisa ikut serta

dalam kegiatan atau pelaksanaan yang sudah direncanakan

sebelumnya sesuai dengan kesepakatan keluarga.

B. SARAN

Berdasarkan pengalaman nyata di lapangan yang didapatkan

langsung oleh peenulis dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Tn. P dengan Salah satu anggota keluarga menderita

Diabetes Melitus di Dusun Mancasan, Ambarketawang, Gamping, Sleman

di wilayah kerja Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta, serta dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah, saran yang dapat penulis sampaikan,

yaitu:
137

1. Bagi Institusi Akademi Keperawatan “YKY”

Untuk menambahkan jam PBP keluarga serta memberikan penjelasan

tentang cara pendokumentasian dengan sistem DAR sesuai kondisi

yang ada di lapangan dalam mata kuliah keperawatan keluarga dan

juga memberikan perpanjangan waktu kepada mahasiswa dalam

menyusun Karya Tulis Ilmiah, sehingga proses bimbingan dan

pencarian reverensi bisa lebih optimal.

2. Bagi Puskesmas Gamping I

Kepada petugas kesehatan khususnya puskesmas diharapkan mampu

untuk melanjutkan intervensi yang belum tercapai yaitu meliputi :

menganjurkan keluarga Tn. P untuk lebih optimal dalam optimal

dalam menciptakan lingkungan yang bersih (bebas dari debu, lantai

disapu setiap hari, tidak ada kotoran dan binatang pengganggu seperti

tikus), merubah kandang ternak yang tadinya tidak terawat menjadi

terawat dengan membersihkannya setiap hari.


LAMPIRAN 1

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”

APGAR KELUARGA

Daftar Pertanyaan APGAR Keluarga

APGAR Keluarga dilakukan untuk melihat apakah fungsi keluarga dapat

berjalan sehat/tidak

Nama KK : Tn. P

Alamat : Mancasan Ambarketawang Gamping Sleman

Bagian 1

Pertanyaan berikut telah dirancang untuk membantu memahami anda dan

keluarga. Anda bebas mengajukan pertanyaan tentang setiap hal yang ada dalam

daftar pertanyaan ini.

Kolom untuk komentar sebaiknya digunakan apabila anda ingin memperoleh

informasi tambahan atau apabila anda ingin mendiskusikan bagaimana cara

menerapkan pertanyaan tersebut dalam keluarga anda. Upayakan untuk menjawab

semua pertanyaan.

Keluarga didefinisikan sebagai individu yang tinggal bersama anda. Apabila anda

tinggal sendiri,”keluarga” anda terdiri dari individu yang saat ini memiliki ikatan

emosional yang paling kuat dengan anda.


Untuk setiap pertanyaan beri tanda satu kotak

Hampir Kadang- Tidak


Pernah
selalu kadang

Saya merasa puas karena saya dapat



meminta bantuan keluarga saya saat
ada sesuatu yang mengganggu saya

Komentar :

Saya merasa puas karena keluarga saya


membicarakan setiap hal dan berbagi √
masalah dengan saya

Komentar :

Saya merasa puas karena keluarga saya



menerima dan mendukung keinginan
saya untuk terlibat dalam aktivitas atau
kegiatan baru

Komentar :

Saya merasa puas karena keluarga


Saya memperlihatkan kasih sayang √
dan berespon terhadap emosi saya,
seperti rasa marah, penderitaan dan
kasih sayang

Komentar :
Saya merasa puas dengan cara √
keluarga sayadan saya meluangkan
waktu bersama-sama

Komentar :

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumlah Total Nilai : 9


Kesimpulan : dari pengkajian APGAR keluarga Tn. P sudah baik /
memiliki fungsi keluarga yang baik, untuk setiap peran
dapat dilakukan oleh keluarga Tn. P

Cara Penilaian

Klien/pasien memberi tanda di kotak yang mewakili pilihannya, dan kemudian


dinilai sbb : “Hampir selalu” (dua nilai), “Kadang -kadang” (satu nilai), atau
“Tidak pernah” (tidak ada nilai/0). Nilai untuk setiap pertanyaan diatas
kemudian dijumlahkan. Nilai 7-10 mengindikasikan bahwa keluarga memiliki
fungsi yang baik, nilai 4-6 menunujukkan bahwa keluarga tersebut mengalami
disfungsi. Nilai 0-3 menunjukkan bahwa keluarga tersebut mengalami
disfungsi berat
Bagian II

“Siapa yang tinggal dirumah Anda” ? Tuliskan nama orang-orang yang tinggal
bersama anda sesuai dengam hubungan dengan Anda (sebagai contoh pasangan,
orang terdekat lainnya*, anak, atau teman)

Hubungan Usia Jenis Kelamin


Ny. T 51 th Perempuan
An. A 16 th Laki-laki

Beri tanda pada kolom yang paling mendeskripsikan bagaimana anda berinteraksi
dengan setiap anggota keluarga yang tertulis didaftar

Baik Cukup Buruk



Apabila anda tidak tinggal dengan keluarga anda, tuliskan individu yang paling
sering anda mintai bantuan, tuliskan juga hubungannya dengan anda (mis :
anggota keluarga, teman, kolega dalam bekerja atau tetangga)

Hubungan Usia Jenis Kelamin

Beri tanda kolom yang paling tepat mendeskripsikan cara anda berinteraksi
dengan setiap orang yang ada dalam daftar saat ini

Baik Cukup Buruk


Keterangan :

Apanbila anda telah berkeluarga, anggap “rumah” anda sebagai tempat anda hidup
bersama pasangan, anak-anak atau dengan “orang terdekat lainnya”(lihat catatan
kaki berikut untuk melihat definisi)
Atau apabila tidak, anggap rumah sebagai tempat asal anda, misalnya tempat
orangtua anda atau orang-orang yang membesarkan anda tinggal
*Orang terdekat lainnya adalah pasangan dengan siapa anda tinggal dalam suatu
hubungan yang saling mengasihi secara emosional, tetapi anda tidak menikah
dengannya
LAMPIRAN 2

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”

================================================

SATUAN ACARA PEBELAJARAN

Topik : Diet Diabetes Melitus dan Senam Kaki Diabetes Melitus

Sasaran : Ny. T usia 51 tahun

Tujuan : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan Ny.

T mampu :

1. Menyebutkan 2 dari 8 makanan yang diperbolehkan

dikonsumsi penderita Diabetes Melitus dengan benar

2. Menyebutkan 2 dari 3J dalam diet Diabetes Melitus

dengan benar

3. Mengikuti senam Diabetes Melitus yang diajarkan

perawat dengan benar

Garis Besar Materi :

1. Alasan harus diet Diabetes

2. Diet 3J untuk penderita Diabetes

3. Makanan yang diperbolehkan bagi penderita

Diabetes Melitus
4. Makanan yang tidak diperbolehkan bagi penderita

Diabetes Melitus

5. Cara melakuakan senam kaki Diabetes

Metode : Materi yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah

ceramah yaitu untuk menyampaikan materi serta tanya

jawab untuk evaluasi

Alat Bantu Peraga :

1. Flipcart yang berisi tentang alasan diet diabetes, diet

3J untuk penderita diabetes, nakananyang

diperbolehkandantidakdiperbolehkanbagi

penderita diabetes, sekilas tentang senam kaki

diabetes

2. Leaflat yang berisi tentang alasan diet diabetes, diet

3J untuk penderita diabetes, nakananyang

diperbolehkandantidakdiperbolehkanbagi

penderita diabetes

3. Leaflat yang berisi tentang pengertian senam kaki

diabetes, manfaat dan cara senam kaki diabetes

4. Kertas Koran untuk senam kaki diabetes

5. Model makanan yang diperbolehkan untuk penderita

diabetes

Waktu : penyuluhan dilakukan selama 20 menit

Tempat : penyuluhan dilakukan di ruang tamu Ny. T, tersedia meja


dan kursi

Rencana Evaluasi : Lama waktu : 5 menit

Metode : Tanya jawab / lisan

Instrumen evaluasi : Pedoman evaluasi dengan

pertanyaan :

1. Sebutkan 2 dari 8 makanan yang diperbolehkan

dikonsumsi bagi bagi penderita diabetes !

2. Sebutkan 2 dari 3J dalam diet diabetes melitus !

Sumber : Mayer H. Brenna, Libby Tucker, Susan Williams. 2011.

Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Ed. 2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC hal 301-306 paragraf 2

Yogyakarta, 2 Juni 2015

Penyuluh

(Lisa Tri Anggraini)


LAMPIRAN 3
APA ITU SENAM KAKI DM ???
CARA SENAM KAKI DM
SENAM KAKI
DIABETES MELITUS Senam kaki adalah kegiatan atau latihan
yang dilakukan oleh pasien diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka
dan membantu melancarkan peredaran
darah bagian kaki.

APA MANFAATNYA ??
1. Silahkan duduk tegak dikursi,
dengan kedua telapak kaki
 Memperbaiki sirkulasi darah menyentuh lantai. Sesuai

 Memperkuat otot-otot kecil dengan gambar diatas.
 Mencegah terjadinya kelainan
Oleh : bentuk kaki

LISA TRI ANGGRAINI  Meningkatkan kekuatan otot betis
3A / 1812026 dan paha
 Mengatasi keterbatasan gerak sendi

AKADEMI KEPERAWATAN YKY YAYASAN


KEPERAWATAN YOGYAKARTA 2015
2. Gerakan jari jari kaki, 4. Gerakan jari jari kaki dengan tumit 6. Sambil duduk di kursi, angkat kaki
mengikuti gerakan dengan sebagai tumpuan, mengikuti sejajar lantai, dan menuliskan angka 0
tanda panah pada gambar gerakan dengan tanda panah pada dan 9 di udara, lakukan secara
diatas, sebanyak 10 kali. gambar diatas, sebanyak 10 kali. bergantian untuk kaki kanan dan kiri,
selama 10 kali.

3. Gerakan jari jari kaki bergantian


dengan tumit, mengikuti gerakan 5. Gerakan tumit dengan jari jari kaki
dengan tanda panah pada gambar sebagai tumpuan, mengikuti gerakan
diatas, sebanyak 10 kali. dengan tanda panah pada gambar 7. Sambil duduk, lakukan pekerjaan
diatas, sebanyak 10 kali.
dibawah ini dengan kedua kaki
menyobek nyobek koran, menjadi
potong kecil membungkus
potongan koran tadi, dengan
selebar kertas koran, dibentuk
menjadi bola. lakukan satu kali
saja.
LAMPIRAN 4
KENAPA HARUS DIET DIABETES ?? MAKANAN YANG DIBOLEHKAN

Karena diabetes adalah penyakit yang


menyangkut pola makan, jadi menu  Sayuran : buncis, bayam dan
makanan untuk penderita diabetes harus brokoli dapat membantu
sangat diperhatikan. menurunkan kadar kolesterol
 dalam darah.
 Buah buahan : apel, jeruk
APA DIET 3J ITU ??

 Jumlah Kalori
 Jadwal Makan
 Jenis makanan
Oleh :
LISA TRI ANGGRAINI
3A / 1812026
Makanan yang di pantang

AKADEMI KEPERAWATAN YKY  Gula : Hindari atau kurangi


YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA asupan gula yang benyak
2015 mengandung kalori. Sebaiknya
ganti gula anda dengan gula  Makanan yang mengandung
yang rendah kalori. karbohidrat tinggi :
Nasi adalah salah satu
 makananyangmenjadi
sumberkarbohidrat yang
tinggi, jadi untuk penderita
diabetes sebaiknya mengganti
nasi dengan bahan makanan
yang berkarbohidrat rendah
seperti gandum, sereal atau PIRAMIDA DIET
 Kopi : beras merah.
Kopi mengandung DIABETES MELLITUS
kafein yang dapat
memperberat kerja kelenjar
pankreas yang bertugas untuk
memproduksi hormon insulin.
Jika kerja pankreas terganggu
maka produksi dari hormon
insulin juga tidak optimal.
LAMPIRAN 5

KEGIATAN DAN OBSERVASI LINGKUNGAN

RUMAH KELUARGA Tn. P

1. Kondisi Rumah Kondisi ruang tamu

2. Kondisi Ruang makan


3. Kondisi Dapur

4. Kondisi Kamar mandi

5. Kondisi gudang dan kandang ternak


LAMPIRAN 6

KEGIATAN SAAT SENAM KAKI DIABETES


LAMPIRAN 7

KEGIATAN SAAT KUNJUNGAN RUMAH Tn. P

Tetimakasih kepada keluarga


Tn. P yang sudah bersedia
menjadi keluarga binaan
saya untuk menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini 
YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA

AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”

FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN KELUARGA

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA

1. Identitas Kepala Keluarga

a. Nama :

b. Umur :

c. JenisKelamin :

d. Agama :

e. Pendidikan Terakhir :

f. Pekerjaan :

g. Alamat :

h. Suku/Kebangsaan :

i. Jumlah anggota keluarga :


2. Daftar Anggota Keluarga

No Nama Umur Agama L/P Hub Pendidika Pekerjaan Ket


Dgn n
KK

3. Anggota Keluarga Yang Meninggal Dalam 6 Bulan Terakhir

No Nama Anggota Hub Dengan Umur Sebab Ket


Keluarga KK Kematian

Keterangan :

………………………………………………………………………………

………………………..............

4. Tempat tinggal Masing-masing Anggota Keluarga

No Nama Tinggal Bersama Orang Tinggal Dengan Orang Lain


Tua
Keterangan :

……………………………………………………………………………

…………………………….

5. Struktur dan Tipe Keluarga

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

6. Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

………………………………………………………….......................
7. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Perawatan

1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

2) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………

3) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

sakit

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

………………............................................................................
4) Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

…………………………………………………………………

b. Fugsi Biologis

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

c. Fungsi Ekonomis

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………
d. Fungsi Psikologis

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

e. Fungsi Pendidikan

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

f. Fungsi Agama

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

g. Masukkan hasil pengkajian APGAR Keluarga

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………
8. Sistim Pendukung Keluarga

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

............................................................................................................

9. Genogram

Keterangan :
10. Status Kesehatan Keluarga Inti

a. Status kesehatan anggota keluarga

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

………………………………………………………............................
b. Penyakit yang diderita

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

d. Anggota keluarga yang menderita cacat :

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

e. Adakah anggota keluarga yang berpenyakit kronis/menular

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

f. Perilaku pencarian pengobatan /pelayanan kesehatan

 Kebiasaan memeriksakan diri



……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………
 Kebiasaan minum obat

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

……………………………………………………………………

11. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

12. Hubungan Antar Anggota Keluarga

a. Hubungan suami – istri

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

b. Hubungan orang tua – anak

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Hubungan anak – anak

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
d. Hubungan anggota keluarga – anggota keluarga lain

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

13. Anggota Keluarga Yang Berpengaruh Dalam

Pengambilan Keputusan

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

14. Kebiasaan Anggota Keluarga

a. Kebutuhan Nutrisi dalam keluarga

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
b. Minum keluarga

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Pola istirahat

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

d. Rekreasi

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
e. Pemanfaatan waktu senggang

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

f. Pola eliminasi

BAK

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

 BAB

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………

………………………………………………………………………
g. Higine perorangan

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………………....

………………………………………………………………………...

h. Kebiasaan anggota keluarga yang merugikan kesehatan

................................................................................................................

................................................................................................................

................................................................................................................

................................................................................................................

B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA

1. Penghasilan

a. Penghasilan utama

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
b. Penghasilan sampingan /tambahan

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Jumlah penghasilan dalam keluarga :

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

2. Pemanfaatan/penggunaan dana keluarga per bulan

a. Biaya kebutuhan pokok : Rp ………………

b. Biaya pendidikan anak : Rp ………………

c. Biaya kesehatan : Rp ………………

d. Biaya pakaian : Rp ………………

e. Biaya rekreasi : Rp ………………

f. Biaya perbaikan rumah : Rp ………………

g. Tabungan : Rp ………………

h. Biaya tak terduga : Rp ………………


3. Kecukupan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

4. Pengelolaan keuangan dalam keluarga

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………………....

5. Keadaan ekonomi

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
6. Hubungan anggota keluarga dengan masyarakat

a. Kegiatan Organisasi Sosial

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

b. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

c. Partisipasi keluarga dalam masyarakat

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

d. Hubungan keluarga dengan masyarakat

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

e. Fasilitas untuk pertemuan masyarakat


7. Pendidikan

Nama Anggota Pendidikan Pendidikan


No Tamat/tidak Ket
Keluarga Formal Non Formal

8. Budaya

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

9. Agama /Spiritual Keluarga

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

C. FAKTOR RUMAH DAN LINGKUNGAN

1. Rumah

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

2. Denah rumah

Keterangan :

3. Perabot rumah

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
4. Pengelolaan Sampah

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

5. Sumber Air

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

6. Jamban Keluarga

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

7. Pembuangan air limbah

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

8. Kandang Ternak

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
9. Kamar mandi

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

10. Halaman rumah

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

11. Lingkungan rumah

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

12. Fasilitas sosial, pendidikan dan kesehatan

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………

D. KESEHATAN IBU DAN ANAK

1. Kehamilan

a. Riwayat kehamilan yang lalu

NO Kehamilan UmurKehamilan Keluhan Cara Hasil


Mengatasi

b. Ibu hamil

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
2. Persalinan

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

3. Nifas

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

4. Bayi

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

5. Keluarga Berencana

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
6. Balita

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

N Na Um Status imunisasi Ket


o ma ur
BC Polio DPT Hepati Camp Lain-
G tis ak lain
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

E. KESEHATAN LANSIA

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

F. RIWAYAT KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL

1. Memenuhi kebutuhan jiwa

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………………....

2. Pemenuhan status sosial

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

3. Riwayat kesehatan mental keluarga

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

4. Gangguan mental pada anggota keluarga

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

5. Penampilan/tingkah laku keluarga yang menonjol

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

6. Tanggapan/harapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada :

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

G. PERSEPSI DAN TANGGAPAN KELUARGA TERHADAP

MASALAH

1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi :

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

………………………………………………………

2. Tanggapan/mekanisme koping keluarga terhadap masalah :

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………
ANALISA DATA

MASALAH
PENYEBAB/
DATA/SYMTOM KEPERAWATAN/
ETIOLOGI
PROBLEM
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Diagnosa Keperawatan :

NOKRITERIAHITUNGANBOBOT PEMBENARAN

1. Sifat Masalah :

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah Skala :
3. Potensi masalah

dapat dicegah

Skala :

4. Menonjolnya

masalah

Skala :

TOTAL SKORE
YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA
AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”

APGAR KELUARGA

Daftar Pertanyaan APGAR Keluarga

APGAR Keluarga dilakukan untuk melihat apakah fungsi keluarga dapat

berjalan sehat/tidak

Nama KK : Tn. P

Alamat : Rt. 001 RW. 35 Mancasan Ambarketawang Gamping Sleman

Bagian 1

Pertanyaan berikut telah dirancang untuk membantu memahami anda dan

keluarga. Anda bebas mengajukan pertanyaan tentang setiap hal yang ada dalam

daftar pertanyaan ini.

Kolom untuk komentar sebaiknya digunakan apabila anda ingin memperoleh

informasi tambahan atau apabila anda ingin mendiskusikan bagaimana cara

menerapkan pertanyaan tersebut dalam keluarga anda. Upayakan untuk menjawab

semua pertanyaan.

Keluarga didefinisikan sebagai individu yang tinggal bersama anda. Apabila anda

tinggal sendiri, ”keluarga” anda terdiri dari individu yang saat ini memiliki ikatan

emosional yang paling kuat dengan anda

Untuk setiap pertanyaan beri tanda satu kotak

Hampir Kadang- Tidak


Pernah
selalu kadang

Saya merasa puas karena saya dapat


meminta bantuan keluarga saya saat
ada sesuatu yang mengganggu saya

Komentar :

Saya merasa puas karena keluarga saya


membicarakan setiap hal dan berbagi
masalah dengan saya

Komentar :

Saya merasa puas karena keluarga saya


menerima dan mendukung keinginan
saya untuk terlibat dalam aktivitas atau
kegiatan baru

Komentar :

Saya merasa puas karena keluarga


Saya memperlihatkan kasih sayang
dan beresponterhadap emosi saya,
seperti rasa marah, penderitaan dan
kasih sayang

Komentar :

Saya merasapuasdengan cara


keluargasayadan saya meluangkan
waktubersama-sama

Komentar :
---------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumlah Total Nilai : 9


Kesimpulan : dari pengkajian APGAR keluarga Tn. P sudah baik /
memiliki fungsi keluarga yang baik, untuk setiap peran
dapat dilakukan oleh keluarga Tn. P

Cara Penilaian

Klien/pasien member tanda di kotak yang mewakili pilihannya, dan kemudian


dinilai sbb : “Hampirselalu” (dua nilai), “Kadang-kadang” (satu nilai), atau
“Tidak pernah” (tidak ada nilai / 0). Nilai untuk setiap pertanyaan diatas
kemudian dijumlahkan. Nilai 7-10 mengindikasikan bahwa keluarga memiliki
fungsi yang baik, nilai 4-6 menunujukkan bahwa keluarga tersebut mengalami
disfungsi. Nilai 0-3 menunjukkan bahwa keluarga tersebut mengalami
disfungsi berat
Bagian II

“Siapa yang tinggal dirumah Anda” ?Tuliskan nama orang-orang yang tinggal
bersama anda sesuai dengan hubungan dengan Anda (sebagai contoh pasangan,
orang terdekat lainnya*, anak, atau teman)

Hubungan Usia Jenis Kelamin

Beri tanda pada kolom yang paling mendeskripsikan bagaimana anda berinteraksi
dengan setiap anggota keluarga yang tertulis didaftar

Baik Cukup Buruk

Apabila anda tidak tinggal dengan keluarga anda, tuliskan individu yang paling
sering anda mintai bantuan, tuliskan juga hubungannya dengan anda (mis :
anggota keluarga, teman, kolega dalam bekerja atau tetangga)

Hubungan Usia Jenis Kelamin

Beri tanda kolom yang paling tepat mendeskripsikan cara anda berinteraksi
dengan setiap orang yang ada dalam daftar saat ini

Baik Cukup Buruk


Keterangan :

Apanbila anda telah berkeluarga, anggap “rumah” anda sebagai tempat anda hidup
bersama pasangan, anak-anak atau dengan “orang terdekat lainnya”(lihat catatan
kaki berikut untuk melihat definisi)
Atau apabila tidak, anggap rumah sebagai tempat asal anda, misalnya tempat
orangtua anda atau orang-orang yang membesarkan anda tinggal
*Orang terdekat lainnya adalah pasangan dengan siapa anda tinggal dalam suatu
hubungan yang saling mengasihi secara emosional, tetapi anda tidak menikah
dengannya
MASALAH KESEHATAN KRONIS

N0 Keluhan Kesehatan atau Gejala Selalu Sering Jarang T.


yang Dirasakan Klien dalam (3) (2) (1) Pernah
Waktu 3 Bulan Terakhir (0)
Berkaitan dengan Fungsi-Fungsi
A. Fungsi Penglihatan :
1. Penglihatan kabur
2. Mata Berair
3. Nyeri pada Mata
B. Fungsi Pendengaran :
1. Pendengaran berkurang
2. Telinga Berdenging
C. Fungsi Paru/Pernafasan :
1. Batuk lama disertai keringat
malam
2. Sesak nafas
3. Berdahak/sputum
D. Fungsi Jantung :
1. Jantung berdebar-debar
2. Cepat lelah
3. Nyeri dada
E. Fungsi Pencernaan :
1. Mual/muntah
2. Nyeri ulu hati
3. Makan minum banyak (berlebih)
4. Perubahan kebiasaan buang air
besar (diare/konstipasi)
F. Fungsi Pergerakkan :
1. Nyeri kaki saat berjalan
2. Nyeri penggang atau tulang
belakang
3. Nyeri persendian/bengkak
G. Fungsi Persyarafan :
1. Lumpuh/kelemahan pada kaki
atau tangan
2. Kehilangan rasa
3. Gemetar/tremor
4. Nyeri/pegal pada daerah tengkuk
H. Fungsi Saluran Perkemihan :
1. Buang air kecil banyak
2. Sering buang air kecil pada
malam hari
3. Tidak mampu mengontrol
pengeluaran air kemih (Enurosis)
JUMLAH
Analisis Hasil :

Skor : < 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah

kesehatan kronis ringan

Skor : 26-50 : Masalah kesehatan kronis sedang

Skor : > 51 : Masalah kesehatan kronis berat


FUNGSI KOGNITIF

Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka

mengkaji kemampuan klien berdasakan daya borientasi

terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.

N0 Item Pertanyaan Benar Salah


1. Jam berapa sekarang ?
Jawab :
...................................................................
2. Tahun berapa sekarang ?
Jawab
:....................................................................
3. Kapan Bapak/Ibu lahir ?
Jawab
:.....................................................................
4. Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ?
Jawab
:.....................................................................
5. Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ?
Jawab
:.....................................................................
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal
bersama Bapak/Ibu sekarang ?
Jawab
:........................................................................
7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal
bersama Bapak/ibu sekarang ?
Jawab
:.......................................................................
8. Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ?
Jawab
:.......................................................................
9. Siapa nama Presiden Republik Indonesia ?
Jawab
:.......................................................................
10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1
Jawab
:.......................................................................
JUMLAH BENAR
Analisa Hasil :

Skor Benar : 8 – 10 : Tidak ada gangguan

Skor Benar : 0 – 7 : Ada Gangguan


STATUS FUNGSIONAL

Modifikasi Indeks Kemandirian Katz :


Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien
dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian
berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan orang lain.
Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan bukan
pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk melakukan
suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun
ia sebenarnya mampu.
N0 Aktivitas Mandiri Tergantung
(1) (0)
1. Mandi dikamar mandi
(menggosok, membersihkan,
mengeringkan badan )
2. Menyiapkan pakaian,
membuka, dan
mengenakannya.
3. Memakan makanan yang telah
disiapkan
4. Memelihara kebersihan diri
untuk penampilan diri
(menyisir rambut, mencuci
rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis)
5. Buang air besar di WC
(membersihkan dan
mengeringkan daerah bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran
fese (tinja)
7. Buang air kecil dikamar mandi
(membersihkan dan
mengeringkan daerah
kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran
air kemih
9. Berjalan di lingkungan tempat
tinggal atau ke laur ruangan
tanpa alat bantu, seperti
tongkat
10. Menjalankan ibadah sesuai
agama dan kepercayaan yang
dianut
11. Melakukan pekerjaan rumah,
seperti : merapikan tempat
tidur, mencuci pakaian,
memasak, dan
membersihkan ruangan
12. Berjalkan untuk kebutuhan
sendiri atau kebutuhan
keluarga
13. Mengelola keuangan
(menyimpan dan
menggunakan uang sendiri)
14. Menggunakan sarana
transportasi umum untuk
bepergian.
15. Menyiapkan obat dan minum
obat sesuai dengan aturan
(takaran obat dan waktu
minum obat tepat)
16. Merencanakan dan mengambil
keputusan untuk kepentingan
keluarga dalam hal
penggunaan uang, aktivitas
sosial yang dilakukan dan
kebutuhan akan pelayanan
kesehatan.
17. Melakukan aktivitas di waktu
luang (kegiatan keagamaan,
sosial, rekreasi, olah raga, dan
menyaluran hobi)
JUMLAH POIN MANDIRI

Analisa Hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri

Point : 0 – 12 : Ketergantungan
STATUS PSIKOLOGIS (Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1983)

N0 Apakah Bapak Ibu Dalam Satu Minggu Jawaban


Terakhir :
1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani ? Ya
2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan Tidak
aktivitas anda?
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak
4 Sering merasa bosan ? Tidak
5 Penuh penghargaan akan masa depan ? Ya
6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktru ? Ya
7 Diganggu oleh pikiran - pikiran yang tidak dapat Tidak
diungkapkan ?
8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu ? Ya
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? Tidak
10 Serng kali merasa tidak berdaya ? Tidak
11 Sering merasa gelisah dan gugup ? Tidak
12 Memilih tinggal di rumah daripada pergiu Tidak
melakukan sesuatu yang bermanfaat ?
13 Sering kali merasa khawatir akan masa depan ? Tidak
14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah Tidak
dengan daya ingat dibandingkan orang lain ?
15 Berpikire bahwa hidup ini sangat Ya
menyenangkan sekarang ?
16 Sering kali merasa merana ? Tidak
17 Merasa kurang bahagia ? Tidak
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu ? Tidak
19 Merasakan bahwa hidup ini sangat Ya
menggairahkan ?
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang Tidak
baru ?
21 Merasa dalam keadaan penuh nbsemangat ? Tidak
22 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan Tidak
?
23 Berpikir bahwa orang yang lebih baik daripada Tidak
anda ?
24 Sering kali menjadi kesal dengan hal yang Tidak
sepele?
25 Sering kali merasa ingin menangis ? Tidak
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasai ? Tidak
27 Menikmati tidur ? Ya
28 Memilih menghindari dari perkumpulan sosial ? Tidak
29 Mudah mengambil keputusan? Ya
30 Mempunyai pikiran yang jernih ? Ya
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU
Analisa Hasil :

Terganggu --- nilai 1

Normal --- nilai 0

Nilai : 6 – 15 : Depresi ringan s.d sedang

Nilai : 16 – 30 : Depresi berat

Nilai : 0 – 5 : Normal

Anda mungkin juga menyukai