Anda di halaman 1dari 204

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL NY“D”,

dan IBU BERSALIN, NIFAS, NEONATUS PADA NY “I”


DI PMB “A” KABUPATEN AGAM TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III
Kebidanan

Oleh :

MESI MUSFINDA WATI


NIM: 16211837

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2019
RAK

i
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH, AGUSTUS 2019

MESI MUSFINDA WATI, 16211837

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL NY “D”,


DAN BERSALIN, NIFAS, NEONATUS PADA NY “I” DI PMB “A”
KABUPATEN AGAM TAHUN 2019
xii+181 Halaman+15 Tabel+7 Lampiran

ABSTRAK

Berdasarkan World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 Angka Kematian
Ibu di indonesia yaitu 126 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian
Neonatus (AKN) yaitu 13.7 per 1000 kelahiran hidup. Tujuan penelitian ini adalah
penulis memberikan Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu
Nifas, dan Neonatus dengan menggunakan pendekatan manajemen Varney dan
Pendokumentasian SOAP.

Pelaksanaan rencana asuhan ibu hamil Ny D dilakukan 2 kali kunjungan.Pada


kunjungan pertama tidak ada keluhan, dan kunjungan kedua ibu mengeluh demam, batuk
dan flu sehingga penulis memberikan asuhan kompres air hangat dan minum air hangat
yang banyak untuk mengurangi keluhan ibu. Asuhan komprehensif pada Ibu bersalin Ny I
adalah menolong persalinan yang aman dan sehat.Pada ibu nifas dilakukan 2 kali
kunjungan sehingga penulis memberikan asuhantentang personal hygen untuk mencegah
terjadinya infeksi luka jahitan perineum. Pada asuhan bayi baru lahir dilakukan 3 kali
kunjungan. Selama kunjungan tidak ada keluhan sehingga penulis memberikan asuhan
tentang pemberian nutrisi tentang pemberian ASI Ekslusif.

Dari evaluasi yang diberikan pada Ny D, Ny I dan bayi Ny I asuhan berjalan dengan
baik dan klien melakukan asuhan sesuai yang disarankan oleh penulis. Sehingga
didapatkan hasil pemeriksaan dalam batas normal.

Kesimpulan penelitian pada ibu hamil Ny D dan asuhan berkelanjutan pada ibu
bersalin, nifas, dan bbl pada Ny I dan bayi Ny I, penulis tidak menemukan penyulit atau
masalah fisiologis. Asuhan yang diberikan sesuai dengan pola pikir varney yang
didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Diharapkan dengan adanya penelitian ini lahan
praktek dapat memberikan pelayanan asuhan yang lebih baik.

Daftar bacaan: 36 (2009-2018)

Keyword:Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, SOAP

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

iii
PERSETUJUAN PENGUJI

iv
HALAMAN PERNYATAAN PLAGIAT

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, dan salawat beriring salam untuk Nabi
besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
IBU HAMIL NY “D”,DAN BERSALIN, NIFAS, NEONATUS PADA NY
“I” DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN “A” AGAM TAHUN 2019”
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (A.Md. Keb) pada Program Studi
D III Kebidanan Stikes MERCUBAKTIJAYA Padang.
Dalam penulisan KTI ini, penulis mendapatkan bantuan berbagai pihak dan
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada,
Yth:
1. Klien Ny D dan Ny I serta keluarga klien sebagai responden yang mau
bekerjasama dengan baik.
2. Ibu Gina Muthia S.SiT.,M.Keb sebagai pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang
telah membimbing, memberi masukan dan telah memberikan motivasi
sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Bidan PMB “A” di Kabupaten Agam yang telah memberikan kesempatan
untuk mengambil kasus Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Farida Ariyani,S.SiT.M.Keb sebagai penguji I dan Ibu Nila Eza
Fitria,S.ST.M.Kes sebagai penguji II yang telah memberikian masukan
kepada penulis untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Widya Lestari, S.SiT, M.Keb, sebagai Ketua Prodi DIII Kebidanan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang yang telah memberikan kesempatan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu Hj. Elmiyasna K, S,Kp,MM, sebagai Ketua STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang yang telah memberikan kesempatan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

vi
7. Bapak Jazmarizal S,Kp MARS sebagai Ketua yayasan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang yang telah memberika kesempatan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teristimewa buat Kedua orang tua saya yang telah membesarkan dan
membimbing penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang, memberi doa,
dukungan, semangat dan support kepada penulis untuk dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Terima kasih kepada teman-teman selaku sahabat sahabat saya Wika Sagita,
Gina Desia Dera, Yutri Setiani dan Bayu Islami atas kerja samanya dan selalu
memberikan dukungan, support, semangat, dan doa dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Penulis sudah menyusun KTI ini sesuai dengan arahan dari pembimbing dan
dari buku sumber yang ada. Namun, tidak ada yang sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang dapat memperbaiki
KTI ini. Harapan penulis, semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Padang,05 Agustus 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PLAGIAT ........................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I ................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 3
1.3.1. Tujuan Umum ....................................................................................... 3
1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 4
1.4.1. Manfaat Teoritis.................................................................................... 4
1.4.2. Manfaat Praktis ..................................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup .................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 5
2.1.KonsepTeori ........................................................................................................ 5
2.1.1. Kehamilan ............................................................................................. 5
2.1.2. Persalinan Normal............................................................................... 19
2.1.3. Nifas Normal....................................................................................... 37
2.1.4. Bayi Baru Lahir Normal (Neonatal) ................................................... 44
2.2.Kebijakan Yang Terkait Kasus ......................................................................... 51
2.2.1. Kebijakan Pada Kehamilan ................................................................. 51
2.2.2. Kebijakan Pada Persalinan.................................................................. 54
2.2.3. Kebijakan Pada Masa Nifas ................................................................ 56
2.2.4. Kebijakan Pada Masa Neonatus ......................................................... 59
2.3.Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan ................................................. 64

viii
2.3.1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil .................................................... 64
2.3.2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin ................................................ 77
2.3.3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas ..................................................... 88
2.3.4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir .......................................... 96
BAB III.......................................................................................................... 104
METODE PELAKSANAAN ........................................................................ 104
3.1.Rancangan Pelaksanaan Asuhan ..................................................................... 104
3.2.Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..................................................................... 104
3.3.Subjek.............................................................................................................. 104
3.4.Jenis Data ........................................................................................................ 104
3.5.Alat dan Metode Pengumpulan Data .............................................................. 104
3.6.Analisa Data .................................................................................................... 105
3.7.Etika Pelaksanaan ........................................................................................... 106
BAB IV ......................................................................................................... 107
LAPORAN KASUS ...................................................................................... 107
4.1.Format Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil ....................................................107
4.2.Format Pengkajian Ibu Bersalin .......................................................................121
4.3 Format Pengkajian Pada Ibu Nifas...................................................................136
4.4 Format Pengkajian Pada Bayi .........................................................................147
BAB V ........................................................................................................... 158
PEMBAHASAN KASUS ............................................................................. 158
5.1 Pengkajian Data Subjektif Dan Objektif ......................................................... 158
5.2 Interpretasi Data .............................................................................................. 161
5.3 Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial ...................................... 165
5.4 Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera Dan Kolaborasi .............................. 166
5.5 Merencanakan Asuhan Menyeluruh ............................................................... 166
5.6 Melaksanaankan Perencanaan ......................................................................... 169
5.7 Evaluasi ........................................................................................................... 173
BAB VI ......................................................................................................... 176
PENUTUP ..................................................................................................... 176
6.1.Kesimpulan ..................................................................................................... 176
6.1 Saran................................................................................................................ 177
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 178

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal pemberian imunisasi TT pada ibu hamil ............................................. 9


Tabel 2. Perbedaan fisik antara Primigravida dengan Multigravida ........................... 71
Tabel 3. Perbedaan Ciri-ciri janin hidup atau mati ..................................................... 72
Tabel 4. Ciri ciri janin tunggal dan kembar ................................................................ 73
Tabe 5. Ciri ciri Intrauterin dan ekstrauterin ............................................................... 74
Tabel 6. Daftar Diagnosa Kebidanan .......................................................................... 75
Tabel7. Tanda Bugar ................................................................................................... 96
Tabel Pendokumentasian SOAP ibu hamil kunjungan I .......................................... 114
Tabel Pendokumentasian SOAP ibu hamil kunjungan II ......................................... 117
Tabel Pendokumentasian SOAP ibu bersalin ........................................................... 127
Tabel Pendokumentasian SOAP ibu Nifas kunjungan I ........................................... 140
Tabel Pendokumentasian SOAP ibu Nifas kunjungan II .......................................... 143
Tabel Pendokumentasian SOAP Bayi Baru Lahir kunjungan I ................................ 150
Tabel Pendokumentasian SOAP Bayi Baru Lahir kunjungan II ............................... 153
Tabel Pendokumentasian SOAP Bayi Baru Lahir kunjungan III ............................. 154

x
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

AC : Air Conditioner
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
ANC : Antenatal Care
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
DHA : Dekosa HeksanoidAcid
DJJ : Denyut Jantung Janin
DM : Diabetes Militus
Hb : Hemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
KIA : Kesehatan Ibu Dan Anak
KN : Kunjungan Neonatus
OUE : Osteum Uteri Eksternal
OUI : Osteum Uteri Internal
PAP : Pintu Atas Panggul
SAR : Segmen Atas Rahim
SBR : Segmen Bawah Rahim
SC : Secio Caesaria
SOAP : Subjektif Objektif Analisa Planning
TB : Tinggi Badan
TBBJ : Taksiran Berat Badan Janin
TFU : Tinggu Fundus Uteri

xi
TM : Trimester
TT : Tetanus Toxoid

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup


Lampiran 2. Lembaran Konsultasi Pembimbing
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Penguji
Lampiran 4. Lembar Persetujuan pasien
Lampiran 5. Partograf
Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan

xiii
xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kejadian angka kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan
yang sangat serius dinegara negara berkembang. Berdasarkan hasil laporan world
health organization (WHO) pada tahun 2016 Angka Kematian Ibu (AKI) di
indonesia yaitu 126 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian
Neonatus (AKN) yaitu 13.7 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2018).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2015, AKI tercatat
305/100 ribu Kelahiran hidup. Tercatat kematian ini memang sudah turun jika
dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2012 yaitu 359/100 ribu
kelahiran hidup. Namun, penurunannya masih belum seberapa jika dibandingkan
dengan data pada tahun 2017, angka kematian ibu adalah 228/100 ribu kelahiran
hidup. Sedangkan, Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 15 per 1000 kelahiran
hidup(Kemenkes RI, 2014).
Penyebab kematian ibu diindonesia 80% disebabkan oleh penyebab langsung
seperti perdarahan, sepsis, abortus tidak aman preeklampsi dan eklampsi dan
persalinan macet. Sisanya 20% terjadi oleh karena penyakit yang diperberatoleh
kehamilan. Penyebab kematian dunia maupun indonesia masih berputar dari 3
masalah (perdarahan, pre eklampsi/eklampsi dan infeksi) (Chalid.2016).
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2017 di Sumatera Barat, kasus kematian
Ibu berjumalah 107 orang, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2015 (111
orang). kematian bayi di provinsi sumatera barat sebanyak 700 orang yang tersebar di
Kab/Kota dengan penyumbang kematian tertinggi dari kota padang 111
orang(Dinkes, 2017)
Faktor yang mempengaruhi jumlah kematian Ibu diprovinsi sumatera barat saat
Persalinan adalah persalinan yang tidak aman, persalinan yang tidak ditolong oleh
tenaga kesehatan di fasilitasi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan Angka
Kematian Ibu dan Bayi. Oleh karena itu rencana strategis kementerian kesehatan
tahun 2015-2019 menetapkan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai
2

salah satu indikator upaya kesehatan ibu.(Budijanto, Yudianto, Hardhana, &


Siswanti, 2017)
Jumlah kematian bayi secara langsung disebabkan oleh BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah), Aspiksia. Sedangkan penyebab tidak langsung disebabkan oleh
rendahnya tingkat pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan masyarakat
terhadap perawatan kehamilan sesuai standar, rendahnya tingkat pendidikan dan
status ekonomi masyarakat terhadap perawatan kehamilan sesuai yang dianjurkan
kurangnya partisipasi keluarga, masyarakat dan lintas program dalam program
pelayanan kesehatan ibu dan anak, belum optimalnya kesehatan terhadap ibu, bayi
dan balita serta kurangya kualitas pelayanan kesehatan terhadap ibu, bayi dan balita
(Dinkes, 2017)
Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, pemerintah membuat
strategis program indonesia sehat yang berfokus pada standar pelayanan minimal,
pendekatan keluarga dan gerakan masyarakat hidup sehat. Selain itu, pada tahun 2030
SDGs Global memiliki target penurunan AKI menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonaus menjadi kurang dari 12 per 1000
kelahiran hidup (Pritasari & Masyarakat, 2018)
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil tidak
hanya dari sisi akses tetapi juga dari sisi pelayanan. Sehingga, kualitas pelayanan
yang diberikan harus ditingkatkan, diantaranya pemenuhan semua konponen
pelayanan kesehatan ibu hamil harus diberikan saat kunjungan. Dalam hal
ketersediaan sarana kesehatan, hingga bulan desember 2017 telah terdapat 9.825
puskesmas. Keberadaan puskesmas secara ideal ideal harus didukung dengan
aksesibilitas yang baik. Hal itu tentu saja sangat berkaitan dengan geografis dan
kemudahan sarana dan prasarana transportasi (Budijanto, Yudianto, Hardhana, &
Siswanti, 2017).
Penurunan angka kematian ibu dan bayi menjadi salah satu masalah yang sulit di
atasi. kehamilan yang sehat akan aman ketika melahirkan dan pada umumnya akan
melahirkan bayi yang sehat. Oleh karena itu, pentingnya bagi tenaga kesehatan untuk
berusaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan cara mendeteksi dini dan
3

mencegah komplikasi dari awal kehamilan. Meski pun begitu bidan tetap harus
mengawasi ibu dari awal kehamilan, persalinan, hingga nifas namun komplikasi pada
masa kehamilan dan persalinan masih mungkin terjadi seperti pre eklampsi/eklampsi,
perdarahan antepartum, sulosio plasenta atau plasenta previa, perdarahan postpartum
yang mungkin berakhir pada kematian apabila tidak dapat penanganan yang cepat dan
tepat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan Asuhan Kebidanan
komprehensif pada ibu mulai dari Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas dan Neonatus
ini di PMB tempat penulis akan dinas.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas , dan
Neonatus di Praktek Mandiri Bidan “A” ?
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan komprehensif pada Ibu
Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas, dan Neonatus dengan menggunakan pendekatan
manajemen Varney dan Pendokumentasian SOAP.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Data Subjektif dan Objektif pada
Masa Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas dan Neonatus secara lengkap.
2. Mahasiswa mampu menginterpretasi data (diagnosa, masalah, serta
menentukan kebutuhan pasien) berdasarkan data data yang telah
dikumpulkan pada Masa Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas dan Neonatus
secara lengkap.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial
yang mungkin akan terjadi pada Masa Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas
dan Neonatus secara lengkap.
4. Mahasiswa mampu mengantisipasi Tindakan Segera dan Kolaborasi pada
kasus Masa Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas dan Neonatus secara
lengkap.
4

5. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan sesuai diagnosa, masalah dan


kebutuhan pasien pada Masa Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas dan
Neonatus secara lengkap.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan yang telah direncanakan baik
secara mandiri, kolaborasi ataupun rujukan pada Masa Kehamilan,
Persalinan, Masa Nifas dan Neonatus secara lengkap.
7. Mahasiswa mampu melakukan mengevaluasi hasil asuhan yang telah
dilaksanakan pada kasus ibu Masa Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas dan
Neonatus secara lengkap.
8. Mahasiswa mampu mendokumentasikan manajemen asuhan yang telah
dilaksanakan pada kasus ibu Masa Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas dan
Neonatus secara lengkap.
1.4 Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Menambah pengetahuan pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam
penerapan Asuhan Kebidanan terhadap Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas
dan Bayi Baru Lahir.
2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk laporan Studi Kasus selanjutnya.
1.4.2. Manfaat Praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), khususnya dalam memberikan Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas dan Bayi Baru Lahir.
1.5 Ruang Lingkup
Laporan Tugas Akhir ini dilaukan secara diskriptif dengan Desain Studi Kasus
yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan secara Konfrehensif
dengan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan neonates di Kabupaten Agam. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara pemeriksaan fisik ibu hamil, ibu
beralin, ibu nifas dan neonates. Pelaksanaan Asuhan ini dilakukan di bulan April
sampai Mei.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Teori


2.1.1. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan Trimester III
Masa kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir.(Rukiyah,(dkk),2009)
Kehamilan (graviditas) adalah fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa atau ovum dan dilanjutkan oleh nidasi atau implantasi.
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin berusia 280 dihitung dari
HPHT (hari pertama haid terakhir). Kehamilan dibagi 3 triwulan:
a. Triwulan I : 0 - 13 minggu.
b. Triwulan II : 14 - 27 minggu.
c. Triwulan III : 28 - 40 minggu (Furwasyih, 2016).
Trimester III adalah Usia Kehamilan 7-9 Bulan atau kehamilan berusia
28-42 minggu(Mandang, Jelly Tombokan, & Tando, 2016)
2. Perubahan Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Pada Ibu Hamil Trimester
III
a. Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester III
Adaptasi fisiologis adalah cara makhluk hidup menyesuaikan diri
dengan lingkungannya melalui fungsi kerja pada organ organ
tubuhnya, dengan tujuan supaya dapat bertahan hidup.(Mandang, Jelly
Tombokan, & Tando, 2016)
1) Sistem reproduksi
Menurut prawirhardjo perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologi pada sistem reproduksi antara lain:
a) Perubahan Uterus
Uterus akan membesar pada bulan bulan pertama
dibawa pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri
6

25 cm, pada 23 minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm. Pada


kehamilan 40 minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari
dibawah prosessus xyfoideus(Rukiyah,(dkk),2009).
b) Serviks
Perubahan serviks merupakan akibat pengaruh hormon
estrogen sehingga mnyebabkan massa dan kandungan air
meningkat (Mandang, Jelly Tombokan, & Tando, 2016)
2) Perubahan pada perkemihan
a) Pada akhir kehamilan, kandung kencing akan mulai tertekan
kembali karena kepala janin mulai turun kepint atas panggul.
b) Terjadi hemodilusi (terjadi puncak pengeceran darah)
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
c) Pada kehamilan tahap lanjut, akibat pergeseran uterus yang
berat kekanan dan terdapat kolon rektosigmoid disebelah
kiri maka pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi dari
pada pelvis kiri.
d) Perubahan perubahan tersebut menyebabkan pelvis dan
ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih
besar dan dapat memperlambat laju aliran urine.
3) Perubahan Pada Kardiocaskuler
a) Perpindahan posisi uterus dan perpindahan posisi uterus dan
perpindahan posisi pelvis ke arah lateral harus dilakukan
secara rutin selama trimester kedua da ketiga dari
kehamilan.
b) Naiknya posisi diafragma mengakibatkan perpindahan posisi
jantung dalam dada, sehingga terlihat adanya pembesaran
jantung pada gambaran radiologis dan deviasi aksi kiri dan
perubahan gelombong T pada elektrokardiogram.
c) Pada pemeriksaan fisik sering ditemukan adanya mur mur
sistrolik dan suara jantung satu yang berbagi bagi suara
7

jantung juga dapat terdengar (Mandang, Jelly Tombokan, &


Tando, 2016).
b. Perubahan Psikologi Pada Ibu Hamil Trimester III
Trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran
bayinya sehingga ia tidak sabra menanti kehadiran sang bayi. Perasaan
was was mengingat bayi lahir kapanpun membuat ia berjaga jaga dan
memperhatikan serta menunggu gejala dan tanda persalinan. Pada
periode ini juga ibu akan merasakan kembali ketidaknyamanan fisik
yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan.ibu hamil akan merasa
canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat
besar dan konsisten dari pasangannya(Rukiyah,(dkk),2009)
Menurut Reva Rubin (1960), tahapan psikososial (psikososial
stage) adalah sebagai berikut :
1) Anticipatory Stage. Pada tahap ini ibu melakukan latihan peran
dan memerlukan interaksi dengan anak yang akan lahir (ada anak
yang bergantung dengan dirinya dan akan diurusnya).
2) Honeymoon Stage. Ibu mulai memahami sepenuhnya peran
dasarnya, pada tahap ini ibu memerlukan bantuan keluarga lain.
3) Plateu Stage. Ibu mencoba sepenuhnya apakah ia mampu
menjadi ibu.
4) Disengangement. Penyesuaian dimana latihan peran
digantikan(Furwasyih . 2016).
3. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil Trimester III
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan
kekurangan dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu
usaha atau tindakan.
Kebutuhan dasar ibu hamil adalah unsur unsur yang dibutuhkan oleh ibu
hamil dalam mempertahankan kehidupan dan kesehatannya berupa
kebutuhan fisik, kemudian psikologis dan ketidaknyamanan selama
8

kehamilannya dan cara mengatasinya.


a. Kebutuhan Oksigen
Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang sesak dan pendek
nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma terakan karena
membesarnya rahim. Paru paru bekerja lebih berat untuk keperluan ibu
dan janin. Pada hamil aterm sebelum kepala masuk panggul, paru paru
terdesak keatas sehingga menyebabkan sesak nafas.
b. Kebutuhan nutrisi
Pada trimester III, ibu hamil membutuhkan energi yang memadai.
Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan
terakhir menjelang persalinan.
c. Kebersihan gigi dan mulut
Pada trimester III dengan adanya kebutuhan kalsium untuk
pertumbuhan janin sehingga terdapat pengaruh yang merugikan pada
gigi ibu hamil. Dianjurkan kepada ibu hamil untuk selalu menyikat
gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentang terhadap terjadi
karies dan gingivitis.
d. Kebutuhan Eliminasi
Eliminasi pada ibu hamil terjadi pada Trimester III adalah
frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP (Pintu
Atas Panggul), BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormone
progesterone meningkat.
e. Kebutuhan Seksual
Sebagian ibu hamil minat seks menurun ketika kehamilan
memasuki trimester III hal ini disebabkan perasaan nyaman sudah jauh
berkurang. Tapi ada ibu hamil yang tidak mengalami penurunan libido
di trimester III, sehingga dapat menikmati keindahan seks pada masa
kehamilan.
f. Kebutuhan pola istirahat
1) Yoga adalah olah fisik yang mengandalkan pernafasan dan
9

pemusatan pikiran.
2) Tidur adalah kebutuhan yang sebaiknya memiliki jam
istirahat/tidur yang cukup.usahakan tidur malam ± 8 jam dan siang
± 1 jam.
3) Mendengarkan musik
4) Meditasi dan berdo‟a merupakan relaksasi ringan yang dapat
dilakukan semua ibu hamil.
5) Pijat adalah terapi tradisional yang dapat mengusir kelelahan fisik,
memperlancar peredaran darah dan menghilangkan ketegangan
pikiran.
g. Kebutuhan Imunisasi
Imunisasi TT adalah pemberian kekebalan tubuh pada hamil agar
janin terhindar dari tetanus (Mandang, Jelly Tombokan, & Tando,
2016).
Imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali selama kehamilan dimulai
trimester ke II dan III. Lebih lengkapnya dijelaskan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1
Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Pada Ibu Hamil
No TT Waktu pemberian Lama
perlindungan
1 TT1 Pada ANC pertama -
2 TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun
3 TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
4 TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun
5 TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur
hidup
(Furwasyih . 2016).
h. Konseling KB
Kontrasepsi Pascasalin adalah Penggunaan metode kontrasepsi
pada masa nifas sampai dengan 42 hari setelah melahirkan. Konseling
tidak hanya memberikan informasi kepada ibu tentang berbagai jenis
10

metode kontrasepsi yang tersedia, namun juga berfungsi untuk


memperoleh informasi tentang gaya hidup ibu, sehingga kontrasepsi
dapat dipilih. Sehingga dibutuhkan diskusi yang mendalam dan jujur
tentang kondisi kesehatan, seksualitas, dan dampak kontrasepsi
tertentu terhadap kesehtan dan gaya hidup.
Tujuan konseling postpartum :
1) Untuk membantu ibu memutuskan apakah ia menginginkan
penggunaan metode kontrasepsi.
2) Jika ibu ingin menggunakan kontrasepsi, untuk membantu ibu
memilih metode yang tepat.
3) Untuk mempersiapkan ibu untuk menggunakan metode kontrasepsi
secara efektif.
Waktu yang optimal untuk konseling adalah pada trimester III
kehamilan. Namun, konseling juga dapat digunakan sebelum
kehamilan atau saat kunjungn antenatal pertama, terutama jika metode
kontrasepsi permanen menjadi pertimbangan. Sebelum pemilihan alat
kontrasepsi dibuat, tenaga professional haruslah memperoleh informasi
sebagai berikut:
a) Kebutuhan kontrasepsi, seperti untuk menjarakkan kehamilan atau
menunda kehamilan (angka keberhasilan metode)
b) Aktivitas dan fungsi seksual.
c) Kepercayaan ibu, kebiasaan dan kecendrungan personal.
d) Praktek budaya yang dapat mempengaruhi pilihan metode.
e) Status menyusui.
f) Kira-kira apakah ovulasi telah terjadi.
g) Faktor sosial (kapan ibu akan kembali bekerja, kemudahan
memperoleh pelayanan kesehatan untuk memperoleh kontrasepsi
dan tindak lanjut).
h) Riwayat kesehatan (seperti hipertensi, migraine, tromboemboli
vena, obesitas, HIV, cholestatis, dan penyakit trofoblastik).
11

i) Resiko menular PMS. (Fitri, 2018)


Macam macam Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
1. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR pascasalin merupakan metode yang aman efektif dan
nyaman bagi sebagian besar perempuan. AKDR pascaplasenta
merupakan kesempatan yang paling baik untuk mengontrol
fertilitas pascapersalinan.keuntungan lain adalah motivasi yang
tinggi untuk menjaga kesehatandan membantu tumbuh kembang
bayi dan jaminan untuk tidak segera hamil kembali.
2. Implant
Implant adalah kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak
permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga
hingga lima tahun.
3. Tubektomi
Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang
tidak ingin anak lagi. Metode ini sesuai untuk ibu pascapersalin
dan ibu menyusui.
4. Vasektomi
Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak
ingin anak lagi atau metode permanen. Metode ini disebut juga
metode kontrasepsi operatif lelaki.(Adriananz,(dkk),2013)
4. Ketidak Nyamanan dan Cara Mengatasinya Pada Ibu Hamil Trimester
III
Menurut Kusmiyati (2010), ketidaknyamanan umum yang dapat dialami
ibu dalam masa kehamilan antara lain :
1) Sering kencing.
Peningkatan frekuensi berkemih sebagai ketidaknyamanan
fisiologi pada kehamilan sering terjadi pada dua periode yang berbeda
selama periode antepartum yaitu pada trimester pertama dan trimester
ketiga. Selain peningkatan frekuensi berkemih, juga terjadi
peningkatan jumlah air berkemih (nokturi). Hal ini disebabkan aliran
12

balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring


pada posisi lateral recumbent karena uterus tidak lagi menekan
pembuluh darah panggul dan vena cava inferior.
2) Konstipasi.
Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltic yang
disebabkan reaksi otot polos atau usus besar ketika terjadi peningkatan
jumlah progesterone. Pergeseran dan tekanan pada usus akibat
pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan
motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan
konstipasi. Diantara cara penanganan konstipasi adalah :
a) Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air mineral 8 gelas
sehari.
b) Perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah yang berserat.
c) Istirahat cukup.hal ini memerlukan periode istirahat pada siang
hari.
d) Minum air hangat saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltic.
e) Miliki pola defekasi yang baik dan teratur. Hal ini mencakup
penyediaan waktu yang teratur untuk melakukan defekasi dan
kesadaran untuk tidak menunda defekasi.

f) Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari, pertahankan


postur yang baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah
secara teratur untuk memfasilitasi sirkulasi vena sehingga
mencegah kongesti pada usus besar.
g) Konsumsi laksatif ringan, pelunak fases dan/atau supositoria
gliserin jika ada indikasi.
3) Hemoroid.
Hemoroid sering didahului dengan konstipasi. Beberapa cara
untuk mengatasi hemoroid yaitu :
13

a) Hindari konstipasi.
b) Hindari mengejan saat defekasi.
c) Mandi dengan air hangat.
d) Kompres es (untuk mengurangi hemoroid).
4) Kram tungkai.
Kram tungkai terjadi disebabkan oleh gangguan asupan kalsium.
Cara mengatasinya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung kalsium dan fospor. (Furwasyih . 2016).
Beberapa cara mngatasinya:
a) Untuk mencegah kram kaki, menggerakkan jari jari kaki ke arah
bawah (seperti menunjuk) atau berdiri dengan ujung jari kaki.
b) Bila kram kaki kaki ketika duduk atau tiduran luruskan lutut
kaki, lalu gerakkan jari jari kearah atas tubuh atau dapat berdiri
pada pada kaki yang kram, posisi lutut lurus dan tumit dilantai,
atau gerakkan jari jari kaki kearah atas.
c) Bila kram kaki yang sangat hebat, mungkin memerlukan
bantuan, minta pasangan memegang lutut Lurus dengan satu
tangan, sambil memegang tumit dengan tangan lainnya,dan
gunakan dengan untuk menekan kaki dan jari jari kaki ke arah
atas(Mandang, Jelly Tombokan, & Tando, 2016).
6) Edema dependen.
Timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan meningkatkan tekanan
vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan ini disebabkan oleh
tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul cara
penanganannya yaitu :
a) Hindari menggunakan pakaian ketat.
b) Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari.
c) Posisi menghadap kesamping saat berbaring.
d) Gunakan korset abdomen maternal.
14

7) Varices
Varices dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan pada ekstremitas bagian bawah. Cara mengatasi
varices :
a) Kenakan kaus kaki penyokong.
b) Hindari penggunaan pakaian-pakaian ketat.
c) Sediakan waktu untuk istirahat dengan kaki dielevasi secara
periodic sepanjang hari.
d) Berbaring dengan mengambil posisi lutut kanan beberapa kali
sehari.
e) Pertahankan tungkai tidak menyilang saat duduk.
f) Lakukan latihan ringan dan berjalan secara teratur untuk
memfasilitasi peningkatan sirkulasi.
g) Insomnia.
Insomnia dapat disebabkan oleh kekhawatiran, kecemasan, terlalu
gembira, dan tambahan alasan fisik berupa ketidaknyamanan lain
selama kehamilan dan pergerakan janin. Adapun cara-cara
mengatasinya adalah :
a) Mandi air hangat.
b) Minum air hangat sebelum tidur.
c) Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum
tidur.
d) Ambil posisi relaksasi.
8) Sakit pinggang.
Sakit pinggang biasanya terjadi akibat adanya pergeseran pusat
gravitasi wanita tersebut dengan postur tubuhnya. Perubahan ini
disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Adapun cara
mengatasinya yaitu :
a) Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban.
15

b) Hindari bungkuk berlebihan, mengangkat beban dan berjalan


tanpa istirahat.
c) Gunakan sepatu tumit rendah.
d) Kompres hangat pada pinggang.
e) Pijatan /usapan pada punggung dan pinggang.
9) Sesak nafas.
Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan diduga
mempengaruhi langsung pusat pernapasan untuk menurunkan kadar
karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Diantara cara
mengatasinya yaitu :
a) Menjelaskan daftar fisiologi masalah tersebut.
b) Mendorong ibu untuk secara sadar mengatur kecepatan dan
kedalaman nafasnya saat ia menyadari ia sedang sesak nafas.
c) Mengajukan ibu berdiri dan meregangkan lengannya diatas kepala
secara berkala sambil mengambil bnafas dalam.
10) Nyeri ari-ari.
Pada ibu hamil trimester tiga penyebab awal nyeri ari-ari adalah
semakin besarnya beban yang dibawa oleh perut ibu hamil. Selain itu,
titik poros gaya berat ibu berubah dengan mengikuti perut yang
semakin membesar kedepan. Postur tubuh ibu hamil yang cenderung
melengkung kebelakang membuat sambungan-sambungan tulang
belakang tertarik (Furwasyih D. , Konsep Dasar Manajemen Asuhan
Kebidanan, 2016).
11) Gatal gatal
Biasanya terutama pada kulit perut. Hal ini muncul akibat
membesarnya perut sesuai perrkembangan janin dalam kandungan.
Cara mengatasinya: jangan digaruk, karena akan meninggalkan bekas.
Kalau bisa dioles dengan pelembab.
12) Suhu badan meningkat
Ibu hamil akan lebih mudah merasa kegerahan/ berkeringat. Hal
16

tersebut terjadi karena ada perubahan metabolisme tubuh sebagai


upaya penyesuaian untuk mendukung bayi yang kian membesar. Cara
mengatasinya: usahakan tinggal diruangan/ lingkungan yang sejuk.
13) Gusi mudah berdarah
Perubahan hormonal juga diikuti membengkaknya gusi sehingga
permukaannya menjadi tipis dan mudah berdarah ketika sedang gosok
gigi.Cara mengatasinya: ganti sikat gigi yang soft dan gunakan pelan
pelan(Mandang, Jelly Tombokan, & Tando, 2016).
5. Tanda Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda tanda yang terjadi pada seorang
ibu hamil yang merupakan suatu pertanda yang menunjukkan bahwa ibu dan
bayi dalam keadaan bahaya. Komplikasi kehamilan adalah kegawat
daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi.
Tanda bahaya kehamilan Trimester III meliputi:
a. Penglihatan kabur.
Penanganannya: jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan
mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan
gawat darurat, kemudian lakukan penilaian terhadap keadaan umum
seperti TTV, dan menanyakan riwayat penyakit.
b. Gerakan janin berkurang.
Penangannya: memberikan dukungan emosional pada ibu, pantau
selalu DJJ, bila ibu mendapat sedative tunggu hilang pengaruh obat
lalu nilai ulang, bila DJJ tidak terdengar pasang infuse dan lakukan
rujukan.
c. Kejang.
Penanganannya: baringkan pada sisi kiri tempat tidur kepala
ditinggikan sedikit, bebaskan jalan nafas, hindari jatuhnya pasien dari
tempat tidur, kemudian lakukan pengawasan yang ketat.
d. Demam tinggi.
e. Bengkak pada wajah, kaki, tangan.
17

Penanganannya: sering mengistirahat kan kaki, buatlah kaki senyaman


dan rileks, kemudian hindari duduk kaki bergelantungan dan berdiri
terlalu lama, kemudian rendam kaki atau kompres dengan air hangat
untuk mengurangi bengkak atau memijat kaki .
f. Perdarahan pervaginam.
g. Sakit kepala yang hebat
h. Nyeri perut yang hebat
Penanganannya: jika ibu merasakan rasa sakit yang berlebihan segera
kefasilitas kesehatan atau ke bidan terdekat.(Mandang, Jelly
Tombokan, & Tando, 2016).
6. Pemeriksaan Kehamilan
a. Pengertian Pemeriksaa Antenatal Care
Pemeriksaan Kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan untuk memeriksaan keadaan ibu dan janin secara berkala
yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang di
temukan.(Rukiyah,(dkk),2009).
b. Tujuan pemeriksaan ANC
Tujuan Asuhan Kebidanan dalam kehamilan pada prinsinya
adalah memberikan layanan atau bantuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu hamil dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga.(Megasari, Triani, Andriyani, Ardhiyanti, & Damayanti,
2015).
Mengenai pemeriksaan kehamilan, Hutari Puji (2012)
mengemukakan bahwa tujuan utama ANC adalah menurunkan atau
mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal.
Adapun tujuan khususnya adalah :
1) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu
dan perkembangan bayi yang normal;
2) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan
memeberikan penatalaksanaan yang diperlukan;
18

3) Membina hungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam


rangka mempersiapkan ibu dan kelurarga secara fisik, emotional,
dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya
komplikasi;
4) Selain itu, adanya standar kunjungan ANC.(Furwasyih . 2016)
c. Kunjungan ANC
Menurut Sulistyawati (2009), standar kunjungan ANC minimal yaitu :
1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu).
2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu).
3) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu).
d. Standar Pelayanan Kebidanan
Menurut Depkes RI, Asuhan standar minimal yang diberikan
dalam pelayanan kebidanan dikenal dengan 10T :
1) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
2) Pengukuran Tekanan Darah
3) Pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas)
4) Pengukuran Tinggi Rahim
5) Penentuan Letak Janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut
jantung janin.
6) Penentuan status Imunisasi TT
7) Pemberian Tablet Tambah Darah
8) Tes Laboratorium
9) Konseling dan penjelesan
10) Tata Laksana atau mendapatkan pengobatan.(Kemenkes, 2015)
7. Penatalaksanaan ANC
Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan
meliputi hal hal sabagai berikut:
a. Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi
agar kehamilan berlangsung sehat,
b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan
19

penyulit/komplikasi kehamilan.
c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman.
d. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan
rujukan bila terjadi penyulit/ komplikasi.
e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat
waktu bila diperlukan.
f. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suamidalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan
kesiagaan bila terjadi penyulit /komplikasi(Mandang, Jelly
Tombokan, & Tando, 2016)
2.1.2. Persalinan Normal
1. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
pembukaan dan dilataksi serviks sebagai akibat konraksi uterus dengan
kontraksi dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula mula
kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada
puncaknya pembukaan seviks lengkap sehingga siap untuk mengeluarkan
janin dari rahim ibu(Furwasyih D. , Konsep Dasar Manajemen Asuhan
Kebidanan, 2016).
Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup
dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui
upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat yang diinginkan(APN, 2015)
2. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Persalinan
a. Perubahan Fisologi pada persalinan
1) Fisiologi Kala I
a) Perubahan tekanan darah
Perubahan darah meningkat selama kontraksi uterus
dengan kanaikan sistolik rata rata seberr 10-20 mmHg dan
20

kenaikan diastolik 5-10 mmHg diantara kontraksi kontraksi


uterus, takanan darah akan turun seperti sebelum masuk
persalinan dan akan naik lagi bila terjadi kontraksi.
b) Perubahan Metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbihidrat aerobik
maupun anaerobik akan naik secara perlahan.
c) Perubahan suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan,
suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah
persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi
0,5-1 ºC.
d) Denyut jantung
Penurunan yang menyolok selama acme kontraksi uterus
tidak terjadi jika ibu dalam posisi miring bukan posisi
terlentang.
e) Pernafasan
Kenaikan pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa
nyeri, kekhawatiran seta penggunaan teknik pernafasan yang
tidak benar.
f) Perubahan retal
Polyuri sering terjadi selama disebabkan oleh kardiak
output yang meningkat serta glomelurus, aliran plasma ke
renal.
g) Perubahan gastrointestinal
Kemampuan pergerakan grastik serta penyerapan makanan
padat berkurang akan menyebabkanpencernaan hampir berhenti
selama persalinan dan akan menyebabkan konstipasi.
h) Perubahan hematologis
Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/100 ml selama
persalinan dan kembali ketingkat prapersalinan pada hari
21

pertama.
i) Kontraksi uterus
Kontraksi utrus terjadi karena adanya rangsanganotot polos
uterus dan penurunan hormon progesteronyang menyebabkan
keluarnya hormon oksitosin.
j) Pembentukan segmen atas rahim dan segmen bawah rahim
SAR terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot
yang lebih tebal dan kontraktif, terdapat banyak otot sorongdan
memanjang SAR terbentuk dari Fundus sampai ishimus uteri.
SBR terbentang diuterus bagian bawah antara ishimus dengan
serviks dengan sifat otot yang tipis dan elastis, pada bagian ini
banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang.
k) Perkembangan retraksi ring
Retraksi ring adalah batas pinggiran antara SAR dan SBR,
dalam keadaan persalinan normal tidak nampak karena
kontraksi uterus yang berlebihan, retrasi ring akan tampak
sebagai garis atau batas yang menonjol di atas sympisis yang
merupakan tanda dan ancaman ruptur uterus.
l) Penarikan serviks
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi ostium uteri
internum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan servik
menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR.
m) Pembukaan ostium oteri interna dan ostium oteri exsterna
Pembukaan serviks disebabkan karena membesarnya OUE
karena otot yang melingkar disekitar ostium meregang untuk
dapat dilewati kepala.
n) Show
Show adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dan
sedikit lendir yang bercampur darah.
22

o) Tonjolan kantong ketuban


Tonjolan kantong ketuban disebabkan oleh adanya
regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput korion
yang menempel pada uterus, dengan adanyatekanan maka akan
terlihat kantong yang berisi cairan yang menonjol ke ostium
uteri internum yang terbuka.
p) Pemecahan kantong ketuban
Pada akhir kala satu bila pembukaan sudah lengkap dan
tidak ada tahanan lagi, ditambah dengan konstraksi yang kuat
serta desakan janin yang menyebabkan kantog ketuban pecah,
diikuti dengan proses kelahiran bayi(Walyani & Purwoastuti,
2016)
2) Fisiologi Kala II
a) His menjadi lebih kuat dan sering
(1) Air ketuban yang telah keluar membuat dinding uterus
menjadi lebih dekat dengan fetus, sehingga kekuatan
kontraksi lenig insentif untuk mendorong keluarnya fetus.
(2) Vagina yang meregang karena turunnya kepala janin akan
membuat kontraksi jadi lebih baik.
(3) Timbulnya tenaga mengedan
His yang sering dan kuat disebabkan oleh kontraksi otot
dinding perus yang mengakibatkan tingginya tekanan intra
abdominal sehingga kepala janin menekan otot dasar
panggul dan secara refleks menimbulkan rasa ingin
mengedan.
(4) Perubahan dalam dasar panggul
(a) Perubahan letak kandung kemih, kandung kemih akan
naik kearah rongga perut agar tidak mendapatkan
tekanan kepala bayi.
(b) Perubahan pada rektum,dengan adanya kepala bayi
23

didasar panggul, maka dasar panggul bagian belakang


akan terdorong kebawah sehingga rektum tertekan
oleh kepala janin.
(c) Adanya tekanan kepala bayi membuat perineum
menjadi tipis dan mengembang atau menonjol.
b) Lahirnya janin
( a) Dimulai dengan tampaknya kepala anak di vulva,dengan
kontraksi uterus dan sedikit mengedan, secara bertahap
kepala bayi dapat keluar.
( b) Lalu diikuti pengeluaran bahu bersama cairan ketuban
yang tertinggal, yang membantu melicinkan jalan lahir lalu
diikuti dengan pengeluaran seluruh badan(Walyani &
Purwoastuti, 2016).
3) Fisiologi Kala III
Penyebab terlepasnya plasenta dari dinding uterus adalah
kontraksi uterus (spontan atau dengan stimulus) setelah kala dua
selesai. Berat plasenta mempermudah terlepasnya selaput ketuban,
yang terkelupas dan dikeluarkan.
Pada kala III otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan
plasenta.
Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang
mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri, tempat
implantasi plasenta. Akibatnya plasenta akan lepas dari tempat
implantasi(Walyani & Purwoastuti, 2016)
4) Fisiologi Kala IV
Banyak perubahan fisiologi yang terjadi selama persalinan dan
kelahiran kembali ke level pra persalinan dan menjadi stabil dalam
satu jam pertama pasca persalinan.
24

a) Uterus
Uterus yang berkontraksi normal harus terasa keras jika di
sentuh dan diraba.
b) Servikc,Vagina, dan Perineum
Segera setelah bayi baru lahir tangan bisa masuk, tetapi setelah
dua jam introitus vagina hanya bisa dimasuki dua atau tiga jari.
c) Tanda Tanda Vital
Tekanan darah, Nadi, Pernapasan harus kembali stabil pada
level pra persalinan selama jam pertama postpartum.
Pemantauan tekanan darah dan nadi harus rutin selama interval
ini adalah salah satu sarana mendeteksi syok akibat kehilangan
darah berlebihan. Sedangkan suhu tubuh ibu berlanjut
meningkat tetapi biasanya dibawah 38ºC. Namun jika intake
cairan baik, suhu tubuh dapat kembali normal dalam dua hari.
d) Sistem Gastrointestial
Mual dan muntah,jika ada selama masa persalinan harus
diatasi. Haus umumnya banyak dialami, dan ibu mengeluh rasa
lapar setelah melahirkan.
e) Sistem Renal
Setelah melahirkan, kandung kemih harus tetap kosong guna
mencegah uterus berubah posisi dan atonia. Uterus yang
berkontraksi dengan buruk akan meningkatkan resiko
perdarahan dan keparahan nyeri(Mutmainnah, Johan, & Liyod,
2017).
b. Perubahan Psikologi pada Persalinan
Perubahan psikologis pada ibu bersalin selama persalinan antara
lain:
1) Memperlihatkan ketakutan dan kecemasan, yang menyebabkan
wanita mengartikan ucapan pemberi perawatan atau kejadian
persalina secara pesimistik atau negative.
25

2) Mengajukan banyak pertanyaan atau sangat waspada terhadap


sekelilingnya.
3) Memperlihatkan tingkah laku sangat membutuhkan
4) Memperlihatkan tingkah laku minder, malu atau tidak berharga.
5) Memperlihatkan reaksi keras terhadap kontraksi ringan atau
terhadap pemeriksaan
6) Menunjukkan ketegangan otot dalam derajat tinggi
7) Tampak menuntut, tidak mempercayai, marah atau menolak
terhadap para staf.
8) Menunjukkan kebutuhan yang kuat untuk mengontrol tindakan
pemberi perawatan.
9) Tampak “lepas kontrol” dalam persalinan (saat nyeri hebat,
menggeliat kesakitan, panik, menjerit, tidak merespon saran atau
pertanyaan yang membantu).
10) Merasa diawasi
11) Merasa dilakukan tanpa hormat, merasa diabaikan atau dianggap
remeh.
12) Respon “melawan atau menghindar” yang dipicu oleh adanya
bahaya fisik, ketakutan, kecemasan, dan bentuk distress lainnya
(Ilmiah, 2015)
13) Bahagia. Kebahagiaan ini adalah Kelahiran bayi yang telah lama
dinantti nanti, karena merasa sudah jadi wanita sempurna (bisa
melahirkan, memberikan anak untuk suami, dan memberikan
anggota keluarga yang baru), bahagia karena bisa melihat
anaknya.
14) Cemas dan takut
a) Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat
persalinan karena persalinan di anggap sebagai suatu keadaan
antara hidup dan mati.
b) Karena pengalaman yang lalu.
26

c) Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya (Ilmiah,


2015).
3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Selama Persalinan
Kebutuhan ibu selama persalinan sesuai dengan konsep Abraham
Maslow sebagai berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan fisiologis selama persalinan
1) Mengatur sirkulas i udara dalam ruangan
2) Memberi makan dan minum
3) Menganjurkan istirahat diluar His
4) Menjaga kebersihan badan terutama daerah genetalia.
5) Menganjurkan ibu untuk buang air kecil dan buang air besar
6) Menolong persalinan sesuai standar.
b. Pemenuhan kebutuhan rasa aman
1) Memberikan informasi tentang proses persalinan atas tindakan yang
akan dilakukan.
2) Menghargai pilihan posisi tidur
3) Menentukan pendampingan selama persalinan
4) Melakukan pemantauan selama persalinan
5) Melakukan tindakan sesuai kebutuhan.
c. Pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai
1) Menghormati pilihan pendampingan selama persalinan.
2) Melakukan kontak fisik atau memberi sentuhan ringan
3) Melakukan masase untuk mengurangi rasa sakit.
4) Melakukan pembicaraan dengan suara lemah lembut dan sopan.
d. Pemenuhan kebutuhan harga diri
1) Mendengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian atau menjadi
pendengar yang baik.
2) Memberikan asuhan dengan memperhatikan privacy ibu.
3) Memberi pelayanan dengan empati.
4) Memberitahu pada ibu setiap tindakan yang akan dilakukan.
27

5) Memberikan pujian pada ibu tehadap tindakan positif yang telah


dilakukan.
e. Pemenuhan kebutuhan aktualisasi
1) Memilih tempat dan penolong persalinan sesuai keinginan
2) Menentukan pendamping selama persalinan.
3) Melakukan bounding and attacment.
Kebutuhan dasar selama persalinan tidak terlepas dengan asuhan yang
diberikan bidan. Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan dengan prinsip yang
saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu (Ilmiah,
2015).
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan antara lain:
1. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai
martabatnya.
2. Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai
asuhan tersebut.
3. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya.
4. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut dan
khawatir.
5. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu.
6. Berikan ibu dukungan, tenang dan tentramkan hati ibu beserta anggota
keluarga.
7. Anjurkan ibu untuk ditemani keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran.
8. Ajarkan suami dan keluarga cara memberikan perhatian dan dukungan
selama proses persalinan dan kelahiran bayi.
9. Melakukan pencegahan infeksi yang baik.
10. Hargai privasi ibu.
11. Anjurkan ibu untuk mencoba mengatur posisi yang aman untuk ibu.
12. Anjurkan ibu untuk makan dan minum sepanjang ibu
menginginkannya.
28

13. Hargai dan perbolehkan praktik tradisional yag tidak merugikan


kesehatan ibu.
14. Hindari tindakan yang berlebihan dan mungkin akan membahayakan
ibu dan bayinya.
15. Anjurkan ibu melakukan kontak kulit ke kulit.
16. Membantu memulai pemberian ASI atau melakukan IMD.
17. Siapkan rencana rujukan bila perlu
18. Mempersiapkan alat partus sesuai standar untuk membantu proses
persalinan.(APN, 2015)
4. Jenis Jenis Persalinan
a. Persalinan normal
Persalinan dan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada waktu kehamilan cukup bulan (37-42 pekan), lahir
spontan dengan persentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu(Sursilah, 2010).
b. Persalinan abnormal
1) Seksio sesarea
Seksio sesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi
dengan berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus
yang masih utuh. Sebelum keputusan untuk melakukan seksio
sesarea diambil, pertimbangkan secara teliti indikasi dengan resiko
yang mungkin terjadi(perdarahan, cedera seluruh krmin atau usus,
infeksi). Pertimbangan tersebut harus berdasarkan penilaian
prabedah secara lengkap, mengacu pada syarat-syarat pembedahan
dan pembiusan. Ketentuan tersebut dapat dilakukan apabila
menghadapi kasus gawat drurat dimana kecepatan waktu untuk
melakukan tindajan sangat mempengaruhi keluaran prosedur
operatif.
29

2) Ekstraksi vakum
Ekstraksi vakum merupakan tindakan obstetrik yang bertujuan
untuk percepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan
ibu dengan ekstraksi pada bayi. Syarat kusus dalam melakukan
ekstraks vakum, yaitu:
a) Pembukaan lengkap atau hampir lengkap
b) Presentasi kepala
c) Cukup bulan (tidak prematur)
d) Tidak ada kesempitan panggul
e) Anak hidup dan tidak gawat jani
f) Penurunan H III/III+ (puskesmas HIV/dasar panggul)
g) Kontraksi baik
h) Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan
3) Embriotomi
Embriotomi adalah suatu cara pembedahan dengan jalan
melukai atau merusak janin, memungkinkan janin dilahirkan
pervaginam. Pada umumnya embriotomi dilakukan pada janin yang
telah meninggal(Furwasyih. 2016).
5. Teori Penyebab Persalinan
a. Teori Keregangan
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot
otot rahim, sehingga, mengganggu sirkulasi utero plasenter.
b. Teori Penurunan Kadar Hormon Progesteron
Pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar Progesteron yang
mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus karena sintema
prostaglandin di chorioamnion(Oktarina, 2016)
c. Teori oksitiksin internal
1) Oksitiksin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior
2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas. otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi broxton
30

hicks.
3) Menurunnya kontraksi progesteron akibat tuanya usia kehamilan
menyebabkan iksitosin meningkatkan aktifitas sehingga persalinan
dimulai.
d. Teori prostaglandin
1) Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu yang dikeluarkan oleh desidua.
2) Pemberian prostglandin dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga konsepsi dapat dikeluarkan.
3) Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya
persalinan(Furwasyih D. 2016).
6. Faktor Esensial Persalinan
Menurut Asrinah.et.al (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya persalinan adalah:
a. Kekuatan mendorong janin keluar (power)
1) His ( kontraksi uterus)
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi digfragma
4) Aksi dari ligmentum (ligamentous action) terutama ligamentum
rotondom.
b. Faktor janin (passenger)
1) Sikap
2) Letak janin
3) Persentasi
4) Posisi
c. Faktor jalan lahir (passage) jalan lahir terdiri dari 2 bagian :
1) Bagian keras tulang panggul
a) Distansia spinarum (24-26 cm)
b) Distansia cristarum (28-30)
c) Konjungata eksternal (boudelogue : 18-20 cm)
31

d) Lingkar panggul (80-90)


e) Distansia tuberum (10,5)
2) Bagian lunak tulang panggul
a) PAP dibentuk oleh promontorium, linea innominata dan
pinggir atas simfisis.
b) PBP (konjungata diagonalis : 12,5 cm)(Furwasyh. 2016).
3) Bidang Hodge
Bidang semu sebagai Pedoman untuk menuntukan kemajuan
persalinan yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui
pemeriksaan dalam/Vagina Toucher(VT). Bidang Hodge antara
lain:
a) Hodge I: Dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian Atas
Sympisis dan promontorium.
b) Hodge II: Sejajar dengan Hodge 1 setinggi pinggir bawah
symphisis
c) Hodge III: Sejajar dengan Hodge I dan II setinggispina
ischiadika kanan dan kiri.
d) Hodge IV: Sejajar Hodge I, II, dan III setinggi Os coccygis
jenis jenis panggul (Oktarina, 2016).
d. Faktor Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah olah pada saat itu lah
benar benar terjadi realitas “ kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa
bangga bias melahirkan memproduksi anaknya. Psikologis meliputi:
a. Kondisi psikologis ibu sendiri, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya.
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
Sikap negatif terhadap persalinan di pengaruhi oleh :
1) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
2) Persalinan sebagai ancaman pada self-image.
32

3) Medikasi persalinan.
4) Nyeri persalinan dan kelahiran.
e. Faktor Penolong
Peran dari penolong persalinan ( bidan) adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin (Ilmiah,
2015).
7. Tanda Dan Gejala Pada Persalinan
a. KALA I
Tanda tanda timbulnya persalinan
1) Terjadinya His Persalinan
His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba dan menimbulkan
rasa nyeri diperut serta dapat menimbulkan pembukaan servik
kontraksi rahim. His persalinan memiliki ciri ciri sebagai berikut:
a) Pinggangnya terasa sakit dan menjalar ke depan.
b) Sifat his teratur, interval semakin pendek, dan kekuatan
semakin kuat.
c) Terjadi perubahan pada serviks.
d) Jika pasien beraktivitas seperti berjalan maka hisnya semakin
bertambah.
2) Keluarnya lendir bercampur darah
3) Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Dilatasi dan effacement (Mutmainnah, Johan, & Liyod, 2017).
b. KALA II
Gejala dan tanda kala II persalinan adalah:
1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan/atau
vaginanya.
3) Perineum menonjol.
4) Vulva-bagina dan sfinter ani membuka.
5) Meningkatnya pengeluaran lender bercampus darah.
33

c. KALA III
Tanda tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau hal hal dibawah
ini:
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
2) Tali pusat memanjang
3) Semburan darah mendadak dan singkat.(APN, 2015)
8. Tahapan Pada Persalinan
a. Kala I
Pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Pada primipara kala 10-12 jam dan pada multipara 8-10 Jam(Furwasyih.
2016).
Kala I bisa disebut juga dengan kala pembukaan,dimana kala ini
dimulai dari pembukaan serviks 0-10 cm. Pada fase permulaan his, kala
pembukaan berlangsung tidak begitu terlalu kuat sehingga parturien
masih dapat berjalan.pada primigravida kala I berlangsung kira kira 12
jam,sedangkan pada multigravida kira kira berlangsung 7 jam(Oktarina,
2016).
Proses pembukaan serviks sebagai akibat His dibagi menjadi dua
fase, yaitu:
1) Fase laten : pembukaan 0-3. Pada primigravida 7-8 jam,
multigravida 3-4 jam.
2) Fase aktif : berlangsung 6 jam (pembukaan 3-10 cm).
Fase aktif, dibagi dalam 3 fase lagi, yaitu:
a) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
4 cm.
b) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm(Oktarina,
2016).
34

Menurut panduan asuhan persalinan normal, penanganan persalinan


normal Kala I adalah sebagai berikut :
1. Bantu ibu dalam persalinan jika ibu tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan.
2. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan.
3. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi
serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil
pemeriksaan.
4. Menjaga rasa nyaman ibu.
5. Memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi.
6. Menyarankan ibu BAK sesering mungkin .
7. Memantau tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan .
b. Kala II
Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah
kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir. Pada
primipara 2 jam dan pada multipara 1 jam. Memberi dukungan terus
kepada ibu dengan cara :
1) Mendampingi ibu agar merasa nyaman .
2) Menawarkan minum, memijat dan lain-lain.
3) Menjaga kkebersihan diri.
4) Memberi dukungan moral untuk mrngurangi kecemasan ibu .
5) Mengatur posisi senyaman mungkin .
6) Menjaga kantong kencing tetap kosong .
7) Memberi cukup minum untuk mencegah dehidrasi .
8) Menolong persalinan.
c. Kala III
Kala III adalah dimana waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban (APN, 2015).
Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak
35

bayi sampai plasenta lahir (Ilmiah, 2015).


Ada dua metode untuk pelepasan plasenta :
1) Metode schultze
Metode yang lebih umum terjadi, plasenta terlepas dari satu
titik dan merosot ke vagina melalui lubang dan kantong amnion,
permukaan fetal plasenta muncu pada vulva dengan selaput
ketuban yang mengikuti dibelakang seperti payung terbalik saat
terkelupas dari dinding uterus. Permukaan maternal plasenta tidak
terlihat dan bekuan darah berada dalam kantong yang terbalik,
kontraksi dan retraksi otot uterus yang menimbulkan pemisahan
plasenta juga menekan pembuluh darah dengan kuat dan
mengontrol pendarahan.
2) Metode matthews duncan
Plasenta turun melalui samping dan masuk ke vulva dengan
pembatas lateral terlebih dahulu seperti kancing yang memasuki
lubang baju, bagian plasenta tidak berada kantong. Pada metode
ini, kemungkinan terjadian pada bagian selaput ketuban yang
tertinggal lebih besar kerena selaput ketuban tersebut tidak
terkelupas semua selengkap metode schultze. Metode ini adalah
metode yang berkaitan dengan plasenta letak rendah didalam
uterus. Proses pelepasan berlangsung lama dan darah yang hilang
sangat banyak ( karena adanya sedikit serat oblik dibagian bawah
segmen).
d. Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya pendarahan
postpartum(Furwasyih D. , Konsep Dasar Manajemen Asuhan
Kebidanan, 2016).
Kala IV adalah fase dimana dilakukannya observasi karena
pendarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
36

Observasi ini dilakukan pada saat satu jam pertama pemantauan setiap
15 menit, namun setiap 5 menit dilakukan pemantauan (6 kali).
kemudian satu jam ke dua pemantauan dilakukan setiap 30 menit (2
kali) (Oktarina, 2016).
Dalam kala IV ini, penderita masih membutuhkan pengawasan yang
intensif karena pendarahan. Asuhan dan pemantauan pada kala IV :
1) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam petama dan 20-30 menit
pada jam kedua, jika kontraksi uterus tidak kuat, masase uterus
sampai menjadi keras.
2) Memeriksa tanda vital, kandung kemih, pendarahan. Perdarahan
setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.
3) Mengajurkan ibu makan dan minum.
4) Bersihkan prenium dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering.
5) Mengajurkan ibu beristirahat.
6) Meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
7) Memberikan ASI setelah lahir.
8) Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang bagaimana memeriksa
fundus dan menimbulkan kontraksi, tanda tanda bahaya ibu dan
anak serta perawatan luka jahitan.
9. Tanda Tanda Bahaya Dalam Persalinan
Tanda tanda bahaya yang harus diperhatikan diwaspadai dalam
persalinan yaitu:
a. Tekanan darah ibu lebih dari 140/90 mmHg (pre-Eklampsi)
Penanganannya: baringkan ibu miring kekiri, pasang infuse dan berikan
linger laktat atau cairan garam fisiologis (NS), jika mungkin berikan
dosis awal 4 g mgSO4 20% IV selama 20 menit, suntikkan 10 g MgSO4
50% g IM pada bokong kiri dan kanan, segera rujuk ibu kemudian
damping ibu ke tempat rujukan.(Walyani & Purwoastuti, 2016)
37

b. Suhu tubuh ibu lebih dari 38 ºC


Penanganannya: kompres ibu dengan air hangat atau berikan ibu
parasetamol.
c. Nadi lebih dari 100 kali per menit.
d. Denyut jantung janin (DJJ) <100 atau > 180 kali permenit (normal 120-
160 kali per menit).
Penanganannya: baringkan ibu miring kekiri dan atur nafas ibu, pasang
infuse, segera rujuk ibu ke fasilitas dan damping ibu (tetap pantau DJJ )
e. Kontraksi kurang dari 3 kali dalam 10 menit dan berlangsung kurang
dari 40 detik.
Penanganannya: lakukan rangsangan untuk merangsang kontraksi
dengan cara meminta suami atau keluarga untuk masase perut ibu,
mengelus putting susu dan anjurkan ibu miring kitri atau kanan.
f. Pembukaan serviks pada partograf melewati garis waspada fase aktif.
g. Cairan amnion bercampur meconiom/darah/berbau.
Penangannanya: baringkan ibu kesisi kiri, dengarkan DJJ, segera rujuk
ibu kefasilitas yang memadai kemudian tetap damping ibu ke tempat
rujukan dan pantau DJJ/kondisi ibu.
h. Volume urine sedikit dan pekat.(Manuaba, 2015)
2.1.3. Nifas Normal
1. Pengertian Nifas Normal
Masa nifas adalah masa dimana alat reprodksi kembali pulih. Masa nifas
dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu atau
42 hari sesudah itu (Furwasyih D. , Konsep Dasar Manajemen Asuhan
Kebidanan, 2016).
Masa nifas adalah masa yang dimulai 2 jam setelah persalinan dan ber
akhir ketika alat alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil(Pitriani & Andriyani, 2014).
2. Tahapan Masa Nifas
a. Puerperium Dini: kepulihan dimana ibu telah memperolehkan berdiri
dan berjalan.
38

b. Puerperium Intermedial: pemulohan menyuluruh alat alat genetalia yang


lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium: waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu minggu,
berbulan bulan, atau tahunan(Furwasyih D. , Konsep Dasar Manajemen
Asuhan Kebidanan, 2016).
3. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas
a. Involusi Uterus
Uterus secara berangsur angsur menjadi kecil sehingga (Involusi)
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.setelah plasenta lahir fundus
uteri setinggi pusat, 7 hari pertangahan pusat simfisis, 14 hari tidak
teraba, 42 hari sebelum hamil 2 minggu, 56 hari uterus kembali normal.
b. Bekas implantasi plasenta
Plasenta bed mengecil karena kontraksi dan menonjol kekavum uteri
dengan diameter 7,5 cm.sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada
minggu keenam 2,4 cm, dan akhirnya pulih.
c. Perubahan pembuluh darah
Dalam kehamlan, uterus banyak pembuluh pembuluh darah yang besar,
tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah
yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
d. Perubahan Pada Serviks Dan Vagina
Beberapa hari setelah persalinan, Ostium Eksternum dapat dilalui oleh 2
jari. Pinggir pinggirnya tidak rata tetapi retak retak karena robekan
dalam persalinan. Pada servik terbentuk sel sel otot baru hipersalifasi ini
dan karena terakhir retraksi dari serviks robekan serviks menjadi
sembuh. Walaupun begitu setelah involusi selesai ostium eksternum
tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium
eksternum lebih besar dan tetap ada retak retak robekan robekan pada
pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Vagina yang sangat
39

regang waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran ukurannya yang


normal pada minggu ke-3 pada nifas rugae mulai tampak kembali.
e. Dinding Perut dan Peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang bagitu lama.
tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
f. Luka pada jalan lahir
Bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
g. Rasa sakit
Rasa sakit yang disebut after pains (mules mules) disebabkan kontraksi
rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan
pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat
diberikan analgetik.
h. Laktasi
Payudara terdiri dari 15-24 lobus yang terletak terpisah satu sama lain
oleh jaringan lemas. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari
acini. Acini ini menghasilkan air susu. Saluran ini disebut duktus
laktiferus yang memusat menuju puting susu dimana masing masing
bermuara. Keadaan payudara pada 2 hari pertama nifas sama dengan
dalam kehamilan. Pada waktu itu payudara belum mengandung susu
melainkan colostrum yang dikeluarkan dengan memijat areola mamae.
i. Lochea
Cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa
nifas(Furwasyih D. , Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan,
2016)
Lochea adalah ekstresi cairan rahim selama masa nifas.lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus(Sulistyawati, 2009).
1) Lochea Rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban, sel sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selam 2 hari pasca
40

persalinan.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca
persalinan.
3) Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,pada hari ke 7-
14.Lochea ini mengandung serum, leukosit, dan robekan atau
laserasi plasenta.
4) Lochea alba
Berwarna putih, setelah 2-6 minggu.lokea ini mengandung leukosit
sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan
yang mati(Sulistyawati, 2009).
5) Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
6) Lochiostasis
Lochea tidak lanacar keluarnya.
4. Proses Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas
Proses adaptasi psikologis sudah terjadi selama kehamilan, menjelang
proses kelahiran maupun setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa
yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Fase fase yang
akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
a. Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Gangguan psikologis
yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:
1) Kekecewaan pada bayinya.
2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.
3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
4) Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.
41

b. Fase Taking Hold


Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu
merasa khawatir akan tidakmampuannya dan rasa tanggung jawab
dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah
tersinggung.
c. Periode Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Terjadi
peningkatan akan perawatan diri dan bayinya.ibu merasa percaya diri
dengan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhikebutuhan dirinya
dan bayinya.(Asih & Risneni, 2016)
5. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
a. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Pemberian ASI sangat penting karena ASI adalah makanan utama
bayi. Bayi yang diberi ASI secara bermakna akan mempunyai IQ yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang hanya diberi susu bubuk.
selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata rata memproduksi
ASI sekitar 800 cc yang mengandung sekitar 600 kkal.
b. Ambulasi Dini (Early Ambulation)
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin
membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya
untk berjalan. Keuntungan dari ambulasi dini antara lain:
1) Penderita merasa lebih sehat da lebih kuat.
2) Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
3) Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu
mengenai cara merawat bayinya.
4) Lebih sesuai dengan keadaan ekonomis.
c. Eliminasi (Buang Air Besar dan Buang Air Kecil)
Dalam 6 jam pertama postpartum, pasien sudah harus dapat buang
air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka
42

dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, misalnya


infeksi. Dalam 24 jam pertama, pasien juga harus dapat buang air besar
karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit
baginya untuk buang air besar secara lancar.
d. Kebersihan Diri
Beberapa langkah penting dalam perawatan kebersihan diri ibu
postpartum, antara lain:
1) Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan
alergikulit pada bayi.
2) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
3) Menggantikan pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal
2 kali dalam sehari.
4) Mencuci tangan denagn sabun dan air setiap kali ia selesai
membersihkan daerah kemaluannya.
5) Jika ibu mengalami luka epysiotomi , hindari untuk menyentuh
daerah luka
e. Istirahat
Ibu postpartum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas
untuk memulihkan kembali keadaan fisiknya. Kurang istirahat pada ibu
post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian, misalnya:
1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.
3) Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri.
f. Seksual
Secara fisik, aman melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri.
43

g. Latihan Senam Nifas


Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya
latihan masa nifas dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu
menjalani persalinan dengan normal dan tidak ada penyulit
postpartum(Sulistyawati, 2009).
6. Tanda Tanda Bahaya Masa Nifas
Tanda tanda bahaya pada ibu nifas yang perlu kita ketahui:
a. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba tiba
b. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.
c. Rasa nyeri punggung dan diperut bagian bawah .
Penanganannya: berikan obat pereda rasa nyeri, lakukan fisioterapi
(masase atau penyinaran), jaga postur tubuh tetap baik kemudian ubak
posisi tidur yang nyaman.
d. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau masalah
penglihatan.
e. Pembengkakan pada wajah dan tangan, demam, muntah, rasa sakit
sewaktu buang air seni, atau merasa tidak enak badan.
Penangannya: jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi
seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat
darurat, kemudian lakukan penilaian terhadap keadaan umum seperti
TTV, dan menanyakan riwayat penyakit.
f. Payudara yang memerah dan atau panas dan sakit.
Penangananya: berikan ibu obat anti biotic dan lakukan kompres pada
payudara.
g. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan.
h. Rasa sakit, merah, kelembutan dan ataupembengkakan pada kaki.
Penangananya : sering mengistirahat kan kaki, buatlah kaki senyaman
dan rileks, kemudian hindari duduk kaki bergelantungan dan berdiri
terlalu lama, kemudian rendam kaki atau kompres dengan air hangat
untuk mengurangi bengkak atau memijat kaki .
44

i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri dan
bayinya.
Penanganannya: berikan ibu dukungan dan pendekatan terapeutik,
j. Merasa sangat letih atau bernafas terengah engah
Penanganannya: anjurkan ibu melakukan posisi setengah tidur dan
ajarkan ibu cara bernafas yang benar.(Pitriani & Andriyani, 2014).
2.1.4. Bayi Baru Lahir Normal (Neonatal)
1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir (neonatus) adalah individu yang sedang tumbuh dan
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaiandari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Lia Dewi, 2010)
Bayi Baru Lahir Normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Masa Neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.
Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari(Furwasyih D. , Konsep Dasar
Manajemen Asuhan Kebidanan, 2016).
2. Ciri ciri Bayi Baru Lahir
Ciri ciri bayi baru lahir normal:
a. Berat badan 2500-4000 gram
b. Panjang badan 48-52 cm
c. Lingkar dada 30-38cm
d. Lingkar kepala 33-35cm
e. Frekuemsi denyut jantung 120-160 kali/ menit
f. Pernapasan ± 40-60 kali/menit
g. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub cutan cukup
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agakpanjang dan lemas
j. Genetalia: bagi perempuan lania mayora sudah menutupi labia minora
sedangkan laki laki testis sudah turun, scrotum sudah ada.
k. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
45

l. Refleks morrow atau gerakan memeluk bila dikagetkan terbentuk


dengan baik.
m. Refleks graps atau menggenggam sudah baik.
n. Eliminasi baik, mekonium akan keluar 24 jam pertama,berwarna hitam
kecoklatan(Martenity, Anjani, & Evrianasari, 2018).
3. Klarifikasi Bayi Baru Lahir Normal
a. Klasifikasi Bayi Baru Lahir atau Neonatus menurut masa gestasi atau
kehamilannya adalah:
1) Kehamilan cukup bulan (term atau aterm) :Masa gestasi 37-42
minggu (259-294 hari)
2) Kehamilan kurang bulan (preterm) :Masa gestasi kurang 37
minggu (259 hari)
3) Kehamilan lewat waktu (postterm) : Masa gestasi lebih dari
42 minggu (294 hari)
4) Bayi cukup bulan (term infant) :Bayi dengan usia gestasi
37-42 minggu
5) Bayi kurang bulan (preterm infarnt) :Bayi dengan usia gestasi
kurang dari 37 minggu.
b. Klasifikasi neonatus menurut Berat Lahir:
1) Berat Lahir Rendah : kurang dari 2500 gram
2) Berat Lahir Cukup : antara 2500 sampai 4000 gram
3) Berat Lahir Lebih : lebih dari 4000 gram
c. Klasifikasi menurut berat badan bertahap masa gestasi dideskripsikan
masa gestasidan ukuran berat badan yang sesuai untuk masa
kehamilannya:
1) Neonatus cukup/kerang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2) Sesuai/Besar untuk masa kehamilan (SMK/ KMK/ BMK) (Marmi
& Rahardjo, 2015).
4. Tanda Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Normal
Tanda tanda bahaya dibagi menjadi dua yaitu:
46

a. Tanda tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu:


1) Pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau hisapan lemah.
2) Kesulitan bernafas yaitu pernafasan cepat > 60/menit atau
menggunakan otot nafas tambahan.
3) Letargi- bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
4) Warna abnormal kulit/bibir biru (sianosis) atau bayi sangat kuning.
5) Suhu terlalu panas atau terlalu dingin
6) Tanda atau perilaku abnormal atau tidak biasa.
7) tinja berwarna hijau tua, berdarah atau berlendir.
b. Tanda tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir:
1) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit.
Penanganannya: jaga bayi tetap hangat, atur posisi bayi, isap lender,
keringkan dan rangsang bayi, atur kembali posisi kepala dan
selimuti, kemudian lakukan resusitasi.
2) Kehangatan terlalu panas (>38ºC atau lebih dingin < 36ºC).
Penanganannya: keringkan bayi dengan seksama, selimuti bayi
dengan kain bersih dan kering, tutp bagian kepala, anjurkan ibu
memeluk bayi, jika bayi lahir jangan segera memandikan bayi.
3) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau
pucat,memar.
4) Pemberian makan, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah.
5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,
pernafasan sulit.
6) Tinja/kemih- tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering,
hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
7) Aktivitas - menggigil atau menangis tidak biasa, sangat mudah
tersinggung, lemas,terlalu mengantuk, lunglai,kejang, kejang halus,
tidak bisa tenang, menangis terus menerus (Vionalisa, 2010)
47

5. Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir Normal


Penelitian menunjukkan bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan
yang mengakibatkan hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan
otak. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam
penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai organisme yang harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke eksternal uterus dapat
bertahan dengan baik(Lia Dewi, 2010).
Adaptasi neonatal adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan diluar uterus ke kehidupan diluar uterus. Kemampuan adaptasi
fisiologis ini disebut juga homeostasis. Bila terdapat gangguan
adaptasi,maka bayi akan jatuh ke keadaan sakit.
Adapun Perubahan yang terjadi diantaranya adalah :
a. Sistem Pernafasan
Perkembangan sistem pulmoner terjadi sejak masa embrio,tepatnya
pada umur kehamilan 24 hari. Pada umur kehamilan 24 hari ini paru
akan terbentuk. Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,pertukaran gas harus
melalui paru-paru bayi. Rangsangan gerakan pernapasan pertama terjadi
karena beberapa hal berikut:
1) Tekanan mekanik dan toraks sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi
mekanik).
2) Penururnan Pa O2 dan kenaikan Pa CO2 merangsang kemoreseptor
yang terletak disinus karotikus (stimulasi kimiawi)
3) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam
uterus (stimulasi sensorik)
4) Reflek deflasi hering breur. Pernapasan pertama pada bayi normal
terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir(Lia Dewi,
2010)
48

b. Suhu Tubuh
1) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang
kontak langsung dengan tubuh bayi. Cotoh hilangnya panas tubuh
bayi secara konduksi adalah menimbang bayi tanpa alas
timbangan,tangan penolong yang dingin memegang bayi baru
lahir,menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru
lahir.

2) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang
bergerak. Contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konveksi
adalah membiarkan bayi baru lahir dekat dengan jendela.
3) Radiasi
Panas dipancarkan dari tubuh bayi baru lahir, keluar dari
tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin. Contoh bayi kehilangan
panas tubuh secara radiasi adalah bayi dibiarkan didalam ruangan
air conditioner (AC) tanpa diberikan pemanas dan bayi dalam
keadaan telanjang.
4) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada
kecepatan dan kelembapan udara. Apabila bayi dibiarkan dalam
suhu kamar 250 C maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi, dan evaporasi (Furwasyih . 2016)
Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi,
lakukan hal berikut :
a) Keringkan bayi secara seksama
b) Selimuti bayi dengan kain bersih yang kering dan hangat.
c) Tutup bagian kepala bayi.
d) Anjurkan ibu untuk memelukdan menyusui bayi.
49

e) Jangan segera menimbang atau memandikan BBL


f) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat(Lia Dewi, 2010).
c. Metabolisme
Luas permukaan metabolisme tubuh neonatus berbeda dengan
dewasa, neonatus relative lebih luas dari tubuh orang dewasa sehingga
metabolisme basal per Kg akan lebih besar. Bayi baru lahir harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh
dari metabolisme karbohidrat dan lemak. Pada jam-jam pertama
kehidupan, energy didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari
hari kedua energy berasal dari pembakaran lemak. Sedangkan pada hari
keenam energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing
masing sebesar60-40%(Lia Dewi, 2010).
d. Peredaran Darah
Fetus menerima O2 dan makan melalui plasenta,jadi seluruh darah
akan melalui plasenta dan fetus. Fetus di dalam uterus mempunyai
sirkulasi yang berbeda dengan kehidupan setelah lahir.
e. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relative banyak air dan kadar
natrium relative lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler
luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih belum
sebanyak orang dewasa, ketidak seimbangan luas permukaan
glomerulus dan volume tubulus proksimal, serta renal blood flow
relative kurang bila dibandingkan denga orang dewasa.
f. Imunoglobulin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang,
lamina propia ilium serta apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga
fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir
hanya terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat
melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi
tang dapat melalui plasenta (lues, toksoplasma, herpes simpleks, dan
50

lain-lain), reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel


plasma dan antibodi gamma A, G dan M.
g. Traktus Digestivus
Traktus Digestivus neonatus relative lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus,traltus digestivus
mengandung zat yang bewarna hitam kehijauan yang terdiri dari
mukoplisakarida dan disebut meconium. Pengeluaran meconium
biasanya dala 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah
berbentuk dan bewarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya
sudah terdapat pada neonatus kecuali amylase pancreas.
h. Hati
Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan kimia dan
morfologis, yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan kadar lemak
dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang,walaupun memakan
waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru
lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna,
contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50
mg/kg BB/hari, dapat menimbulkan grey baby syndrome(Furwasyih D. ,
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan, 2016).
6. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal
Asuhan pada Bayi Baru Lahir antara lain:
a. Melakukan penilaian awal
b. Mencegah kehilangan panas
1) Keringkan bayi dangan seksama
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
3) Selimuti bagian kepala bayi
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
5) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
c. Membersihkan jalan nafas
Jika bayi tidah bernafas atau bernafas megap megap atau lemah, segera
51

lakukan resusitasi.
d. Inisiasi Dini/bonding
Prinsip pemberian ASI sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir
harus mendapatkan ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Hubungan
antara ibu dan bayi sangat penting untuk saling mengenal terutama pada
hari hari pertama setelah persalinan.
e. Menyuntikan Vitamin K
Vitamin K mencegah pendarahan bayi baru lahir akibat defisiensi
vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
f. Mengoleskan salaf mata
g. Melakukan identifikasi dan pemasangan tanda
pengenal/identitas(Vionalisa, 2010).
2.2. Kebijakan Yang Terkait Kasus
2.2.1. Kebijakan Pada Kehamilan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Bagian Kedua
Masa Hamil

Pasal 12
1. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap
ibu hamil memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
2. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga sebelum mulainya
proses persalinan
3. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib dilakukan melalui pelayanan antenatal terpadu.
4. Pelayanan antenatal terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan pelayanan kesehatan komprehensif dan berkualitas yang
dilakukan melalui:
52

a. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi


dan gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat
dan cerdas;
b. Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan;
c. Penyiapan persalinan yang bersih dan aman
d. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan
jika terjadi penyulit/komplikasi;
e. Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila
diperlukan; dan
f. Melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarganya dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan
bila terjadi penyulit/komplikasi.
Pasal 13
1. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan sekurang-kurangnya 4
(empat) kali selama masa kehamilan yang dilakukan:
a. 1 (Satu) kali pada trimester pertama;
b. 1 (Satu) kali pada trimester kedua; dan
c. 2 (Dua) kali pada trimester ketiga
2. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan.
3. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dilakukan sesuai standar dan dicatat dalam buku KIA.
4. Ketentuan mengenai buku KIA dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan tentang Kehamilan
a. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
Kegiatan yang dapat dilakukan bidan untuk mengidentifikasi ibu
hamil contohnya sebagai berikut:
a) Bidan melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan secara teratur.
53

b) Bersama kader bidan memotivasi ibu hamil.


c) Lakukan komunikasi dua arah dengan masyarakat untuk membahas
manfaat pemeriksaan kehamilan, dll.
Hasil yang diharapkan dari standar ini adalah ibu dapat memahami
tanda dan gejala kehamilan. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari
manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur. meningkatkan
cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16
minggu.
b. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan hendaknya paling sedikit memberikan 4 kali pelayanan
antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan
janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus bisa mengenali kehamilan dengan risti/
kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV,
memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan
serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Tujuan yang
diharapkan dari standar ini adalah bidan mampu memberikan pelayanan
antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.
c. Standar 5 : Palpasi Abdominal
Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah memperkirakan usia
kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi di
bagian bawah janin. Hasil yang diharapkan yaitu bidan dapat
memperkirakan usia kehamilan, diagnosis dini kelainan letak, dan
merujuk sesuai kebutuhan. Mendiagnosis dini kehamilan ganda dan
kelainan, serta merujuk sesuai dengan kebutuhan.
d. Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
Tujuan dari standar ini adalah bidan mampu menemukan anemia
pada kehamilan secara dini, melakukan tindak lanjut yang memadai
untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.
54

e. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi dalam Kehamilan


Tujuan dari dilakukannya standar ini yaitu bidan dapat mengenali
dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan
tindakan yang diperlukan. Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan
standar ini adalah ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat
perawatan yang memadai dan tepat waktu.
f. Standar 8 : Persiapan Persalinan
Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah untuk memastikan
bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan
memadai dengan pertolongan bidan terampil. Hasil yang diharapkan
adalah ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan
persalinan yang bersih dan aman.
2.2.2. Kebijakan Pada Persalinan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Bagian Ketiga
Persalinan

Pasal 14
1. Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada ibu
bersalin dalam bentuk 5 (lima) aspek dasar meliputi:
a. Membuat keputusan klinik;
b. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi;
c. Pencegahan infeksi;
d. Pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan; dan
e. Rujukan pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
3. Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai
dengan standar Asuhan Persalinan Normal (APN).
2. Standar Pelayanan Kebidanan
a. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I
55

Tujuan dari dilakukannya standar ini yaitu untuk memberikan


pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan
persalinan yang bersih dan aman untuk ibu bayi.
Hasil yang diharapkan adalah ibu bersalin mendapatkan
pertolongan yang aman dan memadai. Meningkatnya cakupan
persalinan dan komplikassi lain yang ditangani oleh tenaga kesehatan.
Berkurangnya kematian/ kesakitan ibu bayi akibat partus lama.
b. Standar 10 : Persalinan Kala Dua Yang Aman
Tujuan dari diterapkannya standar ini yaitu memastikan persalinan
yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. Hasil yang diharapkan yaitu
persalinan dapat berlangsung bersih dan aman, meningkatnya
kepercayaan masyarakat kepada bidan, meningkatnya jumlah persalinan
yang ditolong oleh bidan, menurunnya angka sepsis puerperalis, dan
menurunnya komplikasi seperti perdarahan post partum, asfiksia
neonatorum, dan trauma kelahiran.
c. Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
Tujuan dilaksanakannya standar ini yaitu membantu secara aktif
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk
mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan kala tiga, mencegah
terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta. Adapaun hasil yang
diharapkan yaitu menurunkan terjadinya perdarahan yang hilang pada
persalinan kala tiga, menurunkan terjadinya atonia uteri, menurunkan
terjadinya retensio plasenta, memperpendek waktu persalinan kala tiga,
dan menurunkan perdarahan post partum akibat salah penanganan pada
kala tiga.
d. Standar 12 :Penanganan Kala Dua Dengan Gawar Janin dengan
Melakukan Epissiotomi
Tujuan dilakukannya standar ini adalah mempercepat persalinan
dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat
kepala janin meregangkan perineum. Hasil yang diharapkan yaitu
56

penurunan kejadian asfiksia neonatorum berat dan penurunan kejadian


lahir mati pada kala dua.
2.2.3. Kebijakan Pada Masa Nifas
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Bagian Keempat
Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan

Pasal 15
1. Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan meliputi:
a. Pelayanan kesehatan bagi ibu; dan
b. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
2. Pelayanan kesehatan bagi ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a paling sedikit 3 (tiga) kali selama masa nifas.
3. Pelayanan kesehatan bagi ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan dengan ketentuan waktu pemeriksaan meliputi:
a. 1 (Satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari
pascapersalinan;
b. 1 (Satu) kali pada periode 4 (empat) hari sampai dengan 28 (dua
puluh delapan) hari pascapersalinan; dan
c. 1 (Satu) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hari sampai
dengan 42 (empat puluh dua) hari pascapersalinan.
4. Kegiatan Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a meliputi:
a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu;
b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri;
c. Pemeriksaan lokhia dan perdarahan;
d. Pemeriksaan jalan lahir;
e. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI Eksklusif;
f. Pemberian kapsul vitamin A;
g. Pelayanan kontrasepsi pascapersalinan;
h. Konseling; dan
57

i. Penanganan risiko tinggi dan komplikasi pada nifas.


5. Pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundangan-
undangan.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015
a. Kunjungan Nifas Pertama (KF I). adalah kunjungan nifas pada masa
6 jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal,uterus
berkontraksi,fundus diibawah umbilicus dan tidak ada tanda-
tanda perdarahan abnormal.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi perdarahan abnormal
3) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
4) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
5) Memastikan ibu menyusui dengan baik
6) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan bayi,tali
pusat,menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
b. Kunjungan Nifas ke II (KF II). adalah kunjungan nifas dalam kurun
waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan.
Asuhannya :
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal,uterus berkontraksi
dengan baik,fundus dibawah umbilikus,tidak ada tanda-tanda
perdarahan abnormal.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi,dan perdarahan
abnormal
c) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan yang bergizi
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,tali
pusat,menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
58

c. Kunjungan Nifas ke III (KF III). Adalah kunjungan nifas dalam


kurun waktu hari ke-28 sampai hari ke-42 setelah persalinan.
Asuhannya :
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini,imunisasi,senam
nifas,dan tanda-tanda bahaya masa nifas
3) Periksa tanda-tanda vital
4) Tanyakan ibu mengenai emosinya (Asih & Risneni, 2016)
3. Standar Pelayanan Kebidanan Masa NIfas
a. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Tujuannya adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu
dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemi dan
infeksi. Dan hasil yang diharapkan adalah bayi baru lahir menemukan
perawatan dengan segera dan tepat. Bayi baru lahir mendapatkan
perawatan yang tepat untuk dapat memulai pernafasan dengan baik.
b. Standar 14 :Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
Tujuannya adalah mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang
bersih dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan
kesehatan ibu dan bayi. Meningkatan asuhan sayang ibu dan sayang bayi.
Memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan
dan mendukung terjadinya ikatan batin antara ibu dan bayinya.
c. Standar 15 :Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan
rumah sakit atau melakukan kunjungan ke rumah paa hari ke-tiga,
minggu ke-dua dan minggu ke-enam setelah persalinan, untuk membantu
proses penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini,
penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa
nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi dan KB. Tujuannya adalah memberikan
59

pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
memberikan penyuluhan ASI eksklusif.
2.2.4. Kebijakan Pada Masa Neonatus
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
Pasal 2
1. Pelayanan Kesehatan Neonatal esensial bertujuan untuk mengetahui
sedini mungkin kelainan pada bayi, terutama dalam 24 jam pertama
kehidupan.
2. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan bagian dari pelayanan kesehatan anak yang
dilakukan secara komprehensif dengan pendekatan pemeliharaan
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan penyakit (rehabilitatif)
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan
melibatkan keluarga dan masyarakat.
Pasal 3
1. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial dilakukan terhadap Bayi Baru
Lahir.
2. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial sebagaimana ayat (1) meliputi
tatalaksana Bayi Baru Lahir :
a. Pada saat lahir 0 (nol) sampai 6 (enam) jam; dan
b. Setelah lahir 6 (enam) jam sampai 28 (dua puluh delapan) hari
Pasal 4
1. Pelayanan neonatal esensial 0 (nol) sampai 6 (enam) jam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a dilaksanakan dalam ruangan
yang sama dengan ibunya atau rawat gabung.
2. Pelayanan neonatal esensial 0 (nol) sampai 6 (enam) jam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Menjaga Bayi tetap hangat;
60

b. Inisiasi menyusu dini;


c. Pemotongan dan perawatan tali pusat;
d. Pemberian suntikan vitamin K1;
e. Pemberian salep mata antibiotik;
f. Pemberian imunisasi hepatitis B0;
g. Pemeriksaan fisik Bayi Baru Lahir;
h. Pemantauan tanda bahaya;
i. Penanganan asfiksia Bayi Baru Lahir;
j. Pemberian tanda identitas diri; dan
k. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil,
tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
Pasal 5
1. Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam
sampai 28 (dua puluh delapan) hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (2) huruf b meliputi :
a. Menjaga Bayi tetap hangat;
b. Perawatan tali pusat;
c. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir;
d. Perawatan dengan metode kanguru pada Bayi berat lahir rendah;
e. Pemeriksaan status vitamin K1 profilaksis dan imunisasi;
f. Penanganan Bayi Baru Lahir sakit dan kelainan bawaan; dan
g. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil,
tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling sedikit 3 (tiga) kali kunjungan, yang meliputi:
a. 1 (satu) kali pada umur 6-48 jam;
b. 1 (satu) kali pada umur 3-7 hari; dan
c. 1 (satu) kali pada umur 8-28 hari
61

Pasal 6
1. Pemberian vitamin K1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf d bertujuan mencegah perdarahan Bayi Baru Lahir akibat
defisiensi vitamin K.
2. Pemberian injeksi vitamin K1 dan imunisasi sebagaimana dimaksud
ayat (1) dapat dilaksanakan pada saat Kunjungan Neonatal Pertama
(KN1) apabila persalinan ditolong oleh bukan tenaga kesehatan.
3. Dalam hal saat pemeriksaan status vitamin K1 profilaksis dan imunisasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum diberikan, tenaga kesehatan
yang melakukan pemeriksaan wajib memberikan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian injeksi vitamin K1 pada
bayi baru lahir terdapat dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 7
1. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan
kesehatan neonatal harus melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan standar.
2. Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Instrumen pencatatan;
b. Instrumen pelaporan; dan
c. Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak.
3. Dalam hal pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan oleh
puskesmas, pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa kompilasi atas semua pelayanan kesehatan anak yang
diberikan.
Pasal 8
1. Instrumen pencatatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
huruf a terdiri atas:
a. Rekam medis, yang meliputi partograf, formulir bayi baru lahir, dan
formulir pencatatan bayi muda;
62

b. Instrumen pencatatan puskesmas, yang meliputi registrasi kohort


ibu dan registrasi kohort bayi; dan
c. Instrumen pencatatan untuk keluarga berupa buku KIA.
2. Instrumen pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
huruf b terdiri atas laporan:
a. Laporan bulanan; dan
b. Laporan kematian.
2. Standar Pelayanan Kebidanan Neonatus
a. Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan pada Trimester
Tiga
Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah mengenali dan
melakukan tindakan secara tepat dan cepat perdarahan pada trimester
tiga. Hasil yang diharapkan dari kemampuan bidan dalam menerapkan
standar ini adalah ibu yang mengalami perdarahan kehamilan trimester
tiga dapat segera mendapatkan pertolongan, kematian ibu dan janin
akibat perdarahan pada trimester tiga dapat berkurang, dan
meningkatnya pemanfaatan bidan sebagai sarana konsultasi ibu hamil.
b. Standar 17 : Penanganan Kegawatdaruratan pada Eklamsi
Tujuan dilaksanakan standar ini adalah mengenali tanda gejala pre-
eklamsia berat dan memberikan perawatan yang tepat dan memadai.
Mengambil tindakan yang tepat dan segera dalam penanganan
kegawatdaruratan bila eklamsia terjadi.
Hasil yang diharapkan yaitu penurunan kejadian eklamsia. Ibu
hamil yang mengalami pre-eklamsia berat dan eklamsia mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat. Ibu dengan tanda-tanda pre-eklamsia
ringan mendapatkan perawatan yang tepat. Penurunan kesakitan dan
kematian akibat eklamsia.
c. Standar 18 :Penanganan Kegawatdaruratan pada Partus Lama/ macet
Tujuannya adalah untuk mengetahui segera dan penanganan yang
tepat keadaan darurat pada partus lama/ macet. Hasil yang diharapkan
63

yaitu mengenali secara dini tanda gejala partus lama/ macet serta
tindakan yang tepat. Penggunaan patograf secara tepat dan seksama
untuk semua ibu dalam proses persalinan. Penurunan kematian/
kesakitan ibu dan bayi akibat partus lama/ macet.
d. Standar 19 : Persalinan dengan Menggunakan Vakum Ekstraktor
Tujuan penggunaan vakum yaitu untuk mempercepat persalinan
dalam keadaan tertentu. Hasil yang diharapkan yaitu penurunan
kesakitan atau kematian akibat persalinan lama. Ibu mendapatkan
penanganan darurat obstetric yang cepat.
e. Standar 20 : Penanganan Kegawatdaruratan Retensio Plasenta
Tujuannya adalah mengenali dan melakukan tindakan yang tepat
ketika terjadi retensio plasenta. Hasil yang diharapkan ialah penurunan
kejadian retensio plasenta. Ibu dengan retesio plasenta mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat. Penyelamatan ibu dengan retensio
plasenta meningkat.
f. Standar 21 : Penanganan Perdarahan Post Partum Prime
Tujuannya adalah bidan mampu mengambil tindakan pertolongan
kegawatdaruratan yang tepat pada ibu yang mengambil perdarahan post
partum primer/ atoni uteri. Hasil yang diharapkan yaitu penurunan
kematian dan kesakitan ibu akibat perdarahan post partum primer.
Meningkatkan pemanfaatan pelayanan bidan. Merujuk secara dini pada
ibu yang mengalami perdarahan post partum primer.
g. Standar 22 : Penanganan Perdarahan Post Partum Sekunder
Tujuannya adalah mengenali gejala dan tanda perdarahan post
partum sekunder serta melakukan penanganan yang tepat untuk
menyelamatkan jiwa ibu. Hasil yang diharapkan yaitu kematian dan
kesakitan akibat perdarahan post partum sekunder menurun. Ibu yang
mempunyai resiko mengalami perdarahan post partum sekunder
ditemukan secara dini dan segera diberi penanganan yang tepat.
64

h. Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis


Tujuannya adalah mengenali tanda dan gejala sepsis puerperalis dan
mengambil tindakan yang tepat. Hasil yang diharapkan yaitu ibu dengan
sepsis puerperalis mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat sepsis puerperalis.
Meningkatnya pemanfaatan bidan dalam pelayanan nifas.
i. Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonaturum
Tujuan yang diharapkan yaitu mengenal dengan tepat bayi baru
lahir dengan asfiksia, mengambil tindakan yang tepat dan melakukan
pertolongan kegawatdaruratan.
2.3. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
2.3.1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Konsep dasar manajemen asuhan kebidanan yng akan dijelaskan berikut ini
adalah konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada kehamilan normal
trimester III.
1. Pengumpulan Data Dasar
Menurut Sulistyawati (2009) langkar pertama ini mengumpulkan semua
informasi yang akurat dan lengkap, untuk mendapatkan semua data
dilakukan anamnesis, dilakukan dengan cara, yaitu :
a. Data Subjektif
1) Identitas/biodata.
Identitas ibu dan suami yang perlu dikaji adalah nama, umur,
kebangsaan, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah dan
nomor telepon. Tujuannya untuk menetapkan identitas pasien
karena kemungkinan memiliki nama yang sama dengan alamat dan
nomor telepon yang berbeda serta untuk mengetahui faktor resiko
yang mungkin terjadi.
2) Keluhan utama.
Merupakan alasan utama klien untuk datang ke pustu dan apa-
apa saja keluhan yang dirasakan ibu. Kemungkinan yang ditemui
pada kasus kehamilan TM III normal adalah ibu ingin
65

memeriksakan kehamilnnya, sering buang air kecil (BAK),


konstipasi, insomnia, sakit pinggang, nyeri ari-ari, sesak nafas,
kram tungkai, termasuk juga gangguan psikologi, seperti cemas
dalam menghadapi persalinan, cemas jika terjadi komplikasi dalam
persalinanya nanti, dan kekhawatiran-kekhawatiran lainnya.
3) Riwayat menstruasi.
Yang dikaji adalah menarche sejak umur berapa, biasanya
mulai dari usia 12-16 tahun, siklus normal berlangsung selama
beberapa hari, lamanya beberapa hari, banyaknya berapa kali
mengganti duk dalam sehari, dan adanya disminorhoe saat haid atau
tidak bertujuan untuk mengetahui apakah siklus menstruasi pasien
normal atau tidak.
4) Riwayat kehamilan.
Yang dikaji adalah fisiologi jarak kehamilan dengan persalinan
yang minimal 2 tahun, usia kehamilan aterm 37-40 minggu, jenis
persalinan yang bertujuan untuk menentukan ukuran panggul dan
menentukan adanya riwayat persalinan dengan tindakan.
5) Riwayat kontrasepsi.
Mengetahui apakah pasien pernah menggunakan alat
kontrasepsi atau tidak, apa jenis kontrasepsi yang digunakan, berapa
lama penggunaan kontrasepsi dan apakah ada keluhan selama
pemakaian alat kontrasepsi atau tidak. Gunanya untuk mengetahui
apakah alat kontrasepsi yang digunakan cocok atau tidak digunakan
pasien. Jika alat kontrasepsi yang lama cocok dengan ibu, maka ibu
dapat memakainya kembali setelah proses persalinan ibu selesai.
6) Riwayat kehamilan sekarang.
a) HPHT untuk menentukan usia kehamilan dan TP.
b) Keluhan-keluhan umum yang terjadi pada saat kehamilan TM
III. Menurut Sulistyawati (2009) adalah : sering BAK,
Hemoroid, sembelit, sesak nafas, nyeri ligamentum rotundum,
66

perut kembung, pusing, sakit punggung atas dan bawah, dan


varices pada kaki.
c) Pergerakan janin : pada primipara biasanya sudah terasa dalam
kehamilan 20 minggu dan pada multipara pada usia 16 minggu.
Gunanya untuk meng-kroscek dengan HPHT ibu.
d) Keluhan-keluhan yang pernah dirasakan : pengkajian ini
bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya tanda-tanda
bahaya pada ibu hamil seperti 5 L (lesu, lemah, letih, lelah,
lunglai), mual dan muntah yang terus menerus, nyeri perut,
demam tinggi, sakit kepala berat, penglihatan kabur, rasa nyeri
atau panas waktu BAK, rasa gatal pada vulva, vagina dan
sekitarnya, pengeluaran pervaginam, nyeri dan kemerahan pada
tungkai, dan bengkak pada wajah, tangan dan kaki.
e) Imunisasi : jika ibu tidak pernah diberikan imunisasi TT maka
ia harus diberikan paling sedikit 2 kali selama kehamilan
dimulai TM II dan TM III.
7) Riwayat kesehatan ibu.
Yang dikaji adalah apakah ibu ada menderita penyakit jantung,
DM, hipertensi, ginjal, asma, TBC, epilepsy, dan PMS serta ada
tidaknya ibu alergi baik terhadap obat-obatan ataupun makanan dan
pernah tranfusi darah, atau operasi, serta ada tidaknya kelaianan
jiwa.
8) Riwayat kesehatan keluarga.
Yang dikaji yaitu ada tidaknya keluarga ibu maupun suami
yang yang menderita penyakit jantung, DM, hipertensi, ginjal,
asma, dan riwayat keturunan kembar, yang bertujuan agar dapat
mewaspadai apakah ibu juga berkemungkinan menderita penyakit
tersebut.
9) Riwayat psikososial.
Mengetahui bagaimana hubungan pasien dengan lingkungan
67

sekitarnya apakah baik atau tidak serta adakah ibu mengalami


kekhawatiran ibu dalam mennghadapi persalinannya.
10) Riwayat pernikahan.
Yang dikaji umur berapa kali ibu menikah dan lamanya ibu
baru hamil setelah menikah, yang bertuuan untuk mengetahui
apakah ibu memiliki faktor resiko dalam kehamilannya yang
sekarang atau tidak.
11) Kebiasaan hidup sehari-hari.
a) Pola makan dan minum.
Bertujuan untuk mengatahui apakah ada perubahan pola
makan ibu pada saat sebelum hamil. Biasanya pada kehamilan
trimester III ibu mengalami kesulitan untuk makan. Ibu cepat
kenyang walaupun hanya makan sedikit. Hal ini disebabkan
oleh pembesaran perut yang semakin besar sesuai dengan usia
kehamilannya.
b) Pola eliminasi.
Bertujuan untuk mengetahui apakah ada kelainan atau
tidak. Biasanya pada kehailan trimester III ibu akan mengalami
sering kencing. Hal itu disebabkan oleh penekanan pada
kandung kemih oleh kepala janin sehingga ibu merasa ingin
selalu berkemih.
c) Pola istirahat.
Pola istirahat atau tidur yang cukup ialah 8 jam/hari. Siang
hari 1-2 jam dan malam hari 6-7 jam. Gunanya untuk
mengetahui apakah pola istirahat ibu sudah benar dan cukup
atau tidak. Biasanya pada kehamilan TM III ibu mengalami
kesulitan tidur karena ibu susah untuk menentuka posisi yang
nyaman bagi ibu.
d) Hubungan seksual.
Mengetahui kemungkinan pasien mengalami gangguan
68

seperti nyeri dan keluar cairan pervaginam dalam hunbungan


atau atau tidak selama kehamilan.
b. Data Objetif
Menurut Sulistyawati (2009) untuk melengkapi data dalam
menegakkan diagnosis, kita harus melakukan pengkajian data objektif
melalui pemeriksaan ispeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang
secara berurutan. Langkah pemeriksaannya adalah sebagai berikut :
1) Pemeriksaan umum.
Secara umum ditemukan gambaran secara umum, dimana
kesadaran pasien sangat penting dinilai dengan melakukan
anamnesa. Selain itu pasien sadar akan menunjukan tidak adanya
kelaian fisiologis dan kesadaran umum juga mencakup pemeriksaan
tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
yang bertujuan untuk mengetahui kedaan gizi pasien. Keadaan
normal yaitu apabila kesadaran positif, tekanan darah, sistol 100-
140 mmHg, diastole 60-90 mmHg, nadi yaitu 60-90x/I, suhu 36,5-
37,5 °C, tinggi >150 cm, berat badan naik atau turun, KU dalam
keadaan baik atau tidak.
2) Pemeriksaan khusus.
a) Inspeksi.
Periksa pandang yang terpenting adalah mata (konjungtiva
dan sclera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak,
muka (edema atau tidak), leher apakah terdapat pembesaran
kelenjer, baik kelenjar tiroid atau limfe sedangkan untuk dada
bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba masa atau
tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, areola
mammae, colostrums), serta dilihat pembesaran perut yang
sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan ispeksi
genitalia bagian luar serta pengeluaran pervaginam dan
ekstremitas atas maupun bawah.
69

b) Palpasi.
Yaitu pemeriksaan yang difokuskan pada abdomen dengan
menggunakan cara Leopold :
(1) Leopold I. untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat
pada bagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan
teraba kepala, bokong atau lainnya, normal pada fundus
teraba agak bundar, tidak melenting, lunak yang
kemungkinan adalah bokong janin. Pada kehamilan TM
III biasanya TFU pertengahan pusat-px pada letak kepala.
(2) Leopold II. Untuk menentukan dimana letak punggung
janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut
klien sebelah kiri maupun sebelah kanan kemungkinan
teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau kepala.
(3) Leopold III. Untuk menentukan apa yang terdapat bagian
bawah perut ibu dan apakah bagian terbawah janin sudah
masuk PAP atau belum, dan normalnya pada bagian
bawah perut ibu adalah kepala. Pada kehamilan TM III
pada ibu multipara pada bagian bawah perut ibu teraba
bulat, keras dan kepala masih dapat digoyangkan yang
artinya kepala masih belum masuk PAP, sedangkan pada
ibu primipara kepala sebagian kecil sudah masuk PAP.
(4) Leopold IV. Untuk menentukan seberapa jauh masuknya
bagian terbawah janin kedalam rongga panggul dan
dilakukan perlimaan untuk menentuka seberapa
masuknya ke PAP. Pada kehamilan TM III ibu multipara
masih belum masuk PAP, sedangkan pada ibu primipara
pada usia kehamilan 36 minggu bagian terbawah janin
sudah masuk PAP.
c) Auskultasi
Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160
70

x/I, irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah.
d) Perkusi
Pemeriksaan reflex patella kiri dan kanan yang berkaitan
dengan berkurangnya vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi
magnesium sulfat.
e) Pemerikasaan TBBJ
Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm – n) x 155
yang bertujuan untuk mengetahui taksiran berat janin normal
atau tidak. n= posisi kepala berada dibawah panggul bagian
mana. Bila kepala diatas atau pada spina iskiadika maka n=12.
Bila kepala sudah berada dibawah spina iskiadika maka n=11.
f) Pemeriksaan panggul luar
Distansia spinarum : jarak antara kedua spina illaika kiri
dan kanan : 24-26 cm. distansia cristarum : jarak antara kedua
crista ilaika kiri dan kanan : 28-30 cm. conjugate eksterna : 18-
20 cm. lingkaran panggul luar dikatakan normal menurut
persalinan yang lalu jika, ibu melahirkan secara
normal/pervaginam, anak dengan berat ≥3000 gr, usia
kehamilan aterm, melahirkan anak hidup,dan ibu tidak
mengalami kesulitan dalam proses persalinan terdahulunya.
g) Pemeriksaan penunjang
(1) Darah
Menurut Manuaba (2007) tingkatan kadar Hb normal
pada ibu hamil adalah :
Hb ≥ 11 gr % : tidak anemia
Hb 9-10 gr % : anemia ringan
Hb 7-8 gr % : anemia sedang
Hb ≤ 7 gr % : anemia berat
(2) Urine.
Untuk memeriksakan protein urine dan glukosa urine.
71

Untuk klien dengan kehamilan dan persalinan normal,


protein dan glukosa urine diharapkan hasilnya negative.
2. Interpretasi Data
Didalam interpretasi data, terdapat tiga komponen penting didalamnya yaitu:
a. Diagnosa.
Diagosaibu hamil: Ibu hamil/tidak, G..P..A..H.., usia kehamilan
(28-36 minggu), janin hidup/mati, tunggal/ganda, intra uterin/ekstra
uterin, let-kep/let-su/let-li, keadaan jalan lahir normal/tidak, KU ibu
baik/tidak.
Diagosaibu hamil: Ibu hamil/tidak, G..P..A..H.., usia kehamilan
(37-42 minggu), janin hidup/mati, tunggal/ganda, intra uterin/ekstra
uterin, let-kep/let-su/let-li, keadaan jalan lahir normal/tidak, KU ibu
baik/tidak.
Dasar dari diagnosa ibu hamil adalah :
1) ibu hamil/tidak. Dasarnya ditegakkan diagnosa ini adalah dari
Amenorhoea, Palpasi Leopold,Bunyi jantung janin,dan pemeriksaan
USG.
a) Tanda Pasti Hamil
(1) Terdengar denyut jantung janin
(2) Terasa gerakan janin
(3) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin(>
16 minggu)
b) Tanda mungkin hamil
(1) Rahim membesar
(2) Adanya tanda hegar
(3) Tanda Chadwick, yaitu warna kebiruan pada serviks,
vagina, dan vulva.
(4) Tanda Piskacek, yaitu pembesaran uterus ksalah satu arah
sehingga menonjol jeras kearah pembesaran perut
72

(5) Braxton Hicks, bila uterus diransang (distimulasi dengan


raba) akan mudah berkontraksi
(6) Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat.
2) G..P..A..H.diketahui dari riwayat persalinan yang lalu. Perbedaan
fisik antara Primigravida dengan Multigravida adalah :
Tabel 2
Perbedaan fisik antara Primigravida dengan Multigravida

No Primigravida Multigravida
1 Perut tegang Perut longgar, perut
menggantung, banyak
striae
2 Perut menonjol Tidak begitu menonjol
3 Rahim tegang Agak lunak
4 Labia mayora tampak bersatu Labia mayora terbuka
5 Himen koyak pada beberapa Karunkula himenalis
tempat
6 Payudara tegang Kurang tegang dan
tergantung, ada striae
7 Vagina sempit dan rugae yang Lebih besar, rugae kurang
utuh utuh
8 Serviks licin, bulat, dan tidak Bisa terbuka satu jari,
dapat dilalui oleh satu jari kadang ada bekas robekan
persalinan yang lalu
9 Perineum utuh dan baik Ada bekas robekan/
episiotomy
10 Pembukaan serviks, diawali Serviks mendatar sekaligus
dengan mendatarnya serviks membuka, pembukaan 2
setelah itu membuka, cm dlam 1 jam
pembukaan 1-2 cm
11 Bagian terbawah janin turun 4- Biasanya tidak terfikasi
6 minggu sebelum persalinan pada PAP sampai
persalinan dimulai.

(Sulistyawati, 2009)
73

3) Usia Kehamilan
a) Amenore
b) TFU
c) Mulai merasakan Gerakan Janin
d) Mulai terdengar DJJ
e) Masuknya kepala kedalam panggul
4) Janin hidup/mati, didapatkan dari pergerakan janin selama 24
jam,pemeriksaan DJJ,dan USG. Perbedaan Ciri-ciri janin hidup atau
mati adalah :
Tabel 3
Perbedaan Ciri-ciri janin hidup atau mati

No Janin Hidup Janin Mati


1 Djj terdengar Djj terdengar
2 Rahim membesar seiring Rahim tidak membesar,
dengan bertambahnya TFU TFU menurun
3 Pada palpasi teraba jelas Palpasi tidak jelas
bagian-bagian janin
4 Ibu merasakan gerakan janin a. Ibu tidak merasakan
gerakan janin
b. Pada pemeriksaan
rontgen terdapat tanda
spalding (tulang
tengkorak tumpang
tindih), tulang punggung
melengkung, ada
gelembung gas dalam
janin.
c. Reaksi biologis akan
muncul setelah 10 hari
janin mati.

(Sulistyawati, 2009)
5) Tunggal/ganda, mengetahui janin tunggal atau ganda apabila pada saat
auskultasi terdengar bunyi jantung janin di dua sisi yang berbeda,bisa
juga diketahui melalui USG.
74

Tabel 4
Ciri ciri Janin Tunggal dan Kembar
No Janin Tunggal Janin Kembar
1 Pembesaran perut sesuai Pembesaran perut tidak
dengan usia kehamilan sesuai dengan usia
kehamilan
2 Palpasi : teraba 2 bagian besar a. Teraba 3 bagian besar
(Kepala,bokong) (kepala, bokong)
b. Teraba 2 bagian besar
berdampingan
3 Teraba bagian-bagian kecil Teraba banyak bagian kecil
hanya disatu pihak (kanan
atau kiri)
4 Denyut jantung janin (Djj) Terdengar 2 Djj pada dua
terdengar hanya disatu tempat tempat dengan perbedaan
10 denyutan/lebih
5 Rontgen hanya tampak satu Rontgen hanya tampak dua
kerangka janin kerangka janin.
(Sulistyawati, 2009).
6) intrauterin/ekstra uterin
Tabel 5
Ciri ciri Intrauterin dan ekstrauterin
No Intrauterin Ekstrauterin
1 Ibu tidak merasakan nyeri ada Pergerakan janin dirasakan
pergerakan janin nyeri sekali
2 Janin tidak begitu mudah Janin lebih mudah diraba
diraba
3 Ada kemajuan persalinan : Tidak ada kemajuan
a. Pembukaan persalinan
b. Frekuensi dan lamanya
kontraksi uterus bertambah
seiring dengan berjalannya
persalinan.
c. Penurunan kepala janin
bertambah
(Sulistyawati, 2009)
7) let-kep/let-su/let-li,didasari oleh pemeriksaan leopold dan
pemeriksaan USG.
75

8) keadaan jalan lahir normal/tidak,diketahui dari riwayat persalinan


nifas ibu yang lalu.
9) KU ibu dan janin baik atau tidak, KU ibu didasari oleh pemeriksaan
tanda-tanda vital, sedangkan KU janin didasari oleh DJJ.
b. Masalah.
Cemas, gelisah, nyeri pinggang, sakit pinggang, konstipasi, hemoroid,
sesak nafas, insomnia, kram pada kaki, varises, sering kencing, .
c. Kebutuhan.
Informasi tentang hasil pemeriksaan, penjelasan tentang keluhan yang
dirasakan ibu, penjelasan tentang cara mengurangi keluhan ibu,
dukungan psikologis, nutrisi, personal hygiene, jadwal kunjungan
(Furwasyih D. , 2016).
3. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada kehamilan normal tidak ada diagnosa masalah petensial tetapi
bidan tetap melakukan deteksi dini untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Tabel 6
Daftar Diagnosa Kebidanan
NO DIAGNOSA NO DIAGNOSA
1 Abortus 13 Koagulopati
2 Solutio plasenta 14 Cyistitis
3 Amnionitis 15 Eklampsi
4 Anemia Berat 16 Kelainan Ektopik
5 Apendisitis 17 Hidromnion
7 Akut Pielonefritis 18 Hemarargik Antepartum
8 Asma Bronchiale 19 Abses Pelvi
9 Disproposisi Sepalo Serviks 20 Plasenta Previa
10 Hipertensi Kronis 21 Pre Eklampsi Berat dan
Ringan
11 Epilepsy 22 Hipertensi Karena Kehamilan
(Wildan & Hidayat, 2009)
4. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera dan atau Kolaborasi
Disini Bidan melakukan deteksi dini terhadap komplikasi dan
melakukan penanganan kegawatdaruratan.
76

5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh


Asuhan terfokus pada trimester III adalah : anamnesa, pemeriksaan fisik
pada ibu hamil trimester III, kebutuhan fisik pada ibu hamil trimester III,
persiapan persalinan dan kelahiran bayi, tanda-tanda persalinan.
6. Melaksanakan Perencanaan
Merupakan tahap pelaksanaan dari semua bentuk rencana tindakan
sebelumnya. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan sesuai dengan
standar asuhan kebidanan.
a. Jelaskan kepada ibu tentanghasil pemeriksaan bahwa TTV ibu dalam
batas normal, usia kehamilan, perkembangan janin, keadaan jalan lahir
normal, dan keadaan ibu dan janin.
b. Menjelaskan keluhan yang dirasakan ibu dan cara mengatasinya.
c. Memberikan penyuluhan tentang kebutuhan dasar ibu hamil trimester III
d. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan seperti terjadinya
perdarahan, demam tinggi, muntah terus-menerus, bengkak pada kaki,
tangan dan wajah, janin terasa kurang bergerak disbanding sebelumnya
dan keluar ketuban sebelum waktunya (Riaty, 2010).
e. Menyepakati kunjungan ulang atau jika ada keluhan.
7. Evaluasi
Melakukan evaluasi sesudah asuhan yang dilaksanakan untuk menilai
apakah asuhan yang diberikan efektif dan pengecekan apakah asuhan
tersebut yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar telah terpenuhi, rencana
dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaannya. Ada
kemungkinan bahwa sebagian besar telah efektif sebagian lagi tidak .
Contoh evaluasi yang dapat dilakukan:
a. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaanTTV dan DJJ.
b. Ibu memahami tentang penjelasan dari keluhan yang dirasakan
c. Ibu mengerti cara mengatasi keluhan yang dirasakan ibu
d. Ibu memahami pendidikan kesehatan tentang kebutuhan dasar ibu
hamil TM 3 yang telah diberikan.
77

e. Ibu mengerti dan menyebutkan salah satu tentang tanda-tanda


bahaya pada kehamilan.
f. Ibu mau melakukan kunjungan ulang atau jika ada keluhan
2.3.2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
1. Pengumpulan Data Dasar
Pengkajian dengan mengumpulan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Anamnesa
1) Biodata
Identitas ibu dan suami yang perlu dikaji adalah nama, umur,
kebangsaan, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah dan
nomor telepon. Tujuannya untuk menetapkan identitas pasien
karena kemungkinan memiliki nama yang sama dengan alamat dan
nomor telepon yang berbeda serta untuk mengetahui faktor resiko
yang mungkin terjadi.
2) Keluhan utama
Tanda tanda timbulnya persalinan
a) Terjadinya His Persalinan
b) Keluarnya lendir bercampur darah
c) Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Dilatasi dan effacement (Mutmainnah, Johan, & Liyod, 2017).
3) Riwayat kesehatan
Yang dikaji adalah apakah ibu ada menderita penyakit jantung,
DM, hipertensi, ginjal, asma, TBC, epilepsy, dan PMS serta ada
tidaknya ibu alergi baik terhadap obat-obatan ataupun makanan dan
pernah tranfusi darah, atau operasi, serta ada tidaknya kelaianan
jiwa.
4) Riwayat menstruasi
Yang dikaji adalah menarche sejak umur berapa, biasanya
mulai dari usia 12-16 tahun, siklus normal berlangsung selama
beberapa hari, lamanya beberapa hari, banyaknya berapa kali
78

mengganti duk dalam sehari, dan adanya disminorhoe saat haid atau
tidak bertujuan untuk mengetahui apakah siklus menstruasi pasien
normal atau tidak.
5) Riwayat kontrasepsi
Mengetahui apakah pasien pernah menggunakan alat
kontrasepsi atau tidak, apa jenis kontrasepsi yang digunakan, berapa
lama penggunaan kontrasepsi dan apakah ada keluhan selama
pemakaian alat kontrasepsi atau tidak. Gunanya untuk mengetahui
apakah alat kontrasepsi yang digunakan cocok atau tidak digunakan
pasien. Jika alat kontrasepsi yang lama cocok dengan ibu, maka ibu
dapat memakainya kembali setelah proses persalinan ibu selesai.
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan normal yaitu apabila kesadaran positif, tekanan darah,
sistol 100-140 mmHg, diastole 60-90 mmHg, nadi yaitu 60-90x/I, suhu
36,5-37,5 °C, tinggi >150 cm, berat badan naik atau turun, KU dalam
keadaan baik atau tidak.
c. Pemeriksaan khusus
1) Inpeksi
Periksa pandang yang terpenting adalah mata (konjungtiva dan
sclera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka
(edema atau tidak), leher apakah terdapat pembesaran kelenjer, baik
kelenjar tiroid atau limfe sedangkan untuk dada bagaimana keadaan
putting susu, ada tidaknya teraba masa atau tumor, tanda-tanda
kehamilan (cloasma gravidarum, areola mammae, colostrums), serta
dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka
bekas operasi, dan ispeksi genitalia bagian luar serta pengeluaran
pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah.
2) Palpasi
Yaitu pemeriksaan yang difokuskan pada abdomen dengan
menggunakan cara Leopold :
79

(1) Leopold I. untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat


pada bagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba
kepala, bokong atau lainnya, normal pada fundus teraba agak
bundar, tidak melenting, lunak yang kemungkinan adalah
bokong janin. Pada kehamilan TM III biasanya TFU
pertengahan pusat-px pada letak kepala.
(2) Leopold II. Untuk menentukan dimana letak punggung janin
dan bagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah
kiri maupun sebelah kanan kemungkinan teraba, punggung,
anggota gerak, bokong atau kepala.
(3) Leopold III. Untuk menentukan apa yang terdapat bagian
bawah perut ibu dan apakah bagian terbawah janin sudah
masuk PAP atau belum, dan normalnya pada bagian bawah
perut ibu adalah kepala. Pada kehamilan TM III pada ibu
multipara pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan
kepala masih dapat digoyangkan yang artinya kepala masih
belum masuk PAP, sedangkan pada ibu primipara kepala
sebagian kecil sudah masuk PAP.
(4) Leopold IV. Untuk menentukan seberapa jauh masuknya
bagian terbawah janin kedalam rongga panggul dan dilakukan
perlimaan untuk menentuka seberapa masuknya ke PAP. Pada
kehamilan TM III ibu multipara masih belum masuk PAP,
sedangkan pada ibu primipara pada usia kehamilan 36 minggu
bagian terbawah janin sudah masuk PAP.
3) Auskultasi
Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120-160 x/I,
irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah.
4) Perkusi
Pada kondisi normal, setelah dilakukan pengetukan akan terjadi
reaksi refleks. Jika reaksi negatif, kemungkinan ibu hamil
80

mengalami kekurangan vitamin B (Mandriwati,(dkk), 2018).


5) Pemeriksaan penurunan bagian terbawah janin (perlimaan)
a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas
simfisis pubis.
b) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki
pintu atas panggul.
c) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki
rongga panggul
d) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih
berada di atas simfisis dan (3/5) bagian telah melewati bidang
tengah rongga panggul (tidak dapat digerakan).
e) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian
terbawah janin yang berada diatas simfisis dan 4/5 bagian telah
masuk ke dalam rongga panggul.
f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari
pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah
masuk ke dalam rongga panggul. (JNPK-KR, 2015).
6) Pemeriksaan dalam
a) Pembukaan : 1-10 cm
b) Portio : menipis/tidak teraba
c) Ketuban : utuh/tidak
d) Posisi : belakang kepala
e) Penurunan : hodge 1- IV
f) Molase :
(1) 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah dapat dipalpasi.
(2) 1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan.
(3) 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang
tindih tetapi masih dapat dipisahkan.
81

(4) 3 : tulang-tulang kepala janiin saling tumpang


tindih dan tidak dapat dipisahkan.
g) Bagian terkemuka: ubun-ubun kiri depan/ubun-ubun kanan
depan(APN, 2015).
d. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
2) Diagnosa lain : USG dan radiologi. Data yang terkumpul ini sebagai
data dasar untuk interpretasi kondisi klien untuk menentukan
langkah berikutnya.
2. Interpretasi Data Dasar
Menurut Yuniati (2010) di dalam interpretasi data, terdapat tiga
komponen penting yaitu:
a. Diagnosa
1) Diagnosa Kala I
Diagnosa dapat dicontohkan dengan : ibu hamil, G..P..A..H..,
inpartu kala 1 fase laten/aktif, usia kehamilan, janin hidup/mati,
tunggal/ganda, intra uterin/ekstra uterin, let-kep/let-su/let-li, keadaan
jalan lahir normal/tidak, KU ibu baik/tidak.
Dasar Diagnosa :
a) Tanda tanda inpartu : (Keluar lendir bercampur darah, sakit
pinggang menjalar ke ari ari, keluar air
ketuban, adanya pembukaan serviks
b) HPHT : Dari riwayat Haid Terakhir ibu
c) Pemeriksaan Leopold : Leopold 1 – Leopold IV
d) Auskultasi : Detak Jantung Janin
e) Pemeriksaan Dalam
(1) Pembukaan : 1-10 cm
(2) Portio : menipis/tidak teraba
(3) Ketuban : utuh/tidak
(4) Posisi : belakang kepala
82

(5) Penurunan : hodge 1- IV


f) Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan Laboratorium
2) Diagnosa Kala II
Ibu Inpartu Kala II Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik
Dasar Diagnosa:
a) Tanda dan Gejala Kala II
His semakin kuat dan meningkat, perineum dan vulva menonjol, ada
rasa ingin meneran, Adanya pembukaan serviks.
b) Hasil pemeriksaan umum : TTV (suhu, TD, nadi, pernapasan)
dan penanganan bayi baru lahir.
3) Diagnosa Kala III
Parturien Kala III Keadaan Umum Ibu Baik
Dasar : Bayi telah lahir, Pemeriksaan TTV.
4) Diagnosa Kala IV
Parturien Kala IV Keadaan Umum ibu dan Janin Baik
Dasar : Plasenta telah lahir, TFU setinggi pusat, pemeriksaan TTV dan
Tanda Bugar (kulit bayi kemerahan, bayi menangis kuat, tonis otot
aktif).
b. Masalah
Cemas, nyeri pinggang, sakit pinggang, atau takut untuk menghadapi
persalinan, ibu merasa takut ada kelainan pada bayinya .
c. Kebutuhan
Informasi tentang hasil pemeriksaan, penjelasan tentang keluhan yang
dirasakan ibu, penjelasan tentang cara mengurangi keluhan ibu,
dukungan psikologis dan nutrisi.(Damayanti,(dkk), 2014).
3. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada persalinan normal tidak ada diagnosa masalah petensial tetapi
bidan tetap melakukan deteksi dini untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain. Berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
83

didentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan


dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.
Contoh Diagnosa: Atonia Uteri, Presentasi Bokong, Presentasi Dagu,
Presentasi Ganda, Presentasi Muka, Persalinan Semu, Inersia Uteri, Inversio
Uteri, Posisi, Oksiput Melintang, Partus Prematuritas, Prolapsus Tali Pusat,
Partus Fase Laten Lama, Retensio Plasenta, Sisa Plasenta, Ruptur Uteri,
Presentasi Bahu, Distosia Bahu, Robekan Servik dan Vagina, Letak Lintang,
Syok.
4. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera dan atau Kolaborasi
Tindakan segera pada persalinan tidak ada tetapi bidan harus melakukan
deteksi dini komplikasi misalnya mencegah terjadinya kematian ibu dan
janin, mencegah terjadinya anemia supaya ibu tidak mengalami pendarahan,
mencegah terjadinya rupture Uteri.
5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah didentifikasi atau diantisipasi,
pada langkah ini informasi atau dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Asuhan Kala I:
a. Bantu ibu dalam persalinan jika ibu tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan.
b. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan.
c. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
d. Menjaga rasa nyaman ibu.
e. Memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi.
f. Menyarankan ibu BAK sesering mungkin .
g. Memantau tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan .
84

Asuhan Kala II:


a. Mendampingi ibu agar merasa nyaman .
b. Menawarkan minum, memijat dan lain-lain.
c. Menjaga kkebersihan diri.
d. Memberi dukungan moral untuk mrngurangi kecemasan ibu .
e. Mengatur posisi senyaman mungkin .
f. Menjaga kantong kencing tetap kosong .
g. Memberi cukup minum untuk mencegah dehidrasi .
h. Menolong persalinan.
Asuhan Kala III:
a. Melakukan IMD
b. Memeriksa janin kedua
c. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta
d. Melakukan manajemen aktif kala tiga
e. Melepaskan dan mengeluarkan plasenta
Asuhan Kala IV:
a. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam petama dan 20-30 menit
pada jam kedua, jika kontraksi uterus tidak kuat, masase uterus
sampai menjadi keras.
b. Memeriksa tanda vital, kandung kemih, pendarahan. Perdarahan
setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.
c. Mengajurkan ibu makan dan minum.
d. Bersihkan prenium dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering.
e. Mengajurkan ibu beristirahat.
f. Meningkatkan hubungan ibu dan bayi.
g. Memberikan ASI setelah lahir.
h. Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang bagaimana memeriksa
fundus dan menimbulkan kontraksi, tanda tanda bahaya ibu dan
anak serta perawatan luka jahitan.(Furwasyih D. , 2016)
85

6. Melaksanaan Perencanaan
Pelaksanaan Kala I :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan
TTV dan keadaan ibu beserta janin dalam batas normal.
b. Menjelaskan bahwa sakit pinggang menjalar ke ari-ari yang dirasakan
ibu adalah hal yang normal pada saat persalinan.
c. Mengatasi keluhan yang dirasakan ibu dengan menggosok punggung
ibu bagian bawah agar mengurangi rasa sakit yang dirasakan ibu.
d. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf (memeriksa DJJ,
kontraksi uterus, nadi setiap ½ ja dan memeriksa pembukaan,
penurunan kepala dan tekanan darah setiap 4 jam).
e. Membantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman dengan
Posisi duduk atau setengah duduk yang dapat memberikan rasa
nyaman bagi ibu agar memberikan kemudahan bagi ibu untuk
beristirahat di antara kontraksi dan mengajarkan ibu teknik mengedan
yang benar.(APN, 2015)
f. Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama
kontraksi.
g. Beritahukan ibu untuk tidak menahan nafas saat meneran.
h. Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi.
i. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah
untuk meneran jika lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke
dada.
j. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.(APN, 2015)
Pelaksanaan Asuhan Kala II :
a. Mempersiapkan peralatan pertolongan persalinan meliputi partus set,
obat-obatan esensial untuk persalinan dan meja resusitasi.
b. Mempersiapkan penolong persalinan dengan menggunakan APD (Alat
Pelindung Diri).
c. Menolong kelahiran bayi
86

d. Posisi ibu saat melahirkan


e. Pencegahan laserasi
f. Melahirkan kepala
g. Periksa tali pusat pada leher
h. Melahirkan bahu
i. Melahirkan seluruh tubuh bayi
j. Memotong tali pusat(APN, 2015)
Pelaksanaan Asuhan Kala III :
a. Melakukan IMD
b. IMD adalah segera meletakkan bayi di dada ibu (ada kontak kulit ibu
dan kulit bayi sekurang-kurangnya 1 jam untuk memberikan
kesempatan kepada bayi menyusu sesegera mungkin.IMD merangsang
keluarnya ASI, memberi kekebalan pada bayi serta meningkatkan
ikatan batin antara ibu dan bayinya.IMD juga dapat mencegah
perdarahan pada ibu (Kemenkes RI, 2017).
c. 2.Memeriksa janin kedua dengan melakukan palpasi kembali pada
perut ibu.
d. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta dengan adanya perubahan
bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang dan semburan darah
mendadak dan singkat.
e. Melakukan manajamen aktif kala III:
1) Memberikan suntik oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bagian atas paha
bagian luar.
2) Penegangan tali pusat terkendali
3) Rangsangan taktil (masase fundus uteri).
f. Melepaskan dan mengeluarkan plasenta
1) Sisipkan jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus dimana
punggung tangan menghadap ke bawah (posterior ibu)
2) Bila di korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali
pusat dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan
87

dinding uterus dimana punggung tanpa menghadap ke atas


(anterior ibu)
3) Setelah di ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding
uterus maka perluas perlepasan plasenta dengan jalan menggeser
tangan ke kanan dan kiri sambal digeserkan ke atas hingga semua
perlekatan plasenta terlepas.
4) Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simfisis (tahan segmen
bawah uterus) kemudian instruksikan asisten/penolong untuk
menarik tali pusat sambal tangan dalam membawa plasenta keluar.
5) Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan suprasimfisis)
uterus kearah dorso kranial setelah plasenta dilahirkan dan
tempatkan plasenta di dalam wadah yang telah disediakan.(APN,
2015).
g. Memeriksa plasenta dan selaput ketuban.
Pelaksanaan Asuhan Kala IV :
a. Melakukan pemantauan kala IV mulai dari kontaksi uterus, TFU,
pengeluaran pervagina, kandung kemih, dan TTV, dilakukan
pemeriksaan setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30
menit pada satu jam kedua pasca persalinan.
b. Membersihkan badan ibu dan mengganti pakaian ibu dengan baju yang
bersih dan kering.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat untuk memulihkan tenaga ibu pasca
persalinan.(APN, 2015)
7. Evaluasi
Evaluasi Asuhan Kala I:
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Ibu mengerti dengan keluhan yang dirasakan ibu adalah hal yang
normal.
c. Ibu mengerti dan memahami cara mengatasi keluhan yang dirasakan
ibu.
88

d. Kemajuan persalinan berjalan dengan normal pada partograf


e. Ibu mengertiTeknik mengedan dan melakukan posisi mengedan yang
baik
f. Ibu senang dengan dukungan dan support yang diberikan
g. Keluarga bekerjasama untuk memberikan dukungan kepada ibu.
Evaluasi Asuhan Kala II :
a. Peralatan pertolongan persalinan sudah disiapkan.
b. Penolong persalinan sudah mempersiapkan APD.
c. Mempersiapkan persiapan menyambut bayi dengan APN.
Evaluasi Asuhan Kala III :
a. IMD sudah dilakukan
b. Tidak ada janin kedua
c. Tanda-tanda pelepasan plasenta sudah ada
d. Manajemen aktif kala III sudah dilakukan
e. Plasenta sudah lepas (Plasenta lahir lengkap dan selaput ketuban utuh).
Evaluasi Asuhan Kala IV :
a. Ibu mengerti hasil pemeriksaan
b. Ibu dan pakaian ibu sudah dibersihkan
c. Ibu sudah istirahat di tempat tidur sambil menyusui bayinya.
2.3.3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
1. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subjektif
1) Identitas Ibu dan Suami
Umur :untuk mengetahui apakah termasuk umur ibu
termasuk kelompok berisiko tinggi (<20 tahun atau >
35 tahun).
Pendidikan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan sehingga mudah
dalam pemberian informasi.
Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat perekonomian.
2) Keluhan Utama :
Ibu nifas normal kemugkinan akan mngeluh mules di perut, nyeri
89

pada luka jahitan (jahitan ada laserasi perinium), atau luka pada
daerah jahitan operasi (jika persalinan secara SC).
3) Riwayat Obstetri
a) Riwayat obstetrik yang lalu : untuk mengetahui ada tidaknya
riwayat obstetrik yang buruk pada ibu sebelumnya yang
menunjukan faktor resiko pada ibu.
b) Riwayat persalinan sekarang : alasan yaitu untuk untuk
mengetahui keadaan ibu dan janin.
(1) Bersalin Tanggal : untuk mengetahui kapan ibu partus
(2) Cara persalinan : spontan atau dengan tindakan
(3) Penyulit/komplikasi : untuk mengetahui apakah ada
penyulit atau komplikasi selama persalinan ibu.
c) Riwayat Penyakit Sistemik ysng Pernah Atau Sedang Diderita:
Penyakit penyerta yang mungkin menyebabkan penyembuhan
luka luka lambat dan infeksi seperti Diabetes Melitus.
d) Riwayat Kesehatan dan penyakit Keluarga (Keturunan):
penyakit penyerta yang mungkin menyebabkan penyembuhan
luka operasi lambat dan infeksi seperti Diabetes Melitus.
4) Pola Fungsi Kesehatan :
a) Pola Nutrisi : jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada
ibu nifas adalah 500 kalori per hari, dengan komposisi
menuseimbang (cukup mengandung karbohidrat,
protein,lemak,vitamin,mineral, air).
b) Pola Eliminasi : BAK lancar,diharapkan sudah bisa BAK
spontan dalam 6 jam pertama postpartum, BAB : ibu nifas
diharapkan dapat BAB setelah hari ketiga sampai ke empat. Jka
belum juga BAB ,maka perlu diberi obat pencahar per oral atau
per rektal.
c) Pola Istirahat : cukup kira kira 6-8 jam pdaa malam hari,dan
±1-2 jam disiang hari.
90

d) Pola Aktivitas : ibu dianjurkan melakukan mobilisasi dini pada


6 jam pertama pasca persalinan jika bersalin pervaginam dan
24 jam pasca persalinan jika bersalin secara SC. Aktivitas
dilakukan secara bertahap, dari miring kiri, miring kanan,
posisi ⅟ 2 duduk,duduk, kemudian berdiri, dan berjalan serta
melakukan aktivitas biasa namun tidak berlebih.
e) Aktivitas seksual : secara fisik aman untuk melakukan
hubungan suami istri begitu darah merah berhendi dan ibu
dapat memasukan satu satu jarinya kedalam vagina tanpa rasa
nyeri, maka ibu aman melakukan hubungan suami istri kapan
saja ibu siap.
f) Personal hygiene : ibu nifas sangat rentan terhadap infeksi.
Kebersihan diri dilakukan dengan mandi minimal sehari dua
kali. Jika pembalut telah penuh harus diganti untuk mencegah
infeksi. Maksimal pembalut dapat dipakai selama 6 jam.
5) Data psikososial, ekonomi, spiritual : adapun data yang terkait
dengan status psikososial, ekonomi, dan spiritual.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadarannya composmentis dengan tanda tanda nisa atau
tidak timbal balik dalam komunikasi.
b) Keadaan emosional baik bila bisa diajak berkomuniikasi dan
mau bekerjasama.
c) Tanda tanda vital
(1) Denyut nadi :94-88 kali/menit
(2) Pernapasan : 12-20 kali//menit
(3) Suhu : 36,5-37,5 ºC
(4) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Pemeriksaan khusus
a) Kepala : keadaan rambut apakah bersih tanpa ketombe,rambut
91

tidak rontok.
b) Muka: tidak oedema, tidak pucat.
c) Mata : konjungtiva tidak muda skelera tidak kuning.
d) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe,tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid.
e) Mulut dan Gigi: bersih, tidak ada karies gigi.
f) Payudara : puting bersih dan menonjol , tidak ada masa
abnorma, colostrum sudah keluar.
g) Abdomen : luka operasi masih basah dan tampak infeksi.
h) Genitalia : pengeluaran lochea, yang meliputi bau warna,
jumlah dan konsistensinya.
i) Anus : tidak hemoroid.
j) Ekstremitas
Atas : tidak ada oedema.
Bawah : tidak ada varises, tidak ada oedema.
2. Interpretasi Data Dasar
a. Diagnosa 1: Ibu P… A…H… Postpartum hari ke (6 jam-3 hari), KU ibu
baik
b. Diagnosa 2: Ibu P… A…H… Postpartum hari ke (4 hari-28 hari), KU
ibu baik
c. Diagnosa 3: Ibu P… A…H… Postpartum hari ke (29 hari-42 hari), KU
ibu baik
Dasar Diagnosa:
1) Ibu mengatakan dia baru saja melahirkan
2) Pemeriksaan fisik : Didapat dari hamil TTV, dan pemantauan
kala IV.
d. Masalah
Masalah yang sering Ibu nifas rasakan: Takut Kencing karena luka
jahitan perineum, cemas dengan perubahan bentuk badan, nyeri tekan
92

pada perut, takut beraktivitas.(Sulistyawati, 2009)


e. Kebutuhan
1) Menjelaskan masalah nyeri yang dialami ibu.
2) Memberikan konseling dan penyuluhan tentang kebutuhan personal
hygen
3) Memberikan penyuluhan kebutuhan ASI pada bayi.
3. Diagnosa Masalah potensial
Pada Ibu Nifas normal tidak ada diagnosa masalah petensial tetapi bidan
tetap melakukan deteksi dini untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Contoh Diagnosa : Syok, Infeksi Mamae, Pembekakan Mamae, Epilepsi,
Hemarargik Postpartum, Infeksi Luka, Abses Mamae, Mastitis, gangguan
perkemihan.
4. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera dan Atau Kolaborasi
Tindakan segera pada Ibu Nifas normal tidak ada tetapi disini bidan
perlu melakukan deteksi dini terhadap komplikasi dan melakukan
penanganan kegawatdaruratan. Jika ada komplikasi yang membutuhkan
tindakan segera bidan perlu memberikan ibu konseling, bidan perlu
kolaborasi dengan dokter, dan memberikan rujukan bila diperlukan.
5. Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
a. Kunjungan Nifas Pertama (KF I). adalah kunjungan nifas pada masa 6
jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal,uterus berkontraksi,
fundus diibawah umbilicus dan tidak ada tanda-tanda perdarahan
abnormal.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi perdarahan abnormal
3) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
4) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
5) Memastikan ibu menyusui dengan baik
6) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
93

b. Kunjungan Nifas ke II (KF II). adalah kunjungan nifas dalam kurun


waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan.
Asuhannya :
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal,uterus berkontraksi
dengan baik,fundus dibawah umbilikus,tidak ada tanda-tanda
perdarahan abnormal.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi,dan perdarahan
abnormal
3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan yang bergizi
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,tali
pusat,menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan Nifas ke III (KF III). Adalah kunjungan nifas dalam kurun
waktu hari ke-28 sampai hari ke-42 setelah persalinan. Asuhannya :
1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini,imunisasi,senam
nifas,dan tanda-tanda bahaya masa nifas
3) Periksa tanda-tanda vital
4) Tanyakan ibu mengenai emosinya
6. Melaksanakan Perencanaan
a. Kunjungan Nifas Pertama (KF I). adalah kunjungan nifas pada masa 6
jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
1) Melakukan pemeriksaan TTV pada ibu nifas.
2) Menanyakan keluhan ibu dan menjelaskan cara mengatasi keluhan
yang ibu rasa.
3) Memeriksa involusi uterus ,uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus dan tidak ada tanda-tanda perdarahan abnormal.
4) Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup
5) Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
94

6) Memberitahudan mengajarkan ibu teknik menyusui dengan benar.


7) Memberikan konseling tentang tanda tanda bahaya masa nifas.
8) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan bayi, perawatan
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
9) Menyepakati kunjungan ulang KF 2 (3 hari-28 hari) atau jika ibu
ada keluhan.
b. Kunjungan Nifas ke II (KF II). adalah kunjungan nifas dalam kurun
waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan.
Asuhannya :
1) Melakukan pemeriksaan TTV pada ibu nifas.
2) Menanyakan keluhan ibu dan menjelaskan cara mengatasi keluhan
yang ibu rasa.
3) Memeriksa involusi uterus ,uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus dan tidak ada tanda-tanda perdarahan abnormal.
4) Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup
5) Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6) Memberitahu dan mengajarkan ibu teknik menyusui dengan benar.
7) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan bayi, perawatan
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
8) Memberikan konseling tentang tanda tanda bahaya masa nifas.
9) Menyepakati kunjungan ulang KF 3 (29 hari- 42 hari) atau jika ibu
ada keluhan.
c. Kunjungan Nifas ke III (KF III). Adalah kunjungan nifas dalam kurun
waktu hari ke-28 sampai hari ke-42 setelah persalinan. Asuhannya :
1) Memeriksa keadaan ibu dengan melakukan pemerikaan fisik pada
ibu
2) Mengatasi keluhan yang ibu alami dan menjelaskan cara mengatasi
keluhannya.
3) Memberikan konseling untuk KB secara dini, imunisasi, senam
nifas, dan tanda-tanda bahaya masa nifas.
95

7. Evaluasi
a. Kunjungan Nifas Pertama (KF I). adalah kunjungan nifas pada masa 6
jam sampai dengan 3 hari setelah persalinan.
1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan TTV pada ibu nifas.
2) Ibu mengerti dengan penjelasan bidan masalah keluhan ibu.
3) Ibu mengetahui bahwa keadaan ibu dalam batas normal.
4) Ibu mau istirahat yang cukup
5) Ibu sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6) Ibu melakukan teknik menyusui dengan benar.
7) Ibu sudah mengetahui tanda tanda bahaya masa nifas.
8) Ibu mau melakukan perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari-hari.
9) Ibu mau melakukan kunjungan ulang KF 2 (3 hari-28 hari) atau jika
ibu ada keluhan.
b. Kunjungan Nifas ke II (KF II). adalah kunjungan nifas dalam kurun
waktu hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan.
Asuhannya :
1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan TTV pada ibu nifas.
2) Ibu menherti dengan penjelasan bidan maslah keluhan dan cara
mengatasi keluhan yang ibu rasakan.
3) Mengetahui keadaan umum ibu baik.
4) Ibu mau untuk istirahat yang cukup
5) Ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi.
6) Ibu melakukan teknik menyusui dengan benar.
7) Ibu mau melakukan perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari-hari.
8) Ibu sudah mengetahui tanda tanda bahaya masa nifas.
9) Ibu mau melakukan kunjungan ulang KF 3 (29 hari- 42 hari) atau
jika ibu ada keluhan.
96

c. Kunjungan Nifas ke III (KF III). Adalah kunjungan nifas dalam kurun
waktu hari ke-28 sampai hari ke-42 setelah persalinan. Asuhannya :
1) Ibu mengetahui hasil pemerikaan fisik.
2) Ibu mengerti dengan penjelasan masalah keluhan dan cara
mengatasi keluhan tersebut.
3) Ibu mengetahui KB yang akan digunakan danmau ikut senam nifas.
4) Ibu mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas
2.3.4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
1. Pengumpulan Data dasar
Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
dubutuhkan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir. Pengkajian
pertama yang dilakukan adalah pengkajian segera setelah bayi
lahir,pengkajian ini berguna untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari
kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus,yaitu dengan penilaian
APGAR, meliputi Appearance (Warna Kulit), Pulse (denyut jantung),
Grimace (respon terhadap rangsangan), Activity (tonus otot), Respiratory
effort (usaha nafas). Apgar minimal yang harus dimiliki oleh seorang bayi
baru lahir fisiologis adalah 7 dari total 10.
Tabel 7
Tanda Bugar
NILAI
KEADAAN
0 1 2
Penampilan : warna Seluruh tubuh Merah muda Seluruh tubuh
kulit berwarna dengan berwarna
putih/biru ekstremitas merah muda
berwarna biru
Denyut Jantung Tidak ada <100 x/i >100 x/i
(frekuensi nadi)
Respon terhadap Tidak ada Menyeringai Menagis/batu
rangsangan (reflek) k
Tonus otot (aktivitas) Lemah Sebagia Fleksi Gerakan
aktif,fleksi
sempurna
Usaha bernafas Tidak ada Bernafas Menangis
Terengah- kuat/teratur
engah
97

a. Data Subjektif
Data subjektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan, antara lain:
Identitas/biodata.
Identitas ibu, suami dan bayi yang perlu dikaji adalah nama, umur,
kebangsaan, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah dan nomor
telepon. Tujuannya untuk menetapkan identitas pasien karena
kemungkinan memiliki nama yang sama dengan alamat dan nomor
telepon yang berbeda serta untuk mengetahui faktor resiko yang
mungkin terjadi.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Pernapasan : Pernapasan bayi baru lahir normal 60-40 kali
permenit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada
fase ekspirasi. Pada bayi kecil mungkin terdapat retraksi dada
ringan dan jika bayi berhenti bernapas secara periodik selama
beberapa detik masih dalam batas normal.
b) Warna Kulit. Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat
disbanding bayi preterm karena kulit lebih tebal.
c) Denyut Jantung, denyut jantung bayi baru lahir normal adalah
antara 100-160 kali per menit, tetapi dianggap masih normal
jika diatas 160 kali per menit dalam jangka waktu
pendek,beberapa kali dalam satu haris selama beberapa hari
pertama kehidupan,terutama bila bayi mengalami distress. Jika
ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.
d) Suhu Aksiler 36,50 C sampai 37,50 C.
e) Postur dan gerakan. Potur normal bayi baru lahir dalam
keadaan istirahat adalah kepalan tangan longgar,dengan
lengan,panggul dan lutut semi fleksi. Pada bayi kecil ektremitas
dalam keadaan sedikit ekstensi. Pada bayi dengan letak
sungsang selama kehamilan, akan mengalami fleksi penuh pada
98

sendi panggul dan lutut atau sendi lutut ekstensi penuh,


sehingga kaki bias dalam berbagai posisi sesuai bayi
intrauterine, jika kaki dapat diposisikan dalam posisi normal
tanpa kesulitan, maka tidak dibutuhkan terapi. Gerakan
ektremitas bayi harus secara spontan dan simetris disertai
gerakan sendi penuh. Bayi normal dapat sedikit gemetar.
f) Tonus Otot/tingkat kesadaran. Rentang normal tingkat
kesadaran bayi baru lahir adalah mulai dari diam hingga sadar
penuh dan dapat ditenangkan jika rewel. Bayi dapat
dibangunkan jika diam atau sedang tidur.
g) Ekstremitas. Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila
ekstremitas disentuh, dan pembengkakan.
h) Kulit. Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan
atau bercak hitam, tanda lahir/tanda mongol. Selama bayi
dianggap normal, bebrapa kelainan kulit juga dapat dianggap
normal. Kulit tubuh, punggung dan abdomen yang terkelupas
pada hari pertama juga masih dianggap normal.
i) Tali pusat, normal berwarna putih kebiruan pada hari
pertama,mulai kering dan mengkerut/mengecil dan akhirnya
lepas setelah 7-10 hari
j) Berat badan normal 2500-4000 gram (Furwasyih Dian,2016)
2) Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
a) Kepala : Pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura
menutup/melebar, adanya caput succedaneum, ceoal
hematoma, kraniotabes, dan sebagainya.
b) Mata : pemeriksaan terhadap pendarahan, subkonjungtiva,
tanda tanda infeksi.
c) Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labioplaskisis, dan
refleks isap (dinilai dengan mengamati bayi saat menyusui)
d) Telinga : pemeriksaan terhadap preaurical tag, kelainan
99

daun/bentuk telinga.
e) Leher : pemeriksaan terhadap hematom
sternocleidomastoideus, ductus thyroglossalis, hygroma colli.
f) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada,
pernapasan, retraksi intercosta, merintih, pernapasan cuping
hidung, serta bunyi paru paru.
g) Jantung: pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensi bunyi
jantung, kelainan bunyi jantung.
h) Abdomen : tidak ada penonjolan sekitar tali pusat pada
saat menangis, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada
benjolan pada dinding perut, tidak ada omfalokel, bentuknya
sedikit buncit.
i) Genitalia : Kelamin Laki-laki ; testis berada dalam
skrotum,penis berlubang dan berada diunjung penis. Kelamin
Perempuan ; vagina, uretra berlubang, labia mayora dan labia
minora.
j) Ekstremitas : Gerakan Normal, bentuk normal, tidak
polidaktili dan tidak sidaktili, tidak sianosis.
k) Anus : Berlubang, sfingter ani berfungsi
l) Punggung : tidak ada spina bifida, tidak ada
mielomeningokel
m) Reflek : Ada reflek moro, rotting, walking, graphs, sucking,
tonicneck
n) Antropometri :
(1) Berat Badan (BB) : 2500-4000 gram,
(2) Panjang Badan (PB) : 48-52 cm,
(3) lingkar kepala (LK) : 33-38 cm,
(4) Lingkar Lengan atas : 10-11 cm
o) Eiminasi : Bayi baru lahir normal biasanya kencing lebih
dari enam kali per hari. Bayi baru lahir biasanya berak cair
100

enam sampai delapan kali per hari. Dicurigai diare apabila


frekuensi meningkat, tinja hijau atau mengandung lender
terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan
dan hal ini dianggap normal.(Jenny J. S. sondakh,2013)
2. Interpretasi Data
Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis,masalah dan
kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah 1.
Contoh :
a. Diagnosis
Diagnosa 1: Bayi NY. … Usia (6 jam-48 jam) KU bayi baik.
Diagnosa 2: Bayi NY. … Usia (3 hari-7 hari) KU bayi baik.
Diagnosa 3: Bayi NY. … Usia (8 hari-28 hari) KU bayi baik.
Dasar :
1) Hasil pemeriksaan fisik (suhu, pernapasan, nadi, detak jantung)
2) Pemeriksaan umum ( inspeksi, palpasi)
b. Masalah
1) Ibu kurang informasi
2) Ibu post SC sehingga tidak bisa melakukan skin to skin contact
secara maksimal.
c. Kebutuhan
Perawatan rutin bayi baru lahir.
3. Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Priotitas atau Masalah
potensial
Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin akan
terjadi berdasarkan diagnosis atau msalah yang sudah diidentifikasi. Contoh:
1) Hipotermi potensial terjadi gangguan pernapasan
2) Hipoksia potensial terjadi asidosis
3) Hipoglikemi potensial terjadi hiptermi
4. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera dan atau Kolaborasi
Contohnya adalah bayi tidak segera bernafas spontan dalam 30
101

detik,segera lakukan resusitasi.


5. Merecanakan Asuhan Yang Menyeluruh
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan ada langkah sebelumnya.
a. Kunjungan Neonatus pada 6 jam-48 jam
1) Anamnesis pada Neonatus
2) Melakukan pemeriksaan fisik pada Neonatus
3) Jaga selalu kehangatan bayi.
4) Memberikan penyuluhan tentang perawatan tali pusat
5) Memberikan Vitamin K
6) Memberikan salaf mata
7) Skrining Neonatus Berisiko
8) Melakukan KN2 3 hari-7hari
b. Kunjungan Neonatus pada 3 hari-7 hari
1) Anamnesa pada Neonatus
2) Melakukan pemeriksaan fisik pada Neonatus
3) Mengisi Buku KIA KMS
4) Perhatikan intake output bayi
5) Memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif
6) Skrining Neonatus Berisiko
7) Malakukan KN3 8 hari-28 hari
c. Kunjungan Neonatus pada 8 hari-28 hari
1) Anamnesis pada Neonatus
2) Melakukan pemeriksaan fisik pada Neonatus
3) Memperhatikan Nutrisi bayi
4) Skrining Neonatus Berisiko
5) Pemberian Imnunisasi HB0, BCG
6. Melaksanakan Perencanaan
a. Kunjungan Neonatus pada 6 jam-48 jam
1) Melakukan pemeriksaan fisik pada Neonatus
102

2) Memberitahu ibu untuk Jaga selalu kehangatan bayi.


3) Memberikan penyuluhan tentang perawatan tali pusat
4) Memberikan suntikan Vitamin K untuk mencegah terjadinya
pendarahan pada otak.
5) Memberikan salaf mata supaya tidak terjadi infeksi mata pada bayi.
6) Menyepakati KN2 3 hari-7hari
b. Kunjungan Neonatus pada 3 hari-7 hari
1) Melakukan pemeriksaan fisik pada Neonatus
2) Melakukam pengisian Buku KIA KMS
3) Memperhatikan intake output bayi
4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif
5) Menyepakati KN3 8 hari-28 hari
c. Kunjungan Neonatus pada 8 hari-28 hari
1) Melakukan pemeriksaan fisik pada Neonatus
2) Memberikanpendidikan kesehatan tentang Nutrisi bayi
3) Memberikan Imunisasi HB0, BCG
7. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan,mengulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang
sudah dilaksanakan tetapi belum efektif.(Furwasyih Dian,2016).
a. Kunjungan Neonatus pada 6 jam-48 jam
1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan fisik bayi dalam keadaan
Normal.
2) Ibu mau menjaga kehangatan bayi.
3) Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat bayi.
4) Penyuntikan Vitamin K sudah dilakukan
5) Pemberian salaf mata sudah diberikan.
6) Ibu mau melakukan KN2 3 hari-7hari
b. Kunjungan Neonatus pada 3 hari-7 hari
1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan fisik bayi dalam batas Normal.
103

2) Pengisian Buku KIA KMS sudah dilakukan


3) Intakeoutput bayi dalam batas normal
4) Ibu mengerti dengan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif
yang diberikan oleh bidan
5) Ibu mau melakukan KN3 8 hari-28 hari
c. Kunjungan Neonatus pada 8 hari-28 hari
1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan fisik bayi dalam batas normal.
2) Ibu mengerti dengan pendidikan kesehatan tentang Nutrisi bayi.
3) Imunisasi HB0 (0-7 hari) dan BCG (usia 1 bulan) sudah diberikan
104

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Rancangan Pelaksanaan Asuhan


Asuhan ini menggunakan desain penelitian observasional komprehensif
dengan pendekatan Studi Kasus untuk mempelajari tentang Asuhan Kebidanan
Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Neonatus.
3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas, dan Neonatus ini
dilakukan di PMB Kabupaten Agam pada tanggal 8 April-4 Mei 2019.
3.3. Subjek
Subjek yang digunakan dalam asuhan ini adalah Ibu Hamil Timester III, Ibu
Bersalin, Ibu Nifas, dan Neonatus (Normal/Fisiologis) di PMB Kab. Agam.
3.4. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dapat berupa data primer yaitu dari hasil
wawancara, observasi langsung dan pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada
pasien meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan
penunjang dan Data Sekunder yaitu dari buku KIA.
3.5. Alat dan Metode Pengumpulan Data
1. Alat yang di gunakan untuk mengumpulkan data dasar yaitu Format
pengkajian ANC, INC, PNC, dan Neonatus, Set Antenatal, Set Partus, dan Set
Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas dan Neonatus..
2. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara,
observasi dan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan
khusus, dan pemeriksaan penunjang untuk melakukan observasi dari
pemeriksaan pada pasien dilakukan dengan jadwal sebagai berikut:
a) Ibu Hamil
Pada jadwal kunjungan ibu hamil dilakukan 2 kali: kunjungan
pertama dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu-36 minggu.
Sedangkan pada kunjungan kedua dilakukan pada usia kehamilan 37
minggu-42 minggu.
105

b) Ibu Bersalin
Dilakukan dari awal Kala I-Kala IV (pemantauan 2 jam)
c) Ibu Nifas
Pada jadwal kunjungan ibu nifas dilakukan 3 kali : kunjungan pertama
dilakukan pada masa nifas 6 jam-3 hari postpartim, kunjungan kedua
dilakukan pada masa nifas 4 hari-28 hari pospartum, dan kunjungan
ketiga dilakukan pada masa nifas 29 hari-42 hari.
d) Neonatus
Pada jadwal kunjungan Neonatus dilakukan 3 kali : kunjungan pertama
dilakukan pada neonatus 6 jam-48 jam, kunjungan kedua dilakukan pada
neonatus 3 hari-7 hari, dan kunjungan ketiga dilakukan pada neonatus 8
hari-28 hari.
3. Laporan dokumentasi Format Asuhan kebidanan ANC,INC,PNC, dan
Neonatus dilampirkan.
3.6. Analisa Data
Penulisan analisa data mencakup tiga hal yaitu Reduksi Data, Penyajian Data,
dan Penarikan Kesimpulan.
1. Reduksi Data dalam analisis data penelitian kualitatif, berupa analisis terhadap
catatan perkembangan pasien. Data hasil wawancara yang terkumpul
dijadikan menjadi satu dalam bentuk pendokumentasian Askeb. Data objektif
dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan
nilai normal.
2. Penyajian Data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan dalam pemberian Asuhan Kebidanan secara
Komprehensif.Data ini berbentuk catatan perkembangan dan matriks SOAP
yang diikuti catatan Askeb pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas dan
Neonatus.
106

3. Penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus selama berada


dilapangan. Evaluasi ini didapat dari catatan perkembangan dan matriks
SOAP yang diikuti catatan Askeb pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas dan
Neonatus.
3.7. Etika Pelaksanaan
Sebelum melakukan Asuhan Kebidanan penulis akan menggunakan Informed
Consent (persetujuan) demi kerahasiaan responden dan keamanan responden.
(Terlampir)
107

BAB IV
LAPORAN KASUS

4.1. FORMAT ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

I. PENGKAJIAN DATA IBU HAMIL


1. Data Subjektif
A. IDENTITAS
Nama :Ny D Nama Suami :Tn Y
Umur :24 tahun Umur :26 tahun
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Tani
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :Perguruan Tingggi Pendidikan :SMA
Suku/bangsa :Indonesia Suku/Bangsa :Indonesia
Alamat :Koto Tuo Alamat : Koto Tuo
No telp. :08227689xxxx
B. ANAMNESA
1. Pada Tanggal :16/04/2019
Alasan Kunjungan :Memeriksa Kehamilan
Keluhan-keluhan :Tidak ada Keluhan
2. Riwayat Menstruasi
Menarche :14 Umur
Siklus :28 hari
Banyaknya :3 kali ganti pembalut/hari
Lamanya :7hari
Dismenorrhoe :Tidak Ada
3. Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
N
Tgl lahir Usia kehamilan Jenis Tempat komplikasi Bayi Nifas(lakta
o persalinan persalinan (BB,pPB,J si)
K)
1 Ini
108

4. Kontrasepsi yang pernah digunakan :Tidak Ada


5. Riwayat kehamilan sekarang
a. hari pertama haid terakhir : 19-09-2018
b. Tafsiran Persalinan : 26-06-2019
c. keluhan-keluhan pada
Trimester I : Mual mual
Trimester II : Mual, magh
Trimester III :nyeri perut bagian bawah sudah teratasi
d. Kapan pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu: Sejak 3 Bulan yang
lalu
e. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : 20-24 kali
f. keluhan-keluhan yang dirasakan ibu
5L :Tidak ada
Mual dan muntah terus menerus : Tidak ada
Nyeri Perut : Tidak ada
Deman tinggi : Tidak ada
Sakit kepala berat : Tidak ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri/panas BAK : Tidak ada
Gatal pada vulva : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Merahan pada tungkai : Tidak ada
Bengkak pada wajah, tangan, kaki: Tidak ada
g. Obat/Suplemen : Vitamin,Tablet Fe
h. Skrining Imunisasi
TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
2018
109

6. Riwayat Kesehatan ibu


a. Riwayat penyakit yang pernah diderita : ibu tidak pernah memiliki riwayat
penyakit seperti penyakit jantung, Hipertensi, Penyakit Ginjal, DM, TBC,
Asma, Epilepsi, dan PMS/IMS.
b. Riwayat Alergi : Ibu tidak memiliki riwayat alergi makanan atau obat
obatan
c. Riwayat Transfusi Darah : Ibu tidak pernah transfuse darah
d. Riwayat Operasi dinding rahim : Ibu tidak ada riwayat operasi dinding
rahim
e. Riwayat pernah Mengalami kelainan jiwa: Ibu tidak memiliki riwayat
kelainan jiwa
7. Riwayat kesehatan keluarga
a. Riwayat penyakit keturunan:Ibu tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan
b. Riwayat Kerunan kembar :Ibu tidak memiliki riwayat keturunan kembar
8. Riwayat Psikososial
a. Kehamilan ini : Direncanakan
b. Respon ibu terhadap kehamilan ini : Baik
c. Respon Suami dan keluarga terhadap :Baik
d. Hubungan dengan suami dan keluarga :Baik
e. Hubungan dengan tentangga dan Masyarakat :Baik
f. Kekhwatiran-kekhwatiran khusus :Tidak ada
9. Riwayat Perkawinan
Kawin Umur :23 tahun
Setelah kawin berapa lama baru hamil : 1 Bulan
10. keadan ekonomi
Penghasilan Perbulan :Rp 2000.000
Jumlah anggota keluarga yang ditanggung :2 orang
Penghasilan Per kapita :Rp 1000.000
110

11. kebiasaan hidup sehari-hari


a. Personal Hygiene
mandi :2 kali sehari
Sikat gigi :3 kali sehari
Keramas :4 kali seminggu
Ganti Pakaian Dalam :3 kali sehari
b. Pola Makan dan minum
Sebelum hamil
Pagi :1 piring nasi sedang+1 butir telur+1 mangkuk sayur+ 1 gelas air putih
Siang :1 piring nasi sedang+1 potong ikan+2 potong sedang terung+2 gelas
air putih
Malam : 1 piring nasi sedang+1 potong ikan +3 potong kecil kentang+2 gelas
air putih
Saat Kehamilan Sekarang :
Pagi :1 piring nasi sedang+I potong ikan+ 1 mangkok sayur+1 gelas susu+2
gelas air putih
Siang :1 piring nasi sedang+1 potong lauk+2 potong tempe sedang+2 gelas air
putih
Malam : 1 piring nasi sedang+2 potong rendang daging+2 gelas air putih
Masalah gangguan percernaan :Tidak ada
c. Pola Eliminasi
BAK BAB
Frek : 8 kali sehari Frek :1 kali sehari
Warna :Jernih Warna : Kuning Kecoklatan
Keluhan :Tidak Ada Konsistensi : Lembek
Keluhan :Tidak Ada
d. Pola istirahat
Istirahat Siang :1 jam
Istirahat Malam :7 jam
111

e. Aktivitas Sehari-hari
Beban kerja :Pekerjaan rumah tangga
Olah raga :jalan-jalan pagi
Kegiatan Spiritual :Sholat 5 waktu
f. Hubungan Seksual :Baik
g. Kebiasaan yang Merugikan kesehatan
Kebiasaan Merokok, Minuman Keras:Tidak ada
Konsumsi Obat-Obatan Terlarang :Tidak ada
Budaya yang merugikan kesehatan :Tidak ada
12. Persiapan Untuk kegawatdaruratan
a. Pengambil Keputusan kegawat daruratan:Suami
b. Tempat Persalinan yang diinginkan :Rumah sakit
c. Persiapan Donor Darah :Ada
d. Persiapan Biaya Persalinan :Ada (BPJS)
e. Persiapan Transportasi :Motor
f. Golongan Darah :O

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran :cmc
TD :110/70 mmHg Pernafasan :20 x/Menit
Nadi :84x/i BB Sebelum Hamil :44 k
Suhu :36,4 0C BB Setelah Hamil :58 kg
TB :154 cm LILA :25 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala :Bersih,tidak ada ketombe
Rambut :Tidak rontok
Mata :Konjungtiva merah muda,sclera putih
Muka :Tidak oedema, tidak pucat
112

Mulut :Bersih,tidak kering


Gigi :Putih, Tidak Berlubang
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan limfe
Payudara : Simetris kiri dan kanan
Areola Mammae :hiperpigmentasi
Pappila Mammae :Menonjol
Kolostrum :Positif
Abdomen :Bekas Luka Operasi :Tidak Ada
Pembesaran Perut :Sesuai usia kehamilan
Strie : Albican
Linea : Alba
Genetalia : Kemerahan :Tidak Ada
Pembengkakan:Tidak Ada
Varices :Tidak Ada
Oedema :Tidak Ada
Eksremitas
Atas Bawah
Oedema :Tidak Ada Oedema :Tidak Ada
Sianosis :Tidak Ada Varices :Tidak Ada
Pergerakan :Aktif Pergerakan :Aktif
b. Palpasi
Leopold I :TFU pertengahan pusat-px, Pada fundus ibu teraba bundar,
lunak, tidak melenting kemungkinan bokong janin
Leopold II :Di bagian kiri perut ibu teraba memanjang, memapan,
mendatar kemungkinan punggung janin, di bagian kanan perut ibu teraba
tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin
Leopold III:Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras, melenting
kemungkinan kepala janin belum masuk PAP
Leopold IV:Tidak di lakukan
TFU (Cm) :33 cm
113

TBBJ :(33-13)X155=3100 gram


c. Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi / Irama : 137x/i /Teratur
Intensitas : kuat
d. Perkusi
Reflek patella kanan:(+)
Reflek Patella kiri :(+)
e. Pemeriksaan Panggul Luar
Distansia Spinarum :Tidak di lakukan
Distansia Cristarum :Tidak di lakukan
Conjugata Eksterna :Tidak di lakukan
Lingkaran Panggul :Tidak di lakukan
f. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
1) Hb :11,1 gram%
2) Urine, Glukosa urin, Protein Urin, Hbsag, sifilis, HIV:09-04-2019
Protein Urine :(-)
Glukosa Urine :(-)
Hbsag : (-)
Sifilis : (-)
HIV : (-)
114

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA KEHAMILAN 31-32 MINGGU


DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN “A” AGAM
TANGGAL 16-04-2019

S O A P
Tanggal: 16-04-2019 Kesadaran : Composmentis Dx : Ibu G1P0A0H0 UK 31-32 1. Memberitahu hasil
Pukul : 17:00 WIB Ku : Baik minggu, janin hidup, pemeriksaan bahwa keadaan
tunggal, intrauterine, let-kep, ibu dan janin dalam batas
Ibu mengatakan : TTV keadaan jalan lahir belum normal.
1. Ini kehamilan pertamanya TD : 110/70 mmHg diketahui, keadaan umum TD : 110/70 mmHg
2. Ibu ingin Kontrol Kehamilan S : 36,4 °C ibu dan janin baik. S : 36,4 °C
3. HPHT: 19-09-2018 N : 84 x/i N : 84 x/i
4. Tidak ada keluhan P : 20 x/i Dasar: P : 20 x/i
BB sebelum hamil:44 kg  Ibu mengatakan ini DJJ :137 x/i
BB sekarang : 58 Kg kehailannya yang pertama. E : ibu dan keluarga senang
TB : 154 cm  HPHT: 19-09-2018 mengetahui hasil pemeriksaan
LILA : 25 cm  DJJ:+ 137 x/i
TP: 26-06-2019  Leopold 2. Menganjurkan ibu untuk tetap
L1: bokong janin mempertahankan nutrisi dan
Inspeksi: L2: Puki janin membatasi makanan yang
Head To Toe dalam batas L3: Letkep janin mengandung karbohidrat dan
normal. L4: tidak dilakukan lemak
 Saat dipalpasi ibu tidak E : ibu mengerti dan mau
Palpasi merasa nyeri mengikuti anjuran yang
Leopold I :TFU pertengahan  Tidak melakukan diberikan
pusat-px, bokong janin pemeriksaan panggul luar.
Leopold II : punggung janin 3. Menganjurkan ibu jalan pagi
 Keadaan umum ibu : TTV
sebelah kiri dan melakukan gerakan-
dalam batas normal
Leopold III: kepala janin, gerakan ringan, seperti
 Keadaan umum bayi : DJJ
115

Kepala belum masuk PAP :+ 137x/i (peregangan, menggerak-


Leopold IV:Tidak di lakukan gerakkan ujung jari kaki dan
TFU (Cm) :33 cm tangan).
TBBJ :(33-13)X155=3100 Masalah:Tidak Ada E : Ibu mau melakukannya
gram dirumah
Auskultasi Dx potensial : Tidak ada
DJJ : Positif (+) 137 x/i 4. Memberitahu ibu tanda-tanda
Frekuensi/irama : Teratur Tindakan segera : Tidak ada bahaya ibu hamil TM 3,
Intensitas : Kuat seperti : Demam tinggi,
Perkusi kejang, bengkak pada wajah
Reflek patella kanan : + dan tungkai, sakit kepala yang
Reflek patella kiri : + berlebihan, pergerakan janin
Pemeriksaan panggul luar yang berkurang, perdarahan,
:Tidak dilakukan air ketuban keluar sebelum
Pemeriksaan penunjang waktunya.
Hb :11,1 gram% E : Ibu dapat menyebutkan 3
dari 7 tanda bahaya.

5. Memberikan konseling
tentang macam macam alat
kontrasepsi dan memberitahu
efek samping dan manfaat
KB.
E: ibu belum menentukan
jenis kb yang digunakannya

6. Memberiksn Tablet Fe dan


Multivitamin kepada ibu.
Tablet Fe harus diminum
116

dengan air putih, jus jeruk, jus


tomat, tidak boleh dibarengi
dengan Teh.
E : Ibu mengerti dan mau
meminum obat yang
diberikan

7. Menganjurkan ibu
kunjungan ulang 15 hari
lagi atau jika ada keluhan.
E : ibu mengerti dan mau
kunjungan ulang.
117

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D USIA KEHAMILAN 33-34 MINGGU


DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN “A” AGAM
TANGGAL 30-04-2019

S O A P
Tanggal: 30-04-2019 Kesadaran : Composmentis Dx : Ibu G1P0A0H0 UK 33- 1. Memberitahu hasil
Pukul : 05:00 WIB Ku : Baik 34 minggu, janin hidup, pemeriksaan bahwa keadaan
tunggal, intrauterine, let- ibu dan janin dalam batas
Ibu mengatakan : HPHT : 19-09-2018 kep, keadaan jalan lahir normal.
1. Ibu mengeluh batuk, TP :26-06-2019 normal, keadaan umum ibu TD : 110/80 mmHg
demam, dan flu sejak 2 hari dan janin baik. S : 37,7 °C
yang lalu TTV N : 84 x/i
TD : 110/80 mmHg Dasar: P : 20 x/i
S : 37,7 °C  Ibu mengatakan ini DJJ :140 x/i
N : 84 x/i kehailannya yang pertama. E : ibu dan keluarga senang
P : 20 x/i  HPHT: 19-09-2018 mengetahui hasil pemeriksaan
BB sebelum hamil:44 kg  DJJ:+ 140 x/i
BB sekarang: 59 Kg  Leopold 2. Menganjurkan ibu istirahat
TB : 154 cm L1: bokong janin yang cukup, kompres air
LILA : 25 cm L2: Puki janin hangat dan minum air hangat
L3: Letkep janin yang banyak untuk
Inspeksi : L4: tidak dilakukan menurunkan demam ibu dan
Head To Toe dalam batas  Saat dipalpasi ibu tidak mengurangi batuk.
normal merasa nyeri. E : Ibu mau melakukannya.
 Lingkar panggul: 90 cm
Palpasi 3. Menganjurkan ibu tetap
 Keadaan umum ibu : TTV
Leopold I :TFU pertengahan mempertahankan nutrisi dan
dalam batas normal
pusat-px, bokong janin sedikit membatasi makanan
 Keadaan umum bayi : DJJ
Leopold II :Punggung janin, yang mengandung karbihidrat
:+ 140x/i
118

sebelah Kiri dan lemak


Leopold III: kepala janin, E : ibu mengerti dan sudah
kepala belum masuk PAP Masalah:Tidak Ada mengikuti anjuran yang
Leopold IV:Tidak di lakukan diberikan
TFU (Cm) :33 cm Dx potensial : Tidak ada
TBBJ :(33- 4. Mengingatkan ibu jalan pagi
13)X155=3100 gram Tindakan segera : Tidak ada dan melakukan gerakan-
Auskultasi gerakan ringan, seperti
DJJ : Positif (+) 140 x/i (peregangan, menggerak-
Frekuensi/irama : Teratur gerakkan ujung jari kaki dan
Intensitas : Kuat tangan).
E : Ibu sudah melakukannya
Perkusi dirumah
Reflek patella kanan : +
Reflek patella kiri : + 5. Mengingatkan kembali
kepada ibu tanda-tanda
Pemeriksaan panggul luar bahaya ibu hamil TM 3,
Lingkaran panggul : 90 cm seperti : Demam tinggi,
kejang, bengkak pada wajah
Pemeriksaan penunjang dan tungkai, sakit kepala yang
Hb :11,1 gram% berlebihan, pergerakan janin
yang berkurang, perdarahan,
air ketuban keluar sebelum
waktunya.
E : Ibu dapat menyebutkan 5
dari 7 tanda bahaya.

6. Memberitahu ibu tanda-tanda


persalinan seperti, perut
119

mules-mules yang teratur,


timbul semakin sering dan
lama, keluar lender
bercampur darah, keluar air-
air yang banyak dari
kemaluan dan jika ibu
mengalami salah satu dari
tanda tanda persalinan maka
ibu segera datang ke tenaga
kesehatan.
E : Ibu mengerti dan dapat
mengulang 3 tanda-tanda
persalinan.

7. Menjelaskan ibu untuk


mempersiapkan persiapan
persalinan seperti uang/biaya,
transportasi, donor darah,
tempat bersalin, penolong
persalinan, surat surat yang
diperlukan, buku KIA,
pakaian ibu dan bayi..
E : Persiapan persalinan sudah
disiapkan oleh ibu

8. Memberikan obat obatan


seperti Parasetamol, Dextral,
Amoxilin.
E : Ibu mengerti dan mau
120

meminum obat yang


diberikan

9. Menganjurkan ibu
kunjungan ulang 15 hari
lagi atau jika ada keluhan.
E : ibu mengerti dan mau
kunjungan ulang.
121

4.2. FORMAT PENGKAJIAN IBU BERSALIN

I. PENGKAJIAN (PENGUMPULAN DATA DASAR)


A. IDENTITAS /BIODATA
Hari / Tanggal : Sabtu, 13 April 2019
Pukul : 19.00 WIB
Ruang : BPM Azia Nofa
Nama :Ny. I Nama Suami :Tn S
Umur :23 Tahun Umur :24 Tahun
Suku/Bangsa :Minang/Indonesia Suku/Bangsa :Minang/Indonesia
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMU Pendidikan :SMU
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat :Koto Tuo No.Telp :0821xxxxxxx
No.Telp :0812xxxxxxxx
B. DATA SUBJEKTIF
1. KELUHAN IBU
a. Sakit pinggang menjalar ke ari ari sejak pukul 13:00 wib
b. Pengeluaran Pervaginaam : Lendir bercampur darah jam 18:55 wib
2. RIWAYAT MENSTRUASI
a. Menarche : Umur 14 tahun
b. Haid : Teratur Siklus 28 hari/ anyir
c. Disminore : Tidak ada
d. Warna : Merah segar
e. Bentuk Pendarahan/haid : Encer
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
no Tgllahir Usia Jenis Tempat Komplik penolo Bayi nifas
kehamilan Persalin Persalin asi ng PB/BB
an an / JK
1 Ini
122

4. RIWAYAT KONTRASEPSI YANG PERNAH DI GUNAKAN


Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
5. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
a. Hari Pertama Haid Terakhir :01-07-2018
b. Taksiran persalinan :08-04-2019
c. Keluhan keluhan kehamilan
Trimester Masalah/keluhan Tindakan/Therapy
Trimester 1 Mual mual Makan sedikit tapi sering
Trimester 2 Tidak ada
Trimester 3 Nyeri pinggang
d. Pergerakan Janin Dalam 24 Jam Terakhir : Ada, 24X Dalam 24 Jam
e. Riwayat ANC
Kunjungan Anc :Teratur
Tempat pelayanan :PMB
6. RIWAYAT KESEHATAN IBU
a. Ibu Tidak Memiliki Penyakit Seperti Hipertensi, DM, Jantung, dan
Penyakit Menular.
b. Riwayat Alergi: Ibu tidak pernah mengalami alergi makanan atau obat
obatan
c. Riwayat Transfusi Darah: Ibu tidak pernah memiliki riwayat transfuse
darah
d. Riwayat Operasi Yang Pernah Dialami: Ibu tidak pernah riwayat operasi
e. Riwayat Pernah Mengalami Kelainan Jiwa: Ibu tidak memiliki riwayat
kelainan jiwa
7. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a. Riwayat Penyakit Menular/Keturunan: Ibu tidakmemiliki riwayat penyakit
keturunan
b. Riwayat Keturunan Kembar: Ibu tidak memiliki riwayat keturunan
kembar
8. RIWAYAT PERKAWINAN
Status perkawinan : Kawin
123

Jika menikah :Menikah Umur : 22 Tahun


Lama Menikah : ±1 Tahun
9. KEBIASAAN HIDUP SEHARI HARI
a. Makan Dan Minum Terakhir
MAKAN
Pukul : 14:00 WIB
Macam : Nasi Putih+Ikan Nila+Tempe
Jumlah : Nasi Putih I Piring Sedang + 1 Potong Ikan Nila+2 Potong
Sedang Tempe
Keluhan :Tidak Ada
MINUM
Pukul :18:00 WIB
Macam :Air putih
Jumlah :1 gelas
Keluhan : Tidak Ada
b. Eliminasi terakhir
BAK
Pukul :17:30 WIB
Warna :Jernih
Bau :Pesing
Jumlah : sedikit
BAB
Pukul : 08:00 WIB
Warna :Kuning kecoklatan
Jumlah : Sedikit
Konsistensi : lembek
c. Istirahat terakhir : 2 jam
C. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Baik
124

Berat Badan Sebelum Hamil :53 kg


Berat Badan Sesudah Hamil :79 kg
Tinggi Badan :151cm
Lingkar Lengan Atas (LILA) :25cm
2. TANDA TANDA VITAL
Tekanan darah : 110\70 mmHg
Nadi : 87 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Wajah : Tidak Pucat, Tidak Oedema
b. Chloasma Gravidarum :Tidak Ada
c. Kelopak Mata :Tidak Oedema
d. Konjungtiva :Merah Muda
e. Sklera :Tidak Ikterik
f. Leher :Tidak Ada Pembesaran Pada Kelenjar Limfe
dan Tiroid
4. PEMERIKSAAN ABDOMEN
A. Inspeksi : Tidak Ada Bekas Luka Operasi
B. Pembesaran Perut :Memanjang
C. Terlihat Pergerakan Anak :Ya
D. Palpasi
Leopold 1 :TFU pertengahan pusat-PX, Pada fundus teraba bundar ,
lunak, tidak melenting kemungkinan bokong janin
Leopold 2 :Dibagian kiri Perut ibu teraba memanjang, mendatar dan
memapan kemungkinan Punggung janin. Dan pada bagian
Kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan
ekstremitas janin.
Leopold 3: Pada Bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat, dan tidak
dapat digoyangkan lagi kemungkinan kepala janin, kepala
sudah masuk PAP,
125

Leopold 4: Sebagian besar kepala janin sudah masuk PAP (Divergen)


TFU :34 cm
TBBJ :(34-11) x 155=3565 gram
Massa lain : Tidak Ada
Perlimaan :2/5
HIS :
a. Frekuensi :3 kali dalam 10 menit
b. Durasi :40 detik
c. Interval :3 menit
d. Kekuatan : sedang
E. AUSKULTASI
DJJ :Positif 147 kali/menit kuat, dan teratur
BISING USUS :Positif /menurun
5. ANGGENITALIA
PEMERIKSAAN DALAM
a. Pembukaan : 7 cm
b. Portio :Menipis
c. Ketuban : Utuh
d. Presentasi :Belakang Kepala
e. Posisi :UUK Kiri Depan
f. Penurunan :Hodge III+
g. Bagian Terkemuka: Tidak Ada
6. EKSTREMITAS ATAS DAN BAWAH
a. Oedema Tangan Dan Jari : Tidak Ada
b. Oedema di kaki : Tidak Ada
c. Betis Merah/Lembek/Keras : Tidak Ada
d. Varises Tungkai : Tidak Ada
e. Reflek : Positif
7. pemeriksaan penunjang : 09 Januari 2019
HB : 11,3 gram %
126

Protein Urine : Negatif (-)


Glukosa Urine :Negatif (-)
Hbsag :Negatif (-)
Sipilis :Negatif (-)
HIV :Negatif (-)
127

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


PADA NY. I USIA KEHAMILAN 40-41 MINGGU
DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN AZIA NOFA AGAM
TANGGAL 13-04-2019

S O A P
KALA I Kesadaran : Composmentis Dx : Ibu inpartu G1P0A0H0 1. Menginformasikan hasil
Tanggal: 13-04-2019 Ku : Baik Kala 1 fase aktif , UK 40-41 pemeriksaan pada ibu dan
Pukul : 19:00 – 22:00 WIB minggu, janin hidup, tunggal, keluarga bahwa pembukaan 7
TTV intrauterine, let-kep, preskep, cm, keadaan ibu dan janin dalam
Ibu mengatakan : TD : 110/70 mmHg UUK Kiri Depan,III +, batas normal.
1. Ibu makan terakhir jam 14:00 S : 36,2 °C Keadaan jalan lahir normal, E: ibu sudah mengetahuinya
wib N : 87 x/i Ku ibu dan janin Baik. dan ibu senang mendengarnya
2. HPHT : 01-07-2018 P : 20 x/i
TP :08-04-2019 Masalah : Tidak Ada 2. Memberikan informed
3. Ibu mengatakan sakit pinggang Inspeksi consent tentang tindakan yang
menjalar ke ari ari sejak jamHead To Toe dalam batas normal Dx potensial : Tidak ada akan dilakukan Kepada ibu dan
13.00 WIB meminta persetujuan ibu atau
4. Keluar lendir bercampur darah Palpasi Tindakan segera : Tidak ada keluarga
lewat jalan lahir sejak jam Leopold 1 :TFU pertengahan Kebutuhan: E: suami sudah menanda tangani
18:55 wib pusat-PX, bokong janin informed consent
Leopold 2 :Punggung janin - Informasi hasil pemeriksaan
sebelah kiri - Informed consent 3. Memberikan ibu kebebasan
Leopold 3: kepala janin, kepala - Asuhan sayang ibu untuk memilih pendamping
sudah masuk PAP, - Nutrisi persalinan.
Leopold 4: Sebagian besar - Eliminasi E: ibu memilih suami menjadi
kepala janin sudah masuk PAP - Teknik relaksasi pendamping persalinan.
(Divergen) - Pemantauan Kala I dengan
partograf 4. Membantu ibu untuk
TFU :34 cm - Cek alat partus memilih posisi persalinan yang
TBBJ :(34-11) x 155=3565 nyaman bagi ibu seperti setengah
gram duduk, miring kiri/kanan,
Perlimaan :2/5 jongkok, berdiri, dll
128

HIS : E: ibu memilih posisi stengah


Frekuensi:3 kali dalam 10 menit duduk
Durasi :40 detik
Interval :3 menit 5. Menganjarkan dan
Kekuatan : sedang melibatkan keluarga untuk
membantu ibu makan dan
Auskultasi minum di sela sela His supaya
DJJ : Positif (+) 147 x/i ibu memiliki tenaga untuk
Frekuensi/irama : Teratur mengedan.
Intensitas : Kuat E : Ibu sudah minum teh 1 gelas
dan 1 gelas air hangat
PEMERIKSAAN DALAM
h. Pembukaan: 7 cm 6. Memenganjurkan dan
i. Portio :Menipis membantu ibu untuk BAK
j. Ketuban: Utuh Kekamar mandi
k. Presentasi: Belakang Kepala E: ibu sudah BAK, kandung
l. Posisi :UUK Kiri Depan kemih tidak teraba
m. Penurunan: Hodge III+
Bagian Terkemuka:Tidak Ada 7. Mengajarkan ibu teknik
relaksasi untk mengurangi rasa
Perkusi sakit dengan cara menarik nafas
Reflek patella kanan : + dalam dan melepaskannya secara
Reflek patella kiri : + perlahan
E: ibu sudah melakukan teknik
Pemeriksaan penunjang: relaksasi dan ibu merasa nyaman
HB: 11,3 gram
8. Mengajarkan ibu cara
meneran yang baik dengan cara
kedua tangan dipangkal paha,
bahu menempel ke dada , mata
ibu terbuka seperti ingin melihat
bayi keluar kemudian mengedan
seperti ingin BAB, lakukan
129

teknik ini saat pembukaan


lengkap dan saat ada HIS.
E: ibu mau melakukannya

9. Memberi dukungan moral


pada ibu dengan cara
menenangkan perasaan ibu dan
mengelus elus pinggang ibu
untuk mengurangi rasa nyeri
E: ibu merasa nyaman, tenang
dan nyeri pinggang sudah mulai
berkurang

10. Menganjurkan ibu untuk


jalan jalan disekitar ruang
bersalin untuk mempercepat
proses persalinan.
E: ibu mau berjalan disekitar
ruang bersalin

11. Melakukan pemantauan


kala I dengan menggunakan
partograf.
E: partograf sudah diisi

12. Mempersiapkan alat alat


pertolongan persalinan seperti
APD, partus set, pakaian ibu dan
bayi, ember kotor, obat obatan
yang diperlukan, alat resusitasi
dan lain lain
E: Alat sudah disiapkan
130

KALA II Kesadaran : Composmentis Dx : Ibu inpartu kala II KU 1. Menginformasikan hasil


Tanggal: 13-04-2019 Ku : Baik ibu dan janin Baik pemeriksaan pada ibu dan
Pukul : 22:00 – 22:55 WIB keluarga bahwa pembukaan
TTV Masalah: tidak ada 10 cm, keadaan ibu dan janin
Ibu mengatakan : TD : 100/80 mmHg dalam batas normal.
S : 37 °C Tindakan segera: tidak ada E: ibu sudah mengetahuinya dan
a. Ibu mengatakan sakit semakin N : 88 x/i ibu senang mendengarnya
kuat dan sering P : 22 x/i Kebutuhan:
b. Keluar lendir bercampur darah - Informasi hasil pemeriksaan 2. Memenuhi nutrisi dan cairan
lewat jalan lahir yang banyak Terdapat tanda tanda kala II: - Nutrisi ibu dengan melibatkan
c. Ibu mengatakan ingin BAB a. Adanya dorongan ingin - Mngantur posisi persalinan keluarga dengan memberi ibu
d. Keluar air air yang banyak meneran - Membimbing meneran dengan minum dan makanan disela
b. Adanya tekanan pada anus benar sela kontraksi
c. Perineum menonjol - Pertolongan persalinan Normal E: ibu sudah diberi minum 2
d. Vulva membuka - Penanganan awal BBL gelas dan 1 potong roti
e. Pengeluaran lender
bercampur darah yang semakin 3. Membantu ibu untuk
banyak mengatur posisi persalinan
setengah duduk
Palpasi E: ibu nyaman dengan posisi
Kandung kemih : tidak teraba setengah duduk
HIS: 5X dalam 10 menit > 50
detik 4. Membimbing ibu meneran
Auskultasi ketika ada his dan lakukan
DJJ : Positif (+) teknik mengedan yang benar
Frekuensi/irama:140x/i /Teratur seperti yang telah diajarkan.
Intensitas : Kuat E: ibu mengerti dan sudah
melakukan teknik mengedan
PEMERIKSAAN DALAM 5. Memimpin pertolongan
Pembukaan: 10 cm persalinan
Portio :Tidak Teraba Dekatkan alat partus untuk
Ketuban:Jernih memudah pekerjaan,
Presentasi:Belakang Kepala Letakkan duk dan handuk
131

Posisi :UUK Depan bersih diperut ibu kemudian


Penurunan:Hodge IV letakkan underpad di bawah
Bagian Menumbung:Tidak Ada bokong, jika kepala bayi
sudah Nampak 5-6 cm
didepan vulva pimpin
persalinan, letakkan dug yang
dilipat 1/3 bagian di bokong
ibu untuk menahan perineum
kemudian lindungi perineum
dengan tangan kanan
menggunakan dug dan tangan
kiri menahan kepala bayi
dengan kasa steril anjurkan
ibu untuk meneran saat ada
his, jika kepala sudah lahir
periksa adanya lilitan tali
pusat kemudian tunggu kepala
bayi melakukan putaran faksi
luar setelah itu pegang kepala
bayi secara biparietal dan
keluarkan bahu depan terlebih
dahulu sambut bayi dengan
posisi jempol didada bayi lalu
lakukan sanggah susur
keluarkan bayi secara
perlahan.
E: bayi lahir pukul 22.55 wib JK
lakilaki menangis kuat,
bernafas spontan dan Bugar

6. Setelah bayi lahir letakkan


bayi diperut ibu kemudian
keringkan, bersihkan jalan
132

nafas dgan dili dan memotong


tali pusat kemudian letakkan
bayi didada ibu untuk
melakukan IMD selama 1 jam
E: bayi menangis kuat jalan nafas
sudah dibersihkan , tali pusat
sudah dipotong dan IMD
sedang dilakukan

KALA III Kesadaran : Composmentis Dx : Ibu parturien kala III1. Menginformasikan hasil
Tanggal: 13-04-2019 Ku : Baik normal pemeriksaan pada ibu dan
Pukul : 22:55 – 23:05 WIB Melihat tanda tanda pelepasan keluarga bahwa keadaan ibu
plasenta: Masalah: tidak ada dalam batas normal, dan bayi
Ibu mengatakan : 1. Adanya semburan darah tiba lahir pukul 22.55 JK: Laki laki
a. Ibu mengatakan mules pada tiba Tindakan segera: tidak ada keadaan baik.
perut 2. Tali pusat bertambah panjang Kebutuhan: E: ibu sudah mengetahuinya dan
b. Ibu merasa senang dengan - Informasi hasil pemeriksaan ibu senang mendengarnya
kelahiran bayinya - Memeriksa janin kedua
Palpasi - Memeriksa kandung kemih 2. Memeriksa kontraksi dan
a. TFU setinggi pusat - Manajemen Aktif Kala III janin kedua
b. Kontraksi Baik Suntik Oksitosin E: TFU setinggi pusat ,kontraksi
c. Tidak ada janin kedua Peregangan Tali Pusat baik, tidak ada janin kedua
d. Kandung kemih tidak teraba Terkendali
e. Perdarahan 100cc Masase Fundus 3. Melakukan pemeriksaan
- Ajarkan keluarga masase kandung kemih
- Cek kelengkapan plasenta E: kandung kemih tidak teraba
- Cek laserasi jalan lahir
4. Melakukan manajemen aktif
kala III:
a. Memberitahu ibu bahwa ibu
akan disuntik oksitosin 10 IU
di 1/3 paha kanan bagian luar
secara IM untuk merangsang
133

kontraksi uterus
E: oksitosin sudah disuntikkan

b. Melihat adanya pelepasan


plasenta seperti kontraksi
glubuler, ada semburan darah
yang banyak, dan tali pusat
bertambah panjang
E: adanya tanda tanda
pelepasan plasenta
Melakukan PTT (Peregangan
Tali Pusat Terkendali) dengan
cara letakkan Klem didepan
vulva berjarak 5 cm kemudian
regangkan tali pusat dengan
tangan kanan lalu letakkan
tangan kiri dipinggir atas
syimpisis ibu kemudian tekan
syimpisis ibu bila tali pusat
bertambah panjang berarti
plasenta sudah lepas,
kemudian tuntun tali pusat
sejajar lantai dengan tangan
kanan dan tangan kiri
menahan uterus dengan cara
dorso carnial kemudian
lahirkan plasenta secara
perlahan, jika plasenta sudah
berada didepan vulva bungkus
plasenta dengan selaput dan
putar secara perlahan sambil
menarik plasenta keluar.
E: plasenta lahir pukul 23.05 wib
134

c. Masase fundus uteri selama 15


detik
E: Uterus berkontraksi dengan
baik

5. Mengajarkan suami
melakukan masase fundus
supaya kontraksi ibu tetap
baik.
E: suami melakukan masase

6. Periksa kelengkapan plasenta


bagian fetal, maternal dan
selaput ketuban
E: Plasenta lahir lengkap

7. Memeriksa laserasi jalan lahir


E: laserasi jalan lahir derajat II
KALA IV Kesadaran : Composmentis Dx : Ibu parturien kala IV KU ibu1. Menginformasikan hasil
Tanggal: 13-04-2019 Ku : Baik Baik pemeriksaan pada ibu dan
Pukul : 23:05 – 01:05 WIB keluarga bahwa keadaan ibu
Pemeriksaan Umum Masalah: tidak ada baik,plasenta lahir lengkap
a. Ibu masih merasa mules TD:110/70 mmhg dan laserasi derajat II
b. Ibu merasa lelah dan N:87 X/i Tindakan segera: tidak ada E: ibu sudah mengetahui
mengantuk P: 21x/i keadaannya
c. Ibu merasa senang dengan S: 36,40C Kebutuhan:
kelahiran bayinya - Informasi hasil pemeriksaan 2. Memberitahu ibu untuk
Bayi lahir pukul 22:55 Wib - Penjahitan dan suntik lidocain dilakukan penjahitan dan ibu
Plasenta lahir jam 23:05 wib - Dekontaminasi alat dan akan disuntik bius (Lidocain)
menjaga kenyamanan ibu supaya ibu tidak merasa
Palpasi - Pemantauan Kala IV kesakitan
1. Kontraksi Baik - Pendokumentasian dengan E: ibu bersedia untuk dijahit dan
135

2. TFU: 2 jari dibawah pusat Partograf penjahitan sudah dilakukan


3. Kandung kemih tidak teraba 3. Membersihkan ibu dengan air
4. Laserasi: Derajat II DTT dan merendam alat alat
yang sudah dipakai dengan air
klorin untuk dilakukan
dekontaminasi alat 0,5%.
E: ibu sudah dibersihkan, dan alat
sudah didekontaminasikan.

4. Melakukan pemantauan kala


IV Selama 2 jam meliputi
TTV, TFU, Kontraksi,
kandung kemih, dan
perdarahan lakukan selama 2
jam : 1 jam pertama setiap 15
menit dan 1 jam kedua setiap
30 menit
E: pemantauan sudah dilakukan

5. Dokumentasi pemantauan kala


IV dengan partograf
E : partograf sudah diisi
136

4.3. FORMAT PENGKAJIAN PADA IBU NIFAS

Masuk Tgl/Jam: 14-03-2019 10:00


I. Pengkajian Data Ibu Nifas
A. Identitas/Biodata
Nama : Ny „I‟ Nama Suami : Tn „S‟
Umur : 23 Tahun Umur : 24 Tahun
Suku/Bangsa : Minang Suku/Bangsa : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Swasta
Alamat Rumah: Koto Tuo
No.Telp : 081258XXXX
B. Anamnesa (Data Subjektif)
1. Keluhan Pertama : Nyeri Luka Jahitan Jalan Lahir, Perut Masih Mules
2. Riwayat Perkawinan
Perkawinan Ke 1 Menikah Sejak Umur 22 tahun Lama Perkawinan
3. Riwayat Obstetrik
a. Riw. Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Anak Yang Lalu
No Tgl Usia Jenis Tempa Komplikasi Peno Bayi Nifas
Lahir Keha Persa Persa Ibu Bayi Long PB/BB/ Kea Loc Lak
Milan Linan Linan Jk daan Hea Tasi
1. 13/4/19 40-41 normal BPM Tidak Tidak bidan 49cm/ baik rubra ASI
mgg ada ada 3400
gram
/L
b. Riw. Kehamilan Sekarang
Umur Kehamilan : 40-41 minggu
Pergerakan Janin Pertama Kali Dirasakan : UK 5 bulan
ANC :12 Kali, Di BPM “A”
c. Riw. Persalinan Sekarang
Tanggal Persalinan : 13-04-2019 Jam: 22.55 Wib
Jenis Persalinan : Normal
Lama Persalinan : Kala I : 3 jam Kalla III :10 Menit
Kala II :55 Menit
Keadaan Ketuban : Pecah Jam :22.00 WIB Warna :Jernih
137

Bau :Amis
Keadaan Plasenta :
1) Berat : 400 gram
2) Insersi :Sentralis
3) Tali Pusat : Panjang : 60 cm Kelainan : Tidak Ada
Laserasi Jalan Lahir :Ada Derajat : II (Dua)
4. Riwayat KB: ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
5. Riwayat Kesehatan
a. Riw. Kesehatan Yang Lalu : Tidak Ada
b. Riw. Kesehatan Sekarang : Tidak Ada
c. Riw. Kesehatan Keluarga : Tidak Ada
6. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
a. Nutrisi
Porsi Makan Sehari : 3 X sehari
Jenis : Nasi 1 piring Sedang+ 1 Butir Telur+Sayur Mangkok+2
potong kecil Tempe+3 potong terung
Makanan Pantangan : Tidak Ada
Pola Minum : 9 Gelas Air Putih
b. Eliminasi
BAK BAB
Frek : 3 X Dalam 9 jam Frek : 1 Kali Dalam Sehari
Warna : Kekuningan Warna : Kuning Kecoklatan
Keluhan: Tidak Ada Konsistensi : Lembek
Keluhan : Tidak Ada
c. Istirahat
Istirahat Siang : Tidak Ada
Istirahat Malam : ± 5 Jam
d. Aktivitas
Beban Kerja : Tidak Ada
Olahraga : Tidak Ada
e. Kegiatan Spiritual : berdo‟a
f. Hubungan Seksual : Tidak Ada
138

7. Riw.Psikososial Spiritual
a. Respon Ibu Dan Keluarga Terhadap Masa Nifas :Baik
b. Dukungan Keluarga :Baik
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Pemeriksaan Umum
Kesadara : CMC Pernafasan : 20x/I
Tekanan Darah : 100/70 Mmhg BB : 73 kg
Nadi : 87x/I TB : 151 Cm
Suhu : 36,4 0C
2. Pemeriksaan Khusus
Kepala : Bersih, Tidak Ada Ketombe
Rambut : Tidak Rontok
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Muka : Tidak Oedema, Tidak Pucat
Mulut : Tidak Sariawan, Tidak Pucat
Gigi : Putih, Tidak Berlubang
Leher : Tidak Ada Pembesaran Kelenjar Limfe Dan Tiroid
Payudara : Kolostrum : Ada
Abdomen: TFU : 2 Jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik
Genetalia : Lokhea : Rubra
Varices : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
Luka Jahitan : Masih Basah, tidak ada jahitan perineum yang
lepas
Anus : Haemoroid : Tidak Ada
Ekstremitas
Atas Bawah
Oedema : Tidak Ada Oedema : Tidak Ada
Sianosis : Tidak Ada Varices : Tidak Ada
Pergerakan : Tidak Ada Pergerakan : Aktif
Tanda Flebitis : Tidak Ada
139

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb : Tidak dilakukan
140

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


KF1NY. I P1 A0H1 9 JAM POSTPARTUM
PMB “A” 14-04-2019

S O A P
KF I Kesadaran : Cmc Dx : Ibu P1A0H1 9 jam - Menginformasikan hasil
KU : Baik postpartum KU ibu baik. pemeriksaan kepada ibu bahwa
Tanggal : 14-04-2019 keadaan ibu baik.
Pukul : 08:00 wib Pemeriksaan umum Masalah: Tidak Ada E : Ibu sudah mengetahui hasil
TTV Diagnose potensial: Tidak Ada pemeriksaan.
- Ibu baru melahirkan 9 jam TD : 110/70 mmHg Tindakan Segera: Tidak Ada
yang lalu pada tanggal 13 april N : 87 x/i - Memberitahu ibu untuk
2019 jam 22:55 wib. S : 36,4 °C Kebutuhan: meminum obat anti nyeri yang
- Ibu masih merasakan mules P : 20 x/i telah diberikan supaya nyeri
dan nyeri pada luka jahitan BB : 73 Kg - Hasil pemeriksaan luka perineum yang ibu alami
jalan lahir. TB : 151 cm - Mengatasi keluhan ibu berkurang sesudah ibu makan
- Ibu mengatakan terakhir BAK - Nutrisi nanti.
jam 07:00 WIB. Inspeksi - Mobilisasi Dini E : Ibu mau minum obat.
Head To Toe dalam batas - Tanda tanda bahaya ibu nifas
normal - Teknik menyusui - Mengajarkan ibu untuk
- Personal hygen makan makanan yang
Palpasi: - Konseling KB bernutrisi supaya dapat
Abdomen: - Obat obatan yang diperlukan memperlancar produksi ASI
TFU: 2 Jari dibawah pusat - Kunjungan ulang ibu.
Kontraksi: Baik E : Ibu mau memakan-
Genetalia: makanan yang bernutrisi.
Lokhea: Rubra
Varices: Tidak Ada - Menjelaskan kepada ibu
Oedema: Tidak Ada untuk BAK dalam keadaan
Luka Jahitan : Masih Basah, berdiri karena jika ibu
tidak ada jahitan perineum yang memaksakan duduk luka
lepas jahitan ibu bisa saja lepas.
E : ibu mau berdiri saat BAK.
141

Pemeriksaan penunjang: Tidak


Dilakukan - Menganjurkan keluarga
untuk Membantu ibu
melakukan mobilisasi dini
seperti setengah duduk,
berjalan ke kamar mandi,
miring kiri atau kanan
E: keluarga melakukan anjuran
yang diberikan

- Membantu ibu menyusui


bayinya dengan cara : tangan
kiri ibu membentuk sudut
letakkan kepala bayi disudut
tangan ibu. Kemudian badan
bayi menempel keperut, tangan
sebelah kanan membentuk
huruf C di payudara ibu lalu
masukkan putting hingga
areola (bagian yang
menghitam) kemulut bayi. Jika
bayi sudah kenyang lepas
putting secara perlahan dengan
cara memasukkan kelengkeng
ibu kesudut mulut bayi
keluarkan putting secara
perlahan setelah sendawakan
bayi.
E : Ibu mau melakukannya.

- Memberitahu ibu untuk


memperhatikan tanda-tanda
bahaya ibu nifas, seperti :
142

Pendarahan jalan lahir, infeksi


bekas luka jahitan demam,
kejang, payudara bengkak dan
memerah dll, jika ibu
mengalami hal tersebut segera
dating ke fasilitas kesehatam.
E : Ibu mau memperlihatkan
tanda bahaya, dan akan
memeriksa ke tenaga kesehatan
jika mengalami tanda bahaya
tersebut..

- Memberitahu ibu untuk tetap


menjaga daerah kewanitaan,
ganti pembalut sesering
mungkin, jangan biarkan
vagina ibu lembab dan jaga
luka jahitan perineum ibu tetap
kering dan bersih.
E : Ibu mau menjaga daerah
kewanitaannya dan luka
jahitannya.

- Memberitahu ibu untuk


minum sebelum dan sesudah
menyusui bayi, susui bayi
secara bergantian payudara kiri
dan kanan.
E : Ibu mengerti dan mau
melakukannya

8. Memberikan konseling
tentang macam macam alat
143

kontrasepsi dan memberitahu


efek samping dan manfaat KB.
E: ibu belum menentukan jenis
kb yang digunakannya

- Memberikan ibu vitamin,


tablet Fe untuk mencegah ibu
anemia dan memberikan tablet
sari ASI untuk memperbanyak
produksi ASI
E: ibu mau meminum obat
yang diberikan

- Menyepakati kunjungan
ulang 1 minggu lagi atau jika
ibu ada keluhan.
E : Ibu mau datang untuk
kunjungan ulang.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


KFII NY. I P1 A0H1 7 HARI POSTPARTUM
PMB “A” 20-04-2019

S O A P
KF II Kesadaran : Cmc Dx : Ibu P1A0H1 7 Hari - Menginformasikan hasil
Tanggal : 20-04-2019 KU : Baik postpartum KU ibu baik. pemeriksaan kepada ibu bahwa
Pukul : 10:00 wib keadaan ibu baik
Pemeriksaan umum Masalah : Tidak Ada E : Ibu sudah mengetahui hasil
- Ibu mengeluh susah BAB TTV Diagnose potensial: tidak ada pemeriksaan.
- Ibu mengatakan masih TD : 120/80 mmHg Tindakan segera: Tidak Ada
merasakan mules N : 86 x/i Kebutuhan: - Memberitahu ibu untuk
S : 36,5 °C - Hasil pemeriksaan banyak makan sayur berserat (
P : 20 x/i - Mengatasi keluhan ibu pucuk ubi, bayam dll) dan buah
144

BB : 70 Kg - Nutrisi buahan (pepaya, Pisang,


TB : 151 cm - Personal hygen alpokat dll) supaya BAB ibu
- Ingatkan tanda tanda bahaya lancer
Inspeksi: ibu nifas E: ibu mau makan sayur dan
Head To Toe dalam batas - Laktasi buah yang berserat
normal - Obat obatan yang diperlukan
- Konseling KB - Memberitahu ibu untuk
Palapasi: - Kunjungan ulang banyak minum minimal 14
Abdomen : TFU pertengahan gelas sehari sering minum
Pusat dan syimpisis, penting untuk produksi ASI
kontraksi : Baik. dan supaya ibu tidak dehidrasi
Genitalia:Lokhea: dan membantu melancarkan
Sanguinolenta ,tidak oedema pencernaan
tidak ada varices, jahitan sudah E: ibu mau melakukannya
menyatu dengan kulit
- Memberitahu ibu mules
Pemeriksaan penunjang yang dialami ibu adalah
HB: 12 gram % dimana proses kembalinya
rahim dan alat alat genetalia
seperti semula.
E: ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan

- Menganjurkan ibu untuk


makan makanan yang
bernutrisi supaya dapat
memperlancar produksi ASI
ibu.
E : Ibu mau memakan-
makanan yang bernutrisi.

- Mengingatkan kembali
kepada ibu untuk menjaga
145

daerah kewanitaan seperti


mengganti pembalut sesering
mungkin jangan biarkan vagina
lembabdan menjaga jahitan
perineum tetap kering dan
bersih supaya tidak terjadi
infeksi
E: ibu sudah melakukan
anjuran yang diberikan

- Mengingatkan kembali
kepada ibu tentang tanda-tanda
bahaya ibu nifas, seperti :
Pendarahan jalan lahir, infeksi
bekas luka jahitan, demam,
kejang, paayudara terasa merah
dan bengkak dll dan jika ibu
mengalami salah satu tanda
tersebut segera dating ke
tenaga kesehatan
E : Ibu bisa menyebutkan 3
dari 5 tanda bahaya, dan ibu
mau dating untuk periksa jika
ibu mengalami tanda bahaya
tersebut

- Menanyakan kepada ibu


apakah ASI ibu lancar.
E: ASI ibu lancar dan bayi
menyusui dengan kuat

- Mengingatkan kembali
kepada ibu untuk minum
146

sebelum dan sesudah menyusui


bayi, susui bayi secara
bergantian payudara kiri dan
kanan.
E : Ibu mengerti dan
melakukannya

- Memberikan ibu vitamin


dan tablet Fe untuk mencegah
anemia pada ibu dan
memberikan Dulcolac obat
anus untuk memperlancar
BAB ibu
E: ibu mau meminum obat dan
memasukkan Dulcolac ke anus
ibu

- Menyepakati kunjungan
ulang 3 minggu lagi atau jika
ibu ada keluhan.
E : Ibu mau datang untuk
kunjungan ulang.
147

4.4 FORMAT PENGKAJIAN PADA BAYI (UMUR 1 HARI S/D 12 BULAN)

1. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif (14-04-2019 jam 07:00 wib)
1. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. I
Umur : 8 jam
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal/jam lahir: 13-04-2019 (22:55 WIB)
2. Identitas orang tua/penanggung jawab
Nama : Ny. I
Umur : 23 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Minang
Alamat : Koto Tuo
Telp : 08 12 xxxx
3. Anamnesa
a. Keadaan bayi : Baik
b. Alasan pemeriksaan : Untuk mengetahui keadaanfisik bayi
c. Riw. Kehamilan dan persalinan: Baik
d. Status imunisasi
Imunisasi Tanggal…. Tanggal…. Tanggal…. Tanggal….
BCG 20-04-2019
Hep B 14-04-2019
DPT
Polio
Campak
e. Pola kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi : ASI
148

2) Eliminasi
BAK MEKONIUM
Frek : 2 kali dalam 8 jam Frek : 1 x dalam 8 jam
Warna : Jernih Warna : Hitam
Keluhan : Tidak ada Konsistensi : Encer
Keluhan : Tidak ada
3) Istirahat
Istirahat siang : Tidak ada
Istirahat malam : ± 8 jam
4) Personal hygiene : 1 x sehari
Perawatan tali pusat : 1 x sehari
Mandi : 1 x sehari
Ganti popok : Setiap bayi BAB, BAK, dan mandi
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Nadi : 145 x/i
Pernafasan : 45 x/i
Suhu : 37,2 °C
2. Pemeriksaan antropometri
PB : 49 cm
BB : 3.400 gram
LILA : 10 cm
LK : 33 cm
LD : 34 cm
3. Periksaan fisik
Kepala :Tidak ada kelainan seperti caput sucsedineum/ cepal
Hematoma
Rambut : Hitam
Mata : Simetris tidak ada secret pada mata
149

Muka : Simetris tidak ada kelainan


Mulut : Simetris tidak ada kelainan labioskizis dan labio platoskizis
Leher : Tidak ada pembekangkakan vena jugularis dan tidak ada
lipatan lehar yang berlebihan
Dada : Putting susu simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : Bulat, perut tinggi dari dada, tidak ada infeksi pada tali
pusat, tali pusat kering
Genitalia : Adanya penis, lubang penis tepat diujung, skrotum sudah
turun kebawah
Ekstremitas: Jari lengkap, tidak ada kelainan sindaktili dan polidaktili.
Anus : Positif
Reflek : Morro : Positif Graphs : Positif
Rooting : Positif Sucking: Positif
Walking : Positif Tonicneck: Positif
4. Pemeriksaan lab : Tidak dilakukan
150

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL


KN 1BAYI NY. I USIA 8 JAM YANG LALU
PMB “A”14-04-2019

S O A P
KN I Ku : Baik Dx : Bayi Ny. I usia 8 jam - Menginformasikan kepada
yang lalu lahir spontan Ku ibu dan keluarga bahwa
Tanggal : 14-04-2019 Pemeriksaan umum : bayi baik. keadaan bayi Baik
Pukul : 07:00 WIB N : 145 x/i E : Ibu mengetahui hasil
P : 45 x/i Masalah : Tidak Ada pemeriksaan bayi
Bayi lahir normal tanggal S : 37,2 °C Diagnosa potensial: Tidak
13-04-2019 jam 22:55 LILA : 10 cm Ada - Membantu ibu dalam
WIB, Tindakan Segera: Tidak menyusui bayinya dan
JK : Laki-laki Antropometri : Ada Mengajarkan ibu teknik
BAK 2 kali dalam 8 jam BB : 3.400 gram Kebutuhan: menyusui dengan cara:
PB : 49 cm - Hasil pemeriksaan tangan kiri ibu membentuk
LIKA : 33 cm - Laktasi sudut letakkan kepala bayi
LIDA : 34 cm - Menjaga kehangatan bayi disudut tangan ibu.
Bayi lahir jam 22:55 wib - Pemberian salaf mata Kemudian badan bayi
- Penyuntika VIT K dan HB0 menempel keperut, tangan
Pemeriksaan fisik - Perawatan tali pusat sebelah kanan membentuk
Kepala : Tidak ada kelainan - Tanda tanda bahaya Bayi huruf C di payudara ibu lalu
seperti caput Baru Lahir masukkan putting hingga
sucsedineum/ cepal - Datang keposyandu areola (bagian yang
Hematoma - Kunjungan Ulang menghitam) kemulut bayi.
Rambut : Hitam Jika bayi sudah kenyang
Mata : Simetris tidak ada lepas putting secara perlahan
secret pada mata dengan cara memasukkan
Muka : simetris tidak ada kelengkeng ibu kesudut
kelainan mulut bayi keluarkan putting
Mulut : simetris tidak ada secara perlahan setelah
151

kelainan labioskizis sendawakan bayi.


dan labio platoskizis E : Ibu mau melakukannya.
Leher : tidak ada
pembekangkakan vena - Memberitahu ibu untuk
jugularis dan tidak ada menyusui bayi sampai bayi
lipatan lehar yang usia 6 bulan tampa MP-ASI.
berlebihan E : Ibu mau menyusui 6 bulan
Dada : Putting susu simetris, tanpa MP-ASI
tidak ada retraksi
dinding dada - Memberitahu ibu untuk
Abdomen : Bulat, perut tinggi menjaga bayi tetap hangat
dari dada, tidak ada dengan cara membedung bayi
infeksi pada tali jangan biarkan bayi terlalu
pusat, tali pusat lama tidak memakai selimut.
kering E : bayi hangat dan sudah
Genitalia : Adanya penis, dibedung
lubang penis tepat
diujung, skrotum - Memberikan salaf mata
sudah turun kebawah segera setelah bayi di IMD kan
Ekstremitas : jari lengkap, selama 1 jam.
tidak ada kelainan E : Salaf mata sudah
sindaktili dan diberikan.
polidaktili.
Anus : Positif - Menyuntikkan vit K ke 1/3
paha sebelah kanan bagian luar
Morro : Positif untuk mencegah terjadinya
Rooting : Positif pendarahan pada otak bayi.
Walking : Positif E : Vit K sudah disuntikkan
Graphs : Positif
Sucking : Positif - Menyuntikkan HB0 2 jam
Tonicneck : Positif setelah penyuntikan vitamin K
152

di 1/3 paha sebelah kiri bagian


Pemeriksaan labor : Tidak laur untuk mencegah penyakit
dilakukan hepatitis.
E : HB0 Sudah disuntikan
Apgar skor : 8/9
- Mengajarkan ibu untuk
perawatan tali pusat dengan
cara bersihkan tali pusat
dengan air DTT dan
keringkan tali pusat dengan
kasa atau kain bersih dan
jangan biarkan tali pusat basah
dan tertutup.
E : Ibu mau merawat tali
pusat.

- Memberitahu ibu tanda-


tanda bahaya pada bayi baru
lahir : tidak mau menyusui,
kejang-kejang, lemah, sesak
nafas, bagi merintih atau
menangis, tali pusat merah,
bau/nanah, demam tinggi,
diare, kulit dan mata kuning,
tinja bayi pucat.
E : Ibu mau memperhatikan
tanda bahaya BBL

- Anjurkan ibu untuk datang


ke posyandu atau fasilitas
kesehatan untuk imunisasi dan
153

pemantauan tumbuh kembang


bayi setiap bukan.
E : Ibu mau datang ke
posyandu.

- Menyepakati kunjungan
ulang 1 minggu lagi atau jika
ada keluhan.
E : Ibu mau datang untuk
kunjungan ulang.
154

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL


KN II BAYI NY. I USIA 7 HARI YANG LALU
PMB “A”20-04-2019

S O A P
KN 2 Ku : Baik Dx : Bayi Ny. I usia 7 hari - Menginformasikan kepada
Ku bayi baik. ibu dan keluarga bahwa
Tanggal : 20-04-2019 Pemeriksaan umum : keadaan bayi baik
Pukul : 10:00 WIB N : 143 x/i Masalah : Tidak Ada E : Ibu mengetahui hasil
P : 40 x/i Diagnose Potensial: Tidak pemeriksaan bayi
Ibu ingin periksa keadaan S : 36,8 °C Ada
bayi Tindakan Segera: Tidak - Memberitahu ibu untuk
Antropometri : Ada menyusui bayi sesering
BB : 3.800 gram Kebutuhan: mungkin.
PB : 51 cm - Hasil pemeriksaan E : Ibu mau menyusui bayinya
- Laktasi sesering mungkin
Bayi lahir jam 22:55 wib - Kehangatan Bayi
Pemeriksaan fisik - Perawatan Tali pusat - Memberitahu ibu untuk
- Kunjungan Ulang menjemur bayi selama 15
Mata : Bersih, Simetris tidak menit dibawah jam 9.
ada secret pada mata, E: ibu mau menjemur bayinya
dan tidak ada infeksi
pada mata - Memberitahu ibu bahwa
Muka : Tidak pucat keadaan tali pusat baik dan
Mulut : Tidak kering dan tidak ada infeksi tapi ibu
pucat tetap menjaga kebersihan tali
Leher: tidak ada pusat.
pembengkakan vena E: Ibu mau menjaga tali pusat
jugularis dan tidak ada bayi
lipatan lehar yang
berlebihan - Menyepakati kunjungan
155

Dada : Putting susu simetris, ulang 1 minggu lagi atau jika


tidak ada retraksi bayi ada keluhan
dinding dada E: ibu mau melakukan
Abdomen : Bulat, perut tinggi kunjungan ulang
dari dada, tidak ada
infeksi pada tali
pusat, tali pusat
kering
Genitalia : Adanya penis,
lubang penis tepat
diujung, skrotum
sudah turun kebawah
Anus : Positif

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL


KN IIIBAYI NY. I USIA 15 HARI YANG LALU
PMB “A” 28-04-2019

S O A P
KN 3 Ku : Baik Dx : Bayi Ny. I usia 15 - Menginformasikan kepada
hari Ku bayi baik. ibu dan keluarga bahwa
Tanggal : 28-04-2019 Pemeriksaan umum : keadaan bayi baik
Pukul : 09:00 WIB N : 144 x/i Masalah: Tidak Ada E : Ibu mengetahui hasil
P : 42 x/i Diagnosa potensial: Tidak pemeriksaan bayi dan ibu
Tidak ada keluhan S : 36,8 °C Ada senang.
Tindakan Segera: Tidak
Antropometri : Ada - Mengingatkan ibu untuk
BB : 3.800 gram Kebutuhan: menyusui bayinya sampai
PB : 51 cm - Hasil pemeriksaan usia 6 bulan tanpa MP-ASI.
Bayi lahir jam 22:55 wib - Laktasi E : Ibu menyusui bayinya
Pemeriksaan fisik - Pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan tanpa
156

Mata : Bersih, tidak ada secret - Imunisasi Dasar MP-ASI.


dan infeksi pada mata - Tanda tanda bahaya bayi
Muka : simetris tidak ada baru lahir - Mengisi KMS bayi untuk
kelainan - Stimulasi 0-3 bulan mengetahui pertumbuhan
Mulut : bibir bayi tidak kering - Kunjungan ulang bayi.
Leher : Tidak ada E : Berat badan bayi dalam
pembekangkakan vena garis hijau ( Normal).
jugularis dan tidak ada
lipatan lehar yang - Menjelaskan kepada ibu
berlebihan pentingnya imunisasi dasar
Dada : Putting susu simetris, pada bayi yaitu : HB, BCG,
tidak ada retraksi DPT HB Hib, Polio/ IPV,
dinding dada Campak.
Abdomen : Bulat, perut tinggi E : Ibu mengerti dan bersedia
dari dada, tali pusat untuk datang ke posyandu
sudah lepas sejak hari setiap bulan untuk
ke 8, bersih dan diimunisasi.
kering
Genitalia : Adanya penis, - Memberitahu ibu tanda
lubang penis tepat bahaya pada bayi baru lahir
diujung, skrotum seperti tidak mau menyusui,
sudah turun kebawah kejang-kejang, lemah, sesak
Anus : Positif nafas, bayi menangis terus,
tali pusat merah (infeksi),
demam tinggi, diare, kulit
kuning.
E : Ibu bisa menyebutkan 7
dari II tanda bahaya.

- Memberitahu ibu tentang


stimulasi bayi usia 0-3 bulan
157

yang harus ibu dan keluarga


lakukan pada bayi (KIA).

E : ibu sudah melakukannya


kepada bayi.

- Menganjurkan ibu untuk


rajin datang ke posyandu 1
bulan sekali untuk
mendapatkan imunisasi atau
melihat pertumbuhan pagi.
E : Ibu mau datang
keposyandu.
158

BAB V
PEMBAHASAN KASUS

Pada bab ini penulis akan membahas tentang pelaksanaan asuhan kebidanan
komperhensif pada masa kehamilan Trimester III, persalinan, masa nifas, dan
bayi baru lahir. Pada kasus ini penulis melakukan pengambilan data primer dan
sekunder sebagaimana dijelaskan dalam bab III. Pada bab ini penulis melakukan
asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.D umur 24 tahun pada masa kehamilan
trimester ke III dilakukan 2 kali kunjungan, dan Ny. I umur 23 tahun dimulai dari
proses persalinan, masa nifas 2 kali kunjungan, dan bayi baru lahir 3 kali
kunjungan.Pembahasan ini disusun dengan pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney yaitu dengan tahap 7 langkah Varney dan pendokumentasian
SOAPyaitu dari data subyektif, data obyektif, assesment dan planning.Penulis
menemukan persamaan atau perbedaan antara bahasan teori dengan kenyataan
yang ditemukan dilapangan yang akan dijabarkan dalam BAB ini sesuai langkah
langkah pendokumentasian asuhan kebidanan.
5.1 Pengkajian Data Subjektif Dan Objektif
5.1.1. Kehamilan Trimester III
1. Data Subjektif
Penulis melakukan pengumpulan data subjektif secara lengkap
dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan lapangan. Pada kasus
ini penulis melakukan anamnesa pada Ny. D usia 24 tahun. Selain itu,
penulis juga menanyakan keluhan yang dirasakan ibu. Pada
kunjungaan pertama tanggal 16 April 2019 ibu tidak mengalami
keluhan ibu datang hanya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
ingin mengetahui perkembangan janinnya. Sedangkan pada kunjungan
kedua tanggal 30 April 2019 ibu datang ke PMB mengeluh Demam,
Batuk, dan Flu Ny D diberi obat oleh bidan untuk mengurangi keluhan
yang ibu alami.
159

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Pada kasus Ny. D hasil pemeriksaan pada kunjungan pertama
di peroleh dalam batas normal tidak ditemukan adanya tanda-
tanda bahaya dalam kehamilan yaitu keadaan umum ibu baik dan
TTV dalam batas normal. Sedangkan pada kunjungan kedua
dipemeriksaan tanda tanda vital suhu 37,7 oC Ny D agak sedikit
meningkat karena Ny D mengeluh Demam.
b. Pemeriksaan Khusus
Pada kasus Ny. D Head to Toe dalam batas normal dan
pembesaran perut ibu sesuai dengan usia kehamilan, keadaan janin
baik. Tetapi, pada kunjungan pertama pemeriksaan panggul tidak
dilakukan karena pada saat itu Ny D terburu buru ingin pulang
sehingga penulis hanya melakukan pemeriksaan lingkar panggul
pada kunjungan kedua.
5.1.2. Persalinan
1. Kala I
Ny. I datang ke Praktek Mandiri Bidan jam 19.00 wib anak
pertama usia kehamilan 40-41 minggu dengan keluhan mules atau
nyeri dibagian bawah perut ibu dan keluar lendir bercampur darah.
Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik ibu didapatkan dalam batas
normal dan penulis juga melakukan pemeriksaan dalam dan
didapatkan 7 cm, ketuban utuh. Sebelumnya ibu mengatakan mules
atau nyeri perut dibagian bawah sejak pukul 13.00 wib. keluhan yang
di alami Ny. I merupakan tanda tanda awal persalinan. Pada kasus ini
penulis tidak menemukan kesenjangan teori dengan lapangan.
2. Kala II
Pada kasus Ny I ibu mengeluh seperti ingin BAB dan keluar air air
yang banyak seperti air ketuban. Pada kasus ini penulis melakukan
pemeriksaan inspeksi dan pemeriksaan dalam, pemeriksaan inspeksi
160

pada genetalia Ny I sudah mengalami tanda tanda kala II. Berdasarkan


kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Setelah
dilakukan pemeriksaan inspeksi penulis melakukan pemeriksaan dalam
untuk lebih memastikan tanda tanda kala II, pada pemeriksaan dalam
pembukaan Ny I sudah 10 cm, portio tidak teraba ketuban jernih ,
Ubun Ubun Kecil depan, H IV, tidak ada bagian yang menumbung.
3. Kala III
Pada kasus Ny I ibu mengatakan perutnya semakin terasa mules
sehingga penulis melakukan pemeriksan inspeksi dan melihat adanya
tanda tanda pelepasan plasenta. Pada saat pemeriksaan penulis
mendapatkan hasil terlihat tali pusat bertambah panjang, keluar
semburan darah yang banyak, kontraksi baik.
4. Kala IV
Pada kasus ini Ny I mengatakan mules dan lelah karena
menghadapi proses persalinan. Penulis juga melakukan pemeriksaan
tanda tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan dan
mendapatkan hasil dalam batas normal.
5.1.3. Masa Nifas
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny I dalam masa nifas 9 jam yang lalu ibu masih
merasa nyeri pada luka jahitan dan mules. Sedangkan, Pada kunjungan
kedua masa nifas 7 hari pasca persalinan Ny I masih merasakan mules
pada bagian perut dan mengeluh susah BAB.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Pada kasus Ny. I hasil pemeriksaan yang di peroleh dalam
batas normal tidak ditemukan adanya tanda-tanda bahaya dalam
masa nifas yaitu keadaan umum ibu baik dan TTV dalam batas
normal.
161

b. Pemeriksaan Khusus
Pada kasus Ny. I Head to Toe dalam batas normal dan tinggi
fundus uteri sesuai dengan periode postpartum.
5.1.4. Bayi Baru Lahir
1. Data Subjektif
Pada kasus ini penulis melakukan 3 kali kunjungan pada bayi baru
lahir sesuai dengan teori. Pada kasus ini identitas bayi baru lahir ini
bernama bayi Ny. I lahir pada tanggal 13 April 2019 jam 22.55 wib
jenis kelamin laki laki. Setiap kunjungan Ny I mengatakan tidak ada
keluhan yang ia rasakan pada bayinya.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaann Umum
Pada kasus bayi Ny. I hasil pemeriksaan yang di peroleh dalam
batas normal tidak ditemukan adanya tanda-tanda bahaya pada bayi
baru lahir seperti keadaan umum bayi baik dan Tanda Tanda Vital
dalam batas normal.
b. Pemeriksaan Khusus
Pada kasus bayi Ny. I Head To Toe dalam batas normal tidak
ditemukan masalah atau kelainan kongenital pada bayi baru lahir.
Tetapi pada kasus ini tali pusat lepas hari ke 8 setelah bayi baru
lahir sedangkan menurut teori normal lepasnya tali pusat seminggu
setelah bayi lahir. Jadi ada kesenjangan antara teori dengan
lapangan meskipun keadaan pusat bersih dan kering.
5.2 Interpretasi Data
5.2.1 Kehamilan
1. Diagnosa
Pada kasus ini ibu hamil, G1 P0 A0 H0 Usia Kehamilan 31-32
minggu, janin hidup, tunggal, intra uterin, let-kep, keadaan jalan
lahir normal, keadaan ibu dan janin baik.
162

2. Masalah
Pada kasus Ny. D saat kunjungan pertama dan kunjungan
kedua ibu tidak mengalami masalah seperti cemas, khawatir,
ataupun gelisah.
3. Kebutuhan
Pada kasus Ny D ini penulis memberikan informasi yang
sesuai dengan kebutuhan ibu pada saat kunjungan.Kunjungan
pertama kebutuhan yang penulis berikan Informasi hasil
pemeriksaan, Nutrisi, Jalan jalan pagi, Penkes Tanda tanda bahaya
ibu hamil, Konseling KB, dan Kunjungan ulang.
Kunjungan kedua kebutuhan yang penulis berikan seperti
Informasi hasil pemeriksaan, Mengatasi keluhan, Nutrisi, Ingatkan
untuk jalan pada pagi hari, Ingatkan tentang tanda tanda bahay ibu
hamil, Penkes tentang tanda tanda persalinan, Persiapan
persalinan, Berikan obat obatan, dan Kunjungan ulang.
5.2.2 Persalinan
1. Kala I
a. Diagnosa
Ibu inpartu G1P0A0H0 Kala 1 fase aktif dilatasi
maksimum, UK 40-41 minggu, janin hidup, tunggal,
intrauterine, let-kep, preskep, UUK Kiri Depan, H III+,
Keadaan jalan lahir normal, Ku ibu dan janin Baik.
b. Masalah
Pada kasus Ny I ibu tidak mengalami masalah seperti cemas,
gelisah.
c. Kebutuhan
Pada kasus Ny I penulis memberikan kebutuhan seperti
Informasi hasil pemeriksaan, Inform consent, Memilih
pendamping persalinan, Posisi persalinan, Nutrisi, Elimiinasi,
Teknik relaksasi, Cara mengedan yang benar, Dukungan
163

moral, Jalan jalan disekitar ruangan, Partograf, Persiapan alat.


2. Kala II
a. Diagnosa
Ibu Inpartu kala II keadaan ibu baik.
b. Masalah
Penulis tidak menemukan masalah pada kasus Ny I.
c. Kebutuhan
Kebutuhan pada kasus Kala II Ny I ini seperti Informasi
hasil pemeriksaan, Nutrisi, Mengatur posisi persalinan,
Bimbing meneran, Memimpin persalinan dengan APN,
Penanganan BBL.
3. Kala III
a. Diagnosa
Parturien kala III keadaan umum baik.
b. Masalah
Tidak Ada
c. Kebutuhan
Pada kasus Kala III Ny I penulis memberikan kebutuhan
seperti Informasi hasil pemeriksaan, Memeriksa kontrasi,
Eliminasi, Manajemen Aktif Kala III, Periksa plasenta dan
selaput ketuban, Periksa laserasi perineum.
4. Kala IV
a. Diagnosa
Parturien kala IV keadaan umum ibu baik
b. Masalah
Tidak Ada
c. Kebutuhan
Pada kasus kala IV ini penulis memberikan kebutuhan seperti
Informasi hasil pemeriksaan, Penjahitan laserasi, Personal
hygen dan dekontaminasi alat, Pemantauan 2 jam kala IV.
164

5.2.3 Masa Nifas


1. Diagnosa
KF 1: Ibu P1 A0 H1 9 jam postpartum KU ibu baik.
KF 2: Ibu P1 A0 H1 7 hari postpartum KU ibu baik.
2. Masalah
Pada kasus Ny I 9 jam postpartum penulis tidak menemukan
masalah yang mengganggu ibu, tetapi pada 7 hari postpartum ibu
terlihat sangat khawatir karena ibu susah untuk BAB.
3. Kebutuhan
Pada kasus ini Ny I sangat membutuhkan informasi yang
sesuai dengan yang ibu alami. Kebutuhan yang dibutuhkan pada
kunjungan pertama seperti Informasi hasil pemeriksaan,
Mengatasi keluhan ibu, Eliminasi, Mobilisasi, Tanda bahaya ibu
nifas, Personal hygen, kebutuhan nutrisi,Teknik menyusui,
Konseling KB, Tablet Fe, dan Kunjungan ulang.
Pada kasus Ny I ini saat kunjungan kedua penulis
memberikan kebutuhan pada Ny I seperti Informasi hasil
pemeriksaan, Mengatasi keluhan, Nutrisi dan cairan, Personal
Hygen, Mengingatkan kembali tentang tanda tanda bahaya nifas,
Kebutuhan ASI, Vitamin dan tablet Fe, dan Kunjungan ulang.
5.2.4 Bayi Baru Lahir
1. Diagnosa
Diagnosa pada kasus ini sesuai dengan teori yang didapat
sehingga diagnosa pada bayi baru lahir ditegakkan adalah:
KN 1: Bayi Ny. I usia 8 jam yang lalu lahir spontan Ku bayi baik.
KN2 : Bayi Ny. I usia 7 hari Ku bayi baik.
KN3 : Bayi Ny. I usia 15 hari Ku bayi baik.
2. Masalah
Pada tinjauan kasus asuhan bayi baru lahir normal tidak ada
masalah yang ditemukan, sehingga penulis tidak menemukan
165

kesenjangan antara teori dan praktek. Begitu pula pada tinjauan


kunjungan neonatus selanjutnya penulis tidak menemukan masalah
pada saat pemeriksaan.
3. Kebutuhan
Pada kasus asuhan bayi baru lahir kebutuhan sangat diperlukan
untuk melakukan asuhan selanjutnya, sehingga pada kunjungan
pertama bayi baru lahir normal membutuhkan Informasi hasil
pemeriksaan, Menjaga kehangatan bayi, Pemberian salaf mata,
Penyuntikan vit K dan HB0, Perawatan tali pusat, Penkes tentang
tanda tanda bahaya bayi baru lahir, Datang ke posyandu untuk
imunisasi, Kunjungan ulang
Pada kunjungan kedua penulis memberikan kebutuhan seperti
Informasi hasil pemeriksaan, Pemberian laktasi, Jaga kehangatan
bayi, Perawatan tali pusat, Kunjungan ulang.
Pada kunjunagan ketiga penulis memberikan kebutuhan seperti
Informasi tentang hasil pemeriksaan, kebersihan pusat, Laktasi,
Memperhatikan tumbuh dan kembang bayi, Imunisasi dasar, Tanda
tanda bahaya BBL, dan Kunjungan ulang.
5.3 Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial
5.3.1. Kehamilan
Pada Kasus ibu hamil NyD tidak terdapat diagnosa potensial dan
tidak ditemukan deteksi dini komplikasi yang akan terjadi pada kasus
ini. Pada teori juga tidak ditemukan diagnosa potensial pada kasus ibu
hamil fisiologis.
5.3.2. Persalinan
Pada kasus Ny I persalinan normal tidak ada diagnose masalah
potensial dan tidak ditemukan deteksi dini komplikasi pada kasus ini.
5.3.3. Masa Nifas
Pada Kasus masa nifas Ny. I tidak terdapat diagnosa potensial dan
tidak ditemukan deteksi dini komplikasi yang akan terjadi pada kasus
166

ini. Pada teori juga tidak ditemukan diagnosa potensial pada kasus ibu
nifas fisiologis.
5.3.4. Bayi Baru Lahir
Pada kasus ini tidak ditemukan masalah potensial pada bayi baru
lahir normal hanya saja pada kasus ini membutuhkan antisipasi bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.
5.4 Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera Dan Kolaborasi
5.4.1 Kehamilan
Sesuai dengan kasus Ny D ini tidak ditemukan intervensi tindakan
segera pada kasus kehamilan trimester III fisiologis dan secara teori
juga tidak ditemukan kasus tindakan segera.
5.4.2 Persalinan
Pada kasus Ny I penulis tidak menemukan tindakan segera dan
deteksi dini komplikasi yang akan terjadi pada kasus persalinan
normal.
5.4.3 Masa Nifas
Pada kasus Ny. I tidak terdapat kebutuhantindakan segera. Secara
teori tidak ditemukan intervensi tindakan segera dan kolaborasi pada
kasus ibu nifas fisiologis.
5.4.4 Bayi Baru Lahir
Berdasarkan kasus bayi NyI yang didapat penulis tidak
menemukan masalah untuk dilakukan tindakan segera pada bayi baru
lahir sehingga tidak diperlukan tindakan segera dan kolaborasi.
5.5 Merencanakan Asuhan Menyeluruh
5.5.1. Kehamilan
Pada kasus ini saat kunjungan pertama penulis memberi anjuran
kepada ibu untuk jalan pagi dan senam ibu hamil supaya dapat
mengencangkan dan menguatkan otot otot yang berperan untuk proses
persalinan. Beritahu juga tentang tanda tanda bahaya kehamilan
Trimester III supaya ibu bisa lebih waspada untuk menjaga
kehamilannya. Berikan konseling KB secara dini supaya ibu bisa lebih
167

pandai dalam memilih KB yang sesuai. Berikan Tablet Fe dan


multivitamin untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.
Pada kunjungan kedua ibu mengalami keluhan demam, batuk dan
flu sehingga penulis memberitahu cara mengurangi keluhan yang ibu
alami. Pada kasus Ny D ini ibu harus diberitahu tentang tanda tanda
persalinan supaya ibu tidak cemas dalam menghadapi tanda tanda
tersebut. Setelah ibu diberikan pengetahuan tentang tanda tanda
persalinan ibu juga harus mempersiapkan persiapan persalinan supaya
ibu tidak memiliki kendala saat ibu akan menjalankan proses
persalinan nanti.
5.5.2. Persalinan
1. Kala I
Kala I ny I berlangsung 3 jam pada saat ibu datang pukul 19:00
wib ibu mengeluh sakit pinggang menjalar ke ari ari dan keluar
lender bercampur darah. Pada proses kala I Ny I penulis
memberikan asuhan hasil pemeriksaan tentang keadaan ibu dan
janin, memberikan kebebasan ibu untuk memilih pendamping
persalinan, memberikan ibu makan dan minum disela sela his,
anjurkan ibu untuk BAK di kamar mandi, ajarkan teknik relaksasi
dan teknik mengedan yang benar, penulis juga memberikan
dukungan moral kepada ibu dan berikan ibu contoh posisi
persalinan yang nyaman, setelah ibu di berikan asuhan bidan
mengecek ulang alat partus dan mengisi dokumentasi partograf.
2. Kala II
Pada kasus Kala II berlangsung selama 55 menit dan penulis
memberikan asuhan kepada Ny I tentang hasil pemeriksaan dan
kemajuan persalinan, posisikan ibu dengan posisi persalinan yang
diinginkan dan bimbingan meneran yang benar, setelah kepala bayi
keluar 5-6 cm bidan memimpin persalinan Normal dan setelah bayi
lahir lakukan pemantauan bayi baru lahir dan lakukan IMD.
168

3. Kala III
Pada kasus Ny I penulis memberikan informasi tentang
keadaan ibu dan bayi, setelah bayi lahir penulis melakukan palpasi
untuk memastikan janin kedua sehingga bidan melakukan
manajemen aktif kala III, dan cek laserasi pada kasus Ny I.
4. Kala IV
Pada kasus ini penulis melakukan observasi selama 2 jam.
Sebelum melakukan pemantauan 2 jam bidan melakukan penjahitan
dengan anastesi, bersihkan ibu menggunakan air DTT dan bad
dengan air klorin, setelah lakukan dekontaminasi alat penulis
memulai melakukan pemantauan selama 2 jam dan anjuran untuk
istirahat karena ibu baru saja melahirkan.
5.5.3. Masa Nifas
Pada kasus Ny I pada kunjungan pertama diberikan asuhan
tentang hasil pemeriksaan, mengatasi keluhan ibu, mobilisasi dini,
tanda tanda bahaya ibu nifas, personal hygen, nutrisi, teknik menyusui,
berikan konseling KB dan memberikan tablet Fe. Sedangkan pada
kunjungan kedua ibu nifas penulis memberikan asuhan tentang hasil
pemeriksaan, mengatasi keluhan ibu, pola minum ibu nifas, personal
hygen, dan penulis mengingat kembali tanda tanda bahaya ibu nifas,
dan penulis tetap memberikan tablet fe.
5.5.4. Bayi Baru Lahir
Pada langkah ini rencana asuhan pada kunjungan pertama bayi
baru lahir penulis memberikan asuhan tentang hasil pemeriksaan,
bantu ibu menyusui bayinya dan teknik menyusui,beritahu ibu untuk
menyusui sampai 6 bulan tanpa MP-ASI, jaga kehangatan bayi,
berikan salaf mata, berikan penyuntikan vit K dan HB0, perawatan tali
pusat, beritahu informasi tanda tanda bahaya bayi baru lahir.
Penulis juga melakukan kunjungan kedua bayi baru lahir untuk
melakukan asuhan dan melihat apakah ada masalah pada kasus bayi
169

Ny I. penulis juga memberikan asuhan tentang hasil pemeriksaan,


kebutuhan menjemur bayi pada pagi hari, dan perawatan tali pusat.
Sedangkan pada kunjungan ke tiga bayi baru lahir penulis memberikan
asuhan tentang hasil pemeriksaan, kebersihan pusat dan kehangatan
bayi, ingatkan kembali untuk tidak memberikan selain ASI kepada
bayi selama 6 bulan, mengisi KMS, penjelasan tentang imunisasi
dasar, tanda tanda bahaya bayi baru lahir, dan penjelasan tentang
stimulasi bayi 0-3 bulan.
5.6 Melaksanaankan Perencanaan
5.6.1. Kehamilan
Pada kunjungan pertama Trimester III Penulis Menganjurkan ibu
senam hamil dan jalan pagi untuk membantu proses kelahiran bayi dan
membuat ibu menjadi rileks dan tenang. Memberikan penjelasan
kepada ibu tentang tanda tanda bahaya dalam kehamilan Trimester III.
Penulis menjelaskan macam macam alat kontrasepsi kepada ibu dan
efek samping yang mngkin akan ibu alami saat memakai alat
kontrasepsi. Penulis juga memberikan tablet Fe dan multivitamin
kepada ibu, tablet Fe penting untuk dikonsumsi oleh ibu hamil karena
tablet Fe salah satu program pemerintah untuk mencegah terjadinya
anemia pada ibu hamil.
Pada kunjungan kedua ibu mengalami keluhan demam, batuk, dan
flu sehingga bidan memberikan terapi obat untuk mngurangi keluhan
ibu selain itu penulis menganjurkan ibu untuk istirahat dan kompres air
hangat untuk membantu menurunkan demam ibu, sering minum air
putih juga di anjurkan penulis untuk mengurangi batuk yang ibu alami.
Menjelaskan tanda tanda persalinan seperti perut mules yang teratur
dan timbul semakin sering, keluar lendir bercampur darah, keluar air
air yang banyak dari kemaluan sehingga jika ibu mengalami hal
tersebut ibu bisa segera datang ke fasilitas kesehatan tanpa rasa
khawatir dan cemas. Penulis juga menjelaskan kepada ibu tentang
170

persiapan persalinan seperti biaya, transportasi, donor darah, tempat


dan penolong persalinan, surat menyurat yang diperlukan, buku KIA,
pakaian ibu dan janin karena persiapan persalinan sangat penting bagi
ibu untuk mendapatkan persalinan yang aman dan sehat.
5.6.2. Persalinan
1. Kala I
Pada kasus ini penulis melakukan tahap pelaksanaan dari
semua bentuk perencanaan yang akan dilakukan. Pada proses kala I
penulis memberikan asuhan hasil pemeriksaan tentang keadaan ibu
dan janin dalam keadaan baik, penulis juga memberikan kebebasan
ibu untuk memilih pendamping persalinan yang ibu inginkan, selain
pendamping persalinan penulis memberikan dan menganjurkan ibu
makan dan minum disela sela his supaya ibu memiliki tenaga saat
mengedan, menganjurkan ibu untuk BAK di kamar mandi jika ibu
masih merasa mampu untuk berjalan, mengajarkan teknik relaksasi
dan teknik mengedan yang benar untuk membantu proses
persalinan, selain itu penulis juga memberikan dukungan moral
kepada ibu dan berikan ibu contoh posisi persalinan yang nyaman
seperti posisi setengah jongkok, miring kiri/kanan, berdiri dll,
setelah ibu di berikan asuhan bidan mengecek ulang alat partus,
obat obatan yang diperlukan dan mengisi dokumentasi partograf
untuk mengetahui kemajuan persalinan.
2. Kala II
Pada kasus Kala II penulis memberikan asuhan kepada Ny I
tentang hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan sehingga ibu
dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan,
membantu ibu melakukan posisi persalinan yang diinginkan dan
membimbingan meneran yang benar yang sudah diajarkan, setelah
kepala bayi keluar 5-6 cm bidan memimpin persalinan Normal
sesuai asuhan persalinan dengan 58 langkah dan setelah bayi lahir
171

lakukan pemantauan bayi baru lahir dan lakukan IMD.


3. Kala III
Pada kasus Ny I penulis memberikan informasi tentang
keadaan ibu dan bayi, setelah bayi lahir penulis melakukan palpasi
untuk memastikan janin kedua dan melihat tanda tanda pelepasan
plasenta sehingga bidan melakukan manajemen aktif kala III yaitu
menyuntikkan oksitosin 10 IU untuk merangsang kontraksi,
mengecek pelepasan plasenta dengan melakukan PTT dan
melakukan masase fundus uteri selama 15 detik, bidan juga
melakukan pengecekan kelengkapan plasenta dan laserasi jalan
lahir pada kasus Ny I.
4. Kala IV
Pada Kala IV ini adalah fase dimana dilakukannya observasi
karena pendarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam
pertama. Pada kasus Ny I ini sebelum penulis melakukan
pemantauan 2 jam bidan melakukan penjahitan derajat 2 dengan
anastesi, membersihkan ibu menggunakan air DTT dan bad dengan
air klorin, setelah lakukan dekontaminasi alat penulis memulai
melakukan pemantauan selama 2 jam dan menganjuran untuk
istirahat karena ibu baru saja melahirkan. Kala IV Ny I dilakukan
sesuai teori tidak ada kesenjangan atau perbedaan yang ditemukan.
5.6.3. Masa Nifas
Pada kasus Ny I pada kunjungan pertama penulis menjelaskan
hasil pemeriksaan kepada ibu supaya ibu lebih tenang dengan
keadaannya, pada kunjungan pertama ibu mengeluh nyeri pada luka
jahitan karena jahitan akibat robekan jalan lahir masih basah dan
belum mengalami pemulihan dan masih merasa mules hal yang ibu
alami sesuai dengan teori yaitu ibu mengalami perubahan fisiologis
sehingga bidan memberikan obat anti nyeri, penulis juga
menganjurkan dan meminta keluarga untuk melakukan mobilisasi dini
172

supaya ibu bisa lebih merasa sehat dan kuat, menjelaskan tanda tanda
bahaya ibu nifas seperti Pendarahan jalan lahir, infeksi bekas luka
jahitan demam, kejang dan payudara yang memerah atau panas supaya
ibu dan keluarga lebih memperhatikan tanda bahaya tersebut sehingga
lebih cepat ditangani, memberitahu ibu untuk menjaga daerah
kewanitaan tetap bersih dan kering supaya tidak terjadi infeksi luka
jahitan, penulis juga menjelaskan tentang pemenuhan nutrisi kepada
ibu berguna untuk kelancaran dan produksi ASI, mengajarkan teknik
menyusui yang benar supaya ibu tidak bingung untuk menyusui
bayinya dan ibu merasa tenang dan tidak stress, menjelaskan macam
macam alat kontrasepsi kepada ibu dan efek samping. memberikan
tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu nifas.
Pada kunjungan kedua ibu nifas penulis memberikan asuhan
tentang hasil pemeriksaan, Ny I mengeluh susah BAB hal yang ibu
alami karena ibu kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung
serat seperti pucuk ubi, bayam dan buah buahan (pepaya, Pisang,
alpokat dll), menjelaskan ibu nifas harus sering minum karena minum
penting untuk produksi ASI dan kelancaran ibu untuk pola eliminasi,
menjelaskan tentang kebersihan genetalia untuk menjaga supaya tidak
infeksi, dan penulis mengingat kembali tanda tanda bahaya ibu nifas,
penulis juga tetap memberikan tablet fe untuk mencegah terjadinya
anemia pada ibu.
5.6.4. Bayi Baru Lahir
Pada langkah ini pada kunjungan pertama bayi baru lahir penulis
memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga supaya ibu tidak cemas dengan keadaan bayinya, penulis
membantu ibu menyusui bayinya dan mengajarkan teknik menyusui,
memberitahu kepada ibu untuk menyusui sampai 6 bulan tanpa MP-
ASI karena bayi belum bisa menerima makanan lain selain ASI,
penulis juga menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan
173

cara membedung bayi supaya bayi tidak mengalami hipotermi,


memberikan salaf mata untuk pencegahan terjadinya infeksi pada mata
bayi, memberikan penyuntikan vit K 1 jam setelah IMD untuk
mencegah terjadinya pendarahan yang mungkin terjadi pada bayi baru
lahir dan HB0 I jam setelah penyuntikan Vit K untuk mencegah
penyakit hepatitis pada bayi, mengajarkan ibu tentang perawatan tali
pusat agar tidak terjadi infeksi, memberitahu informasi tanda tanda
bahaya bayi baru lahir.
Penulis juga melakukan kunjungan kedua bayi baru lahir asuhan
tentang menganjurkan ibu utuk menjemur bayi pada pagi hari supaya
bayi mendapatkan vitamin D dan mencegah terjadinya ikterus pada
bayi, dan perawatan tali pusat. Sedangkan pada kunjungan ke tiga bayi
baru lahir penulis memberikan asuhan tentang menganjurkan ibu untuk
menjaga tali pusat bersih dan kering dan kehangatan bayi,
mengingatkan kembali untuk tidak memberikan selain ASI kepada
bayi selama 6 bulan, penulis juga mengisi KMS untuk mengetahui
pertumbuhan bayi sesuai atau tidak, menjelaskan tentang imunisasi
dasar wajib HB0, BCG, DPT HB Hib, Polio/ IPV, Campak,
mengingatkan kembali tanda tanda bahaya bayi baru lahir supaya ibu
lebih cepat mendeteksi dini penyakit pada bayi baru lahir, dan
menjelaskan tentang stimulasi bayi 0-3 bulan untuk mengetahui
perkembangan bayi melalui buku KIA ibu.
5.7 Evaluasi
5.7.1. Kehamilan
Dari hasil evaluasi pada asuhan yang telah diberikan kepada Ny D
ibu sudah paham dengan semua penjelasan yang telah diberikan bidan
salah satunya ibu mau mengulangi kembali tanda tanda bahaya
kehamilan meskipun ibu hanya bisa menjawab 5 dari 8 tanda bahaya
kehamilan yang sudah dijelaskan. Serta ibu mengatakan sudah
mempersiapkan sebagian persiapan persalinan.
174

5.7.2. Persalinan
1. Kala I
Pada kasus ini penulis melakukan evaluasi untuk memastikan
apakah asuhan yang diberikan penulis sudah efektif. Pada kala I
penulis memberikan asuhan sesuai dengan perencanaan dan
kebutuhan sehingga ibu mengerti dan melakukan yang dianjurkan
penulis.
2. Kala II
Pada kasus Kala II penulis memberikan asuhan sesuai dengan
perencanaan asuhan dan kebutuhan ibu salah satunya penulis
melakukan persalinan normal dengan aman dan nyaman sehingga
bayi dan ibu sehat.
3. Kala III
Pada kasus Ny I penulis melakukan evaluasi sesuai dengan
perencanaan dan kebutuhan ibu, sehingga kontraksi ibu baik,
plasenta lahir lengkap dan ketuban utuh.Pada kasus Ny I ibu merasa
lega dengan proses persalinan yang telah dilaluinya
4. Kala IV
Pada tahap evaluasi ini penulis menemukan laserasi derajat 2
sehingga penulis melakukan penjahitan secara rapi dengan anastesi,
kemudian dilakukan pemantauan kala IV selama 2 jam penulis
melakukan pemantauan sesuai dengan teori tidak ada kesenjangan
atau perbedaan yang ditemukan.
5.7.3. Masa Nifas
Dari evaluasi yang penulis lakukan Ny I mau melakukan arahan
yang penulis berikan sehingga ibu membantu penulis dalam
melakukan asuhan yang sesuai dan efektif. Salah satu tanda bahwa
evaluasi yang dilakukan penulis adalah ibu mampu menyebutkan
kembali 3 dari 5 tanda bahaya penulis sampaikan. Selain itu ibu juga
belum bisa menentukan alat kontrasepsi yang akan digunakannya nanti
175

dan ibu mau melakukan kunjungan untuk melihat keadaan ibu sesuai
dengan yang sudah dijadwalkan oleh penulis.
5.7.4. Bayi Baru Lahir
Melakukan evaluasi pada ibu untuk mengetahui asuhan yang
diberikan efektif atau tidak. Sehingga penulis melakukan evaluasi pada
ibu dengan cara menanyakan kembali tentang pemahaman yang sudah
penulis jelaskan. Salah satu pemahaman ibu tentang asuhan yang
penulis berikan adalah ibu mengikuti yang dianjurkan bidan seperti
menjemurkan bayi pada pagi hari, dan ibu bias menyebutkan 7 dari 11
tanda tanda bahaya bayi baru lahir. Sehingga penulis menyimpulkan
asuhan yang diberikan sudah diikuti dan ibu memahaminya.
176

BAB VI
PENUTUP

Setelah penulis membahas dan menguraikan tentang pelaksanaan asuhan


kebidanan komprehensif pada ibu hamil Trimester III, Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan
Neonatus. Pada kasus ini penulis melakukan asuhan komprehensif pada ibu hamil
Trimester III pada Ny D, selain itu penulis juga melakukan Asuhan Kebidanan Ibu
hamil, dan Nifas pada Ny I, dan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Bayi Ny I di
Praktek Mandiri Bidan “A” di Agam.
6.1. Kesimpulan
1. Pengkajian data subyektif dan obyektif
Penulis dapat melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada ibu hamil
trimester III, bersalin, nifas, dan neonatus.
2. Interpretasi data
Penulis dapat menganalisis diagnosis kebidanan dan masalah pada ibu
hamil trimester III, bersalin, nifas, dan neonatus.
3. Identifikasi diagnosis dan masalah potensial
Penulis dapat menegakkan diagnosis dan masalah potensial pada ibu hamil
trimester III, bersalin, nifas, dan neonatus.
4. Antisipasi tindakan segera dan kolaborasi
Penulis dapat melakukan tindakan segera dan kolaborasi pada ibu hamil
trimester III, bersalin, nifas, dan neonatus.
5. Rencana asuhan
Penulis dapat merencanakan tindakan asuhan pada ibu hamil trimester III,
bersalin, nifas, dan neonatus.
6. Pelaksanaan asuhan
Penulis dapat melaksanakan asuhan yang telah direncanakan pada ibu
hamil trimester III, bersalin, nifas, dan neonatus.
7. Evaluasi
177

Penulis dapat mengevaluasi pelaksanaan asuhan yang telah diberi pada ibu
hamil trimester III, bersalin, nifas, dan neonatus.
8. Pendokumentasian SOAP
Penulis dapat melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP pada
ibu hamil trimester III, bersalin, nifas, dan neonatus.
6.1. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Semoga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih
menerapkan teori teori yang berlaku, yang belum dilakukan dalam menangani
kasus ibu hamil Trimester III, ibu bersalin, ibu nifas dan Neonatus.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan untuk menambah buku buku
kebidanan yang terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam pengetahuan
dan wawasan mengenai ibu hamil Trimester III, ibu bersalin, ibu nifas dan
neonatus
3. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya kasus yang penulis dapatkan dilapangan, penulis bisa
belajar bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan
penulis juga dapat menerapkan asuhan sesuai standard profesi.
178

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. Adrianansz, George.Gunardi, Eka Rusdianto, dkk. (2013). Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Asih, Yusari. Risneni. (2016). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: CV. Trans Info
Media.

Budijanto, D., Yudianto, Hardhana, B., & Siswanti, T. (2017). Profil Kesehatan Indonesia tahun
2017. Profil Kesehatan , 112 dan 109.

Chalid, Maisuri. T. (2016). Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu. Peran Petugas Kesehatan ,
4.

Damayanti, Ika Putri,dkk. (2014). Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Bersalin dan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.

Fitri, Imelda. (2018). Nifas, Kontrasepsi Terkini, dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.

Furwasyih, Dian. (2016). Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan . Padang : Mitra Pemuda .

Indrayani. (2011). Asuhan Kehamilan. Jakarta: CV.Trans Info Media.

JNPK-KR. (2015). Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi dan Perkumpulan Obsetri Ginekologi
Indonesia.

Kemenkes. (2015). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: JICA.

Kemenkes RI. (2014). Situasi Kesehatan Ibu. Mother's Day.Jakarta: Kemenkes RI. Hal. 1

Kesehatan, d. (2017). Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat , 15 dan 17.
Lia Dewi, Vivian Nanny. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.

Mandang, Jenni. Jelly Tombokan, Sandra Gerce.Tando, Naomy Marie. (2016). Asuhan Kebidanan
Kehamilan. Bogor: In Media.
179

Mandriwati, G. A., Ariani, N. W., Harini, R. T., Darmapatni, M. W., & Javani, S. (2018). Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Buku Kedokteran.

Manuaba, I. A. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Marmi, & Rahardjo, K. (2015). Asuhan Neonatus, Baayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Martenity, Dainty. Anjani, Arum Dwi. Evrianasari, Nita. (2018). Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, Balita & Anak Prasekolah. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Megasari, Miratu. Triana, Ani. Andriyani, Rika. dkk. (2015). Panduan Belajar Asuhan Kebidanan
1. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Mutmainnah, Annisa UI. Johan, Herni. Liyod, Stephanie Sorta. (2017). Asuhan Persalinan Normal
& Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: CV. Andi Affset.

Oktarina, Mika. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir Normal.
Yogyakarta: CV. Budi Utama.

WHO. (2018). World Health Statisstics 2018. Monitoring Health For The SDG'S , 62 - 63.

Pitriani, R.Andriyani, R. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (Askeb
III). Yogyakarta: CV Budi Utama.

Pritasari, Kirana. (2018). Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Peran Rumah Sakit Dalam
Menurunkan AKI dan AKB. Hal. 4,7,15.

Riaty, Z. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Padang: Universitas Baiturrahmah.

Rukiyah, AI Yeyeh., Yulianti, L., Maemunah, Susilawati, L. (2009). Asuhan Kebidanan 1


Kehamilan. DKI jakarta: CV trans Info Media.

Runjati.dkk. (2018). Kebidanan Teori dan Asuhan Vol.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sarli, D. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan . Padang : Sinar Ultima
Indah .

Shofa Ilmiah, Widia. (2015). Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.
180

J. S, Jenny. Sondakh. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga.

Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Sursilah, Diah. (2010). Asuhan Persalinan Normal Dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Yogyakarta: DEE PUBLISH.

Vionalisa. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Padang: Universitas Baiturrahmah.

Siwi Walyani, Elisaberth. Purwoastuti, E. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

Wildan, M., & Hidayat, A. A. (2009). Dokumentasi Kebidnan. Jakarta: Salemba Medika.

Yosefni, E., Yulia, S. Ester, M. (2018). Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta: Buku Kedokteran.
181

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI
Nama : Mesi Musfinda Wati
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 Tahun
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Alamat :
No telp/HP : 082280227032
Email : Mesi.musfindawati17@gmail.com

II. DATA ORANG TUA


Nama Orang Tua
Ayah : Mustadi
Ibu : Watnawati
Alamat : Ps. Baru Lubuk pinang, Kec. Lubuk pinang
Kab. Muko-muko, Bengkulu
No. Hp : 081274617797

III. RIWAYAT PENDIDIKAN


No PENDIDIKAN TAHUN LULUSAN
1 SDN 01 LUBUK PINANG 2010
2 MTS P.P DARUL „ULUM LUNANG 2013
3 MAN SALIDO 2016
182
183
184
185
186
187

DOKUMENTASI

1. IBU HAMIL TM III


NO KUNJUNGAN PERTAMA KUNJUNGAN II
1

3
188

2. IBU NIFAS
NO KUNJUNGAN I KUNJUNGAN II
1.

2.

3.
189

3. BAYI BARU LAHIR

No KUNJUNGAN I KUNJUNGAN II
1.

2.

3.
190

NO KUNJUNGAN III
1

Anda mungkin juga menyukai